SUBSIDI LINGKUNGAN: STUDI EKSPERIMEN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

SUBSIDI LINGKUNGAN: STUDI EKSPERIMEN

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Disusun Oleh:

ALAN RAY FARANDY
NIM. 12020112130081

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

i

PERSETUJUAN SKRIPSI


Nama Penyususnn

: Alan Ray Farandy

Nomor Induk Mahasiswa

: 12020112130081

Fakultas/Jurusan

: Ekonomika dan Bisnis/Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan

Judul Skripsi

: SUBSIDI LINGKUNGAN: STUDI
EKSPERIMEN

Dosen Pembimbing


: Prof. Dr. FX. Sugiyanto, S.E., M.S.

Semarang, 3 Oktober 2016

Dosen Pembimbing,

(Prof. Dr. FX. Sugiyanto, S.E., M.S.)
NIP. 195810081986031002

ii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI
Nama Penyusun

:

Alan Ray Farandy

Nomor Induk Mahasiswa


:

12020112130081

Fakultas / Jurusan

:

Ekonomika dan Bisnis/Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan

Judul Skripsi

:

SUBSIDI LINGKUNGAN: STUDI
EKSPERIMEN

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 27 September 2016

Tim Penguji
(…………………………………)

1. Prof. Dr. FX. Sugiyanto, S.E., M.S.

2. Dr. agr. Deden Dinar Iskandar, S.E., M.A. (…………………………………)

(…………………………………)

3. Firmansyah, S.E., M.Si., Ph.D.

Mengetahui
Wakil Dekan I,

(Anis Chariri, SE., M.Com., Ph.D., Akt.)
NIP. 19670809 199203 1001

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Alan Ray Farandy, menyatakan
bahwa skripsi dengan judul: Subsidi Lingkungan: Studi Eksperimen, adalah
hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain
yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat
atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis
lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat
bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin itu, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di
atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti
bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolaholah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh
universitas batal saya terima.

Semarang, 3 Oktober 2016
Yang membuat pernyataan,

(Alan Ray Farandy)
NIM: 12020112130081


iv

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi lainnya”
-Al-Musthofa Nabi Muhammad SAW“Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu”
-Andrea Hirata“Dream More Action More”
-Alan RF-

v

ABSTRACT
The negative environmental externalities is one of the problems to get
Pareto optimal. Government intervention through environmental regulation is one
way to correct for the market to achieve Pareto optimal. The Government through
the Ministry of Environment and Forests is mandated to issue government
regulations on Environmental Economic Instruments as mandated by Act
(Indonesia: Undang-undang) No. 32 of 2009 about the protection and management
of the environment. One environmental economic instrument is environmental
subsidy. Subsidy is given to the technologies which is environment-friendly. The
aim of this study was to discern decision-making behaviour of individual in

response to subsidy towards technology.
Experiment approach is used to test the behavior of individuals in decisionmaking. The object of experiment in this study were 25 students of the Faculty of
Economics and Business, Diponegoro University; which were chosen randomly.
Experiemntal Economics is employed using two treatments given. The treatments
were non-subsidies and subsidies treatment. Non-parametric Mann Whitney U test
is employed to detect the difference.
The result showed that there is no difference significantly in individual
investment behavior when choosing non-subsidies and subsidies treatment.
Individuals have tendency to think rationally to invest in technology that have a
highest Net Present Value or in this case the technology that is not subsidized. It
revealed that perception of individual to take risk and earning in the previous game
are affected by individual decision whether to take subsidy technology or not. To
conclude, environmental subsidy is less effective in reducing environmental
degradation.

Keywords: experiment, externalities, subsidies environment, subsidies technology

vi

ABSTRAK

Eksternalitas negatif lingkungan merupakan salah satu bentuk
permasalahan sehingga tidak tercapainya pareto optimal. Intervensi pemerintah
melalui regulasi lingkungan merupakan salah satu cara untuk mengoreksi pasar
hingga diharapkan mencapai pareto optimal. Pemerintah melalui Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan diamanatkan untuk menerbitkan peraturan
pemerintah mengenai Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup (IELH) sesuai
amanat UU No.32 tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Salah satu bentuk IELH adalah subsidi lingkungan, yaitu subsidi yang
diberikan pada teknologi ramah lingkunan. Sebelum kebijakan ini diterbitkan maka
penelitian ini bertujuan untuk melihat respon individu secara eksperimen.
Karya tulis ini menggunakan studi eksperimen untuk menguji perilaku
individu dalam pengambilan keputusan. Objek eksperimen pada penelitian ini
adalah 25 mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang diambil secara acak.
Dalam eksperimen ini terdapat dua percobaan yaitu percobaan non-subsidi dan
subsidi.
Hasil dari eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara
signifikan menurut tes non-parametrik Mann-Whitney U mengenai perilaku
investasi individu pada percobaan non-subsidi dan subsidi. Individu cenderung
berpikir rasional untuk menginvestasikan dengan teknologi yang memiliki Net
Present Value paling tinggi atau dalam kasus penelitian ini adalah bukan teknologi

bersubsidi. Variabel-variabel yang mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
mengadopsi teknologi bersubsidi atau tidak dalam penelitian ini adalah persepsi
seseorang terhadap risiko dan pendapatan sebelumnya yang berpengaruh secara
signifikan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah subsidi lingkungan diindikasi
kurang efektif dalam mengurangi degradasi lingkungan.
Kata kunci

: eksperimen, eksternalitas, subsidi lingkungan, subsidi teknologi

vii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin ‘alaa kulli haal, segala puji bagi Allah SWT
Sang pemilik langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya atas semua
limpahan yang telah diberikan kepada penulis. Tidak lupa salam dan shalawat
senantiasa penulis haturkan kepada uswatun hasanah kehidupan Sayyidina
Muhammad SAW, Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad dan semoga kita
mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat. Kepada-Nya penulis mengucapkan
banyak syukur atas ijin-Nya penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul
“Subsidi Lingkungan: Studi Eksperimen”.

Selain guna menempuh kelulusan program sarjana perguruan tinggi,
penulisan skripsi ini diniatkan penulis sebagai salah satu bentuk pemikiran
akademik agar pada akhirnya bermanfaat bagi khalayak. Semoga hasil penelitian
ini dapat melengkapi ribuan penelitian lain yang ada di dunia ini. Penulis sadar
bahwa hasil penelitian ini sama dengan menempatkan penelitian penulis di antara
penelitian-penelitian lain.
Topik mengenai ekonomi sumber daya lingkungan berawal dari ketertarikan
penulis pada teori desain mekanisme, teori yang mendesain agar tidak ada trade-off
antara efisiensi dan ekuitas. Sejak saat itu penulis mulai tertarik meneliti ekonomi
lingkungan dan memutuskan mengambil fokus pada subsidi lingkungan.
Penulisan skripsi ini tentu saja dalam perjalanannya tidak lepas dari peran
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, inspirasi, maupun hal
lainnya kepada penulis yang memiliki banyak keterbatasan. Oleh karena itu untuk
yang pertama dan sangat utama penulis berterima kasih kembali kepada Allah SWT
yang memberikan kekuatan-Nya sehingga penulis diijinkan menyelesaikan studi
ini, begitu juga kepada Rasulullah Sayyidina Muhammad SAW yang merupakan
inspirasi atau tokoh idola bagi penulis sehingga dapat mengamalkan banyak hal-hal
positif.
Berikutnya penulis berterima kasih kepada orang yang selalu ada dalam
kehidupan penulis dari lahir hingga sekarang, Bapak Zamroni dan Ibu Iskinawati

selaku orang tua penulis. Dedikasi mereka dalam mendidik penulis sangatlah berarti
hingga bisa menjadi sekarang ini. Begitu juga penulis dedikasikan karya ini kepada

viii

adik-adik penulis yang sangat penulis sayangi Ricky Fajar Adi Putra, Nabila Aulia
Nisa, dan adik paling kecil Muhammad Firdaus.
Terima kasih kepada Dr. Suharnomo, S.E., M.Si selaku Dekan FEB Undip
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di FEB
Undip serta telah memberikan dukungan dan banyak pelajaran baru selama penulis
menjadi asisten beliau.
Tidak lupa peran besar dari dosen pembimbing skripsi penulis yaitu Prof. Dr.
FX. Sugiyanto, S.E., MS. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beliau
atas bimbingan, dukungan, penjelasan, dan banyak hal lainnya atas penyusunan
skripsi ini. Terima kasih telah sabar dalam membimbing penulis hingga
menyelesaikan studi.
Keseluruhan proses penyelesaian skripsi ini sebenarnya merupakan proses
panjang yang melibatkan dosen-dosen FEB Undip khususnya dosen Ilmu Ekonomi
dan Studi Pembangunan yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.
Terima kasih kepada Pak Deden yang telah memberikan penjelasan mengenai
eksperimental ekonomi. Terima kasih juga kepada dosen wali Dr. Hadi Sasana S.E.,
M.Si atas perwaliannya selama ini. Tidak lupa terima kasih kepada seluruh staff
FEB Undip.
Terima kasih kepada teman-teman yang mendukung dan memberikan
pengalaman berharga kepada penulis selama empat tahun lebih ini. Terima kasih
kepada grup Pria Sholeh: Husain, Saka, Arba, Risang, Mursyid, Salman, Sigit, dan
Yugo yang telah banyak memberikan banyak pelajaran moral, salah satunya adalah
arti mengenai persahabatan. Terima kasih juga kepada seluruh mahasiswa IESP
angkatan 2012.
Penulis berterima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang
lewat kepemimpinan beliau telah menjalankan program beasiswa Bidik Misi yang
diikuti oleh penulis sehingga dapat belajar hingga pendidikan tinggi. Terima kasih
Bidik Misi.
Bagi teman-teman yang telah bersedia merelakan waktunya untuk mengikuti
eksperimen penelitian subsidi lingkungan ini, peneliti mengucapkan banyak terima
kasih. Maaf tidak bisa menyebutkan satu per satu. Terima kasih juga kepada banyak

ix

sahabat-sahabat saya, You are family that I choose. Nita, Yusuf, Sofy, Asih, Shelby,
Fitri, Anih, Intan, Mayla, Salis, Mazroatul, teman-teman LPM Edents, Kamadiksi
Undip, Bidik Misi Undip 2012, teman-teman di Dershane, teman-teman majelis
Fikri, Supriono, Gani. You make my life colorful.
Penulis membuka diri untuk saran dan kritik atas skripsi ini yang tentunya
masih jauh dari kata kesempurnaan. Sungguh saran dan kritik yang membangun
sangat berguna bagi kemajuan setiap insan.

Semarang, 3 Oktober 2016
Penulis

Alan Ray Farandy

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1.

Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2.

Rumusan Masalah .................................................................................. 10

1.3.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 10

1.4.

Sistematika Penulisan ............................................................................. 11

BAB II TELAAH PUSTAKA .............................................................................. 13
2.1

Kegagalan Pasar ..................................................................................... 13

2.2

Eksternalitas ........................................................................................... 14

2.3
Sektor Publik dalam Menyelesaikan Eksternalitas (Environmental
Regulation) ........................................................................................................ 17
2.4

Pengambilan keputusan Investasi ........................................................... 22

2.5

Preferensi Risiko .................................................................................... 24

2.6

Respon Rasional Agen dan Prakondisi Permainan ................................ 26

2.7

Model Teori Permainan ........................................................................ 27

2.8

Penelitian Terdahulu ............................................................................... 33

2.9

Kerangka Berpikir .................................................................................. 34

BAB III METODOLOGI ...................................................................................... 36
3.1

Eksperimental Ekonomi ......................................................................... 36

3.2

Desain dan Prosedur Eksperimen ........................................................... 40

3.1.1. Keputusan Investasi ............................................................................. 48
3.1.2 Preferensi Risiko ................................................................................... 48
xi

3.1.3 Variabel Dummy Permainan ................................................................ 49
3.1.4 Pendapatan Individu ............................................................................. 49
3.4 Metode Analisis ........................................................................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 53
4.1 Hasil............................................................................................................. 53
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 59
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 64
5.2 Keterbatasan ................................................................................................ 64
5.3 Saran ............................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN .......................................................................................................... 70

xii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Biaya Investasi dan Benefit per Periode .................................... 44
Tabel 3.2 Daftar Biaya Investasi, Benefit per Periode, dan Subsidi ..................... 47
Tabel 3.3 Probabilitas dalam Model Logit ........................................................... 50
Tabel 4.1 Gambaran Eksperimen .......................................................................... 53
Tabel 4.2 Rata-Rata Penghematan per Periode ..................................................... 54
Tabel 4.3 Rata-rata Adoption Speed per Periode .................................................. 56
Tabel 4.4 Tabel Hasil Estimasi Model Logit ........................................................ 60

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tipe-tipe Eksternalitas....................................................................... 17
Gambar 2.2 Subsidi Pigouvian.............................................................................. 22
Gambar 2.3 Expected Net Present Value Non-subsidi.......................................... 29
Gambar 2.4 Expected Net Present Value Percobaan Subsidi ............................... 31
Gambar 3.1 Hubungan antara Benefit (E) dan Biaya Investasi (I) ....................... 43
Gambar 4.1 Periode Pengambilan Investasi Pertama Kali.................................... 57
Gambar 4.2 Teknologi yang Diinvestasikan Pertama Kali pada Percobaan Nonsubsidi dan Subsidi................................................................................................ 58

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Uji Non-parametrik Mann-Whitney U ............................................. 71
Lampiran B Deskriptif Statistik ............................................................................ 71
Lampiran C Hasil Estimasi Model Logit .............................................................. 72
Lampiran D Instruksi Eksperimen Non-Subsidi ................................................... 73
Lampiran E Instruksi Eksperimen Subsidi ............................................................ 77
Lampiran F Tabel Hubungan A, Q, serta Pofit ..................................................... 79
Lampiran G Tabel Perhitungan Eksperimen ......................................................... 79
Lampiran H Kuesioner Preferensi Risiko ............................................................. 80

xv

DAFTAR ISTILAH
Polluter

: Seseorang yang melakukan aktivitas dan menghasilkan
polusi.

Spillover

: eksternalitas dari aktivitas ekonomi yang berdampak pada
pihak yang terlibat di dalamnya.

Trade-off

: situasi dimana seseorang harus membuat keputusan
terhadap dua hal atau lebih, mengorbankan atau
kehilangan suatu aspek dengan alasan tertentu untuk
memperoleh aspek lain dengan kualitas uang berbeda
sebagai pilihan yang diambil.

Marginal benefit

: tingkat kepuasan seseorang terhadap sesuatu yang
dilakukan.

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ekonomi kesejahteraan adalah cabang dari ilmu ekonomi yang fokus pada
apa yang seharusnya diproduksi, bagaimana memproduksinya, untuk siapa, dan
siapa yang membuat keputusan-keputusan tersebut. Pada dasarnya berkaitan
dengan upaya memaksimumkan kesejahteraan individu dan masyarakat melalui
alokasi sumber daya secara optimal. Para ekonom merangkum sebuah kriteria yang
disebut

pareto

mensejahterakan

efisiensi

untuk

masyarakat

mengevaluasi

tersebut.

Seseorang

alternatif-alternatif
tidak

bisa

untuk

menambah

kepuasaannya melalui penggunaan alokasi sumber daya dalam mencapai utilitas
tertentu tanpa mengurangi utilitas orang lain atau yang disebut pareto efficient atau
pareto optimal, dan hal itulah yang disebut efisien oleh para ekonom (Stiglitz,
1999).
Studi mengenai ekonomi kesejahteraan telah dibahas oleh beberapa
ekonom, diantaranya adalah Samuelson dan Arrow (dikutip oleh Sandmo, 1995).
Mereka mengemukakan two equivalence theorems tentang pareto optimum dan
competitive equilibria. Teori tersebut menjelaskan bahwa ekuilibrium yang

kompetitif adalah di mana kondisi harga sama dengan biaya marginal akan
menghasilkan alokasi yang pareto optimal, namun kenyataan yang terjadi adalah
alokasi sumber daya tidak dapat memaksimumkan social welfare atau disebut

1

2

inequity resources allocation. Hal tersebut membuat adanya trade off antara

efisiensi dan pemerataan (efficiency-equity trade off).
Okun (1975) menjelaskan lebih lanjut mengenai efficiency-equity trade off
dalam tulisannya Equality or Efficiency: The Big Trade-Off, bahwa pemerataan
dapat dicapai namun konsekuensinya adalah menurunnya efisiensi. Dalam teori
ekonomi kesejahteraan dijelaskan terdapat First fundamental theorem of welfare
economic, sebuah penjelasan ekuilibrium yang kompetitif dapat mencapai pareto

optimum dalam pasar yang sempurna. Namun kenyataannya, terjadi kegagalan
pasar (market failure), sehingga lahirlah second fundamental theorem of welfare
economic yang menyatakan bahwa dalam konteks terjadi kegagalan pasar,

ekuilibrium yang kompetitif dan pareto optimal dapat dicapai melalui lumpsum
transfer . Hal inilah yang kemudian menjadi dasar intervensi pemerintah untuk

mengatasi trade-off antara efisiensi dan pemerataan melalui kebijakan redistribusi
dalam bentuk pajak, subsidi, dan pengeluaran publik pemerintah.
Salah satu penyebab kegagalan pasar adalah adanya eksternalitas. Hindrik
dan Gareth (2004) menjelaskan bahwa eksternalitas menggambarkan hubungan
agen-agen ekonomi yang tidak diakomodasi oleh mekanisme pasar di
perekonomian. Secara singkat eksternalitas merupakan suatu kegiatan ekonomi
yang tidak masuk dalam perhitungan sistem harga. Oleh karena itu proses
keseimbangan pasar tidak dapat diaplikasikan. Kegagalan pasar tersebut dapat
menimbulkan sebuah kegiatan pemerintah untuk mengoreksi pasar, Stiglitz (1999)
menjelaskannya sebagai rationale to government activity.

3

Salah satu aktivitas pemerintah dalam mengoreksi pasar adalah
menggunakan kebijakan intervensi mengenai eksternalitas yaitu regulasi
lingkungan. Sasaran utama dari regulasi lingkungan tersebut adalah untuk
mencegah atau mengurangi degradasi dari lingkungan dan efek berbahaya yang
bisa berakibat pada kesehatan manusia dan mahkluk hidup lainnya. Ketika
masyarakat tidak sadar mengenai kepemilikan lingkungan, maka dengan seenaknya
sendiri masyarakat akan membuang limbah atau polusi. Masyarakat tidak sadar
seberapa besar manfaat lingkungan yang bersih, dan akan sadar ketika telah terjadi
perubahan seperti perubahan iklim. Dalam berpolusi masyarakat tidak akan
mendapati dampak yang signifikan bagi dirinya, namun dampak akan trerjadi pada
masyarakat lainnya. Maka dari itu perlu adanya peran pemerintah yang dapat
mengintervensi melalui regulasi lingkungan agar lingkungan tetap lestari (Moosa,
2014).
Terdapat dua pendekatan bagi pemerintah dalam mengurangi degradasi
lingkungan, yang pertama adalah pendekatan langsung atau command and control,
dan yang kedua adalah pendekatan pasar. Pendekatan command-and-control
berkenaan regulasi langsung yang menggunakan aturan-aturan atau standar-standar
untuk mengontrol polusi yang dikeluarkan oleh agen ekonomi. Dalam
kenyataannya, standar-standar yang mengharuskan agen ekonomi mematuhi
tingkat polusi maksimum yang dapat dikeluarkan kurang dapat diimplementasikan.
Hal tersebut kurang fleksibel bagi agen ekonomi untuk menentukan bagaimana
mereka patuh terhadap regulasi yang berlaku tersebut terkait berapa barang atau

4

jasa yang akan mereka produksi dan bagaimana caranya dalam rangka mematuhi
batas larangan berpolusi (Callan dan Janet, 2007).
Sementara itu menurut Hahn dan Stavin (1992) apabila pendekatan
command-and-control mengalami sebuah batasan bagi polluter karena kurang

fleksibel dalam mencapai tujuan lingkungan, maka pendekatan pasar menyediakan
suatu pilihan dalam pencapaian lingkungan menggunakan insentif yang lebih
efektif. Pendekatan pasar menyediakan fleksibilitas pada polluter pada umumnya
perusahaan untuk menentukan tingkat tujuan lingkungan yang ingin dicapai sesuai
kemampuan mereka, dengan intervensi insentif ekonomi yang mereka dapatkan.
Pendekatan pasar merupakan pendekatan berbasis pada insentif yang berarti
mendorong adanya strategi pengurangan polusi yang akan terdapat konsekuensi
intervensi insentif, bukannya memaksa polluter untuk mengikuti aturan yang
spesifik. Banyak instrumen kebijakan untuk mencapai hal tersebut, contohnya
adalah biaya yang dikenakan pada perusahaan yang mengeluarkan polusi atau pajak
yang dibebankan pada polusi. Instrumen-instrumen tersebut diharapkan dapat
membawa pada pasar yang alami dengan memaksa polluter mengoptimalkan
keputusannya dan akan menguntungkan lingkungan (Callan dan Janet, 2007).
Pendekatan pasar akan membuat perusahaan-perusahaan privat membuat
alternatif-alternatif strategi kebijakan dalam berproduksi. Contohnya adalah ketika
perusahaan dikenakan pajak lingkungan untuk setiap polusi yang dikeluarkan,
maka perusahaan akan mempertimbangkan berapa beban yang dikenakan untuk

5

setiap polusi yang dikeluarkan. Hal tersebut disebut juga dengan polluters-pays
principle.

Pemerintah Indonesia pada saat ini belum membuat kebijakan yang
berdasarkan pendekatan pasar. Regulasi lingkungan di Indonesia saat ini diatur oleh
Undang-undang no. 32 tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Pemerintah telah menetapkan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) mulai dari tingkat nasional, provinsi,
hingga kota atau kabupaten yang diintegrasikan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
RPPLH diadakan dengan maksud penggunaan sumber daya alam dilaksanakan
berdasar pada daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Adapun daya
tampung lingkungan hidup harus memperhatikan, (1) keberlanjutan proses dan
fungsi lingkungan hidup, (2) Keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup, dan (3)
Keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam RPPLH tersurat mengenai pengendalian pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi pencegahan, penanggulangan, dan
pemulihan. Dalam pencegahan pencemaran lingkungan hidup pemerintah telah
menetapkan tiga belas instrumen yang salah satu diantaranya adalah instrumen
ekonomi lingkungan hidup. Instrumen ekonomi lingkungan hidup yang dimaksud
adalah meliputi perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi, pendanaan
lingkungan hidup, dan insentif maupun disinsentif.

6

Kebijakan pemerintah dalam instrumen ekonomi lingkungan yang mengacu
pada insentif maupun disinsentif merupakan kebijakan melalui pendekatan pasar
atau market approach. Kebijakan penanggulangan pencemaran lingkungan dengan
menggunakan pendekatan pasar telah banyak dilakukan di negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Belanda, dan negara maju lainnya. Salah satu keuntungan
dengan menggunakan pendekatan pasar dalam mengurangi eksternalitas adalah
menyediakan bagi polluter

suatu pilihan dalam pencapaian lingkungan

menggunakan insentif yang lebih efektif, dalam kata lain lebih fleksibel guna
mencapai keseimbangan.
Pada perundangan-perundangan telah diatur mengenai regulasi lingkungan
menggunakan pendekatan pasar, namun kenyataannya pemerintah belum
menerapkan kebijakan tersebut. Dalam UU No. 32 tahun 2009, pengendalian
pencemaran lingkungan hidup mengenai instrumen ekonomi lingkungan hidup
diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah yang hingga kini belum terbit.
Menurut rilis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, peraturan
pemerintah tersebut masih dalam tahap pembahasan rancangan dan pada Januari
2015 lalu berada pada tahap konsultasi publik.
Beberapa hal yang dibahas dalam rancangan peraturan pemerintah
mengenai instrumen ekonomi lingkungan hidup adalah mengenai penerapan pajak,
retribusi, dan subsidi di bidang lingkungan. Hal tersebut menarik untuk dibahas
dalam penelitian ini karena pemerintah akan mulai menggunakan pendekatan pasar
dalam mengurangi eksternalitas negatif lingkungan. Secara teori jauh sebelumnya
Coase dan Pigou telah membentuk suatu penyelesaian mengenai eksternalitas,

7

keduanya juga menggunakan pendekatan pasar. Coase lebih menekankan kepada
hak kepemilikan sedangkan Pigou lebih memilih menarik pajak yang dikenal
dengan pajak pigouvian.
Pada pendekatan Coase dalam kasus negoisasi Coasean, peran dari hasil
probabilistik dan harapan di antara pemain adalah hal yang penting dalam
mempengaruhi strategi dan potensi kerjasama para pemain. Seperti yang
ditunjukkan oleh Cooter (1982), strategi yang dipilih oleh masing-masing pemain
tergantung pada penilaiannya pada probabilitas subjektif dari berbagai kejadian dan
hasil yang memiliki hubungan yang sesuai secara relatif terhadap strategi lawannya.
Jadi beberapa spesifikasi sebuah prioritas dari mekanisme untuk membentuk
harapan adalah bagian yang relevan dari permainan tawar-menawar dalam proses
negosiasi Coasean.
Pada dekade terakhir, perkembangan teori mengenai regulasi lingkungan
khususnya pendekatan pasar juga telah dikembangkan. Tepatnya pada tahun 2007,
Leonid Hurwicz, Eric Maskin, dan Roger Myerson memenangkan nobel di bidang
ekonomi dengan mengangkat teori desain mekanisme. Menurut Mehaffy (2007)
teori desain mekanisme dapat mengkoreksi eksternalitas yang ada, mengkalibrasi
proses ekonomi yang ada untuk disesuaikan. Desain mekanisme dapat berupa
kombinasi pajak, kredit, maupun peraturan perundangan yang pada akhirnya
mengubah ekuilibrium dinamik pada pasar. Pada studi ini akan fokus membahas
mengenai subsidi lingkungan.

8

Teori desain mekanisme adalah sebuah bentuk dari teori permainan yang
lebih dulu dikenal, yang merupakan pemaparan kemungkinan-kemungkinan dari
hasil sebuah kebijakan yang dikeluarkan. Desain mekanisme menjawab efek dari
sebuah permainan, jadi pengambil kebijakan dapat mengubah peraturan permainan
sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan (Mehaffy, 2007).
Analoginya adalah terdapat seorang ibu yang memberikan sebuah kue
kepada kedua anaknya tanpa membaginya, ibu tersebut membiarkan kedua anak
tersebut untuk membaginya secara mandiri. Apabila asumsinya kedua anak tersebut
menginginkan utilitas paling besar maka anak yang mendapatkan bagian untuk
memotong kue akan memotong bagian yang lebih besar dan langsung mengambil
untuk dirinya. Guna menghindari disparitas yang ada, maka ibu tersebut akan
melakukan intervensi bagaimana cara memotong kue yang adil. Aksi dari ibu
tersebut adalah merupakan analogi dari peraturan pemerintah menggunakan
pendekatan top-down. Ibu tersebut membuat aturan bahwa salah seorang anak boleh
memotong kue namun yang mengambil kue bagian kue pertama adalah anak yang
lain. Berasal dari desain mekanisme yang dibuat oleh analogi seorang ibu di atas
maka dalam kegiatan ekonomi pemerintah dapat memberlakukan kebijakan yang
pada akhirnya menghasilkan sebuah efisiensi dan keadilan.
Subsidi lingkungan yang merupakan bagian dari instrumen ekonomi
lingkungan merupakan studi yang menarik untuk dibahas dalam penelitian ini
meski belum diterapkan oleh pemerintah. Hal tersebut dikarenakan dapat menjadi
rekomendasi kebijakan bagi pemerintah sebelum mengesahkannya menjadi

9

peraturan pemerintah. Sesuatu yang belum pernah dilakukan dapat dibahas dengan
beberapa pendekatan, salah satunya menggunakan pendekatan eksperimental.
Adapun desain mekanisme yang dirancang dalam penelitian ini dengan
memberikan insentif subsidi lingkungan yang disebut juga Abatement Equipment
Subsidies. Subsidi tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya teknologi yang

digunakan untuk mengurangi polusi. Subsidi merupakan “Pajak Negatif” yang
mempunyai mekanisme insentif yang sama dengan pola polution charges, yang
membedakan adalah sistem subsidi memberikan sebuah hadiah yang menarik bagi
yang

tidak

berpolusi.

Pada

prakteknya

abtement

equipment

subsidies

diimplementasikan melalui subsidi, hibah, pinjaman dengan bunga rendah,
invesment tax credits, dan semua bentuk lain yang memberikan pemolusi insentif

agar berinvestasi pada teknologi yang dapat mengurangi polusi.
Menurut perspektif teori, subsidi berusaha menginternalisasi eksternalitas
positif berupa penggunaan teknologi ramah lingkungan. Seandainya subsidi
diberikan untuk penggunaan teknologi tertentu efeknya akan mendorong
permintaan penggunaan teknologi tersebut dengan harga efektif yang lebih rendah
karena adanya intervensi. Dalam mencapai sebuah ekuilibrium efisiensi maka
subsidi akan ditentukan sebesar Marginal External Benefit (MEB) dari konsumsi
penggunaan teknologi tersebut pada posisi output yang efisien. Hal semacam ini
sama dengan analogi Pigouvian Tax, maka subsidi ini dikenal juga dengan
Pigouvian Subsidy.

10

1.2.Rumusan Masalah
Salah satu kebijakan intervensi dari pemerintah mengenai eksternalitas
adalah regulasi lingkungan. Sasaran utama dari regulasi lingkungan tersebut
adalah untuk mencegah atau mengurangi degradasi dari lingkungan dan efek
berbahaya yang bisa berakibat pada kesehatan manusia dan mahkluk hidup
lainnya (Moosa, 2014).
Menurut Hahn dan Stavin (1992) pendekatan pasar menyediakan suatu
pilihan bagi perusahaan dalam pencapaian lingkungan menggunakan insentif
yang efektif. Pendekatan pasar menyediakan fleksibilitas pada perusahaan untuk
menentukan tingkat tujuan lingkungan yang ingin dicapai sesuai kemampuan
mereka, dengan intervensi insentif ekonomi yang mereka dapatkan. Indonesia
belum memiliki regulasi mengatasi eksternalitas negatif lingkungan dengan
pendekatan pasar, pemerintah sedang merancang peraturan pemerintah
mengenai hal tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan
penelitian yang dapat diajukan adalah bagaimana respon dari pihak privat
apabila terdapat kebijakan subsidi lingkungan yang dikenakan pada teknologi
ramah lingkungan?
1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana respon pihak privat
apabila terdapat kebijakan subsidi lingkungan yang dikenakan pada teknologi
ramah lingkungan.

11

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah bagi pemerintah dapat menjadi
sebuah saran rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan guna merumuskan
kebijakan pengurangan degradasi lingkungan. Bagi akademik, penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan regulasi lingkungan. Bagi peneliti diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan serta dapat membantu dalam perkembangan penelitian mengenai
eksternalitas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitianpenelitian lain sejenis.
1.4.Sistematika Penulisan
Sistematika dan struktur penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab,
dengan susunan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan diuraikan tentang latar belakang masalah
mengapa topik penelitian ini diambil, kemudia diformulasikan dalam rumusan
masalah, serta terdapat pembahasan mengenai tujuan dan kegunaan penelitian.
BAB II: TELAAH PUSTAKA
Pada bab kedua akan diuraikan landasan teoritis menjelaskan teori-teori
yang mendukung perumusan hipotesis, yang didukung dengan penelitian
terdahulu. Serta terdapat teori permainan mengenai eksperimen yang
dilakukan.

12

BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab ketiga dijelaskan mengenai metode eksperimen dan bagaimana
desain dan prosedur dari eksperimen yang dilakukan dalam peneliti ini.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab keempat diuraikan tentang hasil eksperimen. Analisis data
dilakukan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca
dan diinterpretasikan. Setelah data dianalisis, dalam pembahasan dijelaskan
implikasi dari hasil analisis data dan intepretasi yang dibuat dalam penelitian.
BAB V: PENUTUP
Bab lima merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan, saran, serta
keterbatasan penelitian. Kesimpulan merupakan penyajian secara singkat apa
yang telah diperoleh dari pembahasan. Saran merupakan masukan bagi
penelitian mendatang. Saran-saran yang diajukan untuk perbaikan penelitian
berikutnya berdasarkan apa yang telah dihasilkan peneliti. Keterbatasan
penelitian merupakan apa saja kekurangan dari penelitian sehingga tidak
menghasilkan penelitian yang optimal.