Upaya Mempertahankan Tradisi Nyadran Di Tengah Arus Modernisasi (Studi Diskriptif Kualitatif Di Kampung Krenen, Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) | Arifin | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8635 18231 1 SM

1

Upaya Mempertahankan Tradisi Nyadran Di Tengah Arus Modernisasi
(Studi Diskriptif Kualitatif Di Kampung Krenen, Kelurahan Kriwen,
Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)
Muhammad Arifin, Siany Indria L, Atik Catur Budiati
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakatra
Arifin.4711@gmail.com
ABSTRACT

This research was conducted in order to determine the efforts of the society
in maintaining nyadran tradition in the midst of modernization in Krenen Village,
Kriwen, Sukoharjo District, Sukoharjo Regency. This research used a form of
qualitative descriptive approach with case study single fixed. Sources of data
obtained from respondent and documentation. The sampling technique was taken
by purposive sampling. The collecting data used interviews and documentation. To
search the data validity used triangulation sources and triangulation methods. Data
were analyzed used an interactive analysis model. Considering the result of
research, it could be concluded that the nyadran tradition in Krenen Village created
from the thoughts of the ancestors who viewed habits of people in Krenen Village

which almost every day doing grave pilgrimage. From here they made a mutual
agreement that the grave pilgrimage carried out jointly with the aim of bringing
together residents of Krenen Village. To that end this nyadran tradition should be
maintained as a means of binding solidarity that has been formed. The conclusions
of this research was an effort which were done by people in Krenen Village in
maintaining of the nyadran tradition are: (1) Institutions Families can get children
from an early age to follow the nyadran tradition. (2) Social community institutions
involving the younger generation in the nyadran traditions and provide training in
conducting nyadran tradition, as well as the necessary documentation that can be
used as lesson and develop the existing tradition. (3) Government agencies and
traditional leaders can work together to provide an understanding nyadran
tradition to the public to foster belief in the importance of nyadran tradition has
been done.
Keywords: nyadran, modernization, tradition.

2

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui upaya yang
dilakukan masyarakat dalam mempertahankan tradisi nyadran di tengah arus

modernisasi di Kampung Krenen, Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo,
Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan bentuk pendekatan deskriptif
kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus tunggal terpancang. Sumber data
diperoleh dari narasumber dan dokumentasi. Teknik Sampling diambil dengan
teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara
dan dokumentasi. Untuk mencari validitas data menggunakan trianggulasi sumber
dan trianggulasi metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis
interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tradisi nyadran di
Kampung Krenen tercipta dari pemikiran para leluhur yang melihat kebiasaan
masyarakat Kampung Krenen yang hampir setiap hari melakukan ziarah kubur.
Dari sini mereka membuat kesepakatan bersama bahwa ziarah kubur dilakukan
secara bersama-sama dengan tujuan untuk menyatukan warga masyarakat
Kampung Krenen. Untuk itu tradisi nyadran ini perlu dipertahankan sebagai sarana
pengikat solidaritas masyarakat yang telah terbentuk. Simpulan penelitian ini
adalah upaya yang dilakukan masyarakat Kampung Krenen dalam
mempertahankan tradisi nyadran antara lain: (1) Lembaga Keluarga dapat
membiasakan anak sejak dini mengikuti tradisi nyadran. (2) Lembaga masyarakat
melibatkan generasi muda dalam tradisi nyadran dan memberikan pelatihanpelatihan dalam melakukan tradisi nyadran, serta perlu pendokumentasian yang
dapat dijadikan pelajaran dan mengembangkan tradisi yang ada. (3) Lembaga
pemerintah dan tokoh adat dapat bekerja sama memberikan pemahaman tradisi

nyadran kepada masyarakat untuk menumbuhkan kepercayaan akan pentingnya
tradisi nyadran yang selama ini dilakukan.
Kata kunci : nyadran, modernisasi, tradisi.

PENDAHULUAN

tidak lepas dari ajaran Hindu-Budha

Latar Belakang Masalah

yang banyak berkembang pada zaman

Masyarakat

Jawa

sangat

identik


dahulu

dan

bertahan

samapai

dengan berbagai macam upacara

sekarang. Salah satu tradisi yang

selamatan. Baik upacara selamatan

sampai saat ini dipertahankan oleh

dalam pernikahan, kelahiran bayi,

masyarakat


bahkan sampai upacara selamatan

nyadran. Tradisi nyadran merupakan

bagi seseorang yang telah meninggal

sebuah tradisi selamatan peninggalan

dunia. Berbagai tradisi selamatan ini

agama

Jawa

hindu

dan

adalah


budha

tradisi

yang

3

diakulturasikan
Islam

oleh

dengan

Wali

menyebarkan

nilai-nilai


Sanga

agama

untuk

Islam

di

masyarakat Jawa.
Tradisi

Jawa, tetapi beberapa tahun terakhir
pelaksanaan

tradisi

Kampung


Krenen,

Kelurahan

Kecamatan

Sukoharjo,

Kriwen,

di

yang

dilaksanakan tidak sesuai dengan

besar

waktu yang ditentukan. Biasanya


masyarakat Jawa sudah menjadi

dilakukan pada hari libur melihat

bagian penting dalam kehidupan bagi

situasi

masyarakat Jawa begitu juga pada

pelaksanaan tradisi nyadran lebih

masyarakat di Kampung Krenen.

cepat dan terkadang lebih lambat dari

Tradisi nyadran yang dilakukan di

waktu yang telah ditetntukan. Dalam


Kampung Krenen dilaksanakan setiap

pelaksanaan ada beberapa tata cara

tahun sekali, yaitu pada bulan ruwah

yang dilakukan oleh masyarakat yang

dalam

untuk

terbagi menjadi tiga bagian yaitu

menyambut datangnya bulan puasa.

acara pembuka, acara inti, dan acara

Kepercayaan terhadap tradisi nyadran


penutupan. (Riyanto/L/15 Desember

pada zaman sekarang ini difokuskan

2015).

dilakukan

nyadran

nyadran

oleh

kalender

sebagian

Jawa

kedalam bentuk syukur kepada Allah

dan

Sebagai

kondisi

terkadang

acara

pembuka

SWT. Masyarakat Jawa percaya

sebelum

dengan dilakukannya tradisi nyadran

nyadran warga masyarakat bergotong

dapat

atau

royong untuk membersihkan makam

keluarga yang sudah meninggal untuk

anggota keluarga. Kemudian satu hari

mendapatkan

sebelum hari pelaksanaan tradisi

membantu

kerabat

ketenangan

dialam

kubur.

dilaksanakannya

tradisi

nyadran anggota keluarga melakukan
Seiring perkembangan zaman

ritual nyekar (tabur bunga). Di acara

dan arus modernisasi yang cepat

inti warga masyarakat berbondong-

tradisi nyadran di Kampung Krenen

bondong

banyak mengalami perubahan. Salah

dengan membawa sesaji. Sesaji ada

satunya dari segi waktu pelaksanaan,

beberapa jenis antara lain, ayam

dahulu dilakukan pada tanggal 25

ingkung,

pada bulan ruwah dalam kalender

tembakau, dan makanan-makanan

mengunjungi

nasi

tumpeng,

makam

pisang,

4

lainya.

Sesaji

ini

mempunyai

merupakan sebuah simbol tertentu

banyak

memberikan

pelajaran-

pelajaran bagi kehidupan masyarakat.

yang dikemas dalam sesaji. Simbol-

Bertitik

tolak

dari

latar

simbol ini memiliki makan dan

belakang dan permasalahan di atas

nasehat

penulis tertarik melakukan penelitian

tertentu

masyarakat.

Dan

untuk

warga

sebagai

acara

tentang

usaha

mempertahankan

penutup dilakukan kenduri disalah

tradisi nyadran ditengah-tengah arus

satu rumah warga. Dalam acara

modernisasi

kenduri para warga berdatangan

dengan

dengan membawa nasi tumpeng yang

Mempertahankan Tradisi Nyadran Di

dilengkap dengan lauk pauk dan

Tengah Arus Modernisasi (Studi

dikumpulkan untuk didoakan oleh

Diskriptif Kualitatif Di Kampung

sesepuh sebagai ungkapan syukur

Krenen,

yang telah diberikan kepada yang

Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten

maha kuasa. Nasi tumpeng yang telah

Sukoharjo).

didoakan kemudian di bagi satu sama

Tujuan Penelitian

lain.

judul

sangat

penelitian

Kelurahan

cepat
Upaya

Kriwen,

Bertitik tolak pada rumusan
Tradisi nyadran yang telah

lama

yang

berkembang

di

masalah di atas, maka maksud dan

dalam

tujuan penelitian ini adalah untuk

masyarakat Jawa mulai mengalami

mendeskripsikan upaya masyarakat di

perubahan sebagai akibat modernisasi

Kampung

yang masuk dalam dalam kehidupan

Kriwen,

masyarakat.

Kabupaten

Perubahan-perubahan

Krenen,

Kelurahan

Kecamatan

Sukoharjo,

Sukoharjo

dalam

yang terjadi pada tradisi nyadran lama

mempertahankan tradisi nyadran.

kelamaan

Kajian Pustaka

akan

mengikis

keberadaannya dan lama kelamaan

Tradisi

tradisi nyadran akan ditinggalkan.

Kebudayaan

Nyadran

Sebagai

Untuk itu perlu dilakukan suatu usaha

Tradisi berasal dari kata latin

agar keberadaan tradisi nyadran tetap

traditio yang berkata dasar trodere,

ada sebagai kearifan lokal yang

yang mempunyai arti menyerahkan,
meneruskan turun menurun (P.M

5

Laksono,

2009:9).

yang

beraneka ragam.

suatu

masyarakat Jawa yang sampai saat ini

kehidupan masyarakat dapat lahir

masih memegang teguh tradisi yang

melalui dua cara. Cara yang pertama

telah ditinggalkan oleh nenek moyang

muncul

mereka.

berkembang

di

dari

mekanisme

Tradisi
dalam

bawah

melalui

kemunculan

secara

Baik

kematian,

Seperti

tradisi

dan

pada

kelahiran,

tradisi-tradisi

spontan dan tak diharapkan serta

selamatan lainnya. Salah satu tradisi

melibatkan rakyat banyak. Cara yang

yang dipegang oleh masyarakat Jawa

ke dua muncul dari atas melalui

saat ini adalah tradisi nyadran.

mekanisme

paksaan.

(Piotr

Sztompka, 2008: 71-72).
Tradisi

yang

Tradisi

Nyadran

adalah

upacara selamatan di Jawa untuk
berkembang

menghormati arwah leluhur yang

dimasyarakat

mempunyai

fungsi

telah

antara

(a)

adalah

dilaksanakan rutin setahun sekali

kebijakan turun temurun. Tempatnya

menjelang bulan ramadhan tepatnya

dikesadaran, keyakinan, norma, dan

pada bulan Ruwah atau Sya’ban

nilai yang kita anut kini serta di dalam

(Imam

benda diciptakan di masa lalu. (b)

Menurut

Memberikan legitimasi pandangan

yang dikutip oleh Gatut Saksono

hidup, keyakinan, pranata dan aturan

dalam bukunya yang berjudul faham

yang sudah ada. (c) Menyediakan

keselamatan dalam budaya Jawa,

simbol

yang

nyadran disebut juga dengan slametan

meyakinkan memperkuat loyalitas

atau memberi sesaji ditempat yang

primordial

angker atau keramat, bisa juga berarti

lain:

identitas

Tradisi

kolektif

terhadap

bangsa,

komunitas

dan

Membantu

menyediakan

Budi

dunia

Santoso,

yang

2012:53).

Poerwadarminta

(1939)

(d)

selamatan (selametan) di bulan ruwah

tempat

untuk menghormati para leluhur

pelarian dari keluhan, ketidakpuasan,

(biasanya dimakam atau tempat yang

dan kekecewaan kehidupan modern.

keramat, sekaligus membersihkan

(Piotr Sztomka, 2008: 74-76).

dan mengirim bunga (gatut saksono,

Tradisi

kelompok.

meninggal

yang

berkembang

didalam suatu masyarakat sangat

2012: 84). Masyarakat Jawa memiliki
anggapan

bahwa

makam

nenek

6

moyang

adalah

tempat

untuk

leluhur yang telah tiada dengan

melakukan kontak dengan leluhurnya

mendoakan

(Koentjaraningrat, 1994:338-342).

ketenangan dialamnya. Selanjutnya

agar

memperoleh

Dari penjabaran diatas dapat

dalam tradisi nyadran mengajarkan

disimpulkan bahwa tradisi nyadran

kita untuk mensyukuri nikmat yang

adalah suatu acara adat selamatan

telah

yang

bentuk

mengajarkan kita untuk berbagi antar

dan

sesama, ini terlihat dari makanan-

dilakukan

ungkapan

sebagai

rasa

syukur

kita

peroleh

dan

dan

penghormatan terhadap leluhur yang

makanan

dilaksanakan setahun sekali pada

masyarakat seperti nasi tumpeng,

bulan ruwah dalam kalender Jawa.

ayam ingkung dan masih banyak

Tradisi

nyadran

pada

yang

dibagikan

ke

lainnya.

masyarakat Jawa termasuk dalam

Kearifan lokal yang banyak

kearifan lokal yang diwariskan oleh

kita

para leluhur sebelumnya ke generasi-

bermasyarakat

generasi selanjutnya. Kearifan lokal

antara lain: (a) Berfungsi untuk

merupakan prinsip-prinsip dan cara-

konservasi dan pelestarian sumber

cara tertentu yang dianut, dipahami,

daya alam. (b) Berfungsi untuk

dan diaplikasikan oleh masyarakat

pengembangan sumberdaya manusia.

lokal

dan

(c) Berfungsi untuk pengembangan

berinterelasi dengan lingkungannya

kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

dan ditransformasikan dalam bentuk

(d)

sistem

adat

kepercayaan, sastra dan pantangan.

Febriamansyah,

(e) Bermakna sosial misalnya upacara

dalam

nilai

(Zulkarnain

berinteraksi

dan
dan

norma

2008: 72).

temukan

dalam

kehidupan

mempunyai

Berfungsi

sebagai

fungsi

petuah,

integrasi komunal atau kerabat. (f)

Tradisi

sebagai

Bermakna etika dan moral. (g)

kearifan lokal mengandung nilai-nilai

Bermakan politik, misalnya upacara

yang baik bagi kelangsungan hidup

ngangkuk merana dan kekuasaan

bermasyarakat. Salah satunya adalah

patron

mengajarkan kita untuk menghargai

2014:115).

jasa-jas

dan

nyadran

menghormati

para

clien

(Simanjuntak,

7

Kearifan lokal yang terkait

dinantikan oleh manusia dan bagi

dengan kebudayaan itu, memiliki arti

pemerintah modernisasi ini berusaha

penting untuk menjaga keberlanjutan

direncanakan secara terarah demi

kebudayaan, sekaligus agar selalu

terwujutnya kehidupan masyarakat

terjaga kelestariannya. Terlebih lagi,

yang sejahtera.

di tengah-tengah arus modernisasi
sepeti

saat

ini

yang

dalam

Dengan adanya modernisasi
kehidupan

masyarakat

diberbagai

kenyataannya, modernisasi itu dapat

bidang akan semakin maju. Baik dari

menggeser nilai-nilai budaya lokal

segi

oleh

penyebaran informasi yang semakin

nilai

budaya

asing

yang

ekonomi,

transportasi,

dan

berkembang begitu pesat di dalam

mudah.

kehidupan masyarakat di Indonesia,

pendidikan kita dapat memanfaatkan

baik yang hidup di perkotaan maupun

internet. Dengan adanya internet

perdesaan.

berbagai informasi yang mendukung

Smith
modernisasi

(1973)
adalah

menjelaskan
proses

yang

Seperti

dalam

bidang

proses pendidikan dapat di akses
dengan

mudah.

Dengan

tingkat

dilandasi dengan seperangkat rencana

pendidikan yang semakin maju akan

dan kebijakan yang didasari untuk

meningkatkan kehidupan manusia

mengubah

kearah

menjadi semakin baik. Hal ini dapat

yang

kita lihat dengan terciptanya alat-alat

kehidupan

masyarakat
masyarakat

kontemporer yang menurut penilaian

teknologi

lebih maju dalam derajat kehormatan

mempermudah

tertentu.(Elly M. setiadi, dkk, 2006:

melakukan berbagai aktifitas.

60). Dari penjabaran diatas dapat
dipahami

modernisasi

modern
manusia

yang
dalam

Kemajuan-kemjuan berbagai

merupakan

bidang kehidupan dengan adanya

suatu proses transformasi disegala

modernisasi juga akan memberikan

bidang

dampak negatif bagi masyarakat

kehidupan

manusia

baik

bidang politik, ekonomi dan lain

luwas

sebagainya yang telah direncanakan

terjadi tidak diarahkan secara benar.

kearah yang lebih maju. Kemajuan

Dampak negatif dari modernisasi

diberbagai bidang kehidupan ini telah

pada sebagian besar masyarakat saat

apabila

modernisasi

yang

8

ini menganggap bahwa gaya hidup

Fungsionalisme Bronislaw

orang barat adalah gaya hidup yang

Malinowski
Upaya

modern yang kita kenal dengan istilah
westernisasi.

Selain

sikap

westernisasi

modernisasi

juga

mengakibatkan

sikap

sekularisme

tradisi

mempertahankan

nyadran

dapat

dikaitkan

dengan Teori Fungsionalisme yang
dikembangkan

oleh

Bronislaw

yaitu pandangan seseorang yang

Malinowski dengan melihat fungsi

menganggap bahwa kehidupan dunia

dari tradisi nyadran yang dilakukan

adalah kehidupan yang paling penting

masyarakat

daripada kehidupan akhirat.

sehingga akan diketahui seberapa

Modernisai ini juga telah
mngancam

berbagai

kebudayaan

penting

Kampung

tradisi

masyarakat

Krenen,

nyadran

bagi

patut

untuk

yang

masyarakat yang telah ada lebih dulu.

dipertahankan. Teori yang terkenal

Seperti tradisi nyadran yang sampai

oleh

saat ini masih dilakukan sebagian

fungsional tentang kebudayaan atau

besar masyarakat Jawa. Pergeseran-

yang disebut dengan a functional

pergeseran dalam tradisi nyadran

theory of culture yang berusaha untuk

telah terjadi seperti pergeseran waktu

menganalisa

pelaksanaan tradisi nyadran yang

kebudayaan

semula dilaksanakan pada tanggal 25

(Koentjaraningrat,

bulan Ruwah pada kalender Jawa,

Malinowski

akan tetapi untuk saat ini tradisi

setiap

nyadran dilakukan pada hari libur

mempunyai fungsi.

dikarenakan

kesibukan

Malinowski

fungsi

adalah

dari

suatu
manusia

1987:162).

memandang

kebudayaan

bahwa

yang

Malinowski

sebagian

teori

ada

lebih

besar masyarakat yang meningkat.

memperhatikan

Bahkan untuk saat ini banyak juga

sebuah realitas psiko-biologis di

masyarakat yang telah meninggalkan

dalam

tradisi tersebut.

(kebudayaan). (Marzali, 2006:131).
Malinowski

individu

sebuah

sebagai

masyarakat

memandang

bahwa

kebudayaan dan organisasi adalah
respons-respons terhadap kebutuhan-

9

kebutuhan biologis dan psikologis,

seterusnya, “memodified” kegiatan

kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh

manusia. Dengan demikian, budaya

beberapa respons kebudayaan yang

telah menghasilkan manusia-manusia

berbeda-beda,

dengan pola tingkah laku yang khas,

tidak

hanya

satu.

Saifuddin (2005:167-168)

karena pola tingkah laku yang khas

Malinowski

membedakan

ini tidak dapat dipahami hanya dari

antara fungsi sosial dalam tiga

sudut fisiologis saja. Pola tingkah

abstraksi, mengenai fungsi sosial dari

laku manusia harus dikaji melalui

adat, tingkah laku manusia, dan

pembahasan

pranata-pranata sosial, yaitu: (a)

kebudayaan yang berkaitan dengan

Mengenai pengaruh atau efeknya

bagaimana proses pembentukan pola

terhadap adat, tingkah laku manusia

tingkah

dan pranata sosial yang lain dalam

pembatasannya,

masyarakat. (b) Mengenai pengaruh

pencetakannya (Marzali, 2006:132).

atau efeknya terhadap kebutuhan

terhadap

laku

penentu

tersebut,

proses

dan

proses

Berbicara

tentang

suatu adat atau pranata lain untuk

fungsionalisme, tidak lepas kaitannya

mencapai maksudnya, seperti yang

dengan struktur sosial dan organisasi

dikonsepsikan

sosial,

oleh

masyarakat

karena

bagi

Malinowski

bersangkutan. (c) Mengenai pengaruh

sasaran minat yang lebih besar bagi

atau efeknya terhadap kebutuhan

fungsionalis adalah organisasi sosial,

mutlak untuk berlangsungnya secara

dimana

terintegrasi dari suatu sistem sosial

peranan-peranan

tertentu

oleh

(Koentjaraningrat,

1987:167).

organisasi

dimainkan

individu-individu

dalam

sedangkan struktur sosial adalah

culture lebih menarik untuk menjadi

status-status

kajiannya. Budaya sebagai alat adalah

menjalankan

memberikan

yang

adalah

hubungan mereka satu sama lain,

Bagi Malinowski, budaya atau

bersifat

sosial

conditioning,

yaitu

batasan-batasan

para

pelaku

yang

peranan-peranan

tersebut (Saifuddin, 2005:170)
Dengan

demikian

terhadap kegiatan manusia. Budaya,

disimpulkan

bahwa

melalui latihan, ajaran, nilai dan

menyatakan

segala

dapat

Malinowski
sesuatu

itu

10

memilki fungsi, dalam hal ini lebih

Teknik analisis menggunakan model

kepada

analisis

fungsi

dari

Masyarakat

sebagai

kebudayaan
sosial

kebudayaan.

memiliki

sebagai

suatu
organisasi

batasan-batasan

terhadap kegiatan manusia, yang di
dalamnya terdapat sistem, struktur

penyajian

untuk mendiskripsikan upaya-upaya
yang dilakukan masyarakat untuk
mempertahankan tradisi nyadran dari
ancaman modernisasi yang masuk
dalam kehidupan masyarakat. Lokasi
penelitian ini dilakukan di Kampung
Kelurahan

Kriwen,

Kecamatan Sukoharjo. Penelitian ini
merupakan

penelitian

kualitatif

dengan metode studi kasus. Teknik
pengumpulan

data

berasal

dari

dengan

sumber

data

utama yaitu ketua panitia nyadran dan
anggotanya. Sedangkan data lainnya
bersumber dari dokumentasi berupa
profil Kampung Krenen dan foto-foto
pelaksanaan tradisi nyadran. Teknik
pengambilan sampling menggunakan

validitas

data,

dan

penarikan

kesimpulan.
Hasil Penelitian
Pelaksanaan Tradisi Nyadran di

Pada

Tujuan penelitian ini adalah

teknik

yakni

pengumpulan data, reduksi data,

METODE PENELITIAN

wawancara

interaktif

Kampung Krenen

dan fungsi.

Krenen,

data

purposive
data

sampling.

Uji

menggunakan

trianggulasi sumber dan metode.

zaman

masyarakat

Kampung

dahulu
Krenen

memiliki kebiasaan ziarah kubur.
Kebiasaan

ziarah

kubur

oleh

masyarakat Kampung Krenen ini
hampir dilakukan setiap hari. Melihat
kondisi masyarakat yang sedemikian
rupa menimbulkan pemikiran orangorang

zaman

dahulu

untuk

mempermudah masyarakat Kampung
Krenen yang hampir setiap hari
melakukan ziarah makam. Langkah
yang diambil untuk mempermudah
masyarakat diambil keputusan ziarah
kubur dilakukan secara bersama-sama
dengan menentukan waktu yang
disepakati bersama.
Tradisi nyadran di Kampung Krenen
rutin

dilaksanakan

setiap

tahun

sebagai bentuk pelestarian (nguri-uri)
kebudayaan yang ditinggalkan oleh
para

leluhur.

Pada

tahap

awal

pelaksanaan tradisi nyadran pengurus

11

kampung akan membentuk panitia

leluhur yang telah kembali disisi

yang bertugas mengurusi jalannya

Allah SWT. Selain tujuan utama

acara dan merencanakan kerja bakti

tradisi nyadran dijadikan sarana untuk

makam untuk mempersiapkan tradisi

menginggatkan umat manusia bahwa

nyadran. Selanjutnya mendekati hari

suatu saat nanti akan mengalami

pelaksanaan tradisi nyadran warga

kematian. Selain itu, melalui tradisi

masyarakat baik dari dalam maupun

nyadran dapat meningkatkan rasa

luar

persaudaraan dikalangan masyarakat

kampung

akan

melakukan

prosesi tabur bunga dimakam anggota

karena

keluarga dan cikal bakal Kampung

nyadran

Krenen yang sering disebut dengan

kampung

nyekar.

istilah

pelaksanaan

Di

acara

tradisi

pada

pelaksanaan

hampir

tradisi

semua

berbaur

warga

dalam

acara

inti

nyadran. Selain meningkatkan rasa

nyadran

persaudaraan, tradisi nyadran sebagai

masyarakat akan berdatangan ke

bagian

makam dengan membawa berbagai

kebersihan makam. Dengan adanya

makanan

tradisi nyadran makam yang akan

(sesaji)

yang

telah

dalam

rangka

menjaga

dipersiapkan yang nantinya akan

dijadikan

dimakan bersama dan dibagi-bagikan.

diadakan kerjabakti bersih makam

Biasanya dalam membawa sesaji

dikarenakan tidak adanya petugas

dengan

kebersihan makam.

cara

dipikul

dengan

tempat

pelaksanaan

menggunakan jodang. Jodang adalah

Dari acara ini masyarakat

tempat makanan yang terbuat dari

memanfaatkan untuk penggalangan

kayu berukuran 80 cm x 200 cm yang

dana dengan menarik iuran wajib

berfungsi

untuk

dalam

yang ditarik pada setiap kelompok

membawa

makanan

akan

yang mengikuti tradisi nyadran dan

disajikan dalam perayaan tradisi

infak dari para peziarah. Dana yang

nyadran.

didapat digunakan untuk membayar

wadah
yang

Tradisi nyadran yang masih
dipertahankan

oleh

santri yang melakukan tahlil dalam

masyarakat

tradisi nyadran, sisanya dimasukkan

Kampung Krenen mempunyai tujuan

kas makam yang nantinya dapat

utama untuk mendoakan para arwah

digunakan untuk pembangunan dan

12

memperbaiki

sarana

prasarana

makam.

Masyarakat Kampung Krenen
dalam

menyikapi

pergeseran-

Seiring berjalannya waktu dan

pergeseran tradisi nyadran sebagai

masuknya modernisasi di kehidupan

akibat dari modernisasi mengambil

masyarakat telah mengeser tradisi-

langkah-langkah

tradisi yang diwariskan para leluhur.

keberadaan tradisi nyadran agar tidak

Banyak

masyarakat

hilang dimakan usia. Usaha yang

tradisi

nyadran

menganggap
hanya

untuk

menjaga

akan

pertama dengan melibatkan generasi

menambah pemborosan, sehingga

muda. Generasi muda adalah generasi

banyak

penerus bangsa. Sejak awal generasi

masyarakat

yang

mulai

meninggalkan tradisi tersebut. Hal ini

muda

disebabkan

kepengurusan

karena

pengaruh-

telah

dilibatkan

dalam

pelaksanaan

tradisi

pengaruh modernisasi yang masuk

nyadran. Dari sini mereka akan

dalam kehidupan masyarakat yang

diajarkan tata cara dalam pelaksanaan

mengubah pandangan

tradisi nyadran dari awal acara sampai

masyarakat

dengan cara berpikir yang lebih

akhir

modern. Lambat laun tradisi ini

generasi muda diharapkan mampu

apabila tidak diperhatikan secara

memupuk rasa banga dan menghargai

serius

hilang,

budaya yang telah dimiliki. Karena

sehingga perlu didilakukan suatu

rasa banga dan menghargai budaya

usaha

menjaga

yang dimiliki adalah modal utama

keberadaan tradisi nyadran di tengah

untuk menjaga keberadaan budaya

arus

yang dimiliki, sehingga nantinya akan

lama-lama

yang

akan

dapat

modernisasi

yang

masuk

acara.

Dengan

melibatkan

dalamkehidupan masyarakat. Tradisi

timbul

ini

melestarikannya. Sikap yang kurang

patut

melalui

dipertahankan
tradisi

meningkatkan

nyadran
rasa

karena
dapat

persaudaraan

kemauan

peduli

dan

budaya

yang

kurang
kita

untuk

menghargai
miliki

akan

dikalangan masyarakat.

mempercepat hilangnya budaya yang

Upaya-upaya pelestarian tradisi

kita miliki.

nyadran

Yang kedua melalui lembaga
keluarga. Lembaga keluarga dapat

13

membiasakan anak sejak dini dalam

pembelajaran anak cucu generasi

melakukan segala sesuatu yang baik,

selanjutnya,

dengan sendirinya apa yang diajarkan

nantinya dapat dijadikan acuan untuk

kepada anak akan mendarah daging

mengembangkan tradisi nyadran yang

dalam dirinya. Begitu juga dengan

lebih menarik bagi masyarakat.

mengajarkan anak tentang tradisi

PEMBAHASAN

nyadran. Yang awalnya hanya meniru
setelah

tumbuh

dewasa

yang

Tradisi

kemungkinan

Nyadran

adalah

dengan

upacara selamatan di Jawa untuk

bimbingan orang tua dan pemberian

menghormati arwah leluhur yang

pemahaman tentang tradisi nyadran,

telah

kesadaran untuk meneruskan tradisi

dilaksanakan rutin setahun sekali

nyadran

menjelang bulan ramadhan tepatnya

akan

tumbuh

dengan

dunia

yang

pada bulan Ruwah atau Sya’ban

sendirinya.
Yang ketiga lembaga adat dan
lembaga

meninggal

(Imam

Budi

Santoso,

2012:53).

pemerintah

bekerjasama

Tradisi nyadran yang berkembang

memberikan

pemahaman

dimasyarakat Kampung Krenen dapat

kepada masyarakat terkait tradisi

kita lihat sebagai suatu sistem yang

nyadran yang selama ini dilakukan.

telah

Salah satu usaha dalam memberikan

sebagian besar masyarakat. Tradisi ini

pemahaman dilakukan pada saat

terbentuk melalui hasil dari pemikiran

pemberian sambutan oleh tokoh adat

para leluhur pada zaman dahulu yang

dan

melihat

dalam

perwakilan

pemerintahan.

dari

dalam

kebiasaan

kehidupan

masyarakat

sambutan

Kampung Krenen yang hampir setiap

memberikan

hari melakukan ziarah makam leluhur

sugesti kepada masyarakat untuk

mereka. Masyarakat Jawa memiliki

tetap menjaga keberadaan tradisi

anggapan

bahwa

makam

nenek

nyadran.

adalah

tempat

untuk

secara

tidak

Yang

memanfaatkan

Dalam

lembaga

menyatu

sadar

terakhir

dengan

moyang

teknologi

modern

melakukan kontak dengan leluhurnya

untuk pendokumentasian jalannya
acara tradisi nyadran. Dokumentasi
ini nantinya dapat digunakan untuk

(Koentjaraningrat, 1994:338-342).
Malinowski

memandang

bahwa setiap kebudayaan yang ada

14

mempunyai
dengan

fungsi.

tradisi

Begitu

nyadran

juga

solidaritas

yang

kehidupan masyarakat akan tetap

yang

ada

di

dalam

dilakukan oleh masyarakat Kampung

terjaga.

Krenen.

mengatakan

kebutuhan biologis seperti pangan.

bahwa segala aktifitas kebudayaan itu

Tradisi nyadran terdapat sesaji atau

sebenarnya bermaksut memuaskan

makanan-makanan

suatu

sejumlah

dipersiapkan untuk dibagi-bagikan ke

kebutuhan naluri makhluk manusia

masyarakat yang lain seperti nasi

yang berhubungan dengan seluruh

tumpeng, ayam ingkung, pisang dan

kehidupannya (Sujarno, 2006: 105).

makanan lainnya.

Malinoski

rangkaian

Malinowski
individu

dari

lebih

psiko-biologis

di

kedua

dari

yang

Berbicara

memperhatikan

sebagai

Yang

segi

telah

tentang

sebuah

realitas

fungsionalisme, tidak lepas kaitannya

dalam

sebuah

dengan struktur sosial dan organisasi

masyarakat (kebudayaan). (Marzali,

sosial,

2006:131).

sasaran minat yang lebih besar bagi

Dengan teori fungsionalisme

karena

dimana

dapat melihat tradisi nyadran yang

peranan-peranan

dilakukan

oleh

Kampung

Malinowski

fungsionalis adalah organisasi sosial,

yang dikembangkan oleh Malinowski

masyarakat

bagi

organisasi

sosial

yang

adalah

dimainkan

individu-individu

dalam

Krenen. Dari segi psikologis tradisi

hubungan mereka satu sama lain,

nyadran

sedangkan struktur sosial adalah

yang

dilakukan

oleh

masyarakat Kampung Krenen sebagai

status-status

ajang silaturahmi. Dengan adanya

menjalankan

tradisi nyadran yang dimanfaatkan

tersebut (Saifuddin, 2005:170)

alat

yang

peranan-peranan

rasa

struktur sosial yang paling tinggi di

persaudaraan diantara warganya telah

masyarakat, melalui tradisi nyadran

memenuhi kebutuhan batin manusia

ini

yang mempunyai naluri untuk hidup

pembuktian atas peran yang didapat

bersama dengan manusia lainya.

sebagai bagian dari struktur sosial

Dengan

yang mereka tempati sebagai anggota

adanya

pengikat

pelaku

Tokoh adat yang menempati

oleh masyarakat Kampung Krenen
sebagai

para

silaturahmi,

merupakan

suatu

bentuk

15

masyarakat. Tokoh adat mempunyai
peran

sentral

sebagai

Bertolak

dari

fungsi

dari

seorang

tradisi nyadran yang telah dijabarkan

pemimpin dalam pelaksanaan tradisi

diatas, tradisi ini patut dipertahankan

nyadran di Kampung Krenen karena

dari ancaman modernisasi yang lama-

telah mengetahui secara jelas dan

kelamaan

memahai tradisi nyadran yang selama

keberadaannya.

ini dilakukan. Beliau sebagai tokoh

SIMPULAN DAN SARAN

adat

Simpulan

bertugas

mengkordinir

anggotanya dalam pelaksanaan tradisi

akan

mengeser

Berdasarkan

nyadran dari awal acara sampai akhir

masalah

acara. Sebagai seorang pemimpin

deskripsi temuan penelitian serta

yang berwibawa dan disegani oleh

permbahasan tentang fungsi tradisi

masyarakat,

nyadran

dia

kemampuan

mempunyai

besar

dan

di

telah

rumusan
disusunnya

Kampung

Krenen,

dalam

Kelurahan

Kriwen,

Kecamatan

mempengaruhi masyarakat. Dalam

Sukoharjo,

Kabupaten

Sukoharjo

melaksanakan pekerjaanya pemimpin

yang patut dipertahankan, peneliti

sangat fleksibel. Pemimpin inilah

dapat mengambil kesimpulan bahwa

yang mendorong dan menggerakan

upaya yang dilakukan masyarakat

orang lain agar mau bekerja sama

dalam

mencapai

telah

nyadran antara lain: (1) melibatkan

ditentukan. Fungsi ini penting, sebab

generasi muda dalam kepengurusan

bagaimana

baiknya

dan pemberian pelatihan tata cara

perencanaan, tertibnya organisasi dan

pelaksanaan tradisi nyadran yang

tepatnya penempatan orang dalam

dapat meningkatkan perasaan banga

organisasi, belum berarti menjamin

dan menghargai atas budaya yang

geraknya organisasi menuju sasaran

dimiliki.

dan tujuan. Untuk itu diperlukan

keluarga dapat membiasakan anak

kecakapan, keulatan, pengalaman dan

sejak dini mengikuti tradisi nyadran,

kesabaran, sehingga akan tercapainya

dengan sendirinya apa yang diajarkan

visi dan misi yang telah disepakati

kepada anak akan mendarah daging

bersama demi kemajuan masyarakat.

dalam dirinya. (3) lembaga adat dan

tujuan

pun

yang

juga

mempertahankan

(2)

melalui

tradisi

lembaga

16

lembaga
dalam

pemerintah

bekerjasama

nilai asli yang terkandung dalam

memberikan

pemahaman

tradisi

nyadran.

kepada masyarakat terkait tradisi

didaerah

nyadran yang selama ini dilakukan

meningkatkan

yang

dukungannya

dapat

meningkatkan

kepercayaan

masyarakat.

memanfaatkan

teknologi

Bagi

pmerintah

diharapkan

lebih

partisipasi
demi

dan

terlaksananya

(4)

tradisi nyadran di Kampung Krenen.

modern

Selain itu pemerintah juga harus

untuk pendokumentasian jalannya

memberikan dorongan bagi warga

acara

yang

masyarakat

dapat

mempertahankan

untuk

yang ada di Kampung Krenen yang

tradisi

kemungkinan
dijadikan

nyadran
nantinya
acuan

untuk
tradisi

tetap
nyadran

mengembangkan tradisi nyadran yang

mendorong

lebih menarik bagi masyarakat.

kekluargaan dikalangan masyarakat.

Saran

menumbuhkan

rasa

Daftar Pustaka

Berdasarkan temuan penelitian maka
peneliti menyarankan kepada Warga

Elly M. setiadi, dkk. 2006. Ilmu

masyarakat dan generasi muda harus

Sosial Dan Budaya Dasar.

lebih menanamkan sikap banga dan

Jakarta: Kencana

menghargai tradisi yang kita miliki

Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan

agar eksistensi tradisi nyadran yang

jawa

dimiliki

Indonesia

dapat

terus

bertahan

:Seri
No.2.

Etnografi
Jakarta:

Balai Pustaka.

meskipun modernisasi masuk dan
memberikan pengaruh besar dalam

Laksono,P,M. 2009. Tradisi: Dalam

kehidupan masyarakat. Selanjutnya

Struktur Masyarakat Jawa

tokoh adat dapat bekerja sama dengan

,Kerajaan dan Pedesaan.

pemerintah untuk mengembangkan

Yogyakarta: Kepel Press.

tradisi nyadran yang ada sesuai

Marzali, Amir. 2006. Struktural-

dengan kehidupan modern untuk

Fungsionalisme.

menarik perhatian warga masyarakat.

Universitas Indonesia

Akan tetapi pengembangan tradisi
nyadran harus memperhatikan nilai-

Piotr

Sztompka
Perubahan

2008.

Jurnal:

Sosiologi
Sosial.

17

Yogyakarta:

Prenanda

Media Group.
Saifudin, Achmad Ferdyani. 2005.
Anthropologi Kontemporer:
Suatu Pengantar
Saksono, Gatut, dkk. 2012. Faham
Keselamatan Dalam Budaya
Jawa. Yogyakarta: Amtama.
Santoso,

Imam

Budhi.

2012.

Spiritualisme Jawa: Sejarah,
Laku, Dan Intisari Ajaran.
Yogyakarta:

Memayu

Publising.
Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah,
R. (2008).Kearifan Lokal
dan

Pemanfaatan

dan

Pesisir. Jurnal Agribisnis
Kerakyatan

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODERNISASI DALAM PELAKSANAAN TRADISI NYADRAN (Studi Diskriptif Kualitatif Di Desa Kedungjambal, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo).

0 0 17

POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI (Studi Kasus Di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) | KURNIAWAN | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2943 6589 1 SM

0 0 17

POLA PENGASUHAN ANAK YANG DILAKUKAN OLEH SINGLE MOTHER (Kajian Fenomenologi tentangPola Pengasuhan Anak yang Dilakukan oleh Single Mother di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) | RAHMAN | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant

0 2 11

Pengrajin Batik di Era Modernisasi (Studi Industri Kecil Batik Dewi Brotojoyo di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen) | Sya’diyah | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2942 6587 1 SM

0 0 12

BUDAYA “SAMBATAN” DI ERA MODERNISASI (Study Kasus Di Desa Gumukrejo, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali) | Maryani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 2826 6347 1 SM

0 0 14

EKSISTENSI KESENIAN INCLING DALAM ERA MODERNISASI (Studi Kasus Di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo) | Permatasari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3891 8595 1 SM

0 0 12

SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI (Studi Kasus Di Lingkungan Balekambang Kodya Surakarta). | Afifah | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3813 8430 1 SM

0 0 10

TAYUBAN DAN TRADISI BERSIH DESA DI WONOGIRI (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA MASYARAKAT DUSUN SAMBENG, DESA KEPUHSARI, KECAMATAN MANYARAN) | Maytisa | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8913 18857 1 SM

1 0 18

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) “PINILIH” DI DESA GUMPANG KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO | Irawati | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8525 17985 1 SM

0 2 20

EKSISTENSI TOKOH ADAT PEREMPUAN (Studi Fenomenologi Tradisi Mitoni Di Desa Palur, Mojolaban, Sukoharjo) | Prihananti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8520 17969 1 SM

0 0 1