TAYUBAN DAN TRADISI BERSIH DESA DI WONOGIRI (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA MASYARAKAT DUSUN SAMBENG, DESA KEPUHSARI, KECAMATAN MANYARAN) | Maytisa | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8913 18857 1 SM

1

TAYUBAN DAN TRADISI BERSIH DESA DI WONOGIRI
(STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA MASYARAKAT DUSUN
SAMBENG, DESA KEPUHSARI, KECAMATAN MANYARAN)

Dara Maytisa, Siany Indria Liestyasari, dan Atik Catur Budiati
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta
daramaytisa@student.uns.ac.id

ABSTRACT
This research aims to understand meaning and function tayuban in the
tradition of clean village .Of research in hamlet Sambeng, Kepuhsari village,
Manyaran subdistrict, Wonogiri district to the subject research the community
hamlet sambeng and are involved in the event tayuban clean village .
This research using the kind of research qualitative by adopting
descriptive qualitative.In-depth interviews were conducted with key informants
namely the public hamlet Sambeng, while for supporting informants were
community figures and religious figures Sambeng. Observation done by observing
places danyangan. Documentation use documents something like data planning

rasulan hamlet Sambeng 2015, while documents a picture of a photograph
tayuban in hamlet Sambeng in september 2015.Technique the informants using a
technique purposive sampling. Technique data analysis use model interactive
consisting of reduction data, presentation of data, and the withdrawal of a
conclusion or verification.
Based on the research done can be concluded that tayuban in clean village
seen as local knowledge. The form of wisdom of the local community hamlet
Sambeng seen in tradition clean village. Tayuban purport to a tradition of clean
village come into being in relation the community to nature ( danyang). Tayuban
is a form of an offering the community hamlet Sambeng to danyang that serve as
community efforts in “looking for safety” life. Function tayuban in clean village
that is as of social solidarity. Community social solidarity hamlet Sambeng
included in solidarity mechanical. Of social solidarity of this come into being in
the actions formed through the process of social interaction, including pay a fee
for tayuban, a community service cleaning up hamlet, rewang, kenduri or
kondangan, and when the peak of the event tayuban for individuals that are not
involved in tayuban, will get the sanction of out to the community and rebuke
directly .
Keywords: Local Wisdom, Social Solidarity, Tayuban


2

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan fungsi tayuban
dalam tradisi bersih desa. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sambeng, Desa
Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri dengan subyek penelitian
masyarakat Dusun Sambeng dan yang terlibat acara tayuban dalam bersih desa.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Wawancara mendalam dilakukan
dengan informan kunci yaitu masyarakat Dusun Sambeng, sedangkan untuk
informan pendukung adalah tokoh masyarakat serta tokoh agama Sambeng.
Observasi dilakukan dengan mengamati tempat-tempat danyangan. Dokumentasi
menggunakan dokumen tulisan seperti data perencanaan rasulan Dusun Sambeng
tahun 2015, sedangkan dokumen gambar berupa foto tayuban di Dusun Sambeng
pada september 2015. Teknik pengambilan informan menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik analisis data mengunakan model interaktif yang
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tayuban dalam
bersih desa dimaknai sebagai kearifan lokal. Bentuk kearifan lokal masyarakat
Dusun Sambeng terlihat pada tradisi bersih desa. Pemaknaan tayuban dalam

tradisi bersih desa mewujud dalam relasi masyarakat dengan alam (danyang).
Tayuban merupakan bentuk persembahan masyarakat Dusun Sambeng kepada
danyang yang dijadikan sebagai upaya masyarakat dalam “mencari keselamatan”
hidup. Fungsi tayuban dalam bersih desa yaitu sebagai solidaritas sosial.
Solidaritas sosial masyarakat Dusun Sambeng termasuk dalam solidaritas
mekanik. Solidaritas sosial ini mewujud dalam tindakan-tindakan yang terbentuk
melalui proses interaksi sosial, diantaranya membayar iuran untuk tayuban, kerja
bakti membersihkan Dusun, rewang, kenduri atau kondangan, dan saat puncak
acara tayuban Bagi individu yang tidak terlibat dalam tayuban, akan mendapatkan
sanksi yang berupa gunjingan masyarakat dan teguran langsung.
Kata Kunci : Kearifan Lokal, Solidaritas Sosial, Tayuban
PENDAHULUAN

pemeluk agama Islam di Indonesia yang

Latar Belakang Masalah

terbilang besar. Data sensus penduduk

Dalam keragaman agama, Islam


yang menyatakan bahwa pemeluk agama

Indonesia pada zaman dahulu pernah

Islam menduduki urutan pertama pada

mendapat pengaruh dari kebudayaan

tahun 2010 dimana tercatat sebanyak

Hindu, oleh karena itu masih terdapat

207,2 juta jiwa (87,18 %), sedangkan

fenomena

unsur

pada provinsi Jawa diantaran ya adalah


animisme dan dinamisme. Di samping

DKI Jakarta (85,36 %), Jawa Barat (97

itu juga didukung dengan adanya jumlah

%),

yang

mengandung

Jawa

Tengah

(96,74%),

DIY


3

(91,95%), Jawa Timur (96,36%), dan

kejawen biasanya tinggal di Yogyakarta,

Banten (94,67%) (demografi.bps.go.id

Surakarta, dan Bagelen.

dalam Penduduk Indonesia Hasil Sensus
Penduduk

2010).

Salah satu tradisi kejawen yang

Berdasarkan


biasanya masih banyak dilakukan pada

pemaparan data tersebut dapat dilihat

masyarakat desa di Jawa adalah bersih

bahwa mayoritas pemeluk agama Islam

desa, dengan nama dan cara yang tidak

hampir keseluruhan berada di wilayah

selalu sama. Tradisi ini juga ditemukan

Jawa.

di salah satu daerah di Jawa yakni
Di wilayah Jawa, kegiatan ritual

Wonogiri. Bentuk pelaksanaan atau


pada umumnya banyak dipengaruhi oleh

perayaan tradisi bersih desa di beberapa

tradisi kejawen. Hal ini seperti yang

daerah Wonogiri memiliki cara yang

digambarkan oleh Hildred (1983) dalam

berbeda-beda.

(Wisadirana,

peneliti pada bulan Juli-Agustus 2015

bahwa

2004:60)


agama

yang

menyatakan
dipeluk

oleh

Berdasarkan

survei

hal yang berbeda dapat ditemui pada

sebagian besar masyarakat pedesaan

masyarakat


Jawa adalah agama Islam taat (santri)

Kepuhsari,

dan juga Islam abangan atau Islam

Kabupaten Wonogiri dimana ada salah

kejawen dengan kepercayaan bersumber

satu pelaksanaan yang menarik dan

dari tradisi leluhur, sehingga terjadi

menjadi sorotan yaitu pelaksanaan bersih

percampuran antara ajaran-ajaran Islam

desa


dengan upacara-upacara atau tradisi

mengadakan

kejawen. Dalam penggolongan tersebut,

Keberadaan tayuban hingga kini masih

antara yang menganut Islam taat (santri)

hidup dan dipertunjukkan di beberapa

dan Islam abangan (kejawen) dapat

wilayah

ditemui

diantaranya

di

beberapa

Koentjaraningrat

(2008:211)

wilayah.
bahkan

Dusun

Sambeng,

Kecamatan

yang

dilakukan
tayub

seperti

Temanggung,

atau

Jawa

daerah
Pemalang,

Desa

Manyaran,

dengan
tayuban.

Tengah,
Purworejo,
Tegal,

menegaskan bahwa masyarakat Jawa

Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Sragen,

yang menganut Islam santri biasanya

Purwodadi, Grobogan, Blora, dan Pati

tinggal

seperti

(Wati, 2012:18). Tayuban sejak dulu

lain-lain,

sering dikonotasikan masyarakat sebagai

Islam

pertunjukkan dengan citra yang negatif.

di

daerah

Surabaya,

Gresik,

sedangkan

yang

pesisir,
dan
menganut

4

Citra yang melekat ini muncul karena

nilai budaya leluhur sejak dulu. Menurut

pada saat pertunjukkan sering ditemukan

(Simatupang,

beberapa tindakan yang menyimpang,

2006:12) menegaskan bahwa manusia

dimana hal ini senada dengan penelitian

ibarat makhluk yang terjerat dalam

Sukari

setelah

jaring-jaring makna yang dipintalnya

masuknya unsur budaya asing yang tidak

sendiri. Tidak heran jika dalam setiap

cocok dengan norma dan aturan budaya

tindakan atau pengambilan keputusan,

Jawa,

sengaja

terdapat mitos-mitos yang diyakini oleh

dikeluarkan dari budaya keraton. Unsur

masyarakat. Hal tersebut akan membawa

budaya asing yang mencemari tayub

berkah apabila dilakukan, sebaliknya

dikenal dengan 3C, yaitu ciu (minuman

akan

keras), colek dan cium. Oleh karena itu

ditinggalkan.

(2008:710)

maka

bahwa

tarian

ini

2005

dalam

mendatangkan

Suwardi,

bahaya

jika

dalam perkembangannya, tayub bukan

Oleh karena itu penting untuk

lagi tarian sakral yang hanya bisa

dikaji tayuban hingga saat ini masih

dipertontonkan oleh keraton, tetapi telah

menjadi kebiasaan sebagai pola adat

menjadi

dalam tradisi bersih desa di dusun

hiburan

yang

bisa

diselenggarakan oleh siapa saja.

Sambeng. Setiap tradisi kebudayaan

Tayuban dalam tradisi bersih

mengandung unsur-unsur simbolik dan

desa merupakan bentuk manifestasi dari

makna

kebudayaan

Dusun

tayuban dalam bersih desa dapat melihat

suatu

sisi lain dari kebudayaan masyarakat

masyarakat tidak akan mengadopsi suatu

yang bersifat non material. Dalam artian

budaya bukan tanpa alasan. Budaya dan

menemukan nilai-nilai masyarakat yang

masyarakat

merupakan satu kesatuan

tidak dapat diamati dalam kehidupan

holistik yang tidak dapat dipisahkan,

sehari-hari sekaligus tentang eksistensi

artinya budaya sangat identik dengan

mereka dalam menjaga tatanan sistem

kehidupan manusia dan sudah mendarah

sosial budaya yang ada.

Sambeng.

daging.

masyarakat
Dalam

Konstruksi

artian,

budaya

yang

tersendiri.

Dari

hasil

Dengan

pemaparan

adanya

latar

terbentuk ini merupakan akumulasi dari

belakang masalah diatas, maka penulis

proses

internalisasi

tertarik untuk melakukan penelitian

pengetahuan-pengetahuan tentang nilai-

dengan judul Tayuban dalam Tradisi

sosialisasi

dan

5

Bersih Desa di Dusun Sambeng, Desa
Kepuhsari,

Kecamatan

Manyaran,
pergaulan bersama di dalam masyarakat

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian

ini

bertujuan

mengetahui makna dan fungsi tayuban
dalam

tradisi

Kabupaten Wonogiri.

bersih

desa

pada

(Mardimin, 1994:13).
Dalam kebudayaan terdapat apa
yang disebut dengan ekologi budaya,

masyarakat Dusun Sambeng.

yaitu

KAJIAN PUSTAKA

kelompok manusia yang beradaptasi

Tradisi dalam Masyarakat Jawa

dengan sumber alam lingkungan dan

Perkembangan manusia dibentuk

mempelajari

terhadap

kebudayaan

eksistensi

dari

dari

kelompok

oleh kebudayaan yang melingkunginya.

manusia lainnya. Dalam proses budaya

Dalam batasan-batasan tertentu, manusia

akan

mengubah

membentuk

equilibrium dan disequilibrium, untuk

kebudayaannya, tetapi pada dasarnya

mencapai equilibrium (keseimbangan)

manusia

antara

dan

lahir

dan

besar

sebagai

terjadi

apa

manusia

yang

dengan

disebut

lingkungan

penerima kebudayaan dari generasi yang

dibutuhkkan

mendahuluinya. Kebiasaan yang turun-

sedangkan dalam proses keseimbangan

temurun dalam suatu masyarakat inilah

sering

disebut tradisi (Mardimin, 1994:12).

(ketidakseimbangan)

Tradisi dikatakan sebagai suatu sistem

dengan lingkungannya. Maka untuk

yang menyeluruh, terdiri dari cara aspek

menjaga keseimbangan ini dalam tradisi

dan pemberian arti terhadap laku ujaran,

budaya diadakan slametan (Sutardjo,

laku ritual dan berbagai jenis laku

2008:11).

lainnya dari manusia atau sejumlah

sarana

disequilibrium

terjadi

Menurut

kebudayaan,

antara

manusia

Koentjaraningratat

manusia yang melakukan tindakan satu

(1974:20) dalam (Herusatoto, 1983:103-

dengan yang lain (Wasid, dkk, 2011:30).

106) tradisi atau adat istiadat atau

Tradisi merupakan mekanisme yang

disebut juga adat tata kelakuan, dapat

dapat

dibagi

membantu

perkembangan

memperlancar

pribadi

dalam

empat

tingkatan,

anggota

diantaranya sebagai tingkat nilai budaya,

masyarakat, juga sebagai pembimbing

tingkat norma-norma, tingkat hukum,
tingkat aturan khusus. Tradisi pada

6

dasarnya tidak terlepas dari pengertian

bersih desa adalah upaya manusia untuk

kebudayaan.

merupakan

mencari keseimbangan atau hubungan

keseluruhan gagasan dan karya yang

dengan makhluk yang tidak kasat mata

dipelajari, dibagi, dan dipertukarkan

(gaib) dan diyakini sebagai penjaga atau

yang di dalamnya terdapat nilai-nilai

pelindung desa.

Kebudayaan

atau aspek penting yang mendasari
kehidupan dalam
Kebudayaan

suatu masyarakat.

memiliki

yaitu satu tahun sekali, biasanya sesudah

wujud

musim panen padi. Terkait soal bulan,

diantaranya adalah ide, aktivitas, dan

hari, tanggal, dan cara pelaksanaannya

artefak. Wujud kebudayaan tersebut

tidak selalu sama antara satu desa

dapat diuraikan melalui berbagai tradisi.

dengan

Tradisi

sosial

penyelenggaraan bersih desa dan pesta

budaya yang diwariskan secara turun

desa mengikuti kebiasaan desa setempat,

temurun dari generasi ke generasi oleh

ada kegiatan yang merata dilakukan di

nenek moyang di masa lampau. Berbagai

seluruh

tradisi yang ada di masyarakat misalnya

penghuninya, disamping itu juga ada

merupakan

slametan.

tradisi

tiga

Waktu pelaksanaan bersih desa

warisan

Slametan

pada

desa

yang

lingkungan

lain.

Tempat

desa

beserta

kegiatan yang dipusatkan pada tempat-

masyarakat Jawa biasanya ditemui pada

tempat

siklus kehidupan manusia dari lahir

dipusatkan di balai desa, 2) pesta desa

hingga meninggal dunia.

dipusatkan di lapangan desa setempat, 3)

Bersih Desa dan Tayuban

sedekah misal dilaksanakan di makam

tertentu,

1)

tradisi

puncak

Tradisi dalam masyarakat Jawa

leluhur, 4) sesaji dan doa dilakukan di

mewujud dalam beragam bentuk, salah

makam atau petilasan cikal bakal desa

satunya adalah tradisi bersih desa.

(Suwardi, 2006:1-2).

Menurut

Sumardi,

dkk

(1997:134)

Menurut Muriatmono (1981:39),

menyatakan bahwa upacara bersih desa

upacara bersih desa selalu didahului

mempunyai banyak sebutan, misalnya

dengan membersihkan desa dari segala

sedekah bumi, rasulan, slametan bumi

kotorannya yaitu sampah-sampah harus

suran dan lainnya. Pemberian nama ini

dibersihkan,

biasanya tergantung dari daerah masing-

saluran air agar lancar pengairannya,

masing. Namun pada prinsipnya upacara

membenahi

membersihkan

pagar

halaman

got-got

dan

7

sebagainya, sehingga kampung kelihatan

sebagai tayuban, dimana tayuban ini

bersih,

untuk

rajin,

dan

dalam

suasan

sesembahan

demi

kesuburan

menyenangkan. Kebersihan di makam

pertanian dan menjadi pusat kekuatan

juga dilakukan, di makam tidak ada

penduduk desa.

acara khusus yang ada hanya mengirim

Konsep Kearifan Lokal dalam Tradisi

doa. Pelaksanaan kebersihan di makam

Masyarakat

Jawa

mempunyai

ini dilakukan oleh warga desa secara

beberapa kearifan lokal yang merupakan

gotong royong.

pandangan hidup masyarakat Jawa yang

Menurut

(Jarianto,

2006:3132

sarat

dengan

pengalaman

religius.

dalam Sukari, 2008:711), pertunjukan

Pengalaman

tayub

yang

bentuk kepercayaan dan penghayatan

sangat populer dalam masyarakat Jawa.

kepada Yang Maha Pencipta, Yang

Sebagian

merupakan

besar

pertunjukan

(nadzar)

ini

merupakan

pertunjukan

tayub

Maha Tunggal. Yang Maha Tunggal

dalam

hajat

menjadikan spirit bagi manusia untuk

kaul

selalu berbuat kebajikan, bersikap penuh

khitanan.

kasih, dan menumbuhkan etos kerja

diselenggarakan
perkawinan,

religius

sedekah
dan

bumi,

juga

Penyelenggaraan pertunjukan tayub di

yang

bebarapa daerah menjadi kebanggaan

mempercayai

dan bagian penting dari status sosial bagi

pengalaman religious sebagai wahana

yang nanggap

untuk bersikap spiritual sehingga ada

Dari berbagai pandangan tentang
bersih desa, terangkum bahwa bersih

tinggi.

keharmonisan

dan

Masyarakat

Jawa

meyakini

bahwa

antara

dunia

dengan

manusia (Herawati, 2012:65).

desa merupakan tradisi selametan desa

Menurut Tiezzi dalam (Nuraeni

pada masyarakat agraris di Jawa yang

& Alfan, 2012: 68) bahwa kearifan lokal

dilakukan setahun sekali setelah musim

merupakan pengetahuan yang eksplisit,

panen dengan bentuk pelaksanaan yang

muncul dari periode panjang yang

berbeda-beda.

Salah

bentuk

berevolusi

pelaksanaanya

adalah tayub.

Tayub

dan lingkungannya, dalam sistem lokal

satu

bersama-sama

masyarakat

adalah sebuah pertunjukan tari hiburan

yang

Jawa yang lekat dengan masyarakat

Dengan demikian, kearifan lokal tiidak

pedesaan,

sekedar sebagai acuan tingkah laku

sehingga

sering

disebut

sudah

dialami

bersama-sama.

8

seseorang dalam hidup bermasyarakat,

manusia; 3) hunbungan manusia dengan

tetapi

lingkungan

lebih

luasnya

mampu

alam/hidup

(Herawati,

mendinamisasi kehidupan masyarakat

2004:24-35), b) kearifan yang berupa

yang penuh keadaban. Tiezzi juga

sikap hidup sosial, nasehat, dan iktibar

menambahkan

atau

yang diungkap dalam bentuk pepatah,

pengendapan dari kearifan lokal ini akan

perumpamaan, pantun, syair atau folklor

mewujud menjadi tradisi atau agama.

(cerita rakyat), c) kearifan yang berupa

bahwa

Menurut

ujung

Haryati

Soebadio

mengatakan bahwa local genius adalah
cultural

juga

ritus/seremoni

yang

diwujudkan

ke

dalam bentuk upacara, d) kearifan yang

identity,

berupa prinsip, norma, dan tata aturan

identitas/kepribadian

budaya

bangsa

bermasyarakat yang terwujud menjadi

yang menyebabkan

bangsa

tersebut

sistem sosial, e) kearifan yang berupa

mampu

dan

mengolah

kebiasaan yang terlihat dari perilaku

menyerap

kebudayaan asing sesuai watak dan
kemampuan

sendiri

(Ayatrohaedi,

1986:18-19).

sehari-hari dalam pergaulan sosial.
Kearifan lokal merupakan suatu
identitas

budaya

dari

pengetahuan-

Wujud kearifan lokal meliputi

pengetahuan leluhur sejak dulu berupa

aspek yang cukup luas. Dilihat dari sisi

berbagai sikap dan etika moralitas

substansi

komunitas

yang

kehidupan

ditampilkan

sosial,

(2009:236)

menurut

Muchtar

yang

local

bersifat

atau

religius.

Kerarifan lokal ini mengandung arti

dibedakan ke dalam lima kategori

relasi antara manusia dengan manusia,

diantaranya a) kearifan yang berupa

manusia

pandangan hidup, kepercayaan atau

manusia

ideologi

dalam

terinternalisasi dan diikuti oleh anggota

(filsafat).

masyarakat dimana bertujuan untuk

Pandangan hidup yang melekat pada

mengatur berbagai tatanan kehidupan

masyarakat menurut Koentjaraningrat

yang harmonis antara dunia dengan

(1974) terbagi lagi menjadi tiga aspek

manusia.

yaitu 1) hubungan manusia dengan

Fungsionalisme Emile Durkheim

yang

lokal

setempat

masyarakat

dapat

bentuk

kearifan

dalam

diungkapkan

kata-kata

bijak

Tuhan; 2) hubungan manusia dengan

dengan
dengan

lingkungan,

dan

Tuhan

yang

9

Durkheim membedakan dua tipe

sama. Homogenitas ini mungkin kalau

solidaritas sosial. Perbedaan keduanya

kita

bersifat evolusionistis dalam arti bahwa

pembagian kerja sangat rendah. Tentu

yang

adalah

ada semacam spesialisasi menurut usia

pertama

dan jenis kelamin. Orang yang lebih tua

kedua

perkembangan

(organis)
dari

yang

melihat

kenyataan

bahwa

(mekanis) (Abdullah, 1986:13). Dalam

diharapkan

suatu

sekurang-kurangnya sebagai penasehat

masyarakat

yang

menganut

menjadi

pemimpin

atau

solidaritas mekanik yang diutamakan

yang

adalah persamaan perilaku dan sikap.

diharapkan untuk berspesialisasi dalam

Perbedaan tidak dibenarkan. Menurut

urusan rumah tangga. Solidaritas sosial

Durkheim, seluruh warga masyarakat

ini

diikat

dinamakan

perpecahan kelompok-kelompok kecil

kesadaran kolektif, hati nurani kolektif

yang secara fungsional bersifat otonom

oleh

apa

yang

conscience)

(collective
kesadaran

bersama

yaitu

yang

bijaksana,

sedangkan

terancam

oleh

wanita

kemungkinan

suatu

dan oleh jenis perilaku menyimpang apa

mencakup

saja yang merusakan kesadaran kolektif

keseluruhan kepercayaan dan perasaan

yang kuat (Johnson, 1986:187-189).

kelompok, dan bersifat ekstern serta

Sedangkan

untuk

solidaritas

memaksa. Sanksi terhadap pelanggaran

organik merupakan bentuk solidaritas

hukum di sini bersifat represif, barang

yang mengikat masyarakat kompleks

siaap yang melanggar solidaritas sosial

yaitu masyarakat yang telah mengenal

akan dikenai hukuman pidana (Sunarto,

pembagian

2004:128).

dipersatukan oleh kesalingtergantungan

Kesadaran

kolektif

yang

antar

kerja

bagian,

yang

rinci

karena

dan

adanya

mendasari solidaritas mekanik paling

kesalingtergantungan

kuat

dalam

ketidakhadiran pemegang peran tertentu

yang

akan mengakibatkan gangguan pada

sederhana.

Dalam masyarakat seperti

kelangsungan hidup masyarakat. Pada

itu

anggota

dasarnya

solidaritas

bersama,

mempersatukan masyarakat bukan lagi

semuanya

kesadaran kolektif atau hati nurani

perkembangannya

masyarakat-masyarakat

semua

primitif

pada

memiliki

kepercayaan

pandangan,

nilai,

dan

memiliki gaya hidup yang kira-kira

kolektif

ini,

ikatan

(collective

ini

utama

maka

yang

conscience),

10

melainkan kesepakatan yang terjalin

suatu masyarakat, yang berujuan agar

diantara berbagai kelompok profesi. Di

tercipta

sini pun hukum yang menonjol bukan

Keteraturan sosial ini meliputi hukum,

lagi hukum pidana, melainkan ikatan

sistem nilai, ide-ide moralitas, serta

hukum

terjadi

kepercayaan bersama. Dalam artian,

kesepakatan

Durkheim ingin melihat apa yang dapat

perdata.

pelanggaran

Dalam

terhadap

hal

suatu

bersama, maka yang berlaku ialah sanksi

mempersatukan

restitutif (Sunarto, 2005:128).

umumnya.

Saling ketergantungan solidaritas

spesialisasi

dalam

sosial.

masyarakat

pada

METODE PENELITIAN

organik bertambah sebagai hasil dari
bertambahnya

keteraturan

Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian

kualitatif

pembagian kerja. Munculnya perbedaan-

menggunakan

pendekatan

perbedaan

kualitatif. Teknik pengambilan informan

di

tingkat

individu

ini

dengan
deskriptif

purposive

merombak kesadaran kolektif itu, yang

menggunakan

pada gilirannya menjadi kurang penting

sampling.

Informan

lagi sebagai dasar untuk keteraturan

masyarakat

Dusun

sosial

saling

masyarakat yang terdiri atas perangkat

yang

Dusun Sambeng dan Kepala Desa

bertambah antara individu-individu yang

Kepuhsari serta tokoh agama Sambeng.

memiliki spesialisasi dan secara relatif

Jenis data menggunakan data primer dan

lebih otonom sifatnya. Pertumbuhan

sekunder. Data primer diperoleh dari

dalam pembagian kerja (dan solidaritas

wawancara mendalam dengan informan

organic

tidak

kunci (masyarakat Dusun Sambeng) dan

menghancurkan kesadaran kolektif, dia

informan pendukung (tokoh masyarakat

hanya mengurangi arti pentingnya dalam

dan tokoh agama) serta

pengaturan terperinci dalam kehidupan

tempat-tempat yang diyakini masyarakat

sehari-hari (Johnson, 1986:183-185).

sebagai

dibandingkan

ketergantungan

sebagai

dengan

fungsional

hasilnya)

Durkheim menekankan tentang

sekunder

tempat

teknik
yang

adalah

Sambeng,

tokoh

observasi ke

danyangan.

diperoleh

dari

Data

dokumen

adanya integrasi dan solidaritas sosial

perencanaan rasulan Dusun Sambeng

dengan cara melihat bagaimana proses-

2015. Analisis data menggunakan model

proses sosial tersebut terjalin dalam

interaktif yang terdiri dari reduksi data,

11

penyajian

data,

dan

penarikan

didapat saat panen dikembalikan lagi ke

kesimpulan atau verifikasi.

alam pada acara bersih desa. Wujud

HASIL PENELITIAN

keraifan lokal berupa relasi masyarakat

1) Kearifan Lokal sebagai Makna

Dusun

Sambeng

dengan

berbagai

Tayuban dalam Tradisi Bersih

elemen kehidupan yang tertuang dalam

Desa

bentuk tradisi.

Berdasarkan

hasil

wawancara

2) Solidaritas Sosial sebagai Fungsi

terhadap informan menunjukkan bahwa

Tayuban dalam Tradisi Bersih

masyarakat Dusun Sambeng melakukan

Desa

tradisi bersih desa untuk melestarikan

Dalam

bersih

desa,

seluruh

budaya Jawa dan menjaga hubungan

masyarakat ikut terlibat. Di dalamnya

yang harmonis antara Tuhan, alam dan

terdapat

sesama

manusia.

diadakan

individu-individu sebagai bagian dari

tayuban

sebagai

masyarakat

masyarakat Dusun Sambeng memiliki

untuk

Tujuan
sarana

mengungkapkan

kerja,

dimana

syukur

tugas sesuai dengan fungsi dan perannya

kepada Tuhan atas hasil panen yang

masing-masing. Pembagian kerja terlihat

telah

ajang

jelas saat kegiatan kerja bakti dan

silaturahmi dan hiburan bagi warga,

puncak rasulan. Sebaliknya pada saat

sebagai sarana politik bagi pejabat-

rewang, pembagian kerja tidak begitu

pejabat setempat serta media untuk

diberlakukan,

peresmian rumah baru. Tayuban juga

dengan yang lain saling membantu

digunakan sebagai tari persembahan

dalam menjalankan tugas. Berbagai

untuk danyang (penunggu Dusun) yang

persiapan

dianggap masyarakat sebagai pengayom

tanggal, perencanaan dana, iuran warga,

desa. Persepsi tayuban bagi sebagian

dan pembagian kerja ditentukan saat

masyarakat berbeda-beda, beberapa ada

rapat warga dan disepakati melalui

yang percaya apabila tradisi tersebut

proses musyawarah. Pembagian kerja ini

tidak dilakukan, maka akan terjadi

dilakukan dengan sistem rolling tiap

musibah

tahunnya. Dalam acara kenduri atau

didapatkan,

yang

rasa

pembagian

sebagai

menimpa

pada

antara

baik

itu

individu

dari

satu

penetapan

masyarakat. Dari segi sesaji sendiri

kondangan,

memiliki filosofi bahwa hasil bumi yang

berkumpul membawa ambengan untuk

semua

warga

Sambeng

12

didoakan,

kemudian

saling

bentuk tayuban, yang digunakan sebagai

dipertukarkan. Sedangkan untuk acara

sarana untuk terhubung dengan Tuhan.

tayuban, baik itu masyarakat dalam

Kedua, nilai persatuan yang mendorong

maupun luar berbaur menjadi satu untuk

interaksi

menyaksikan tayub.

Interaksi

PEMBAHASAN

masyarakat Dusun Sambeng berupa

1) Kearifan

Lokal

Pemaknaan

dilakukan

oleh

dalam

bersih desa dan menyaksikan tayuban.
Sehingga, hasil dari interaksi ini akan

Pengetahuan masyarakat Dusun
menggunakan

yang

masyarakat.

persiapan-persiapan yang dilakukan saat

Tradisi Bersih Desa

Sambeng

warga

:

sebagai

Tayuban

antar

saat

kerjasama antar warga. Ketiga, nilai

bersih desa sudah ada sejak zaman nenek

kejawen yang sarat akan hal-hal yang

moyang

masih

mistik. Ini ditandai dengan masyarakat

dilestarikan oleh masyarakat. Tradisi ini

Dusun Sambeng yang dahulu merupakan

terbentuk melalui proses budaya yang

penganut agama Budha, sehingga masih

cukup

memegang kepercayaan animisme dan

dan

lama.

hingga

tayub

menimbulkan rasa kebersamaan dan

kini

Tayuban

merupakan

permintaan atau syarat dari danyang.
Lambat

laun,

tradisi

sering

Tayuban dalam tradisi bersih

dilakukan ini, nantinya akan menjadi

desa menunjukan hubungan atau relasi

sebuah sistem yang berpola atau rutin,

yang harmonis dengan beberapa elemen

yang mau tidak mau harus selalu

kehidupan. Hubungan antar manusia

dilakukan

dengan manusia ditunjukkan pada saat

oleh

yang

dinamisme.

masyarakat

Dusun

Sambeng.

acara tayuban. Seluruh masyarakat baik

Dusun Sambeng sebagai sebuah
komunitas

lokal

pedesaan

juga

itu dari Sambeng maupun luar Dusun
berkumpul

menjadi

satu

untuk

nyawer

dengan

mempunyai sistem nilai norma yang

menyaksikan.

berlaku pada masyarakat. Nilai yang

ledhek secara bergantian, mempunyai

melekat

Sambeng

tujuan sebagai ucapan syukur secara

diantaranya adalah nilai religius, nilai

bersama-sama karena hal ini lebih

persatuan, dan nilai kejawen. Pertama,

bersifat

nilai religius ini dimanifestasikan dalam

hubungan antara manusia dengan Tuhan.

pada

masyarakat

Saat

religius

dan

menyangkut

13

Sedangkan, untuk hubungan masyarakat

pemuka masyarakat. Selain itu, sistem

Dusun Sambeng dengan alam ditandai

norma

dengan

menjaga

Perangkat Dusun mendapatkan giliran

keseimbangan hidup dengan danyang

pertama untuk menari dengan ledhek,

yang

baru

upaya

dalam

dianggap

cikal

bakal

Dusun/sesepuh.

juga

berlaku

setelahnya

saat

adalah

tayuban.

masyarakat.

Ketiga, tingkatan hukum. Hukum adat di

Menurut

Koentjaraningrat

Dusun

Sambeng

berdasarkan

atas

(1974:20) dalam (Herusatoto, 1983:103-

pengalaman

106) tradisi atau adat istiadat atau

sempat tidak mengadakan tayuban. Hal

disebut juga adat tata kelakuan, dapat

ini mengakibatkan masyarakat Sambeng

dibagi

tingkatan,

mengalami musibah seperti kecelakaan,

diantaranya a) tingkat nilai budaya, b)

kesurupan, dan meninggal dunia. Bagi

tingkat norma-norma, c) tingkat hukum,

sebagian masyarakat, musibah ini dikait-

d) tingkat aturan khusus. Pertama,

kaitkan dengan danyang. Oleh karena

tingkat nilai budaya. Tayuban dalam

itu, hingga sekarang masyarakat Dusun

bersih desa mengandung nilai budaya

Sambeng

berupa nilai gotong royong atau kerja

tayuban karena hal tersebut sebagai

sama. Nilai ini dapat terlihat saat kerja

bentuk permintaan danyang. Keempat,

bakti membersihkan Dusun dan rewang.

tingkat aturan khusus. Dalam hal ini,

Selain itu, terdapat pula nilai religius

aturan khusus yang terdapat di Dusun

yang ditandai dalam bentuk syukur

Sambeng

masyarakat Dusun Sambeng kepada

interaksi dengan danyang. Interaksi yang

Tuhan atas hasil panen selama satu

dilakukan adalah datang langsung ke

tahun, dan terkahir adalah nilai kejawen

tempat danyangan, seperti berdoa ke

yang terlihat saat pemberian sesaji ke

sumur tua, memberikan sesaji ke sungai

dalam

tempat-tempat

empat

danyangan.

Kedua,

Pleter

sejarah

selalu

rutin

berkaitan

maupun

karena

dahulu

mengadakan

tentang

Tambak.

Hal

etika

ini

tingkat norma-norma.. Sistem norma ini

bertujuan untuk memohon sesuatu yang

terikat

diinginkan

pada

peran

masing-masing

atau

sebagai

peringatan

anggota masyarakat yang terlihat dalam

danyang.

sikap dan perilaku khususnya antara

danyang di sini berupa nadzar. Jika

masyarakat Dusun Sambeng dengan

masyarakat

Maksud

merasa

dari

peringatan

permintaannya

14

terwujud,

nadzar

biasanya

yang

antara

manusia

dengan

manusia,

dilakukan adalah memohon doa dan

manusia dengan Tuhan dan manusia

memberi sesaji ke tempat danyangan.

dengan alam (danyang), dimana esensi

Secara

eksplisit,

tayuban

utama dari hal ini adalah sebagai bentuk

digunakan sebagai hiburan masyarakat

ungkapan syukur masyarakat petani dan

Dusun Sambeng. Terlepas dari itu, ada

bertujuan agar terhindar dari mala petaka

esensi yang lebih penting bahwa tradisi

danyang

ini merupakan hasil kebudayaan manusia

sebagai sesepuh yang mengayomi Dusun

yang

menekankan

karena

danyang

dianggap

tentang

upaya

Sambeng. Sehingga, kearifan lokal ini

Sambeng

dalam

lama-kelamaan akan berproses menjadi

“mencari keselamatan” hidup. Tayuban

tradisi yang melekat pada masyarakat

merupakan sebuah persembahan yang

dan hingga kini masih dilestarikan.

masyarakat

ditujukan

Dusun

danyang

kepada

sesaji-sesaji

(krowotan)

dan

melalui

2) Solidaritas Sosial sebagai : Fungsi

tayub

Tayuban dalam Tradisi Bersih

supaya Dusun Sambeng terhindar dari

Desa

berbagai musibah. Apabila ini diabaikan,

Masyarakat

Dusun

Sambeng

maka danyang akan marah dan Dusun

diikat oleh kesadaran kolektif yang

Sambeng akan terancam musibah seperti

ditandai dengan proses-proses sosial

kesurupan,

bahkan

yang terjadi saat bersih desa dan acara

meninggal dunia. Pemuka masyarakat

tayuban. Pertama, dalam hal membayar

ataupun

selalu

iuran untuk tayuban.Iuran ini bersifat

anggota

ekstern dan memaksa artinya wajib bagi

selalu

seluruh warga Sambeng, akan tetapi ada

menggunakan tayuban dalam bersih desa

pula beberapa anggota masyarakat dari

karena hal ini secara tersirat merupakan

kelompok

bentuk

mendukung acara ini. Kelompok ini

kecelakaan,

masyarakat

mengarahkan
masyarakat

di

sini

kepada
lain

pencegahan

untuk

mereka

agar

terhindar dari musibah.
Wujud kearifan lokal masyarakat

keagamaan

yang

tidak

tetap mengikuti iuran wajib akan tetapi
dana

dialihkan

untuk

kegiatan

Dusun Sambeng yang bertujuan untuk

pembangunan.

menjaga hubungan harmonis dengan

terancam oleh kemungkinan perpecahan

berbagai elemen kehidupan. Hubungan

kelompok-kelompok kecil yang secara

Solidaritas

sosial

ini

15

fungsional bersifat otonom dan oleh

Dusun Sambeng juga ikut serta dalam

jenis perilaku menyimpang apa saja

membersihkan.

yang merusakan kesadaran kolektif yang

pembagian tugas tidak begitu rinci

kuat (Johnson, 1986:189). Perpecahan

seperti pada solidaritas organis karena

kelompok-kelompok

ditandai

pada solidaritas ini, ikatan utama yang

dengan kelompok minoritas keagamaan

mempersatukan masyarakat bukan lagi

yang

kesadaran kolektif atau hati nurani

tidak

kecil

mendukung

keputusan

Sambeng

dalam

masyarakat

mengadakan tayuban.
Pada

kolektif

Dalam

kerja

bakti,

conscience),

(collective

melainkan kesepakatan yang terjalin

solidaritas

mekanik,

diantara

berbagai

kelompok

profesi

individu yang tidak terikat dalam sistem

(Sunarto, 2005:128). Sedangkan, pada

akan mendapatkan sanksi sebagimana

masyarakat Sambeng, walaupun hampir

menurut Sunarto bahwa sanksi terhadap

mayoritas

pelanggaran hukum di sini bersifat

tetapi ikatan utama yang mempersatukan

represif, barang siapa yang melanggar

masyarakat

solidaritas sosial akan dikenai hukuman

kolektif. Pembagian tugas secara umum

pidana

bukan atas dasar keahlian melainkan

(Sunarto,

2004:128).

Dalam

masyarakat Dusun Sambeng, sanksi

berprofesi

tetap

sebagai

pada

petani

kesadaran

keputusan dari perangkat dusun.

yang dilakukan berupa sanksi secara

Ketiga, kesadaran kolektif yang

verbal. Sanksi ini dilakukan dengan dua

terlihat saat kegiatan rewang. Terdapat

cara

spesialisasi

yaitu

gunjingan

dan

teguran

langsung.

pembagian

tugas

antara

kaum laki-laki dan perempuan (Johnson,

Kedua,

kesadaran

kolektif

1986:187). Bapak-bapak serta Karang

terlihat saat kegiatan kerja bakti, terdapat

Taruna

pembagian

melakukan

tugas

saat

kerja

bakti

Dusun

Sambeng

biasanya

pekerjaan

yang

bersifat

sedangkan

untuk

ibu-ibu

membersihkan dusun. Pembagian tugas

maskulin,

ini ditentukan oleh Ketua RT masing-

melakukan tugas dalam ranah domestik

masing saat pertemuan warga dan

yaitu pekerjaan yang identik dengan

dilakukan secara bergilir tiap tahunnya.

rumah tangga, seperti memasak untuk

Walaupun kerja bakti identik dengan

keperluan acara tayuban. Pembagian

kaum lelaki, akan tetapi ibu-ibu di

tugas antara bapak-bapak dan ibu-ibu

16

dilakukan supaya setiap warga Dusun

ambengan.

Sambeng dapat mendapatkan pembagian

pembagian tugas juga terlihat. Ada

tugas secara merata. Pada saat rewang

beberapa pihak yang berperan serta

pun, tidak dijumpai pembagian tugas

dalam

dalam

ambengan,

hal

memasak,

pekerjaan

Dalam

menugurus

acara

ini

tukar

pun

menukar

dilakukan secara bersama-sama dan

Kelima, kesadaran kolektif juga

saling membantu satu sama lain. Peran

terlihat saat acara puncak tayuban yang

perangkat dusun seperti Ketua RT

ditandai

memiliki

dalam

Sambeng sebagai tuan rumah lebih

menentukan perwakilan secara begilir

mendahulukan tamu dari luar Dusun

untuk orang yang bertugas ke pasar,

untuk nyawer. Selain itu, juga terdapat

yang berhak menugaskan warga untuk

pembagian tugas seperti yang bertugas

persiapan tayuban adalah Ketua RT

menyiapkan makanan di dapur untuk

masing-masing karena Ketua RT lebih

penonton adalah ibu-ibu, yang melayani

mengetahui

makan dan minum adalah pihak Karang

kuasa

penuh

warganya

dibandingkan

dengan Ketua RW
Keempat,

Taruna,
kesadaran

kolektif

terlihat saat acara kenduri, yang mana
setiap

warga

diharuskan

saat

nyawer.

sedangkan

Masyarakat

untuk

bagian

keamanaan di handle oleh bapak-bapak.
SIMPULAN DAN SARAN

untuk

Berdasarkan tujuan penelitian,

membawa nasi beserta lauk pauk yang

maka dapat diambil suatu kesimpulan

dibungkus

mengenai tayuban dalam tradisi bersih

sebanyak

4

buah

dan

diletakkan di atas tampah. Tidak ada

desa

ketentuan mengenai lauk pauk, dalam

Kepuhsari,

artian bebas sesuai dengan keinginan

Kabupaten Wonogiri sebagai berikut :

warga. Ambengan ini nantinya akan

(1) Bentuk kearifan lokal masyarakat

ditukarkan dengan warga lain. Tujuan

Dusun Sambeng terlihat pada tradisi

masyarakat Dusun Sambeng melakukan

bersih desa. Pemaknaan tayuban dalam

hal tersebut untuk menjaga keteraturan

tradisi bersih desa mewujud dalam relasi

sosial yang sudah lama ada. Masyarakat

masyarakat dengan alam (danyang).

merasa perkewuh atau “tidak enak”

Tayuban diartikan masyarakat sebagai

dengan tetangga apabila tidak membawa

bentuk persembahan kepada danyang.

di

Dusun

Sambeng,

Kecamatan

Desa

Manyaran,

17

Danyang

dipercaya

penunggu

yang

sebagai

roh

membersihkan Dusun, rewang, kenduri

mengayomi

dan

atau kondangan, dan saat puncak acara

mendukung Dusun Sambeng. Apabila

tayuban. Individu-individu yang tidak

hal ini diabaikan, maka danyang akan

terlibat dalam sistem sosial ini akan

marah dan masyarakat sebagai objek

mendapatkan sanksi dari masyarakat

pelampiasaan

yang berupa gunjingan dan teguran

dampaknya.
Dusun

akan
Antisipasi

Sambeng

marahnya

menanggung
masyarakat

untuk

mencegah

danyang

yaitu

tayub

karena

dengan

langsung

kepada

individu

yang

bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

tayub

Abdullah, Taufik. 1986. Durkheim dan

dipercaya masyarakat sebagai kesenian

Pengantar Sosiologi Moralitas.

yang disukai oleh danyang. Sehingga,

Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

menanggap

poin kearifan lokal pada masyarakat

Ayatrohaedi. 1986. Kepribadian Budaya

Dusun Sambeng ini berkaitan tentang

Bangsa (Local Genius). Jakarta:

upaya

Pustaka Jaya

masyarakat

dalam

“mencari

keselamatan” hidup, (2) Tayuban dalam

Badan Pusat Statistik. 2010. Penduduk

bersih desa tidak hanya dilihat sebagai

Indonesia Hasil Sensus Penduduk

sebuah tradisi belaka, di dalamnya ada

(2010). Jakarta: BPS Indonesia

suatu

pengikat

mempersatukan
solidaritas

yang

dapat

Herusatoto, Budiono. 1983. Simbolisme

yaitu

dalam Budaya Jawa. Yogyakarta:

masyarakat

sosial.

Solidaritas

sosial

masyarakat Dusun Sambeng termasuk
dalam

solidaritas

mekanik

karena

kesadaran kolektifnya tergolong masih
sangat

Paul.

1986.

Teori

Sosiologi Klasik dan Modern.
Jakarta: PT. Gramedia

mewujud dalam sistem sosial yang ada

Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

di masyarakat Dusun Sambeng. Sistem

Djambatan

berupa

sosial

Doyle

Koentjaraningrat. 2008. Manusia dan

ini

Solidaritas

Johnson,

ini

sosial

kuat.

PT Hanindata

sistem

tindakan-

tindakan yang terbentuk melalui proses
interaksi sosial, diantaranya membayar
iuran

untuk

tayuban,

kerja

bakti

Mardimin, Johanes. 1994. Jangan Tangisi
Tradisi. Yogyakarta: Kanisius
Muchtar,

Rusdi.

2009.

Harmonisasi

Agama dan Budaya di Indonesia.

18

Jakarta: Nusanatara Lestari Ceria

Penerbit

Pratama

Indonesia

Muriatmono, Gatut. 1981. Adat Istiadat
DIY. Yogyakarta: Depdikbud
Nanik Herawati. (2012). Kearifan Lokal
Bagian

Budaya

Magistra,

24

Fakultas

Ekonomi

Sutardjo, Imam. 2008. Kajian Budaya
Jawa. Surakarta: Jurusan Sastra
Daerah FSSR UNS

Jawa.

Jurnal

Suwardi Endraswara. (2006). Mistisisme

(79):

64-70.

dalam Seni Spiritual Bersih Desa

Diperoleh 1 Januari 2016, dari

di

http://download.portalgaruda.org

Kepercayaan. Jurnal Kejawen, 1

Nuraeni,

Heny

Gustini

&

Alfan,

(2):

Kalangan

38-57.

Penghayat

Diperoleh

Muhammad. 2014. Studi Budaya

Desember

Indonesia.

http://books.google.co.id

Bandung:

Pustaka

2015,

dari

Wasid, Dkk. 2011. Menafsirkan Tradisi

Setia
Sukari. (2008). Tayub : Sebuah Tari

dan

Modernitas:

Pertunjukan Rakyat di Daerah

Pembharuan

Kabupaten

Pustaka Idea

Pati.

Jurnal

Sumardi, Sukarjo, Sukari, Sudarmo &
Muryantoro.

Islam.

Ide-Ide
Surabaya:

Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi

Patrawidya, 9 (3): 709 -740

Hisbaron

22

Pedesaan. Malang: UMM Press

1997.

Yayuk Retno Wati. (2012). Tari Tayub

Peranan Nilai Budaya Daerah

dalam Upacara Sedekah Laut

Dalam

Longkangan

Upaya

Pelestarian

Masyarakat

Lingkungan Hidup di Daerah

Munjungan. Jurnal Greget, 11 (1):

Istimewa

15-27. Diperoleh 17 Desember

Yogyakarta.

Yogyakarta: Depdikbud

2015,

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar
Sosiologi.

Jakarta:

Lembaga

ska.ac.id

dari

http://jurnal.isi-