PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA KERTEN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Diastanti | KUMARA CENDEKIA 8344 17480 1 SM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA KERTEN SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Asri Diastanti 1, Yulianti 2, Anayanti Rahmawati1
1

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret
2
Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Email : [email protected], [email protected],
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak
kelompok A TK Mutiara tahun pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif teknik numbered heads togethers (NHT). Penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan dengan dua siklus dan setiap siklus meliputi tahap perencanaan,
pelakanaan, observasi dan refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik numbered heads togetherss( NHT) dapat meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok A TK Mutiara tahun pelajaran
2013/2014 dengan perolehan nilai ketuntasan pada prasiklus 5 anak (21,74%), siklus

pertama terdapat 10 anak ( 43,48%),dan pada siklus kedua terdapat 20 anak ( 86,96%).
Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif, Numbered Heads Togethers, kemampuan
berhitung permulaan.
ABSTRACT. This research aim to increase the skill of early counting for children in group A
at Mutiara’s kindergarten, academic year 2013/2014 with using cooperative learning models
and numbered heads together (NHT) technic. This action class research implemented by two
cycles and every cycles consists of planning, action, observation and reflection. The result
showed that the implementation of cooperative learning using numbered heads together
(NHT) could increase early counting skill for children in group A at Mutiara’s kindergarten
academic year 2013/2014 with the completeness results at pre-cycle are 5 children (21,74
percent), first cycle are 10 children (43,48 percent) and at the second cycle are 20 children
(86,96 percent).
Key Words: cooperative learning models, Numbered Heads Toghether, early counting skill.
PENDAHULUAN
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini
yang berada pada jalur pendidikan formal. Sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas
utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan,
sikap/prilaku, dan ketrampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang
sesungguhnya di sekolah dasar. Untuk menggali potensi yang dimiliki oleh setiap anak, maka
diperlukan usaha yang sesuai dengan kondisi anak masing-masing.

Berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan
mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara
menarik, bervariasi dan menyenangkan. Keterampilan berhitung sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan
kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan selanjutnya.

Namun dalam kenyataanya dapat dilihat bahwa kemampuan kognitif anak usia dini khususnya
dalam bidang matematika masih kurang karena sering dianggap sebagai materi yang sulit
untuk dipahami oleh anak. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar anak yang masih kurang
memuaskan. Anak masih belum mampu mengetahui konsep banyak dan sedikit, membilang
banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan, dan mengenal lambang
bilangan dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, saat pembelajaran berhitung permulaan pada
kelompok A TK Mutiara Surakarta yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari 15 anak lakilaki dan 8 anak perempuan menunjukkan hasil yang belum sesuai dengan harapan guru dan
orang tua. Dari 23 anak, hanya 5 anak mendapatkan nilai tuntas, 4 anak mendapat nilai
setengah tuntas dan 14 anak mendapat nilai belum tuntas.
Berdasarkan pengamatan, ditemukan beberapa masalah yang menjadi penyebabnya yaitu
media dan sumber belajar yang masih kurang menarik, metode pembelajaran yang diberikan
guru kurang bervariatif. Pembelajaran berhitung permulaan guru masih menggunakan
pembelajaran yang klasikal. Guru menjelaskan dipapan tulis dan anak mengikuti apa yang

ditulis oleh guru. Apabila masalah ini tidak segera mendapatkan solusi maka sangat sulit anak
didik mendapatkan hasil yang memuaskan khususnya dalam hal kemampuan berhitung
permulaan.
Berdasarkan latar belakang masalah sebagai mana telah diuraikan di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Togethers Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Permulaan Pada Anak Kelompok A TK Mutiara Surakarta Tahun
Pelajaran 2013/2014”.
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif
teknik numbered heads together dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan
pada anak kelompok A TK Mutiara tahun pelajaran 2013/2014 ?
Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together pada anak
kelompok A TK Mutiara tahun pelajaran 2013/2014.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian berhitung permulaan menurut Susanto (2011:98) adalah kemampuan yang dimiliki
oleh setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya. Karakteristik perkembangannya
dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan
kemampuannya anak dapat meningkatkan ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang
berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan.

Sedangkan Sriningsih (2008:63) mengungkapkan bahwa kegiatan berhitung untuk anak usia
dini disebut sebagai kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak
menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan benda – benda kongkrit. Pada
usia 4 tahun mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Sedangkan usia 5
sampai 6 tahun dapat menyebutkan bilangan sampai seratus.
Nyimas Aisyah dalam Daryani (2011:9) kemampuan berhitung merupakan salah satu
kempuan yang penting dalam kehidupan sehari- hari, dapat dikatakan bahwa semua aktivitas
kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan berhitung permulaan merupakan kegiatan atau
kemampuan menyebutkan urutan bilangan seperti menjumlaah, mengurangi, dan

memanipulasi bilangan – bilangan. Pada anak kelompok A dapat dilakukan dengan kegiatan
berhitung permulaan yaitu khususnya 1-10.
Joice dan Weils dalam Rusman (2010: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan- bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikannya.
Trianto (2007: 42) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah

usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasisilitasi siswa dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.
Sedangkan Saputra dan Rudyanto (2005: 50) menyatakan bahwa, metode pembelajaran
kooperatif bukan hanya menitik beratkan pada proses kerja kelompoknya saja, melainkan
pada penstrukturannya dengan demikian, guru harus meluangkan lebih banyak waktu dan
perhatian dalam persiapan dan penyusunan metode cooperatif learning.
Selanjutnya Isjoni (2012: 14) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstuktivis. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
suatu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk belajar dan bekerja sama dalam
kelompok sehingga timbul interaksi yang terjadi secara kolaboratif dalam mengerjakan tugas
yang diberikan secara bersama-sama.
Kahesti (2013) menjelaskan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together
(NHT) adalah sebuah model pembelajaran kooperatif yang mengutamakan keterlibatan siswa
secara aktif dimana siswa di bagi menjadi beberapa kelompok dan setiap anggota kelompok di
beri nomor dari nomor kecil sampai dengan nomor besar yang di harapkan setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk menelaah materi yang disajikan dan mencapai tujuan

yang ingin di capai.
Saputra dan Rudyanto (2005:74) menjelaskan langkah –langkah Numbered Heads Together
(NHT) yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut: anak dibagi dalam beberapa
kelompok,Setiap anak dalam setiap kelompok mendapat nomor, guru memberikan tugas dan
masing –masing kelompok mengerjakan, kelompok memutuskan jawaban yang dianggap
paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannnya, guru
memanggil salah satu nomor dan anak dengan nomor yang dipanggil menceritakan hasil kerja
sama mereka.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Umi Safiroh pada tahun 2011 dalam
penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui
Metode Jarimatika Pada Anak Kelompok B TK Aisyah 6 Cilopadang Kabupaten Cilacap.
Kesamaan dari penelitian dengan peneliti adalah pada peningkatan kemampuan berhitung
permulaan hanya penelitian tersebut menggunakan metode Jarimatika sedangkan peneliti
menggunakan pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Togethers.
Selain itu hasil penelitian Kartini (2013) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
Numbered Heads Together dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B di TK

ABA 24 Malang dengan perolehan rata-rata siklus I 64,24% dengan kategori baik dan pada
siklus II meningkat menjadi 85,98% dengan kategori baik sehingga terjadi peningkatan
sebesar 21,56%.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada anak kelompok A TK Mutiara Jln. A.yani Surakarta selama 6
bulan, pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Januari sampai Juni 2014.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak didik dan guru kelompok A TK
Mutiara Surakarta , semester genap, tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah 23 anak didik,
yang terdiri dari 8 anak perempuan, 15 anak laki-laki dan 1 orang guru.
Proses pengumpulan data yang digunakan peniliti yaitu teknik observasi pada saat proses
kegiatan belajar mengajar. Wawancara dilakukan kepada guru kelas yang mengajar di
kelompok A, dan dokumentasi yang berupa Rencana Kegiatan Harian (RKH), lembar hasil
kerja peserta didik serta dokumentasi yang berupa foto tentang proses kegiatan belajar
mengajar peserta didik di kelompok A.
Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi
sumber dilakukan untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
yang sama. Untuk mendapatkan informasi dengan melakukan wawancara dari sumber yang
berbeda yaitu kepala sekolah dan guru kelas. Triangulasi metode berarti menggunakan
metode pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama. Penggunaan metode observasi digunakan untuk mengamati kemampuan berhitung
permulaan anak dan dokumentasi lembar nilai hasil belajar serta foto kegiatan anak di TK.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang dikemukakan oleh
Milles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data nilai sebelum tindakan peneliti peroleh melalui observasi saat peroses kegiatan
pembelajaran dengan metode yang berbeda atau pratindakan dengan hasil, dari 23 orang anak
5 orang anak (21,74%) yang sudah tuntas (●), 4 orang anak (17,39%) setengah tuntas (√) dan
14 orang anak (60,87%) tidak tuntas (o).
Tabel 1. Frekuensi Nilai Prasiklus pada Kemampuan Berhitung permulaan pada anak
kelompok A Tk Mutiara.
No
Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
Keterangan
1.
°
14
60,87
Tidak Tuntas
2.

4

17,39
Setengah Tuntas
3.

5
21,74
Tuntas
Jumlah

23

100

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa anak yang
mendapatkan nilai di bawah kriteria tuntas dan ini berarti kemampuan berhitung permulaan
anak masih perlu ditingkatkan dengan model yang inovatif sehingga kemampuan berhitung
permulaan anak dapat lebih meningkat. Sehingga peneliti akan mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads
togethers untuk meningkatkan kemempuan berhitung permulaan pada anak kelompok A TK
Mutiara Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun peningkatan kemapuan berhitung

permulaan yang dicapai pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Frekuensi Nilai Kemampuan berhitung permulaan Siklus I pertemuan II Anak
Kelompok A di TK Mutiara
No

Nilai

Frekuensi

Persentase (%)

Keterangan

1.
2.
3.

°




3
10
10

13,04
43,48
43,48

Tidak Tuntas
Setengah Tuntas
Tuntas

Jumlah

23

100

Berdasarkan tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berhitung permulaan anak
Kelompok A di TK Mutiara surakarta pada siklus I masih belum mencapai target yakni 80%.
Nilai ketuntasan pada siklus I masih mencapai 43,48 %. Maka siklus I harus dilanjutkan
dengan siklus II. Adapun peningkatan yang dicapai pada siklus II untuk kemampuan
berhitung permulaan pada anak kelompok A TK Mutiara Surakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Frekuensi Nilai Kemampuan berhitung permulaan Siklus II Anak Kelompok A di
TK Mutiara Pertemuan II
No
Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
Keterangan
1.
°
1
4,35
Tidak Tuntas
2.

2
8,69
Setengah Tuntas
3.

20
86,96
Tuntas
Jumlah
23
100
Berdasarkan data hasil observasi pada pertemuan kedua untuk siklus II menunujukan hasil
yang maksimal. Anak-anak mulai memahami pembelajaran dengan menggunakan teknik
numbered heads togethers , saling berbagi informasi serta terciptanya pembelajaran yang
menyenangkan dari peran penting seorang guru yang mengajar, sehingga terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak sehingga kemampuan berhitung permulaan
pada anak meningkat hingga melebuhi target yang ditentukan yakni 86,96% atau 20 anak
yang mendapat nilai tuntas. Berdasarkan dari beberapa data hasil nilai ketuntasan pada
kemampuan berhitung permulaan anak dari tiap-tiap pertemuan pada tabel di atas dari
prasiklus yakni (21,74), Siklus I yakni (43,48) dan siklus II yakni (86,96) maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan akan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads
togethers untuk meningkatkan kemmapuan berhitung permulaan pada anak kelompok A tk
Mutiara Surakarta.
Secara garis besar perbandingan antara jumlah anak yang mencapai ketuntasan dalam
kemampuan berhitung permulaan pada pra siklus , siklus I, dan siklus II ditunjukkan pada
tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi Kemampuan berhitung permulaan pada pra siklus, siklus I, siklus II
pada Anak Kelompok A di TK Mutiara Surakarta
Nilai Prasiklus
Nilai Siklus I
Nilai Siklus II
No
Keterangan
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Ferekuensi
%
1

Tuntas

5

21,74

10

43,48

20

86,96

2

Tidak Tuntas

14

60,87

10

43,48

1

4,35

Nilai indikator yang telah ditetapkan yakni 80%, pada pra siklus nilai ketuntasan kemampuan
berhitung permulaan anak adalah 21,74 atau 5 anak yang mencapai kriteria tuntas.
Peningkatan terjadi pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan berhitung permulaan anak

mencapai 43,48 atau 10 anak yang mencapai kriteria tuntas. Kemudian dilanjutkan ke siklus II
dan terjadi peningkatan peningkatan yang baik pada kemmapuan berhitung permulaan anak
mencapai target yang ditetapkan yakni sebesar 86,96% atau 20 anak yang mencapai kriteria
tuntas. Sesuai indikator yang telah ditetapkan, dapat diketahui bahwa pada prasiklus dan
siklus I pencapaian nilai belum belum optimal. Namun hasil pada siklus II sudah mencapai
hasil yang baik dan mencapai indikator yang telah ditentukan, hal ini menunjukkan bahwa
siklus II telah berhasil memenuhi indikator yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan
berhitung permulaan pada anak kelompok A TK Mutiara Surakarta yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads togethers ada peningkatan,sedangkan
bagi anak yang belum tuntas yaitu 1 anak sudah ada pendekatan untuk ditindak lebih lanjut
sesuai dengan kemampuan anak. Peningkatan ini dipengaruhi oleh model kooperatif teknik
numbered heads together jauh lebih baik dari pada model pembelajaran klasikal. Hal tersebut
dikarenakan penerapan model kooperatif teknik numbered heads together melibatkan anak
secara langsung untuk berani menyampaikan pendapatnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rahmawati (2010:28) yang menyatakan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe
NHT ini siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar dan setiap siswa memiliki kebebasan
untuk mengemukakan pendapat tanpa harus takut jika pendapatnya salah.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masingmasing siklus terdiri dari dua pertemuan, dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui model
pembelajaran kooperatif teknik numbered heads togethers untuk meningkatkan kemampuan
berhitung permulaan pada anak kelompok A TK Mutiara Surakarta tahun pelajaran
2013/2014. Peningkatan pada kemampuan berhitung tersebut dapat dibuktikan dengan
meningkatnya ketuntasan hasil belajar anak pada kemampuan berhitung pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads
togethers yakni pada pra siklus terdapat 5 orang anak yang tuntas atau (21,74%). Kemampuan
berhitung anak mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya siklus I yakni ada 10 orang
anak atau (43,48) yang tuntas, dan pada siklus II yakni 20 anak mengalami ketuntasan atau
(86,96%). Hal ini menunjukan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
teknik numbered heads togethers dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada
anak kelompok A TK Mutiara Surakarta hingga mencapai ketuntasan dan target yang
diinginkan yakni 80% serta dengan hasil yang baik.
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain: 1) Bagi Anak saling
bekerja sama melalui teknik numbered heads togethers sehingga kemampuan berhitung
permulaan anak dapat meningkat, 2) Bagi Guru dalam membimbing anak melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads togethers dapat menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan pada anak dan Guru dapat pula menerapkan model-model inovatif lainnya sesuai
dengan apa yang ingin dikembangkan, 3) Bagi sekolah hendaknya tetap bekerja sama dan
menjalin hubungan yang baik dengan wali murid atau orang tua anak, sehingga pendidikan
yang diajarkan tetap relevan dengan kehidupan dilingkungan keluarga anak.

DAFTAR PUSTAKA
Daryani, S. (2011). Peningkatan Kempuan Menghitung Bilangan Bulat Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Togethers(NHT) pada siswa. Skripsi
(tidak diterbitkan), Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Isjoni. (2011). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok.
Bandung: Alfabeta
Isjoni.(2012). Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kagan, S. (1989). "The Structural Approach To Cooperative Learning." Educational
Leadership. 47 (4): 12-15.
Kahesti, H. U. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered
Heads Together) Terhadap Kemampuan Analisis Konsep Sifat Bangun Datar Pada
Siswa Kelas V SDN Se-Kecamatan Ampel 2013. Skripsi (tidak diterbitkan), Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
Kartini, N. (2013). “Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Kepala
Bernomor Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B di TK ABA
24 Malang”. Jurnal PAUD. 1 (1)
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada
Safiroh, U. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode
Jaritmatika Pada Anak Kelompok B TK Aisyah 06 Cilopadang Kabupaten Cilacap.
Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Terbuka UPBJJ Purwokerto
Saputra, M. dan Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Slavin, R . (2007). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Sriningsih, N. (2008). Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini. Bandung:
Pustaka Sebelas
Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Yamin, M. (2013). Strategi dan Model dalam Metode Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada
Press Group

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

The Effectiveness of Numbered Heads Together Technique (NHT) Toward Students’ Reading Ability on Descriptive Text A Quasi Experimental Study at the Second Grade of SMPN 2 Tangerang Selatan in Academic Year 2013/2014

1 9 128

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Bamboo Dance Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Anak Kelompok A Tk Islam Bakti IX Kerten Surakarta Tahun Pelajaran 2013 2014 | . | KUMARA CENDEKIA 5859 12533 1 SM

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK KELOMPOK B TK ISLAM PERMATA HATI JAJAR LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | Sari | KUMARA CENDEKIA 5845 12494 1 SM

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH TAHUN AJARAN 2013 2014 | Aminah | KUMARA CENDEKIA 5867 12548 1 SM

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE HYPNOTEACHING PADA ANAK KELOMPOK B TK SANDHY PUTRA KERTEN LAWEYAN, SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | Syamsiah | KUMARA CENDEKIA 5878 12570 1 SM

0 1 8

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI PENERAPAN STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIO PADA ANAK KELOMPOK A TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | Musliha | KUMARA CENDEKIA 5876 12566 1 SM

0 0 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN BALON ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK SIWI PENI XI TEGALMULYO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | Nusrah | KUMARA CENDEKIA 6867 14524 1 SM

0 0 6