Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies disertai Flip Chart untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2009 2010 | Muzayyinah | Bio-Pedagogi 5515 11817 1 SM
BIO-PEDAGOGI
ISSN: 2252-6897
Dewi
et al.
– Penerapan
Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
1
Volume
2, Nomor
1
April 2013
Halaman 88-98
Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies disertai Flip Chart
untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi
Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010
Implementation of Active Learning Student Created Case Studies with Flip Chart to Increase Self
Directed Biology Learning in XI IPA 4 Class of SMA Negeri 4 Surakarta in Academic Year 2009/2010
Suci Kusuma Dewi, Slamet Santosa, Muzayyinah
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret,
Email: [email protected]
Diterima 7 Januari 2013, disetujui 21 Maret 2013
ABSTRACT- This research own the target to increase self directed learning the student
in biological study with applying active learning of Student-Created Case Studies accompanied by Flip Chart in class of XI IPA 4 SMA Country 4 Surakarta of teaching
year 2009/2010. This research represent the research of claas action (Classroom Action Research) consited of two cysle. Every cycle consisted of 4 phase taht is planning,
acting, observing, and reflecting. Subject research is student of class XI IPA 4 SMA
Contry 4 Surakarta of teaching year 2009/2010. Technique of data complier used cover the enquette, observation, and interview. Data analysis used in this research is technique analisyse consited of the data reduction, data presetation, an withdrawal of conclusion or verivication. Result of research indicate taht the applying active larning of
Student-Created Case Studies accompanied by Flip Chart can improve the self directed learning the student in biologycal study. Make-up of self directed learning the visible student passing result of enquette and observation. Mean assess the performance percentase every indicator from self directed learning obsevation the student at
pre cycle is 14,68%, cycle I equal to 41,57%, and cycle II equal to 77,73. Mean assess
the performance percentase every indicator from self directed learning enquette the
student at pre cycle equal to 74,40%, cycle I equal to 79,74%, and cycle II equal to
80,29%. Its conclusion that applying active larning of Student-Created Case Studies accompanied by Flip Chart can improve the self directed learning.
Key Words: Student-Created Case Studies, Flip Chart, Self Directed Learning
peranan
Pendahuluan
yang
sangat
besar dalam
membentuk karakter, perkembangan ilmu
Pendidikan tidak dapat dipisahkan
dari
kehidupan kita
sehari-hari.
Pendidikan merupakan usaha sengaja dan
terencana
untuk
meningkatkan
bagi
perkembangan
manusia.
berkualitas
membantu
Pendidikan
potensi
yang
sangat diperlukan untuk
mendukung terciptanya manusia yang
cerdas
serta
globalisasi.
mampu bersaing di era
Pendidikan
mempunyai
dan mental seorang anak.
Mengacu
pada
Nasional
Sistem
Pendidikan
(undang-undang No. 20 Tahun 2003),
menyatakan bahwa
usaha
pendidikan adalah
sadar dan terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi
untuk memiliki
dirinya
kekuatan spiritual
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
keagamaan,
pengendalian
diri,
89
digunakan oleh guru dalam pembelajaran
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
harus
serta keterampilan yang diperlukan bagi
pembelajaran
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
dalam mengelola proses pengajaran.
Secara
keseluruhan,
dunia
disesuaikan
dan
dengan
kemampuan
pembelajaran dalam
memiliki
mengajar diharapkan siswa
cukup
meliputi berbagai
berkaitan
antara
kompleks,
komponen yang
satu
dengan
yang
guru
Adanya penggunaan model dan metode
pendidikan merupakan suatu sistem yang
kegiatan
tujuan
kegiatan belajar
tidak
mengalami kejenuhan dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
lainnya. Komponen yang saling berkait
Penggunaan
ini dapat dilihat dari hubungan antara
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan
elemen peserta didik (siswa), pendidik
belajar mengajar dapat mengembangkan
(guru), dan interaksi keduanya dalam
seluruh potensi yang terdapat dalam
usaha pendidikan. Adanya interaksi guru
diri siswa secara optimal baik kognitif,
dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
afektif maupun psikomotorik.
siswa
dengan
langsung
guru,
secara
menyangkut
dan
metode
Hasil observasi awal terhadap
tidak
berbagai
model
kegiatan
belajar
mengajar
dan
komponen lain diantaranya kurikulum,
wawancara dengan guru mata pelajaran
materi
bahan
pembelajaran
menjadi
ajar
yang
suatu sistem
Keberhasilan
dan
metode
Biologi kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4
saling
terkait
Surakarta tahun pelajaran 2009/2010
yang
utuh.
pendidikan
sangat
diperoleh hasil bahwa kelas
terdiri
dari
siswa
tersebut
yang heterogen
kerja
berdasarkan prestasi belajar, budaya dan
sama antara komponen yang terkait di
tingkat sosial ekonomiya. Siswa terdiri
dalamnya.
dari 38 siswa dengan 14 siswa laki –
ditentukan oleh baik tidaknya
proses
laki dan 24 siswa perempuan. Kegiatan
pembelajaran terletak pada tanggung
belajar mengajar khususnya pada mata
jawab guru, bagaimana pembelajaran
pelajaran biologi yang berlangsung di
yang disampaikan dapat dipahami oleh
kelas XI IPA 4 kurang begitu efektif.
anak didik
Kurang
Upaya
perbaikan
secara
pembelajaran juga
benar.
Proses
ditentukan sampai
efektifnya
mengajar
kegiatan
belajar
di kelas tersebut adalah
sejauh mana guru dapat menggunakan
pemilihan metode pembelajaran dan
model dan metodepembelajaran dengan
kurangnya
baik.
dalam kegiatan belajar mengajar yang
Model d an metode
yang
kemandirian
belajar siswa
90
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
ditandai dengan banyaknya siswa yang
belajar mengajar cenderung lebih aktif
tidak
dalam bertanya dan menggali informasi
membawa
buku
panduan
pelajaran dan respon siswa yang kurang
dari guru maupun sumber
positif dalam pembelajaran. Pada saat
yang lain
kegiatan belajar mengajar berlangsung
memiliki terdominasi
belajar
sehingga
cenderung
oleh
siswa banyak yang menunggu perintah
siswa sehingga
dari guru untuk melakukan sesuatu tanpa
pembelajaran tidak lagi berpusat
adanya inisiatif dari siswa sendiri. Sesuai
dengan indikator
bahwa
pada guru
tingkat pemahaman yang lebih
kemandirian belajar
kemandirian
merupakan usaha
belajar
siswa
untuk menetapkan
sedangkan siswa
mengajar,
mencapainya mencakup pula
pengetahuan
memilih sendiri sumber
belajar dan
kurang aktif
cenderung pasif dalam kegiatan belajar
sendiri tujuan atau sasaran belajar, usaha
usaha
yang
mereka
yang
hanya
menerima
diberikan
mencari sumber belajar
tanpa
yang
menggunakan teknik-teknik belajar yang
Berdasarkan
tepat
untuk mencapai tujuan tersebut.
maka perlu dikembangkan suatu model
Penetapan kompetensi, cara pencapaian
dan metode pembelajaran yang mampu
kompetensi yang telah ditetapkan dan
melibatkan peran serta
cara belajar ditentukan oleh pembelajar.
menyeluruh sehingga
Proses
pembelajaran
yang
pertimbangan
lain.
tersebut,
siswa
secara
kegiatan belajar
mengajar tidak hanya didominasi oleh
berlangsung cenderung berpusat pada
siswa-siswa
guru (teacher centered), metode yang
model
digunakan
belajar
diharapkan agar sumber informasi yang
mengajar kurang bervariasi sehingga
diterima siswa tidak hanya dari guru
siswa
tetapi
dalam kegiatan
tidak
dapat
kemampuan yang
membuat
mengembangkan
dimilikinya
siswa kurang
dan
mempunyai
tertentu
saja.
pembelajaran
juga
kemandirian
yang
dapat
belajar
Pemilihan
meningkatkan
siswa
pada
kegiatan belajar mengajar. Siswa selalu
diharapkan
menunggu perintah
mata
pelajaran biologi. Siswa
mempunyai
kemandirian
dari
guru untuk
belajar yang ditandai dengan
melakukan suatu tindakan.
Peran serta
untuk menetapkan sendiri
belum menyeluruh dan hanya
didominasi oleh siswa- siswa tertentu
saja. Siswa yang aktif dalam kegiatan
dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya
kemandirian belajar dalam mengikuti
siswa
tepat
usaha
tujuan atau
sasaran belajar, yang mencakup pula
usaha memilih sendiri sumber
belajar
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
dan menggunakan teknik-teknik belajar
Case
yang tepat untuk mencapai tujuan belajar.
pembelajaran dimana
Studies
91
adalah
metode
guru membagi
Salah satu model pembelajaran
kelas menjadi pasangan – pasangan atau
yang melibatkan peran serta siswa adalah
kelompok, guru membagi permasalahan,
model pembelajaran aktif. Pembelajaran
kelompok melakukan diskusi, masing-
aktif adalah suatu
pembelajaran yang
masing
mengajak peserta
didik untuk belajar
secara aktif.
secara
aktif
Peserta
maka
didik belajar
kegiatan
kelompok
permasalahan
dan
membuat
bertukar
dengan
kelompok lain, serta menyampaikan
belajar
hasil
diskusi
kepada peserta
mengajar dapat tetapi berpusat pada
yang
siswa (student centered). Belajar aktif
kegiatan
mengajak peserta didik tidak hanya
memberikankesimpulan,
melibatkan mental tetapi juga fisik
evaluasi.
sehingga
merasakan
pembelajaran ini menuntut siswa untuk
menyenangkan.
memiliki kemampuan yang baik dalam
suasana
berkomunikasi dan kemandirian belajar.
suasana
Belajar
peserta
yang
aktif
didik
lebih
dengan
menyenangkan
dapat
yang
lain. Guru membimbing dalam
belajar
refleksi,
Penggunaan
Pemilihan
meningkatkan
dengan
media
dan
metode
juga
harus
kemandirian belajar siswa karena siswa
mendukung kegiatan belajar mengajar
dapat
agar dapat menambah motivasi siswa
berperan secara
aktif dalam
pembelajaran dan siswa
akan mencari
dalam
mengikuti
kegiatan
belajar
pada
mata
jalan untuk memecahkan permasalahan
mengajar khususnya
yang
pelajaran biologi. Media
dihadapi.
Model pembelajaran
pembelajaran
aktif dapat membangkitkan kemandirian
merupakan segala sesuatu yang
siswa,
digunakan untuk menyalurkan pesan
siswa
akan
secara
otak
baik
untuk
menemukan ide
pokok dari
materi,
memecahkan
persoalan
menggunakan
aktif
atau
(bahan pembelajaran), sehingga
dapat
dapat
merangsang perhatian, minat, motivasi,
pikiran, dan perasaan siswa
dalam
mengaplikasikan apa yang baru mereka
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pelajari ke dalam suatu persoalan yang
belajar. Penelitian
ada dalam kehidupan nyata.
media Flip
pembelajaran aktif
Chart.
Flip
merupakan suatu media
Penelitian ini mencoba mengkaji
penerapan model
ini, menggunakan
menggunakan gambar –
Chart
yang
gambar yang
dengan menggunakan metode Student-
digantung pada suatu tiang gantungan
Created Case Studies. Student- Created
kecil
dan cara
menunjukan
dengan
92
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
membalik satu per satu.
Pembelajaran
Penggunaan
melalui
studi
Flip Chart sebagai media pembelajaran
kasus dapat dilakukan secara individual
diharapkan dapat menyajikan materi
atau kelompok. Kegiatan pembelajaran
secara keseluruhan dimulai
dengan
melalui studi kasus dapat meningkatkan
pada
aktivitas dan kemandirian belajar siswa
lembaran pertama hingga materi yang
baik secara individu maupun kelompok.
sulit pada lembaran terakhir. Gambar-
Langkah
gambar yang digunakan adalah gambar
keaktifan siswa, sedangkan peranan guru
tentang permasalahan materi
pelajaran
sebagai pemberi stimulasi, pembimbing
yang diberikan oleh guru kepada siswa.
kegiatan siswa, dan menentukan arah
Gambar yang
yang
materi
yang
relatif
mudah
diberikan guru dapat
diperoleh melalui
buku yang
relevan
pembelajaran
harus
Kegiatan
menuntut
dilakukan oleh siswa.
belajar ini
mempunyai
beberapa kelebihan, antara lain: siswa
atau dari internet.
memperoleh
Student-Created Case Studies
pengalaman
praktis,
kegiatan belajar menarik, bahan pelajaran
Student-Created
merupakan
salah
Case
Studies
satu
metode
pembelajaran aktif yang menggunakan
tipe diskusi
pelajaran
kasus atau permasalahan
yang
akan
dipelajari.
Penggunaan metode ini
siswa
menciptakan
sendiri
kasus
dipecahkan dengan siswa
secara bersama
diberikan
oleh
atau
dapat
dan
yang lain
permasalahan
guru. Langkah dalam
Student-Created Case Studies adalah:
guru membagi kelas menjadi pasanganpasangan atau kelompok, guru membagi
permasalahan, kelompok
melakukan
diskusi, dan menyampaikan hasil diskusi
kepada
peserta
yang
lain. Guru
membimbing memberikan kesimpulanrefleksi -evaluasi (Silberman, 1996: 175).
dapat
lebih dipahami
dapat
belajar dari
belajar,
dan
berinteraksi
siswa, siswa
berbagai
siswa
lebih
sumber
banyak
baik dengan siswa
lain
maupun guru (Sudjana, 1996: 83).
Kegiatan pembelajaran melalui
studi kasus atau pemecahan masalah
merupakan suatu teknik yang dilakukan
oleh guru untuk membantu siswa agar
memahami
dan
pembelajaran.
terdapat dalam
menguasai
Beberapa
ciri
materi
yang
kegiatan belajar studi
kasus ini adalah: siswa bekerja secara
individual atau bekerja dalam kelompok
kecil, pembelajaran ditekankan pada
materi pelajaran yang
persoalan
untuk
mengandung
dipecahkan,
siswa
menggunakan banyak pendekatan dalam
belajar,
dan
hasil
dari
pemecahan
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
93
masalah adalah hasil tukar pendapat di
yang relatif mudah dan bertahap sampai
antara
materi yang paling sulit. Materi secara
semua
siswa (Sanjaya, 2005:
107).
keseluruhan yang
Tujuan pembelajaran studi kasus
dalam
sudah tercantum
gambar kemudian
lembaran-
dan
lembaran tersebut dijadikan satu dengan
memecahkan masalah yang dihadapi
cara digantung. Penggunaan lembaran-
untuk mencapai kompetensi yang telah
lembaran tersebut dengan cara dibalik
ditetapkan. Permasalahan diberikan pada
satu
masing-masing
Penggunaan Flip Chart dapat
untuk
kelompok mendiskusikan permasalahan,
menyajikan
besar
merangkum hasil diskusi dan pada akhir
permasalahan atau pokok bahasan yang
kegiatan disampaikan pada seluruh kelas
akan dipelajari. Adanya penggunaan me-
melalui kegiatan presentasi (Surjadi,
dia dalam pembelajaran maka siswa
1989:3).
dapat
adalah
untuk
menganalisa
kelompok,
anggota
per
yang menggunakan susunan
gambar-gambar yang digantung pada
tiang gantungan kecil dan
cara
menunjukan dengan membalik gambar
satu per satu (Anitah, 2008: 8).
yang
berfungsi
untuk
memvisualisasikan ide atau konsep yang
dipahami
apabila
dengan cara lisan.
Chart
secara
disampaikan
Penggunaan Flip
pesan atau isi
disampaikan
materi
dapat
bertahap
yaitu
dengan cara membalik gambar satu per
satu, tiap gambar atau pesan yang akan
disampaikan diletakkan pada lembaran
kertas
gambaran secara
yang
berbeda.
dimulainya
mengajar.
kegiatan belajar
Gambar yang
digunakan
sebagai media pembelajaran dapat
digunakan oleh guru untuk menjelaskan
konsep – konsep yang sulit dijelaskan
secara verbal (Wibawa, 2001: 55).
Media gambar mempunyai
Flip Chart merupakan bagan atau
sulit
bertahap.
garis-garis
mengetahui
awal
Flip Chart merupakan media
gambar
secara
keseluruhan tentang isi pelajaran dari
Flip Chart
gambar
satu
Lembaran
pertama diawali dengan tingkat materi
beberapa kelebihan antara lain: dapat
menerjemahkan ide – ide yang bersifat
abstrak ke dalam bentuk yang nyata,
banyak tersedia
dalam
buku atau
sumber belajar yang
lain, mudah dalam
pemakaian, relatif
tidak mahal,
dapat dipakai
untuk berbagai
pelajaran dan bidang
gambar
sebagai
mempunyai
menimbulkan
gaya
tingkat
studi. Media
media
manfaat
dan
visual
sebagai berikut:
tarik
bagi
pembelajar, mempermudah pengertian,
94
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
memperjelas bagian yang penting, dan
melakukan suatu kegiatan belajar. Tujuan
dapat
yang
siswa melakukan belajar mandiri, adalah
panjang. Gambar yang baik mempunyai
mendapatkan kompetensi baru dengan
ciri – ciri: cocok dengan tingkatan umur
cara mencari informasi dari berbagai
dan kemampuan siswa, gambar yang
sumber dan
ditampilkan
pengetahuan yang dimiliki (Mudjiman,
menyingkat
tidak
gambar sesuai
uraian
terlalu
komplek,
dengan benda
yang
mengolahnya
berdasar
2006: 7).
diilustrasikan, dan gambar memberikan
Belajar mandiri
mempunyai
tujuan yang akan dicapai (Wibawa, 2001:
beberapa prinsip antara lain: belajar
39).
untuk mencari
makna, proses
belajar
terjadi secara berkesinambungan, belajar
Kemandirian Belajar
untuk mengembangkan pengetahuan, dan
Kemandirian belajar merupakan
usaha untuk menetapkan sendiri tujuan
atau sasaran belajar, usaha mencapainya
mencakup pula usaha memilih sendiri
sumber belajar dan menggunakan teknikteknik belajar yang
tepat
untuk
mencapai tujuan tersebut. Penetapan
kompetensi, cara pencapaian kompetensi
yang telah ditetapkan, dan cara belajar
ditentukanoleh pembelajar (Joyoatmojo,
hasil belajar dipengaruhi
belajar, tujuan dan motivasi dalam diri
siswa. Motivasi dalam diri siswa akan
menimbulkan rasa ingin tahu dan sifat
kreatif yang tinggi pada diri siswa.
Siswa yang mempunyai motivasi di
dalam dirinya
antara
ulet
merupakan
kegiatan belajar aktif yang didorong oleh
motivasi
dalam
diri
untuk menguasai suatu
mengatasi
siswa
kompetensi
suatu
masalah.
Penetapan kompetensi, cara pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan, dan
cara belajar ditentukan oleh pembelajar.
Kemandirian belajar siswa
oleh adanya motivasi
timbul
dari
–
ciri
lain: tekun menghadapi
dalam menghadapi
ciri
tugas,
kesulitan,
masalah yang dihadapi, cepat
Belajar mandiri
guna
memiliki
menunjukan minat dalam memecahkan
2006: 16).
adanya
oleh subjek
ditentukan
belajar yang
dalam diri siswa untuk
bosan dengan tugas
yang berulang –
ulang, dan senang
belajar mandiri.
Hasil
belajar kegiatan belajar mandiri
merupakan tanggung
peserta
didik.
kemampuan belajar
jawab individu
Penumbuhan
mandiri
dapat
dilakukan dengan cara membaca secara
kritis, meningkatkan minat dan motivasi
diri, dan menumbuhkan aktivitas belajar
dengan aktif mencari sumber belajar
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
(Suparno, 2000:
125 dan Sardiman,
lebih besar untuk
melakukan kegiatan belajar
2004: 83).
Pembelajaran
menekankan
mandiri
kemungkinan yang
95
pada
atau
mandiri
kegiatan
belajar
perseorangan
dengan
sadar dan mengingat
dengan
materi
yang
diperoleh. Motivasi dalam diri
siswa
dapat ditumbuhkan dengan cara:
menggunakan metode penugasan sebagai
membangkitkan
metode utama dan ceramah sebagai
mempertahankan rasa
ingin tahu, dan
penunjang.
menggunakan berbagai
cara penyajian
Kegiatan
pembelajaran
mandiri memberikan kesempatan kepada
materi
siswa untuk berdiskusi dengan teman
115).
yang
lain.
Belajar
mandiri
efektif
yang
minat
siswa,
menarik (Slavin, 2009:
Metode Penelitian
diterapkan dalam kegiatan belajar, siswa
Jenis penelitian yang digunakan
yang belum memahami dapat bertanya
atau berdikusi dengan teman yang lain
atau meminta
penjelasan dari guru.
Siswa dalam lingkungan pembelajaran
mandiri adalah lebih termotivasi untuk
belajar dan lebih aktif terlibat dalam
pembelajaran mereka daripada mereka
yang belajar di lebih terbatas lingkungan
(Sudjana, 1996:83, dan Zsiga and Web-
Pembelajaran
mandiri
merupakan pembelajaran yang berasal
pemikiran dan perilaku yang
dihasilkan sendiri
oleh siswa
yang
secara sistematis diarahkan pada tujuan
yang
akan dicapai
pembelajaran.
berkaitan erat
room Action Research). Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif
yaitu lebih bersifat mendeskripsikan data,
fakta, dan keadaan yang ada di dalam
kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua
siklus masing-masing siklus terdiri dari
tahap
perencanaan,
pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi.
ster, 2007:61).
dari
adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class-
melalui kegiatan
Pembelajaran mandiri
kegiatan
siswa karena
siswa dituntut untuk mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan secara
mandiri. Siswa yang sangat termotivasi
untuk mempelajari sesuatu mempunyai
Subyek penelitian adalah siswa
kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 yang
berjumlah
38
orang.
Teknik
yang
digunakan dalam penelitian adalah teknik
triangulasi.
Teknik
triangulasi
yang digunakan dalam penelitian
adalah teknik triangulasi sumber data.
Metode
pengumpulan data
dalam
penelitian menggunakan metode angket,
observasi, dan wawancara. Analisis data
dalam penelitian ini dimulai sejak awal
96
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
sampai berakhirnya pengumpulan data.
kemandirian belajar siswa pada pra
Data-
siklus adalah 74,40%, pada siklus I
data
dari
hasil penelitian
dilapangan diolah dan dianalisis secara
sebesar 79,74% dan pada
kualitatif.
sebesar 80,29%.
Teknik analisis
kualitatif
mengacu pada analisis Miles
Penerapan
dan
siklus
pembelajaran
II
aktif
Huberman (1992:16) yang dilakukan
Student-Created Case Studies disertai
dalam 3 komponen yaitu reduksi data,
Flip
penyajian
tindakan
data,
dan
penarikan
Chart
merupakan
kelas
penelitian
yang bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian belajar siswa
kesimpulan.
dalam
Hasil dan Pembahasan
pembelajaran
biologi.
Kemandirian belajar siswa
Penelitian ini
siklus
menerapkan dua
pembelajaran
dengan
pembelajaran aktif Student-Created Case
Studies disertai Flip Chart. Setiap siklus
yang
diterapkan
pada
proses
pembelajaran menunjukkan hasil yang
berbeda.
merupakan
usaha untuk menetapkan sendiri tujuan
atau
sasaran
mencapainya
belajar.
Usaha
mencakup pula usaha
memilih sendiri sumber
belajar dan
menggunakan teknik-teknik belajar yang
tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Penetapan kompetensi, cara pencapaian
Kemandirian Belajar Siswa
Nilai
persentase
kompetensi yang telah ditetapkan, dan
kemandirian
cara belajar ditentukan oleh pembelajar.
belajar siswa pada setiap siklus dari
Pembelajaran aktif Student- Cre-
hasil observasi dan angket dapat dilihat
ated Case Studies disertai Flip Chart
pada
menuntut
Gambar
1
dan
Gambar
Kemandirian belajar siswa
2.
menurut
siswa
kemampuan
yang
untuk
baik
dalam
hasil observasi dan angket pra siklus,
berkomunikasi,
siklus I, dan siklus
II menunjukkan
yang disampaikan, memecahkan masalah
peningkatan. Rata-rata nilai
dan kemandirian belajar. Garcis, et. al
adanya
persentase
dari
hasil
kemandirian belajar siswa
observasi
pada
pra
memperdalam
memiliki
(2005:390)
mengemukakan
penggunaan
studi
kasus
materi
bahwa
dapat
siklus 14,68%, pada siklus I sebesar
memperdalam dan memperluas
materi
41,57% dan pada siklus II sebesar
dan memecahkan masalah.
77,73%. Sedangkan rata – rata nilai
kasus antar siswa dapat digunakan untuk
persentase setiap indikator dari angket
menganalisis, mengaplikasikan konsep
Diskusi
dari teori menuju praktek, belajar untuk
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
memecahkan
masalah,
dan
kemampuan berkomunikasi. Nancy and
Fisher (2009:1)
pembelajaran aktif
di
dalam
secara
langsung
pembelajaran
97
pada
kegiatan
hasil
angket
dan
teknik
kemandirian belajar siswa. Berdasarkan
ruang
data yang diperoleh dari hasil observasi
kelas berpengaruh positif dalam kegiatan
dan angket
belajar siswa.
secara rata – rata selalu mengalami
Siswa
mempunyai
kemampuan untuk memecahkan masalah,
kemandirian belajar siswa
peningkatan pada setiap siklusnya.
Kemandirian belajar siswa
motivasi siswa dalam belajar dan berpikir
meningkat berdasarkan hasil observasi
kritis.
Penelitian tindakan ini diawali
dengan
tahap
observasi
terhadap
secara langsung pada saat kegiatan
pembelajaran. Tingkat
kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil
belajar siswa
observasi menunjukan bahwa
adanya penerapan
tingkat
pada
kemandirian
awal
sebelum
pembelajaran aktif
kemandirian belajar siswa masih sangat
Student-Created Case Studies disertai
rendah. Persentase rata – rata semua
Flip Chart adalah
indikator kemandirian siswa pada awal
Adanya penerapan pembelajaran aktif
observasi adalah sebesar 12,86%. Hasil
Student-Created Case Studies disertai
angket kemandirian belajar siswa juga
Flip
menunjukan bahwa tingkat kemandirian
peningkatan kemandirian belajar siswa
belajar siswa masih di bawah standar
pada
kualitas pembelajaranyaitu
74,40%.
Kemandirian belajar siswa meningkat
Rendahnya tingkat kemandirian belajar
berdasarkan peningkatan setiap indikator
siswa dikarenakan proses pembelajaran
kemandirian
pada
kegiatan pembelajaran.
saat
observasi
menggunakan
Chart
siklus
sebesar 12,86%.
menunjukkan
I dan siklus
belajar
pada
menunjukan bahwa
rata
tanya jawab.
kemandirian
siswa
insiatif dari
observasi
–
rata
sebesar
guru tanpa
41,01% pada siklus I dan mengalami
diri siswa untuk
peningkatan menjadi 77,22% pada siklus
mengikuti perintah dari
adanya
belajar
II.
Hasil observasi
metode ceramah yang disertai dengan
Siswa cenderung masih
adanya
II.
melakukan
tindakan.
Penelitian
dilakukan
dengan
penerapan
Peningkatan kemandirian belajar
pembelajaran aktif Student-Created Case
siswa selain dari hasil observasi secara
Studies disertai Flip Chart.
langsung juga didukung
Peningkatan kemandirian belajar
siswa dapat terlihat dari hasil observasi
kemandirian
belajar
angket
siswa.
Tingkat
kemandirian belajar siswa pada
awal
98
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
sebelum
adanya
penerapan
pembelajaran aktif Student-Created Case
Studies disertai Flip Chart adalah sebesar
74,40%.
Adanya
penerapan
pembelajaran aktif Student-Created Case
Studies
disertai
Flip
Chart
menunjukan adanya peningkatan
kemandirian belajar siswa pada siklus I
dan siklus
siswa
II.
Kemandirian
meningkat
peningkatan
berdasarkan
setiap
kemandirian
belajar
kemandirian
belajar
belajar
indikator
pada
angket
siswa. Hasil
perhitungan angket kemandirian belajar
siswa menunjukan bahwa rata – rata
kemandirian
belajar
siswa
sebesar
79,74% pada siklus I dan mengalami
peningkatan menjadi 80,29% pada siklus
II.
Kesimpulan
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa dengan penerapan pembelajaran
aktif Student Created Case Studies
disertai Flip Chart dapat meningkatkan
kemandirian
belajar
siswa
dalam
pembelajaran biologi.
Daftar Pustaka
Anitah, S. 2008. Media Pembelajaran.
Surakarta: UNS Press.
Garcia, A.G., Villegas, J., Cintron, ZA.
2005. Creating a Dynamic Higher Education Class Environment using Case
Studies. International Journal of Case
Method Research and Application.
XVII(3): 390-395.
Joyoatmojo, S. 2006. Belajar Mandiri:
Bekal Untuk Menapak Jalan Menuju
Belajar Sepanjang Hayat. Surakarta:
UNS.
Mujiman, H. 2006. Belajar Mandiri.
Surakarta: UNS Press.
Nancy, M. and Fisher, K.L. 2009. Clicker in Nursing Education: An Active
Learning Tool In The Classroom.
ONJI Online Journal of Nursing
Informatic. 13(2): 1-19.
Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media
Group.
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Silberman, Mel. 1996. Active Learning
101 Strategi
Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Slavin, R.E. 2009. Psikologi Pendidikan
Teori dan Praktek. Jakarta: PT Indeks.
Sudjana, N. 1996. Cara Belajar Siswa
Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suparno, S.A.
2000.
Membangun
Kompetensi Belajar.
Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Surjadi, A. 1989. Membuat Siswa Aktif
Belajar (65 Cara Belajar Mengajar
Dalam
Kelompok). Bandung:
Penerbit Mandar Maju.
Wibawa, B. dan Farida, M. 2001. Media
Pengajaran. Bandung: CV. Maulana
Zsiga, P.L and Webster,M.
2007.
Why Should Secondary Educations
Be Interested In Self Directed Learning? International Journal of Self Directed Learning. 4(2): 58-68.
ISSN: 2252-6897
Dewi
et al.
– Penerapan
Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
1
Volume
2, Nomor
1
April 2013
Halaman 88-98
Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies disertai Flip Chart
untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi
Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010
Implementation of Active Learning Student Created Case Studies with Flip Chart to Increase Self
Directed Biology Learning in XI IPA 4 Class of SMA Negeri 4 Surakarta in Academic Year 2009/2010
Suci Kusuma Dewi, Slamet Santosa, Muzayyinah
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret,
Email: [email protected]
Diterima 7 Januari 2013, disetujui 21 Maret 2013
ABSTRACT- This research own the target to increase self directed learning the student
in biological study with applying active learning of Student-Created Case Studies accompanied by Flip Chart in class of XI IPA 4 SMA Country 4 Surakarta of teaching
year 2009/2010. This research represent the research of claas action (Classroom Action Research) consited of two cysle. Every cycle consisted of 4 phase taht is planning,
acting, observing, and reflecting. Subject research is student of class XI IPA 4 SMA
Contry 4 Surakarta of teaching year 2009/2010. Technique of data complier used cover the enquette, observation, and interview. Data analysis used in this research is technique analisyse consited of the data reduction, data presetation, an withdrawal of conclusion or verivication. Result of research indicate taht the applying active larning of
Student-Created Case Studies accompanied by Flip Chart can improve the self directed learning the student in biologycal study. Make-up of self directed learning the visible student passing result of enquette and observation. Mean assess the performance percentase every indicator from self directed learning obsevation the student at
pre cycle is 14,68%, cycle I equal to 41,57%, and cycle II equal to 77,73. Mean assess
the performance percentase every indicator from self directed learning enquette the
student at pre cycle equal to 74,40%, cycle I equal to 79,74%, and cycle II equal to
80,29%. Its conclusion that applying active larning of Student-Created Case Studies accompanied by Flip Chart can improve the self directed learning.
Key Words: Student-Created Case Studies, Flip Chart, Self Directed Learning
peranan
Pendahuluan
yang
sangat
besar dalam
membentuk karakter, perkembangan ilmu
Pendidikan tidak dapat dipisahkan
dari
kehidupan kita
sehari-hari.
Pendidikan merupakan usaha sengaja dan
terencana
untuk
meningkatkan
bagi
perkembangan
manusia.
berkualitas
membantu
Pendidikan
potensi
yang
sangat diperlukan untuk
mendukung terciptanya manusia yang
cerdas
serta
globalisasi.
mampu bersaing di era
Pendidikan
mempunyai
dan mental seorang anak.
Mengacu
pada
Nasional
Sistem
Pendidikan
(undang-undang No. 20 Tahun 2003),
menyatakan bahwa
usaha
pendidikan adalah
sadar dan terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi
untuk memiliki
dirinya
kekuatan spiritual
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
keagamaan,
pengendalian
diri,
89
digunakan oleh guru dalam pembelajaran
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
harus
serta keterampilan yang diperlukan bagi
pembelajaran
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
dalam mengelola proses pengajaran.
Secara
keseluruhan,
dunia
disesuaikan
dan
dengan
kemampuan
pembelajaran dalam
memiliki
mengajar diharapkan siswa
cukup
meliputi berbagai
berkaitan
antara
kompleks,
komponen yang
satu
dengan
yang
guru
Adanya penggunaan model dan metode
pendidikan merupakan suatu sistem yang
kegiatan
tujuan
kegiatan belajar
tidak
mengalami kejenuhan dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
lainnya. Komponen yang saling berkait
Penggunaan
ini dapat dilihat dari hubungan antara
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan
elemen peserta didik (siswa), pendidik
belajar mengajar dapat mengembangkan
(guru), dan interaksi keduanya dalam
seluruh potensi yang terdapat dalam
usaha pendidikan. Adanya interaksi guru
diri siswa secara optimal baik kognitif,
dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
afektif maupun psikomotorik.
siswa
dengan
langsung
guru,
secara
menyangkut
dan
metode
Hasil observasi awal terhadap
tidak
berbagai
model
kegiatan
belajar
mengajar
dan
komponen lain diantaranya kurikulum,
wawancara dengan guru mata pelajaran
materi
bahan
pembelajaran
menjadi
ajar
yang
suatu sistem
Keberhasilan
dan
metode
Biologi kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4
saling
terkait
Surakarta tahun pelajaran 2009/2010
yang
utuh.
pendidikan
sangat
diperoleh hasil bahwa kelas
terdiri
dari
siswa
tersebut
yang heterogen
kerja
berdasarkan prestasi belajar, budaya dan
sama antara komponen yang terkait di
tingkat sosial ekonomiya. Siswa terdiri
dalamnya.
dari 38 siswa dengan 14 siswa laki –
ditentukan oleh baik tidaknya
proses
laki dan 24 siswa perempuan. Kegiatan
pembelajaran terletak pada tanggung
belajar mengajar khususnya pada mata
jawab guru, bagaimana pembelajaran
pelajaran biologi yang berlangsung di
yang disampaikan dapat dipahami oleh
kelas XI IPA 4 kurang begitu efektif.
anak didik
Kurang
Upaya
perbaikan
secara
pembelajaran juga
benar.
Proses
ditentukan sampai
efektifnya
mengajar
kegiatan
belajar
di kelas tersebut adalah
sejauh mana guru dapat menggunakan
pemilihan metode pembelajaran dan
model dan metodepembelajaran dengan
kurangnya
baik.
dalam kegiatan belajar mengajar yang
Model d an metode
yang
kemandirian
belajar siswa
90
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
ditandai dengan banyaknya siswa yang
belajar mengajar cenderung lebih aktif
tidak
dalam bertanya dan menggali informasi
membawa
buku
panduan
pelajaran dan respon siswa yang kurang
dari guru maupun sumber
positif dalam pembelajaran. Pada saat
yang lain
kegiatan belajar mengajar berlangsung
memiliki terdominasi
belajar
sehingga
cenderung
oleh
siswa banyak yang menunggu perintah
siswa sehingga
dari guru untuk melakukan sesuatu tanpa
pembelajaran tidak lagi berpusat
adanya inisiatif dari siswa sendiri. Sesuai
dengan indikator
bahwa
pada guru
tingkat pemahaman yang lebih
kemandirian belajar
kemandirian
merupakan usaha
belajar
siswa
untuk menetapkan
sedangkan siswa
mengajar,
mencapainya mencakup pula
pengetahuan
memilih sendiri sumber
belajar dan
kurang aktif
cenderung pasif dalam kegiatan belajar
sendiri tujuan atau sasaran belajar, usaha
usaha
yang
mereka
yang
hanya
menerima
diberikan
mencari sumber belajar
tanpa
yang
menggunakan teknik-teknik belajar yang
Berdasarkan
tepat
untuk mencapai tujuan tersebut.
maka perlu dikembangkan suatu model
Penetapan kompetensi, cara pencapaian
dan metode pembelajaran yang mampu
kompetensi yang telah ditetapkan dan
melibatkan peran serta
cara belajar ditentukan oleh pembelajar.
menyeluruh sehingga
Proses
pembelajaran
yang
pertimbangan
lain.
tersebut,
siswa
secara
kegiatan belajar
mengajar tidak hanya didominasi oleh
berlangsung cenderung berpusat pada
siswa-siswa
guru (teacher centered), metode yang
model
digunakan
belajar
diharapkan agar sumber informasi yang
mengajar kurang bervariasi sehingga
diterima siswa tidak hanya dari guru
siswa
tetapi
dalam kegiatan
tidak
dapat
kemampuan yang
membuat
mengembangkan
dimilikinya
siswa kurang
dan
mempunyai
tertentu
saja.
pembelajaran
juga
kemandirian
yang
dapat
belajar
Pemilihan
meningkatkan
siswa
pada
kegiatan belajar mengajar. Siswa selalu
diharapkan
menunggu perintah
mata
pelajaran biologi. Siswa
mempunyai
kemandirian
dari
guru untuk
belajar yang ditandai dengan
melakukan suatu tindakan.
Peran serta
untuk menetapkan sendiri
belum menyeluruh dan hanya
didominasi oleh siswa- siswa tertentu
saja. Siswa yang aktif dalam kegiatan
dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya
kemandirian belajar dalam mengikuti
siswa
tepat
usaha
tujuan atau
sasaran belajar, yang mencakup pula
usaha memilih sendiri sumber
belajar
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
dan menggunakan teknik-teknik belajar
Case
yang tepat untuk mencapai tujuan belajar.
pembelajaran dimana
Studies
91
adalah
metode
guru membagi
Salah satu model pembelajaran
kelas menjadi pasangan – pasangan atau
yang melibatkan peran serta siswa adalah
kelompok, guru membagi permasalahan,
model pembelajaran aktif. Pembelajaran
kelompok melakukan diskusi, masing-
aktif adalah suatu
pembelajaran yang
masing
mengajak peserta
didik untuk belajar
secara aktif.
secara
aktif
Peserta
maka
didik belajar
kegiatan
kelompok
permasalahan
dan
membuat
bertukar
dengan
kelompok lain, serta menyampaikan
belajar
hasil
diskusi
kepada peserta
mengajar dapat tetapi berpusat pada
yang
siswa (student centered). Belajar aktif
kegiatan
mengajak peserta didik tidak hanya
memberikankesimpulan,
melibatkan mental tetapi juga fisik
evaluasi.
sehingga
merasakan
pembelajaran ini menuntut siswa untuk
menyenangkan.
memiliki kemampuan yang baik dalam
suasana
berkomunikasi dan kemandirian belajar.
suasana
Belajar
peserta
yang
aktif
didik
lebih
dengan
menyenangkan
dapat
yang
lain. Guru membimbing dalam
belajar
refleksi,
Penggunaan
Pemilihan
meningkatkan
dengan
media
dan
metode
juga
harus
kemandirian belajar siswa karena siswa
mendukung kegiatan belajar mengajar
dapat
agar dapat menambah motivasi siswa
berperan secara
aktif dalam
pembelajaran dan siswa
akan mencari
dalam
mengikuti
kegiatan
belajar
pada
mata
jalan untuk memecahkan permasalahan
mengajar khususnya
yang
pelajaran biologi. Media
dihadapi.
Model pembelajaran
pembelajaran
aktif dapat membangkitkan kemandirian
merupakan segala sesuatu yang
siswa,
digunakan untuk menyalurkan pesan
siswa
akan
secara
otak
baik
untuk
menemukan ide
pokok dari
materi,
memecahkan
persoalan
menggunakan
aktif
atau
(bahan pembelajaran), sehingga
dapat
dapat
merangsang perhatian, minat, motivasi,
pikiran, dan perasaan siswa
dalam
mengaplikasikan apa yang baru mereka
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pelajari ke dalam suatu persoalan yang
belajar. Penelitian
ada dalam kehidupan nyata.
media Flip
pembelajaran aktif
Chart.
Flip
merupakan suatu media
Penelitian ini mencoba mengkaji
penerapan model
ini, menggunakan
menggunakan gambar –
Chart
yang
gambar yang
dengan menggunakan metode Student-
digantung pada suatu tiang gantungan
Created Case Studies. Student- Created
kecil
dan cara
menunjukan
dengan
92
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
membalik satu per satu.
Pembelajaran
Penggunaan
melalui
studi
Flip Chart sebagai media pembelajaran
kasus dapat dilakukan secara individual
diharapkan dapat menyajikan materi
atau kelompok. Kegiatan pembelajaran
secara keseluruhan dimulai
dengan
melalui studi kasus dapat meningkatkan
pada
aktivitas dan kemandirian belajar siswa
lembaran pertama hingga materi yang
baik secara individu maupun kelompok.
sulit pada lembaran terakhir. Gambar-
Langkah
gambar yang digunakan adalah gambar
keaktifan siswa, sedangkan peranan guru
tentang permasalahan materi
pelajaran
sebagai pemberi stimulasi, pembimbing
yang diberikan oleh guru kepada siswa.
kegiatan siswa, dan menentukan arah
Gambar yang
yang
materi
yang
relatif
mudah
diberikan guru dapat
diperoleh melalui
buku yang
relevan
pembelajaran
harus
Kegiatan
menuntut
dilakukan oleh siswa.
belajar ini
mempunyai
beberapa kelebihan, antara lain: siswa
atau dari internet.
memperoleh
Student-Created Case Studies
pengalaman
praktis,
kegiatan belajar menarik, bahan pelajaran
Student-Created
merupakan
salah
Case
Studies
satu
metode
pembelajaran aktif yang menggunakan
tipe diskusi
pelajaran
kasus atau permasalahan
yang
akan
dipelajari.
Penggunaan metode ini
siswa
menciptakan
sendiri
kasus
dipecahkan dengan siswa
secara bersama
diberikan
oleh
atau
dapat
dan
yang lain
permasalahan
guru. Langkah dalam
Student-Created Case Studies adalah:
guru membagi kelas menjadi pasanganpasangan atau kelompok, guru membagi
permasalahan, kelompok
melakukan
diskusi, dan menyampaikan hasil diskusi
kepada
peserta
yang
lain. Guru
membimbing memberikan kesimpulanrefleksi -evaluasi (Silberman, 1996: 175).
dapat
lebih dipahami
dapat
belajar dari
belajar,
dan
berinteraksi
siswa, siswa
berbagai
siswa
lebih
sumber
banyak
baik dengan siswa
lain
maupun guru (Sudjana, 1996: 83).
Kegiatan pembelajaran melalui
studi kasus atau pemecahan masalah
merupakan suatu teknik yang dilakukan
oleh guru untuk membantu siswa agar
memahami
dan
pembelajaran.
terdapat dalam
menguasai
Beberapa
ciri
materi
yang
kegiatan belajar studi
kasus ini adalah: siswa bekerja secara
individual atau bekerja dalam kelompok
kecil, pembelajaran ditekankan pada
materi pelajaran yang
persoalan
untuk
mengandung
dipecahkan,
siswa
menggunakan banyak pendekatan dalam
belajar,
dan
hasil
dari
pemecahan
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
93
masalah adalah hasil tukar pendapat di
yang relatif mudah dan bertahap sampai
antara
materi yang paling sulit. Materi secara
semua
siswa (Sanjaya, 2005:
107).
keseluruhan yang
Tujuan pembelajaran studi kasus
dalam
sudah tercantum
gambar kemudian
lembaran-
dan
lembaran tersebut dijadikan satu dengan
memecahkan masalah yang dihadapi
cara digantung. Penggunaan lembaran-
untuk mencapai kompetensi yang telah
lembaran tersebut dengan cara dibalik
ditetapkan. Permasalahan diberikan pada
satu
masing-masing
Penggunaan Flip Chart dapat
untuk
kelompok mendiskusikan permasalahan,
menyajikan
besar
merangkum hasil diskusi dan pada akhir
permasalahan atau pokok bahasan yang
kegiatan disampaikan pada seluruh kelas
akan dipelajari. Adanya penggunaan me-
melalui kegiatan presentasi (Surjadi,
dia dalam pembelajaran maka siswa
1989:3).
dapat
adalah
untuk
menganalisa
kelompok,
anggota
per
yang menggunakan susunan
gambar-gambar yang digantung pada
tiang gantungan kecil dan
cara
menunjukan dengan membalik gambar
satu per satu (Anitah, 2008: 8).
yang
berfungsi
untuk
memvisualisasikan ide atau konsep yang
dipahami
apabila
dengan cara lisan.
Chart
secara
disampaikan
Penggunaan Flip
pesan atau isi
disampaikan
materi
dapat
bertahap
yaitu
dengan cara membalik gambar satu per
satu, tiap gambar atau pesan yang akan
disampaikan diletakkan pada lembaran
kertas
gambaran secara
yang
berbeda.
dimulainya
mengajar.
kegiatan belajar
Gambar yang
digunakan
sebagai media pembelajaran dapat
digunakan oleh guru untuk menjelaskan
konsep – konsep yang sulit dijelaskan
secara verbal (Wibawa, 2001: 55).
Media gambar mempunyai
Flip Chart merupakan bagan atau
sulit
bertahap.
garis-garis
mengetahui
awal
Flip Chart merupakan media
gambar
secara
keseluruhan tentang isi pelajaran dari
Flip Chart
gambar
satu
Lembaran
pertama diawali dengan tingkat materi
beberapa kelebihan antara lain: dapat
menerjemahkan ide – ide yang bersifat
abstrak ke dalam bentuk yang nyata,
banyak tersedia
dalam
buku atau
sumber belajar yang
lain, mudah dalam
pemakaian, relatif
tidak mahal,
dapat dipakai
untuk berbagai
pelajaran dan bidang
gambar
sebagai
mempunyai
menimbulkan
gaya
tingkat
studi. Media
media
manfaat
dan
visual
sebagai berikut:
tarik
bagi
pembelajar, mempermudah pengertian,
94
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
memperjelas bagian yang penting, dan
melakukan suatu kegiatan belajar. Tujuan
dapat
yang
siswa melakukan belajar mandiri, adalah
panjang. Gambar yang baik mempunyai
mendapatkan kompetensi baru dengan
ciri – ciri: cocok dengan tingkatan umur
cara mencari informasi dari berbagai
dan kemampuan siswa, gambar yang
sumber dan
ditampilkan
pengetahuan yang dimiliki (Mudjiman,
menyingkat
tidak
gambar sesuai
uraian
terlalu
komplek,
dengan benda
yang
mengolahnya
berdasar
2006: 7).
diilustrasikan, dan gambar memberikan
Belajar mandiri
mempunyai
tujuan yang akan dicapai (Wibawa, 2001:
beberapa prinsip antara lain: belajar
39).
untuk mencari
makna, proses
belajar
terjadi secara berkesinambungan, belajar
Kemandirian Belajar
untuk mengembangkan pengetahuan, dan
Kemandirian belajar merupakan
usaha untuk menetapkan sendiri tujuan
atau sasaran belajar, usaha mencapainya
mencakup pula usaha memilih sendiri
sumber belajar dan menggunakan teknikteknik belajar yang
tepat
untuk
mencapai tujuan tersebut. Penetapan
kompetensi, cara pencapaian kompetensi
yang telah ditetapkan, dan cara belajar
ditentukanoleh pembelajar (Joyoatmojo,
hasil belajar dipengaruhi
belajar, tujuan dan motivasi dalam diri
siswa. Motivasi dalam diri siswa akan
menimbulkan rasa ingin tahu dan sifat
kreatif yang tinggi pada diri siswa.
Siswa yang mempunyai motivasi di
dalam dirinya
antara
ulet
merupakan
kegiatan belajar aktif yang didorong oleh
motivasi
dalam
diri
untuk menguasai suatu
mengatasi
siswa
kompetensi
suatu
masalah.
Penetapan kompetensi, cara pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan, dan
cara belajar ditentukan oleh pembelajar.
Kemandirian belajar siswa
oleh adanya motivasi
timbul
dari
–
ciri
lain: tekun menghadapi
dalam menghadapi
ciri
tugas,
kesulitan,
masalah yang dihadapi, cepat
Belajar mandiri
guna
memiliki
menunjukan minat dalam memecahkan
2006: 16).
adanya
oleh subjek
ditentukan
belajar yang
dalam diri siswa untuk
bosan dengan tugas
yang berulang –
ulang, dan senang
belajar mandiri.
Hasil
belajar kegiatan belajar mandiri
merupakan tanggung
peserta
didik.
kemampuan belajar
jawab individu
Penumbuhan
mandiri
dapat
dilakukan dengan cara membaca secara
kritis, meningkatkan minat dan motivasi
diri, dan menumbuhkan aktivitas belajar
dengan aktif mencari sumber belajar
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
(Suparno, 2000:
125 dan Sardiman,
lebih besar untuk
melakukan kegiatan belajar
2004: 83).
Pembelajaran
menekankan
mandiri
kemungkinan yang
95
pada
atau
mandiri
kegiatan
belajar
perseorangan
dengan
sadar dan mengingat
dengan
materi
yang
diperoleh. Motivasi dalam diri
siswa
dapat ditumbuhkan dengan cara:
menggunakan metode penugasan sebagai
membangkitkan
metode utama dan ceramah sebagai
mempertahankan rasa
ingin tahu, dan
penunjang.
menggunakan berbagai
cara penyajian
Kegiatan
pembelajaran
mandiri memberikan kesempatan kepada
materi
siswa untuk berdiskusi dengan teman
115).
yang
lain.
Belajar
mandiri
efektif
yang
minat
siswa,
menarik (Slavin, 2009:
Metode Penelitian
diterapkan dalam kegiatan belajar, siswa
Jenis penelitian yang digunakan
yang belum memahami dapat bertanya
atau berdikusi dengan teman yang lain
atau meminta
penjelasan dari guru.
Siswa dalam lingkungan pembelajaran
mandiri adalah lebih termotivasi untuk
belajar dan lebih aktif terlibat dalam
pembelajaran mereka daripada mereka
yang belajar di lebih terbatas lingkungan
(Sudjana, 1996:83, dan Zsiga and Web-
Pembelajaran
mandiri
merupakan pembelajaran yang berasal
pemikiran dan perilaku yang
dihasilkan sendiri
oleh siswa
yang
secara sistematis diarahkan pada tujuan
yang
akan dicapai
pembelajaran.
berkaitan erat
room Action Research). Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif
yaitu lebih bersifat mendeskripsikan data,
fakta, dan keadaan yang ada di dalam
kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua
siklus masing-masing siklus terdiri dari
tahap
perencanaan,
pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi.
ster, 2007:61).
dari
adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class-
melalui kegiatan
Pembelajaran mandiri
kegiatan
siswa karena
siswa dituntut untuk mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan secara
mandiri. Siswa yang sangat termotivasi
untuk mempelajari sesuatu mempunyai
Subyek penelitian adalah siswa
kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 yang
berjumlah
38
orang.
Teknik
yang
digunakan dalam penelitian adalah teknik
triangulasi.
Teknik
triangulasi
yang digunakan dalam penelitian
adalah teknik triangulasi sumber data.
Metode
pengumpulan data
dalam
penelitian menggunakan metode angket,
observasi, dan wawancara. Analisis data
dalam penelitian ini dimulai sejak awal
96
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
sampai berakhirnya pengumpulan data.
kemandirian belajar siswa pada pra
Data-
siklus adalah 74,40%, pada siklus I
data
dari
hasil penelitian
dilapangan diolah dan dianalisis secara
sebesar 79,74% dan pada
kualitatif.
sebesar 80,29%.
Teknik analisis
kualitatif
mengacu pada analisis Miles
Penerapan
dan
siklus
pembelajaran
II
aktif
Huberman (1992:16) yang dilakukan
Student-Created Case Studies disertai
dalam 3 komponen yaitu reduksi data,
Flip
penyajian
tindakan
data,
dan
penarikan
Chart
merupakan
kelas
penelitian
yang bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian belajar siswa
kesimpulan.
dalam
Hasil dan Pembahasan
pembelajaran
biologi.
Kemandirian belajar siswa
Penelitian ini
siklus
menerapkan dua
pembelajaran
dengan
pembelajaran aktif Student-Created Case
Studies disertai Flip Chart. Setiap siklus
yang
diterapkan
pada
proses
pembelajaran menunjukkan hasil yang
berbeda.
merupakan
usaha untuk menetapkan sendiri tujuan
atau
sasaran
mencapainya
belajar.
Usaha
mencakup pula usaha
memilih sendiri sumber
belajar dan
menggunakan teknik-teknik belajar yang
tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Penetapan kompetensi, cara pencapaian
Kemandirian Belajar Siswa
Nilai
persentase
kompetensi yang telah ditetapkan, dan
kemandirian
cara belajar ditentukan oleh pembelajar.
belajar siswa pada setiap siklus dari
Pembelajaran aktif Student- Cre-
hasil observasi dan angket dapat dilihat
ated Case Studies disertai Flip Chart
pada
menuntut
Gambar
1
dan
Gambar
Kemandirian belajar siswa
2.
menurut
siswa
kemampuan
yang
untuk
baik
dalam
hasil observasi dan angket pra siklus,
berkomunikasi,
siklus I, dan siklus
II menunjukkan
yang disampaikan, memecahkan masalah
peningkatan. Rata-rata nilai
dan kemandirian belajar. Garcis, et. al
adanya
persentase
dari
hasil
kemandirian belajar siswa
observasi
pada
pra
memperdalam
memiliki
(2005:390)
mengemukakan
penggunaan
studi
kasus
materi
bahwa
dapat
siklus 14,68%, pada siklus I sebesar
memperdalam dan memperluas
materi
41,57% dan pada siklus II sebesar
dan memecahkan masalah.
77,73%. Sedangkan rata – rata nilai
kasus antar siswa dapat digunakan untuk
persentase setiap indikator dari angket
menganalisis, mengaplikasikan konsep
Diskusi
dari teori menuju praktek, belajar untuk
Dewi et al. – Penerapan Pembelajaran Aktif Student-Created Case Studies
memecahkan
masalah,
dan
kemampuan berkomunikasi. Nancy and
Fisher (2009:1)
pembelajaran aktif
di
dalam
secara
langsung
pembelajaran
97
pada
kegiatan
hasil
angket
dan
teknik
kemandirian belajar siswa. Berdasarkan
ruang
data yang diperoleh dari hasil observasi
kelas berpengaruh positif dalam kegiatan
dan angket
belajar siswa.
secara rata – rata selalu mengalami
Siswa
mempunyai
kemampuan untuk memecahkan masalah,
kemandirian belajar siswa
peningkatan pada setiap siklusnya.
Kemandirian belajar siswa
motivasi siswa dalam belajar dan berpikir
meningkat berdasarkan hasil observasi
kritis.
Penelitian tindakan ini diawali
dengan
tahap
observasi
terhadap
secara langsung pada saat kegiatan
pembelajaran. Tingkat
kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil
belajar siswa
observasi menunjukan bahwa
adanya penerapan
tingkat
pada
kemandirian
awal
sebelum
pembelajaran aktif
kemandirian belajar siswa masih sangat
Student-Created Case Studies disertai
rendah. Persentase rata – rata semua
Flip Chart adalah
indikator kemandirian siswa pada awal
Adanya penerapan pembelajaran aktif
observasi adalah sebesar 12,86%. Hasil
Student-Created Case Studies disertai
angket kemandirian belajar siswa juga
Flip
menunjukan bahwa tingkat kemandirian
peningkatan kemandirian belajar siswa
belajar siswa masih di bawah standar
pada
kualitas pembelajaranyaitu
74,40%.
Kemandirian belajar siswa meningkat
Rendahnya tingkat kemandirian belajar
berdasarkan peningkatan setiap indikator
siswa dikarenakan proses pembelajaran
kemandirian
pada
kegiatan pembelajaran.
saat
observasi
menggunakan
Chart
siklus
sebesar 12,86%.
menunjukkan
I dan siklus
belajar
pada
menunjukan bahwa
rata
tanya jawab.
kemandirian
siswa
insiatif dari
observasi
–
rata
sebesar
guru tanpa
41,01% pada siklus I dan mengalami
diri siswa untuk
peningkatan menjadi 77,22% pada siklus
mengikuti perintah dari
adanya
belajar
II.
Hasil observasi
metode ceramah yang disertai dengan
Siswa cenderung masih
adanya
II.
melakukan
tindakan.
Penelitian
dilakukan
dengan
penerapan
Peningkatan kemandirian belajar
pembelajaran aktif Student-Created Case
siswa selain dari hasil observasi secara
Studies disertai Flip Chart.
langsung juga didukung
Peningkatan kemandirian belajar
siswa dapat terlihat dari hasil observasi
kemandirian
belajar
angket
siswa.
Tingkat
kemandirian belajar siswa pada
awal
98
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 88-98
sebelum
adanya
penerapan
pembelajaran aktif Student-Created Case
Studies disertai Flip Chart adalah sebesar
74,40%.
Adanya
penerapan
pembelajaran aktif Student-Created Case
Studies
disertai
Flip
Chart
menunjukan adanya peningkatan
kemandirian belajar siswa pada siklus I
dan siklus
siswa
II.
Kemandirian
meningkat
peningkatan
berdasarkan
setiap
kemandirian
belajar
kemandirian
belajar
belajar
indikator
pada
angket
siswa. Hasil
perhitungan angket kemandirian belajar
siswa menunjukan bahwa rata – rata
kemandirian
belajar
siswa
sebesar
79,74% pada siklus I dan mengalami
peningkatan menjadi 80,29% pada siklus
II.
Kesimpulan
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa dengan penerapan pembelajaran
aktif Student Created Case Studies
disertai Flip Chart dapat meningkatkan
kemandirian
belajar
siswa
dalam
pembelajaran biologi.
Daftar Pustaka
Anitah, S. 2008. Media Pembelajaran.
Surakarta: UNS Press.
Garcia, A.G., Villegas, J., Cintron, ZA.
2005. Creating a Dynamic Higher Education Class Environment using Case
Studies. International Journal of Case
Method Research and Application.
XVII(3): 390-395.
Joyoatmojo, S. 2006. Belajar Mandiri:
Bekal Untuk Menapak Jalan Menuju
Belajar Sepanjang Hayat. Surakarta:
UNS.
Mujiman, H. 2006. Belajar Mandiri.
Surakarta: UNS Press.
Nancy, M. and Fisher, K.L. 2009. Clicker in Nursing Education: An Active
Learning Tool In The Classroom.
ONJI Online Journal of Nursing
Informatic. 13(2): 1-19.
Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media
Group.
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Silberman, Mel. 1996. Active Learning
101 Strategi
Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Slavin, R.E. 2009. Psikologi Pendidikan
Teori dan Praktek. Jakarta: PT Indeks.
Sudjana, N. 1996. Cara Belajar Siswa
Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suparno, S.A.
2000.
Membangun
Kompetensi Belajar.
Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Surjadi, A. 1989. Membuat Siswa Aktif
Belajar (65 Cara Belajar Mengajar
Dalam
Kelompok). Bandung:
Penerbit Mandar Maju.
Wibawa, B. dan Farida, M. 2001. Media
Pengajaran. Bandung: CV. Maulana
Zsiga, P.L and Webster,M.
2007.
Why Should Secondary Educations
Be Interested In Self Directed Learning? International Journal of Self Directed Learning. 4(2): 58-68.