Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009 2010 | Joko Ariyanto | Bio-Pedagogi 5506 11799 1 SM
BIO-PEDAGOGI
Fatmawati
al. – Penerapan
Strategi Pembelajaran Think Talk Write
Volume 2, et
Nomor
1
Halaman 1-15
ISSN: 2252-6897
1
April 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2009/2010
The Implementation of Think Talk Write Learning Strategy to Improve Student’s Learn Activities in
Biology Learning Class X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta of 2009/2010 Academic Year
Dwitya Nadia Fatmawati, Slamet Santosa, Joko Ariyanto
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret
Email: slametsantosa_bio@yahoo.co.id
Diterima 28 September 2012, disetujui 3 Maret 2013
ABSTRACT- The purpose of the research to improve student learning activities in teaching and learnig activities with the implementation of Biology learning strategy Think Talk
Write on Environmental Pollution material. This research is a classroom action research.
The experiment was conducted in two cycles, with each cycle consisting of the planning,
observation, evaluation, analysis, and reflection. Subjects were students of class XI
SMA Al Islam 1 Surakarta academic year 2009/2010. Source of data derived from
teacher and student information, observation, and documentation. Techniques and
tools of data collection is a questionnaire, observation, and interviews. Validate data
using triangulation techniques of data sources. Data analysis techniques used are
qualitative analysis. Research procedure is a spiral model of inter-related. The results
showed that the application of learning strategies can improve student activities in
biology learning in class X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta 2009/2010 academic year.
Improved student learning activities can be viewed through a questionnaire and
observation sheet. The average percentage based on observation of student activity sheets
for 41.90% of pre cycle, a cycle of 73.07% and 87.23% for cycle 2.Questionnaire
pre-cycle calculation results indicate student activity at 70.49%, a cycle of 73.83%,
and the second cycle result indicate that student activity of 77.96%.
Key Words: Think talk write learning strategy, student activity, biology learning
diubah. Guru hendaknya
Pendahuluan
variasi
Kualitas proses belajar mengajar
di kelas dapat mempengaruhi mutu
pendidikan.
Fenomena
yang
penerapan pembelajaran di dalam kelas.
Kebanyakan dalam praktek pendidikan
selama ini guru memegang peran yang
dominan,
sehingga
guru
berfungsi
sebagai sumber belajar dan pemegang
otoritas
tertinggi
keilmuan (teacher
centered). Pandangan semacam ini perlu
pembelajaran
dan
menekankan agar peserta didik aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
sering
dialami adalah bagaimana proses dan
strategi
menerapkan
Hasil
observasi
pada
mata
pelajaran Biologi di kelas X-1 SMA Al
Islam
1 Surakarta
tahun ajaran
2009/2010 menunjukkan bahwa siswa
yang membaca buku paket
51,21%,
mengantuk selama mengikuti pelajaran
14,63%, bertanya kepada teman 14,63%
dan bertanya kepada guru 12,19%.
Berdasarkan
hasil
observasi
awal
2
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
tersebut, masalah pada kelas X-1 SMA
pembelajaran yang diterapkan adalah
Al
paling
ceramah disertai tanya jawab. Penerapan
dan mungkin untuk dicarikan
metode ini belum dapat membuat siswa
Islam
penting
1 Surakarta
solusinya adalah
yang
aktif
rendahnya
dan
menyampaikan
aktivitas belajar Biologi.
Sebagai tindak lanjut terhadap
komunikatif
dalam
pendapat
selama
pembelajaran berlangsung.
Solusi
kesimpulan sementara hasil observasi
yang
dapat
dilakukan
awal di kelas X-1 SMA Al Islam 1
untuk mengatasi masalah yang telah
Surakarta, maka dilakukan observasi
teridentifikasi di kelas X-1 SMA Al Is-
lanjutan dengan menggunakan indikator
lam 1 Surakarta adalah menggunakan
aktivitas belajar siswa. Persentase siswa
strategi
yang
mendorong siswa untuk
memperhatikan
menjelaskan
materi
saat
adalah
guru
pembelajaran
aktif
65,85%,
yang
dapat
lebih
dalam
pro-ses
menyatakan pendapat ketika diminta oleh
pembelajaran. Strategi
guru 34,14% bertanya kepada guru
yang digunakan untuk meningkatkan
21.95% dan 31.70% bertanya kepada
aktivitas belajar dan
teman ketika belum memahami materi.
antara siswa adalah melalui think talk
Siswa yang mendengarkan pada saat
write (TTW). Penerapan strategi TTW
diskusi
membuat
dapat mendorong siswa untuk berpikir,
memecahkan
aktif berpartisipasi dalam pembelajaran,
kelas
rangkuman
masalah
46,34%,
48,78%,
yang
diberikan
oleh
guru
berkomunikasi
pembelajaran
komunikasi
dengan
baik,
di
siap
36,58% dan mengingat materi yang telah
mengemukakanpendapatnya, menghargai
disampaikan 34,14%. Hasil observasi
orang lain, dan melatih siswa untuk
lanjutan
menuliskan hasil diskusinya ke dalam
menguatkan
kesimpulan
sementara bahwa aktivitas belajar siswa
bentuk
tulisan
secara
sistematis.
di kelas X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta
Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang
masih kurang.
dapat ditingkatkan melalui penerapan
penyebab
strategi TTW adalah aktivitas melihat,
rendahnya aktivitas siswa adalah strategi
berbicara, mendengarkan, menulis, men-
yang digunakan dalam mengajar berpusat
tal, dan aktivitas emosional.
Akar
masalah
pada guru (teacher centered) sehingga
Strategi pembelajaran merupakan
siswa bertindak sebagai obyek dalam
salah
pembelajaran. Hasil wawancara dengan
Strategi pembelajaran dapat
guru
sebagai setiap kegiatan yang dipilih,
menunjukkan
bahwa
metode
satu
variabel
pembelajaran.
diartikan
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
yaitu yang dapat
atau bantuan kepada para peserta didik
menuju
pembelajaran
bagian dalam
pendahuluan
sistem
sebagai
pembelajaran
secara keseluruhan memegang peranan
ter-capainya
tujuan
tertentu.
Strategi
penting.
seluruh
pembelajaran khusus yang diharapkan
pembelajaran terdiri
komponen
Kegiatan
memberikan fasilitas
3
atas
materi pembelajaran dan
Guru
menjelaskan
tujuan
dicapai peserta didik di
kegiatan.
prosedur atau tahapan kegiatan belajar
akhir
Pemberian
apersepsi
dalam
kegiatan
yang akan digunakan oleh guru dalam
juga
rangka mencapai tujuan pembelajaran
pendahuluan yang merupakan jembatan
tertentu (Uno, 2007: 1).
antara
Strategi Pembelajaran Think, Talk,
termasuk
pengetahuan
dengan
pengetahuan baru yang akan dipelajari.
Penyampaian informasi
Write
peserta
Strategi pembelajaran merupakan
hal yang perlu diperhatikan guru dalam
proses
pembelajaran
karena
dalam
strategi pembelajaran terdapat cara-cara
yang akan digunakan pengajar untuk
memilih kegiatan belajar selama proses
pembelajaran.
Pemilihan
tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan
situasi dan kondisi, sumber belajar,
kebutuhan dan karakteristik peserta didik
yang dihadapi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat akan
mengoptimalkan
kualitas
belajar
mengajar yang terjadi di kelas.
terdapat
lima
pembelajaran
komponen
strategi
yaitu kegiatan pembe-
pendahuluan,
penyampaian
informasi, partisipasi peserta didik, tes,
dan kegiatan lanjutan.
didik
beberapa
perlu
hal
memperhatikan
meliputi
penyampaian, ruang
yang
kepada
urutan
lingkup materi
disampaikan dan jenis
Urutan penyampaian materi
berdasarkan
pola
materi.
diberikan
yang tepat
yaitu
berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal
yang sederhana atau mudah menuju hal
yang
lebih kompleks. Ruang lingkup
materi yang
disampaikan
bergantung
pada karakteristik peserta didik dan
materi yang dipelajari. Ruang lingkup
materi sudah tergambar
pada
saat
penentuan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat
Uno (2007:3) menyatakan bahwa
lajaran
lama
dari suatu kegiatan belajar dan dikenal
dengan istilah cara belajar siswa aktif.
Proses pembelajaran akan lebih berhasil
apabila peserta didik secara
aktif
melakukan latihan secara langsung dan
4
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
relevan dengan tujuan pembelajaran yang
Wiederhold membuat catatan berarti
sudah ditetapkan.
menganalisiskan tujuan isi teks dan
Komponen strategi pembelajaran
memeriksa bahan-bahan yang
ditulis.
setelah partisipasi siswa adalah tes yang
Belajar rutin membuat atau menulis
biasanya
akhir kegiatan
catatan sebelum
peserta
merangsang aktivitas berpikir sebelum,
dilakukan di
pembelajaran
setelah
didik
membaca
akan
melalui berbagai proses pembelajaran.
selama
Komponen terakhir
strategi
dan Ansari (2008: 85). Menurut Wijaya
pembelajaran adalah kegiatan lanjutan
(2007: 71) berpikir dapat didefinisikan
yang diberikan oleh guru (Uno, 2007: 3-
sebagai
7).
kegiatan merakit, menggunakan dan
dari
Yamin dan Ansari (2008: 84)
dan setelah membaca
serentetan
Yamin
proses-proses
memperbaiki model-model simbolik in-
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
ternal.
Think Talk Write yang diperkenalkan
menambahkan bahwa berpikir adalah
oleh Huinker dan Laughlin ini
pada
suatu kemampuan untuk menganalisa,
berpikir,
mengkiritik, dan menarik kesimpulan
berbicara dan menulis. Alur kemajuan
berdasar pada inferensi atau pendapat.
strategi TTW dimulai dari keterlibatan
Seseorang perlu berpikir agar dapat
siswa
menggunakan informasi yang dimiliki
dasarnya dibangun melalui
dalam berpikir atau berdialog
dengan dirinya sendiri
membaca, selanjutnya
setelah proses
berbicara
dan
Arends
dengan
baik
(1997:
jika
158)
informasi
yang
diperoleh tidak lengkap.
membagi ide dengan temannya sebelum
Wijaya (2007: 79) menyatakan
menulis. Strategi ini lebih efektif jika
bahwa upaya yang dapat dilakukan guru
dilakukan dalam
dalam membina siswa
dengan
3-5
kelompok heterogen
siswa.
Siswa
diminta
adalah
dengan
agar berpikir
menciptakan
lingkungan
yang
menjelaskan, mendengar, dan membagi
mengajar
lebih banyak ditampilkan
ide
keterampilan
membaca,
membuat
bersama
catatan
kecil,
teman dalam kelompok
kondusif,
kondisi
memecahkan
masalah
kemudian mengungkapkannya melalui
daripada
tulisan.
dan mengajukan pertanyaan untuk bahan
dapat
menyampaikan
strategi
pengetahuan
Aktivitas berpikir atau think yang
berpikir. Adanya pertanyaan-pertanyaan
dilihat
dari
dari
proses
membaca
guru
membuat
siswa
suatu teks kemudian membuat catatan
mengembangkan
apa
tertentu di bawah bimbingan guru.
yang
telah
dibaca.
Menurut
cara-cara
mulai
berpikir
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
talk
5
Tahap kedua setelah think adalah
diskusi
yaitu
dengan
membantu peserta didik merefleksikan
dan bahasa
pengalaman-pengalaman yang mereka
berkomunikasi
menggunakan kata-kata
yang mereka
pahami. Talking
juga
secara
menulis
pemahaman
ide,karena
sehingga
dalam
dapat
perlengkapan
belajar,
mempersiapkan
pembelajaran
yang
Menulis
alami (Silberman, 2001: 179). Aktivitas
dapat membantu guru untuk mengetahui
siswa
individual.
berarti
berdialog
mengkonstruksi
setelah
berdiskusi
atau
antar teman dan kemudian
mengungkapkannya
melalui tulisan.
dibutuhkan. Komunikasi dalam metode
Aktivitas menulis akan membantu siswa
TTW
dalam membuat hubungan dan juga
memungkinkan
siswa
untuk
terampil berbicara. Proses komunikasi
memungkinkan
dipelajari siswa dalam kehidupan sebagai
pengembangan konsep siswa. aktivitas
individu
dengan
menulis siswa bermanfaat bagi guru
lingkungan sosialnya. Proses komunikasi
untuk dapat memantau kesalahan siswa,
dapat dibangun di kelas secara alami dan
miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap
mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai
ide yang sama.
yang
berinteraksi
alat sebelum menulis. Komunikasi dalam
suatu
diskusi
dapat
membantu
guru
melihat
Langkah-Langkah bStrategi
Pembelajaran Think Talk Write
kolaborasi dan meningkatkan aktivitas
Suherman
belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi
karena ketika siswa diberi kesempatan
untuk berkomunikasi
berpikir
bagaimana
mengungkapkannya
Keterampilan
tahap
sekaligus
talk
kemampuan
cara
dalam
berkomunikasi
dapat
siswa
dapat
tulisan.
dalam
mempercepat
mengungkapkan
idenya melalui tulisan. Berkomunikasi
atau berdialog baik antar siswa maupun
guru
juga
dapat
meningkatkan
pemahaman (Yamin dan Ansari, 2008:
bahwa
urutan
dalam strategi
Tahap ketiga dalam strategi TTW
adalah write yaitu menuliskan hasil
menyatakan
proses
pembelajaran
Think
Talk
Write
dimulai dengan berpikir melalui bahan
bacaan,
hasil
bacaannya
dikomunikasikan dengan diskusi, dan
dilanjutkan presentasi
dari perwakilan
kelompok. Tahap selanjutnya adalah
mengkonstruksi hasil pengetahuan hasil
dari tahap
think dan talk secara
in-
dividual. Sintaknya adalah: informasi,
kelompok,
melaporkan.
85).
(2009)
diskusi,
presentasi
dan
6
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
Langkah-langkah yang lebih rinci
kesulitan
serta
memonitoring
dan
dijelaskan oleh Yamin dan Ansari (2008:
menilai partisipasi siswa dalam diskusi
90):
dan memutuskan kapan dan bagaimana
1) Guru membagi teks bacaan berupa
mendorong
lembar aktivitas siswa yang memuat
situasi masalah.
setiap
siswa
untuk
berpartisipasi.
Aktivitas Belajar
2) Siswa membaca teks dan membuat
Definisi aktivitas menurut Kamus
catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi
Besar Bahasa Indonesia (1990: 17)
adalah kegiatan atau keaktifan atau
(think).
3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi
dengan teman untuk membahas isi
catatan, dilanjutkan presentasi dari
perwakilan kelompok dan ditanggapi
oleh kelompok lain (talk). Guru
berperan
sebagai
fasilitator
kesibukan. Tidak ada belajar jika tidak
ada
dalam
guru
dalam
metode
pembelajaran Think Talk Write menurut
(2008: 84) adalah
mengajukan pertanyaan dan tugas yang
mendatangkan
menantang
keterlibatan
siswa
untuk
dan
berpikir,
mendengar secara hati-hati ide siswa,
menyuruh siswa mengungkapkan ide
secara
lisan dan tertulis. Guru juga
memutuskan apa yang digali dan dibawa
siswa
kapan
dalam
diskusi, memutuskan
memberi
informasi,
mengklarifikasikan persoalan-persoalan,
menggunakan model, membimbing, dan
membiarkan siswa
berjuang
merupakan
belajar
mengajar.
Pendapat ini men-dapatkan pengakuan
dari berbagai ahli pendidikan.
menyatakan
bahwa
manusia sebagai pencipta. Prinsip utama
yang dikemukakan Frobel bahwa anak
secara individual (write).
Yamin dan Ansari
interaksi
Frobel
4) Siswa mengkonstruksi pengetahuan
Aktivitas
prinsip atau asas yang sangat penting di
lingkungan belajar.
Peranan
aktivitas.
dengan
itu harus bekerja sendiri. Penerapannya
digunakan sebuah semboyan berikir dan
berbuat. Berpikir dan berbuat dalam
dinamika kehidupan manusia sebagai
suatu
rangkaian
dipisahkan.
yang
tidak
dapat
Seseorang
yang
telah
berhenti berpikir dan berbuat perlu
diragukan eksistensi kemanusiaannya.
Pendidikan harus berlangsung dengan
cara berbuat sebagai pengganti kata-kata
(Sardiman, 2007:96).
Seorang
ahli
menemukan suatu
Biologi, Berson
konsep atau
teori
yang disebut Elan vital pada manusia.
Elan vital adalah suatu daya hidup pada
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
7
diri manusia yang menyebabkan manusia
sebagaimana aktivitas dalam kehidupan
berbuat segala sesuatu. Seorang yang
di masyarakat.
memiliki
memiliki
Elan vital yang
besar kuat
kemampuan berbuat lebih
Yamin (2007:
77) menyatakan
bahwa keaktivan siswa dalam proses
banyak dan luas. Sebaliknya, seseorang
pembelajaran dapat
yang memiliki Elan vital yang kecil
mengembangkan bakat yang dimilikinya,
maka daya dan ruang geraknya juga
berpikir kritis dan dapat memecahkan
kecil dan sempit. (Hamalik, 2003: 171).
permasalahan dalam kehidupan sehari-
Pentingnya keterlibatan langsung
siswa
dalam
belajar dijelaskan oleh
hari. Guru sebagai
dan
pengajar dapat
merekayasa sistem pembelajaran secara
John Dewey dalam teorinya learning
sistematis
by doing yang berarti belajar dengan
keaktifan
perbuatan. Belajar sebaiknya dialami
pembelajaran.
melalui perbuatan langsung
merangsang
dan harus
sehingga
siswa
merangsang
dalam
Pembelajaran
yang
proses
dilakukan
dilakukan oleh siswa secara aktif baik
harus
individual maupun kelompok dengan
aktivitas siswa. Dimyati dan Mudjiono
cara memecahkan masalah (Dimyati dan
(2006: 51) menyatakan bahwa
Mudjiono, 2006:46). Hamalik (2003:
dituntut
175) menambahkan pentingnya aktivitas
memproses dan mengolah perolehan
dalam pembelajaran yaitu para siswa
belajarnya. Siswa diharapkan aktif secara
mencari
dan
fisik, intelektual dan emosional untuk
langsung mengalami sendiri. Berbuat
dapat mengolah perolehan belajarnya
sendiri akan mengembangkan seluruh
secara efektif. Implikasi keakifan bagi
aspek pribadi siswa secara integral,
siswa berwujud perilaku seperti mencari
memupuk kerjasama yang harmonis di
sumber informasi yang
kalangan siswa, bekerja menurut minat
menganalisis hasil percobaan, membuat
dan kemampuan sendiri, mempererat
karya tulis dan perilaku sejenis lainnya.
pengalaman
sendiri
hubungan sekolah dan masyarakat, dan
mengacu
pada
peningkatan
siswa
untuk selalu aktif dalam
Ngozi
(2009:
dibutuhkan,
30) melakukan
hubungan antara orang tua dengan guru.
penelitian
Pengajaran
prestasi siswa di sekolah menengah
realistis
diselenggarakan
dan
konkret
secara
sehingga
tentang
dengan
keterlibatan
menggunakan
mengembangkan pemahaman siswa serta
metakognitif.
pengajaran di sekolah menjadi hidup
adanya strategi metakognitif
dan
strategi
Hasil penelitian bahwa
membantu siswa
dapat
dapat membantu
8
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
memecahkan masalah dan mencapai
diketahui dengan melihat unsur kejiwaan
kesuksesan
seseorang belajar atau subyek didik.
akademis.
Siswa
secara
efektif membedakan antara
informasi
yang
Komponen manusiwi yang melakukan
telah dipelajari
dan
aktivitas dalam belajar mengajar dilihat
informasi yang belum dipelajari untuk
dari
dijadikan bahan belajar baru. Strategi ini
siswa dan guru. Prinsip aktivitas belajar
memberi
untuk
belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa
memahami
dibagi menjadi dua yaitu ilmu jiwa la-
kesempatan siswa
belajar, mengerti
dan
informasi yang diterima di dalam kelas
dan dalam kehidupannya sehari-hari.
sudut pandang ilmu jiwa adalah
ma dan ilmu jiwa modern.
2. Pandangan Ilmu Jiwa Lama
Penelitian mengenai partisipasi
dalam pembelajaran menggunakan tugas
berbasis
online dalam mempelajari
lingkungan juga dilakukan oleh Lang
(2010:
338).
Berdasarkan
penelitian
diketahui bahwa para siswa sekolah
menengah berpartisipasi langsung dan
berinteraksi
secara
mental
dalam
Aktivitas
merupakan kegiatan
seseorang yang ditandai dengan adanya
perbuatan
baik
yang
bersifat
fisik
maupun mental. Aktivitas belajar dalam
pendidikan diwujudkan dalam kegiatan
melihat,
mendengar,
mengibaratkan jiwa seseorang bagaikan
kertas putih yang tidak bertulis. Kertas
putih ini kemudian akan mendapatkan
coretan atau tulisan dari luar. Kertas itu
bersifat reseptif, terserah unsur dari luar
apa yang akan ditulis. Konsep semacam
ini kemudian ditransfer ke dalam dunia
pendidikan. Siswa
pembelajaran yang berbasis online.
tabularasa
Konsep
dan interaksi siswa sekolah menengah
diibaratkan sebagai
kertas putih sedangkan unsur dari luar
yang menulisi adalah guru. Aktivitas
dalam pembelajarann didominasi oleh
guru sedangkan anak didik bersifat pasif
(Sardiman, 2007: 97-98).
Pandangan ilmu jiwa
mencatat
lama
ditandai dengan adanya pembelajaran
dan lain-lain.
yang
1. Prinsip-Prinsip Aktivitas
Prinsip-prinsip
aktivitas
bersifat
teacher
centered
(pembelajaran yang berpusat pada guru).
dalam
3.
Pandangan Ilmu Jiwa Modern
belajar dalam hal ini dilihat dari sudut
pandang
perkembangan konsep jiwa
menurut ilmu jiwa. Prinsip aktivitas
yang terjadi
dalam
belajar dapat
Aliran ilmu jiwa modern akan
menerjemahkan jiwa manusia sebagai
sesuatu yang dinamis, memiliki potensi
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
9
dan energi sendiri. Secara alami anak
adalah menyediakan kondisi
didik bisa menjadi aktif karena adanya
kondusif (Sardiman, 2007: 99-100).
motivasi dan didorong oleh bermacam-
yang
Pembelajaran
yang
macam kebutuhan. Anak didik dipandang
mengoptimalkan
mempunyai potensi untuk berkembang.
aktivitas siswa merupakan pembelajaran
Tugas pendidik adalah membimbing dan
yang bersifat student centered atau
menyediakan kondisi agar anak
didik
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
dan
Siswa dituntut untuk dapat berpartisipasi
dapat mengembangkan
bakat
potensinya.
kemampuan
dan
aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
Dimyati
dan Mudjiono (2006:
44) menyatakan bahwa anak merupakan
mengajar.
4. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar
makhluk yang aktif yang mempunyai
Team Didaktik Metodik (1993:
dorongan berbuat sesuatu, mempunyai
kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar
tidak bisa dipaksakan oleh orang lain
dan dilimpahkan kepada
orang
lain.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila
anak aktif mengalami sendiri. Belajar
menyangkut apa yang harus dikerjakan
siswa
untuk dirinya sendiri, maka
inisiatif harus datang dari siswa sendiri.
Guru
bertugas
menyediakan
bahan pelajaran, tetapi yang mengolah
dan mencerna bahan makanan tersebut
adalah para
siswa
sesuai
bakat,
kemampuan dan latar belakang masingmasing. Belajar adalah
sekaligus
berbuat
membuat anak didik
dan
harus
aktif. Hal ini sesuai dengan hakikat
anak
didik sebagai manusia
penuh dengan potensi
berkembang
kondisi
secara
yang
yang bisa
optimal apabila
mendukungnya.
Peran
guru
26) membagi aktivitas belajar menjadi
dua yaitu aktivitas jasmani atau fisik
dan aktivitas
rohani
atau mental.
Aktivitas yang meliputi aktivitas jasmani
yaitu kegiatan yang nampak bila murid
sibuk bekerja,dan aktivitas mental yaitu
kegiatan yang Nampak
sedang
mengamati
bila
murid
dengan
teliti,
mengingat, memecahkan persoalan dan
mengambil kesimpulan.
Aktivitas mental yang terlihat
pada dimensi peserta didik antara lain:
keberanian
menyatakan
pikiran, perasaan,
keinginan
dan
pendapat,
mengingat,
keberanian
berpartisipasi, memecahkan masalah dan
menambil keputusan. Usaha yang dapat
dilakukan guru untuk membangkitkan
aktivitas mental siswa yaitu mengajukan
pertanyaan
dan membimbing diskusi,
memberikan tugas untuk menganalisa,
10
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
memecahkan masalah dan mengambil
analisis kualitatif mengacu pada model
keputusan.
analisis Miles dan Huberman (1992: 16-
Para ahli berpendapat tentang
aktivitas, Yamin (2007:
85) membagi
kegiatan belajar dalam 8 kelompok yaitu
visual activities, oral activities, listening
19) yang
dilakukan dalam
tiga
komponen yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
activities, writing activities, drawing acHasil
tivities, motor activities, mental activities
perhitungan
aktivitas siswa dengan penerapan strategi
dan emotional activities.
pembelajaran think
Metode Penelitian
adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif
yaitu lebih bersifat mendeskripsikan da-
dalam
talk
write
tiap
aspek dapat dilihat pada Tabel 1.
Jenis penelitian yang digunakan
ta, fakta
angket
dan keadaan yang
ada
di
kelas. Penelitian dilaksanakan
Tabel 1. Skor Capaian Setiap Aspek
pada Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra
Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
No
Aspek
1
Melihat
2
Lisan
3
Mendengar
4
Menulis
5
Mental
6
Emosional
Rata-Rata
Pra
Siklus
78.70
71.75
80.00
77.50
64.41
72.97
70.49
Siklus
1
80.04
76.00
80.65
78.00
77.00
77.00
73.83
Siklus
2
80.73
76.52
81.00
79.00
77.56
77.60
77.96
dalam dua siklus, masing-masing siklus
terdiri dari tahap perencanaan, tahap
Berdasarkan data tabel 1 dapat
pelaksanaan tindakan, tahap observasi
dilihat bahwa aktivitas siswa pada siklus
dan tahap refleksi.
II berkisar antara76.52%-81% dengan ra-
Subyek penelitian adalah siswa
ta-rata kelas 77,96%. Nilai
tersebut
kelas X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta
menunjukkan adanya
tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah
dibandingkan dengan nilai pada pra
41 orang. Teknik yang digunakan dalam
siklus dan siklus I, baik nilai setiap
penelitian
aspek maupun nilai rata-rata kelas.
Teknik
adalah
triangulasi
teknik
triangulasi.
dalam
Hasil
penelitian
peningkatan jika
perhitungan
angket
aktivitas belajar siswa pra siklus adalah
adalah triangulasi sumber data.
Analisis data dalam penelitian ini
70,49%, setelah dilakukan tindakan pada
dimulai sejak awal sampai berakhirnya
siklus
pengumpulan data. Data-data dari hasil
pembelajaran think talk write, aktivitas
penelitian
di
belajar
dianalisis
secara
lapangan
diolah
kualitatif.
dan
Teknik
1 yaitu penerapan strategi
siswa
meningkat
berdasarkan
angket
menjadi 73,83% dan pada
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
11
siklus II juga mengalami peningkatan
perhatian siswa terhadap guru mengalami
menjadi 77,96%.
peningkatan karena siswa mendapat hal
Berdasarkan data
dari
lembar
yang baru.
Indikator memperhatikan
observasi siklus 1, rata-rata aktivitas
presentasi yang sebelumnya memiliki
belajar
73,07%.
persentase 0% mengalami peningkatan
Peningkatan aktivitas siswa pada siklus
menjadi 63,41%, hal ini terjadi karena
I
guru mewajibkan kelompok
siswa
sebesar
disebabkan
karena
proses
non pre-
pembelajaran siklus I berbeda dengan
senter untuk membuat pertanyaan bagi
kegiatan pembelajaran pada pra siklus
kelompok presenter.
sehingga memberikan pengalaman baru
Aktivitas lisan yang terdiri dari
pada siswa. Pengalaman yang diperoleh
empat indikator yaitu menyatakan
adalah
pengetahuan dan keterampilan
pendapat, bertanya
siswa
tentang
bertanya kepada teman dan menjawab
yang
lebih
strategi pembelajaran
kepada
guru,
dapat
pertanyaan
meningkatkan peran serta siswa dalam
persentase
pembelajaran. Guru berusaha membuat
siklus. Masalah tersebut dapat
siswa lebih aktif berpartisipasi dalam
dengan tahapan talk
diskusi kelompok maupun pada saat
pembelajaran Think Talk Write. Talk
presentasi pada saat proses pembelajaran
merupakan tahap bertukar ide
di siklus 1. Tugas guru adalah sebagai
harus dilakukan oleh siswa
fasilitator
kelompok kecil dan dilanjutkan dengan
inovatif
dalam
dan
kegiatan
belajar
rata-rata
terendah pada
saat
pra
diatasi
dalam strategi
yang
dalam
diskusi kelas. Diskusi kelompok dapat
mengajar.
Aktivitas melihat yang terdiri dari
indikator
memiliki
membaca
buku
sumber,
meningkatkan aktivitas
menyatakan pendapat
siswa
yang
dalam
dimiliki,
memperhatikan guru dan memperhatikan
bertanya kepada teman dan menjawab
presentasi
peningkatan
pertanyaan teman. Efek dari tindakan
I. Aktivitas
yang dilakukan dapat terlihat bahwa
buku sumber
rata-rata aspek aktivitas lisan siswa
persentase
siswa dalam
mengalami
pada
siklus
membaca
mengalami peningkatan
dalam strategi
karena
pembelajaran
think talk write siswa harus
meningkat dari 26,21% pada pra siklus
menjadi 56,70% pada siklus I. Respon
terbaik dengan adanya tindakan
membaca buku sumber secara individu-
terlihat
al. Selama proses pembelajaran Biologi
pendapat.
dengan strategi TTW berlangsung
talk
pada indikator menyatakan
12
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
Aktivitas
yang
mendengarkan siswa
terdiri
dari
indikator
dipresentasikan di depan kelas. Indikator
mengerjakan tugas mengalami kenaikan
mendengarkan diskusi, penjelasan guru
persentase
dan presentasi mengalami peningkatan.
tugas dari guru kepada siswa untuk
Siswa mendengarkan dengan seksama
mengerjakan soal-soal di buku paket.
Aktivitas mental siswa setelah
penjelasan guru pada saat pembelajaran
berlangsung.
Aktivitas
siswa
dalam
dengan adanya pemberian
pelaksanaan strategi pembelajaran Think
mendengarkan diskusi dalam kelompok
Talk Write menunjukkan hasil
yang
kecil dan diskusi kelas juga meningkat
lebih baik. Indikator-indikator
pada
berdasarkan
aspek
pengamatan
observasi.
Indikator
lembar
mendengarkan
mental
masalah,
yaitu
mengingat
memecahkan
dan
membuat
presentasi yang sebelumnya memiliki
hubungan.
Pengamatan
indikator
persentase 0% mengalami peningkatan
memecahkan
masalah
membuat
menjadi 58,54%, hal ini terjadi karena
hubungan tidak dapat dilakukan secara
guru mewajibkan kelompok non present-
langsung,
secara
Aktivitas menulis terdiri dari
tetapi
menggunakan
bantuan yaitu pemberian tugas
er untuk membuat pertanyaan bagi
kelompok presenter.
akan
dan
individual
berupa pertanyaan
yang dibuat khusus untuk mengukur
membuat
indikator tersebut. Indikator mengingat
rangkuman, menulis laporan diskusi dan
materi yang telah disampaikan diukur
mengerjakan tugas. Aktivitas
siswa
dengan pemberian soal posttest di akhir
dalam membuat
dapat
pembelajaran. Jawaban siswa dianalisis
beberapa
indikator
yaitu
rangkuman
meningkat dengan adanya tahap write.
untuk
Selama
indikator dalam aspek mental.
tahap write siswa
menulis
secara individual mengenai
materi yang dipelajari selama
pembelajaran
menulis
diminta
berlangsung.
laporan hasil
siklus 1
Indikator
diskusi pada
mengalami
dibandingkan pada
proses
saat
kenaikan
pra
siklus,
mengetahui
persentase
tiap
Aktivitas emosional siswa selama
pembelajaran yaitu semangat dan berani
mulai
terlihat
pada
pelaksanaan
strategi pembelajaran pada
siklus
1.
Aktivitas emosional merupakan aktivitas
yang terdapat
dalam
semua
jenis
Setiap kelompok harus membuat satu
kegiatan dan overlap satu sama
laporan hasil diskusi berisi pemecahan
Semangat
masalah dari
pembelajaran sudah terlihat sejak guru
Selanjutnya
materi
hasil
pencemaran.
diskusi
memberikan
siswa dalam
apersepsi,
lain.
mengikuti
diskusi
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
13
kelompok, tanya jawab saat presentasi,
penelitian dapat dihentikan. Tindak lanjut
dan menulis hasil diskusi secara individ-
dari guru biologi tetap diperlukan dalam
ual. Indikator lain dalam
meningkatkan
aktivitas
emosional yaitu berani juga mengalami
proses
pembelajaran
untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
peningkatan yang berarti. Siswa berani
Strategi pembelajaran Think Talk
mengemukakan pendapat saat diskusi,
Write
berani bertanya kepada teman
pembelajaran
yang
presentasi, berani bertanya kepada guru
mengakomodasi
keterlibatan
dan menjawab pertanyaan yang diberikan
didik
oleh guru.
Penelitian tentang keefektifan strategi
saat
Peningkatan prosentase
tiap
indikator
merupakan salah satu strategi
dalam
dapat
proses
peserta
pembelajaran.
capaian
pembelajaran dilakukan oleh Nurcahyati
bahwa
(2007) menunjukkan bahwa penerapan
menandakan
jumlah siswa yang yang ikut aktif dalam
strategi Think
proses pembelajaran juga
lembar kerja lebih efektif daripada
semakin
Talk
Write berbantuan
bertambah. Hasil ini menunjukkan bahwa
pembelajaran
keterlibatan siswa dalam mengarahkan
pembelajaran Think Talk Write tanpa
perhatian pada kegiatan pembelajaran,
lembar kerja
ikut
dengan metode ekspositori pada siswa
serta
dalam kegiatan
proses
belajar,
berusaha
sungguh-sungguh
dalam
pembelajaran
dan semangat
siswa
mengikuti
pembelajaran
mengalami peningkatan yang berarti.
Berdasarkan data
dari
lembar
kelas X
dengan
strategi
maupun pembelajaran
SMA Negeri 1 Purwareja
Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun
pelajaran 2006/2007. Andriani
(2009)
juga meneliti tentang pengembangan
perangkat
pembelajaran
berbasis
observasi siklus 2, rata-rata aktivitas
strategi pembelajaran Think Talk Write.
siklus II
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebesar
aspek aktivitas
diukur
87,23%.
Rata-rata
belajar siswa
berdasarkan
data
yang
lembar
pembelajaran
memenuhi
batas
pembelajaran.
pembelajaran
yang
berhasil yaitu ≥ 75 aktif dalam proses
menggunakan
strategi pembelajaran Think Talk Write
observasi pada siklus II telah mencapai
minimal
dengan
kriteria
keefektifan
Penelitian yang
relevan dengan
pembelajaran. Hasil ini menunjukkan
penerapan strategi pembelajaran Think
keberhasilan penerapan strategi Think
Talk Write dilakukan oleh Fikriyyah
Talk Write dalam meningkatkan
aktivitas belajar siswa, dengan demikian
(2007) yang
meneliti
kemampuan
komunikasi dan pemecahan masalah
14
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
siswa terhadap pelajaran matematika
biologi
pokok bahasan logika melalui belajar
konsep. Hasil
dalam kelompok kecil dengan strategi
bahwa
Think Talk Write pada siswa kelas X
aktivitas
SMA Negeri 2 Kudus Tahun Pelajaran
meneliti tentang penerapan Student Cen-
2006/2007.
tered
Hasil
menunjukkan bahwa
siswa
dalam
penelitian
aktivitas belajar
kelompok kecil dengan
strategi Think Talk Write adalah baik.
Penerapan strategi pembelajaran
Think
Talk
Write
juga
meningkatkan prestasi
dapat
belajar dan
kemandirian siswa dalam pembelajaran.
melalui
penggunaan peta
penelitian diperoleh
terjadi peningkatan persentase
siswa.
Nugraheni
Learning
(2007)
terhadap
proses
pembelajaran, dalam strategi ini siswa
dituntut
untuk
bertanggungjawab
belajarnya
berperan
sendiri
sebagai
lebih
aktif
terhadap
dan
proses
sedangkan guru
fasilitator
dalam
pembelajaran.
Kesimpulan
Kurniasih (2010) melakukan penelitian
mengenai
pengaruh
strategi pembelajaran Think Talk Write
terhadap prestasi
belajar matematika
siswa ditinjau dari kemandirian siswa.
Hasil
penelitian
bahwa
matematika
menunjukkan
prestasi
dengan
belajar
implementasi
strategi TTW lebih baik daripada tanpa
implementasi
strategi
pembelajaran
hasil
penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dalam
dua siklus dapat disimpulkan bahwa
penerapan strategi pembelajaran Think
Talk Write (TTW) dapat meningkatkan
aktivitas
belajar
siswa
dalam
pembelajaran biologi kelas X-1 SMA Al
Islam
1
Surakarta
tahun
pelajaran
2009/2010.
Daftar Pustaka
TTW.
Sunyono dan Maryatun (2007)
melakukan
penelitian
untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Hasil penelitian bahwa pembelajaran
melalui metode eksperimen berbasis
lingkungan dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran dari siklus ke
siklus.
Berdasarkan
implementasi
Yusuf
melakukan
dkk
(2006)
juga
penelitian mengenai upaya
peningkatan aktivitas dan hasil belajar
Andriani, M. 2009. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Matematika
Berbasis Strategi Think Talk Write
untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi dan Pemecahan Masalah
Matematika
Siswa
Madrasah
Ibtidaiyah.
Thesis.
Yogyakarta:
Pascasarjana UNY.
Arends, R. 1997. Classroom Instrument
and Management. USA: The
Mc.Graw-Hill Companies.
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Fikriyyah, Z. 2007. Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi
dan
Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Terhadap Pembelajaran
Matematika
Pokok Bahasan
Logika Melalui Belajar dalam
Kelompok Kecil Dengan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write
pada Siswa Kelas X SMA Negeri
2 Kudus Tahun Pelajaran 2006/
2007. Skripsi. S1 UNNES. Semarang.
Hamalik, O. 2003. Proses Belajar
Mengajar.
Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Kurniasih. 2010. Pengaruh Implementasi
Strategi Pembelajaran Think Talk
Write terhadap Prestasi Belajar
Matematika
Siswa
dalam
Menyelesaikan
Soal
Cerita
ditinjau
dari
Kemandirian
Belajar Siswa pada Siswa SMK
Jurusan Bisnis Manajemen Kota
Madya Surakarta Tahun Ajaran
2008/2009. Thesis. Surakarta:
Pascasarjana UNS.
Lang, Quek Choon. 2010. Analysing
high school students’participation
and interaction in an asynchronous online project-based learning environment. Australasian
Journal of Educational Technology. 26(23): 327-340.
Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Tentang Metode-metode Baru.
Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Ngozi, I.H. 2009. Metacognitive Strategies on Classroom Participation
and Student Achievement in
Senior Secondary School Science
Classrooms. International Journal of Science Education. 12(1:2)
25-31.
15
Nugraheni, E. 2007. Student Centered
Learning
dan
Implikasinya
terhadap Proses Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan 8(1):1-10.
Nurchayati. 2007. Keefektifan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write
berbantuan lembar kerja pada
Pokok Bahasan Trigonometri
Kelas X SMA 1 Purwareja
Kabupaten Banjarnegara Tahun
Pelajaran 2006/2007. Skripsi.
Semarang: S1 UNNES.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Silberman, M. 2001. Active learning:
101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Yapendis.
Team
Didaktik
Metodik.
1993.
Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tim
Penyusun Kamus
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. 1990. Kamus
Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Uno, H.B. 2007. Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan
Efektif.
Wijaya, Cece. 2007. Pendidikan Remedial sarana pengembangan mutu
sumber daya manusia. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Yamin, M. 2007. Kiat Membelajarkan
Siswa. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Yusuf,Y., Natalina, M., Suryawati, M.,
Wulandari, S., Aisah, N., dan Sari, K. 2006. Upaya Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil
Belajar
Biologi Melalui Penggunaan Peta
Konsep Pada Siswa Kelas II4
SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun
Ajaran 2004/2005. Jurnal Biogenesis. 2(2): 59-63.
Fatmawati
al. – Penerapan
Strategi Pembelajaran Think Talk Write
Volume 2, et
Nomor
1
Halaman 1-15
ISSN: 2252-6897
1
April 2013
Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2009/2010
The Implementation of Think Talk Write Learning Strategy to Improve Student’s Learn Activities in
Biology Learning Class X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta of 2009/2010 Academic Year
Dwitya Nadia Fatmawati, Slamet Santosa, Joko Ariyanto
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret
Email: slametsantosa_bio@yahoo.co.id
Diterima 28 September 2012, disetujui 3 Maret 2013
ABSTRACT- The purpose of the research to improve student learning activities in teaching and learnig activities with the implementation of Biology learning strategy Think Talk
Write on Environmental Pollution material. This research is a classroom action research.
The experiment was conducted in two cycles, with each cycle consisting of the planning,
observation, evaluation, analysis, and reflection. Subjects were students of class XI
SMA Al Islam 1 Surakarta academic year 2009/2010. Source of data derived from
teacher and student information, observation, and documentation. Techniques and
tools of data collection is a questionnaire, observation, and interviews. Validate data
using triangulation techniques of data sources. Data analysis techniques used are
qualitative analysis. Research procedure is a spiral model of inter-related. The results
showed that the application of learning strategies can improve student activities in
biology learning in class X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta 2009/2010 academic year.
Improved student learning activities can be viewed through a questionnaire and
observation sheet. The average percentage based on observation of student activity sheets
for 41.90% of pre cycle, a cycle of 73.07% and 87.23% for cycle 2.Questionnaire
pre-cycle calculation results indicate student activity at 70.49%, a cycle of 73.83%,
and the second cycle result indicate that student activity of 77.96%.
Key Words: Think talk write learning strategy, student activity, biology learning
diubah. Guru hendaknya
Pendahuluan
variasi
Kualitas proses belajar mengajar
di kelas dapat mempengaruhi mutu
pendidikan.
Fenomena
yang
penerapan pembelajaran di dalam kelas.
Kebanyakan dalam praktek pendidikan
selama ini guru memegang peran yang
dominan,
sehingga
guru
berfungsi
sebagai sumber belajar dan pemegang
otoritas
tertinggi
keilmuan (teacher
centered). Pandangan semacam ini perlu
pembelajaran
dan
menekankan agar peserta didik aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
sering
dialami adalah bagaimana proses dan
strategi
menerapkan
Hasil
observasi
pada
mata
pelajaran Biologi di kelas X-1 SMA Al
Islam
1 Surakarta
tahun ajaran
2009/2010 menunjukkan bahwa siswa
yang membaca buku paket
51,21%,
mengantuk selama mengikuti pelajaran
14,63%, bertanya kepada teman 14,63%
dan bertanya kepada guru 12,19%.
Berdasarkan
hasil
observasi
awal
2
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
tersebut, masalah pada kelas X-1 SMA
pembelajaran yang diterapkan adalah
Al
paling
ceramah disertai tanya jawab. Penerapan
dan mungkin untuk dicarikan
metode ini belum dapat membuat siswa
Islam
penting
1 Surakarta
solusinya adalah
yang
aktif
rendahnya
dan
menyampaikan
aktivitas belajar Biologi.
Sebagai tindak lanjut terhadap
komunikatif
dalam
pendapat
selama
pembelajaran berlangsung.
Solusi
kesimpulan sementara hasil observasi
yang
dapat
dilakukan
awal di kelas X-1 SMA Al Islam 1
untuk mengatasi masalah yang telah
Surakarta, maka dilakukan observasi
teridentifikasi di kelas X-1 SMA Al Is-
lanjutan dengan menggunakan indikator
lam 1 Surakarta adalah menggunakan
aktivitas belajar siswa. Persentase siswa
strategi
yang
mendorong siswa untuk
memperhatikan
menjelaskan
materi
saat
adalah
guru
pembelajaran
aktif
65,85%,
yang
dapat
lebih
dalam
pro-ses
menyatakan pendapat ketika diminta oleh
pembelajaran. Strategi
guru 34,14% bertanya kepada guru
yang digunakan untuk meningkatkan
21.95% dan 31.70% bertanya kepada
aktivitas belajar dan
teman ketika belum memahami materi.
antara siswa adalah melalui think talk
Siswa yang mendengarkan pada saat
write (TTW). Penerapan strategi TTW
diskusi
membuat
dapat mendorong siswa untuk berpikir,
memecahkan
aktif berpartisipasi dalam pembelajaran,
kelas
rangkuman
masalah
46,34%,
48,78%,
yang
diberikan
oleh
guru
berkomunikasi
pembelajaran
komunikasi
dengan
baik,
di
siap
36,58% dan mengingat materi yang telah
mengemukakanpendapatnya, menghargai
disampaikan 34,14%. Hasil observasi
orang lain, dan melatih siswa untuk
lanjutan
menuliskan hasil diskusinya ke dalam
menguatkan
kesimpulan
sementara bahwa aktivitas belajar siswa
bentuk
tulisan
secara
sistematis.
di kelas X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta
Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang
masih kurang.
dapat ditingkatkan melalui penerapan
penyebab
strategi TTW adalah aktivitas melihat,
rendahnya aktivitas siswa adalah strategi
berbicara, mendengarkan, menulis, men-
yang digunakan dalam mengajar berpusat
tal, dan aktivitas emosional.
Akar
masalah
pada guru (teacher centered) sehingga
Strategi pembelajaran merupakan
siswa bertindak sebagai obyek dalam
salah
pembelajaran. Hasil wawancara dengan
Strategi pembelajaran dapat
guru
sebagai setiap kegiatan yang dipilih,
menunjukkan
bahwa
metode
satu
variabel
pembelajaran.
diartikan
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
yaitu yang dapat
atau bantuan kepada para peserta didik
menuju
pembelajaran
bagian dalam
pendahuluan
sistem
sebagai
pembelajaran
secara keseluruhan memegang peranan
ter-capainya
tujuan
tertentu.
Strategi
penting.
seluruh
pembelajaran khusus yang diharapkan
pembelajaran terdiri
komponen
Kegiatan
memberikan fasilitas
3
atas
materi pembelajaran dan
Guru
menjelaskan
tujuan
dicapai peserta didik di
kegiatan.
prosedur atau tahapan kegiatan belajar
akhir
Pemberian
apersepsi
dalam
kegiatan
yang akan digunakan oleh guru dalam
juga
rangka mencapai tujuan pembelajaran
pendahuluan yang merupakan jembatan
tertentu (Uno, 2007: 1).
antara
Strategi Pembelajaran Think, Talk,
termasuk
pengetahuan
dengan
pengetahuan baru yang akan dipelajari.
Penyampaian informasi
Write
peserta
Strategi pembelajaran merupakan
hal yang perlu diperhatikan guru dalam
proses
pembelajaran
karena
dalam
strategi pembelajaran terdapat cara-cara
yang akan digunakan pengajar untuk
memilih kegiatan belajar selama proses
pembelajaran.
Pemilihan
tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan
situasi dan kondisi, sumber belajar,
kebutuhan dan karakteristik peserta didik
yang dihadapi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat akan
mengoptimalkan
kualitas
belajar
mengajar yang terjadi di kelas.
terdapat
lima
pembelajaran
komponen
strategi
yaitu kegiatan pembe-
pendahuluan,
penyampaian
informasi, partisipasi peserta didik, tes,
dan kegiatan lanjutan.
didik
beberapa
perlu
hal
memperhatikan
meliputi
penyampaian, ruang
yang
kepada
urutan
lingkup materi
disampaikan dan jenis
Urutan penyampaian materi
berdasarkan
pola
materi.
diberikan
yang tepat
yaitu
berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal
yang sederhana atau mudah menuju hal
yang
lebih kompleks. Ruang lingkup
materi yang
disampaikan
bergantung
pada karakteristik peserta didik dan
materi yang dipelajari. Ruang lingkup
materi sudah tergambar
pada
saat
penentuan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat
Uno (2007:3) menyatakan bahwa
lajaran
lama
dari suatu kegiatan belajar dan dikenal
dengan istilah cara belajar siswa aktif.
Proses pembelajaran akan lebih berhasil
apabila peserta didik secara
aktif
melakukan latihan secara langsung dan
4
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
relevan dengan tujuan pembelajaran yang
Wiederhold membuat catatan berarti
sudah ditetapkan.
menganalisiskan tujuan isi teks dan
Komponen strategi pembelajaran
memeriksa bahan-bahan yang
ditulis.
setelah partisipasi siswa adalah tes yang
Belajar rutin membuat atau menulis
biasanya
akhir kegiatan
catatan sebelum
peserta
merangsang aktivitas berpikir sebelum,
dilakukan di
pembelajaran
setelah
didik
membaca
akan
melalui berbagai proses pembelajaran.
selama
Komponen terakhir
strategi
dan Ansari (2008: 85). Menurut Wijaya
pembelajaran adalah kegiatan lanjutan
(2007: 71) berpikir dapat didefinisikan
yang diberikan oleh guru (Uno, 2007: 3-
sebagai
7).
kegiatan merakit, menggunakan dan
dari
Yamin dan Ansari (2008: 84)
dan setelah membaca
serentetan
Yamin
proses-proses
memperbaiki model-model simbolik in-
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
ternal.
Think Talk Write yang diperkenalkan
menambahkan bahwa berpikir adalah
oleh Huinker dan Laughlin ini
pada
suatu kemampuan untuk menganalisa,
berpikir,
mengkiritik, dan menarik kesimpulan
berbicara dan menulis. Alur kemajuan
berdasar pada inferensi atau pendapat.
strategi TTW dimulai dari keterlibatan
Seseorang perlu berpikir agar dapat
siswa
menggunakan informasi yang dimiliki
dasarnya dibangun melalui
dalam berpikir atau berdialog
dengan dirinya sendiri
membaca, selanjutnya
setelah proses
berbicara
dan
Arends
dengan
baik
(1997:
jika
158)
informasi
yang
diperoleh tidak lengkap.
membagi ide dengan temannya sebelum
Wijaya (2007: 79) menyatakan
menulis. Strategi ini lebih efektif jika
bahwa upaya yang dapat dilakukan guru
dilakukan dalam
dalam membina siswa
dengan
3-5
kelompok heterogen
siswa.
Siswa
diminta
adalah
dengan
agar berpikir
menciptakan
lingkungan
yang
menjelaskan, mendengar, dan membagi
mengajar
lebih banyak ditampilkan
ide
keterampilan
membaca,
membuat
bersama
catatan
kecil,
teman dalam kelompok
kondusif,
kondisi
memecahkan
masalah
kemudian mengungkapkannya melalui
daripada
tulisan.
dan mengajukan pertanyaan untuk bahan
dapat
menyampaikan
strategi
pengetahuan
Aktivitas berpikir atau think yang
berpikir. Adanya pertanyaan-pertanyaan
dilihat
dari
dari
proses
membaca
guru
membuat
siswa
suatu teks kemudian membuat catatan
mengembangkan
apa
tertentu di bawah bimbingan guru.
yang
telah
dibaca.
Menurut
cara-cara
mulai
berpikir
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
talk
5
Tahap kedua setelah think adalah
diskusi
yaitu
dengan
membantu peserta didik merefleksikan
dan bahasa
pengalaman-pengalaman yang mereka
berkomunikasi
menggunakan kata-kata
yang mereka
pahami. Talking
juga
secara
menulis
pemahaman
ide,karena
sehingga
dalam
dapat
perlengkapan
belajar,
mempersiapkan
pembelajaran
yang
Menulis
alami (Silberman, 2001: 179). Aktivitas
dapat membantu guru untuk mengetahui
siswa
individual.
berarti
berdialog
mengkonstruksi
setelah
berdiskusi
atau
antar teman dan kemudian
mengungkapkannya
melalui tulisan.
dibutuhkan. Komunikasi dalam metode
Aktivitas menulis akan membantu siswa
TTW
dalam membuat hubungan dan juga
memungkinkan
siswa
untuk
terampil berbicara. Proses komunikasi
memungkinkan
dipelajari siswa dalam kehidupan sebagai
pengembangan konsep siswa. aktivitas
individu
dengan
menulis siswa bermanfaat bagi guru
lingkungan sosialnya. Proses komunikasi
untuk dapat memantau kesalahan siswa,
dapat dibangun di kelas secara alami dan
miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap
mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai
ide yang sama.
yang
berinteraksi
alat sebelum menulis. Komunikasi dalam
suatu
diskusi
dapat
membantu
guru
melihat
Langkah-Langkah bStrategi
Pembelajaran Think Talk Write
kolaborasi dan meningkatkan aktivitas
Suherman
belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi
karena ketika siswa diberi kesempatan
untuk berkomunikasi
berpikir
bagaimana
mengungkapkannya
Keterampilan
tahap
sekaligus
talk
kemampuan
cara
dalam
berkomunikasi
dapat
siswa
dapat
tulisan.
dalam
mempercepat
mengungkapkan
idenya melalui tulisan. Berkomunikasi
atau berdialog baik antar siswa maupun
guru
juga
dapat
meningkatkan
pemahaman (Yamin dan Ansari, 2008:
bahwa
urutan
dalam strategi
Tahap ketiga dalam strategi TTW
adalah write yaitu menuliskan hasil
menyatakan
proses
pembelajaran
Think
Talk
Write
dimulai dengan berpikir melalui bahan
bacaan,
hasil
bacaannya
dikomunikasikan dengan diskusi, dan
dilanjutkan presentasi
dari perwakilan
kelompok. Tahap selanjutnya adalah
mengkonstruksi hasil pengetahuan hasil
dari tahap
think dan talk secara
in-
dividual. Sintaknya adalah: informasi,
kelompok,
melaporkan.
85).
(2009)
diskusi,
presentasi
dan
6
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
Langkah-langkah yang lebih rinci
kesulitan
serta
memonitoring
dan
dijelaskan oleh Yamin dan Ansari (2008:
menilai partisipasi siswa dalam diskusi
90):
dan memutuskan kapan dan bagaimana
1) Guru membagi teks bacaan berupa
mendorong
lembar aktivitas siswa yang memuat
situasi masalah.
setiap
siswa
untuk
berpartisipasi.
Aktivitas Belajar
2) Siswa membaca teks dan membuat
Definisi aktivitas menurut Kamus
catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi
Besar Bahasa Indonesia (1990: 17)
adalah kegiatan atau keaktifan atau
(think).
3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi
dengan teman untuk membahas isi
catatan, dilanjutkan presentasi dari
perwakilan kelompok dan ditanggapi
oleh kelompok lain (talk). Guru
berperan
sebagai
fasilitator
kesibukan. Tidak ada belajar jika tidak
ada
dalam
guru
dalam
metode
pembelajaran Think Talk Write menurut
(2008: 84) adalah
mengajukan pertanyaan dan tugas yang
mendatangkan
menantang
keterlibatan
siswa
untuk
dan
berpikir,
mendengar secara hati-hati ide siswa,
menyuruh siswa mengungkapkan ide
secara
lisan dan tertulis. Guru juga
memutuskan apa yang digali dan dibawa
siswa
kapan
dalam
diskusi, memutuskan
memberi
informasi,
mengklarifikasikan persoalan-persoalan,
menggunakan model, membimbing, dan
membiarkan siswa
berjuang
merupakan
belajar
mengajar.
Pendapat ini men-dapatkan pengakuan
dari berbagai ahli pendidikan.
menyatakan
bahwa
manusia sebagai pencipta. Prinsip utama
yang dikemukakan Frobel bahwa anak
secara individual (write).
Yamin dan Ansari
interaksi
Frobel
4) Siswa mengkonstruksi pengetahuan
Aktivitas
prinsip atau asas yang sangat penting di
lingkungan belajar.
Peranan
aktivitas.
dengan
itu harus bekerja sendiri. Penerapannya
digunakan sebuah semboyan berikir dan
berbuat. Berpikir dan berbuat dalam
dinamika kehidupan manusia sebagai
suatu
rangkaian
dipisahkan.
yang
tidak
dapat
Seseorang
yang
telah
berhenti berpikir dan berbuat perlu
diragukan eksistensi kemanusiaannya.
Pendidikan harus berlangsung dengan
cara berbuat sebagai pengganti kata-kata
(Sardiman, 2007:96).
Seorang
ahli
menemukan suatu
Biologi, Berson
konsep atau
teori
yang disebut Elan vital pada manusia.
Elan vital adalah suatu daya hidup pada
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
7
diri manusia yang menyebabkan manusia
sebagaimana aktivitas dalam kehidupan
berbuat segala sesuatu. Seorang yang
di masyarakat.
memiliki
memiliki
Elan vital yang
besar kuat
kemampuan berbuat lebih
Yamin (2007:
77) menyatakan
bahwa keaktivan siswa dalam proses
banyak dan luas. Sebaliknya, seseorang
pembelajaran dapat
yang memiliki Elan vital yang kecil
mengembangkan bakat yang dimilikinya,
maka daya dan ruang geraknya juga
berpikir kritis dan dapat memecahkan
kecil dan sempit. (Hamalik, 2003: 171).
permasalahan dalam kehidupan sehari-
Pentingnya keterlibatan langsung
siswa
dalam
belajar dijelaskan oleh
hari. Guru sebagai
dan
pengajar dapat
merekayasa sistem pembelajaran secara
John Dewey dalam teorinya learning
sistematis
by doing yang berarti belajar dengan
keaktifan
perbuatan. Belajar sebaiknya dialami
pembelajaran.
melalui perbuatan langsung
merangsang
dan harus
sehingga
siswa
merangsang
dalam
Pembelajaran
yang
proses
dilakukan
dilakukan oleh siswa secara aktif baik
harus
individual maupun kelompok dengan
aktivitas siswa. Dimyati dan Mudjiono
cara memecahkan masalah (Dimyati dan
(2006: 51) menyatakan bahwa
Mudjiono, 2006:46). Hamalik (2003:
dituntut
175) menambahkan pentingnya aktivitas
memproses dan mengolah perolehan
dalam pembelajaran yaitu para siswa
belajarnya. Siswa diharapkan aktif secara
mencari
dan
fisik, intelektual dan emosional untuk
langsung mengalami sendiri. Berbuat
dapat mengolah perolehan belajarnya
sendiri akan mengembangkan seluruh
secara efektif. Implikasi keakifan bagi
aspek pribadi siswa secara integral,
siswa berwujud perilaku seperti mencari
memupuk kerjasama yang harmonis di
sumber informasi yang
kalangan siswa, bekerja menurut minat
menganalisis hasil percobaan, membuat
dan kemampuan sendiri, mempererat
karya tulis dan perilaku sejenis lainnya.
pengalaman
sendiri
hubungan sekolah dan masyarakat, dan
mengacu
pada
peningkatan
siswa
untuk selalu aktif dalam
Ngozi
(2009:
dibutuhkan,
30) melakukan
hubungan antara orang tua dengan guru.
penelitian
Pengajaran
prestasi siswa di sekolah menengah
realistis
diselenggarakan
dan
konkret
secara
sehingga
tentang
dengan
keterlibatan
menggunakan
mengembangkan pemahaman siswa serta
metakognitif.
pengajaran di sekolah menjadi hidup
adanya strategi metakognitif
dan
strategi
Hasil penelitian bahwa
membantu siswa
dapat
dapat membantu
8
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
memecahkan masalah dan mencapai
diketahui dengan melihat unsur kejiwaan
kesuksesan
seseorang belajar atau subyek didik.
akademis.
Siswa
secara
efektif membedakan antara
informasi
yang
Komponen manusiwi yang melakukan
telah dipelajari
dan
aktivitas dalam belajar mengajar dilihat
informasi yang belum dipelajari untuk
dari
dijadikan bahan belajar baru. Strategi ini
siswa dan guru. Prinsip aktivitas belajar
memberi
untuk
belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa
memahami
dibagi menjadi dua yaitu ilmu jiwa la-
kesempatan siswa
belajar, mengerti
dan
informasi yang diterima di dalam kelas
dan dalam kehidupannya sehari-hari.
sudut pandang ilmu jiwa adalah
ma dan ilmu jiwa modern.
2. Pandangan Ilmu Jiwa Lama
Penelitian mengenai partisipasi
dalam pembelajaran menggunakan tugas
berbasis
online dalam mempelajari
lingkungan juga dilakukan oleh Lang
(2010:
338).
Berdasarkan
penelitian
diketahui bahwa para siswa sekolah
menengah berpartisipasi langsung dan
berinteraksi
secara
mental
dalam
Aktivitas
merupakan kegiatan
seseorang yang ditandai dengan adanya
perbuatan
baik
yang
bersifat
fisik
maupun mental. Aktivitas belajar dalam
pendidikan diwujudkan dalam kegiatan
melihat,
mendengar,
mengibaratkan jiwa seseorang bagaikan
kertas putih yang tidak bertulis. Kertas
putih ini kemudian akan mendapatkan
coretan atau tulisan dari luar. Kertas itu
bersifat reseptif, terserah unsur dari luar
apa yang akan ditulis. Konsep semacam
ini kemudian ditransfer ke dalam dunia
pendidikan. Siswa
pembelajaran yang berbasis online.
tabularasa
Konsep
dan interaksi siswa sekolah menengah
diibaratkan sebagai
kertas putih sedangkan unsur dari luar
yang menulisi adalah guru. Aktivitas
dalam pembelajarann didominasi oleh
guru sedangkan anak didik bersifat pasif
(Sardiman, 2007: 97-98).
Pandangan ilmu jiwa
mencatat
lama
ditandai dengan adanya pembelajaran
dan lain-lain.
yang
1. Prinsip-Prinsip Aktivitas
Prinsip-prinsip
aktivitas
bersifat
teacher
centered
(pembelajaran yang berpusat pada guru).
dalam
3.
Pandangan Ilmu Jiwa Modern
belajar dalam hal ini dilihat dari sudut
pandang
perkembangan konsep jiwa
menurut ilmu jiwa. Prinsip aktivitas
yang terjadi
dalam
belajar dapat
Aliran ilmu jiwa modern akan
menerjemahkan jiwa manusia sebagai
sesuatu yang dinamis, memiliki potensi
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
9
dan energi sendiri. Secara alami anak
adalah menyediakan kondisi
didik bisa menjadi aktif karena adanya
kondusif (Sardiman, 2007: 99-100).
motivasi dan didorong oleh bermacam-
yang
Pembelajaran
yang
macam kebutuhan. Anak didik dipandang
mengoptimalkan
mempunyai potensi untuk berkembang.
aktivitas siswa merupakan pembelajaran
Tugas pendidik adalah membimbing dan
yang bersifat student centered atau
menyediakan kondisi agar anak
didik
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
dan
Siswa dituntut untuk dapat berpartisipasi
dapat mengembangkan
bakat
potensinya.
kemampuan
dan
aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
Dimyati
dan Mudjiono (2006:
44) menyatakan bahwa anak merupakan
mengajar.
4. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar
makhluk yang aktif yang mempunyai
Team Didaktik Metodik (1993:
dorongan berbuat sesuatu, mempunyai
kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar
tidak bisa dipaksakan oleh orang lain
dan dilimpahkan kepada
orang
lain.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila
anak aktif mengalami sendiri. Belajar
menyangkut apa yang harus dikerjakan
siswa
untuk dirinya sendiri, maka
inisiatif harus datang dari siswa sendiri.
Guru
bertugas
menyediakan
bahan pelajaran, tetapi yang mengolah
dan mencerna bahan makanan tersebut
adalah para
siswa
sesuai
bakat,
kemampuan dan latar belakang masingmasing. Belajar adalah
sekaligus
berbuat
membuat anak didik
dan
harus
aktif. Hal ini sesuai dengan hakikat
anak
didik sebagai manusia
penuh dengan potensi
berkembang
kondisi
secara
yang
yang bisa
optimal apabila
mendukungnya.
Peran
guru
26) membagi aktivitas belajar menjadi
dua yaitu aktivitas jasmani atau fisik
dan aktivitas
rohani
atau mental.
Aktivitas yang meliputi aktivitas jasmani
yaitu kegiatan yang nampak bila murid
sibuk bekerja,dan aktivitas mental yaitu
kegiatan yang Nampak
sedang
mengamati
bila
murid
dengan
teliti,
mengingat, memecahkan persoalan dan
mengambil kesimpulan.
Aktivitas mental yang terlihat
pada dimensi peserta didik antara lain:
keberanian
menyatakan
pikiran, perasaan,
keinginan
dan
pendapat,
mengingat,
keberanian
berpartisipasi, memecahkan masalah dan
menambil keputusan. Usaha yang dapat
dilakukan guru untuk membangkitkan
aktivitas mental siswa yaitu mengajukan
pertanyaan
dan membimbing diskusi,
memberikan tugas untuk menganalisa,
10
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
memecahkan masalah dan mengambil
analisis kualitatif mengacu pada model
keputusan.
analisis Miles dan Huberman (1992: 16-
Para ahli berpendapat tentang
aktivitas, Yamin (2007:
85) membagi
kegiatan belajar dalam 8 kelompok yaitu
visual activities, oral activities, listening
19) yang
dilakukan dalam
tiga
komponen yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
activities, writing activities, drawing acHasil
tivities, motor activities, mental activities
perhitungan
aktivitas siswa dengan penerapan strategi
dan emotional activities.
pembelajaran think
Metode Penelitian
adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif
yaitu lebih bersifat mendeskripsikan da-
dalam
talk
write
tiap
aspek dapat dilihat pada Tabel 1.
Jenis penelitian yang digunakan
ta, fakta
angket
dan keadaan yang
ada
di
kelas. Penelitian dilaksanakan
Tabel 1. Skor Capaian Setiap Aspek
pada Angket Aktivitas Belajar Siswa Pra
Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
No
Aspek
1
Melihat
2
Lisan
3
Mendengar
4
Menulis
5
Mental
6
Emosional
Rata-Rata
Pra
Siklus
78.70
71.75
80.00
77.50
64.41
72.97
70.49
Siklus
1
80.04
76.00
80.65
78.00
77.00
77.00
73.83
Siklus
2
80.73
76.52
81.00
79.00
77.56
77.60
77.96
dalam dua siklus, masing-masing siklus
terdiri dari tahap perencanaan, tahap
Berdasarkan data tabel 1 dapat
pelaksanaan tindakan, tahap observasi
dilihat bahwa aktivitas siswa pada siklus
dan tahap refleksi.
II berkisar antara76.52%-81% dengan ra-
Subyek penelitian adalah siswa
ta-rata kelas 77,96%. Nilai
tersebut
kelas X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta
menunjukkan adanya
tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah
dibandingkan dengan nilai pada pra
41 orang. Teknik yang digunakan dalam
siklus dan siklus I, baik nilai setiap
penelitian
aspek maupun nilai rata-rata kelas.
Teknik
adalah
triangulasi
teknik
triangulasi.
dalam
Hasil
penelitian
peningkatan jika
perhitungan
angket
aktivitas belajar siswa pra siklus adalah
adalah triangulasi sumber data.
Analisis data dalam penelitian ini
70,49%, setelah dilakukan tindakan pada
dimulai sejak awal sampai berakhirnya
siklus
pengumpulan data. Data-data dari hasil
pembelajaran think talk write, aktivitas
penelitian
di
belajar
dianalisis
secara
lapangan
diolah
kualitatif.
dan
Teknik
1 yaitu penerapan strategi
siswa
meningkat
berdasarkan
angket
menjadi 73,83% dan pada
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
11
siklus II juga mengalami peningkatan
perhatian siswa terhadap guru mengalami
menjadi 77,96%.
peningkatan karena siswa mendapat hal
Berdasarkan data
dari
lembar
yang baru.
Indikator memperhatikan
observasi siklus 1, rata-rata aktivitas
presentasi yang sebelumnya memiliki
belajar
73,07%.
persentase 0% mengalami peningkatan
Peningkatan aktivitas siswa pada siklus
menjadi 63,41%, hal ini terjadi karena
I
guru mewajibkan kelompok
siswa
sebesar
disebabkan
karena
proses
non pre-
pembelajaran siklus I berbeda dengan
senter untuk membuat pertanyaan bagi
kegiatan pembelajaran pada pra siklus
kelompok presenter.
sehingga memberikan pengalaman baru
Aktivitas lisan yang terdiri dari
pada siswa. Pengalaman yang diperoleh
empat indikator yaitu menyatakan
adalah
pengetahuan dan keterampilan
pendapat, bertanya
siswa
tentang
bertanya kepada teman dan menjawab
yang
lebih
strategi pembelajaran
kepada
guru,
dapat
pertanyaan
meningkatkan peran serta siswa dalam
persentase
pembelajaran. Guru berusaha membuat
siklus. Masalah tersebut dapat
siswa lebih aktif berpartisipasi dalam
dengan tahapan talk
diskusi kelompok maupun pada saat
pembelajaran Think Talk Write. Talk
presentasi pada saat proses pembelajaran
merupakan tahap bertukar ide
di siklus 1. Tugas guru adalah sebagai
harus dilakukan oleh siswa
fasilitator
kelompok kecil dan dilanjutkan dengan
inovatif
dalam
dan
kegiatan
belajar
rata-rata
terendah pada
saat
pra
diatasi
dalam strategi
yang
dalam
diskusi kelas. Diskusi kelompok dapat
mengajar.
Aktivitas melihat yang terdiri dari
indikator
memiliki
membaca
buku
sumber,
meningkatkan aktivitas
menyatakan pendapat
siswa
yang
dalam
dimiliki,
memperhatikan guru dan memperhatikan
bertanya kepada teman dan menjawab
presentasi
peningkatan
pertanyaan teman. Efek dari tindakan
I. Aktivitas
yang dilakukan dapat terlihat bahwa
buku sumber
rata-rata aspek aktivitas lisan siswa
persentase
siswa dalam
mengalami
pada
siklus
membaca
mengalami peningkatan
dalam strategi
karena
pembelajaran
think talk write siswa harus
meningkat dari 26,21% pada pra siklus
menjadi 56,70% pada siklus I. Respon
terbaik dengan adanya tindakan
membaca buku sumber secara individu-
terlihat
al. Selama proses pembelajaran Biologi
pendapat.
dengan strategi TTW berlangsung
talk
pada indikator menyatakan
12
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
Aktivitas
yang
mendengarkan siswa
terdiri
dari
indikator
dipresentasikan di depan kelas. Indikator
mengerjakan tugas mengalami kenaikan
mendengarkan diskusi, penjelasan guru
persentase
dan presentasi mengalami peningkatan.
tugas dari guru kepada siswa untuk
Siswa mendengarkan dengan seksama
mengerjakan soal-soal di buku paket.
Aktivitas mental siswa setelah
penjelasan guru pada saat pembelajaran
berlangsung.
Aktivitas
siswa
dalam
dengan adanya pemberian
pelaksanaan strategi pembelajaran Think
mendengarkan diskusi dalam kelompok
Talk Write menunjukkan hasil
yang
kecil dan diskusi kelas juga meningkat
lebih baik. Indikator-indikator
pada
berdasarkan
aspek
pengamatan
observasi.
Indikator
lembar
mendengarkan
mental
masalah,
yaitu
mengingat
memecahkan
dan
membuat
presentasi yang sebelumnya memiliki
hubungan.
Pengamatan
indikator
persentase 0% mengalami peningkatan
memecahkan
masalah
membuat
menjadi 58,54%, hal ini terjadi karena
hubungan tidak dapat dilakukan secara
guru mewajibkan kelompok non present-
langsung,
secara
Aktivitas menulis terdiri dari
tetapi
menggunakan
bantuan yaitu pemberian tugas
er untuk membuat pertanyaan bagi
kelompok presenter.
akan
dan
individual
berupa pertanyaan
yang dibuat khusus untuk mengukur
membuat
indikator tersebut. Indikator mengingat
rangkuman, menulis laporan diskusi dan
materi yang telah disampaikan diukur
mengerjakan tugas. Aktivitas
siswa
dengan pemberian soal posttest di akhir
dalam membuat
dapat
pembelajaran. Jawaban siswa dianalisis
beberapa
indikator
yaitu
rangkuman
meningkat dengan adanya tahap write.
untuk
Selama
indikator dalam aspek mental.
tahap write siswa
menulis
secara individual mengenai
materi yang dipelajari selama
pembelajaran
menulis
diminta
berlangsung.
laporan hasil
siklus 1
Indikator
diskusi pada
mengalami
dibandingkan pada
proses
saat
kenaikan
pra
siklus,
mengetahui
persentase
tiap
Aktivitas emosional siswa selama
pembelajaran yaitu semangat dan berani
mulai
terlihat
pada
pelaksanaan
strategi pembelajaran pada
siklus
1.
Aktivitas emosional merupakan aktivitas
yang terdapat
dalam
semua
jenis
Setiap kelompok harus membuat satu
kegiatan dan overlap satu sama
laporan hasil diskusi berisi pemecahan
Semangat
masalah dari
pembelajaran sudah terlihat sejak guru
Selanjutnya
materi
hasil
pencemaran.
diskusi
memberikan
siswa dalam
apersepsi,
lain.
mengikuti
diskusi
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
13
kelompok, tanya jawab saat presentasi,
penelitian dapat dihentikan. Tindak lanjut
dan menulis hasil diskusi secara individ-
dari guru biologi tetap diperlukan dalam
ual. Indikator lain dalam
meningkatkan
aktivitas
emosional yaitu berani juga mengalami
proses
pembelajaran
untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
peningkatan yang berarti. Siswa berani
Strategi pembelajaran Think Talk
mengemukakan pendapat saat diskusi,
Write
berani bertanya kepada teman
pembelajaran
yang
presentasi, berani bertanya kepada guru
mengakomodasi
keterlibatan
dan menjawab pertanyaan yang diberikan
didik
oleh guru.
Penelitian tentang keefektifan strategi
saat
Peningkatan prosentase
tiap
indikator
merupakan salah satu strategi
dalam
dapat
proses
peserta
pembelajaran.
capaian
pembelajaran dilakukan oleh Nurcahyati
bahwa
(2007) menunjukkan bahwa penerapan
menandakan
jumlah siswa yang yang ikut aktif dalam
strategi Think
proses pembelajaran juga
lembar kerja lebih efektif daripada
semakin
Talk
Write berbantuan
bertambah. Hasil ini menunjukkan bahwa
pembelajaran
keterlibatan siswa dalam mengarahkan
pembelajaran Think Talk Write tanpa
perhatian pada kegiatan pembelajaran,
lembar kerja
ikut
dengan metode ekspositori pada siswa
serta
dalam kegiatan
proses
belajar,
berusaha
sungguh-sungguh
dalam
pembelajaran
dan semangat
siswa
mengikuti
pembelajaran
mengalami peningkatan yang berarti.
Berdasarkan data
dari
lembar
kelas X
dengan
strategi
maupun pembelajaran
SMA Negeri 1 Purwareja
Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun
pelajaran 2006/2007. Andriani
(2009)
juga meneliti tentang pengembangan
perangkat
pembelajaran
berbasis
observasi siklus 2, rata-rata aktivitas
strategi pembelajaran Think Talk Write.
siklus II
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebesar
aspek aktivitas
diukur
87,23%.
Rata-rata
belajar siswa
berdasarkan
data
yang
lembar
pembelajaran
memenuhi
batas
pembelajaran.
pembelajaran
yang
berhasil yaitu ≥ 75 aktif dalam proses
menggunakan
strategi pembelajaran Think Talk Write
observasi pada siklus II telah mencapai
minimal
dengan
kriteria
keefektifan
Penelitian yang
relevan dengan
pembelajaran. Hasil ini menunjukkan
penerapan strategi pembelajaran Think
keberhasilan penerapan strategi Think
Talk Write dilakukan oleh Fikriyyah
Talk Write dalam meningkatkan
aktivitas belajar siswa, dengan demikian
(2007) yang
meneliti
kemampuan
komunikasi dan pemecahan masalah
14
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 1-15
siswa terhadap pelajaran matematika
biologi
pokok bahasan logika melalui belajar
konsep. Hasil
dalam kelompok kecil dengan strategi
bahwa
Think Talk Write pada siswa kelas X
aktivitas
SMA Negeri 2 Kudus Tahun Pelajaran
meneliti tentang penerapan Student Cen-
2006/2007.
tered
Hasil
menunjukkan bahwa
siswa
dalam
penelitian
aktivitas belajar
kelompok kecil dengan
strategi Think Talk Write adalah baik.
Penerapan strategi pembelajaran
Think
Talk
Write
juga
meningkatkan prestasi
dapat
belajar dan
kemandirian siswa dalam pembelajaran.
melalui
penggunaan peta
penelitian diperoleh
terjadi peningkatan persentase
siswa.
Nugraheni
Learning
(2007)
terhadap
proses
pembelajaran, dalam strategi ini siswa
dituntut
untuk
bertanggungjawab
belajarnya
berperan
sendiri
sebagai
lebih
aktif
terhadap
dan
proses
sedangkan guru
fasilitator
dalam
pembelajaran.
Kesimpulan
Kurniasih (2010) melakukan penelitian
mengenai
pengaruh
strategi pembelajaran Think Talk Write
terhadap prestasi
belajar matematika
siswa ditinjau dari kemandirian siswa.
Hasil
penelitian
bahwa
matematika
menunjukkan
prestasi
dengan
belajar
implementasi
strategi TTW lebih baik daripada tanpa
implementasi
strategi
pembelajaran
hasil
penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dalam
dua siklus dapat disimpulkan bahwa
penerapan strategi pembelajaran Think
Talk Write (TTW) dapat meningkatkan
aktivitas
belajar
siswa
dalam
pembelajaran biologi kelas X-1 SMA Al
Islam
1
Surakarta
tahun
pelajaran
2009/2010.
Daftar Pustaka
TTW.
Sunyono dan Maryatun (2007)
melakukan
penelitian
untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Hasil penelitian bahwa pembelajaran
melalui metode eksperimen berbasis
lingkungan dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran dari siklus ke
siklus.
Berdasarkan
implementasi
Yusuf
melakukan
dkk
(2006)
juga
penelitian mengenai upaya
peningkatan aktivitas dan hasil belajar
Andriani, M. 2009. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Matematika
Berbasis Strategi Think Talk Write
untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi dan Pemecahan Masalah
Matematika
Siswa
Madrasah
Ibtidaiyah.
Thesis.
Yogyakarta:
Pascasarjana UNY.
Arends, R. 1997. Classroom Instrument
and Management. USA: The
Mc.Graw-Hill Companies.
Fatmawati et al. – Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Fikriyyah, Z. 2007. Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi
dan
Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Terhadap Pembelajaran
Matematika
Pokok Bahasan
Logika Melalui Belajar dalam
Kelompok Kecil Dengan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write
pada Siswa Kelas X SMA Negeri
2 Kudus Tahun Pelajaran 2006/
2007. Skripsi. S1 UNNES. Semarang.
Hamalik, O. 2003. Proses Belajar
Mengajar.
Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Kurniasih. 2010. Pengaruh Implementasi
Strategi Pembelajaran Think Talk
Write terhadap Prestasi Belajar
Matematika
Siswa
dalam
Menyelesaikan
Soal
Cerita
ditinjau
dari
Kemandirian
Belajar Siswa pada Siswa SMK
Jurusan Bisnis Manajemen Kota
Madya Surakarta Tahun Ajaran
2008/2009. Thesis. Surakarta:
Pascasarjana UNS.
Lang, Quek Choon. 2010. Analysing
high school students’participation
and interaction in an asynchronous online project-based learning environment. Australasian
Journal of Educational Technology. 26(23): 327-340.
Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Tentang Metode-metode Baru.
Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Ngozi, I.H. 2009. Metacognitive Strategies on Classroom Participation
and Student Achievement in
Senior Secondary School Science
Classrooms. International Journal of Science Education. 12(1:2)
25-31.
15
Nugraheni, E. 2007. Student Centered
Learning
dan
Implikasinya
terhadap Proses Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan 8(1):1-10.
Nurchayati. 2007. Keefektifan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write
berbantuan lembar kerja pada
Pokok Bahasan Trigonometri
Kelas X SMA 1 Purwareja
Kabupaten Banjarnegara Tahun
Pelajaran 2006/2007. Skripsi.
Semarang: S1 UNNES.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Silberman, M. 2001. Active learning:
101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Yapendis.
Team
Didaktik
Metodik.
1993.
Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tim
Penyusun Kamus
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. 1990. Kamus
Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Uno, H.B. 2007. Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan
Efektif.
Wijaya, Cece. 2007. Pendidikan Remedial sarana pengembangan mutu
sumber daya manusia. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Yamin, M. 2007. Kiat Membelajarkan
Siswa. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Yusuf,Y., Natalina, M., Suryawati, M.,
Wulandari, S., Aisah, N., dan Sari, K. 2006. Upaya Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil
Belajar
Biologi Melalui Penggunaan Peta
Konsep Pada Siswa Kelas II4
SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun
Ajaran 2004/2005. Jurnal Biogenesis. 2(2): 59-63.