Tinjauan Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Pasir Di Desa Muzoi Kecamatan Lahewa Timur Kabupaten Nias Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sosial dan Ekonomi
2.1.1 Pengertian Sosial Ekonomi
Pengertian sosial ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial
dalam dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Kata sosial
berasal dari kata “socius” yang berarti kawan. Dalam hal ini kawantak terbatas,
yang artinya kawan adalah mereka orang-orang yang ada disekitar dan tinggal
dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi
satu sama lain.
Istilah sosial pada Departemen Sosial, menunjukkan pada kegiatankegiatan dilapangan sosial, artinya kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi
persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan seperti tuna
karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak yatim piatu dan lain -lain.
Selain itu Soekanto mengemukakan bahwa istilahsosial juga berkenaan dengan
pelaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses–proses sosial (Soekanto,
dalam Supardan, 2009: 27).
Kata Ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu “Oikos”
yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya mengatur. Secara garis besar
ekonomi adalah cara mengatur rumah tangga. Dengan kata lain, pengertian
ekonomi adalah semua yang menyangkut hal – hal yang berhubungan dengan
kehidupan rumah tangga, tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannnya

kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang terdiri
dari suami, istri dan anak – anak melainkan juga rumah tangga bangsa, negara dan

9
Universitas Sumatera Utara

dunia. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara untuk memuhi kebutuhan
sehari – hari. Dapat disimpulkan bahwa ekonomi berkaitan dengan proses
pemenuhan keperluan hidup manusia sehari – hari.
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur
secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur
sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status (Koentjaraningrat, 1990:56).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan
menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakatyang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan,
perumahan, pendidikan, kesehatan. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan.


2.1.2. Indikator Sosial Ekonomi
Terdapat beberapa indikator sosial ekonomi yang menentukan kondisi
sosial ekonomi suatu masyarakat dapat dikatakan rendah, sedang dan tinggi, yaitu:
1. Pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan
ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status
sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Christhoper dalam Sumardi (2004)
mendefenisikan pendapatan berdasarkan kamus Ekonomi adalah uang yang
diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain
sebagainya.

10
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan Biro Pusat statistika merincikan Pendapatan dalam kategori
sebagai berikut :
a. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang
sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi,
sumbernya berasal dari :



Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, serta
keja lembur dan kerja kadang-kadang.



Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,
penjualan dari kerajinan rumah.



Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari kepemilikan
tanah, keuntungan yang diperoleh dari hak milik tersebut.

b. Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran upah dan gaji yang
ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan, dan kreasi.
Berkaitan dengan hal tersebut mendefenisikan pendapatan adalah sebagai
seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang dari pihak manapun
atau dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku
saat ini.

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (2008) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu :
a)

Golongan pendapatan sangat tinggi.
Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 3.500.000,00 per bulan.

b)

Golongan pendapatan tinggi.

11
Universitas Sumatera Utara

Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp
2.500.000,00 – 3.500.000,00 per bulan.
c)

Golongan pendapatan sedang.

Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp
1.500.000,00 – 2.500.000 per bulan.

d)

Golongan pendapatan rendah.
Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata di bawah Rp
1.500.000,00 perbulan.
Berdasarkan kategori diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan atau

penghasilan seseorang sangat berpengaruh pada tingkat kesejahteraannya. Apabila
tingkat pendapatan yang dimiliki tinggi maka tingkat ekonominya juga tinggi,
disamping memiliki penghasilan pokok setiap keluarga biasanya memiliki
pengahasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan dari penghasilan insidentil.
2. Rumah
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan
membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung
keluarga dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagi status lambang
sosial.Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area
sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan saran pembinaan keluarga.

(Undang – undang Nomor 4 Tahun 1992)
Menurut WHO (World Health Organization), rumah adalah struktur fisik
atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk
kesehatan jasmani dan rohani serta keadaaan sosialnya baik untuk kesehatan

12
Universitas Sumatera Utara

keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai kesehatan dan Lingkungan,
2001)
Menurut America Public Health Associstion (APHA) (dalam Supardan
rumah sehat sebagai berikut :
a) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara
di luar rumah, penerangan yang memadai, pentilasi yang nyaman, dan jauh
dari kebisingan.
b) Memenuhi kebutuhan kejiwaan.
c) Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki
penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah, dan saluran
pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan.
3. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang. Pada dasarnya pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, keceradasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara yang tak lain adalah Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia menjelaskan tentang pengertian pendidikan, yaitu
tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak adapun maksudnya, Pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka

13
Universitas Sumatera Utara

sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah suatu proses bimbingan, pembelajaran untuk menuju kedewasaan dan
memilki bekal hidup dalam masyarakat yang berguna untuk dirinya sendiri dan

orang lain.
4. Kesehatan
Kesehatan setiap anggota keluarga merupakan syarat penting untuk dapat
bekerja secara produktif, sehingga menghasilkan pendapatan yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kesehatan keluarga tidak dapat dipisahkan
dari ketahanan pangan keluarga. Keduanya saling berhubungan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Kesehatan keluarga juga dipengaruhi faktor lain
yaitu, pelayanan kesehatan dan perubahan lingkungan (BKKBN, 1995:24).
5. Sandang dan Pangan
Sandang adalah pakaian manusia.Pakaian menjadi kebutuhan primer
pertama walaupun manusia tidak bisa hidup tanpa pakaian, tetapi karena manusia
adalah makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat sehingga pakaian adalah hal
yang paling penting.Sedangkan pangan adalah sumber makanan bagi manusia dan
merupakan kebutuhan primer.Pangan meliputi pekerjaan dan hal-hal yang
dilakukan yang tujuan menghasilkan pangan bagi kehidupan. Manusia hidup
dalam mayarakat dan membutuhkan pekerjaan dalam menghasilkan kebutuhannya
sehari-hari.

14
Universitas Sumatera Utara


6. Interaksi Sosial.
Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi
sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan
timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan
kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama,
persaingan dan pertikaian.
Apabila dua orang atau lebih bertemu akan menjadi interaksi sosial.
Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan, bisa
dengan tutur kata, jabat tangan, bahsa isyarat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan,
hanya dengan bau keringat sudah terjadi interaksi sosial karena telah mengubah
perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk menentukan tidakan. Interaksi
sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari
kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila menusia
mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak
berpengaruh terhadap sistem sarafnya sebagai akibat hubungan yang dimaksud.
Ciri-ciri sebuah interaksi sosial adalah sebagai berikut :
a. Pelakunya lebih dari satu orang.
b. Adanya komunikasi antarpelaku melalui kontak sosial.
c. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan

tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
d. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung.
Syarat terjadinya sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan
komunikasi. Kontak sosial berasal dari kata con atau cun artinya bersama-sama,

15
Universitas Sumatera Utara

dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara
harafiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara melalui telepon, telegram,
surat, radio, dan sebagainya.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila
ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan
sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung,
misalnya melalui telepon, radio, TV dan sebagainya.
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Kontak antarindividu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib
dan budaya sekolah.
b. Kontak antarindividu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru

mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan.
c. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antar
kelas.
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain
yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaanperasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Dengan tafsiran pada orang
lain, seseorang memberi reaksi berupa tindakan terhadap maksud orang lain
tersebut (Herimanto dan Winarno, 2010:52-53).

16
Universitas Sumatera Utara

2.2 Keluarga
2.2.1 Pengertian Keluarga
Secara umum keluarga didefenisikan sebagai lembaga sosial dasar dimana
semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Menurut (Setiadi,
2008:03) keluarga adalah suatu kelompok yang disatukan oleh perkawinan,
kesepakatan, darah, adopsi, yang tinggal dalam satu atap dan memiliki perna
masing-masing dalam setiap anggota keluarga yang memiliki ikatan emosional
antara satu dengan yang lainnya.
Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di dalam
masyarakat. keluarga merupakan sebuah kelompok yang terbentuk dari hubungan
antara laki-laki dan perempuan yang berlangsung lama untuk menciptakan dan
membesarkan anak. Jadi keluarga dalam bentuk murni merupakan satu kesatuan
sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Dapat disimpulkan bahwa
keluarga adalah satu kesatuan sosial yang terkecil yang terdiri dari suami istri dan
jika ada anak-anak dengan didahului oleh perkawinan (Ahmadi, 2009:221).
2.2.2 Ciri-Ciri Keluarga
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari
suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan
dengan keorangtuaan dan pemeliharan anak. Adapun berikut ini adalah beberapa
ciri-ciri dari keluarga sebagai berikut :
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dipelihara.
3. Suatu sistem tata nama, termaksud bentuk perhitungan garis keturunan.

17
Universitas Sumatera Utara

4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota keluarga
terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi.
5. Anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak tinggal dalam satu
tempat tinggal yang sama (Khairuddin, 1997;6).
2.2.3 Fungsi-Fungsi Keluarga
Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni fungsi
yang sulit dirubah dan digantikan oleh orang lain. Sedangkan fungsi-fungsi
lainnya atau fungsi-fungsi sosial, relatif lebih mudah berubah atau mengalami
perubahan.
Fungsi-fungsi pokok dari keluarga tersebut adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Biologik
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologik orangtua
ialah melahirkan anak. Funsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup
masyarakat. Namun fungsi ini pun juga mengalami perubahan, karena keluarga
sekarang cenderung kepada jumlah anak yang sedikit. Kecenderungan kepada
jumlah anak yang lebih sedikit ini dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a. Makin sulitnya fasilitas perumahan
b. Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai sukses
material keluarga.
c. Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai kemesraan
keluarga.
2. Fungsi afeksi
Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan
dan afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang

18
Universitas Sumatera Utara

menjadi dasar perkawinan. Dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan
persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan
mengenai nilai-nilai.
3. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk
kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari
pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai dalam
masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya (Khairuddin, 1997;4849)
2.2.4

Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera adalah keadaan keluarga yang hidup makmur, dalam

kelompok teratur, berdasarkan sistem nilai, bebas dari penyakit, tidak ada
gangguan, dan menyenangkan. Berdasarkan konsep tersebut terdapat beberapa
faktor yang perlu dikaji untuk menjelaskan konsep sejahtera, antara lain adalah
faktor ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, keamanan, dan hiburan yang saling
bertoleransi satu sama lain.
Faktor ekonomi berkenaan dengan kemakmuran yang pada dasarnya
meliputi kecukupan sandang, pangan, dan perumahan yang diperoleh melalui
kerja keras. Faktor sosial berkenaan dengan hidup berkelompok secara teratur.
Faktor budaya berkenaan dengan pola hidup berdasarkan nilai. Faktor kesehatan
berkaitan dengan pola hidup bersih bebas penyakit. Faktor keamanan berkenaan
dengan ketentraman karena tidak ada gangguan fisik dan mental. Faktor hiburan
berkenaan dengan kesenangan hidup yang menyegarkan. Apabila kehidupan suatu
keluarga telah memenuhi faktor-faktor tersebut. Dapat dikatakan bahwa keluarga

19
Universitas Sumatera Utara

itu adalah keluarga sejahtera dalam arti yang paling sempurna (Muhammad,
2008:34-35).
Indikator tingkat kesejahteraan keluarga BKKBN adalah sebagai berikut :
1. Keluarga pra sejahtera (sering dikelompokkan sebagai “sangat miskin”) adalah
keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang
meliputi:
a. Indikator ekonomi, yaitu makan dua kali atau lebih sehari, memiliki
pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya rumah, bekerja, sekolah
dan bepergian), bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.
b. Indikator non-ekonomi, yaitu melaksanakan ibadah, bila anak sakit dibawa
ke sarana kesehatan.
2. Keluarga sejahtera I (sering dikelompokkan sebagai “miskin”) adalah keluarga
yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih
indikator yang meliputi :
a. Indikator ekonomi, yaitu paling kurang sekali seminggu keluarga makan
daging atau ikan atau telor, setahun terakhir seluruh anggota keluarga
memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru, luas lantai rumah paling
kurang 8m untuk tiap penghuni.
b. Indikator non-ekonomi, yaitu ibadah teratur, sehat tiga bulan terakhir,
punya penghasilan tetap, usia 10-60 tahun dapat beca tulis huruf, usia 6-15
tahun bersekolah, anak lebih dari 2 orang.
3. Keluarga sejahtera II adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat
memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :memiliki tabungan
keluarga, makan bersama sambil berkomunikasi, mengikuti kegiatan

20
Universitas Sumatera Utara

masyarakat, rekreasi bersama (6 bulan sekali), meningkatkan pengetahuan
agama, memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah,
menggunakan saran transportasi.
4. Keluarga sejahtera III adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan
beberapa indikator meliputi : memiliki tabungan keluarga, makan bersama
sambil berkomunikasi, mengikuti kegiatan masyarakat, rekreasi bersama (6
bulan sekali), meningkatkan pengetahuan agama, memperoleh berita dari surat
kabar, radio, TV, dan majalah, menggunakan sarana transportasi.
5. Keluarga sejahtera plus III adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi
indikator meliputi : aktif memberikan sumbangan material secara teratur,
sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan.
(Dinsosnaker trans kota tangerang, 2010 diakses tanggal 17 Maret pukul 21.45
WIB).

2.3 Kemiskinan
2.3.1 Defenisi Kemiskinan
Pemahaman tentang defenisi kemiskinan menurut para ahli memang
berbeda-beda. Kemiskinan oleh berbagai pihak tentu dibatasi oleh aspek mana
yang ditekankan pembuat defenisi dalam merumuskan defenisi kemiskinannya.
Menurut World Bank, kemiskinan merupakan suatu kondisi terjadinya
kekurangan pada taraf hidup manusia baik secara fisik dan sosial sebagai akibat
tidak tercapainyakehidupan yang layak karena penghasilannya tidak mencapai
1,00 dolar AS perhari.

21
Universitas Sumatera Utara

Berikut ini disajikan beberapa defenisi kemiskinan, antara lain:
1.

Jika ditinjau dari standar kebutuhan hidup yang layak atau pemenuhan
kebutuhan pokok, maka kemiskinan adalah suatu kondisi tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan

pokok

atau

kebutuhan-kebutuhan

dasar

yang

disebabkan kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang
dibutuhkan dalam upaya memenuhi standar hidup yang layak.
2.

Jika ditinjau dari pendapatan, maka kemiskinan adalah kondisi kurangnya
pendapatan sebagai modal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.

3.

Jika ditinjau dari kesempatan, maka kemiskinan merupakan dampak dari
ketidaksamaan kesempatan memperoleh dan mengakumulasikan basis-basis
kekuatan sosial, seperti:
a. Keterampilan yang memadai.
b. Informasi dan berbagai pengetahuan yang bermanfaat bagi kemajuan
hidup.
c. Jaringan-jaringan sosial.
d. Organisasi-organisasi sosial politik.
e. Sumber-sumber modal yang diperlukan dalam upaya peningkatan
pengembangan kehidupan.

4.

Jika ditinjau dari keadaan yang dialami, kemiskina merupakan suatu keadaan
yang ditandai dengan:
a. Kelaparan atau setidaknya kekurangan makanan, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas (gizi).
b. Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.
c. Tingkat pendidikan yang rendah.

22
Universitas Sumatera Utara

d. Memiliki sagat sedikit kesempatan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar (Siagian, 2012: 26).
2.3.2 Jenis-Jenis Kemiskinan
Sebagai konsep yang multi dimensi, satu fakta tentang kemiskinan dapat
diidentifikasi dalam berbagai jenis kemiskinan. Berikut ini adalah jenis-jenis dari
kemiskinan, yaitu:
1.

Kemiskinan Absolut
Kemiskinan Absolut yaitu suatu kondisi, dimana seseorang atau sekelompok
orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang tersebut
memiliki taraf kehidupan yang rendah, dianggap tidak layak serta tidak sesuai
dengan harkat dan martabat sebagai manusia.

2.

Kemiskinan Relatif
Kemiskina relatif bertentangan dengan kemiskina absolut. Kemiskinan relarif
sendiri akan muncul jika kajian kita mengenai kemiskinan tersebut didasarkan
pada komparasi kondisi kehidupan antara seseorang dengan orang lain atau
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

3.

Kemiskinan Massa
Secara sederhana kemiskinan massa dapar diartikan sebagai kemiskinan yang
dialami secara massal penduduk dalam suatu lingkungan wilayah.

4.

Kemiskinan Non Massa
Kemiskina non massa adalah kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir orang.

5.

Kemiskinan Alamiah
Kemiskinan alamiah ditemukan jika kajian tentang kemiskinan tersebut
didasarkan atas faktor-faktor penyebab kemiskinan itu terjadi.

23
Universitas Sumatera Utara

6.

Kemiskinan Kultural
Dalam kasus ini, budaya diidentifikasi sebagai faktor penyebab terjadinya
kemiskinan tersebut.

7.

Kemiskinan Terinvolusi
Kemiskinan terinvolusi merupakan bentuk dan kondisi khusus dari
kemiskinan kultural. Ciri khusus kemiskinan terinvolusi adalah telah
terinternalisasinya nilai-nilai negatif dalam diri seseorang atau kelompok
dalam memandang diri dan kehidupannya, sehingga mereka menganggap
kehidupan dengan segala kondisinya sebagai sesuatu yang tidak dapat
berubah.

8.

Kemiskinan Struktural
Konsep kemiskinan struktural antara lain mendeskripsikan bahwa struktur
sosial masyarakat itu sedemikian rupa, sehingga menghambat masyarakat
tersebut mengembangkan kehidupannya.

9.

Kemiskinan Situasional
Secara umum dapat dikemukakan bahwa kemiskinan situasional adalah
kondisi kehidupan masyarakat yang tidak layak yang disebabkan oleh situasi
yang ada.

10. Kemiskinan Buatan
Kemiskinan buatan terjadi karena kelembagaan-kelembagaan yang ada
mengakibatkan anggota atau kelompok masyarakat tidak meguasai sarana
ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata (Siagian, 2012:45-66).

24
Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Aspek-aspek Kemiskinan
Kemiskinan merupakan sesuatu yang nyata, dekat dan menyatu
dengankita, namun tidak mudah di pahami secara holistik. Langkah yang pertama
yang dapat dilakukan dalam upaya memahami kemiskinan secara holistik adalah
dengan melakukan kajian tentang aspek-aspek kemiskinan itu sendiri, yaitu :
1. Kemiskinan itu multi dimensi.
Sifat kemiskinan sebagai suatu konsep yang multi dimensi berakar dari kondisi
kebutuhan manusia yang beraneka ragam. Apabila ditinjau dari segi kebijakan
umum, maka kemiskinan meliputi dua aspek yaitu aspek primer seperti miskin
akan asset-asset, organisasi-oraganisasi sosial, kelembagaan-kelembagaan
sosial, berbagai pengetahuan serta berbagai keterampilan yang dapat dianggap
mendukung kehidupan manusia. Sedangkan aspek sekunder antara lain,
miskinnya informasi, jaringan sosial dan sumber-sumber keuangan yang
kesemuanya merupakan faktor-faktor dapat digunakan sebagai jembatan
memperoleh suatu fasilitas yang dapat mendukung upaya mempertahankan,
bahkan meningkatkan kualitas hidup.
2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sebagai konsekwensi logisnya, kemajuan atau kemunduran pada
salah satu aspek dapat mengakibatkan kemajuan atau kemunduran aspek yang
lainnya. Justru kondisi seperti inilah yang mengakibatkan tidak mudahnya
menganalisis kemiskinan itu menuju pada pemaham yang komperehensif.
Menganalisis kemikinan kemiskinan secara parsial akan membawa kita pada
pemahaman yang salah tentang kemiskinan itu sendiri. Bahkan kemiskinan
hanya dapat dipahami melalui pendekatan interdisiplinear.

25
Universitas Sumatera Utara

3. Kemiskinan itu adalah fakta yang terukur.
Fenomena yang sering kita temui adalah pendapatan yang diperoleh
sekelompok yang bermukim yang sama boleh sama, namun kualitas individu
atau keluarga yang dimiliki mungkin saja berbeda. Adapula yang cenderung
mengatakan kemiskinan itu sebagai abstraksi dari perasaan sehingga mustahil
untuk diukur. Cara berpikir seperti ini harus dicegah karena akan menjauhkan
kita dari pemahaman yang benar dan holistik tentang kemiskinan itu sehingga
kitapun mustahil dapat menemukan solusi. Kemiskinan diklasifikasikan dalam
berbagi tingkat, miskin,sangat miskin, dan sangat miskin sekali.
4. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual mapun kolektif.
Istilah kemiskinan pedesaan (Rural poverty), kemiskinan perkotaan (urban
poverty). Kondisi desa dan kota itu merupakan penyebab kemiskinan bagi
manusia. Dengan demikian pihak yang menderita miskin hanyalah manusia,
baik secara individual maupun kelompok, dan bukan wilayah (Siagian, 2012 :
12 & 14).
2.3.4 Gejala-gejala Kemiskinan
Memahami kemiskinan secara akurat dan komprehensif diperlukan data
yang lengkap dan valid. Upaya memahami kemiskinan lebih sering dilakukan
dengan cara pendekatan lain, seperti gejala-gejala kemiskinan.Salah satu cara dan
langkah pemahaman kemiskinan adalah melalui penelusuran gejala-gejala
kemiskinan, seperti :
1. Kondisi kepemilikan faktor produksi.
Kemiskinan tidak datang secara serta merta.Demikian halnya dengan
pendapatan, tidak datang serta merta. Semuanya melalui saluran, sumber dan

26
Universitas Sumatera Utara

proses tertentu. Salah satu pendekatan untuk mengetahui kemiskinan adalah
mengetahui pekerjaan atau mata pencaharian, apa alat atau faktor yang
digunakan dan bekerja dalam upaya mendapatkan pencaharian tersebut.
Pemahaman akan berbagai hal tersebut merupakan jalan bagi kita untuk
mengetahui apakah sekelompok orang tersebut miskin atau tidak.
2. Angka ketergantungan penduduk.
Secara teoritis memang dikenal banyak sumber pendapatan, seperti hasil usaha
atau keuntungan, upah, bunga, tabungan, dan lain-lain. Kondisi lapangan
sebagaimana dikemukakan mengakibatkan tenaga kerja di Indonesia dalam
kondisi power less. Mereka sering harus menerima perlakuan tidak manusiawi
dari pengusaha, seperti menerima upah yang rendah.
3. Kekurangan gizi
Pendapatan bagaikan passport bagi setiap orang untuk memasuki hidup
layak.Pendapatan

merupakan

unsur

yang

secara

langsung

dapat

di

gunakansebagai alat memenuhi kebutuhan agar seseorang dapat hidup secara
layak.Pemenuhan kebutuhan tentu dilakukan secara hirerkhis, mulai dri
kebutuhan fisik, sebagai unsur yang menempati prioritas utama dari berbagai
unsur yang termasuk kebutuhan pokok.
4. Pendidikan yang rendah
Di era modern sekarang ini, pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang
penting.Pendidikan bahkan telah dianggap sebagai indikator utama kedudukan
dalam masyarakat.Oleh karena itu, rendahnya pendidikan yang dimiliki
masyarakat dalam jumlah yang masih cukup banyak terutama bukanlah
disebabkan oleh kesadaran atas pendidikan yang rendah, melainkan disebabkan

27
Universitas Sumatera Utara

oleh ketidakmampuan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Oleh karena
itu pendidikan yang rendah juga merupakan gejala kemiskinan (Siagian,2012:
16 – 19 ).

2.4 Penambangan Pasir
Sumber daya mineral (endapan bahan galian) memiliki sifat khusus
dibandingkan sumber daya lain, yaitu jika endapan bahan galian tersebut
ditambang, bahan galian tersebut tidak akan dapat kembali seperti sedia kala atau
sebelum dilakukan penambangan. Dengan kata lain, industri pertambangan
merupakan industri dasar tanpa daur, oleh karena itu dalam pengusahaannya
selalu berhadapan dengan sesuatu yang bersifat terbatas.
Penambangan merupakan suatu kegiatan untuk mengambil bahan galian
dari alam yang dilakukan secara manual maupun secara mekanisme, contohnya
penambangan pasir (Yanto, 2008: 14).
Pasir merupakan salah satu dari sekian banyak mineral atau sumberdaya
alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat
utamanya tidak terbarukan (Sukandarrumidi, 1999:1). Peraturan Pemerintah
Indonesia No. 27 tahun 1980, membagi bahan galian menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Bahan galian strategis disebut juga sebagai bahan galian golongan A yang
terdiri dari minyak bumi, bitumen cair, lilin beku, gas alam, bitumen padat,
aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium radium, thorium bahan galian
radioaktif lainnya, nikel, kobalt, timah.
2. Bahan galian vital disebut juga sebagai bahan galian golongan B yang terdiri
dari besi, mangaan, molibden, khrom, wolfram, vanidium, titan, bauksit,

28
Universitas Sumatera Utara

tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut,
ytrium, rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya, berilium,
korundum, zirkon, kristal kuarsa, kriolit, flouspar, barit, yodium, brom, khlor,
belerang.
3. Bahan galian non strategis dan non vital disebut juga sebagai bahan galian
golongan C. Terdiri dari nitrai, nitrit, fosfat, garam batu (halit), asbes, talk,
mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas (alum), oker, batu permata, batu
setengah permata, pasir kuarsa, kaolin, felspar, gipsum, bentonit, tanah
diatomea, tanah serap (fuller earth), batu apung, trass, obsidian, marmer,
batutulis, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat,
pasir, sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun
golongan B dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertambangan.
Pasir merupakan salah satu jenis tambang bahan galian golongan C yang
merupakan sumberdaya alam yang tidak terbaharui. Pasir merupakan hasil
kegiatan gunung api yang tak teruraikan, tercampur dari beberapa ukuran mulai
dari ukuran pasir sampai bongkah, berada di dataran rendah sekitar gunung api
baik yang proses erupsinya terjadi pada zaman tersier atau kuarter. Batuan
tersebut sangat mungkin diendapkan sepanjang sungai yang berhulu dilereng
atas/puncak gunung api yang bersangkutan. Sesuai konsep transportasi dan
sortasi/pemilihan maka semakin jauh dari sumbernya semakin beragam pula
komposisi mineralogi dan ukuran butirnya (Sukandarrumidi, 1999:140-141).
Pertambangan bahan galian golongan C dalam hal ini pasir termasuk usaha
pertambangan yang diusahakan oleh rakyat setempat, namun bisa juga dilakukan
oleh badan usaha milik rakyat yang telah mendapat izin dari yang berwenang

29
Universitas Sumatera Utara

dengan Surat Izin Pertambangan Derah (SIPD). Khusus di Indonesia untuk bahan
galian golongan C dapat dilakukan oleh perseorangan/pengusaha yang tunduk
pada hukum yang berlaku di Indonesia. Jenis bahan galian ini di dalam undangundang yang berlaku di Indonesia pengusahaannya telah dilimpahkan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat I dengan dibentuk Dinas Pertambangan di tiap Daerah
Tingkat I, dan didalam prakteknya wewenang ini sering dilimpahkan pada bupati,
khususnya untuk pertambangan yang luasnya tidak lebih dari 5 hektar. Letak dan
luas wilayah yang dinyatakan terbuka untuk kegiatan pertambangan rakyat
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertambangan. Pertambangan yang
dilakukan oleh perorangan syaratnya adalah harus warga Negara Indonesia yang
bertempat tinggal di Indonesia. Bahan galian golongan C dapat ditambang
menggunakan beberapa teknik penambangan, yaitu :
1) Digali, misalnya penambangan batu gamping dan penambangan pasir,
2) Disemprotkan dengan pompa bertekanan tinggi, misalnya penambangan
pasir,
3) Disedot dengan pompa hisap, misalnya penambangan pasir di laut.

2.5 Kesejahteraan Sosial
2.5.1 Defenisi Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan berasal dari kata “sejahtera”. Sejahtera ini mengandung
pengertian dari bahasa Sansekerta “Cetera” yang berarti paying. Dalam konteks
ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti “catera” (paying) adalah orang yang
sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan,
ketakutan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman tenteram, baik lahir

30
Universitas Sumatera Utara

maupun batin. Sedangkan social berasal dari kata “socius” yang berarti kawan,
teman, dan kerja sama. Orang social adalah orang yang dapat berelasi dengan
orang lain dan lingkungannya dengan baik. Jadi, kesejahteraan social dapat
diartikan sebagai suatu kondisi dimana orang dapat memenuhi kebutuhannya dan
dapat berelasi dengan lingkungan secara baik
UU No. 6 Tahap 1974 Pasal 2 ayat 1 menjelaskan kesejahteraan social
ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan social, materi; maupun spiritual yang
diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang
memungkinkan setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan social yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi kewajiban
manusia sesuai dengan Pancasila
Walter A. Friedlander mengemukakan bahwa kesejahteraan sosial adalah
sistem yang terorganisasi dari usaha-usaha sosial dan lembaga-lembaga sosial
yang ditujukan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai
standar hidup dan kesehatan yang memuaskan, serta untuk mencapai relasi
perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan
kemampuan-kemampuan mereka secara penuh, serta untuk mempertinggi
kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan
masyarakat (Fahrudin, 2012: 8-9).

31
Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Tujuan kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial mempunyai tujuan yaitu :
1.

Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar
kehidupan pokok seperti sandang, perumaahn, pangan, kesehatan, dan
relasi-relasi social yang harmonis dengan lingkungannya

2.

Untuk mencpai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat
dilingkungannya,

misalnya

dengan

menggali

sumber-

sumber,meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan
(Fahrudin, 2012:8-10).

2.6 Kerangka pemikiran
Pertambangan adalah suatu kegiatan untuk mengambil bahan galian
dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam baik secara mekanisme maupun
secara manual. Kegiatan pertambangan ini sudah lama dikenal oleh masyarakat
dan merupakan suatu alternatif bagi mereka yang perekonomiannya masih kurang
tercukupi. Sehingga tidak heran jika banyak warga desa yang akhirnya
memanfaatan potensi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Seperti halnya masyarakat desa Muzoi yang berupaya untuk memenuhi
kebutuhan ekonominya dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
desanya dengan melakukan Penambangan pasir. Pekerjaan sebagai penambang
pasir dilakukan dengaan cara yang masih sangat sederhana. Masyarakat biasanya
menggunakan alat tradisional untuk menambang pasir seperti sekop, senggrong
dan gerobak sebagai alat pengangkutan. Masyarakat desa Muzoi menilai bahwa
pekerjaan sebagai penambang pasir merupakan mata pencaharian tambahan yang

32
Universitas Sumatera Utara

dapat membantu perekonomian keluarga. Namun tidak sedikit juga masyarakat
yang menjadikan pekerjaan sebagai penambang pasir sebagai mata pencaharian
utama.
Berdasarkan kerangka pemikiran dapat digambarkan skema kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Skema 2.1 Bagan Alur Pikir

Kemiskinan

Aktivitas Penambang
Pasir

Indikator Sosial Ekonomi

1. Pendapatan
2. Perumahan
3. Pendidikan
4. Kesehatan
5. Sandang dan Pangan
6. Interaksi Sosial

33
Universitas Sumatera Utara

2.7 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya
menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Proses dan
upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut
dengan defenisi konsep. Secara sederhana defenisi disini diartikan sebagai
“batasan arti”. Dalam hal ini, perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian
menunjukkan bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang
diteliti (Siagian, 2014:40).
Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini,
antara lain :
1. Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat antara lain interaksi social, pendapatan, sandang dan
pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
2. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain.
3. Kemiskinan adalah suatu kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
pokok atau kebutuhan-kebutuhan dasar yang disebabkan kekurangan
barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan dalam upaya
memenuhi standar hidup yang layak.
4. Penambangan merupakan suatu kegiatan untuk mengambil bahan galian
dari alam yang dilakukan secara manual maupun secara mekanisme,
contohnya penambangan pasir.

34
Universitas Sumatera Utara

5. Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara dan dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

35
Universitas Sumatera Utara