Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Menggunakan Metode “Simple Additive Weigthing(Saw)”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan bagian yang akan membahas tentang
penyelesaian masalah yang akan ditemukan jalan keluarnya melalui
pembahasan-pembahasan secara teori dan sebagai panduan untuk
menyelesaikan suatu studi. Dengan adanya teori-teori yang dibutuhkan,
diharapkan penulis tidak akan menemukan banyak kesulitan dalam
menyelesaikan sistem informasi. Adapun tinjauan pustaka yang dilakukan
adalah :
Darwin Henry (2011), yang berjudul “Perancangan Aplikasi
Perekrutan Karyawan Pada PT. Simar Jaya Promotion Menggunakan
Metode Simple Additive Weighting (SAW). Dalam menyeleksi dan memilih
karyawan masih terlihat kurang tepat, karena penilaian dan perhitungan
hasil dari tes dilakukan secara manual, sehingga kemungkinan kesalahan
dalam memberikan hasil akhir dari penyeleksian.
Dengan


melihat

dan

mempelajari

skripsi

diatas

penulis

berkeinginan mengangkat judul skripsi dengan judul “Sistem Pendukung
Keputusan Penerima Beasiswa Menggunakan Metode “Simple
Additive Weighting (SAW)”. Yang nantinya dapat membantu pihak
Kampus dalam pemberian Beasiswa.

Universitas Sumatera Utara


2.2

Landasan Teori

Landasan teori merupakan bagian yang akan dibahas tentang pemecahan
masalah melalui pembahasan-pembahasan secara teoritis. Teori yang
dimaksud yaitu yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Dengan
adanya teori-teori yang dibutuhkan yaitu dengan sistem pendukung
pengambilan keputusan dengan implementasi metode SAW untuk
pemberian beasiswa dan menghasilkan keputusan yang objektif serta
efektif dan efisien.

2.2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk
pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang
prosesnya

melalui

mekanisme


tertentu.

Dengan

harapan

dapat

menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan model
keputusan

adalah

suatu

cara

untuk


mengembangkan

hubungan-

hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu
model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara
faktor-faktor yang terlibat.
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (Desicion Support System/DSS)
Tujuan dari DSS adalah Raymond Leond (2008).
1. Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah semi
terstruktur.

Universitas Sumatera Utara

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manager dan bukannya
dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manager.
3. Mendukung penilaian manajemen bukan mencoba menggantinya
4. Kecepatan komputasi, komputer memungkinkan para pengambilan
keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat
dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan

produktivitas,

pendukung

terkomputerisasi

bisa

mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya
untuk berada di berbagai lokasi.

Menurut Simon (2012:2) mengatakan bahwa pengambilan keputusan
terdiri dari tiga fase yaitu :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari
lingkungan problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan


diperoleh,

diproses,

dan

diuji

dalam

rangka

mengidentifikasikan masalah.
2. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini
meliputi proses untuk memahami masalah dan menguji solusi yang
layak.

Universitas Sumatera Utara


3. Choise
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai
alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan
tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan
keputusan.

2.2.2 Konsep Sistem Pendukung Keputusan
Sudirman dan Widjjani (2006:37) mengemukakan Keputusan Merupakan
sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan, baik kemampuan
memecahkan masalah maupun mengkomunikasikan untuk masalah semi
terstruktur.
Menurut

pradjudi

(2009:47)

mengemukakan


setiap

proses

pengambilan keputusan merupakan suatu sistem tindakan karena ada
beberapa komponen didalam nya. Kerangka kerja yand ada dalam sistem
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Posisi orang yang berwenang dalam mengambil keputusan
b. Problema

(penyimpangan

dari

apa

yang

dikehendaki


dan

direncanakan atau dituju)
c. Situasi sipengambil keputusan
d. Kondisi si pengambil keputusan (kekuatan dan kemampuan
menghadapi problema)
e. Tujuan (apa yang diinginkan atau dicapai dengan pengambilan
keputusan)

Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Pada dasarnya sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung
seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi
masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang
digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi
pemilihan interaktif.
Peranan sistem pendukung keputusan dalam konteks keseluruhan
sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi
teknologi informasi. Terdapat tujuh karakteristik dasar sistem pendukung

keputusan yang efektif, yaitu :
1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi.
2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.
3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan
4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model.
5. Menggunakan baik data eksternal maupun data internal.
6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis.
7. Menggunakan beberapa model kuantitatif.
2.2.4 Mulitiple Criteria Decision Making (MCDM)
Multiple Criteria Desicion Making (MCDM) adalah suatu metode
pengambilan keputusan untuk menerapakn alternatif terbaik dari sejumlah
alternatif berdasarkan kriteria tertentu.Kriteria biasanya berupa ukuran –
ukuran ,aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan
keputusan.berdasarkan tujuannya,multiple criteria desicion making dapat
dibagi menjadi dua model (zimmermann,2008) : Multi attribute desicion
making (MADM) .Secara umum dapat dikatakan bahwa ,multi attribute

Universitas Sumatera Utara

desicion making menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif

Sedangkan Multi Objective Desicion Making merancang alternatif terbaik.
Ada beberapa fitur umum yang akan digunakan dalam Multile
Criteria Desicion Making(janko,2008), yaitu :
a. Alternatif
Alternatif adalah objek-objek yang berbeda dan memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keutusan.
b. Atribut
Atribut sering juga disebut sebagai karasteristik ,komponen,atau
kriteria

keputusan.

c. Konflik antar kriteria
Beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu
dengan yang lainnya,misalnya kriteria keuntungan memiliki
konflik dengan kriteria biasanya.
d. Bobot keputusan
Bobot keputusan menunjukkan kepentingan relatif dari setiap
kriteria, W= ( w1,w2,..........,wn)

e. Matriks keputusan
Suatu matriks keputusan X yang berukuran m x n ,berisi
elemen-elemen xij,yang merepresentasikan rating dari alternatif
Ai (i=1,2,.......,m)bterhadap kriteria Cj (j=1,2,.....,n

Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Konsep Dasar Multi Atteibute Decision Making (MADM)
Pada dasarnya proses muti attribute desicion making ,dilakukan melalui
tiga tahap ,yaitu penyusunan terhadap komponen-komponen situasi
,analisis,dan sintesis informasi (Rudolphi,2008).
Sebagian besar pendekatan multi attribute desicion making
dilakukan melalui

dua langkah ,yaitu pertama melakukan agregasi

terhadap keputusan –keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan
pada setiap alternatif

dan kedua melakukan perangkingan alternatif-

alternatif keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan.
Dengan demikian,bisa dikatakan bahwa masalah multi attribute
desicion making adalah mengevaluasi m alternatif Ai (i=1,2,....,m) terhadap
sekumpulan atribut atau kriteria Cj (j=1,2,.....,m), dimana setiap atribute
saling tidak tergantung satu dengan yang lainnya.Matriks keputusan
setiap alternatif terhadap setiap atribut X diberikan sebagai :

X=

11 12 … 1

22 … 2
… … … …
1



2 …

Universitas Sumatera Utara

Dimana xjj merupakan rating kinerja alternatif ke-i terhadap atribut
ke –j .nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif terhadap
atribute ,yang diberikan sebagai:
W = {W 1,W 2,.....,W n}
Rating kinerja (X)

dan nilai bobot

(W) merupakan nilai utama yang

merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan .masalah
multi attribute desicion making diakhiri dengan proses perangkinan untuk
mendapatkan alternatif terbaik diperoleh berdasarkan nilai keseluruhaan
preferesi yang diberikan (Yeh,2012)

2.2.6 Simple Additive Weighting (SAW)
Metode Simple Additive Weighthing sering juga dikenal dengan istilah
metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode Simple Additive
Weighthing adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
setiap alternatif pada semua atribut (fishburn,2009) (MacCrimmon, 2010).
Metode SAWmembutuhaan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke
suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif
yang ada.

rij =

Universitas Sumatera Utara

Dimana rjj adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif AI pada atribut
Cj; i=1,2,....,m dan j = 1,2,......,n.Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)
diberikan sebagai:

Vi = ∑

j rij

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai leih terpilih.

2.2.7 Langkah-langkah Penyelesaian
Alam penelitian ini menggunakan metode SAW.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
1.

Menentukan kriteria-kriteria yang akan di jadikan acuan
dalam pengambilan keputusan,yaitu Ci.

2.

Menentukan rating kecocokan setiap alternati pada
setiap kriteria.

3.

Membuat

matriks

(ci),kemudian

keputusan

melakukan

berdasarkan
normalisasi

kriteria
matriks

berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis
atribut ( atribut keuntungan ataupun atribut biaya)
sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

Universitas Sumatera Utara

4.

Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu
penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R
dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar
yang dipilih sebagai alternatif terbaik sebagai solusi
(kusumadewi,20006)

Contoh kasus :
Suatu perusahaan yang ingin membangun sebuah gudang yang
akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sementara hasil
produksinya. Ada 3 lokasi yang akan menjadi alternatif , yaitu daerah A1,
daerah A2 dan daerah A3. Ada 5 kriteria yang akan dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan, yaitu :
a) C1 = Jarak dengan pasar terdekat (km)
b) C2 = Kepadatan penduduk disekitar lokasi (orang/km2)
c) C2 = Jarak dari pabrik (km)
d) C4 = Jarak dengan gudang yang sudah ada (km)
e) C5 = Harga tanah untuk lokasi (x1000 Rp / m2)
Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, dinilai dengan 1
sampai 5, yaitu :
a) 1 = Sangat buruk
b) 2 = Buruk
c) 3 = Cukup
d) 4 = Baik
e) 5 = Sangat baik

Universitas Sumatera Utara

Tabel berikut menunjukkan rating kecocokan dari setiap alternatif pad
setiap kriteria. Sedangkan tingkat kepentingan setiap kriteria, juga dinilai
dengan 1 sampai 5, yaitu :
a) 1 = Sangat rendah
b) 2 = Rendah
c) 3 = Cukup
d) 4 = Tinggi
e) 5 = Sangat tinggi
Kriteria
Alternatif
C1

C2

C3

C4

C5

A1

4

4

5

3

3

A2

3

3

4

2

3

A3

5

4

2

2

2

Gambar 2.1 Tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap
kriteria

Karena setiap nilai yang diberikan pada setiap alternatif di setiap
kriteria merupakan nilai kecocokan ( nilai terbesar adalah terbaik), maka
semua kriteria yang diberikan diasumsikan sebagai kriteria keuntungan.
Pengambilan keputusan memberikan bobot preferensi sebagai :

Universitas Sumatera Utara

W = (5,3,4,4,2)
Matriks keputusan dibentuk dari tabel kecocokan sebagai berikut :

4 4 5 3 3
X = 3 3 4 2 3
5 4 2 2 2
Pertama-tama, dilakukan normalisasi X berdasarkan persamaan 2.4
sebagai berikut :

r11 =

!"# { ;&;'}

r21 =

!"# { ;&;'}

r31 =

!"# { ;&;'}

=

= 0.80

r12 =

!"# { ;&; }

=

&

= 060

r22 =

!"# { ;&; }

=

'

=

'

= 1.00

r32 =

!"# { ;&; }

=

'

'
'

= 1.00

r14 =

'

= 0.80

r24 =

= 0.40

r34 =

!"# {'; ;)}

=

r23 =

!"# {'; ;)}

=

)

!"# {'; ;)}

=

'
'

)
'

r35 =

r15 =

=

&

r13 =

r33 =

'

&

!"# {&;&;)}

=

&
&

&

= 1.00
&

= 0.75

= 1.00

&

=

&

= 1.00

)

=

)

= 0.67

)

=

)

= 0.67

)

=

)

= 0.67

!"# {&;);)}
!"# {&;);)}
!"# {&;);)}
!"# {&;&;)}

&
&
&
&

= 1.00

Universitas Sumatera Utara

r25 =

&

!"# {&;&;)}

=

&
&

= 1.00

sehingga diperoleh metriks ternormalisasi R sebagai berikut :

0.80 1.00 1.00 1.00 1.00
X = 0.60 0.75 0.80 0.67 1.00
1.00 1.00 0.40 0.67 0.67

Proses perangkingan diperoleh berdasarkan persamaan 2.5 sebagai
berikut :
V1 = (5)(0.80) + (3)(1.00) + (4)(1.00) + (4)(1.00) + (2)(1.00) = 17.00
V2 = (5)(0.60) + (3)(0.75) + (4)(0.80) + (4)(0.67) + (2)(1.00) = 13.12
V3 = (5)(1.00) + (3)(1.00) + (4)(0.40) + (4)(0.67) + (2)(0.67) = 13.60
Nilai terbesar ada pada V1 sehingga alternatif A1, adalah alternatif
yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, daerah, A1
terpilih sebagai lokasi untuk mendirikan gudang baru.

2.2.8. Konsep Manajemen Basis Data
Suatu Database Management System (DBMS) berisi suatu koleksi data
yang saling berelasi dan satu set program untuk mengakses data

Universitas Sumatera Utara

tersebut, jadi Database Management System (DBMS) terdiri dari database
dan satu set program aplikasinya.
Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer dan digunakan
perangkat lunak tertentu umtuk memanipulasinya. Database merupakan
salah satu komponen yang penting di dalam sistem informasi, karena
befungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya.
Penerapan database dalam sistem informasi disebut degan database
system. Sistem basis data ini merupakan suatu sistem informasi yang
mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
dengan lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang
bermacam macam di dalam suatu organisasi.
Dalam suatu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar,
sama bentuk, merupakan suatu kumpulan entity yang sseragam. Satu
record terdiri dari field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan
bahwa field tersebut dalam suatu pengertian yang lengkap dan direkam
dalam satu record. Untuk mengisi field maka digunakan atribut atau
merupaka judul dari suatu kelompok entiny tertentu. Entiny adalah suatu
objek yang nyata dan akan direkam.
Set proram pengolah merupakan satu paket program yang dibuat
agar

memudahkan

an

mengefisienkan

perekam

informasi

dan

pengambilan informasi dalam database.

Universitas Sumatera Utara

2.2.9 Struktur Basis Data
Basis data merupakan salah satu komponen yang paling dalam pada
suatu sisytem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan
informasi bagi para pemakai. Penerapan basis data mengandung teks
alpa numerik yang berbentuk huruf, bilangan dan simbol khusus sampai
dengan membentuk suatu basis data, data mempunyai jenjang mulai dari
character-character, item data ( data item ), record, file, kemudian basis
data.
Jenjang ini dapat digambarkan pada gambar berikut :

Basisdata

FILE

FILE

FILE

RECORD

RECORD

RECORD

FIELD

FIELD

Field

Gambar 2.3 Struktur Basis Data

Universitas Sumatera Utara

Keterangan :
1. File adalah kumpulan dari record yang saling berhubungan untuk
membentuk suatu file.
2. Record adalah kumpulan dari beberapa field yang saling berhubungan
untuk membentuk suatu record .
3. Field adalah elemen yang terkecil dari suatu basis data.

2.2.10 Karakteristik Basis Data
Karasteristik basis data dapat dibagi beberapa yaitu :
1. informasi dari basis data dapat disimpan pada sistem basis data.
2. program aplikasi tidak tergantung pada struktur berkas.
3. kendali terpusat terhadap duplikasi, inkosistensi, keamanan,
standarisasi, integrasi, konflik pemakaian data yang sama.
4. mempunyai representasi konseptual.
5. basis data dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda untuk
kepentingan berbeda.

Universitas Sumatera Utara

2.2.11 Sistem Basis Data
Sistem basis data dapat digambarkan seperti 2.2 :

Database sistem

User/Programmer

DBMS Software
Application
program/Queles

Software to procces
Queries/ Programs

Software To Access
Store Data

Store Data Base

Store Data Base

Gambar 2.2 Sistem Basis Data

Universitas Sumatera Utara

2.2.12 Konsep Diagram Alir Data (DAD)
Diagram alir data (DAD) memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai
yang dihitung oleh sistem, termasuk nilai masukan,nilai keluaran, serta
tempat penyimpanan internal. Diagram alir data (DAD) adalah gambaran
grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek
kemudian melewati suatu proses yamg mentransformasikan ke tujuan
yang lain , yang ada objek lain. Diagram alir data (DAD) Juga tidak
memperlihatkan pengorganisasian nilai-nilai dalam suatu objek.
Diagram alir data (DAD) memuat proses yang mentransformasikan
data, aliran data yang menggerakkan data. Objek yang memproduksi
serta mengkomsumsi data, serta data store yang menjadi tempat
penyimpanan data.
Penggunaan Diagram alir data (DAD) sebagai modelling , tools
dipopulerkan oleh Tom Demarco dan Gane & Sarson, dengan
menggunakan simbol. Simbol yang dipakai didalam diagram aliran data
adalah:

Universitas Sumatera Utara

No

Gambar

Nama

1

External Entity

2

Process

3

Data Flow

4

Data Store

Gambar 2.3 Contoh Tabel Diagram Alir Data Diagram

Keterangan :
1. External Entity/Kesatuan Luar
a. Entitas yang berada diluar sistem, yang memberikan data
kepada sistem atau yang menerima informasi dari sistem.
b. Tidak termasuk bagian dari sistem
c. Bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian maka
bagian yang lain yang masih terkait dapat menjadi external
entity.

Universitas Sumatera Utara

2. Process/Proses
a. Menggambarkan apa yang dilakukan oleh sistem.
b. Berfungsi mentranformasikan satu atau beberapa data
masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan.
c. Setiap proses memiliki satu atau beberapa data masukan
serta menghasilkan satu atau beberapa data keluaran.
3. Data Flow/Alir Data
a. Menggambarkan aliran data dari suatu entity ke entity
lainnya.
b. Arah panah menggambarkan aliran data.
c. Aliran data :
1) Antara dua proses yang berurutan
2) Dari data store ke proses dan sebaliknya
3) Dari data sistem ke proses
4) Dari proses ke sistem
4. Data store/Penyimpanan Data
a. Tempat menyimpan data
b. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke
data store.

Universitas Sumatera Utara

2.2.13 Tingkatan Diagram Alir Data
1. Diagram Hubungan level 0 (Contex Diagram)
a. Menggunakan level tertinggi dari NAD yang
menggambarkan seluruh input atau output dari sistem.
b. Memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem.
c. Hanya ada satu proses
d. Tidak boleh ada data store
2. Diagram 0, Level 1 (Diagram Zero)
a. Untuk proses yang tidak dirinci lagi pada level selanjutnya.
b. Keseimbangan input dan output antara diagram 0 dengan
diagram hubungan harus terpelihara.
3. Diagram Rinci (Level 2, Level 3, dan seterusnya)
Merupakan rincian dari diagram 0 atau diagram level di atasnya.

2.2.14 Aturan Penyusunan Data Flow Diagram (Diagram Alir Data)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah :
1. Pemberian Nomor pada diagram level n dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Setiap penurunan ke level yang lebih rendah harus mampu
mempresentasikan proses tersebut dalam spesifikasi proses
yang jelas. Sehingga seandainya belum cukup jelas maka
seharusnya diturunkan ke level yang lebih rendah.
b) Setiap penurunan harus dilakukan hanya jika perlu

Universitas Sumatera Utara

c) Tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan
jumlah level yang sama karena yang kompleks bisa saja
diturunkan, dan yang sederhana mungkin tidak perlu
diturunkan. Selain itu, karena tidak semua proses dalam
level yang sama punya derajat kompleksitas yang sama
juga.
d) Konfirmasikan DFD yang telah dibuat pada pemakai dengan
cara top-down.
e) Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di
level n harus berhubungan dengan aliran data yang masuk
dan keluar pada level n+1. Dimana level n+1 tersebut
mendefenisikan sub-proses pada level n tersebut.
f) Penyimpanan yang muncul pada level n harus didefenisikan
kembali pada level n tidak harus muncul pada level n-1
karena penyimpanan tersebut bersifat lokal.
g) Ketika mulai menurunkan DFD dari level tertinggi, cobalah
untuk mengidentifikasikan external events dalam hal ini
berarti suatu kejadian yang berkaitan dengan pengolahan
data

di

luar

sistem,

dan

menyebabkan

sistem

kita

memberikan respon.
2. Jangan menghubungkan langsung antara satu penyimpanan
dengan penyimpanan lainnya (harus melalui proses).

Universitas Sumatera Utara

3. Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan
data dengan entitas eksternal / terminator (harus melalui proses),
atau sebaliknya.
4. Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah
mengeluarkan output yang disebut sengan istilah “black hole’.
5. Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi
tidak pernah digunakan untuk proses.
6. Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data
yang terbatas yang disebut dengan istilah “magic process”.
7. Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan
keluran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga
mencegah penggambaran yang teralalu rumit, dengan memberikan
tanda asterik (*) atau garis silang (#), begitu dengan bentuk
penyimpanan.
8. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran
data berbeda.

2.2.15 Perancangan Website
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman
yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau
gerak, animasi, suara, atau gabungan dari semuanya itu baik yang
bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan
yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-

Universitas Sumatera Utara

jaringan halaman (hyperlink). Menurut Achmad Nazrul (2011), website
atau situs adalah kumpulan halaman yang menampilkan informasi data
teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara video, atau
gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masingmasing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. Macamnya, bisa
sebagai penyedia informasi komersial (toko online), service (layanan web
sms), dan penyampaian berita (aplikasi surat kabar online). Website
dibentuk dan diciptakan dari rangkaian scrip atau code tertentu dan
bahasa pemograman tertentu.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa website dapat bersifat
dinamis atau fleksibel. Artinya, website dapat dimanipulasi atau di update
datanya ketika website tersebut sedang dalam keadaan online. Misalnya
untuk mengupdate berita, cukup membuka bagian administrator lalu isikan
data terbarunya. Dengan begitu berita telah ter-update. Sedangkan
websitestatis, yaitu website yang datanya tidak bisa diubah atau diupdate
secara real time atau ketika sedang online. Untuk mengubah atau
mengupdate data website statis harus kembali ke bahasa pemograman.
Jadi perbedaan antara website statis dan website dinamis adalah
mengenai tingkat keperakatisan dalam pengolahan website tersebut,
termasuk pengolahan securitas atau tingkat keamanan website itu sendiri.
Terminologi website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs,
yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang

Universitas Sumatera Utara

tempatnya berada didalam World Wide Web (WWW) di internet, sebuah
web page adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text
Markup Language) yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu
protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk
ditampilkan kepada pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari
website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi
yang sangat besar.
Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah
URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman
situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun hyperlink yang ada di
halaman tersebut mengatur para pembaca untuk memberitahu mereka
susuna keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.

Universitas Sumatera Utara