PHP File Tree Demo 4.6.4 Agenda 6
4.6.4. Sub Agenda Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia
A.
KONDISI UMUM
Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak
dalam upaya-upaya penciptaan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan. Apabila hukum ditegakkan dan
ketertiban diwujudkan,
maka kepastian, rasa aman,
tenteram, ataupun kehidupan yang rukun akan dapat terwujud.
Pelaksanaan hukum yang transparan dan terbuka di satu sisi dapat
menekan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh tindakan warga
negara sekaligus juga meningkatkan dampak positif dari aktivitas
warga negara. Dengan demikian hukum pada dasarnya memastikan
munculnya aspek-aspek positif dari kemanusiaan dan menghambat
aspek negatif dari kemanusiaan. Penerapan hukum yang ditaati dan
diikuti akan menciptakan ketertiban dan memaksimalkan ekspresi
potensi masyarakat.
Penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia
merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada tekanan dari pihak
manapun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan negara
pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga
negara. Hak asasi tidak sebatas pada kebebasan berpendapat ataupun
berorganisasi, tetapi juga menyangkut pemenuhan hak atas keyakinan,
hak atas pangan, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, rasa aman,
penghidupan yang layak, dan lain-lain. Kesemuanya tersebut tidak
hanya merupakan tugas pemerintah tetapi juga seluruh warga negara
untuk memastikan bahwa hak tersebut dapat dipenuhi secara
konsisten dan berkesinambungan.
Ketiadaan
penegakan
hukum
dan
ketertiban
akan
menghambat pencapaian masyarakat yang berusaha dan bekerja
dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di samping
terabaikannya penghormatan terhadap hak asasi manusia. Hal tersebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 251
menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara damai, adil dan
sejahtera. Untuk itu perbaikan pada aspek keadilan akan memudahkan
pencapaian kesejahteraan dan kedamaian.
Kinerja pembangunan hukum secara makro dalam struktur
pembangunan di Jawa Timur memberikan kemajuan yang cukup
drastis. Penerapan hukum yang ditaati akan menciptakan ketertiban
dan memaksimalkan ekspresi potensi masyarakat. Hal tersebut dapat
dibutuhkan atau dirasakan dengan menurunnya angka kriminalitas,
menurunnya curanmor,
kepatuhan membayar pajak, kepatuhan
berlalulintas dan lain sebagainya.
Di bidang hukum, kondisi penegakan hukum di Jawa Timur
sudah berjalan dengan baik, namun masih perlu ditingkatkan. Produk
hukum seperti Peraturan Daerah yang merupakan implementasi dari
otonomi daerah ditingkatkan agar dapat mencerminkan aspirasi
kebutuhan masyarakat Jawa Timur sehingga dapat mendorong
partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Dengan demikian
produk
hukum
daerah
yang
dihasilkan
benar-benar
dapat
mencerminkan kebutuhan dan aspirasi rakyat. Langkah kebijakan yang
telah
diambil
meningkatkan
Pemerintah
kesadaran
Propinsi
hukum
Jawa
Timur
masyarakat
dalam
serta
rangka
memberikan
kepastian hukum dan ketentraman dalam kehidupan yaitu dengan
meningkatkan
pelayanan
masyarakat
dibidang
hukum
serta
menyelenggarakan penyuluhan hukum dalam rangka meningkatkan
kesadaran serta budaya hukum dan tertib hukum; Menertibkan
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur pada tahun 2003 sebanyak 14
Perda; Tahun 2004 sebanyak 10 Perda, termasuk 3 Perda mengenai
APBD.
Untuk tahun 2006 telah disahkan sebanyak 7 Peraturan
Daerah termasuk 2 Peraturan Daerah mengenai APBD dan 1 Peraturan
Daerah dalam proses penetapannya termasuk Peraturan Daerah APBD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 252
tahun 2007 dan 2 Peraturan Daerah inisiatif DPRD. Menerbitkan 46
Peraturan Gubernur, 325 Keputusan Gubernur, dan 2 Keputusan
Bersama. Disamping itu telah dilakukan pengawasan represif terhadap
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dimana dari 471 Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota yang diterima pada tahun 2006 telah dievaluasi
sebanyak 424 Peraturan Daerah dengan hasil 35 Peraturan daerah
telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
399 Peraturan Daerah perlu mendapat penyempurnaan baik karena
teknis penyusunannya maupun substansinya tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perkembangan kinerja bidang hukum dalam penanganan
perkara pada tahun 2006 telah dapat diselesaikan 10 perkara tingkat
pertama maupun banding serta dalam proses penyeselaian sebanyak 3
perkara baik tingkat pertama banding maupun kasasi, memberikan
pertimbangan hukum dalam menerbitkan ijin pemeriksaan bagi
anggota DPRD Kabupaten/Kota sebanyak 52 surat ijin untuk 133
orang. Sementara dalam pembinaan dan pengawasan produk hukum
daerah kabupaten/kota yang menunjukan adanya peningkatan produk
hukum yang harus mendapat perubahan/perbaikan pada tahun 2006
disebabkan keinginan dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk dapat
meningkatkan pendapatan asli daerah serta adanya persepsi yang
berbeda dalam menterjemahkan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi
tingkatnya. Sehubungan dengan hal ini diperlukan
peningkatan pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif dan
efektif agar produk hukum yang dihasilkan lebih berkualitas
serta
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pencapaian kesejahteraan.
Selanjutnya lemahnya aspek kesadaran hukum masyarakat
dalam kehidupan bernegara disebabkan kurangnya informasi akan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta pemahaman atas
Peraturan
Perundang-undangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
mengakibatkan
banyaknya
BAB IV - 253
pelanggaran
hukum
dan
HAM
yang
dilakukan
oleh
sekelompok/golongan atau perorangan terhadap kelompok/golongan
lainnya. Oleh karena itu penting adanya informasi hukum dan HAM
untuk menghindari adanya pelanggaran yang dilakukan baik terhadap
warga sipil maupun antar warga sipil itu sendiri. Saat ini pemahaman
akan produk hukum dan HAM masih dipahami secara parsial sehingga
menimbulkan tindakan-tindakan anarkhis atau main hakim sendiri dari
sekelompok atau golongan anggota masyarakat. Untuk itu pada masa
yang akan datang sangat diperlukan adanya informasi hukum yang
cepat, tepat dan akurat baik melalui penyuluhan hukum, sosialisasi
produk hukum maupun melalui media elektronik dengan menggunakan
teknologi informasi yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat
yang membutuhkan serta meningkatkan fungsi Jaringan Dokumentasi
dan Informasi Hukum.
Dalam peningkatan pembentukan produk hukum ditemukan
masih banyaknya produk hukum yang tumpang tindih, inkonsisten dan
bertentangan antara peraturan yang sederajad satu dengan yang
lainnya, antara peraturan tingkat pusat dan daerah ataupun peraturan
yang lebih rendah dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatannya.
Untuk itu pada tahun 2006 telah dilakukan perubahan maupun
peninjauan atas produk hukum yang bertentangan atau tidak sesuai
dengan rasa keadilan masyarakat kedalam suatu peraturan yang dapat
mewadahi serta menampung kebutuhan masyarakat dalam mencapai
kesejahteraan dan terjamin rasa aman, damai dan tentram.
Disamping
hal-hal
tersebut
diatas,
peningkatan
profesionalisme aparat hukum dalam mendukung terciptanya rasa
aman, damai dan sejahtera sangat diperlukan. Maka pada tahun 2006
direncanakan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
aparat hukum dalam memberikan informasi hukum dan HAM serta
adanya
kerja
sama
dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
Lembaga
Bantuan
Hukum
dalam
BAB IV - 254
penanganan perkara pengadilan, mengingat bahwa bertindak mewakili
pemerintah di dalam dan di luar Pengadilan.
B.
SASARAN TAHUN 2008
Untuk mendukung pembangunan hukum dan HAM, sasaran yang akan
dilakukan adalah:
1. Terciptanya sistem hukum yang adil, konsekuen, dan tidak
diskriminatif;
2. Terjaminnya konsistensi seluruh produk hukum daerah, serta tidak
bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang lebih
tinggi;
3. Terwujudnya penegakan hukum yang profesional, berwibawa dan
bersih dalam upaya memulihkan kembali kepercayaan hukum
masyarakat secara keseluruhan;
4. Terkoordinasinya
dan
terhamonisasinya
pelaksanaan
produk
hukum yang tidak menonjolkan kepentingan tertentu sehingga
dapat mengurangi perlakuan diskriminatif warga.
5. Terwujudnya aparat dan masyarakat yang sadar hukum.
C.
ARAH KEBIJAKAN
Pembangunan Hukum dan HAM dalam tiga tahun mendatang
diarahkan pada kebijakan untuk memperbaiki substansi (materi)
hukum, struktur (kelembagaan) hukum, dan kultur (budaya) hukum,
melalui upaya :
1. Menata kembali substansi hukum melalui peninjauan dan penataan
kembali produk hukum dalam mewujudkan tertib perundangundangan
dengan
memperhatikan
perundang-undangan;
asas
umum
dan
hirarki
menghormati serta memperkuat kearifan
lokal dan hukum adat;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 255
2. Melakukan
pembenahan
struktur
hukum
melalui
penguatan
kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme; memperkuat
kearifan lokal dan hukum adat sebagai bagian dari upaya
pembaruan materi produk hukum;
3. Meningkatkan budaya sadar hukum antara lain melalui pendidikan
dan sosialisasi berbagai peraturan perundang-undangan serta
perilaku keteladanan dari kepala daerah dan jajarannya dalam
mematuhi dan menaati hukum serta penegakan supremasi hukum.
4. Menggunakan nilai-nilai budaya daerah sebagai salah satu sarana
untuk mewujudkan terciptanya kesadaran hukum masyarakat;
5. Meningkatkan
upaya
pemajuan,
perlindungan,
penegakan,
pemenuhan dan penghormatan hak asasi manusia;
6. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen dan tidak diskriminatif.
D.
MATRIK PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN DAN RENCANA
KEGIATAN TAHUN 2008 (Terlampir).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 256
A.
KONDISI UMUM
Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak
dalam upaya-upaya penciptaan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan. Apabila hukum ditegakkan dan
ketertiban diwujudkan,
maka kepastian, rasa aman,
tenteram, ataupun kehidupan yang rukun akan dapat terwujud.
Pelaksanaan hukum yang transparan dan terbuka di satu sisi dapat
menekan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh tindakan warga
negara sekaligus juga meningkatkan dampak positif dari aktivitas
warga negara. Dengan demikian hukum pada dasarnya memastikan
munculnya aspek-aspek positif dari kemanusiaan dan menghambat
aspek negatif dari kemanusiaan. Penerapan hukum yang ditaati dan
diikuti akan menciptakan ketertiban dan memaksimalkan ekspresi
potensi masyarakat.
Penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia
merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada tekanan dari pihak
manapun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan negara
pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga
negara. Hak asasi tidak sebatas pada kebebasan berpendapat ataupun
berorganisasi, tetapi juga menyangkut pemenuhan hak atas keyakinan,
hak atas pangan, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, rasa aman,
penghidupan yang layak, dan lain-lain. Kesemuanya tersebut tidak
hanya merupakan tugas pemerintah tetapi juga seluruh warga negara
untuk memastikan bahwa hak tersebut dapat dipenuhi secara
konsisten dan berkesinambungan.
Ketiadaan
penegakan
hukum
dan
ketertiban
akan
menghambat pencapaian masyarakat yang berusaha dan bekerja
dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di samping
terabaikannya penghormatan terhadap hak asasi manusia. Hal tersebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 251
menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara damai, adil dan
sejahtera. Untuk itu perbaikan pada aspek keadilan akan memudahkan
pencapaian kesejahteraan dan kedamaian.
Kinerja pembangunan hukum secara makro dalam struktur
pembangunan di Jawa Timur memberikan kemajuan yang cukup
drastis. Penerapan hukum yang ditaati akan menciptakan ketertiban
dan memaksimalkan ekspresi potensi masyarakat. Hal tersebut dapat
dibutuhkan atau dirasakan dengan menurunnya angka kriminalitas,
menurunnya curanmor,
kepatuhan membayar pajak, kepatuhan
berlalulintas dan lain sebagainya.
Di bidang hukum, kondisi penegakan hukum di Jawa Timur
sudah berjalan dengan baik, namun masih perlu ditingkatkan. Produk
hukum seperti Peraturan Daerah yang merupakan implementasi dari
otonomi daerah ditingkatkan agar dapat mencerminkan aspirasi
kebutuhan masyarakat Jawa Timur sehingga dapat mendorong
partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Dengan demikian
produk
hukum
daerah
yang
dihasilkan
benar-benar
dapat
mencerminkan kebutuhan dan aspirasi rakyat. Langkah kebijakan yang
telah
diambil
meningkatkan
Pemerintah
kesadaran
Propinsi
hukum
Jawa
Timur
masyarakat
dalam
serta
rangka
memberikan
kepastian hukum dan ketentraman dalam kehidupan yaitu dengan
meningkatkan
pelayanan
masyarakat
dibidang
hukum
serta
menyelenggarakan penyuluhan hukum dalam rangka meningkatkan
kesadaran serta budaya hukum dan tertib hukum; Menertibkan
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur pada tahun 2003 sebanyak 14
Perda; Tahun 2004 sebanyak 10 Perda, termasuk 3 Perda mengenai
APBD.
Untuk tahun 2006 telah disahkan sebanyak 7 Peraturan
Daerah termasuk 2 Peraturan Daerah mengenai APBD dan 1 Peraturan
Daerah dalam proses penetapannya termasuk Peraturan Daerah APBD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 252
tahun 2007 dan 2 Peraturan Daerah inisiatif DPRD. Menerbitkan 46
Peraturan Gubernur, 325 Keputusan Gubernur, dan 2 Keputusan
Bersama. Disamping itu telah dilakukan pengawasan represif terhadap
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dimana dari 471 Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota yang diterima pada tahun 2006 telah dievaluasi
sebanyak 424 Peraturan Daerah dengan hasil 35 Peraturan daerah
telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
399 Peraturan Daerah perlu mendapat penyempurnaan baik karena
teknis penyusunannya maupun substansinya tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perkembangan kinerja bidang hukum dalam penanganan
perkara pada tahun 2006 telah dapat diselesaikan 10 perkara tingkat
pertama maupun banding serta dalam proses penyeselaian sebanyak 3
perkara baik tingkat pertama banding maupun kasasi, memberikan
pertimbangan hukum dalam menerbitkan ijin pemeriksaan bagi
anggota DPRD Kabupaten/Kota sebanyak 52 surat ijin untuk 133
orang. Sementara dalam pembinaan dan pengawasan produk hukum
daerah kabupaten/kota yang menunjukan adanya peningkatan produk
hukum yang harus mendapat perubahan/perbaikan pada tahun 2006
disebabkan keinginan dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk dapat
meningkatkan pendapatan asli daerah serta adanya persepsi yang
berbeda dalam menterjemahkan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi
tingkatnya. Sehubungan dengan hal ini diperlukan
peningkatan pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif dan
efektif agar produk hukum yang dihasilkan lebih berkualitas
serta
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pencapaian kesejahteraan.
Selanjutnya lemahnya aspek kesadaran hukum masyarakat
dalam kehidupan bernegara disebabkan kurangnya informasi akan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta pemahaman atas
Peraturan
Perundang-undangan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
mengakibatkan
banyaknya
BAB IV - 253
pelanggaran
hukum
dan
HAM
yang
dilakukan
oleh
sekelompok/golongan atau perorangan terhadap kelompok/golongan
lainnya. Oleh karena itu penting adanya informasi hukum dan HAM
untuk menghindari adanya pelanggaran yang dilakukan baik terhadap
warga sipil maupun antar warga sipil itu sendiri. Saat ini pemahaman
akan produk hukum dan HAM masih dipahami secara parsial sehingga
menimbulkan tindakan-tindakan anarkhis atau main hakim sendiri dari
sekelompok atau golongan anggota masyarakat. Untuk itu pada masa
yang akan datang sangat diperlukan adanya informasi hukum yang
cepat, tepat dan akurat baik melalui penyuluhan hukum, sosialisasi
produk hukum maupun melalui media elektronik dengan menggunakan
teknologi informasi yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat
yang membutuhkan serta meningkatkan fungsi Jaringan Dokumentasi
dan Informasi Hukum.
Dalam peningkatan pembentukan produk hukum ditemukan
masih banyaknya produk hukum yang tumpang tindih, inkonsisten dan
bertentangan antara peraturan yang sederajad satu dengan yang
lainnya, antara peraturan tingkat pusat dan daerah ataupun peraturan
yang lebih rendah dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatannya.
Untuk itu pada tahun 2006 telah dilakukan perubahan maupun
peninjauan atas produk hukum yang bertentangan atau tidak sesuai
dengan rasa keadilan masyarakat kedalam suatu peraturan yang dapat
mewadahi serta menampung kebutuhan masyarakat dalam mencapai
kesejahteraan dan terjamin rasa aman, damai dan tentram.
Disamping
hal-hal
tersebut
diatas,
peningkatan
profesionalisme aparat hukum dalam mendukung terciptanya rasa
aman, damai dan sejahtera sangat diperlukan. Maka pada tahun 2006
direncanakan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
aparat hukum dalam memberikan informasi hukum dan HAM serta
adanya
kerja
sama
dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
Lembaga
Bantuan
Hukum
dalam
BAB IV - 254
penanganan perkara pengadilan, mengingat bahwa bertindak mewakili
pemerintah di dalam dan di luar Pengadilan.
B.
SASARAN TAHUN 2008
Untuk mendukung pembangunan hukum dan HAM, sasaran yang akan
dilakukan adalah:
1. Terciptanya sistem hukum yang adil, konsekuen, dan tidak
diskriminatif;
2. Terjaminnya konsistensi seluruh produk hukum daerah, serta tidak
bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang lebih
tinggi;
3. Terwujudnya penegakan hukum yang profesional, berwibawa dan
bersih dalam upaya memulihkan kembali kepercayaan hukum
masyarakat secara keseluruhan;
4. Terkoordinasinya
dan
terhamonisasinya
pelaksanaan
produk
hukum yang tidak menonjolkan kepentingan tertentu sehingga
dapat mengurangi perlakuan diskriminatif warga.
5. Terwujudnya aparat dan masyarakat yang sadar hukum.
C.
ARAH KEBIJAKAN
Pembangunan Hukum dan HAM dalam tiga tahun mendatang
diarahkan pada kebijakan untuk memperbaiki substansi (materi)
hukum, struktur (kelembagaan) hukum, dan kultur (budaya) hukum,
melalui upaya :
1. Menata kembali substansi hukum melalui peninjauan dan penataan
kembali produk hukum dalam mewujudkan tertib perundangundangan
dengan
memperhatikan
perundang-undangan;
asas
umum
dan
hirarki
menghormati serta memperkuat kearifan
lokal dan hukum adat;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 255
2. Melakukan
pembenahan
struktur
hukum
melalui
penguatan
kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme; memperkuat
kearifan lokal dan hukum adat sebagai bagian dari upaya
pembaruan materi produk hukum;
3. Meningkatkan budaya sadar hukum antara lain melalui pendidikan
dan sosialisasi berbagai peraturan perundang-undangan serta
perilaku keteladanan dari kepala daerah dan jajarannya dalam
mematuhi dan menaati hukum serta penegakan supremasi hukum.
4. Menggunakan nilai-nilai budaya daerah sebagai salah satu sarana
untuk mewujudkan terciptanya kesadaran hukum masyarakat;
5. Meningkatkan
upaya
pemajuan,
perlindungan,
penegakan,
pemenuhan dan penghormatan hak asasi manusia;
6. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen dan tidak diskriminatif.
D.
MATRIK PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN DAN RENCANA
KEGIATAN TAHUN 2008 (Terlampir).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 256