Analisis Perbandingan Koefisien Harga Satuan Pekerjaan Berdasarkan Kondisi Aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA Terjun Marelan Medan) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif
komparatif. Dalam penelitian ini akan diperoleh besaran nilai koefisien harga satuan
pekerjaan untuk pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan kemudian nilai
koefisien harga satuan tersebut dibandingkan dengan nilai koefisien harga satuan yang
terdapat pada SNI, AHSP, dan Analisa K sehingga dapat dibandingkan selisih harga
satuan masing-masing pekerjaan yang terdapat di lapangan dengan SNI, AHSP, dan
Analisa K. Adapun alur dari penelitian ini adalah studi literatur, survei lokasi,
menghitung time factor untuk setiap pekerja, menghitung koefisien man hour,
menghitung koefisien man day, dan pembahasan hasil penelitian. Subjek penelitian ini
adalah perhitungan time factor, koefien man hour dan man day yang digunakan untuk
mendapatkan nilai koefisien harga satuan pekerjaan. Sedangkan objek penelitian ini
adalah Proyek Pembangunan Saluran Limbah TPA Terjun Marelan Medan.
3.2 Survei Lokasi Proyek
Proyek yang diamati adalah proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA
Terjun Marelan Medan yang berlokasi di Jalan Nibung Raya Marelan Medan.

Gambar 3.1 Lokasi Proyek Jalan Nibung Raya Marelan Medan


III-1
Universitas Sumatera Utara

Lokasi proyek berbatasan langsung dengan beberapa wilayah, antara lain:


Barat

: Persawahan warga



Timur

: Persawahan warga



Utara


: Persawahan warga



Selatan

: Kantor UPTD Terjun dan Perumahan warga

Metode pelaksanaan konstrusi yang digunakan untuk pekerjaan pembetonan adalah cast
in situ atau cor di tempat dengan menggunakan molen. Pekerjaan pembesian juga
dilakukan di tempat dengan menggunakan besi tulangan ulir diameter 8 mm, artinya
pekerjaan pembesian tidak dilakukan di bengkel pembesian.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA
Terjun Marelan Medan Tahun Anggaran 2016 dengan waktu pengambilan data
observasi lapangan selama 13 hari kerja dimulai dari tanggal 21 November 2016 - 8
Desember 2016 dengan catatan observasi dilakukan pada kondisi cuaca cerah dan 3 hari
bias apabila kondisi cuaca tidak cerah. Observasi dilakukan antara pukul 08.00 – 12.00
WIB dan pukul 13.00 – 17.00 WIB.
3.4 Alat yang Digunakan

Observasi langsung dilapangan menggunakan alat-alat antara lain sebagai berikut:


Alat tulis



Meteran



Jam tangan



Handphone (pengganti stopwatch)



Shop Drawing




Daftar tenaga kerja

III-2
Universitas Sumatera Utara

3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Jenis dan Sumber Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah waktu pengamatan, durasi pekerjaan, volume
hasil pekerjaan, dan tenaga kerja yang terlibat pada pekerjaan pembetonan, pembesian,
dan pembekistingan yang didapatkan dari pengamatan langsung di lapangan pada
proyek yang dijadikan objek penelitian.
3.5.2 Jenis dan Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak konstruksi dan data lain berupa
analisis harga satuan

pada SNI yang diperoleh dari BSN


(Badan Standarisasi

Nasional), AHSP yang diperoleh dari Dinas PU Dirjen Bina Marga, dan Analisa K
(Kabupaten/Kota) yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten/Kota.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi. Data-data yang diperoleh
dari hasil observasi langsung di lapangan dibuat dalam suatu tabel observasi. Tabel ini
dibuat berdasarkan kegiatan pelaksanaan kerja yang dilaksanakan pada saat proyek
berjalan. Data-data tersebut antara lain:


Jenis pekerjaan, yaitu untuk mengetahui item pekerjaan yang diamati.



Waktu pengamatan, yaitu terdiri dari waktu saat pengamatan dilakukan.




Durasi Pengamatan, yaitu untuk mengetahui waktu yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk menyelesaikan suatu item pekerjaan. Dalam pengukuran durasi
digunakan handphone/stopwatch untuk memperjelas suatu pekerjaan.



Hasil pekerjaan, yaitu untuk mengetahui berapa volume pekerjaan yang dapat
dihasilkan oleh tenaga kerja dalam durasi yang telah diukur.



Tenaga kerja, yaitu untuk mengetahui banyaknya jumlah pekerja yang terlibat
dalam proses pelaksanaan kerja tersebut.

III-3
Universitas Sumatera Utara

3.6.2 Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pihak konstruksi berupa shop drawing dan data tenaga
kerja.

3.7 Teknik Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan masih bersifat mentah dan masih perlu
pengolahan lebih lanjut. Data yang diperoleh adalah data

volume hasil pekerjaan

pembetonan, pembesian, dan pembekistingan serta tenaga kerja yang terlibat.
3.7.1 Analisis Data
Perhitungan ini terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan time factor untuk setiap pekerja
Time factor ditentukan untuk mengetahui besarnya indeks waktu produktif tenaga
kerja. Besarnya time factor dihitung dengan persamaan 2.2.
2. Menentukan besarnya koefisien tenaga kerja
Koefisien tenaga kerja ditentukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja dan waktu
yang digunakan untuk menyelesaikan satu item pekerjaan dengan volume tertentu.
Dapat dihitung dengan persamaan 2.3.
Upah tenaga kerja yang dibayarkan dihitung dalam satuan hari, maka perlu diketahui
koefisien man day dari tenaga kerja. Dapat dihitung dengan persamaan 2.4.
3.7.2 Analisis Komparatif
Setelah didapatkan hasil koefisien tenaga kerja untuk masing-masing pekerja mandor,

tukang dan pembantu

tukang

pada pekerjaan pembetonan, pembesian, dan

pembekistingan, maka selanjutnya akan dibandingkan harga satuan pekerjaan di
lapangan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K.
Setelah dibandingkan harga satuan pekerjaan, maka selanjutnya dihitung persentase
rasio perbandingan harga satuan pekerjaan di lapangan dengan SNI, AHSP, dan Analisa
K.

III-4
Universitas Sumatera Utara

3.8 Diagram Alir Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan menentukan judul penelitian, dilanjutkan dengan studi
literatur, survei lokasi, pengumpulan data primer dan sekunder, lalu dilakukan
pengolahan data. secara rinci diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2
dibawah ini.

Mulai
Survei Lokasi Proyek

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan Data Primer

Shop
Drawing

Data Tenaga
Kerja

Waktu
Pengamatan


Durasi
Pengamatan

Tenaga
Kerja

Hasil
Pekerjaan

Time
Factor

Koefisien
Man Hour
Koefisien
Man Day
Perbandingan Koefisien dan Rasio Harga Satuan
Pekerjaan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K
Selesai


Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

III-5
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Wilayah Studi
Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA Terjun Marelan Medan Tahun
Anggaran 2016 merupakan tahap awal pembangunan drainase saluran limbah yang
nantinya akan dijadikan saluran yang menampung aliran air lindi (leachete) dari sistem
pembuangan terbuka (open dumping) menuju kolam lindi.
Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Medan Marelan. Secara geografis
Kecamatan Medan Marelan berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang. Di
sebelah utara dan barat Kecamatan Medan Marelan berbatasan langsung dengan
Kecamatan Medan Belawan, sebelah selatan dan timur berbatasan langsung dengan
Kabupaten Deli Serdang.
Kecamatan Medan Marelan merupakan Kecamatan di Kota Medan yang mempunyai
luas wilayah sekitar 44,47 km2 dengan ketinggian wilayah 5 meter di atas permukaan
laut. 36,09% luas wilayah kecamatan Medan Marelan adalah Desa Terjun seluas 16,05
km2. Desa Enam Ratus adalah desa yang memiliki luas wilayah paling kecil
dibandingkan desa lainnya yaitu seluas 3,42 km2 atau 7,69% dari total luas wilayah
Kecamatan Medan Marelan. (Dinas TRTB Kota Medan, 2010)
Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kecamatan Medan Marelan sebanyak 156.394 jiwa
penduduk dimana penduduk terbanyak terletak di Kelurahan Rengas Pulau yaitu
sebanyak 59.315 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Paya Pasir
yaitu sebanyak 12.871 jiwa.

Universitas Sumatera Utara

22,49%

7,69%

36,09%
1
2
3
4
5

Tanah Enam Ratus
Terjun
Labuhan Deli
Rengas Pulau
Paya Pasir

23,61%
10,12%

Gambar 4.1 Luas Wilayah Masing-masing Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan
Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan
Tanah Enam Ratus merupakan kelurahan terpadat yaitu 9.215 jiwa tiap km2. Jumlah
penduduk Kecamatan Medan Marelan pada tahun 2015 sebanyak 156.394 jiwa
penduduk terdiri dari 77.214 jiwa penduduk laki- laki dan 79.180 jiwa perempuan.
Berdasarkan kelompok umur, pada tahun 2015 distribusi penduduk Kecamatan Medan
Marelan relatif lebih banyak pada usia produktif. Teercatat sebanyak 311 penduduk
yang lahir sepanjang tahun 2014 di Kecamatan Medan Marelan, dan sebanyak 100
orang yang meninggal.
Dari sisi mobilitas penduduk, di Kecamatan Medan Marelan ini cukup ramai yakni
selama tahun 2014 tercatat 260 orang datang dan 118 orang pindah dari kecamatan ini.
Jumlah rumah tangga pada tahun 2014 tercatat sebanyak 34.423 rumah tangga dimana
rumah tangga terbanyak berada pada Kelurahan Rengas Pulau yaitu sebanyak 13.244
rumah tangga, sedangkan yang terkecil terdapat pada Kelurahan Paya Pasir yaitu hanya
sebanyak 2.661 rumah tangga.
Banyaknya pendududk keturunan Cina pada tahun 2014 di Kecamatan Medan Marelan
sebebsar 6.177 jiwa dimana 3.108 jiwa penduduk laki-laki, sedangkan sisanya sebanyak
3.066 jiwa penduduk perempuan. Banyaknya penduduk usia 7-12 tahun yang berstatus
sekolah sebanyak 99,71% sedangkan sisanya sebanyak 0,29% berstatus tidak sekolah
(BPS Kota Medan 2014).

IV-2
Universitas Sumatera Utara

4.2 Volume dan Progres Harian Pekerjaan
4.2.1 Volume dan Progres Harian Pekerjaan Pembetonan
Besarnya volume pekerjaan pembetonan sayap drainase pada tanggal 21 November
2016 dari Sta. P7+4,06 s.d P7+13,82 sepanjang 9,76 m dapat dihitung sebagai berikut.

(

)

(
(
(

(

)

))

(

(

))

)

Besarnya luas penampang sayap drainase pada Sta. P7+13,82 adalah sebagai berikut.

IV-3

Universitas Sumatera Utara

(

)

(

(
(

)
)

(
(

) )

(
(

) )

)

Dengan menggunakan perhitungan yang sama didapatkan besaran luas penampang
sayap drainase untuk Sta. P7+4,06 sebesar 0,35 m2.
Sehingga besarnya volume pembetonan yang dihasilkan:
(

(

)

)

Jadi besarnya volume pembetonan yang dihasilkan pada tanggal 21 November 2016
sebesar 3,32 m3.
4.2.1 Volume dan Progres Harian Pekerjaan Pembesian
Besarnya volume pekerjaan pembesian drainase pada tanggal 21 November 2016 dari
Sta. P6+16,9 s.d P6+29 sepanjang 12,1 m dapat dihitung sebagai berikut.

Batang Melintang

Batang Memanjang

IV-4

Universitas Sumatera Utara

)

(

(

Dimana:

)

m1

= lebar batang melintang (m)

n1

= jumlah deret batang melintang

m2

= lebar batang memanjang (m)

n2

= jumlah deret batang memanjang

w

= berat besi per m (kg/m).

Jadi besarnya volume pembesian yang dihasilkan pada tanggal 21 November 2016
sebesar 132,70 kg.
4.2.1 Volume dan Progres Harian Pekerjaan Pembekistingan
Besarnya volume pekerjaan pembekistingan drainase pada tanggal 21 November 2016
dari Sta. P7+13,82 s.d P7+21,14 dapat dihitung sebagai berikut.

Jadi besarnya volume pembekistingan yang dihasilkan pada tanggal 21 November 2016
sebesar 35,7216 m2.
Volume harian untuk masing-masing pekerjaan pembetonan, pembesian, dan
pembekistingan yang diukur selama observasi dapat dilihat pada Lampiran 1.1,
Lampiran 1.2, Lampiran 1.3, Lampiran 1.4, dan Lampiran 1.5.

IV-5

Universitas Sumatera Utara

4.3 Waktu Efektif (Time Factor) Tenaga Kerja
Time Factor adalah waktu efektif pekerja dalam 1 hari per 1 jam dalam suatu kelompok
kerja. Besarnya time factor untuk jenis tenaga kerja tukang adalah waktu efektif ratarata dari pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan selama periode 21
November 2016 – 8 Desember 2016.
a. Pekerjaan Pembetonan


Waktu efektif rata-rata tukang adalah sebagai berikut.

Jadi besarnya waktu efektif rata-rata untuk tukang pada pekerjaan pembetonan
sebesar 51,11 menit.
b. Pekerjaan Pembesian


Waktu efektif rata-rata tukang adalah sebagai berikut.

Jadi besarnya waktu efektif rata-rata untuk tukang pada pekerjaan pembesian
sebesar 53,35 menit.
c. Pekerjaan Pembekistingan


Waktu efektif rata-rata tukang adalah sebagai berikut.

Jadi besarnya waktu efektif rata-rata untuk tukang pada pekerjaan pembekistingan
sebesar 50,38 menit.
Maka time factor untuk Tukang =

51,6 menit

Perhitungan time factor untuk masing-masing tenaga kerja dapat dilihat pada Lampiran
1.6, Lampiran 1.7, dan Lampiran 1.8.

IV-6

Universitas Sumatera Utara

4.4

Pekerjaan Pembetonan

4.4.1 Man Hour Pekerjaan Pembetonan
Besarnya koefisien man hour masing-masing tenaga kerja pada pekerjaan pembetonan
ditentukan berdasarkan hasil volume yang diperoleh dalam 1 jam selama periode
observasi. Ilustrasi progres volume yang didapatkan untuk pekerjaan pembetonan
selama periode observasi dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.
Pekerjaan pembetonan yang dilakukan 1 orang tukang pada tanggal 21 November 2016
dapat menghasilkan volume beton sebesar 0,610 m3 dalam waktu 175 menit atau
sebesar 0,203 m3 dalam waktu 58,33 menit.

Maka man hour untuk 1 m3 volume beton pada tanggal 21 November 2016

Hasil perhitungan dan besarnya koefisien man hour untuk masing-masing jenis tenaga
kerja berikutnya dapat dilihat pada Lampiran 1.9.

4.4.2 Man Day Pekerjaan Pembetonan
Berdasarkan Lampiran 1.9 besarnya koefisien man day untuk 1 m3 volume beton dalam
waktu 7 jam dalam 1 hari kerja untuk jenis tenaga kerja tukang adalah sebagai berikut.

Hasil perhitungan untuk jenis tenaga kerja lain dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembetonan
No.
Jenis Tenaga Kerja
Time Factor
Man Hour
Man Day
1.
Mandor
0,766
2,113
0,302
2.
Tukang
0,860
4,525
0,646
3.
Pembantu Tukang
0,860
8,098
1,157

Satuan
OH
OH
OH

IV-7

Universitas Sumatera Utara

IV-8

Universitas Sumatera Utara

IV-9

Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Berdasarkan Kondisi Aktual
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien man day pada Tabel 4.1 didapatkan besarnya
koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembetonan yaitu:


Mandor

= 0,302



Tukang

= 0,646



Pembantu Tukang = 1,157

Sehingga pada kondisi aktual besarnya harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan
pembetonan dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2 Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Berdasarkan Kondisi Aktual
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan
Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
110.000,00
a. Pekerja
Orang
1,157
127.256,17
135.000,00
b. Tukang
Orang
0,646
87.275,96
135.000,00
d. Mandor
Orang
0,302
40.743,07
Sub Jumlah I
255.275,19
II. Bahan/Material
a. Semen
kg
326
1.525,00
497.150,00
b. Pasir
kg
760
114,29
86.864,00
c. Kerikil
kg
1.029
196,29
201.983,00
d. Air
L
215 Sub Jumlah II
785.997,00
III. Peralatan
a. Molen
Sewa/hari
0,25
403.960,00
100.990,00
Sub Jumlah III
100.990,00
Sub Jumlah (I+II+III)
1.142.262,19
IV. Lain-lain
Biaya Umum dan
a.
15% x sub Jumlah (I+II+III)
171.339,33
Keuntungan
Sub Jumlah IV
171.339,33
Jumlah Harga = I+II+III+IV
1.313.601,52

IV-10

Universitas Sumatera Utara

4.4.4 Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Berdasarkan SNI
Besarnya koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembetonan berdasarkan SNI 7394:2008, yaitu:


Mandor

= 0,083



Kepala Tukang

= 0,028



Tukang

= 0,275



Pembantu Tukang = 1,650

Sehingga berdasarkan SNI 7394:2008 besarnya harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan
pembetonan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3 Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Berdasarkan SNI
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
110.000,00
a. Pekerja
Orang
1,650
181.500,00
135.000,00
b. Tukang
Orang
0,275
37.125,00
150.000,00
c. Kepala Tukang
Orang
0,028
4.200,00
135.000,00
d. Mandor
Orang
0,083
11.205,00
Sub Jumlah I
234.030,00
II. Bahan/Material
a. Semen
kg
326,000
1.525,00
497.150,00
b. Pasir
kg
760,000
114,29
86.864,00
c. Kerikil
kg
1.029,000
196,29
201.983,00
d. Air
L
215,000 Sub Jumlah II
785.997,00
III. Peralatan

Sub Jumlah III Sub Jumlah (I+II+III)
IV.
a.

Lain-lain
Biaya Umum dan
Keuntungan

15% x sub Jumlah (I+II+III)
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV

1.020.027,00

153.004,05
153.004,05
1.173.031,05

IV-11

Universitas Sumatera Utara

4.4.5 Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Berdasarkan AHSP
Besarnya koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembetonan berdasarkan AHSP Permen PU No. 11/PRT/M/2013, yaitu:


Mandor

= 0,132



Kepala Tukang

= 0,019



Tukang

= 0,189



Pembantu Tukang = 1,323

Sehingga berdasarkan AHSP Permen PU No. 11/PRT/M/2013 besarnya harga satuan
pekerjaan untuk pekerjaan pembetonan dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Berdasarkan AHSP
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan
Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
110.000,00
a. Pekerja
Orang
1,323
145.530,00
135.000,00
b. Tukang
Orang
0,189
25.515,00
150.000,00
c. Kepala Tukang
Orang
0,019
2.850,00
135.000,00
d. Mandor
Orang
0,132
17.820,00
Sub Jumlah I
191.715,00
II. Bahan/Material
a. Semen
kg
326,00
1.525,00
497.150,00
b. Pasir
kg
760,00
114,29
86.864,00
c. Kerikil
kg
1.029,00
196,29
201.983,00
d. Air
L
215,00 Sub Jumlah II
785.997,00
III. Peralatan
a.

IV.
a.

Molen

Lain-lain
Biaya Umum dan
Keuntungan

Sewa/hari

0,250 403.960,00
Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)
15% x sub Jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV

100.990,00
100.990,00
1.078.702,00
161.805,30
161.805,30
1.240.507,30

IV-12

Universitas Sumatera Utara

4.4.6 Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Berdasarkan Analisa K
Besarnya koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembetonan berdasarkan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dinas Perumahan dan
Permukiman Kota Medan 2016, Analisa K Medan Tahun 2016 yaitu:


Mandor

= 0,071



Tukang

= 0,336



Pembantu Tukang = 0,708

Sehingga berdasarkan Analisa K Medan Tahun 2016 besarnya harga satuan pekerjaan
untuk pekerjaan pembetonan dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5 Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan Berdasarkan Analisa K
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan
Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
a. Pekerja
Orang
0,708 110.000,00
77.913,00
b. Tukang
Orang
0,336 135.000,00
45.414,00
c. Mandor
Orang
0,071 135.000,00
9.558,00
Sub Jumlah I
132.885,00
II. Bahan/Material
Semen Portland @ 40
a.
zak
8,150
61.000,00
497.150,00
kg
b. Pasir Pasang / Beton
m3
0,542 160.000,00
86.720,00
c. Batu Pecah 2 - 3 cm
m3
0,762 265.000,00
201.930,00
d. Air
L
215,000 Sub Jumlah II
785.800,00
III. Peralatan
a.

Concrete Mixer

Sewa/jam

0,42490

b.

Concrete Vibrator

Sewa/hari

0,42499

IV.
a.

90.400,00

38.410,96
35.359,17

83.200,00
Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)

73.770,13
992.455,13

15% x sub Jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV

148.868,27
148.868,27
1.141.323,40

Lain-lain
Biaya Umum dan Keuntungan

IV-13

Universitas Sumatera Utara

4.5

Pekerjaan Pembesian

4.5.1 Man Hour Pekerjaan Pembesian
Besarnya koefisien man hour masing-masing tenaga kerja pada pekerjaan pembesian
ditentukan berdasarkan hasil volume yang diperoleh dalam 1 jam selama periode
observasi. Ilustrasi progres volume yang didapatkan untuk pekerjaan pembesian selama
periode observasi dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Pekerjaan pembesian yang dilakukan 1 orang tukang pada tanggal 21 November 2016
dapat menghasilkan volume besi sebesar 50,132 kg dalam waktu 170 menit atau sebesar
16,71 kg dalam waktu 56,67 menit.

Maka man hour untuk 1 kg volume besi pada tanggal 21 November 2016

Hasil perhitungan dan besarnya koefisien man hour untuk masing-masing jenis tenaga
kerja berikutnya dapat dilihat pada Lampiran 1.10.

4.5.2 Man Day Pekerjaan Pembesian
Berdasarkan Lampiran 1.10 besarnya koefisien man day untuk 1 kg volume besi dalam
waktu 7 jam dalam 1 hari kerja untuk jenis tenaga kerja tukang adalah sebagai berikut.

Hasil perhitungan untuk jenis tenaga kerja lain dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembesian
No.
Jenis Tenaga Kerja
Time Factor
Man Hour
Man Day
1.
Mandor
0,766
0,039
0,006
2.
Tukang
0,860
0,064
0,009
3.
Pembantu Tukang
0,860
0,114
0,016

Satuan
OH
OH
OH

IV-14

Universitas Sumatera Utara

IV-15

Universitas Sumatera Utara

4.5.3 Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Berdasarkan Kondisi Aktual
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien man day pada Tabel 4.6 didapatkan besarnya
koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembesian yaitu:


Mandor

= 0,006



Tukang

= 0,009



Pembantu Tukang = 0,016

Sehingga pada kondisi aktual besarnya harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan
pembesian dapat dilihat pada tabel 4. 7 sebagai berikut.
Tabel 4.7 Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Berdasarkan Kondisi Aktual
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan
Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
110.000,00
a. Pekerja
Orang
0,016
1.792,90
135.000,00
b. Tukang
Orang
0,009
1.229,62
135.000,00
d. Mandor
Orang
0,006
757,34
Sub Jumlah I
3.779,86
II. Bahan/Material
a. Besi Beton
kg
1,050
14.000,00
14.700,00
b. Kawat Ikat
kg
0,015
24.000,00
360,00
Sub Jumlah II
15.060,00
III. Peralatan

IV.
a.

Lain-lain
Biaya Umum dan
Keuntungan

Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)

18.839,86

15% x sub Jumlah (I+II+III)

2.825,98

Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV

2.825,98
21.665,84

IV-16

Universitas Sumatera Utara

4.5.4 Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Berdasarkan SNI
Besarnya koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembesian berdasarkan SNI 7394:2008, yaitu:


Mandor

= 0,004



Kepala Tukang

= 0,007



Tukang

= 0,070



Pembantu Tukang = 0,070

Sehingga berdasarkan SNI 7394:2008 besarnya harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan
pembesian dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8 Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Berdasarkan SNI
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
110.000,00
a. Pekerja
Orang
0,070
7.700,00
135.000,00
b. Tukang
Orang
0,070
9.450,00
150.000,00
c. Kepala Tukang
Orang
0,007
1.050,00
135.000,00
d. Mandor
Orang
0,004
540,00
Sub Jumlah I
18.740,00
II. Bahan/Material
a. Besi Beton
kg
10,500
14.000,00
147.000,00
b. Kawat Ikat
kg
0,150
24.000,00
3.600,00
Sub Jumlah II
150.600,00
III. Peralatan

IV.
a.

Lain-lain
Biaya Umum dan
Keuntungan

Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)

169.340,00

15% x sub Jumlah (I+II+III)

25.401,00

Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Jumlah Harga per Kg

25.401,00
194.741,00
19.474,10

IV-17

Universitas Sumatera Utara

4.5.5 Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Berdasarkan AHSP
Besarnya koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembesian berdasarkan AHSP Permen PU No. 11/PRT/M/2013, yaitu:


Mandor

= 0,070



Kepala Tukang

= 0,070



Tukang

= 0,700



Pembantu Tukang = 0,700

Sehingga berdasarkan AHSP Permen PU No. 11/PRT/M/2013 besarnya harga satuan
pekerjaan untuk pekerjaan pembesian dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.9 Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Berdasarkan AHSP
Harga Satuan
Jumlah Harga Satuan
No.
Uraian
Satuan Koefisien
(Rp.)
(Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
110.000,00
77.000,00
a. Pekerja
Orang
0,700
135.000,00
94.500,00
b. Tukang
Orang
0,700
150.000,00
10.500,00
c. Kepala Tukang
Orang
0,070
135.000,00
9.450,00
d. Mandor
Orang
0,070
191.450,00
Sub Jumlah I
II. Bahan/Material
a. Besi Beton
kg
105,00
14.000,00
1.470.000,00
b. Kawat Ikat
kg
1,50
24.000,00
36.000,00
1.506.000,00
Sub Jumlah II
III. Peralatan
Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)
IV.
a.

Lain-lain
Biaya Umum dan
Keuntungan

15% x sub Jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Jumlah Harga per Kg

1.697.450,00
254.617,50
254.617,50
1.952.067,50
19.520,68

IV-18

Universitas Sumatera Utara

4.5.6 Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Berdasarkan Analisa K
Besarnya koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembesian berdasarkan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dinas Perumahan dan
Permukiman Kota Medan 2016, Analisa K Medan Tahun 2016 yaitu:


Mandor

= 0,004



Kepala Tukang

= 0,007



Tukang

= 0,070



Pembantu Tukang = 0,070

Sehingga berdasarkan Analisa K Medan Tahun 2016 besarnya harga satuan pekerjaan
untuk pekerjaan pembesian dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10 Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Berdasarkan Analisa K
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
a.
Pekerja
Orang
0,070
110.000,00
7.700,00
b.
Tukang
Orang
0,070
135.000,00
9.450,00
c.
Kepala Tukang
Orang
0,007
150.000,00
1.050,00
d.
Mandor
Orang
0,004
135.000,00
540,00
Sub Jumlah I
18.740,00
II. Bahan/Material
a.
Besi Beton
kg
10,500
14.000,00
147.000,00
b.
Kawat Ikat
kg
0,150
24.000,00
3.600,00
Sub Jumlah II
150.600,00
III. Peralatan

IV.
a.

Lain-lain
Biaya Umum dan
Keuntungan

Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)

169.340,00

15% x sub Jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Jumlah Harga per Kg

25.401,00
25.401,00
194.741,00
19.474,10

IV-19

Universitas Sumatera Utara

4.6

Pekerjaan Pembekistingan

4.6.1 Man Hour Pekerjaan Pembekistingan
Besarnya koefisien

man hour masing-masing tenaga kerja pada pekerjaan

pembekistingan ditentukan berdasarkan hasil volume yang diperoleh dalam 1 jam
selama periode observasi. Ilustrasi progres volume yang didapatkan untuk pekerjaan
pembesian selama periode observasi dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5.
Pekerjaan pembekistingan yang dilakukan 1 orang tukang pada tanggal 21 November
2016 dapat menghasilkan volume pembekistingan sebesar 6,906 m2 dalam waktu 90
menit atau sebesar 3,45 m2 dalam waktu 45 menit.

Maka man hour untuk 1 m2 volume besi pada tanggal 21 November 2016

Hasil perhitungan dan besarnya koefisien man hour untuk masing-masing jenis tenaga
kerja berikutnya dapat dilihat pada Lampiran 1.11.

4.6.2 Man Day Pekerjaan Pembekistingan
Berdasarkan Lampiran 1.11 besarnya koefisien man day untuk 1 m2 volume
pembekistingan dalam waktu 7 jam dalam 1 hari kerja untuk jenis tenaga kerja tukang
adalah sebagai berikut.

Hasil perhitungan untuk jenis tenaga kerja lain dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Koefisien Man Day Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Pembekistingan
No. Jenis Tenaga Kerja Time Factor Man Hour Man Day Satuan
1.
Mandor
0,766
0,102
0,015
OH
2.
Tukang
0,860
0,197
0,028
OH
3.
Pembantu Tukang
0,860
0,310
0,044
OH

IV-20

Universitas Sumatera Utara

IV-21

Universitas Sumatera Utara

IV-22

Universitas Sumatera Utara

4.6.3 Harga Satuan Pekerjaan Pembekistingan Berdasarkan Kondisi Aktual
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien man day pada Tabel 4.11 didapatkan besarnya
koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembekistingan yaitu:


Mandor

= 0,015



Tukang

= 0,028



Pembantu Tukang = 0,044

Sehingga pada kondisi aktual besarnya harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan
pembekistingan dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut.
Tabel 4.12 Harga Satuan Pekerjaan Pembekistingan Berdasarkan Kondisi Aktual
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
110.000,00
a. Pekerja
Orang
0,044
4.871,37
135.000,00
b. Tukang
Orang
0,028
3.798,56
135.000,00
d. Mandor
Orang
0,015
1.966,62
Sub Jumlah I
10.636,54
II. Bahan/Material
a. Papan 3/20 cm kayu
m3
0,024
3.850.000,00
92.400,00
b. Kaso 5/7 cm
m3
0,0113
3.850.000,00
43.505,00
c. Paku 5 cm dan 7 cm
kg
0,4
22.000,00
8.800,00
d. Minyak Bekisting
L
0,2
29.000,00
5.800,00
Sub Jumlah II
144.705,00
III. Peralatan

IV. Lain-lain
Biaya Umum dan
a. Keuntungan

Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)

155.341,54

15% x sub Jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV

23.301,23
23.301,23
178.642,78

IV-23

Universitas Sumatera Utara

4.6.4 Harga Satuan Pekerjaan Pembekistingan Berdasarkan SNI
Besarnya koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembekistingan berdasarkan SNI 7394:2008, yaitu:


Mandor

= 0,033



Kepala Tukang

= 0,033



Tukang

= 0,330



Pembantu Tukang = 0,660

Sehingga berdasarkan SNI 7394:2008 besarnya harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan
pembekistingan dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut.
Tabel 4.13 Harga Satuan Pekerjaan Pembekistingan Berdasarkan SNI
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
110.000,00
a. Pekerja
Orang
0,660
72.600,00
135.000,00
b. Tukang
Orang
0,330
44.550,00
150.000,00
c. Kepala Tukang
Orang
0,033
4.950,00
135.000,00
d. Mandor
Orang
0,033
4.455,00
Sub Jumlah I
126.555,00
II. Bahan/Material
a.
b.
c.
d.

III.

IV.
a.

Papan kayu kelas III
Balok kayu kelas II
Paku 5 cm - 12 cm
Minyak Bekisting

m3
m3
kg
L

0,030
0,020
0,400
0,200

3.850.000,00
3.850.000,00
22.000,00
29.000,00

115.500,00
77.000,00
8.800,00
5.800,00

Sub Jumlah II

201.300,00

Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)

327.855,00

15% x sub Jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV

49.178,25
49.178,25
377.033,25

Peralatan

Lain-lain
Biaya Umum dan
Keuntungan

IV-24

Universitas Sumatera Utara

4.6.5 Harga Satuan Pekerjaan Pembekistingan Berdasarkan AHSP
Besarnya koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada
pekerjaan pembekistingan berdasarkan AHSP Permen PU No. 11/PRT/M/2013, yaitu:


Mandor

= 0,060



Kepala Tukang

= 0,030



Tukang

= 0,300



Pembantu Tukang = 0,600

Sehingga berdasarkan AHSP Permen PU No. 11/PRT/M/2013 besarnya harga satuan
pekerjaan untuk pekerjaan pembekistingan dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai
berikut.
Tabel 4.14 Harga Satuan Pekerjaan Pembekistingan Berdasarkan AHSP
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
110.000,00
a. Pekerja
Orang
0,600
66.000,00
135.000,00
b. Tukang
Orang
0,300
40.500,00
150.000,00
c. Kepala Tukang
Orang
0,030
4.500,00
135.000,00
d. Mandor
Orang
0,060
8.100,00
Sub Jumlah I
119.100,00
II. Bahan/Material
a. Papan 3/20 cm kayu
m3
0,024 3.850.000,00
92.400,00
b. Kaso 5/7 cm
m3
0,011 3.850.000,00
43.505,00
c. Paku 5 cm dan 7 cm
kg
0,400
22.000,00
8.800,00
d. Minyak Bekisting
L
0,200
29.000,00
5.800,00
Sub Jumlah II
144.705,00
III. Peralatan
Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)
IV.
a.

Lain-lain
Biaya Umum dan
Keuntungan

15% x sub Jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV

263.805,00
39.570,75
39.570,75
303.375,75

IV-25

Universitas Sumatera Utara

4.6.6 Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Berdasarkan Analisa K
Besarnya koefisien tenaga kerja untuk masing-masing jenis tenaga kerja pada pekerjaan
pembekistingan berdasarkan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dinas Perumahan dan
Permukiman Kota Medan 2016, Analisa K Medan Tahun 2016 yaitu:


Mandor

= 0,005



Kepala Tukang

= 0,026



Tukang

= 0,260



Pembantu Tukang = 0,300

Sehingga berdasarkan Analisa K Medan Tahun 2016 besarnya harga satuan pekerjaan
untuk pekerjaan pembekistingan dapat dilihat pada tabel 4.15 sebagai berikut.
Tabel 4.15 Harga Satuan Pekerjaan Pembekistingan Berdasarkan Analisa K
Harga Satuan
Jumlah Harga
No.
Uraian
Satuan Koefisien
(Rp.)
Satuan (Rp.)
1
2
3
4
5
6
I. Upah/Tenaga Kerja
a.
Pekerja
Orang
0,300
110.000,00
33.000,00
b.
Tukang
Orang
0,260
135.000,00
35.100,00
c.
Kepala Tukang
Orang
0,026
150.000,00
3.900,00
d.
Mandor
Orang
0,005
135.000,00
675,00
Sub Jumlah I
72.675,00
II. Bahan/Material
a. Kayu Papan (III)
m3
0,045 3.850.000,00
173.250,00
b. Minyak Bekisting
L
0,100
29.000,00
2.900,00
c. Paku biasa (2"-4")
kg
0,300
22.000,00
6.600,00
Sub Jumlah II
182.750,00
III. Peralatan
Sub Jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)
IV.
a.

Lain-lain
Biaya Umum dan
Keuntungan

15% x sub Jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV

255.425,00
38.313,75
38.313,75
293.738,75

IV-26

Universitas Sumatera Utara

4.7

Rasio Perbandingan Man Day

4.7.1 Rasio Perbandingan Man Day Pekerjaan Pembetonan
Dari Tabel 4.1, besarnya koefisien tenaga kerja selama 13 hari pengamatan pada
pekerjaan pembetonan Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA Terjun
Marelan Medan untuk tenaga kerja mandor adalah 0,302; tukang sebesar 0,646; dan
pembantu tukang sebesar 1,157.
Perbandingan besarnya koefisien tenaga kerja untuk 1 m3 pekerjaan pembetonan
berdasarkan kondisi aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K dapat dilihat pada Tabel 4.16
berikut.
Tabel 4.16 Rasio Koefisien Man Day 1 m3 Pekerjaan Pembetonan Kondisi
Aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K
Jenis Tenaga Kerja
Aktual
SNI
AHSP
Analisa K
Mandor
0,302
0,083
0,132
0,071
Tukang
0,646
0,275
0,189
0,336
Pembantu Tukang
1,157
1,650
1,323
0,708
1,800

1,650

Koefisien Man Day

1,600
1,323

1,400

1,157

1,200

Mandor

1,000
0,800

0,708

0,646

0,600
0,400

Tukang
Pembantu Tukang

0,302

0,200

0,336

0,275
0,083

0,1320,189

SNI

AHSP

0,071

0,000
Aktual

Analisa K

Gambar 4.7 Koefisien Man Day untuk 1 m3 Pekerjaan Pembetonan
Berdasarkan analisa data yang dilakukan untuk pekerjaan 1 m3 pembetonan di lapangan,
koefisien man day untuk tenaga kerja tukang lebih besar dibandingkan nilai koefisien
tenaga kerja yang terdapat di SNI, AHSP, dan Analisa K. Hal ini menunjukkan bahwa
produktivitas atau volume yang dihasilkan di lapangan lebih kecil sehingga
mengakibatkan nilai koefisien tenaga kerja lebih besar. Sementara untuk pembantu
tukang nilai koefisien tenaga kerja di lapangan lebih kecil dibandingkan dengan SNI
dan AHSP, namun lebih besar dari analisa K.

IV-27

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.16, nilai koefisien tenaga kerja di lapangan cenderung lebih besar
bila dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Hal ini disebabkan pekerjaan
pembetonan yang di lakukan di lapangan memiliki tingkat pengerjaan yang cukup sulit
karena dilakukan di atas timbunan lereng saluran drainase existing dengan elevasi yang
cukup tinggi sehingga menyebabkan volume yang dihasilkan tidak cukup besar.

4.7.2 Rasio Perbandingan Man Day Pekerjaan Pembesian
Dari Tabel 4.6, besarnya koefisien tenaga kerja selama 13 hari pengamatan pada
pekerjaan pembesian Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA Terjun
Marelan Medan untuk tenaga kerja mandor adalah 0,006; tukang sebesar 0,009; dan
pembantu tukang sebesar 0,016.
Perbandingan besarnya koefisien tenaga kerja untuk 10 kg pekerjaan pembesian
berdasarkan kondisi aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K dapat dilihat pada Tabel 4.17
berikut.
Tabel 4.17 Rasio Koefisien Man Day 10 kg Pekerjaan Pembesian Kondisi
Aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K
Jenis Tenaga Kerja
Aktual
SNI
AHSP
Analisa K
Mandor
0,060
0,004
0,007
0,004
Tukang
0,090
0,070
0,070
0,070
Pembantu Tukang
0,160
0,070
0,070
0,070
0,180

0,160

Koefisien Man Day

0,160
0,140
0,120
0,100
0,080

Mandor

0,090
0,060

0,0700,070

0,0700,070

0,0700,070

0,060

Tukang
Pembantu Tukang

0,040
0,020

0,004

0,007

0,004

0,000
Aktual

SNI

AHSP

Analisa K

Gambar 4.8 Koefisien Man Day untuk 10 kg Pekerjaan Pembesian

Berdasarkan analisa data yang dilakukan untuk pekerjaan 10 kg pembesian di lapangan,
koefisien man day untuk tenaga kerja mandor, tukang, dan pembantu tukang lebih besar

IV-28

Universitas Sumatera Utara

dibandingkan nilai koefisien tenaga kerja yang terdapat pada SNI, AHSP, dan Analisa
K. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas atau volume yang dihasilkan di lapangan
lebih kecil sehingga mengakibatkan nilai koefisien tenaga kerja lebih besar.
Berdasarkan tabel 4.17, nilai koefisien tenaga kerja di lapangan cenderung lebih besar
bila dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Hal ini disebabkan pekerjaan
pembesian di lapangan dilakukan oleh tenaga kerja pembantu tukang yang merangkap
pekerjaan lain sehingga tenaga yang dialokasikan untuk pekerjaan pembesian tidak
masimal. Disamping itu kurangnya pengawasan terhadap pekerjaan mengakibatkan
pekerja cenderung santai dan menyebabkan volume yang dihasilkan tidak cukup besar.

4.7.2 Rasio Perbandingan Man Day Pekerjaan Pembekistingan
Dari Tabel 4.11, besarnya koefisien tenaga kerja selama 13 hari pengamatan pada
pekerjaan pembekistingan Proyek Pembangunan Drainase Saluran Limbah TPA Terjun
Marelan Medan untuk tenaga kerja mandor adalah 0,015; tukang sebesar 0,028; dan
pembantu tukang sebesar 0,044.
Perbandingan besarnya koefisien tenaga kerja untuk 1 m2 pekerjaan pembekistingan
berdasarkan kondisi aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K dapat dilihat pada Tabel 4.18
berikut.
Tabel 4.18 Rasio Koefisien Man Day 1 m2 Pekerjaan Pembekistingan Kondisi
Aktual, SNI, AHSP, dan Analisa K
Jenis Tenaga Kerja
Aktual
SNI
AHSP
Analisa K
Mandor
0,015
0,033
0,060
0,005
Tukang
0,028
0,330
0,300
0,260
Pembantu Tukang
0,044
0,660
0,600
0,300
0,66

Koefisien Man Day

0,700

0,6

0,600
0,500
0,400

0,33

Mandor
0,3

0,300

0,300
0,260

Pembantu Tukang

0,200
0,100
0,000

Tukang

0,06

0,028
0,033
0,015
0,044
Aktual

0,005
SNI

AHSP

Analisa K

Gambar 4.9 Koefisien Man Day untuk 1 m2 Pekerjaan Pembekistingan

IV-29

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan analisa data yang dilakukan untuk 1 m2 pekerjaan pembekistingan di
lapangan, koefisien man day untuk tenaga kerja mandor lebih kecil dibandingkan nilai
koefisien tenaga kerja mandor pada SNI dan AHSP, namun lebih besar dibandingkan
dengan nilai koefisien tenaga kerja mandor yang terdapat pada analisa K. Artinya,
produktivitas atau volume yang dihasilkan mandor di lapangan lebih besar jika
dibandingkan dengan SNI dan AHSP, namun lebih kecil jika dibandingkan dengan
analisa K. Untuk nilai koefisien tenaga kerja tukang, dan pembantu tukang lebih kecil
dibandingkan nilai koefisien tenaga kerja yang terdapat pada SNI, AHSP, dan Analisa
K.
Berdasarkan tabel 4.18, nilai koefisien tenaga kerja di lapangan cenderung lebih kecil
bila dibandingkan dengan SNI, AHSP, dan Analisa K. Hal ini disebabkan pekerjaan
pembekistingan yang dilakukan di atas timbunan lereng saluran drainase existing
dengan elevasi yang cukup tinggi justru memudahkan dalam pengerjaan sehingga
menyebabkan volume yang dihasilkan cukup besar.

4.7.1 Rasio Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan perbandingan harga satuan pekerjaan
pemebetonan, pembesian, dan pembekistingan di lapangan dengan SNI, AHSP, dan
Analisa K adalah sebagai berikut.
Tabel 4.19. Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan antara Kondisi Aktual, SNI,
AHSP, dan Analisa K
Harga Satuan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Aktual (Rp.)
SNI (Rp.)
AHSP (Rp.)
Analisa K (Rp.)
Pembetonan
1.313.601,52 1.173.031,05 1.240.507,30
1.141.323,40
Pembesian
21.665,84
19.474,10
19.520,68
19.474,10
Pembekistingan
178.642,78
377.033,25
303.375,75
293.738,75

IV-30

Universitas Sumatera Utara

293.738,75
19.474,10

Harga Satuan Pekerjaan

Analisa K

1.141.323,40
Pembekistingan

303.375,75
19.520,68

AHSP

1.240.507,30
Pembesian

377.033,25
19.474,10

SNI

1.173.031,05
Pembetonan
178.642,78
21.665,84

Aktual

1.313.601,52
0

500.000

1.000.000

1.500.000

Gambar 4.10 Harga Satuan Pekerjaan Pembetonan, Pembesian dan Pembekistingan
Harga satuan pekerjaan di lapangan untuk pekerjaan pembetonan dan pembesian lebih
besar dibandingkan dengan SNI, AHSP maupun Analisa K. Namun harga satuan
pekerjaan pembekistingan di lapangan lebih kecil dibandingkan SNI, AHSP maupun
Analisa K.
Dari perbandingan harga satuan pekerjaan yang didapatkan, maka persentase
perbandingan antara kondisi di lapangan dengan SNI untuk pekerjaan pemebetonan
dapat ditentukan sebagai berikut.

Dari perhitungan didapatkan bahwa harga satuan pekerjaan 1 m3 pembetonan di
lapangan lebih besar 11,98% dari perhitungan harga satuan pekerjaan pembetonan SNI.
Hasil perhitungan rasio persentase harga satuan pekerjaan untuk masing-masing
pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan dapat dilihat pada Tabel 4.20
berikut.

IV-31

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.20. Rasio Persentase Harga Satuan Pekerjaan antara Kondisi Aktual
dengan SNI, AHSP, dan Analisa K
Rasio Persentase (%)
Jenis Pekerjaan
Aktual-SNI
Aktual-AHSP
Aktual-Analisa K
11,98
5,89
15,09
Pembetonan
11,25
10,99
11,25
Pembesian
-52,62
-41,12
-39,18
Pembekistingan
Dari hasil perhitungan rasio persentase harga satuan pekerjaan di lapangan hanya
pekerjaan pembekistingan yang bernilai negatif atau memiliki harga satuan lebih
kecil dibandingkan dari hasil perhitungan harga satuan pekerjaan pembekistingan
SNI, AHSP, maupun Analisa K.

IV-32

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan pengamatan di lapangan, didapatkan besarnya koefisien harga satuan
pekerjaan untuk pekerjaan 1 m3 beton adalah 0,302 mandor; 0,646 tukang; dan 1,157
pembantu tukang. Koefisien harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan 10 kg
pembesian adalah 0,060 mandor; 0,090 tukang; dan 0,160 pembantu tukang.
Koefisien harga satuan pekerjaan pada pekerjaan untuk pekerjaan 1 m2
pembekistingan adalah 0,015 mandor; 0,028 tukang; dan 0,044 pembantu tukang.
2. Perbandingan besarnya koefisien harga satuan pekerjaan untuk tenaga kerja mandor,
tukang, dan pembantu tukang berdasarkan kondisi lapangan (aktual) dengan SNI,
AHSP, dan Analisa K adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan 1 m3 Pembetonan
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai koefisien untuk tenaga kerja
mandor sebesar 0,302 lebih besar dibandingkan dengan SNI 0,083; AHSP 0,132;
dan Analisa K 0,071. Untuk tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar
0,646 sedangkan SNI 0,275; AHSP 0,189 dan Analisa K 0,336. Untuk pembantu
tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar 1,157 lebih kecil dibandingkan
SNI 1,650 dan AHSP 1,323; namun lebih besar dari Analisa K 0,708.
b. Pekerjaan 10 kg Pembesian
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai koefisien untuk tenaga kerja
mandor sebesar 0,060 lebih besar dibandingkan dengan SNI 0,004; AHSP 0,070;
dan Analisa K 0,004. Untuk tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar
0,090 sedangkan SNI 0,070; AHSP 0,070; dan Analisa K 0,070. Untuk
pembantu tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar 0,160 lebih besar
dibandingkan SNI 0,070; AHSP 0,070; dan Analisa K 0,070.
c. Pekerjaan 1 m2 Pembekistingan
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai koefisien untuk tenaga kerja
mandor sebesar 0,015 lebih kecil dibandingkan dengan SNI 0,033; AHSP 0,060;
namun lebih besar dari Analisa K 0,005. Untuk tukang didapatkan nilai koefisien
aktual sebesar 0,028 sedangkan SNI 0,330; AHSP 0,300; dan Analisa K 0,260.

Universitas Sumatera Utara

Untuk pembantu tukang didapatkan nilai koefisien aktual sebesar 0,044 lebih
kecil dibandingkan SNI 0,660; AHSP 0,660; dan Analisa K 0,300.
3. Berdasakan hasil perhitungan, urutan koefisisen harga satuan pekerjaan yang paling
optimal antara lapangan, SNI, AHSP, dan Analisa K pada masing masing tenaga
kerja adalah sebagai berikut.
a. Pekerjaan 1 m3 Pembetonan


Mandor

: Analisa K 0,071; SNI 0,083; AHSP 0,132; Aktual 0,302.



Tukang

: AHSP 0,189; SNI 0,275; Analisa K 0,336; Aktual 0,646.



Pembantu tukang

: Analisa K 0,708; Aktual 1,157; AHSP 1,323; SNI 1,650.

b. Pekerjaan 10 kg Pembesian


Mandor

: Analisa K 0,004; SNI 0,004; AHSP 0,007; Aktual 0,060.



Tukang

: SNI 0,070; AHSP 0,070; Analisa K 0,070; Aktual 0,090.



Pembantu tukang

: SNI 0,070; AHSP 0,070; Analisa K 0,070; Aktual 0,160.

c. Pekerjaan 1 m2 Pembekistingan


Mandor

: Analisa K 0,005; Aktual 0,015; SNI 0,033; AHSP 0,060.



Tukang

: Aktual 0,028; Analisa K 0,260 AHSP 0,300; SNI 0,330.



Pembantu tukang

: Aktual 0,044; Analisa K 0,300; AHSP 0,600; SNI 0,660.

4. Rasio perbandingan harga satuan pekerjaan antara kondisi di lapangan dengan SNI,
AHSP, maupun Analisa K adalah sebagai berikut.


Pada pekerjaan 1 m3 pembetonan, didapatkan harga satuan pekerjaan

di

lapangan lebih besar 11,98% dibandingkan dengan harga satuan pekerjaan
SNI. Sementara harga satuan pekerjaan antara lapangan dan Analisa K sebesar
15,09%, dan bila dibandingkan dengan AHSP, harga satuan pekerjaan di
lapangan lebih besar 5,89%.


Pada pekerjaan 10 kg pembesian, didapatkan perbandingan harga satuan di
lapangan dengan AHSP sebesar 10,99%. Sementara bila dibandingkan dengan
SNI dan Analisa K, Harga satuan pekerjaan di lapangan lebih besar 11,25%.



Pada pekerjaan 1 m2, didapatkan harga satuan pekerjaan di lapangan lebih kecil
dibandingkan dengan harga satuan pekerjaan menurut SNI, AHSP, dan Analisa
K, dengan masing-masing rasio perbandingan sebesar 52,62%; 41,12%; dan
39,18%.

Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih intensif pada para pekerja saat jam kerja,
guna mengurangi kegiatan non produktif seperti merokok atau istirahat saat jam
kerja.
2. Untuk pekerjaan pembesian disarankan menggunakan bengkel besi untuk
menghemat waktu.
3. Perlu dilakukan penyesuaian penggunaan nilai koefisien harga satuan yang tepat
dalam menyusun rencana anggaran biaya sesuai dengan tingkat kesulitan suatu
proyek.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada pekerjaan pembetonan, pembesian, dan
pembekistingan dengan menambahkan kelompok kerja sehingga didapatkan hasil
data yang lebih valid.

Universitas Sumatera Utara