S MPP 1105469 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang paling dinamis,
dengan jangkauan global yang signifikan, dan dapat membuat kontribusi penting
untuk

pencapaian

pembangunan

yang

berkelanjutan

atau

Sustainable

Development Goals (SDGs), khususnya di bidang penciptaan lapangan kerja,
produksi dan konsumsi yang berkelanjutan serta pelestarian sumber daya alam.

World Tourism Organization (WTO) juga telah mengakui bahwa pariwisata
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama
menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula
hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke20, kini telah menjadi bagian dari hak asasi manusia untuk menikmati pariwisata.
Sektor pariwisata di dunia saat ini mengalami kenaikan yang signifikan,
seperti press release yang diterbitkan oleh UNWTO pada tanggal 18 januari 2016
yang berjudul International Tourist Arrival up 4% Reach a Record 1,2 Billion in
2015 bahwa Kedatangan wisatawan internasional tumbuh sebesar 4,4% pada 2015
mencapai total 1.184 juta pada tahun 2015, menurut Tourism Barometer
UNWTO. Secara regional, hasil yang di dapatkan oleh UNWTO tahun 2015 Asia
dan Pasifik naik mencapai 5% tercatat 13 juta lebih kedatangan wisatawan
internasional tahun lalu mencapai 277 juta, dengan hasil yang tidak merata di
seluruh tujuan. Oceania naik mencapai 7% dan Asia Tenggara naik mencapai 5%
memimpin pertumbuhan, sedangkan Asia Selatan dan di North-East Asia
mencatat kenaikan 4%.
UNWTO memperkirakan untuk tahun 2016 bahwa menurut wilayah,
pertumbuhan diperkirakan lebih kuat di Asia dan Pasifik naik mencapai 4%
sampai 5% dan Amerika naik mencpai 4% sampai 5%, diikuti oleh Eropa yang
naik mencaopai 3,5% ke 4,5%. Proyeksi untuk Afrika naik mencapai 2% sampai
5% dan Timur Tengah naik mencapai 2% sampai 5%.

Asia dan Pasifik tercatat sebagai benua yang paling meningkat untuk
kedatangan wisatawan mancanegara, begitu pula di tahun 2016

ditafsirkan

1
Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Asia Pasifik akan mendatangkan wisatawan yang signifikan. Asia Tenggara
sendiri selalu memprioritaskan wisatawan dengan mengembangkan masingmasing industri pada bisnis pariwisatanya. Asia Tenggara merupakan wilayah
yang tidak pernah luput dari dunia pariwisata yang dalam setiap negaranya
mempunyai keunikan wisata tersendiri. Indonesia merupakan wilayah dari Asia
Tenggara yang mempunyai berbagai sektor pariwisata seperti alam yang tak kalah
indahnya dengan wilayah lain diluar Asia Tenggara dan juga ragam budayanya
pada setiap provinsi sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.

Indonesia mengalami kenaikan jumlah kunjungan pada wisatawan mancanegara
(wisman). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
TABEL 1.1
STATISTIK JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE INDONESIA
TAHUN 2011-2015
TAHUN
WISMAN
WISNUS
TOTAL
2011
7.649.731
236.752
7.886.483
2012
8.004.462
245.290
8.249.752
2013
8.802.129
250.036

9.052.165
2014
9.435.411
255.055
9.690.466
2015
10.507.326
251.025
10.758.351
Sumber: BPS Indonesia
Berdasarkan dari Tabel 1.1 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan
wisatawan nusantara ke Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan sampai
tahun 2015. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia bahwa secara kumulatif,
jumlah kunjungan wisman dan wisnus mencapai yang ditargetkan oleh pemerintah
Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tersebut dikarenakan
Indonesia melakukan pemasaran pariwisata ke luar negeri dan dalam negeri
melalui berbagai promosi selain itu juga letak Indonesia yang berbatasan dengan
10 Negara baik secara langsun atau tidak langsung menyebabkan Indonesia
mudah didatangi oleh wisatawan asing.
Indonesia merupakan Negara dengan beragam kebudayaan masyaraktnya

dan juga keanekaragaman hayatinya.

Dengan luas negara 1.919.440 km²

Indonesia mempunyai potensi Pariwisata yang sangat besar dan banyak destinasi
wisata yang bisa dikunjungi di Indonesia baik wisata alam atau wisata bahari,
wisata heritage, wisata belanja dan wisata kuliner. Dengan Potensi pariwisata
Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

yang membentang dari Propinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai Propinsi
Papua dan dengan segala keaneka ragaman obyek pariwisata, berbagai seni
budaya yang menawan dan ketersediaan sarana dan prasara pendukung pariwisata,
yang kesemuanya itu diharapkan mampu menarik lebih banyak lagi devisa negara,
baik dari wisatawan manca negara maupun domestik.
Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu provinsi terpadat jumlah

penduduknya di Indonesia memiliki banyak industri pariwisata, mulai dari wisata
alam, wisata budaya, wisata sejarah atau heritage serta wisata minat khusus. Maka
dari itu tingkat kunjungan wisatawan ke Provinsi Jawa Barat cukup signifikan
seperti yang tertera pada Tabel 1.2 berikut:
TABEL 1.2
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT
TAHUN 2010-2012
TAHUN
WISMAN
WISNUS
2010
741.323
24.138.855
2011
720.683
25.066.687
2012
762.442
26.124.955
Sumber: Dinas Pariwisata dan kebudayaan Jawa Barat


TOTAL
24.138.855
25.787.370
26.887.397

Berdasarkan Tabel 1.2 wisatawan yang datang ke Jawa Barat mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Sementara untuk tahun 2013 Badan Promosi
Pariwisata Daerah Jawa Barat (BPPD Jabar) mencatat selama tahun 2013,
wisataan domestik/nusantara yang datang ke wilayah Jawa Barat mengalami
peningkatan sebanyak 20 persen. Sedangkan, untuk wisatawan mancanegara
hanya meningkat kurang dari 10 persen. untuk tahun 2014 Kepala Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Drs Nunung Sobari MM mengatakan
jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Jawa Barat, tahun 2014
mencapai target, yaitu 45 juta orang dan untuk tahun 2014 jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara ke Jawa Barat lewat dua pintu masuk yaitu Bandara
Husein Sastra Negara dan pelabuhan muara jati Cirebon mencapai 175.688 orang
sedangkan tahun 2015 wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat sebanyak
158.637. Meskipun mengalami penurunan pada tahun 2015 hal tersebut membuat
para pelaku industry pariwisata dan pemerentiah terus melakukan inovasi dan

promosi agar kunnjungan wsiatawan ke Jawa Barat bisa mencapai target, Hal
Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

tersebut dikatan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat Nunung Sobari kepada Tribunnews.com.
Provinsi Jawa Barat dengan Ibu Kota Bandung merupakan salah satu
tujuan wisata dengan mempunyai destinasi wisata yang beragam seperti kuliner,
wisata belanja, wisata hiburan, wisata budaya serta wisata heritage atau sejarah.
Pada akhir pekan kota Bandung menjadi kota yang padat akan wisatawan
nusantara maupun mancanegara. Dapat dilihat pada Tabel 1.3 jumlah kunjungan
wisatawan ke Bandung. Tabel 1.2 tersebut sangat jelas bahwa Provinsi Jawa Barat
merupakan provinsi yang menarik wisatawan untuk berkunjung. Dikutip dari
Tribun Jabar menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dalam
acara Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan tahun 2015 dan Usulan Rencana
Kegiatan tahun 2016, Drs. Nunung Sobari., MM mengatakan jumlah wisatawan

nusantara yang berkunjung ke Jawa Barat, tahun 2014 mencapai target, yaitu 45
juta orang. Untuk jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jawa Barat
masih dibawah 1 juta orang yaitu mencapai 5,6 ribu orang, naik di banding tahun
sebelumnya yang hanya 4,7 ribu menurut Kepala Bidang Pemasaran Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Siti Tohariah yang terdapat pada
berita website resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
TABEL 1.3
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG
TAHUN 2011 - 2014
TAHUN
WISMAN
WISNUS
TOTAL
2011
225.585
6.487.239
6.712.824
2012
176.855
5.080.584

5.257.439
2013
176.432
5.888.292
6.064.724
2014
130.143
5.627.421
5.757.564
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2015
Tabel 1.3 memperlihatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara yang terlihat fluktuatif, untuk kunjungan ke Kota
Bandung ini wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara jumlahnya
menurun tidak seperti

tahun 2013 yang mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya. Sementara untuk tahun 2015 Kota Bandung dikunjungi lima juta
wisatawan. Tahun ini kita targetkan naik jadi 5,6 juta, dan satu juta diantaranya
wisatawan asing. Menteri Pariwisata pada saat Konperensi Asia Afrika lalu pun

Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

melihat banyak wisatawan yang datang saat itu. Melihat kondisi itu, Bandung pun
diharapkan bisa mendatangkan datu juta wisatawan asing di tahun ini,” ujar
Kepala Bidang Pemasaran pada Disbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari.
Dengan menurunnya kunjungan wisatawan ke Kota Bandung ini tidak sebanding
dengan pernyataan Kepala Disparbud Jawa Barat Nunung Sobari kepada
Tribunnews.com bahawa kota Bandung merpuakan kota tervaforit di ASEAN
terkait pariwisata. Maka dari itu instansi pariwisata yang ada di Kota Bandung
terus melakukan bebrbagai promosi serta melaksanakan beerbagai event agar
menaraik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bandung. Bandung juga menjadi
salah satu Kota yang mempunyai nilai sejarah besar bagi bangsa Indonesia oleh
karena itu Bandung juga mempunyai tempat-tempat yang bersejarah seperti
beberapa Museum yang terlihat pada Tabel 1.4 berikut:
TABEL 1.4
DAFTAR MUSEUM DI KOTA BANDUNG
No.
Museum
Alamat
1. Museum Geologi
Jl. Diponegoro No. 57
2. Museum Sri Baduga
Jl. B.K.R No. 185
3. Museum Konperensi Asia Afrika
Jl. Asia Afrika No. 65
4. Museum Pos Indonesia
Jl. Cilaki
5. Museum Mandala Wangsit Siliwangi
Jl. Lembong No. 38
6. Museum Barli
Jl. Prof. Sutami No. 91
7. Museum Preanger
Jl. Asia Afrika
8. Gedung Indonesia Menggugat
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 5
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Salah satu museum yang sering di kunjungi wisatawan ketika datang ke
Bandung adalah Museum Konperensi Asia Afrika. Nama Museum Konperensi
Asia Afrika tersebut digunakan untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia
Afrika pada tanggal 18 April 1955 yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi
bagi bangsa-bangsa Asia Afrika. Museum ini dibangun oleh Pemerintah Republik
Indonesia dan berada di bawah wewenang Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. sementara pengelolaannya di bawah koordinasi Departemen Luar
Negeri dan Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat. Museum
Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden Soeharto pada 24
April 1980, sebagai puncak Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika. Pada
Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

18 Juni 1986, kedudukan Museum Konperensi Asia Afrika dialihkan dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ke Departemen Luar Negeri di bawah
pengawasan Badan Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri. Pada
tahun 2003 dilakukan restrukturisasi di tubuh Departemen Luar Negeri dan
Museum Konferensi asia Afrika dialihkan ke Ditjen Informasi, Diplomasi Publik,
dan Perjanjian Internasional (sekarang Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik).
Saat ini, UPT Museum Konferensi Asia Afrika berada dalam koordinasi
Direktorat Diplomasi Publik. Museum ini menjadi museum sejarah bagi politik
luar negeri Indonesia. Penataan kembali Museum Konferensi Asia-Afrika.
Dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2005 dan peringatan
50 tahun Konferensi Asia-Afrika 1955, pada 22-24 April 2005, tata pameran
Museum Asia-Afrika direnovasi atas prakarsa Menteri Luar Negeri Republik
Indonesia Dr. N. Hassan Wirajuda. Penataan kembali Museum tersebut
dilaksanakan atas kerjasama Departemen Luar Negeri dengan Sekretariat Negara
dan Pemerintah Provinsi jawa Barat. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya
dikerjakan oleh Vico Design dan waka Reality. Penataan dan renovasi yang
dilakukan juga untuk menarik wisatawan yang ingin berkunjung ke Museum
konperensi Asia Afrika dan wisatawan yang berkunjung bisa melakukan
bebereapa aktivitas seperti yang terlihat pada tabel berikut:
TABEL 1.5
KEGIATAN YANG BISA DILAKUKAN OLEH WISATAWAN YANG
BERKUNJUNG KE MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
No.
Tempat
Kegiatan yang di lakukan wisatawan
1. Pameran Tetap
Wisatawan bisa melihat peninggalan serta fotofoto dokumentasi ketika Konperensi Asia Afrika
berlangsung pada tahun 1955 serta peristiwaperistiwa yang berkaitan dengan Konperensi
Asia Afrika.
2. Audio Visual
Wisatawan bisa menyaksikan film dokumenter
tentang Konperensi Asia Afrika dan peristiwa
pasca konperensi.
3. Perpustakaan
Wisatawan bisa mendapatkan informasi dengan
membaca buku-buku tentang sejarah mengenai
Konperensi Asia Afrika, tentang permuseuman,
dan masih banyak buku yang lainnya
4 Gedung Merdeka Wisatawan bisa melihat ruang konperensi dan
bisa merasakan duduk di kursi yang dipakai
Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

ketika Konperensi Asia Afrika berlangsung pada
tahun 1955
Sumber: Museum Konperensi Asia Afrika
Tabel 1.5 menunjukan bahwa Museum Konperensi Asia Afrika memiliki
beberapa kegiatan yang bisa dilakukan oleh wisatawan sehingga dapat menarik
wisatawan untuk berkunjung ke museum serta dapat memberikan pengalaman
bermuseum kepada wisatawan yang berkunjung. Jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Museum Asia Afrika mengaalami penurunan dari tahun ke tahun
seperti yang tertera pada Tabel dibawah ini :
TABEL 1.6
DATA KUNJUNGAN MUSEUM
KONPERENSI ASIA AFRIKA TAHUN 2013-2015
Selisih Jumlah
Tahun
Jumlah
Kunjungan dalam
%
2013
188,136
12,2%
2014
177,981
5,3%
2015
173,369
2,5%
Sumber : Museum Konperensi Asia Afrika
Dari tabel diatas dapat simpulkan bahwa kunjungan wisatawan ke
Museum Konpernsi Asia Afrika pada tahun 2014 mengalami penurunan.
Menurunnya jumlah kunjungan tersebut tidak sesuai atau berbanding terbalik
dengan apa yang didapatkan Museum Konpernsi Asia Afrika yaitu sebagai
museum terbaik pada tahun 2013 di Kota Bandung dalam bidang pelayanan
publik yang berbasis pada konsep keterlibatan publik. Serta salah satu museum
sejarah yang di dalamnya mempunyai sejumlah peninggalan dan cerita mengenai
bagaimana konperensi Konperensi Asia Afrka 1955 berlangsung serta semua
informasi yang berkatian dengan konperensi tersebut. Jika kunjungan wisatawan
ke Museum Konpernsi Asia Afrika semakin menurun maka ditakutkan banyak
masyarakat yang tidak mengetahui mengenai Museum Konpernsi Asia Afrika
tersebut dan segala peninggalan yang ada didalamya. Juga akan banyak orang
yang tidak menghargai sejarah para pejuang yang telah memperjuangkan lewat
konperensi tersebut. Dengan menurunnya kunjungan museum tersebut maka
penulis melakukan pra penelitian mengenai Behavioral Intention. Pra penelitian
Behavioral intention yang dimaksud ialah mengenai keinginan wisatawan untuk
Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

berkunjung kembali dan keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain.
Banyaknya kunjungan wisatawan yang datang dan kunjungan tersebut merupakan
kunjungan pertama (first-time) maka hal tersebut menandakan rendahnya
behavioral intention di suatu destinasi wisata faktor ini juga yang bisa
menyebabkan turunnya tingkat kunjungan di Museum Konpeerensi Asia Afrika.
Berikut hasil pra penelitian yang dilakukan penulis terhadap 30 wisatawan yang
berkunjung di Museum Konperensi Asia Afrika.
YA

19

20
15

TIDAK

17
13
11

10
5
0
Keinginan Untuk Merekomendasikan Keinginan Untuk Berkunjung Kembali
Museum KAA Kepada Orang Lain
Ke Museum KAA dimasa yang akan
datang

GAMBAR 1.1
PRA PENELITIAN BEHAVIORAL INTENTION
DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa masih sedikitnya wisatawan yang ingin
berkunjung kembali dan ingin merekomendasikan Museum Konpernsi Asia
Afrika kepada orang lain. Dari 30 orang ada 13 orang yang ingin
merekomendasikan dan ada 17 orang yang tidak ingin merekomendasikan kepada
orang lain, begitu juga ada 11 orang yang ingin berkunjung kembali di masa yang
akan datang dan ada 19 orang yang memilih untuk tidak berkunjung ke Museum
Konpernsi Asia Afrika di masa yang akan datang. Hal tersebut bisa berdampak
buruk kepada kunjungan wisatawan yang datang ke Museum Konpernsi Asia
Afrika semakin menurun, jika kunjungan wisatawan terus menurun maka akan
berdampak pula pada masyarakat Indonesia khususnya generasi penerus bangsa
yang tidak akan menghargai sejarah para pahlawannya serta tidak akan
mengetahui sejarah besar dibalik konperensi Asia Afrika yang telah
mempersatukan bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk melawan kolonialisme.
Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Karena penurunan jumlah kunjungan tersebut dan hasil pra penelitian
penulis mengenai Behavioral Intention maka pihak Museum Konpernsi Asia
Afrika melakukan beberapa strategi yang diantaranya sebagai berikut
TABEL 1.7
STRATEGI YANG DILAKUKAN
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Strategi
Implementasi
Event
Melaksanakan berbagai event berkala setiap
tahun dengan mega event 5 tahun sekali dalam
rangka memperingati Konperensi Asia Afrika
Social Media Strategi

Media social selalu aktif untuk mempromosikan
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Museum
Konpernsi Asia Afrika

Promosi

Mempublikasikan
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan oleh Museum Konpernsi Asia
Afrika melalui media cetak dan elektronik.

Museum Experience

Memberikan pengalaman kepada wisatawan
yang berkunjung ke Museum Konpernsi
Asia Afrika melalui, Sociability, Recreation,
Learning Experience, Celebrative Experience.

Sumber: Museum Konperensi Asia Afrika
Menurut Tabel 1.7 Strategi yang diterapkan oleh Museum Konperensi
Asia Afrika dengan Museum Experience yaitu untuk membentuk pengalaman
tersendiri yang belum pernah ditemui di tempat lain dengan pembentukan suasana
yang diciptakan oleh pemandu agar wisatawan merasakan suasana ketika
Konperensi Asia Afrika berlangsung, selain itu juga terdapat beberapa perubahan
yang dialami Museum Konperensi Asia Afrika baik dari segi koleksi yang
ditambahkan, pemanduan, serta desain interior yang mengalami perubahan namun
dengan tidak merubah bangunan asslinya dan juga perawatan keseluruhan yang
terdapat di museum sehingga dapat meningkatkan pengalam bermuseum
wisatawan ketika berada di Museum Konperensi Asia Afrika. Berikut perubahan
yang dilakukan oleh pemerintah dan Museum Konperensi Asia Afrika.

Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

Tabel 1.8
Perubahan Museum Konperensi Asia Afrika dan sekitarnya pada tahun
2011-2015
No
Perubahan Museum Konperensi Asia Afrika dan sekitarnya
1.

Penambahan

karyawan

pada

divisi

pemanduan

(Guide)

agar

meningkatkan penyampaian dan interkasi dengan wisatawan mengenai
sejarah Konperensi Asia Afrika di Museum Konpernsi Asia Afrika.
2.

Penambahan koleksi seperti gong perdamaian dunia yang diberikan
pemerintah Jawa Barat, surat kabar, koleksi perangko pada peringatan
Konpeensi Asia Afrika 2005 oleh para saksi sejarah Konperensi Asia
Afrika 1955 serta penambahan alat pencarian layar sentuh dan
penambahan koleksi buku di perpustakaan Museum Konpernsi Asia
Afrika.

3.

Penataan di sekitar Museum Konpernsi Asia Afrika seperti kursi-kursi
bergaya klasik, batu berbentuk bulat bertuliskan negara-negara
Konperensi Asia Afrika, dan Box-box yang dikenal sebagai WPAP
atau Wheda Pop Art Potrait ini berbentuk patung tokoh-tokoh negara
peserta Konferensi Asia Afrika dan juga tokoh-tokoh di Negara
Indonesia.
Sumber: Museum Konperensi Asia Afrika
Berdasarkan tabel diatas dengan beberapa perubahan yang dilakukan

Museum Konpernsi Asia Afrika untuk meningkatkan pengalaman berkunjung
wisatawan diharapkan bisa meningkatkan sikap perilaku wisatawan dimasa yang
akan datang serta dapat meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan di Museum
Konperensi Asia Afrika
Menurut Kotler and Nail (2008, hlm. 5) Beberapa dari wisatawan mencari
kesenangan yang mana mereka dapat terlibat langsung dalam sebuah pengalaman
yang mana mereka dapat terlibat langsung dalam sebuah pengalaman yang
didalamnya ada unsur berekreasi, belajar, dan juga untuk bersantai. Dengan 5
Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

dimensi yaitu Sociability, Recreation, Learning Experience, Celebrative
Experience, Issue Oriented Experience. Dimensi yang digunakan yang digunakan
yaitu Sociability, Recreation, Learning Experience, Celebrative Experience.
Sociability meliputi pertemuan dengan atau berpartisipasi dengan orang
lain melihat bersama-sama dengan orang lain, mengambil bagian dalam berbagi
kegiatan umum. Recreation meliputi kenikmatan bebas sampai terstruktur waktu,
kegiatan yang menyenangkan dan pengalihan kegiatan yang dapat menyegarkan
tubuh dan jiwa. Learning Experience meliputi mngumpulkan dan memperoleh
informasi baru, menyerap pola, berolahraga, rasa ingin tahu dan rasa penemuan,
pemahaman konsep dan pemikiaran, merenungkan dan reflecting, berlatih
kemampuan

kognitif.

Celebrative

Experience

meliputi

mengamati

dan

menghormati pemimpin, peristiwa, kelompok atau organisasi, berbagai dalam
prestasi, menghubungkan dengan masa lalu, catatan sejarah kelansungan melalui
sejarah dan waktu, menghadapi standar yang refine sensibilitas, memperbesar
pikiran dan bentuk aspirasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian
mengenai

“PENGARUH

MUSEUM

EXPERIENCE

TERHADAP

BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI MUSEUM KONPERENSI
ASIA AFRIKA”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan identifikasi masalah tentang
Museum Konperensi Asia Afrika maka dapat dirumuskan permasalahan untuk
memperoleh penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Museum Experience yang diantaranya yaitu Sociability,
Recreation, Learning Experience, Celebrative Experience yang
dilakukan oleh Museum Konperensi Asia Afrika.
2. Bagaimana Behavioral Intention yang diantaranya Revisit The Same
Destination dan Willingness To Recommend The Destination To Other
yang dilakukan Wisatawan di Museum Konperensi Asia Afrika.
3. Bagaimana pengaruh Museum Experience yang diantaranya yaitu
Sociability, Recreation, Learning Experience, Celebrative Experience
Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12

terhadap Behavioral Intention Wisatawan ke Museum Konperensi
Asia Afrika

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi
yang berhubungan dengan Pengaruh Museum Experience di destinasi wisata
yang berjenis sejarah untuk menciptakan Behavioral Intention dengan tujuan
untuk memperoleh temuan mengenai:
1. Untuk memperoleh temuan mengenai Museum Experience yang
dirasakan wisatawan ketika mengunjungi Museum Konperensi Asia
Afrika.
2. Untuk memperoleh temuan mengenai tingkat Behavioral Intention
Wisatawan di Museum Konperensi Asia Afrika.
3. Untuk memperoleh temuan mengenai Museum Experience terhadap
peningkatan Behavioral Intention wisatawan di Museum Konperensi
Asia Afrika.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah serta
memperluas kajian ilmu tentang pemasaran pariwisata, khususnya
mengenai pengetahuan tentang Museum Experience pada pada
destinasi wisata Museum Konperensi Asia Afrika dalam upaya
meningkatkan tingkat Behavioral Intention wisatawan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi, masukan dan bahan evaluasi kepada pihak Museum
Konperensi Asia Afrika untuk dapat mengembangkan kawasan wisata
guna meningkatkan Behavioral Intention wisatawan, juga menarik

Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13

minat wisatwan untuk berkunjung ke Museum Konperensi Asia
Afrika.

Fajar Siddiq Iskandar, 2016
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN DI
MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu