ASAL MULA boardgame REOG PONOROGO

ASAL MULA REOG
PONOROGO
Dahulu kala ada seorang puteri yang sangat cantik jelita
bernama Dewi Songgolangit. Ia puteri seorang raja yang terkenal
di Kediri. Karena wajahnya yang cantik jelita dan sikapnya yang
lemah lembut,banyak para pangeran dan raja-raja yang ingin
meminangnya untuk dijadikan sebagai seorang istri.
Namun sayang, Dewi Songgolangit nampaknya belum
berminat untuk berumah tangga,hal ini membuat pusing kedua
orang tuanya. Padahal kedua orang tuanya sudah sangat
mendambakan hadirnya seorang cucu.
“Anakku, sampai kapan Kau menolak setiap pangeran yang
datang melamarmu?” tanya raja pada suatu hari.
Dewi Songgolangit terdiam. Ini adalah untuk yang kesekian
kali ayahnya bertanya tentang lamaran orang.
“Sebenarnya apa maumu anakku?” tanya raja dengan bijak.
“Hamba belum tahu…..”
“Lho….kok aneh….?” Sahut baginda.
“Hamba minta disedikan tempat khusus untuk semedi.
Hamba akan memohon petunjuk dewa. Setelah itu hamba akan
menghadap ayahanda untuk menyampaikan keinginan hamba.”

Demikianlah, Baginda segera memerintahkan para pengawal
istana untuk mengatur keperluan anaknya untuk bersemedi. Tiga
hari tiga malam dewi Songgolangit bersemedi. Tidak makan dan
minum. Tempatnya bersemedi dijaga ketat prajurit dan dayang
istana. Tidak seorang pun boleh masuk atau mengganggu sang
putri.

Pada hari keempat, sang puteri nampak keluar dari ruang
semedi dengan wajah pucat dan langkah terhuyung-huyung.
Biyung emban, kepala para dayang segera memapahnya.
Dewi Songgolangit
balairung istana.

segera

menghadap

ayahanda

di


“Bagaimana anakku,apakah sudah Kau dapatkan syarat
untuk calon suamimu?” tanya sang raja.
Dewi
Songgolangit
membungkuk
hormat
lalu
berkata,”Ayahanda,calon
suami
hamba
harus
mampu
menghadirkan suatu tontonan atau keramaian yang belum ada
sebelumnya. Semacam tarian yang diiringi tabuhan dan gamelan.
Dilengkapi dengan barisan kuda kembar sebanyak 140 ekor.
Nantinya akan dijadikan iringan pengantin. Terakhir harus dapat
menghadirkan binatang berkepala dua.”
“Wah…berat sekali syaratmu itu!” sahut Baginda. Kita coba
umumkan kepada masyarakat,siapa tahu ada yang bisa

memenuhinya.
Para pelamar yang tadinya menggebu-gebu untuk
memperistri Dewi Songgolangit,sekarang jadi ciut nyalinya.
Banyak dari mereka yang mengundurkan diri karena tidak
sanggup memenuhi permintaan sang Dewi.
Akhirnya tinggal dua orang yang menyatakan sanggup
memenuhi permintaan dewi Songgolangit. Mereka adalah raja
Singobarong dari kerajaan Lodoyo dan raja Kelonoswandono dari
kerajaan Bandarangin. Singobarong adalah manusia yang aneh,ia
seorang manusia yang berkepala harimau. Wataknya buas dan
kejam. Sedang Kelonoswandono adalah seorang raja yang
berwajah tampan dan gagah,namun punya kebiasaan aneh,suka
pada anak laki-laki. Anak laki-laki tersebut dianggapnya sebagai
gadis-gadis cantik.
Namun semua sudah terlanjur,dewi Songgolangit tidak bisa
menggagalkan persyaratannya yang telah diumumkan.

Pada suatu hari raja Singobarong memanggil patihnya yang
bernama Iderkolo. “Hai patih…coba kau selidiki sampai dimana si
Kelonoswandono mempersiapkan permintaan dewi Songgolangit.

Kita jangan sampai kalah cepat oleh si Kelonoswandono.
Patih Iderkolo dengan beberapa prajurit pilihan segera
berangkat menuju kerajaan Bandarangin dengan menyamar
sebagai seorang pedagang. Mereka menyelidiki berbagai upaya
yang dilakukan oleh raja Kelonoswandono. Setelah melakukan
penyelidikan dengan seksama selama lima hari,mereka kembali
ke lodoyo.
“Ampun Baginda. Kiranya si Kelonoswandono hampir berhasil
mewujudkan permintaan dewi Songgolangit. Hamba lihat lebih
dari seratus ekor kuda kembar telah dikumpulkan. Mereka juga
telah menyiapkan tontonan yang menarik,yang sangat
menakjubkan.” Patih Iderkolo melaporkan.
“Wah…celaka! Kalau sebentar lagi dia dapat merebut dewi
Songgolangit sebagai istrinya,” kata raja Singobarong. “Lalu
bagaimana dengan binatang berkepala dua,apa juga sudah
disiapkan oleh mereka?”
“Hanya binatang itulah yang belum mereka siapkan. Tapi
nampaknya sebentar lagi mereka dapat menemukannya,”
sambung patih Iderkolo.
Raja Singobarong menjadi gusar sekali. Ia bangkit berdiri

dari kursinya dan berkata keras.
“Patih Iderkolo! Mulai hari ini siapkan prajurit pilihan dengan
senjata yang lengkap. Setiap saat mereka harus siap diperintah
menyerbu ke Bandarangin.”
Demikianlah,raja Singobarong bermaksud merebuhasil
usaha keras raja Kelonoswandono. Setelah mengadakan
persiapan yang matang,raja Singobarong memerintahkan prajurit
mata-mata untuk menyelidiki perjalanan yang akan ditempuh raja
Kelonoswandono dari Wengker menuju Kediri. Rencananya raja
Singobarong akan menyerbu mereka di perjalanan dan merampas

hasil usaha raja Kelonoswandono untuk diserahkan sendiri kepada
dewi Songgolangit.
Pada suatu hari raja Kelonoswandono memanggil semua
pejabat kerajaan dan para pendeta. Ia berkata,bahwa ia akan
menghentikan kebiasaannya jika dapat memperistri Dewi
Songgolangit dari Kediri.
Karena mendapat dukungan seluruh rakyatnya,maka dalam
tempo yang tidak begitu lama,raja Kelonoswandono dapat
menyiapkan permintaan Dewi Songgolangit. Hanya binatang

berkepala dua yang belum didapatnya. Patih Pujanggeleng yang
bekerja mati-matian mencarikan binatang itu akhirnya angkat
tangan,menyatakan ketidaksanggupannya kepada raja.
“Tidak mengapa! Kata raja Kelonoswandono.” Soal binatang
berkepala dua itu,aku sendiri yang akan mencarinya. Sekarang
tingkatkan kewaspadaan,aku mencium gelagat yang kurang baik
dari kerajaan tetangga.”
“Maksud Baginda?” tanya patih Pujanggeleng penasaran.
“Coba Kau menyamar jadi rakyat biasa,berbaurlah dengan
penduduk di pasar dan keramaian lainnya.”
Perintah itu dijalankan,maka patih Pujanggeleng mengerti
maksud raja. Ternyata ada penyusup dari kerajaan Lodoyo.
Mereka dalah prajurit pilihan yang menyamar sebagai pedagang
keliling. Patih Pujanggeleng yang juga mengadakan penyamaran
serupa akhirnya dapat mengorek keterangan secara halus apa
maksud kedatangan prajurit Lodoyo itu ke Bandarangin.
Prajurit Lodoyo merasa girang setelah mendapatkan
keterangan yang diperlukan. Ia bermaksud kembali ke Lodoyo.
Namun sebelum melewati perbatasan,anak buah patih
Pujanggeleng sudah mengepungnya,karena prajurit itu melawan

maka terpaksa para prajurit Bandarangin itu membunuhnya.
Patih Pujanggeleng menghadap raja Kelonoswandono.
“Apa yang Kau dapatkan?” tanya raja Kelonoswandono.

“Ada penyusup dari kerajaan Lodoyo yang ingin mengorek
keterangan tentang usaha baginda memenuhi persyaratan Dewi
Songgolangit. Raja Singobarong hendak merampas usaha baginda
dalam perjalanan menuju Kediri.”
“Kurang ajar!” sahut raja Kelonoswandono. “Jadi raja
Singobarong akan menggunakan cara licik untuk memperoleh
Dewi Songgolangit. Kalau begitu,kita hancurkan kerajaan Lodoyo.
Siapkan bala tentara kita.”
Sementara itu raja Singobarong yang menunggu laporan
dari prajurit mata-mata yang dikirim ke Bandarangin,nampak
gelisah. Ia segera memerintahkan patih Iderkolo menyusul ke
perbatasan. Sementara dia sendiri segera pergi ke Taman Sari. Di
taman sari ia tertidur. Karena tertidur,ia sama sekali tidak
mengetahui jika di luar istana pasukan Bandarangin sudah datang
menyerbu dan mengalahkan prajurit Lodoyo. Bahkan patih
Iderkolo yang dikirim ke perbatasan telah binasa lebih dahulu

karena berpapasan dengan pasukan Bandarangin.
Ketika peperangan itu sudah merembet ke dalam istana
dekat Taman Sari,barulah raja Singobarong terbangun karena
mendengar suara ribut-ribut.
“Hai…mengapa kalian ribut-ribut?” tanya raja Singobarong.
Tak ada jawaban,kecuali berkelebatnya bayangan seseorang.
Yang tak lain adalah raja Kelonoswandono. Raja Bandarangin itu
tahu-tahu sudah di hadapan raja Singobarong.
Raja Singobarong sangat terkejut dan bertanya,”Hai raja
Kelonoswandono,mau apa kau datang kemari?”
“Jangan pura-pura bodoh!” sahut raja Kelonoswandono.
“Bukankah kau hendak merampas usahaku dalam memenuhi
persyaratan Dewi Songgolangit?”
“Hem…jadi Kau sudah tahu!”sahut raja Singobarong dengan
penuh rasa malu.

“Ya…maka untuk itu aku datang menghukummu!” berkata
demikian raja Kelonoswandono mengeluarkan kesaktiannya.
Diarahkan ke bagian kepala raja Singobarong. Seketika kepala
Singobarong berubah. Burung merak yang bertengger di bahunya

tiba-tiba melekat jadi satu dengan kepalanya,sehingga raja
Singobarong berkepala dua.
Raja Singobarong marah bukan kepalang,ia mencabut
kerisnya dan meloncat menyerang raja Kelonoswandono. Raja
Kelonoswandono tak mau ketinggalan lagi,kini ia yang ganti
menyerang. Raja Kelonoswandono hampir saja kalah. Namun raja
Kelonoswandono segera bangkit berdiri dan melepas sabuk yang
melingkar di pinggangnya. Itulah cambuk sakti bernama
Samandiman. Begitu diayunkan…. Cambuk itu mengeluarkan
hawa panas dan suaranya seperti halilintar.
“Jedduarrrr……. “
Luar biasa. Begitu terkena cambuk Samandiman,tubuh raja
Singobarong
terpental,menggelepar-menggelepar
di
atas
tanah,kemudian tubuhnya mendadak lemah.
Dengan tertatih-tatih,raja Singobarong berusaha bangkit
berdiri. Ia masih mencoba melawan raja Kelonoswandono,namun
ia hanya mampu berdiri saja,tidak lagi punya kekuatan untuk

menyerang.
Raja Kelonoswandono datang mendekat,ia bersedekap
membaca mantra,lalu tangannya diacungkan ke arah raja
Singobarong. “Jadilah binatang berkepala dua!” demikian sabda
raja Kelonoswandono dengan suara keras.
Ajaib,tiba-tiba tubuh raja Singobarong berubah menjadi
binatang aneh,berkepala dua,yaitu kepala harimau dan kepala
merak. Ia tidak dapat berbicara,dan akalnya telah hilang.
Beberapa hari kemudian,raja Kelonoswandono mengirim
utusan yang memberitahukan raja Kediri bahwa ia segera datang
membawa persyaratan Dewi Songgolangit

Demikianlah,pada hari yang sudah ditentukan,datanglah
rombongan raja Kelonoswandono dengan kesenian reog sebagai
pengiring.
Raja Kelonoswandono datang dengan diiringi 144 ekor kuda
kembar,dengan suara gamelan dan gendang,dan terompet,yang
menimbulkan perpaduan suara aneh,merdu mendayu-ndayu.
Ditambah lagi dengan hadirnya seekor binatang berkepala dua
yang menari-nari liar namun indah dan menarik hati.

Semua orang yang menonton bersorak kegirangan,tanpa
terasa,mereka ikut menari dan berjingkrak-jingkrak kegirangan
mengikuti irama musik.
Demikianlah teman-teman,bapak ibu dewan juri,cerita
tentang asal usul reog ponorogo. Dewi Songgolangit akhirnya
menjadi permaisuri raja Kelono swandono dan diboyong ke
Bandarangin di Wengker. Wengker adalah nama lain dari
Ponorogo,sehingga di kemudian hari kesenian reog itu disebut
REOG PONOROGO. Tapi ini hanya sekedar dongeng,kebenaran
cerita kita serahkan pada kebijakan masing-masing untuk
menyikapinya. Tetapi yang pasti reog Ponorogo ini merupakan
salah satu kesenian andalan propinsi Jawa Timur. Di lumajang ini
masih sering kita jumpai kesenian reog ini,terutama pada acara
hajatan perkawinan,sunatan,selamatan desa,maupun acara
kesenian
kabupaten.
Tua
muda,bergembira
ria
apabila
menyaksikan kesenian ini. Terima kasih.