struktur kimia dan sifat sifat polimer

L/O/G/O

KIMIA POLIMER
RULIANI ANSAR
F1C1 12 031

Struktur Kimia dan
Sifat-sifat Polimer

Pokok Bahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Metode fabrikasi
Sifat Mekanik

Stabilitas panas
Daya nyala dan ketahanan nyala
Ketahanan kimia
Degradabilitas
Konduktivitas listrik
Bahan tambahan

1. Metode Fabrikasi
® Pada umumnya polimer dibentuk
dari tiga teknik dasar yaitu
pencetakan, ekstruksi atau
penuangan yang dikerjakan pada
suhu rendah dibandingkan untuk
membentuk baja, aluminium atau
kaca.
® Konduktifitas termal dari senyawa
polimer jelek dan lambat melebur
sehingga peralatan ban berjalan

Proses pencetakan dasar

a. Cetak
kompresi

Menggunakan panas dan tekanan untuk menekan polimer
cair yang dimasukkan antara permukaan-permukaan
cetakan berpasangan yang bergerak, menjadi bentuk
cetakan.

Proses pencetakan dasar
b. Cetak injeksi

Polimer leburan dibentuk ke dalam ruang cetakan
tertutup. Suatu ban berjalan digunakan untuk
mengumpan polimer kedalam cetakan. Cetak injeksi lebih
cepat dibandingkan cetak kompresi.

Cetak injeksi reaksi
(RIM)

Produk akhir dibuat langsung dari prekusor polimer berat

molekul rendah yang dicampur dengan cepat atau
diinjeksikan kedalam cetakan ketika rekasi polimerisasi
sedang berlangsung.

Cetak tiup

Tabung polimer (parison) ditiup dengan udara bertekanan
atau ditarik oleh vakum menjadi bentuk cetakan. Khusus
digunakan untuk botol-botol manufaktur.

Ekstruksi

® Ekstruksi melibatkan penekanan
yang kompak terhadap polimer
cair untuk memberikan objek
yang diinginkan.
® Serat (fiber) dibuat melalui
pemintalan yang mirip proses
ekstruksi.


Polimer dilewatkan ke
pelat berlubang sambil
ditekan. Pemintalan
dikerjakan baik dengan
polimer lebur
(pemintalan lebur)
dengan larutan polimer,
filamen-filamen
didinginkan dengan
cepat oleh udara dingin
dalam tangki proses.
Ketika dipakai larutan
polimer, pelarutnya
dihilangkan dalam tangki
proses oleh evaporasi
dengan panas

® Beberapa metode fabrikasi yang
lebih khusus yaitu
penggulungan filamen (filamen

winding) untuk membuat
komposit-komposit yang
diperkuat serat dan peniupan
(blowing) untuk membuat busa.

2. Sifat mekanik
Suatu polimer linier khas
yang memiliki unit ulang
seragam dan gugusgugus ujung berbeda.
Pada berat molekul
rendah, gugus-gugus
ujung secara signifikan
mempunyai kontribusi ke
seluruh struktur dan hal
ini dimanifestasikan
dalam sifat-sifat seperti
kerapatan, indeks
refraksi, dan absorpsi
spektroskopik yang
bervariasi dengan berat

molekul. Ketergantungan
pada berat molekul ini

Kekuatan tarik diukur dengan rumus :
Dimana : σ = tegangan
tarik
F = gaya
A = luas penampang
Sedangkan untuk perpanjangan tarik yaitu perubahan
panjang sampel dibagi dengan panjang awal.

Perbandingan tegangan terhadap perpanjangan
disebut modulus tarik E

kurva tegangan perpanjangan perbedaan antara
serat, plastik dan elastomer

Plastik dan serat sama-sama memperlihatkan gradien yang
curam tetapi serat bisa mempertahankan tegangan yang
lebih besar sebelum putus. Elastomer awalnya memiliki

modulus rendah tetapi sekali teregang modulusnya naik

Kurva umum tegangan tarik perpanjangan untuk
plastik seperti polietilena

Awalnya modulus tinggi hingga mencapai titik berdeformasi (yield),
sebelum mencapai titik tersebut perpanjangan dapat balik. Pada
titik tersebut juga diperlihatkan tegangan yang cukup untuk
membuat molekul-molekul terurai dan mengaliri satu sama lain,
dan perpanjangan lebih lanjut bersifat tidak dapat balik.

Jika suhu dinaikkan, modulus tersebut akan tetap tinggi
hingga dipuncak suhu transisi gelas, pada titik dimana
modulus turun dengan tajam.
Log E = skala modulus
Tg = suhu transisi gelas

Modulus yang sangat tinggi merupakan karakteristik dalam
keadaan gelas, tetapi akan menurun tajam saat molekul-molekul
memperoleh kebebasan gerak yang besar. Sampel ini tetap dalam

keadaan karet hingga suhu cukup tinggi untuk menimbulkan aliran.

Selain ketergantungan pada suhu, terdapat
dua sifat penting yang tergantung pada
waktu
1. Krip (aliran dingin) merupakan ukuran dari
perubahan perpanjangan ketika suatu
sampel polimer dikenai tegangan yang
konstan.
2. Relaksasi tegangan, mengacu pada
penurunan tegangan ketika suatu sampel
diperpanjang ke suatu ke perpanjangan
yang konstan

Tabel 1. sifat-sifat mekanik dari homopolimer umum

Sifat
Polimer

Polietilena, massa jenis

rendah
Polietilena, massa jenis tinggi
Polipropilena
Poli(vinil klorida)
Polistirena
Poli(metil metakrilat)
Politetrafluoroetilena
Nilon 66
Poli(etilena tereftalat)
Polikarbonat

Sifat-sifat tarik pada patah
Kekuatan
Modulus
Perpanjanga
(MPa)
(MPa)
n
(%)
8,3-31

172-283
100-650
22-31
1070-1090 10-1200
31-41
1170-1720 100-600
41-52
2410-4140 40-80
36-52
2280-3280 1,2-2,5
48-76
2240-3240 2-10
14-34
400-552
200-400
76-83
60-300
48-72
2760-4140 50-300
66

2380
110

Kekuatan
komprrensif
(MPa)

Kekuatan
fleksur
(MPa)

20-25
38-55
55-90
83-90
72-124
12
103
76-103
86

41-55
69-110
69-101
72-131
42-117
96-124
93

Kekuatan
impak
(N/cm)
Tidak patah
0,23-2,3
0,23-0,57
0,23-1,3
0,20-0,26
0,17-0,34
1,7
0,46-1,2
0,14-0,37
9,1

Tabel 2. sifat-sifat serat

Jenis serat
Alam
Kapas
Wol
Sintesis
Poliester
Nilon
Poliamida aromatik (aramid)
Polibenzimidazola
Polipropilena
Polietilena (kekuatan tinggi)
Anorganik
Gela
Baja

Keuletan
(N/teks)

Gaya berat
spesifik

0,26-0,44
0,09-0,15

1,50
1,30

0,35-0,53
0,40-0,71
1,80-2,0
0,27
0,44-0,79
2,65

1,38
1,14
1,44
1,43
0,90
0,95

0,53-0,66
0,31

2,56
7,7

ARIGATO