M.B3 Menganalisa Tipe dan Identifikasi B (1)

Drs. Sarsono M.Si

Oleh Kelompok 3 kelas B : Indah Puspitaningrum (R0012046)

Ira Pracinasari (R0012048)

Leny Narwati (R0012052)

Linda Vitriany (R0012054)

Mega Dwi Aprilia

(R0012056)

Mia Lukitawati (R0012058)

M. Raditya Yudistira (R0012060)

M. Mus’ab Majduddin (R0012062)

Noorwita S.

(R0012064)

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Tugas Manajemen B3/D3 Hiperkes & KK Kelas B/2013

BAB I PENDAHULUAN

Laboratorium kimia merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang berada di laboratorium kimia.

Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan, serta uji mutu atau quality control . Berbagai jenis laboratorium kimia telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan SMK), perguruan tinggi, industri dan jasa serta lembaga penelitian dan pengembangan. Karena perbedaan fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya berbeda pula dalam desain, fasilitas, teknik, dan penggunaan bahan. Walaupun demikian, apabila ditinjau dari aspek keselamatan kerja, laboratorium- laboratorium kimia mempunyai bahaya dasar yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya. Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya.

Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada para pengguna, maupun orang lain serta lingkungan di sekitarnya. Ini adalah tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja yang memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu terhadap peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja. Kedua faktor penting tersebut bergantung pada factor manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan di dalam laboratorium.

Saat mengelola bahan kimia laboratorium, tidak semua risiko bisa ditiadakan.Namun, keselamatan dan keamanan laboratorium ditingkatkan melalui penilaian risiko berdasarkan informasi dan pengelolaan risiko yang cermat. Pengelolaan masa pakai bahan kimia yang cermat tidak hanya meminimalkan risiko terhadap manusia dan lingkungan, tetapi juga mengurangi biaya.

Tujuan keamanan laboratorium adalah menciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains yang aman. Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan praktisi Tujuan keamanan laboratorium adalah menciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains yang aman. Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan praktisi

BAB II PEMBAHASAN & HASIL

2.1. PEMBAHASAN ANALISIS

Adapun hal- hal yang penting mengenai strategi penyimpanan zat dan bahan kimia di dalam laboratorium Lab Kimia FK UNS adalah sebagai berikut:

A. SUMBER-SUMBER KERUSAKAN BAHAN KIMIA

Tidak dapat dielakkan semua alat dan bahan lambat laun akan mengalami kerusakan karena dimakan usia, karena lamanya bahan- bahan tersebut, baik lama pemakaian maupun lama disimpan, atau disebabkan oleh keadaan lingkungan. Sumber-sumber kerusakan yang disebabkan keberadaan alat –alat dan bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya dapat digolongkan menjadi tujuh golongan, yaitu sebagai berikut:

1. Udara Udara mengandung oksigen dan uap air. Bahan-bahan kimia yang sifatnya higroskopis harus disimpan di dalam botol yang dapat ditutup rapat. Bahan-bahan kimia semacam ini jika menyimpannya tidak benar, maka akan berair, bahkan dapat berubah menjadi larutan. Bahan-bahan yang mudah dioksidasi, dengan adanya oksigen di udara akan mengalami oksidasi. Misalnya bahan kimia Kristal besi(II) sulfat yang berwarna hijau muda, akan segera berubah menjadi besi(III) sulfat kristal berwarna coklat muda. Hal itu terjadi bila botol tempat penyimpanan tidak segera ditutup atau tidak rapat menutupnya.

2. Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya Usahakan semua bahan kimia dalam keadaan kering. Tempatkan bahan dalam tempat

yang kering. Bahan mudah rusak bila dibiarkan dalam keadaan basah. Bahan-bahan kimia harus disimpan dalam tempat yang kering. Apalagi bahan kimia yang reaktif terhadap air. Logam-logam seperti Na, K, dan Ca bereaksi dengan air menghasilkan gas H2 yang langsung terbakar oleh panas reaksi yang terbentuk. Zat-zat lain yang bereaksi dengan air secara hebat, seperti asam sulfat pekat, logam halideanhidrat, oksida non logam halide harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering dan bebas kebocoran di waktu hujan. Kebakaran akibat zat-zat di atas tak dapat dipadamkan dengan penyiraman air. Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat dari air. Asam yang sifatnya gas gas, misalnya asam klorida lebih ganas lagi. Sebab bersama udara akan mudah berpindah dari tempat asalnya. Cara yang paling baik adalah dengan mengisolir asam itu sendiri, misalnya yang kering. Bahan mudah rusak bila dibiarkan dalam keadaan basah. Bahan-bahan kimia harus disimpan dalam tempat yang kering. Apalagi bahan kimia yang reaktif terhadap air. Logam-logam seperti Na, K, dan Ca bereaksi dengan air menghasilkan gas H2 yang langsung terbakar oleh panas reaksi yang terbentuk. Zat-zat lain yang bereaksi dengan air secara hebat, seperti asam sulfat pekat, logam halideanhidrat, oksida non logam halide harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering dan bebas kebocoran di waktu hujan. Kebakaran akibat zat-zat di atas tak dapat dipadamkan dengan penyiraman air. Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat dari air. Asam yang sifatnya gas gas, misalnya asam klorida lebih ganas lagi. Sebab bersama udara akan mudah berpindah dari tempat asalnya. Cara yang paling baik adalah dengan mengisolir asam itu sendiri, misalnya

3. Mekanik Bahan-bahan kimia yang harus dahindarkan dari benturan maupun tekanan yang besar

adalah bahan kimia yang mudah meledak, seperti ammonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluene (TNT).

4. Sinar Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan kimia.

Sebagai contoh larutan kalium permanganat, apabila terkena sinar UV akan mengalami reduksi, sehingga akan merubah sifat larutan itu. Oleh karena itu untuk menyimpan larutan kalium permanganat dianjurkan menggunakan botol yang berwarna coklat. Kristal perak nitrat juga akan rusak jika terkena sinar UV, oleh sebab itu dalam penyimpanan harus dihindarkan dari pengaruh sinar UV. Alat-alat sebaiknya juga dihindarkan terkena sinar matahari secara langsung, sehingga dianjurkan untuk memasang tirai-tirai pada jendela laboratorium.

5. Api Api/kebakaran dapat terjadi bila tiga komponen berada bersama-sama pada suatu saat,

dikenal dengan “segitiga api” Ketiga komponen itu ialah:

a. Adanya bahan bakar (bahan yang dapat dibakar)

b. Adanya panas yang cukup tinggi, yang dapat mengubah bahan baker menjadi uap yang dapat terbakar (mencapai titik bakarnya)

c. Adanya oksigen (di udara, di sekitar kita) Maka pada saat yang demikian itulah, oksigen yang mudah bereaksi dengan bahan bakar yang berupa uap yang sudah mencapai titik bakarnya akan menghasilkan api. Api inilah yang selanjutnya dapat mengakibatkan kebakaran. Maka untuk menghindari terjadinya kebakaran haruslah salah satu dari komponen segitiga api tersebut harus ditiadakan. Cara termudah ialah menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang dingin, sehingga tidak mudah naik temperaturnya dan tidak mudah berubah menjadi uap yang mencapai titik bakarnya.

6. Sifat bahan kimia itu sendiri Bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-masing. Misalnya asam sangat

mudah bereaksi dengan basa. Reaksi-reaksi kimia dapat berjalan dari yang sangat lambat hingga ke yang spontan. Reaksi yang spontan biasanya menimbulkan panas yang tinggi dan mudah bereaksi dengan basa. Reaksi-reaksi kimia dapat berjalan dari yang sangat lambat hingga ke yang spontan. Reaksi yang spontan biasanya menimbulkan panas yang tinggi dan

B. PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

Mengingat bahwa sering terjadi kebakaran, ledakan, atau bocornya bahan-bahan kimia beracun dalam gudang, maka dalam penyimpanan bahan-bahan kimia selain memperhatikan ketujuh sumber-sumber kerusakan di atas juga perlu diperhatikan factor lain, yaitu:

a. Interaksi bahan kimia dengan wadahnya., bahan kimia dapat berinteraksi dengan wadahnya dan dapat mengakibatkan kebocoran.

b. Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracun Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas , beberapa syarat penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut:

1. Bahan beracun Banyak bahan-bahan kimia yang beracun. Yang paling keras dan sering dijumpai di

laboratorium sekolah antara lain: sublimate (HgCl 2 ), persenyawaan sianida, arsen, gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas. Syarat penyimpanan:

1. ruangan dingin dan berventilasi

2. jauh dari bahaya kebakaran

3. dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi

4. kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan

5. disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan

2. Bahan korosif Contoh bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini

dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun. Syarat penyimpanan:

1. ruangan dingin dan berventilasi

2. wadah tertutup dan beretiket

3. dipisahkan dari zat-zat beracun.

3. Bahan mudah terbakar

Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika kena udara, kena benda panas, kena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH3), alkil logam, boran (BH3) misalnya akan terbakar sendiri jika kena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi mudahnya terbakar, cairan organic dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu:

a) Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4oC, misalnya karbon disulfida (CS2), eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6, aseton (CH3COCH3).

b) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4oC - 21oC, misalnya etanol (C2H5OH), methanol (CH3OH).

c) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC – 93,5oC, misalnya kerosin (minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak baker. Syarat penyimpanan:

a) temperatur dingin dan berventilasi

b) jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok

c) tersedia alat pemadam kebakaran

4. Bahan mudah meledak Contoh bahan kimia mudah meledak antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT. Syarat penyimpanan:

1. ruangan dingin dan berventilasi

2. jauhkan dari panas dan api

3. hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis Banyak reaksi eksoterm antara gas-gas dan serbuk zat-zat padat yang dapat meledak

dengan dahsyat. Kecepatan reaksi zat-zat seperti ini sangat tergantung pada komposisi dan bentuk dari campurannya. Kombinasi zat-zat yang sering meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan misalnya:

1. natrium (Na) atau kalium (K) dengan air

2. ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air

3. kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)

4. nitrat dengan eter

5. peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)

6. klorat dengan asam sulfat

7. asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain

8. halogen dengan amoniak

9. merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)

10. Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat

5. Bahan Oksidator Contoh: perklorat, permanganat, peroksida organic Syarat penyimpanan:

1. temperatur ruangan dingin dan berventilasi

2. jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok

3. jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6. Bahan reaktif terhadap air Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida. Syarat penyimpanan:

1. temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi

2. jauh dari sumber nyala api atau panas

3. bangunan kedap air

4. disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder )

7. Bahan reaktif terhadap asam Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida. Syarat penyimpanan:

1. ruangan dingin dan berventilasi

2. jauhkan dari sumber api, panas, dan asam

3. ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong- kantong hydrogen disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

8. Gas bertekanan Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder. Syarat penyimpanan:

1. disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat

2. ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari

3. jauh dari api dan panas

4. jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah lamanya

waktu pentimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan olefin akan membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama disimpan akan semakin besar waktu pentimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan olefin akan membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama disimpan akan semakin besar

Penyimpanan Bahan Kimia

Panduan umum saat menyimpan bahan kimia dan peralatan bahan kimia:

1. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.

2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.

3. Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik yang bisa menampung cairan jika wadah rusak. Tindakan pencegahan ini utamanya penting di kawasan yang rawan gempa bumi atau kondisi cuaca ekstrem lainnya.

4. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari. Jika terdapat sprinkler, jaga jarak bebas minimal 18 inci dari kepala sprinkler.

5. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki (~1,5 m).

6. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.

7. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan.

8. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol inventaris.

9. Hindari menyimpan bahan kimia pada tudung asap kimia, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan.

10. Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada lemari berventilasi. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan.

11. Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar yang disetujui.

12. Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari langsung.

13. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad. Lihat Gambar di bawah ini untuk mendapatkan gambaran metode pengodean warna untuk penyusunan bahan kimia.

14. Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai.

15. Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab lainnya di atas kepada satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan. Kaji tanggung jawab ini minimal setiap tahun

Wadah dan Peralatan

Panduan khusus di bawah ini tentang wadah dan peralatan yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia.

1. Gunakan perangkat pengaman sekunder, seperti wadah pengaman (overpack), untuk menampung bahan jika wadah utama pecah atau bocor.

2. Gunakan baki penyimpanan yang tahan korosi sebagai perangkat pengaman sekunder untuk tumpahan, kebocoran, tetesan, atau cucuran. Wadah polipropilena sesuai untuk sebagian besar tujuan penyimpanan.

3. Sediakan lemari berventilasi di bawah tudung asap kimia untuk menyimpan bahan berbahaya.

4. Segel wadah untuk meminimalkan terlepasnya uap yang korosif, mudah terbakar, atau beracun.

Penyimpanan Dingin

Penyimpanan bahan kimia, biologis dan radioaktif yang aman di dalam lemari es, ruangan yang dingin, atau freezer memerlukan pelabelan dan penataan yang baik. Manajer laboratorium menugaskan tanggung jawab untuk menjaga unit-unit ini agar aman, bersih, dan tertata, serta mengawasi pengoperasiannya yang benar. Ikuti panduan penyimpanan dingin ini:

1. Gunakan lemari penyimpanan bahan kimia hanya untuk menyimpan bahan kimia. Gunakan pita dan penanda tahan air untuk memberi label lemari es dan freezer laboratorium. Lihat Tanda pada Toolkit yang disertakan untuk mengetahui contoh label penyimpanan dingin.

2. Jangan menyimpan bahan kimia yang mudah terbakar dalam lemari es, kecuali penyimpanan bahan tersebut disetujui. Jika penyimpanan dalam lemari es diperlukan di dalam ruang penyimpanan bahan yang mudah terbakar, pilih lemari es tahan-ledakan. Jangan menyimpan oksidator atau bahan yang sangat reaktif dalam unit yang sama dengan bahan yang mudah terbakar.

3. Semua wadah harus tertutup dan stabil. Perangkat pengaman sekunder, seperti baki plastik, penting untuk labu laboratorium kimia dan disarankan untuk semua wadah.

4. Labeli semua bahan dalam lemari es dengan isi, pemilik, tanggal perolehan atau penyiapan, dan sifat potensi bahayanya.

5. Tata isi berdasarkan pemilik, namun pisahkan bahan yang tidak sesuai. Tata isi dengan memberi label pada rak dan tempelkan skema penataan di luar unit.

6. Setiap tahun, kaji semua isi dari masing-masing unit penyimpanan dingin. Buang semua bahan tidak berlabel, tidak diketahui, atau tidak diinginkan, termasuk bahan yang dimiliki oleh pegawai yang telah meninggalkan laboratorium.

Penyimpanan Cairan yang Mudah Terbakar dan Gampang Menyala

Cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala di laboratorium hanya boleh tersedia dalam jumlah terbatas. Jumlah yang diperbolehkan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk:

a. konstruksi laboratorium;

b. jumlah zona api dalam gedung;

c. tingkat lantai tempat laboratorium berlokasi;

d. sistem pelindungan api yang dibangun dalam laboratorium;

e. adanya lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar atau kaleng keselamatan; dan jenis laboratorium (yaitu, pendidikan atau penelitian dan pengembangan).

Ikuti panduan ini untuk menyimpan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala:

1. Jika tempatnya memungkinkan, simpan cairan yang gampang menyala dalam lemari penyimpanan bahan yang mudah terbakar.

2. Simpan cairan gampang menyala di dalam wadah aslinya (atau wadah lain yang disetujui) atau dalam kaleng keselamatan. Jika memungkinkan, simpan cairan yang mudah terbakar yang berjumlah lebih dari 1 L dalam kaleng keselamatan.

3. Simpan 55 galon (~208-L) drum cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dalam ruang penyimpanan khusus untuk cairan yang mudah terbakar.

4. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari bahan oksidasi kuat, seperti asam nitrat atau kromat, permanganat, klorat, perklorat, dan peroksida.

5. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari sumber penyulutan. Ingat bahwa banyak uap yang mudah terbakar lebih berat dibandingkan udara dan dapat menuju ke sumber penyulutan.

Penyimpanan Zat yang Sangat Reaktif

Periksa undang-undang gedung dan kebakaran internasional, regional, atau lokal untuk menentukan jumlah maksimal bahan kimia yang sangat reaktif yang dapat disimpan di dalam laboratorium. Ikuti panduan umum di bawah ini saat menyimpan zat yang sangat reaktif.

1. Pertimbangkan persyaratan penyimpanan setiap bahan kimia yang sangat reaktif sebelum membawanya ke dalam laboratorium.

2. Baca MSDS atau literatur lainnya dalam mengambil keputusan tentang penyimpanan bahan kimia yang sangat reaktif.

3. Bawa bahan sejumlah yang diperlukan ke dalam laboratorium untuk tujuan jangka pendek (hingga persediaan 6 bulan, tergantung pada bahannya).

4. Pastikan memberi label, tanggal, dan mencatat dalam inventaris semua bahan yang sangat reaktif segera setelah bahan diterima. Lihat Tanda pada Toolkit yang disertakan untuk mengetahui contoh label untuk zat yang sangat reaktif.

5. Jangan membuka wadah bahan yang sangat reaktif yang telah melebihi tanggal kedaluwarsanya. Hubungi koordinator limbah berbahaya di lembaga Anda untuk mendapatkan instruksi khusus.

6. Jangan membuka peroksida organik cair atau pembentuk peroksida jika ada kristal atau endapan. Hubungi CSSO Anda untuk mendapatkan instruksi khusus.

7. Untuk masing-masing bahan kimia yang sangat reaktif, tentukan tanggal pengkajian untuk mengevaluasi kembali kebutuhan dan kondisi dan untuk membuang (atau mendaur ulang) bahan yang terurai dari waktu ke waktu.

8. Pisahkan bahan berikut: § agen pengoksidasi dengan agen pereduksi dan bahan mudah terbakar; § bahan reduksi kuat dengan substrat yang mudah direduksi; § senyawa piroforik dengan bahan yang mudah terbakar; dan § asam perklorik dengan bahan reduksi.

9. Simpan cairan yang sangat reaktif di baki yang cukup besar untuk menampung isi botol.

10. Simpan botol asam perklorik dalam baki kaca atau keramik.

11. Jauhkan bahan yang dapat diubah menjadi peroksida dari panas dan cahaya.

12. Simpan bahan yang bereaksi aktif dengan air sejauh mungkin dari kemungkinan kontak dengan air.

13. Simpan bahan yang tidak stabil karena panas dalam lemari es. Gunakan lemari es dengan fi tur keselamatan ini:

a. semua kontrol yang menghasilkan percikan di bagian luar;

b. pintu terkunci magnetik;

c. alarm yang memperingatkan jika suhu terlalu tinggi; dan

d. suplai daya cadangan.

14. Simpan peroksida organik cair pada suhu terendah yang mungkin sesuai dengan daya larut atau titik beku. Peroksida cair sangat sensitif selama perubahan fase. Ikuti panduan pabrik untuk penyimpanan bahan yang sangat berbahaya ini.

15. Lakukan inspeksi dan uji bahan kimia pembentuk peroksida secara periodik dan beri bahan label akuisisi dan tanggal kedaluwarsa. Buang bahan kimia yang kedaluwarsa.

16. Simpan bahan yang sangat sensitif atau simpan lebih banyak bahan eksplosif dalam kotak anti ledakan.

17. Batasi akses ke fasilitas penyimpanan.

Penyimpanan Bahan yang Sangat Beracun

Lakukan tindakan pencegahan berikut saat menyimpan karsinogen, toksin reproduktif, dan bahan kimia dengan tingkat toksisitas akut tinggi.

1. Simpan bahan kimia yang diketahui sangat beracun dalam penyimpanan berventilasi dalam perangkat pengaman sekunder yang resisten secara kimia dan anti pecah.

2. Jaga jumlah bahan pada tingkat kerja minimal.

3. Beri label area penyimpanan dengan tanda peringatan yang sesuai.

4. Batasi akses ke area penyimpanan.

5. Pelihara inventaris untuk semua bahan kimia yang sangat beracun

C. MANAJEMEN BAHAN KIMIA DAN PENYIMPANANNYA DI GUDANG LABORATORIUM

Untuk memenuhi kriteria laboratorium yang sehat maka pengelolaan inventori bahan kimia diupaykan senantiasa terkendali dalam aspek kualitas yaitu mutu bahan kimia harus memenuhi spesifikasi standard yang diperlukan, aspek kuantitas yaitu jumlah yang akan dibeli harus sesuai dengan kebutuhan dan dengan mempertimbangkan bahwa kepemilikan dalam jumlah besar juga memiliki konsekwensi menanggung biaya kelola Untuk memenuhi kriteria laboratorium yang sehat maka pengelolaan inventori bahan kimia diupaykan senantiasa terkendali dalam aspek kualitas yaitu mutu bahan kimia harus memenuhi spesifikasi standard yang diperlukan, aspek kuantitas yaitu jumlah yang akan dibeli harus sesuai dengan kebutuhan dan dengan mempertimbangkan bahwa kepemilikan dalam jumlah besar juga memiliki konsekwensi menanggung biaya kelola

Bahan kimia yang baik harus memenuhi beberapa ketentuan umum yaitu :

a. Mudah diperoleh yaitu proses pengadaan bahan kimia tidak berbelit serta waktu kedatangan atau tiba di gudang dalam waktu singkat.

b. Konsep siap saji ( just in time ) merupakan pedoman yang menjadi kebutuhan terhadap pengadaan bahan kimia saat ini dimana selang waktu yang terlampau lama menyebabkan terjadinya permasalahan terhadap waktu pakai ( expire date ) dari beberapa bahan kimia tertentu.

c. Mudah untuk disubsitusi yaitu bahan kimia yang dibeli memiliki beberapa alternatif nama dagang sehingga bukan merupakan monopoli dari pabrik tertentu.

d. Aman terhadap proses penanganan ( handling)

e. Memiliki label atau identifikasi yang jelas tentang sifat dan karakteristik bahan kimia.

f. Kemasan mampu untuk melindungi kualitas bahan terhadap perubahan kondisi lingkungan sehingga apabila terjadi variasi perubahan suhu tidak berpengaruh terhadap komposisi bahan kimia.

g. Suhu penyimpanan yang dipersyaratkan mendekati suhu kamar (ambien) di Indonesia. Apabila merupakan bahan kimia Berbahaya dan Beracun (B3) maka identifikasi MSDS harus senantiasa diikutsertakan disertai sertifikat keaslian produk dari pabrik pembuat. Penyimpanan bahan kimia juga memiliki beberapa aturan dasar yang menjadi pedoman bagi laboratorium untuk memelihara aspek safety dalam hal penyimpanan bahan kimia di gudang melalui segregasi, yaitu :

a) Bahan kimia bersifat korosif (asam kuat atau basa kuat);

b) Bahan kimia bersifat mudah terbakar ( flamable );

c) Bahan kimia mudah bereaksi ( reactive )

d) Bahan kimia racun ( toxic ). Penyimpanan bahan kimia di gudang adalah pengetahuan tentang ketidaksesuaian ( incompatible ) antara bahan kimia yang satu dengan yang lain. Tabel berikut menyatakan ketidaksesuaian antara bahan kimia yang satu dengan yang lain dan dipergunakan sebagai dasar pengaturan penyimpanan bahan kimia di gudang.

Bahan padatan lebih sulit bereaksi dibandingan dengan cairan karena kecepatan reaksi dengan bahan lain rendah (dalam kondisi kering) oleh karena itu dapat disusun

a. Sulfida harus dipisahkan jauh dengan asam

b. Senyawa sianida harus dipisahkan terhadap asam, terutama bentuk larutan asam b. Senyawa sianida harus dipisahkan terhadap asam, terutama bentuk larutan asam

a. Pisahkan antara asam organik dengan asam anorganik seperti asam asetat dengan asam nitrat.

b. Pisahkan secara tersendiri asam perklorat (perchloric acid); Cairan mudah terbakar, lebih dari 10 gallon cairan harus disimpan didalam lemari safety atau dalam drum safety.

c. Khusus untuk bahan-bahan yang termasuk Oksidator dilakukan pengelolaanya sebagai berikut:

1) Jauhkan dari asam, basa, organik dan logam

2) Simpan ditempat dingin Akumulasi penyimpanan limbah dan bahan kimia kadaluarsa dilakukan dengan :

a) Sedapat mungkin menyimpan cairan limbah bahan kimia dengan tingkat kesesuaiannya ( compability ).

b) Jangan menumpuk lebih dari 55 gallon limbah cair bahan kimia ini,seperempat jumlah dari daftar bahan kimia berbahaya (daftar P) Bahan yang termasuk katagori Logam, dilakukan sesuai jenisnya :

a) Logam reaktif (misalnya potasium, sodium) dan semua logam dalam bentuk serbuk harus disimpan didalam lemari khusus anti nyala ( flamable cabinet ).

b) Logam air raksa (mercury) harus disimpan di kontainer yang tidak mudah pecah dengan diletakkan didalam almari khusus.

UNTUK SETIAP LABORATORIUM

D. BAHAN

Bahan kimia ramah lingkungan merupakan falsafah perancangan produk dan proses yang mengurangi atau meniadakan penggunaan dan terciptanya bahan berbahaya. Dua belas prinsip bahan kimia ramah lingkungan dalam daftar berikut bisa diterapkan ke semua laboratorium dan digunakan sebagai panduan untuk merancang dan melaksanakan eksperimen yang bijak. Beberapa dari strategi ini dibahas secara terperinci dalam bagian berikut.

1. Mencegah Limbah

Pengurangan bahan yang digunakan di setiap langkah eksperimen penting untuk pencegahan limbah, serta untuk keselamatan dan keamanan laboratorium. Untuk mencegah limbah, ikuti strategi berikut:

1. Pikirkan cara penggunaan produk reaksi dan buat sejumlah keperluan saja.

2. Pikirkan biaya pembuatan dan penyimpanan bahan yang tidak dibutuhkan.

Dua belas prinsip bahan kimia ramah lingkungan

1. Cegah limbah. Rancang sintesis kimia yang tidak menyisakan limbah apa pun yang harus diolah atau dibersihkan.

2. Rancang bahan kimia dan produk yang lebih aman. Rancang produk kimia yang sangat efektif, namun hanya mengandung sedikit racun atau tidak sama sekali.

3. Rancang sintesis bahan kimia yang tidak terlalu berbahaya. Rancang sintesis untuk menggunakan dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak beracun sama sekali bagi manusia dan lingkungan.

4. Gunakan bahan mentah yang dapat diperbarui. Hindari menghabiskan bahan mentah dan bahan mentah untuk industri. Bahan mentah untuk industri yang dapat diperbarui dibuat dari produk pertanian atau limbah dari proses lainnya. Bahan mentah untuk industri yang tidak dapat diperbarui ditambang atau terbuat dari bahan bakar fosil (yaitu, minyak tanah, gas alam, batu bara).

5. Gunakan katalis, bukan reagen stoikiometrik. Katalis digunakan dalam jumlah kecil dan dapat melakukan reaksi tunggal beberapa kali. Katalis tersebut sebaiknya reagen stoikiometrik, yang digunakan dalam jumlah berlebihan dan hanya bekerja sekali.

6. Hindari derivatif kimia. Derivatif menggunakan reagen tambahan dan menghasilkan limbah. Hindari menggunakan kelompok penghambat atau pelindung atau modifi kasi apa pun.

7. Maksimalkan ekonomi atom. Rancang sintesis sehingga produk akhir mengandung proporsi maksimal bahan awal. Hanya boleh ada sedikit, jika ada, atom yang terbuang.

8. Gunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman. Hindari menggunakan pelarut, bahan pemisah, atau bahan kimia tambahan lainnya. Jika bahan ini diperlukan, gunakan bahan kimia yang tidak berbahaya.

9. Tingkatkan efi siensi energi. Jalankan reaksi kimia pada suhu ruang dan tekanan bila memungkinkan.

10. Rancang bahan kimia dan produk agar terurai setelah digunakan. Produk kimia yang terurai menjadi zat yang tidak berbahaya setelah digunakan tidak berakumulasi di lingkungan.

11. Analisis langsung (dalam waktu nyata) untuk menghindari polusi. Sertakan pemantauan dan kendali langsung (waktu nyata) dalam proses selama sintesis untuk membatasi atau menghilangkan pembentukan produk sampingan.

12. Batasi potensi terjadinya kecelakaan. Rancang bahan kimia dan bentuknya (padat, cair, atau gas) untuk meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan akibat bahan kimia, termasuk ledakan, kebakaran, dan pelepasan ke lingkungan.

2. Menggunakan Pekerjaan Berskala Mikro

Metode pengurangan bahaya yang berhasil adalah melakukan reaksi kimia dan prosedur laboratorium lainnya dalam skala yang lebih kecil, atau berskala mikro. Dalam bahan kimia berskala mikro, jumlah bahan yang digunakan dikurangi menjadi 25 hingga

100 mg untuk zat padat dan 100 hingga 200 μL untuk cairan, dibandingkan jumlah biasa, yaitu 10 hingga 50 g untuk zat padat atau 100 hingga 500 mL untuk cairan. Penggunaan tingkat skala mikro menghemat berton-ton limbah dan jutaan dolar. Di samping itu, pekerjaan berskala mikro mengurangi bahaya kebakaran dan kemungkinan terjadinya kecelakaan serta tingkat keparahan kecelakaan yang memaparkan pegawai pada bahan kimia berbahaya.

3. Menggunakan Pelarut dan Bahan Lainnya yang Lebih Aman

Laboratorium lebih aman dan terjamin jika mereka mengganti dengan bahan kimia yang tidak berbahaya, atau kurang berbahaya bila memungkinkan. Pertimbangkan jalur sintetik dan prosedur alternatif untuk melakukan campuran reaksi. Ajukan pertanyaan berikut saat memilih bahan reagen atau pelarut untuk prosedur eksperimen:

§ Bisakah kita mengganti bahan ini dengan bahan lain yang memiliki potensi bahaya lebih kecil bagi pelaku eksperimen dan lainnya? § Bisakah kita mengganti bahan ini dengan bahan yang mengurangi atau meniadakan limbah berbahaya serta biaya pembuangannya? § Saat memilih pelarut organik, pertimbangkan beberapa faktor penting:

b. Hindari pelarut yang terdaftar sebagai toksin produktif, polutan udara berbahaya, atau karsinogen tertentu.

c. Pilih pelarut dengan nilai ambang batas yang relatif tinggi (TLV).

d. Pelarut pengganti yang paling baik memenuhi kondisi berikut. Pelarut juga memiliki sifat fi sio-kimia (misalnya, titik didih, titik nyala, konstanta dielektrik) yang mirip d. Pelarut pengganti yang paling baik memenuhi kondisi berikut. Pelarut juga memiliki sifat fi sio-kimia (misalnya, titik didih, titik nyala, konstanta dielektrik) yang mirip

4. Inventaris dan Pelacakan Bahan Kimia

Semua laboratorium harus mencatat semua inventaris bahan kimia yang dimilikinya secara akurat. Inventaris adalah catatan, biasanya dalam bentuk basis-data, bahan kimia dalam laboratorium dan informasi penting tentang pengelolaannya yang tepat. Inventaris yang dikelola dengan baik meliputi bahan kimia yang didapat dari sumber komersial dan yang dibuat di laboratorium, juga lokasi penyimpanan untuk setiap wadah masing-masing bahan kimia. Inventaris membantu dalam pemesanan, penyimpanan, penanganan, dan pembuangan bahan kimia, juga perencanaan darurat.

2.2. HASIL

1. Asam Nitrat 65%

Produk Informasi

Flac. Plastik dibungkus. 2,5 L

E. Merck, 64271 Darmstadt, Germany

Data kimia dan fisika

Kelarutan (20 ° C) larut dalam air

Titik lebur

-32 ° C

Kepadatan 3 1,39 g / cm (20 ° C) PH

(H 2 O, 20 ° C) asam kuat

Mendidih

121 ° C (1013 hPa)

Tekanan uap 9,4 hPa (20 ° C)

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

H272: Dapat memperhebat api, . Hazard Pernyataan (s) H290: Dapat merusak logam . H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata. P280: Pakailah sarung tangan pelindung / pelindung pakaian / peralatan untuk pelindung mata / perlindungan wajah.

Precautionary P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Bilas mulut. JANGAN Statement (s)

memancing muntah. . P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati memancing muntah. . P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati

Signal Word

Bahaya

Hazard Pictogram (s)

Penyimpanan Kelas

5.1B Berbahaya oksidasi

WGK

WGK 1 agak air

Informasi Keselamatan

R-phrases

R 35 Mengakibatkan luka bakar yang parah. S 26-36/37/39-45 Dalam kasus terjadi kontak dengan mata, segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis pakaian pelindung yang cocok,

Kalimat S sarung tangan dan pelindung mata aparat / wajah kecelakaan atau

sakit , segera dapatkan bantuan medis (jika acara yang mungkin label ini).

Hazard karakteristik korosif Hazard Symbol

Korosif

2. Acide Sulfurique 95-97%

Botol kaca 2,5 L

Hill) Rumus kimia

H 2 SO 4

Merk

E. Merck, 64271 Darmstadt, Germany

Nomor EC

231-639-5

Massa molar

98.08 g / mol

Nomor

016-020-00-8

indeksEC Kode

Data kimia dan fisika

Kelarutan dalam air (20 ° C) larut (attention! Panas) Titik lebur

-20 ° C Massa molar

98.08 g / mol

Kepadatan 3 1.84 g / cm (20 ° C) PH

0.3 (49 g / l, H 2 O, 25 ° C)

Mendidih 335 ° C Tekanan uap

0.0001 hPa (20 ° C)

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

H290: Dapat merusak logam.

Hazard Pernyataan (s) H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata.

P280: Pakailah sarung tangan pelindung / pelindung pakaian / peralatan untuk pelindung mata / perlindungan wajah. P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Bilas mulut. JANGAN memancing muntah .

Precautionary P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati Statement (s) dengan air selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika pintu

korban dan jika mereka dapat dengan mudah dihapus. Terus bilas. P309 + P310: Jika terpapar atau Anda merasa tidak sehat: Telponlah ke PUSAT RACUN atau dokter.

Signal Word

Bahaya

Hazard Pictogram (s) RTECS WS5600000

Penyimpanan Kelas

8B Berbahaya korosif, non-mudah terbakar

WGK

WGK 1 agak air

12 Asam anorganik dan anhidrida pertama-tama harus diencerkan atau dihidrolisa dengan diaduk hati-hati ke dalam air es. Kemudian dinetralkan dengan larutan natrium hidroksida (Item No 105.587)

Pembuangan (sarung tangan, lemari uap!). Sebelum ditempatkan di dalam kategori

D, periksa pH dengan indikator pH universal (Item No 109535). Sambil diaduk cepat, oleum ditambahkan tetes demi tetes dengan hati-hati dalam asam sulfat 40% (pasal 109 286). Selalu menjaga siap D, periksa pH dengan indikator pH universal (Item No 109535). Sambil diaduk cepat, oleum ditambahkan tetes demi tetes dengan hati-hati dalam asam sulfat 40% (pasal 109 286). Selalu menjaga siap

Informasi Keselamatan

R 35

R-phrases

Mengakibatkan luka bakar yang parah. S 26-30-45

Dalam kasus terjadi kontak dengan mata, segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan spécialiste.Ne pernah menuangkan

Kalimat S produit.En air ini terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak enak

badan, segera dapatkan bantuan medis (jika mungkin tunjukkan label).

Hazard karakteristik korosif Hazard Symbol

Korosif

3. Ammoniumoxalat Produk Informasi

Botol plastik 1 kg

Data kimia dan fisika

Kelas

ACS, Reag. Ph Eur

Sinonim

Asam oksalat-garam amonium

Rumus

C 2 H 8 N 2 O 4 *H 2 O

Rumus kimia

(NH 4) 2 C 2 O 4 *H 2 O

Merk

E. Merck Darmstadt

Nomor EC

214-202-3

Massa molar

142,11 g / mol

Nomor indeks 607-007-00-3

EC EC

anhydrat)

Titik lebur

70 ° C (penguraian)

Massa molar

142,11 g / mol

Kepadatan 3 1,50 g / cm (20 ° C) Bulk density 3 480 kg / m

pH

6.3 (50 g / l, H 2 O, 25 ° C) Tekanan uap

(20 ° C)

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

Hazard Pernyataan H302 + H312: Berbahaya jika tertelan atau kontak kulit (s)

Precautionary

P302 + P352: JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan sabun dan air.

Statement (s) Kata Sinyal Perhatian

Hazard Pictogram

Penyimpanan

10 - 13 Cairan dan padatan lain Kelas

WGK WGK 1 agak berbahaya untuk air

3 Reagen organik yang relatif tidak aktif harus dikumpulkan masuk Kategori A.

Pembuangan Jika terhalogenasi, harus ditempatkan dalam Kategori B. Untuk residu padat

gunakan Kategori C.

Keselamatan

R 21/22 Frasa Berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit dan jika tertelan.

S 24/25 Frase S Hindari kontak dengan mata dan kulit.

Bahaya kurang sehat Simbul

Berbahaya

4. Chloroform

Botol kaca 2.5 L

Informasi produk

Trichloromethane, TCM, Methane

Synonyms

trichloride, Methyl trichloride

Rumus kimia

CHCl 3

Merk

E. Merck, 64271 Darmstadt,Germany

Nomor EC

200-663-8

Massa molar

119.38 g/mol

Nomor indeks EC 602-006-00-4 Kode

K24409345 745

Data kimia dan fisika

Kelarutan di dalam

8 g/l (20 °C) air Kosentrasi

1027 g/m 3 jenuh

(20 °C) Udara (udara)

Titik leleh -63 °C Massa

119.38 g/mol molar

Densitas 1.47 g/cm 3 (20 °C) Titik didih 61 °C (1013 hPa)

Tekanan 211 hPa (20 °C) uap

Angka

2.5 evaporasi

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

H351: Diduga menyebabkan kangker. H302: Berbahaya jika tertelan.

Hazard Statement(s) H373: Dapat menyebabkan kerusakan organ-organ melalui eksposur

yang lama atau berulang-ulang. H315: Menyebabkan gangguan pada kulit. P302 + P352: JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan banyak sabun

Precautionary

dan air.

Statement(s) P314: Mintalah bantuan medis bila anda merasa tidak sehat.

Signal Word

Peringatan

Hazard Pictogram(s)

RTECS

FS9100000

6.1 D Tidak mudah terbakar, toksisitas akut kat. 3 / beracun atau Kelas penyimpanan

bahan dengan efek kronis

WGK

WGK 3 sangat berbahaya untuk air 3Reagen organik yang relatif tidak aktif harus dikumpulkan dalam

Disposal kategori A. Jika terhalogenasi, harus ditempatkan dalam Kategori B. Untuk residu padat gunakan Kategori C.

Informasi keselamatan kerja

R 22-38-40-48/20/22 Berbahaya jika tertelan.Mengiristasi kulit.Bukti terbatas tentang efek

Frase R karsinogenik.Berbahaya : bahaya gangguan serius terhadap kesehatan

jika terdedah lama dengan menghirup dan dengan menelan. S 36/37

Frase S Pakai pakaian pelindung dan sarung tangan yang sesuai.

Jenis-jenis bahaya

berbahaya, mengiritasi, karsinogenik

Hazard Symbol

Harmful

5. Diethylether

Alu Botol 5 L

Produk Informasi

Kelas

ACS, ISO, Reag. Ph Eur

Sinonim

Et2O, etoksietana, eter Etil, Eter

Rumus

C 4 H 10 O

Rumus kimia

(C 2 H 5) 2 O

Merk

E. Merck, Darmstadt

Nomor EC

200-467-2

Massa molar

74.12 g / mol

Nomor indeks EC

603-022-00-4

Kode

K4330126

Data kimia dan fisika

Suhu penyalaan 180 ° C Kelarutan

69 g / l (20 ° C) Titik lebur

-116,3 ° C Massa molar

74.12 g / mol

Kepadatan 3 0,71 g / cm Titik didih

34,6 ° C (1013 hPa) Tekanan uap

587 hPa (20 ° C) Batas ledakan

1,7-36% (V) Titik nyala

-40 ° C

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

H224: Cairan sangat mudah terbakar dan uap. H302: Berbahaya jika tertelan. H336: Dapat menyebabkan rasa mengantuk dan pusing.

Hazard Pernyataan (s) EUH019: Dapat membentuk peroksida yang mudah meledak.

EUH066: paparan berulang dapat menyebabkan kulit kering atau retak.

P210: Jauhkan dari panas / percikan api / terbuka api / permukaan yang panas. - Tidak merokok.

Precautionary P304 + P340: JIKA TERHIRUP: Hapus korban ke udara segar dan Statement (s)

baringkan dengan posisi yang nyaman untuk bernafas. P403 + P235: Simpanlah dalam tempat berventilasi baik. Tetap tenang.

Signal Word

Bahaya

Hazard Pictogram (s)

RTECS

KI5775000

Penyimpanan Kelas

3 Cairan mudah terbakar

WGK

WGK 1 agak air membahayakan

Pembuangan Sangat terkontaminasi bebas halogen pelarut organik: wadah A.

Keamanan Informasi

R 12-19-22-66-67 Sangat mudah-menyala.Dapat membentuk peroxides.Harmful ledakan

Frase R jika paparan swallowed.Repeated dapat menyebabkan kulit kering

atau pecah dapat menyebabkan mengantuk atau pening. S 9-16-29-33

Simpan wadah di place.Keep berventilasi baik jauh dari sumber api - Frase S Dilarang smoking.Do membuang ke saluran pembuangan.Lakukan

tindakan pencegahan terhadap muatan listrik statik.

Jenis-jenis bahaya

sangat mudah terbakar, berbahaya

Mudah terbakar

Hazard Symbol

Berbahaya

Informasi Transportasi

Pernyataan (jalur kereta api dan jalan

UN 15 dietileter, 3, I

raya) ADR, RRID Pernyataan

(transportasi melalui PBB ETHER 1.155 DIETHYL, 3, I laut) Kode-IMDG

Pernyataan (transportasi melalui PBB ETHER 1.155 DIETHYL, 3, I udara) IATA-DGR

6. Etanol 96%

Botol kaca 2.5 l

Iqnformasi produk

Grade

Ph Eur,BP

Synonyms

Ethyl alcohol, EtOH

Rumus kimia

Formulasi kimia

C 2 H 5 OH

Merk

E.Merck, 64271 Darmstadt, Germany

Nomor EC

200-578-6

Massa molar

46.07 g/mol

Nomor indeks EC

603-002-00-5

Kode

K21549671 440

Data kimia dan fisika

Temperatur

425 °C

penyalaan Kelarutan di dalam

(20 °C) larut

air Titik leleh

-117 °C

Massa molar

46.07 g/mol

Densitas 3 0.805 - 0.812 g/cm (20 °C) Angka pH

7.0 (10 g/l, H 2 O, 20 °C)

Titik didih

78 °C (1013 hPa)

Tekanan uap

59 hPa (20 °C)

Batasan ledakan

3.5 - 15 %(V)

Titik nyala

17 °C

Penyerapan air

1000 g/kg

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

Hazard Statement(s) H225: Cairan dan uap yang sangat mudah terbakar Precautionary

P210: Jauhkan dari panas/ percikan api/ lidah api/ permukaan- Statement(s)

permukaan yang panas - Dilarang merokok.

P403 + P235: Simpanlah dalam tempat berventilasi baik. Usahakan tetap dingin.

Signal Word

Bahaya

Hazard Pictogram(s) RTECS KQ6300000

Kelas penyimpanan

3 Cairan mudah terbakar

WGK

WGK 1 agak berbahaya untuk air

Disposal

1Pelarut organik bebas halogen: wadah A

Informasi keselamatan kerja

R 11

Frase R

Amat mudah-menyala. S 7-16

Frase S Jaga agar wadah tertutup rapat. jauhkan dari sumber api. Dilarang merokok.

Jenis-jenis bahaya

mudah terbakar

Hazard Symbol

7. Glycerin

Botol plastik 1L

Produk Informasi

Kelas

Reag. Ph Eur

Sinonim

Glycerine, 1,2,3-Propanetriol, Trihydroxylpropane, Protol

Merk

E. Merck Darmstadt

Kode

Art. 4094

Rumus

Data kimia dan fisika

Pengapian

429 ° C

Kelarutan dalam

(20 ° C) larut

air Titik lebur

-10 ° C

Kepadatan 3 1,23 g / cm (20 ° C)

pH

5 (100 g / l, H 2 O, 20 ° C)

Titik didih

> 130 ° C (1013 hPa)

Tekanan uap

8 hPa (20 ° C)

Titik Nyala

10 Cairan mudah terbakar tidak dalam Kelas Penyimpanan 3

Kelas

WGK

WGK 1 agak berbahaya untuk air

Pembuangan

3 Reagen organik yang relatif tidak aktif harus dikumpulkan masuk Kategori A. Jika terhalogenasi, harus ditempatkan dalam Kategori B. Untuk residu padat gunakan Kategori C.

Produk Informasi

Kelas

ISO

E. Merck, D-6100

Merk

Darmstadt, F.R. Germany

8. Hydrogen Peroxide Solution Botol plastik 1L M= 34,01 g/mol

Data kimia dan fisika

Kelarutan (20 ° C) larut Titik lebur -26 ° C

Kepadatan 1,11 g / cm 3 (20 ° C) nilai pH

2 - 4 (H 2 O, 20 ° C)

Titik didih 107 ° C Tekanan

18 hPa (20 ° C) uap

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

H302: Berbahaya jika tertelan.

Hazard Pernyataan (s)

H318: Menyebabkan kerusakan mata berat. P280: Pakailah sarung tangan pelindung / pelindung pakaian /

pelindung mata / wajah perlindungan.

Precautionary P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati Statement (s) dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika

digunakan dan mudah dilakukan. Lanjutkan membilas.

P313: Dapatkan nasihat medis / perhatian.

Signal Word

Bahaya

Hazard Pictogram (s)

Penyimpanan Kelas

5.1B pengoksidasi bahan berbahaya

WGK

WGK 1 agak air membahayakan

Keamanan Informasi

R 22-41

Frase R Berbahaya jika tertelan.Risiko kerusakan serius pada mata.

S 26-39 Dalam kasus terjadi kontak dengan mata, segera bilas dengan banyak

Frase S air dan dapatkan bantuan medis mata advice.Wear / perlindungan

wajah.

Jenis-jenis bahaya

berbahaya, mengiritasi

Hazard Symbol

Berbahaya

9. Kaliumhydroxid Platzchen

Produk Informasi

Botol plastik 1kg

Kalium hidroksida, kalium hidroksida,

Sinonim Kaliumoxidhydrat

Rumus

HKO

Rumus kimia

KOH

Merk

E. Merck Darmstadt

Nomor EC

215-181-3

Massa molar

56.11 g / mol

Nomor indeks EC 019-002-00-8 Kode

C569912

Data kimia dan fisika

Kelarutan dalam air 1.130 g / l (20 ° C) Titik lebur

360 ° C. Massa molar

56.11 g / mol

Kepadatan 3 2,04 g / cm (20 ° C) pH

14 (56 g / l, H 2 O, 20 ° C)

Titik didih 1.320 ° C Tekanan uap

(20 ° C)

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

H290: Dapat merusak logam.

Hazard Pernyataan (s) H302: Berbahaya jika tertelan. H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata.

P280: Pakailah sarung tangan pelindung / pelindung pakaian / pelindung mata / wajah perlindungan. P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Bilas mulut. Jangan menginduksi muntah.

Precautionary P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Selama beberapa Statement (s) menit lembut bilas dengan air. Lepaskan lensa kontak jika mungkin.

Lanjutkan membilas. P309 + P310: Jika terpapar atau Anda merasa tidak sehat: Segera telponlah PUSAT RACUN atau dokter.

Kata Sinyal

Bahaya

Hazard Pictogram

RTECS

TT2100000

Penyimpanan Kelas

8 Non-B korosif bahan mudah terbakar

WGK

WGK 1 agak berbahaya untuk air

13 Basa dan senyawa turunan alkohol yang diencerkan jika perlu, dengan hati-hati diaduk ke dalam air. Kemudian dinetralkan dengan asam

Pembuangan klorida (Item No 100312) (sarung tangan, lemari uap!). Sebelum

ditempatkan di dalam kategori D, periksa pH dengan pH Universal Indikator (Item No 109535).

Keselamatan

R 22-35

Frasa

Berbahaya jika tertelan luka bakar yang parah. S 26-36/37/39-45 Dalam kasus terjadi kontak dengan mata, segera bilas dengan banyak

Frase S air dan dapatkan bantuan medis.Pakai pakaian pelindung yang sesuai, sarung tangan dan pelindung mata / wajah terjadi kecelakaan atau jika Anda merasa (jika mungkin, label ini).

Bahaya

berbahaya, korosif

Simbul

Korosif

Produk Informasi Kelas

Ph Eur, BP, USP

Sinonim

Mono Tembaga sulfat pentahidrat,

10. Kupfer(II)-sulfat-5-

Tembaga pentahidrat vitriol

hydrat kris

Botol plastik 1kg

Rumus

CuO 4 S*5H 2 O

Rumus kimia

CuSO 4 5H 2 O*

Merk

E. Merck Darmtstadt F.R. Germany

Nomor EC