Program Kerja BPPI Tahun 2016
Disampaikan oleh:
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2016
Jakarta, 16 -17 Februari 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian
2016
OUTLINE
I
Pendahuluan
II
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri
III
Rencana Kerja Prioritas BPPI Tahun 2016 - 2019
2
I
Pendahuluan:
Potret Indonesia di ASEAN
3
Posisi Indonesia di ASEAN
Global Competitiveness
Productivity
World Economic Forum
APO
(The Global
Competitiveness Report,
2015-2016)
Peringkat
3
Productivity
Database (2015)
Peringkat
5
Kemudahan Memulai Bisnis
Doing Business
(2014)
Peringkat
7
4
Perbandingan Harga Gas Industri, Interest Rate dan Upah Minimum Pekerja
antara Indonesia dengan Negara-Negara di ASEAN
No
Negara
1
2
3
4
5
Indonesia
Vietnam
Filipina
Singapura
Malaysia
Harga Gas Industri
Harga USD per
MMBTU
9,0
7,5
5,43
4-5
4,47
Harga gas untuk keperluan industri di
Indonesia,
relatif
lebih
mahal
jika
dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN
lainnya.
Interest Rate yang Berlaku
Upah Minimum Pekerja
Myanmar menerapkan interest rate tertinggi di
kawasan ASEAN
Untuk kawasan ASEAN, interest rate di Indonesia
merupakan tertinggi ke-2 (berada di peringkat ke-9
dalam hal daya tarik bagi dunia bisnis)
39
78
No.
Negara
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Singapore
Cambodia
Thailand
Malaysia
Philippines
Laos
Brunei
Vietnam
Indonesia
Myanmar
80
113
197
220
226
296
296
0
50
100
150
USD
200
250
300
Upah minimum pekerja di Indonesia
merupakan yang tertinggi ke-3
di ASEAN
Sumber: The 23rd Survey of Investment Related Costs in Asia and Oceania, Jetro (2013)
Interest Rate
(%)
0.21
1.42
1.50
3.25
4.00
4.50
5.50
6.50
7.50
10.00
Sumber: www.tradingeconomics.com (2015)
Reference
Date
Oct-15
Ags-15
Ags-15
Jul-15
Ags-15
Sep-15
Sep-15
Sep-15
Nov-15
Sep-15
5
Perbandingan Harmonisasi Standar
dan Regulasi Teknis di ASEAN dan Indonesia
No.
Sektor
Regulasi Teknis di
Indonesia
Regulasi Teknis di
ASEAN
1
Peralatan listrik
dan elektronika
15 standar
133 standar IEC
2
Produk karet
3 standar
46 standar ISO
3
Pangan olahan
9 standar
-
4
Komponen
otomotif
11 standar
19 regulasi UNECE
5
Produk kayu
-
34 standar ISO
6
Bahan bangunan
23 standar
-
6
Impor Produk yang Termasuk Dalam Cakupan Regulasi Teknis
Pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib
di tingkat ASEAN
2015
Tahun
2012
Jumlah (Juta US$)
2013
1.267,8
2014
(per November)
1.157,0
931,3
678,3
8,74
19,51
27,16
Penurunan (%)
Nilai impor produk SNI wajib di ASEAN
1,400,000,000
1,200,000,000
1,267,842,966
1,157,011,528
1,000,000,000
931,249,299
800,000,000
678,328,263 Nilai impor produk SNI wajib
600,000,000
di ASEAN
400,000,000
200,000,000
0
2012
2013
2014
2015 (per
November)
Dengan menurunnya impor maka produk dalam negeri akan menguasai pasar dalam negeri yang
akan mendorong peningkatan daya saing
7
Pendaftaran Paten Dunia
Tahun
No.
Negara
2005
2006
-
2007
-
13
2008
39
2009
28
2010
26
2011
43
2012
53
2013
75
2014
67
1
Cambodia
2
China
3
Indonesia
4
Japan
5
Malaysia
6
Republic of Korea 160.921 166.189 172.469 170.632 163.523 170.101 178.924 188.915 204.589 210.292
7
Singapore
8.605
9.163
9.951
9.692
8.736
9.773
9.794
9.685
9.722
10.312
8
Thailand
6.340
6.261
6.818
6.741
5.857
1.937
3.924
6.746
7.404
7.930
9
Viet Nam
1.947
2.166
2.860
3.199
2.890
3.582
3.560
3.805
3.995
4.447
173.327 210.501 245.161 289.838 314.604 391.177 526.412 652.777 825.136 928.177
4.304
4.612
5.134
5.133
4.518
5.630
5.830
6.752
7.450
8.023
427.078 408.674 396.291 391.002 348.596 344.598 342.610 342.796 328.436 325.989
6.286
4.800
2.372
5.303
5.737
6.383
6.452
6.940
7.205
7.620
Sumber: WIPO statistics database
8
Permohonan Paten
PATEN DALAM NEGERI
PATEN LUAR NEGERI
6,787
7,321
6,151
4,069
4,324
288
235
2005
4,850
2006
284
2007
4,747
386
2008
5,122
5,297
508
533
4,103
415
2009
2010
2011
601
2012
663
2013
702
2014
Sumber : Ditjen KI & WIPO
9
Data Permohonan Paten
INDUSTRI vs NON-INDUSTRI
Tahun
JENIS
PATEN
2009
DN
LN
2010
DN
LN
2011
DN
LN
2012
DN
LN
2013
DN
LN
2014
DN
LN
industri
nonindustri
355 866 437 1.014 358 1.195 440 1.314 411 1.470 371 1.359
TOTAL
415 4.103 508 5.122 533 5.297 601 6.151 663 6.787 702 7.321
60 3.237 71 4.108 175 4.102 161 4.837 252 5.317 331 5.962
Sumber : Ditjen KI & WIPO
Pendaftaran paten dari pelaku usaha dalam negeri + 10 %, dan hanya + 50 %-nya
terkait dengan sektor industri.
10
Karakteristik Impor Sektor Industri
Berdasarkan Bahan Baku dan Penolong pada Tahun 2015
• Impor bahan baku dan penolong 9 kelompok komoditi mencapai USD 69,01 miliar atau 63,37
persen terhadap total impor produk industri.
• Industri kimia dasar memiliki kontribusi terbesar yaitu USD 15,95 miliar atau 14,64 persen dari
total impor industri dan yang kedua adalah industri logam (ferro dan non ferro) sebesar USD
14,40 miliar (13,22 persen) dan diikuti oleh industri mesin dan alat-alat listrik sebesar USD 8,89
miliar (8,17 persen)
Kelompok
Nilai Impor 2015 (USD Juta)
Porsi
INDUSTRI KIMIA DASAR
15.945,99
14,64%
INDUSTRI LOGAM (FERRO DAN NON FERRO)
14.397,41
13,22%
INDUSTRI MESIN DAN ALAT-ALAT LISTRIK
8.893,17
8,17%
INDUSTRI ELEKTRONIKA
6.514,49
5,98%
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
6.373,56
5,85%
INDUSTRI BARANG KIMIA LAINNYA, PLASTIK,
PENGOLAHAN KARET DAN PRODUK FARMASI
5.688,34
5,22%
INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN PAKAN TERNAK
5.445,26
5,00%
INDUSTRI OTOMOTIF
3.129,41
2,87%
INDUSTRI PULP DAN KERTAS
2.626,88
2,41%
69.014,51
63,37%
Total 9 Kelompok
Sumber : BPS, diolah Kemenperin
11
II
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing
dan Produktivitas Industri
12
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri
• Peningkatan mutu produk
dan Produktivitas
• Substitusi impor
• Diversifikasi produk
• Jaminan mutu
• K3L
STANDAR
TEKNOLOGI
INSENTIF
R&D
• Meningkatkan nilai
tambah
• Paten
• Mendorong investasi baru,
• Peningkatan produktivitas
• Penguatan struktur industri
• Penerapan teknologi, industri hijau,
dan standardisasi serta R & D
INDUSTRI HIJAU
• Peneraparan prinsip-prinsip
industri hijau - 4 R
(reuse, reduce, recycle &
recover)
• Konservasi energi dan
lingkungan
13
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Teknologi
• Pengembangan inovasi dan penerapan teknologi dalam peningkatan nilai
tambah dan pemanfaatan sumber daya alam lokal (misal: Komposisi Lilin Batik
Untuk Produk Batik Warna Alami dan Proses Pembuatannya, Kampas Rem
Kereta Api, Tinta Gambir, dll)
• Pencapaian paten hingga Tahun 2015 di bidang teknologi industri sebanyak 79
paten (antara lain: Proses Pembuatan Garam NaCl Dengan Media Isolator
Pada Meja Kristalisasi, elektroda las bawah air, kertas pembungkus baja,
Komposisi Kanvas Rem Kendaraan Bermotor Dari Pulp, dll)
• Dalam proses pengembangan:
Zat warna alam (untuk aplikasi tekstil, pangan, kertas);
Pengembangan baterai lithium;
Pengembangan magnet permanen berbasis logam tanah jarang (rare earth
element);
Pembuatan kotak panel listrik berbasis komposit
14
Peran Balai Besar dan Baristand Industri dalam mengembangkan Teknologi Industri
Contoh layanan
Layanan jasa teknis dibidang
pengujian, kalibrasi, dan
sertifikasi dalam rangka
menjamin kesesuaian standar
dan mutu produk
• Sertifikasi ecolabel, GMP,
HACCP, SMMSNI, ISO
• Pengujian Limbah & Lingk.
• Inspeksi GMP, HACCP & ISO
Layanan jasa teknis dibidang
pelatihan dan konsultasi melalui • Pelatihan ISO, HACCP, GMP
• Pelatihan manajemen dan
traning/diklat teknis dan
desain
technical assistance
Layanan jasa teknis dibidang
penelitian dan pengembangan
teknologi untuk meningkatkan
nilai tambah dan mutu produk
•Penelitian tentang derivatisasi
minyak atsiri, kelapa & turunan
CPO
•Penelitian pengembangan
teknologi proses aneka produk
Layanan jasa teknis dibidang
rancang bangun dan perekayasaan industri melalui pengembangan desain dan prototype
•Pembuatan peralatan proses
produksi aram, biomassa, coklat
•Pembangkit Listrik Mikro Hidro,
Turbin
•dan lain-lain
Layanan jasa teknis dibidang
konsultasi baik teknis maupun
manajemen terkait penanggulangan pencemaran industri
•Pemberian konsultasi teknis
penerapan Cleaner Production
Technology
•Pengoperasian IPAL
Layanan
Teknologi
Sektor
Industri
Daya
Saing
15
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong
No.
1
Balai Besar
Balai Besar
Bahan dan
Barang Teknik
(B4T)
Hasil Litbang
•
•
•
Pengguna
Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC)
sebagai Extender di Industri Cat
Pembuatan Insulated Rail Joint dari Bahan
Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi
Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor
Pemanfaatan kopolimer lateks alam styrene
dalam pembuatan polymer modified concrete
abstrak
•
PT. Sigma Utama
•
PT. KAI
•
PT. Rel-ion
Sterilization Service
2
Balai Besar Tekstil
(BBT)
•
Pembuatan kain door trim, produk kedap suara
dan komposit untuk tekstil otomotif
•
PT. Astra Internasional
Tbk
3
Balai Besar Pulp
dan Kertas
(BBPK)
•
Pemanfaatan Limbah Padat IPAL Coating
untuk Bahan Bangunan Cat Tembok Emulsi
dan Plamir Tembok
Kertas Kemas Baja
•
PT. Surya Pamenang
•
Primkokas PT. KS
•
4
Balai Besar Kimia
Kemasan (BBKK)
•
Isolasi Metil Sinamat dari Minyak Laja Gowah
(Alpinia Malaccensis) sebagai Sumber Bahan
Kimia ADI
•
PT. Sumber Multi
Atsiri-Cianjur
5
Balai Besar Kulit
Karet Plastik
(BBKKP)
•
Pemanfaatan
limbah
shaving
industri
penyamakan kulit untuk pembuatan batako
dan paving block
•
PT. Invedco Bangun
Utama Jakarta
16
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Balai Besar
Balai Besar Pulp dan Kertas
(BBPK) - Bandung
•
•
Hasil Litbang
• Kertas Kemas Baja
Pengguna
• Primkokas
PT. Krakatau Steel
Kerjasama penelitian dan pengembangan teknologi antara BBPK dengan PT
Krakatau Steel untuk memanfaatkan potensi bahan lokal dalam rangka
mengurangi kebutuhan impor kertas kemas baja
Telah mendapatkan paten ID 0 017 490
17
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Balai
Balai Besar Bahan
dan Barang Teknik
(B4T) - Bandung
Hasil Litbang
Pengguna
Pembuatan Insulated Rail Joint (IRJ) dari PT Kereta Api Indonesia
Bahan Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi (KAI)
Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor
PLAT PENYAMBUNG PENYEKAT
LISTRIK (INSULATED RAIL JOINT)
KOTAK KABEL PENGHUBUNG
CATUDAYA (JUNCTION BOX)
•
•
Rel KA di Indonesia terbuat dari baja sehingga mudah teraliri listrik liar (petir) dan dapat mengganggu
sistem elektronik persinyalan (track circuit/sirkit sepur). Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi
risiko itu, PT KAI perlu menggunakan produk IRJ sebagai penyambung antar rel KA yang bersifat isolator
listrik dan mampu menahan beban statik dan dinamik.
IRJ dapat diproduksi oleh IKM di dalam negeri karena teknologinya sederhana sehingga dapat
mengurangi komponen impor untuk menghemat devisa negara
18
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong (Skala Laboratorium)
No
Balai Besar
Contoh Hasil Litbang
1
Balai Besar Kulit Karet Plastik
(BBKKP)
•
Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai Reinforcing Filler
untuk Sol Karet Sepatu Olah raga dan Ban Kendaraan Bermotor
2
Balai Besar Bahan dan Barang
Teknik (B4T)
•
Modifikasi Karet Alam Menjadi Bahan Elastomer Termoplastik
3
Balai Besar Industri Hasil
Perkebunan (BBIHP)
•
•
Pembuatan Handbody Lotion dari Lemak Kakao
Pembuatan Partikel Pembawa Obat Solid Lipid Nanopartikel (SLN) dari
Lemak Kakao
4
Balai Besar Keramik (BBK)
•
Pembuatan Nano Komposit Keramik Berbasis Nanoalumina dan Nano Silika
untuk Keramik Struktural
5
Balai Besar Industri Agro (BBIA)
•
Pengembangan pembuatan starter untuk industri modified cassava-flour
6
Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri (BBTPPI)
•
Penerapan Teknologi Purifikasi Gas Methan (CH4) dari Proses Biogas
Pengolahan Air Limbah di Industri sebagai Sumber Energi Alternatif
7
Balai Besar Tekstil (BBT)
•
Penelitian serat nanas sebagai bahan baku pembuatan produk tekstil
otomotif
8
Baristand Industri Palembang
•
Minyak Biji Karet Epoksi sebagai Bahan Pelunak untuk Pembuatan Seal
Radiator
Pembuatan Packing Cup Radiator Kendaraan Bermotor dengan Formulasi
SBR dan NR
•
9
Baristand Industri Samarinda
•
Pengembangan CPO untuk Produk Pelumas Padat Ramah Lingkungan
19
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Efisiensi Teknologi Produksi
No.
Balai Besar
Hasil Litbang
Penguna
Balai Besar Pulp
dan Kertas
(BBPK)
•
Balai Besar
Teknologi
Pencegahan
Pencemaran
Industri (BBTPPI)
•
3
Balai Besar
Industri Agro
(BBIA)
•
Teknologi minyak kelapa dengan Hot Oil
Immersion Drying/HOID atau Fry Dry
Technology.
4
Balai Besar Keramik
(BBK)
•
Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan
Peluru untuk Memenuhi Kebutuhan
TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui
Kemitraan dengan Industri Terkait
5
Balai Besar Logam
dan Mesin (BBLM)
•
Pembuatan komponen tapak rantai Untuk
kendaraan tempur tank scorpion Dalam
rangka Meningkatkan kemandirian
HANKAMNAS
1
2
•
Kertas Sembahyang (Joss Paper)
Ramah Lingkungan
Pengolahan Air Limbah dengan Proses
Upflow Anaerobic Sludge Blanket
(UASB) dan Suspended Carrier Biofilm
(SCB)
•
PT. San Fu Indonesia
•
PT. Kertas Padalarang
Teknologi
Elektro-flotasi
Mengolah Limbah Cair Industri
•
Laboratorium BLH Kota
Semarang
Laboratorium Balai POM
Jawa tengah
Laboratorium BLH Propinsi
Jawa Tengah
untuk
•
•
•
PT. Sac Nusantara
•
PT. Karya Deli Steelindo
20
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Efisiensi Teknologi Produksi (Skala Laboratorium)
No
Balai Besar
Contoh Hasil Litbang
1
Balai Besar Kimia
Kemasan (BBKK)
•
Rekayasa Alat untuk mengolah Limbah Plastik menjadi Sumber Energi
dengan Metode Pyrolisis
2
Balai Besar Logam Mesin
(BBLM)
•
•
•
Pengembangan Proses Biodiesel dengan Teknologi Kavitasi
Pembuatan Rotary Packer
Pengembangan matras progressive dies untuk pembuatan ring komponen
otomotif
Pembuatan mould untuk komponen plastik otomotif.
•
3
Balai Besar Industri Agro
(BBIA)
•
Penerapan Teknologi Reverse Osmosis (RO) pada Pengolahan Buahbuahan (Ekstraksi Suhu Dingin)
4
Balai Besar Pulp dan
Kertas (BBPK)
•
Teknologi Ramah Lingkungan untuk Coating Kitchen dalam Proses
Pembuatan Kertas Salut (Coated Paper)
Teknologi Ramah Lingkungan pada Proses Pemutihan Pulp Menggunakan
Enzim dan Bahan Lainnya
5
Balai Besar Kulit Karet
Plastik (BBKKP)
•
•
Teknologi Pembuatan Komponen Karet Sol Ringan untuk TNI
Perekayasaan peralatan cetakan souvenir plastik sistem injection molding
dengan sistem CNC
6
Balai Besar Keramik
(BBK)
•
Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan Peluru untuk Memenuhi
Kebutuhan TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui Kemitraan dengan
Industri Terkait
7
Balai Besar Teknologi
Pencegahan
Pencemaran Industri
(BBTPPI)
•
Pemanfaatan Bakteri Halofilik untuk Pemurnian NaCl Guna Menerapkan
Green Industry di Industri Pemakai Garam Rakyat.
Penerapan Teknologi Nanofiltrasi dalam Proses Eliminasi Sulphur Dioksida
(SO2) pada Flue Gas di Industri Kertas
•
•
21
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Standardisasi
Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib di bidang
industri, sampai saat ini ada 102 SNI wajib dengan 308 nomor HS
SNI Wajib per Direktorat Jenderal Industri
Ditjen. Industri Agro (IA)
8
Dit. Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan
5
Dit. Industri Minuman dan Tembakau
3
Ditjen. Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA)
49
Dit. Industri Kimia Dasar
12
Dit. Industri Kimia Hilir
28
Dit. Industri Tekstil dan Aneka
9
Ditjen. Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE)
45
Dit. Industri Material Dasar Logam
27
Dit. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
4
Dit. Industri Alat Transportasi Darat
4
Dit. Industri Elektronika dan Telematika
10
Jumlah
102
22
Capaian PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU
Kegiatan
Penyusunan
Kebijakan
Keterangan
•
•
•
•
•
•
Permenperin 51/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau
SK Menperin 512-515/2015 tentang penetapan SIH untuk Industri Semen Portland; Ubin Keramik;
Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas; Tekstil Pencelupan, Pencapan, dan Penyempurnaan
SK Menperin 448/2015 tentang Logo Industri Hijau
•
•
•
•
Pedoman Pengelolaan Limbah Elektronik
Pedoman Pengelolaan Sampah Kemasan
Pedoman Teknis pengendalian emisi merkuri kegiatan smelting dan roasting pada industri non ferrous
metal
Pedoman BAT & BEP di Industri Pulp kertas, tekstil, pupuk, semen
Pedoman MRV Industri Semen
Pedoman bimbingan teknis perhitungan emisi gas rumah kaca industri semen
Pedoman Konservasi Energi di Industri Makanan Minuman dan Agro Kimia
Pelatihan
•
•
•
•
•
•
•
Pelatihan Industri Hijau: 39 orang
Pelatihan ISO 9001: 25 orang
Pelatihan ISO 14001: 10 orang
Pelatihan ISO 17065: 8 orang
Pelatihan Sistem Informasi dan Monitoring Emisi GRK: 100 orang
Pelatihan Energi Manajemen Sistem (ISO 50001): 23 orang
Pelatihan National Expert Pumping System Optimization, Heat Pump System Optimization: 45 orang
Penghargaan
•
Penghargaan Industri Hijau untuk 358 perusahaan
Penyusunan
Pedoman
23
Jumlah Penerima Fasilitas Industri
Jenis
Fasilitas
Jumlah Perusahaan Industri dan Kawasan Industri yang Menerima/Memanfaatkan Fasilitas
Industri
Total
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
-
-
-
-
-
-
-
2
-
1
3
6
-
-
52
5
10
6
5
1
2
7
16
104
BMDTP
-
-
-
20
66
75
95
70
70
75
94
565
OVNI
16
-
-
-
-
-
-
32
-
15
1
64
Tax
Holiday
Tax
Allowance
Tax
Holiday
Jumlah perusahaan yang mendapatkan fasilitas Tax Holiday mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015
adalah sebanyak 6 perusahaan yaitu PT. Unilever Oleochemical Indonesia (2012), PT. Petrokimia Butadiane
Indonesia (2012), PT. Energi Sejahtera Mas (2014), PT. Ogan Komering Ilir Pulp and Paper Mills (2015), PT. Sateri
Viscose International (2015), dan PT. Synthetic Rubber Indonesia (2015)
Tax
Allowance
Jumlah perusahaan yang memanfaatkan fasilitas Tax Allowance mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2015
adalah sebanyak 104 Perusahaan Industri yang berasal dari berbagai sektor industri yaitu sektor industri logam,
farmasi, makanan, minuman, otomotif, elektronika, pulp & kertas, kimia, komponen bahan bangunan, komponen
bahan furnitur, pengolahan ikan, tekstil & produk tekstil, permesinan, pengolahan minyak bumi.
BMDTP
Jumlah perusahaan industri yang memanfaatkan fasilitas BMDTP mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015
adalah sebanyak 565 perusahaan yang berasal dari sektor antara lain otomotif, elektronika, perkapalan, alat besar,
minuman, plastik, sorbitol, telematika, pupuk, alat tulis, telekomunikasi.
OVNI
Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri yang ditetapkan menjadi OVNI sampai dengan tahun 2015
adalah sebanyak 64 perusahaan dengan rincian 49 perusahaan industri dan 15 perusahaan kawasan industri.
24
Permasalahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rendahnya Pendaftaran Paten Dalam Negeri dan minimnya penerapan
dan komersialisasi hasil litbang
Masih banyaknya kebijakan yang bersifat cross-cutting dengan
kementerian dan lembaga negara terkait
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur industri hijau
membutuhkan alokasi dana yang besar
Terbatasnya kewenangan dalam hal penetapan industri yang
mendapatkan fasilitas, terutama terkait fasilitas fiskal
Belum ada fasilitas fiskal bagi perusahaan industri yang melakukan
aktivitas pengembangan R & D
Proses penetapan regulasi teknis melibatkan banyak institusi/pihak
terkait, dan terbatasnya ketersediaan infrastruktur pengujian
Kompetensi dan jumlah SDM Litbang, Perekayasa, Standardisasi, Auditor
yang terbatas
25
III
Rencana Kerja Prioritas BPPI
Tahun 2016 - 2019
26
Rencana Kerja Prioritas
1.
2.
Peningkatan Penerapan Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Teknologi Industri
Penyusunan Kebijakan/Regulasi antara lain:
a.
b.
c.
d.
3.
Regulasi Standar Industri Hijau
Regulasi SNI, ST dan PTC
Regulasi Fiskal dan Non Fiskal
Regulasi Audit Teknologi, Turn Key Project dan Penjaminan Resiko
Peningkatan Infrastruktur
a. Sarana dan Prasarana Litbang
b. Laboratorium Uji
4.
5.
Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) antara lain:
Peneliti, Perekayasa, Auditor.
Peningkatan jasa layanan teknis
27
Terima kasih
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian
Jln. Gatot Subroto Kav. 52 – 53
Lantai 19 -20, Jakarta
http://bppi.kemenperin.go.id
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2016
Jakarta, 16 -17 Februari 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian
2016
OUTLINE
I
Pendahuluan
II
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri
III
Rencana Kerja Prioritas BPPI Tahun 2016 - 2019
2
I
Pendahuluan:
Potret Indonesia di ASEAN
3
Posisi Indonesia di ASEAN
Global Competitiveness
Productivity
World Economic Forum
APO
(The Global
Competitiveness Report,
2015-2016)
Peringkat
3
Productivity
Database (2015)
Peringkat
5
Kemudahan Memulai Bisnis
Doing Business
(2014)
Peringkat
7
4
Perbandingan Harga Gas Industri, Interest Rate dan Upah Minimum Pekerja
antara Indonesia dengan Negara-Negara di ASEAN
No
Negara
1
2
3
4
5
Indonesia
Vietnam
Filipina
Singapura
Malaysia
Harga Gas Industri
Harga USD per
MMBTU
9,0
7,5
5,43
4-5
4,47
Harga gas untuk keperluan industri di
Indonesia,
relatif
lebih
mahal
jika
dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN
lainnya.
Interest Rate yang Berlaku
Upah Minimum Pekerja
Myanmar menerapkan interest rate tertinggi di
kawasan ASEAN
Untuk kawasan ASEAN, interest rate di Indonesia
merupakan tertinggi ke-2 (berada di peringkat ke-9
dalam hal daya tarik bagi dunia bisnis)
39
78
No.
Negara
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Singapore
Cambodia
Thailand
Malaysia
Philippines
Laos
Brunei
Vietnam
Indonesia
Myanmar
80
113
197
220
226
296
296
0
50
100
150
USD
200
250
300
Upah minimum pekerja di Indonesia
merupakan yang tertinggi ke-3
di ASEAN
Sumber: The 23rd Survey of Investment Related Costs in Asia and Oceania, Jetro (2013)
Interest Rate
(%)
0.21
1.42
1.50
3.25
4.00
4.50
5.50
6.50
7.50
10.00
Sumber: www.tradingeconomics.com (2015)
Reference
Date
Oct-15
Ags-15
Ags-15
Jul-15
Ags-15
Sep-15
Sep-15
Sep-15
Nov-15
Sep-15
5
Perbandingan Harmonisasi Standar
dan Regulasi Teknis di ASEAN dan Indonesia
No.
Sektor
Regulasi Teknis di
Indonesia
Regulasi Teknis di
ASEAN
1
Peralatan listrik
dan elektronika
15 standar
133 standar IEC
2
Produk karet
3 standar
46 standar ISO
3
Pangan olahan
9 standar
-
4
Komponen
otomotif
11 standar
19 regulasi UNECE
5
Produk kayu
-
34 standar ISO
6
Bahan bangunan
23 standar
-
6
Impor Produk yang Termasuk Dalam Cakupan Regulasi Teknis
Pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib
di tingkat ASEAN
2015
Tahun
2012
Jumlah (Juta US$)
2013
1.267,8
2014
(per November)
1.157,0
931,3
678,3
8,74
19,51
27,16
Penurunan (%)
Nilai impor produk SNI wajib di ASEAN
1,400,000,000
1,200,000,000
1,267,842,966
1,157,011,528
1,000,000,000
931,249,299
800,000,000
678,328,263 Nilai impor produk SNI wajib
600,000,000
di ASEAN
400,000,000
200,000,000
0
2012
2013
2014
2015 (per
November)
Dengan menurunnya impor maka produk dalam negeri akan menguasai pasar dalam negeri yang
akan mendorong peningkatan daya saing
7
Pendaftaran Paten Dunia
Tahun
No.
Negara
2005
2006
-
2007
-
13
2008
39
2009
28
2010
26
2011
43
2012
53
2013
75
2014
67
1
Cambodia
2
China
3
Indonesia
4
Japan
5
Malaysia
6
Republic of Korea 160.921 166.189 172.469 170.632 163.523 170.101 178.924 188.915 204.589 210.292
7
Singapore
8.605
9.163
9.951
9.692
8.736
9.773
9.794
9.685
9.722
10.312
8
Thailand
6.340
6.261
6.818
6.741
5.857
1.937
3.924
6.746
7.404
7.930
9
Viet Nam
1.947
2.166
2.860
3.199
2.890
3.582
3.560
3.805
3.995
4.447
173.327 210.501 245.161 289.838 314.604 391.177 526.412 652.777 825.136 928.177
4.304
4.612
5.134
5.133
4.518
5.630
5.830
6.752
7.450
8.023
427.078 408.674 396.291 391.002 348.596 344.598 342.610 342.796 328.436 325.989
6.286
4.800
2.372
5.303
5.737
6.383
6.452
6.940
7.205
7.620
Sumber: WIPO statistics database
8
Permohonan Paten
PATEN DALAM NEGERI
PATEN LUAR NEGERI
6,787
7,321
6,151
4,069
4,324
288
235
2005
4,850
2006
284
2007
4,747
386
2008
5,122
5,297
508
533
4,103
415
2009
2010
2011
601
2012
663
2013
702
2014
Sumber : Ditjen KI & WIPO
9
Data Permohonan Paten
INDUSTRI vs NON-INDUSTRI
Tahun
JENIS
PATEN
2009
DN
LN
2010
DN
LN
2011
DN
LN
2012
DN
LN
2013
DN
LN
2014
DN
LN
industri
nonindustri
355 866 437 1.014 358 1.195 440 1.314 411 1.470 371 1.359
TOTAL
415 4.103 508 5.122 533 5.297 601 6.151 663 6.787 702 7.321
60 3.237 71 4.108 175 4.102 161 4.837 252 5.317 331 5.962
Sumber : Ditjen KI & WIPO
Pendaftaran paten dari pelaku usaha dalam negeri + 10 %, dan hanya + 50 %-nya
terkait dengan sektor industri.
10
Karakteristik Impor Sektor Industri
Berdasarkan Bahan Baku dan Penolong pada Tahun 2015
• Impor bahan baku dan penolong 9 kelompok komoditi mencapai USD 69,01 miliar atau 63,37
persen terhadap total impor produk industri.
• Industri kimia dasar memiliki kontribusi terbesar yaitu USD 15,95 miliar atau 14,64 persen dari
total impor industri dan yang kedua adalah industri logam (ferro dan non ferro) sebesar USD
14,40 miliar (13,22 persen) dan diikuti oleh industri mesin dan alat-alat listrik sebesar USD 8,89
miliar (8,17 persen)
Kelompok
Nilai Impor 2015 (USD Juta)
Porsi
INDUSTRI KIMIA DASAR
15.945,99
14,64%
INDUSTRI LOGAM (FERRO DAN NON FERRO)
14.397,41
13,22%
INDUSTRI MESIN DAN ALAT-ALAT LISTRIK
8.893,17
8,17%
INDUSTRI ELEKTRONIKA
6.514,49
5,98%
INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
6.373,56
5,85%
INDUSTRI BARANG KIMIA LAINNYA, PLASTIK,
PENGOLAHAN KARET DAN PRODUK FARMASI
5.688,34
5,22%
INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN PAKAN TERNAK
5.445,26
5,00%
INDUSTRI OTOMOTIF
3.129,41
2,87%
INDUSTRI PULP DAN KERTAS
2.626,88
2,41%
69.014,51
63,37%
Total 9 Kelompok
Sumber : BPS, diolah Kemenperin
11
II
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing
dan Produktivitas Industri
12
Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri
• Peningkatan mutu produk
dan Produktivitas
• Substitusi impor
• Diversifikasi produk
• Jaminan mutu
• K3L
STANDAR
TEKNOLOGI
INSENTIF
R&D
• Meningkatkan nilai
tambah
• Paten
• Mendorong investasi baru,
• Peningkatan produktivitas
• Penguatan struktur industri
• Penerapan teknologi, industri hijau,
dan standardisasi serta R & D
INDUSTRI HIJAU
• Peneraparan prinsip-prinsip
industri hijau - 4 R
(reuse, reduce, recycle &
recover)
• Konservasi energi dan
lingkungan
13
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Teknologi
• Pengembangan inovasi dan penerapan teknologi dalam peningkatan nilai
tambah dan pemanfaatan sumber daya alam lokal (misal: Komposisi Lilin Batik
Untuk Produk Batik Warna Alami dan Proses Pembuatannya, Kampas Rem
Kereta Api, Tinta Gambir, dll)
• Pencapaian paten hingga Tahun 2015 di bidang teknologi industri sebanyak 79
paten (antara lain: Proses Pembuatan Garam NaCl Dengan Media Isolator
Pada Meja Kristalisasi, elektroda las bawah air, kertas pembungkus baja,
Komposisi Kanvas Rem Kendaraan Bermotor Dari Pulp, dll)
• Dalam proses pengembangan:
Zat warna alam (untuk aplikasi tekstil, pangan, kertas);
Pengembangan baterai lithium;
Pengembangan magnet permanen berbasis logam tanah jarang (rare earth
element);
Pembuatan kotak panel listrik berbasis komposit
14
Peran Balai Besar dan Baristand Industri dalam mengembangkan Teknologi Industri
Contoh layanan
Layanan jasa teknis dibidang
pengujian, kalibrasi, dan
sertifikasi dalam rangka
menjamin kesesuaian standar
dan mutu produk
• Sertifikasi ecolabel, GMP,
HACCP, SMMSNI, ISO
• Pengujian Limbah & Lingk.
• Inspeksi GMP, HACCP & ISO
Layanan jasa teknis dibidang
pelatihan dan konsultasi melalui • Pelatihan ISO, HACCP, GMP
• Pelatihan manajemen dan
traning/diklat teknis dan
desain
technical assistance
Layanan jasa teknis dibidang
penelitian dan pengembangan
teknologi untuk meningkatkan
nilai tambah dan mutu produk
•Penelitian tentang derivatisasi
minyak atsiri, kelapa & turunan
CPO
•Penelitian pengembangan
teknologi proses aneka produk
Layanan jasa teknis dibidang
rancang bangun dan perekayasaan industri melalui pengembangan desain dan prototype
•Pembuatan peralatan proses
produksi aram, biomassa, coklat
•Pembangkit Listrik Mikro Hidro,
Turbin
•dan lain-lain
Layanan jasa teknis dibidang
konsultasi baik teknis maupun
manajemen terkait penanggulangan pencemaran industri
•Pemberian konsultasi teknis
penerapan Cleaner Production
Technology
•Pengoperasian IPAL
Layanan
Teknologi
Sektor
Industri
Daya
Saing
15
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong
No.
1
Balai Besar
Balai Besar
Bahan dan
Barang Teknik
(B4T)
Hasil Litbang
•
•
•
Pengguna
Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC)
sebagai Extender di Industri Cat
Pembuatan Insulated Rail Joint dari Bahan
Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi
Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor
Pemanfaatan kopolimer lateks alam styrene
dalam pembuatan polymer modified concrete
abstrak
•
PT. Sigma Utama
•
PT. KAI
•
PT. Rel-ion
Sterilization Service
2
Balai Besar Tekstil
(BBT)
•
Pembuatan kain door trim, produk kedap suara
dan komposit untuk tekstil otomotif
•
PT. Astra Internasional
Tbk
3
Balai Besar Pulp
dan Kertas
(BBPK)
•
Pemanfaatan Limbah Padat IPAL Coating
untuk Bahan Bangunan Cat Tembok Emulsi
dan Plamir Tembok
Kertas Kemas Baja
•
PT. Surya Pamenang
•
Primkokas PT. KS
•
4
Balai Besar Kimia
Kemasan (BBKK)
•
Isolasi Metil Sinamat dari Minyak Laja Gowah
(Alpinia Malaccensis) sebagai Sumber Bahan
Kimia ADI
•
PT. Sumber Multi
Atsiri-Cianjur
5
Balai Besar Kulit
Karet Plastik
(BBKKP)
•
Pemanfaatan
limbah
shaving
industri
penyamakan kulit untuk pembuatan batako
dan paving block
•
PT. Invedco Bangun
Utama Jakarta
16
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Balai Besar
Balai Besar Pulp dan Kertas
(BBPK) - Bandung
•
•
Hasil Litbang
• Kertas Kemas Baja
Pengguna
• Primkokas
PT. Krakatau Steel
Kerjasama penelitian dan pengembangan teknologi antara BBPK dengan PT
Krakatau Steel untuk memanfaatkan potensi bahan lokal dalam rangka
mengurangi kebutuhan impor kertas kemas baja
Telah mendapatkan paten ID 0 017 490
17
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Balai
Balai Besar Bahan
dan Barang Teknik
(B4T) - Bandung
Hasil Litbang
Pengguna
Pembuatan Insulated Rail Joint (IRJ) dari PT Kereta Api Indonesia
Bahan Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi (KAI)
Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor
PLAT PENYAMBUNG PENYEKAT
LISTRIK (INSULATED RAIL JOINT)
KOTAK KABEL PENGHUBUNG
CATUDAYA (JUNCTION BOX)
•
•
Rel KA di Indonesia terbuat dari baja sehingga mudah teraliri listrik liar (petir) dan dapat mengganggu
sistem elektronik persinyalan (track circuit/sirkit sepur). Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi
risiko itu, PT KAI perlu menggunakan produk IRJ sebagai penyambung antar rel KA yang bersifat isolator
listrik dan mampu menahan beban statik dan dinamik.
IRJ dapat diproduksi oleh IKM di dalam negeri karena teknologinya sederhana sehingga dapat
mengurangi komponen impor untuk menghemat devisa negara
18
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong (Skala Laboratorium)
No
Balai Besar
Contoh Hasil Litbang
1
Balai Besar Kulit Karet Plastik
(BBKKP)
•
Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai Reinforcing Filler
untuk Sol Karet Sepatu Olah raga dan Ban Kendaraan Bermotor
2
Balai Besar Bahan dan Barang
Teknik (B4T)
•
Modifikasi Karet Alam Menjadi Bahan Elastomer Termoplastik
3
Balai Besar Industri Hasil
Perkebunan (BBIHP)
•
•
Pembuatan Handbody Lotion dari Lemak Kakao
Pembuatan Partikel Pembawa Obat Solid Lipid Nanopartikel (SLN) dari
Lemak Kakao
4
Balai Besar Keramik (BBK)
•
Pembuatan Nano Komposit Keramik Berbasis Nanoalumina dan Nano Silika
untuk Keramik Struktural
5
Balai Besar Industri Agro (BBIA)
•
Pengembangan pembuatan starter untuk industri modified cassava-flour
6
Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri (BBTPPI)
•
Penerapan Teknologi Purifikasi Gas Methan (CH4) dari Proses Biogas
Pengolahan Air Limbah di Industri sebagai Sumber Energi Alternatif
7
Balai Besar Tekstil (BBT)
•
Penelitian serat nanas sebagai bahan baku pembuatan produk tekstil
otomotif
8
Baristand Industri Palembang
•
Minyak Biji Karet Epoksi sebagai Bahan Pelunak untuk Pembuatan Seal
Radiator
Pembuatan Packing Cup Radiator Kendaraan Bermotor dengan Formulasi
SBR dan NR
•
9
Baristand Industri Samarinda
•
Pengembangan CPO untuk Produk Pelumas Padat Ramah Lingkungan
19
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Efisiensi Teknologi Produksi
No.
Balai Besar
Hasil Litbang
Penguna
Balai Besar Pulp
dan Kertas
(BBPK)
•
Balai Besar
Teknologi
Pencegahan
Pencemaran
Industri (BBTPPI)
•
3
Balai Besar
Industri Agro
(BBIA)
•
Teknologi minyak kelapa dengan Hot Oil
Immersion Drying/HOID atau Fry Dry
Technology.
4
Balai Besar Keramik
(BBK)
•
Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan
Peluru untuk Memenuhi Kebutuhan
TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui
Kemitraan dengan Industri Terkait
5
Balai Besar Logam
dan Mesin (BBLM)
•
Pembuatan komponen tapak rantai Untuk
kendaraan tempur tank scorpion Dalam
rangka Meningkatkan kemandirian
HANKAMNAS
1
2
•
Kertas Sembahyang (Joss Paper)
Ramah Lingkungan
Pengolahan Air Limbah dengan Proses
Upflow Anaerobic Sludge Blanket
(UASB) dan Suspended Carrier Biofilm
(SCB)
•
PT. San Fu Indonesia
•
PT. Kertas Padalarang
Teknologi
Elektro-flotasi
Mengolah Limbah Cair Industri
•
Laboratorium BLH Kota
Semarang
Laboratorium Balai POM
Jawa tengah
Laboratorium BLH Propinsi
Jawa Tengah
untuk
•
•
•
PT. Sac Nusantara
•
PT. Karya Deli Steelindo
20
Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri
Efisiensi Teknologi Produksi (Skala Laboratorium)
No
Balai Besar
Contoh Hasil Litbang
1
Balai Besar Kimia
Kemasan (BBKK)
•
Rekayasa Alat untuk mengolah Limbah Plastik menjadi Sumber Energi
dengan Metode Pyrolisis
2
Balai Besar Logam Mesin
(BBLM)
•
•
•
Pengembangan Proses Biodiesel dengan Teknologi Kavitasi
Pembuatan Rotary Packer
Pengembangan matras progressive dies untuk pembuatan ring komponen
otomotif
Pembuatan mould untuk komponen plastik otomotif.
•
3
Balai Besar Industri Agro
(BBIA)
•
Penerapan Teknologi Reverse Osmosis (RO) pada Pengolahan Buahbuahan (Ekstraksi Suhu Dingin)
4
Balai Besar Pulp dan
Kertas (BBPK)
•
Teknologi Ramah Lingkungan untuk Coating Kitchen dalam Proses
Pembuatan Kertas Salut (Coated Paper)
Teknologi Ramah Lingkungan pada Proses Pemutihan Pulp Menggunakan
Enzim dan Bahan Lainnya
5
Balai Besar Kulit Karet
Plastik (BBKKP)
•
•
Teknologi Pembuatan Komponen Karet Sol Ringan untuk TNI
Perekayasaan peralatan cetakan souvenir plastik sistem injection molding
dengan sistem CNC
6
Balai Besar Keramik
(BBK)
•
Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan Peluru untuk Memenuhi
Kebutuhan TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui Kemitraan dengan
Industri Terkait
7
Balai Besar Teknologi
Pencegahan
Pencemaran Industri
(BBTPPI)
•
Pemanfaatan Bakteri Halofilik untuk Pemurnian NaCl Guna Menerapkan
Green Industry di Industri Pemakai Garam Rakyat.
Penerapan Teknologi Nanofiltrasi dalam Proses Eliminasi Sulphur Dioksida
(SO2) pada Flue Gas di Industri Kertas
•
•
21
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Standardisasi
Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib di bidang
industri, sampai saat ini ada 102 SNI wajib dengan 308 nomor HS
SNI Wajib per Direktorat Jenderal Industri
Ditjen. Industri Agro (IA)
8
Dit. Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan
5
Dit. Industri Minuman dan Tembakau
3
Ditjen. Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA)
49
Dit. Industri Kimia Dasar
12
Dit. Industri Kimia Hilir
28
Dit. Industri Tekstil dan Aneka
9
Ditjen. Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE)
45
Dit. Industri Material Dasar Logam
27
Dit. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
4
Dit. Industri Alat Transportasi Darat
4
Dit. Industri Elektronika dan Telematika
10
Jumlah
102
22
Capaian PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU
Kegiatan
Penyusunan
Kebijakan
Keterangan
•
•
•
•
•
•
Permenperin 51/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau
SK Menperin 512-515/2015 tentang penetapan SIH untuk Industri Semen Portland; Ubin Keramik;
Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas; Tekstil Pencelupan, Pencapan, dan Penyempurnaan
SK Menperin 448/2015 tentang Logo Industri Hijau
•
•
•
•
Pedoman Pengelolaan Limbah Elektronik
Pedoman Pengelolaan Sampah Kemasan
Pedoman Teknis pengendalian emisi merkuri kegiatan smelting dan roasting pada industri non ferrous
metal
Pedoman BAT & BEP di Industri Pulp kertas, tekstil, pupuk, semen
Pedoman MRV Industri Semen
Pedoman bimbingan teknis perhitungan emisi gas rumah kaca industri semen
Pedoman Konservasi Energi di Industri Makanan Minuman dan Agro Kimia
Pelatihan
•
•
•
•
•
•
•
Pelatihan Industri Hijau: 39 orang
Pelatihan ISO 9001: 25 orang
Pelatihan ISO 14001: 10 orang
Pelatihan ISO 17065: 8 orang
Pelatihan Sistem Informasi dan Monitoring Emisi GRK: 100 orang
Pelatihan Energi Manajemen Sistem (ISO 50001): 23 orang
Pelatihan National Expert Pumping System Optimization, Heat Pump System Optimization: 45 orang
Penghargaan
•
Penghargaan Industri Hijau untuk 358 perusahaan
Penyusunan
Pedoman
23
Jumlah Penerima Fasilitas Industri
Jenis
Fasilitas
Jumlah Perusahaan Industri dan Kawasan Industri yang Menerima/Memanfaatkan Fasilitas
Industri
Total
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
-
-
-
-
-
-
-
2
-
1
3
6
-
-
52
5
10
6
5
1
2
7
16
104
BMDTP
-
-
-
20
66
75
95
70
70
75
94
565
OVNI
16
-
-
-
-
-
-
32
-
15
1
64
Tax
Holiday
Tax
Allowance
Tax
Holiday
Jumlah perusahaan yang mendapatkan fasilitas Tax Holiday mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015
adalah sebanyak 6 perusahaan yaitu PT. Unilever Oleochemical Indonesia (2012), PT. Petrokimia Butadiane
Indonesia (2012), PT. Energi Sejahtera Mas (2014), PT. Ogan Komering Ilir Pulp and Paper Mills (2015), PT. Sateri
Viscose International (2015), dan PT. Synthetic Rubber Indonesia (2015)
Tax
Allowance
Jumlah perusahaan yang memanfaatkan fasilitas Tax Allowance mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2015
adalah sebanyak 104 Perusahaan Industri yang berasal dari berbagai sektor industri yaitu sektor industri logam,
farmasi, makanan, minuman, otomotif, elektronika, pulp & kertas, kimia, komponen bahan bangunan, komponen
bahan furnitur, pengolahan ikan, tekstil & produk tekstil, permesinan, pengolahan minyak bumi.
BMDTP
Jumlah perusahaan industri yang memanfaatkan fasilitas BMDTP mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015
adalah sebanyak 565 perusahaan yang berasal dari sektor antara lain otomotif, elektronika, perkapalan, alat besar,
minuman, plastik, sorbitol, telematika, pupuk, alat tulis, telekomunikasi.
OVNI
Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri yang ditetapkan menjadi OVNI sampai dengan tahun 2015
adalah sebanyak 64 perusahaan dengan rincian 49 perusahaan industri dan 15 perusahaan kawasan industri.
24
Permasalahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rendahnya Pendaftaran Paten Dalam Negeri dan minimnya penerapan
dan komersialisasi hasil litbang
Masih banyaknya kebijakan yang bersifat cross-cutting dengan
kementerian dan lembaga negara terkait
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur industri hijau
membutuhkan alokasi dana yang besar
Terbatasnya kewenangan dalam hal penetapan industri yang
mendapatkan fasilitas, terutama terkait fasilitas fiskal
Belum ada fasilitas fiskal bagi perusahaan industri yang melakukan
aktivitas pengembangan R & D
Proses penetapan regulasi teknis melibatkan banyak institusi/pihak
terkait, dan terbatasnya ketersediaan infrastruktur pengujian
Kompetensi dan jumlah SDM Litbang, Perekayasa, Standardisasi, Auditor
yang terbatas
25
III
Rencana Kerja Prioritas BPPI
Tahun 2016 - 2019
26
Rencana Kerja Prioritas
1.
2.
Peningkatan Penerapan Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Teknologi Industri
Penyusunan Kebijakan/Regulasi antara lain:
a.
b.
c.
d.
3.
Regulasi Standar Industri Hijau
Regulasi SNI, ST dan PTC
Regulasi Fiskal dan Non Fiskal
Regulasi Audit Teknologi, Turn Key Project dan Penjaminan Resiko
Peningkatan Infrastruktur
a. Sarana dan Prasarana Litbang
b. Laboratorium Uji
4.
5.
Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) antara lain:
Peneliti, Perekayasa, Auditor.
Peningkatan jasa layanan teknis
27
Terima kasih
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian
Jln. Gatot Subroto Kav. 52 – 53
Lantai 19 -20, Jakarta
http://bppi.kemenperin.go.id