Perlindungan Hak Cipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut UU No 28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Studi pada Beberapa Band di Kota Medan)

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dan seni adalah dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Dalam kehidupannya manusia tidak pernah terlepas dari seni. Seni adalah ungkapan batin manusia berupa ide ataupun gagasan yang diwujudkan dalam sebuah karya. Bentuk karya tersebut dapat berwujud rupa, suara maupun gerakan. Seni juga dapat berwujud benda yang memiliki nilai keindahan di dalamya baik penglihatan maupun pendengaran.

Menurut penjelasan pada alinea pertama Undang-Undang NO.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang sangat kaya. Hal itu sejalan dengan keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan agama yang secara keseluruhan

merupakan potensi nasional yang perlu dilindungi. Kekayaan seni dan budaya itu merupakan salah satu sumber dari karya intelektual yang dapat dan perlu

dilindungi oleh undang-undang. Kekayaan itu tidak semata-mata untuk seni dan budaya itu sendiri, tetapi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan di bidang perdagangan dan industri yang melibatkan para Penciptanya. Dengan demikian, kekayaan seni dan budaya yang dilindungi itu dapat meningkatkan kesejahteraan tidak hanya bagi para Penciptanya saja, tetapi juga bagi bangsa dan Negara.

Perlindungan terhadap karya seni dan budaya lokal termasuk dalam aturan Hak Kekayaan Intelektual. Hak Kekayaan Intelektual adalah hak kebendaan, hak


(2)

atas sesuatu benda yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil dari pekerjaan rasio manusia yang menalar. Hasil kerjanya itu berupa benda immaterial. Benda tidak berwujud, misalnya karya cipta lagu. Untuk menciptakan alunan nada (irama) diperlukan pekerjaan otak.2

Seorang pencipta berhak untuk mendapatkan penghargaan atas kemampuan intelektualnya. Inilah yang menjadi dasar dari konsepsi Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right). Hak Kekayaan Intelektual yang selanjutnya disebut HKI merupakan hak yang lahir karena hasil kreativitas intelektual manusia. Pada hasil kreativitas intelektual itu melekat dua hak, yaitu hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah hak eksklusif yang diberikan kepada pencipta untuk memperoleh manfaat ekonomi dari karya ciptaannya, dan hak moral adalah hak pengakuan terhadap hasil karya ciptaanya yang bersifat abadi.

Zaman modern seperti sekarang ini perkembangan di bidang perdagangan, industri, dan investasi telah sedemikian pesat, sehingga memerlukan peningkatan perlindungan bagi Pencipta dan Pemilik Hak Terkait dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat luas. Pencipta dan Pemegang hak terkait memerlukan perlindungan karena tidak semua orang dapat mampu melahirkan dan

mewujudkan suatu karya seni dari hasil pemikiranya dan perasaannya sendiri. Hanya orang yang mampu menghasilkan ciptaan yang bersifat khas dan pribadilah yang dapat memperoleh hak eksklusif oleh Hak Kekayaan Intelektual.

2OK.Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), Cetakan Ke 7, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 2010, Hal. 9.


(3)

Secara historis, Hak Kekayaan Intelektual pertama kali diUndang-Undangkan di Venice, Italia dimana terdapat masalah yang menyangkut tentang paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo dan Guttenberg tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dimasa itu dan mempunyai hak monopoli atas penemu-penemuan mereka. Awalnya, hak monopoli tersebut diberikan langsung kepada penerbit untuk menjual karya cetak. Saat peraturan hukum tentang copyright mulai diundangkan pada tahun 1710 dengan Statute of Anne di Inggris, hak monopoli tersebut diberikan ke pengarang, bukan penerbit. Peraturan tersebut juga

mencakup perlindungan kepada konsumen yang menjamin bahwa penerbit tidak dapat mengatur penggunaan karya cetak tersebut setelah transaksi jual beli berlangsung. Selain itu, peraturan tersebut juga mengatur masa berlaku hak

eksklusif bagi pemegang copyright, yaitu selama 28 tahun, yang kemudian setelah itu karya tersebut menjadi milik umum.3

Hak monopoli yang dimaksud di sini adalah hak eksklusif atas suatu temuan atau hasil karya seseorang, sehingga haknya bisa dilindungi dari penjiplakan atau pencurian ide oleh orang lain. Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian diadopsi oleh kerajaan Inggris di jaman TUDOR tahun 1500-an d1500-an kemudi1500-an lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai Undang-Undang paten tahun 1791. Upaya harmonisasi dalam bidang Hak Kekayaan Intelektual pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention untuk masalah paten,

3 https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_Cipta, diakses pada tanggal 24 Mei 2015 Pukul 23.44.


(4)

merek dagang dan desain. Kemudian Berne Convention 1886 untuk masalah copyright atau hak cipta.4

Dua konvensi ini menjadi tonggak awal penyelarasan dan pengaturan hak kekayaan intelektual secara lebih terstruktur dan kompleks seperti masalah hak paten, merek dagang dan desain industri sampai dengan masalah hak cipta suatu ide dan sebuah karya yang sudah jadi. Untuk menangani dan mengurus hal hal yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual dibentuklah lembaga

internasional yang diberi nama World Intellectual Property Organization (WIPO).5

Permasalahan Hak Kekayaan Intelektual telah masuk kedalam Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang salah satu bagiannya adalah perumusan mengenai aspek-aspek perdagangan Hak Kekayaan Intelektual yang dikenal sebagai

Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan tentang Aspek-Aspek Dagang dan Hak-hak Kekayaan Intelektual) atau TRIP‟s Agreementtahun 1994. Perjanjian TRIP‟s di maksudkan untuk menyeragamkan perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (asing) di suatu Negara.6

Hak Kekayaan Intelektual bukan merupakan suatu hal yang baru dalam sistem hukum di Indonesia. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, pengakuan terhadap karya intelektual sudah ada, tetapi hanya berupa pengakuan secara

4 http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/135803-T%2027985-Tarik%20menarik-Metodologi.pdf , diakses pada tanggal 25 Mei 2015 Pukul 11.08

5 Ibid.

6Otto Hasibuan, Hak Cipta di Indonesia: Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Bandung, P.T.Alumni, 2008, Hal. 24.


(5)

moral dan etika. Tidak ada peraturan dan norma secara tertulis terhadap suatu karya intelektual.

Seiring dengan berkembangnya zaman, dunia semakin lama semakin sempit. Teknologi komunikasi telah menciptakan kemudahan dalam berinteraksi antarmanusia tanpa kendala jarak dan waktu. Melalui media radio, televisi, dan kemudian internet, orang bisa menyaksikan kejadian yang terjadi dibelahan bumi lain. Pertukaran tradisi, kebiasaan, dan adat istiadat antar Negara berlangsung dengan cepat. Gaya hidup, fashion, perkawinan antara ras satu dengan ras yang lain kemudian menciptakan kebudayaan baru yang disebut budaya modern. Indonesia sebagai bagian dari dunia juga tidak bisa lepas dari adanya pengaruh budaya modern. Budaya modern inilah yang mendorong lahirnya perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual di Indonesia.7

Perlindungan hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, diatur dengan berbagai peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang NO. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menggantikan Undang-Undang No 19 Tahun 2002, Undang-Undang NO. 14 Tahun 2001 tentang Paten, Undang-Undang NO. 15 Tahun 2001 tentang Merek, dan perundang-undangan HKI lainnya seperti Undang-Undang NO. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, Undang-Undang NO. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-Undang NO. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

Dalam Undang-Undang Hak Cipta pada alinea pertama penjelasan, menyebutkan bahwa di tingkat Internasional, Indonesia telah ikut serta menjadi

7 Much. Nurachmad, Segala Tentang HAKI Indonesia, Jogjakarta, Buku Biru, 2012, Hal.17.


(6)

anggota dalam Agreement Establishing the World Trade Organization

(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan tentang Aspek-Aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual) yang selanjutnya disebut TRIP‟s, melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994. Selain itu, Indonesia juga telah

meratifikasi Berne Convention for the Protection of Artistic and Literary Works

(Konvensi Bern tentang Pelindungan Karya Seni dan Sastra) melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan World Intellectual Property Organization Copyright Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO) yang selanjutnya disebut WCT, melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997, serta World Intellectual Property Organization Performances and Phonograms Treaty (Perjanjian Karya-Karya Pertunjukan dan Karya-Karya-Karya-Karya Fonogram WIPO) yang selanjutnya disebut WPPT, melalui Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2004.

Secara garis besar, Hak Kekayaan Intelektual dibagi menjadi dua, hak cipta dan hak kekayaan industri. Hak cipta terdiri dari ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Hak kekayaan industri terdiri dari paten, merek, desain industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST), rahasia dagang dan perlindungan varietas tanaman. Hak cipta, paten, merek, desain industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST) dan rahasia dagang berada dibawah Departemen Hukum dan HAM (Depkumham) sedangkan varietas tanaman berada di bawah Departemen Pertanian.8

8


(7)

Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang didalamnya mencakup pula program komputer.

Perkembangan ekonomi kreatif adalah salah satu andalan Indonesia dan Negara lain di dunia untuk meningkatkan perekonomian negara. Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi mengharuskan adanya pembaruan Undang-Undang Hak Cipta, mengingat Hak Cipta menjadi hal terpenting dari ekonomi kreatif nasional. Melalui Undang-Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur perlindungan dan pengembangan ekonomi kreatif ini maka diharapkan kontribusi sektor Hak Cipta dan Hak Terkait bagi perekonomian negara dapat lebih optimal.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi salah satu variabel dalam Undang-Undang tentang Hak Cipta mengingat teknologi informasi dan komunikasi disatu sisi memiliki peran strategis dalam

pengembangan Hak Cipta. Di sisi lain dapat pula menjadi alat untuk melakukan pelanggaran hukum di bidang Hak Cipta. Pengaturan yang proporsional sangat diperlukan agar fungsi positif dapat dioptimalkan dan dampak negatifnya dapat diminimalkan.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dinyatakan bahwa “Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam


(8)

bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Hak Cipta tidak hanya melindungi hak pencipta saja namun juga memberikan perlindungan terhadap hak kepada Pelaku pertunjukan, Produser rekaman dan juga lembaga penyiaran. Ide dasar sistem hak cipta adalah untuk melindungi wujud hasil karya yamg lahir dari kemampuan intelektual manusia yang merupakan endapan perasaannya. Hak cipta merupakan hak kebendaan yang bersifat absolut dimana sebagai hak absolut maka hak itu pada dasarnya dapat dipertahankan terhadap siapapun, dan yang memegang hak tersebut dapat menuntut tiap pelanggaran yang dilakukan oleh pihak manapun juga9.

Ciptaan yang dilindungi dalam Hak Cipta meliputi ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Menurut Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta, terdiri atas:

a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim; f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase; g. Karya seni terapan;

h. Karya arsitektur; i. Peta;

j. Karya seni batik atau seni motif lain; k. Karya fotografi;

l. Potret;

m. Karya sinematografi;

9Muhammad Djumahana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia), Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1993, Hal. 45.


(9)

n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;

o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;

p. Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program Komputer maupun media lainnya;

q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;

r. Permainan video; dan s. Program Komputer.

Seluruh hasil karya diatas tidak dapat di lindungi oleh hak cipta apabila belum ada wujud nyata dari hasil karya tersebut, serta setiap ide, metode, konsep, prinsip walaupun telah dinyatakan ataupun juga alat, benda ataupun sebuah

produk yang diciptakan untuk kebutuhan manusia yang berdasarkan bentuknya memiliki kegunaan dan fungsi tertentu.

Musik dan lagu adalah bagian dari suatu karya cipta yang termasuk ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta. Secara etimologi musik dan lagu memiliki

perbedaan arti.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan

kesinambungan sedangkan lagu merupakan ragam suara yang berirama (dalam bercakap-cakap, bernyanyi, membaca, dan lain lain.), atau nyanyian.10

Pekembangan seni musik di Indonesia sudah tergolong tua. Pada waktu orang Hindu datang ke Jawa pada abad ke-4, mereka telah menemukan

bermacam-macam alat musik. Pada relief candi Borobudur terdapat alat-alat

10Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta, Balai Pustaka, 1995, Hal. 486.


(10)

musik lokal maupun yang di import dari India. Bahwa seni musik di Jawa sejak dulu telah mendapat suatu penghargaan tinggi dapat disimpulkan dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari zaman itu dan dari naskah-naskah kuno yang tidak jarang bertuliskan nama alat musik.11

Industri musik atau lagu saat ini tengah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karena didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karya lagu atau musik telah menjadi komoditi inidustri yang bernilai tinggi, baik secara estetis maupun ekonomis. Teknologi elektronik, di samping mampu meningkatkan nilai estetika karya lagu atau musik melalui alat-alat musik elektrik, juga mempermudah orang dalam menikmati lagu dan music melalui kaset dan CD (Compact Disk). Melalui perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, seperti radio, televisi, internet, dan lain-lain, karya lagu dan musik telah menyebar luas melampaui batas ruang dan waktu12

Pengaturan perlindungan Ciptaan musik di Indonesia adalah sejak berlakunya Auteurswet 1912 (stb. 1912 NO.600) 23 September 1912 pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Setelah Indonesia merdeka dan Undang-Undang Hak Cipta bersifat nasional dibentuk pertama kali tahun 1982, yang mengalami perubahan beberapa kali. Ciptaan musik tetap tercantum sebagai ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta.13

Dalam Konvensi Bern (Bern Convention for the Protection of Literary and Artistic Works), diresmikan pada 9 September 1886 di Bern, ibukota Switzerland

11

http://sejarahmu5ik.blogspot.com/2012/11/sejarah-musik.html, di akses pada tanggal 30 Mei 2015 Pukul 20.06

12 Otto Hasibuan, Op. Cit, Hal. 14. 13


(11)

dan telah direvisi dan disempurnakan beberapa kali, telah dimasukkan karya musik sebagai salah satu ciptaan yang dilindungi. Sesudah itu, Negara-negara didunia, baik yang menjadi anggota konvensi Bern maupun yang bukan anggota memberikan perlindungan kepada hak pencipta karya musik.14

Musik dan lagu dapat diciptakan oleh siapa saja tanpa memandang asal, golongan, umur atau apapun juga. Seperti yang kita ketahui Medan sebagai salah satu kota seni juga banyak menghasilkan grup-grup band lokal dengan berbagai jenis musik baik itu musik klasik, musik tradisional, musik popular seperti musik jazz, blues, gospel, pop, rock dan lain sebagainya.

Band-band lokal di kota Medan muncul dari berbagai kalangan baik itu pelajar, mahasiswa bahkan orang dewasa. Namun tidak semua dari mereka

mengetahui tentang hak cipta dan hak hak yang melekat didalamnya. Pengetahuan yang sedikit tentang hak cipta inilah yang dapat merugikan pencipta dan

pemegang hak terkait khususnya band lokal kota Medan.

Dalam Perkembangannya terdapat suatu fenomena dalam industri musik di Indonesia yakni plagiat ataupun penjiplakan yang dapat merugikan pencipta dan memberikan keuntungan bagi orang yang melakukan penjiplakan tersebut. Penjiplakan ini hanyalah salah satu dari fenomena pelanggaran yang terjadi di bidang hak cipta untuk itulah terhadap hak cipta yang telah memenuhi syarat peaturan perundang undangan perlu dilakukan pendaftaran hak cipta baik itu terhadap lagu atau musik maupun hasil karya cipta lainnya.

14


(12)

Pendaftaran adalah kegiatan pemeriksaan dan pencatatan setiap HKI oleh pejabat pendaftaran dalam buku daftar berdasarkan permohonan pemilik untuk tujuan memperoleh kepastian status kepemilikan dan perlindungan hukum. Bukti dari pendaftaran adalah diberikannya sertifikat HKI. Melalui proses pendaftaran HKI akan mendapatkan pengakuan. Namun demikian, untuk hak cipta tidak diharuskan melakukan pendaftaran karena hak cipta dapat diperoleh melalui pengakuan hak. Ciptaan yang didaftarkan akan memperoleh kepastian hukum dan perlindungan hukum, tetapi ciptaan yang tidak didaftarkan tetap dilindungi asalkan pencipta dapat membuktikan bahwa dialah pencipta yang sebenarnya bila ada pihak lain yang mengakui ciptaan tersebut.15

Suatu ciptaan tidak bisa didaftarkan apabila ciptaan-ciptaan itu tidak original, diluar dari ilmu pengetahuan, seni dan sastra dan ciptaan yang masih berupa ide, dan ciptaan yang sudah merupakan milik umum. Undang-Undang Hak cipta adalah dasar atau payung hukum bagi pencipta dan pemegang hak terkait dalam melindungi hasil ciptaannya.

B. PERMASALAHAN

1. Bagaimana bentuk pelanggaran terhadap hak cipta di bidang lagu atau musik?

15

Chandra Puspitasari, PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL, staff UNY, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PENDAFTARAN%20HKI-MAKALAH%20PPM%20Imogiri_0.pdf, diunduh pada tanggal pril 2015 Pukul 08:01.


(13)

2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak ekonomi pencipta lagu dan pemegang hak terkait menurut hukum hak cipta di Indonesia?

3. Bagaimana bentuk upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pencipta lagu dan pemegang hak terkait terhadap pelanggaran hak cipta?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran terhadap hak cipta di bidang lagu atau musik.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pelindungan hukum terhadap hak ekonomi pencipta lagu dan pemegang hak terkait menurut hukum hak cipta di Indonesia.

3. Untuk mengetahui upaya hukum apa yang dapat dilakukan oleh Pencipta lagu dan pemegang hak terkait terhadap pelanggaran hasil karya cipta musik atau lagu buatan mereka.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat teoritis, Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi bahan pemikiran untuk menambah pengetahuan hukum tentang hak cipta serta khususnya tentang hak cipta lagu atau musik

2. Manfaat Praktis, Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi sumber masukan terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan


(14)

perlindungan hak cipta terhadap hasil karya lagu atau musik serta dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pencipta musik atau lagu untuk dapat memperoleh hak yang seharusnya diterima.

E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian hukum adalah prosedur atau cara yang dilakukan

dalam melakukan penelitian hukum.16

Dalam penulisan skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Ada dua jenis penelitian hukum yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Hal tersebut sesuai dengan yang di kemukakan Soerjono Soekanto bahwa:

“Penelitian hukum itu berdasarkan tujuannya terdiri atas yang pertama, Penelitian hukum normative, yang mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum,

penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum, penelitian sejarah hukum, dan penelitian perbandingan hukum.Kedua, Penelitian hukum sosiologis atau empiris, yang mencakup, penelitian terhadap identifikasi hukum dan penelitian efektivitas hukum.”17

16

M. Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta, PT. RajaGrafindo

Persada, 2007, hal. 22

17Fajar Mukti dan Achmad Yulianto, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010, Hal. 153.


(15)

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian hukum normatif yaitu sebuah bentuk atau jenis penelitian yang dilakukan secara tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan

mengandalkan data dan informasi tentang hukum, baik bahan hukum pimer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier.

Penulis juga melakukan penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan mengandalkan data khusus melalui pengumpulan fakta, gagasan atau pendapat dari sejumlah orang atau masyarakat yang kemudian data ini dipergunakan untuk menguji kebenaran dari suatu peraturan perundang-undangan, teori dan konsep melaui kenyataan di dalam praktek.

2. Jenis data dan bahan hukum

Dalam penelitian hukum terdapat dua jenis data yang di perlukan.Jenis data yang pertama adalah data primer dan data kedua yaitu data sekunder.18

Sepanjang yang hendak di teliti adalah perilaku hukum dari warga masyarakat, maka warga masyarakat harus di teliti secara langsung, sehingga yang di pergunakan adalah data primer atau data dasar. Dalam penelitian hukum, di pergunakan pula data sekunder, dari sudut kekuatan mengikatnya di golongkan dalam :

1. Bahan Hukum Primer :

a. Norma atau kaedah dasar b. Peraturan dasar

18


(16)

c. Peraturan perundang-undangan d. Traktat

2. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelesan mengenai bahan hukum primer, misalnya rancangan Undang-Undang, hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya.

3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif dan seterusnya.19 Pada skripsi ini menggunakan bahan hukum baik primer, sekunder

maupun bahan tersier. Bahan hukum primer yang di gunakan antara lain peraturan perundang-undangan yang mengenai perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Cipta misalnya Undang-Undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Bahan Hukum sekundernya meliputi jurnal, makalah dan hasil penelitian dan karya dari kalangan hukum lainnya. Bahan hukum tersier dari kamus serta ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penulisan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Dalam penelitian Hukum Normatif dilakukan dengan studi pustaka terhadap bahan hukum primer, sekunder dan tersier, yaitu dapat dilakukan dengan membaca, mendengar maupun penelurusan di internet.

19


(17)

b. Dalam penelitian Hukum Empiris dapat di lakukan dengan 3 teknik yaitu wawancara, kuesioner dan observasi.20

Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan penelitian Hukum normative dengan cara melakukan studi kepustakaan serta penelitian hukum empiris dengan menggunakan kuesioner dan observasi pada 30 anak band di kota Medan.

4. Analisa

Analisa pendekatan penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan mendasarkan pada data-data yang dinyatakan responden secara lisan atau tulisan, dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh21

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data22

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibuat secara teliti, sistematis, tegas dan jelas agar memberikan kemudahan dalam membaca, memahami makna dan dapat pula memperoleh manfaatnya serta dapat di jadikan bahan pemikiran dari yang membaca skripsi ini. Keseluruhan penulisan skripsi ini merupakan satu kesatuan yang sangat

berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang menjadi suatu bahan pertimbangan keilmuan. Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah :

20

Fajar Mukti dan Achmad Yulianto, Op.Cit, Hal. 168-170. 21 Soerjono Soekanto , Op.Cit, Hal. 52

22 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002, Hal.103.


(18)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang dipilihnya penulisan judul skripsi ini serta uraian permasalahan yang akan diteliti berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan dilanjutkan dengan tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan serta keaslian penulisan dari skripsi ini.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pada bab II penulis membahas pengertian hak kekayaan intelektual menurut hukum dan menurut peraturan perundang-undangan, selanjutnya menjelaskan mengenai ruang lingkup hak kekayaan intelektual dan sistem pendaftaran hak kekayaan intelektual menurut peraturan perundang undangan.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA

Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang pengertian hak cipta dan filosofi hak cipta, pengaturan hak cipta di Indonesia dan hak hak yang terkait dengan hak cipta. Pada bab ini penulis juga membahas mengenai hak hak apa saja yang tercakup dalam hak cipta, pembatasan hak cipta dan bagaimana pengaturan terhadap pendaftaran dan masa berlaku hak cipta dan hak terkait.


(19)

BAB IV : TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN HAK CIPTA PADA HASIL KARYA LAGU ATAU MUSIK

Pada bab ini penulis membahas mengenai penelitian yang

dilakukan guna mendukung penulisan skripsi ini yaitu membahas syarat musik dan lagu yang dapat dilindungi, bentuk-bentuk pelanggaran dari karya cipta serta ganti rugi terhadap pelanggaran tersebut dan perlindungan yang diberikan oleh hukum terhadap hak ekonomi pencipta lagu serta pemegang hak terkait dan apa saja upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pencipta dan pemegang hak terkait apabila tejadi pelanggaran hak cipta menurut Undang-Undang NO.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

a. Bab V : Penutup

Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan diperoleh berdasarkan uraian dan penjelasan secara keseluruhan dari bab-bab terdahulu. Sedangkan saran-saran merupakan usul dari penulis terhadap topik yang dibahas

G. Keaslian Penulisan

Skripsi yang berjudul Perlindungan Hak Cipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut Undang-Undang NO. 28 Tahun 2014 (studi pada Beberapa Band di Kota Medan), merupakan hasil karya dan ide penulis sendiri tanpa ada plagiat atau meniru bahkan merekayasa penulisan skripsi yang pernah ada. Penulis menyusun skripsi ini dengan referensi buku-buku ilmiah tentang hukum, baik media cetak maupun elektronik, melakukan penelitian di lapangan serta bantuan


(20)

dari berbagai pihak. Dalam penulisan skrispsi ini dituangkan segala pemikiran dan pendapat penulis dengan kelayakan dan menjamin skripsi ini belum ada yang menulis sebelumnya.Serta sesuai surat bebas pustaka yang sudah di keluarkan Fakultas Hukum Univesitas Sumatera Utara yang menunjukan bahwa tidak ada judul skripsi yang sama dengan skripsi penulis.

Adapun judul yang mirip dengan penulisan skripsi ini ialah:

Nama Penulis : Widya Tresna Sinambela

Judul Skripsi : Perlindungan Hukum atas Hak Cipta Karya Musik dan Lagu (Putusan Pengadilan Niaga No. 02/Hak Cipta/2005/PN.Niaga/Mdn)


(1)

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian hukum normatif yaitu sebuah bentuk atau jenis penelitian yang dilakukan secara tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan

mengandalkan data dan informasi tentang hukum, baik bahan hukum pimer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier.

Penulis juga melakukan penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan mengandalkan data khusus melalui pengumpulan fakta, gagasan atau pendapat dari sejumlah orang atau masyarakat yang kemudian data ini dipergunakan untuk menguji kebenaran dari suatu peraturan perundang-undangan, teori dan konsep melaui kenyataan di dalam praktek.

2. Jenis data dan bahan hukum

Dalam penelitian hukum terdapat dua jenis data yang di perlukan.Jenis data yang pertama adalah data primer dan data kedua yaitu data sekunder.18

Sepanjang yang hendak di teliti adalah perilaku hukum dari warga masyarakat, maka warga masyarakat harus di teliti secara langsung, sehingga yang di pergunakan adalah data primer atau data dasar. Dalam penelitian hukum, di pergunakan pula data sekunder, dari sudut kekuatan mengikatnya di golongkan dalam :

1. Bahan Hukum Primer :

a. Norma atau kaedah dasar b. Peraturan dasar

18


(2)

c. Peraturan perundang-undangan d. Traktat

2. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelesan mengenai bahan hukum primer, misalnya rancangan Undang-Undang, hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya.

3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif dan seterusnya.19 Pada skripsi ini menggunakan bahan hukum baik primer, sekunder

maupun bahan tersier. Bahan hukum primer yang di gunakan antara lain peraturan perundang-undangan yang mengenai perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Cipta misalnya Undang-Undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Bahan Hukum sekundernya meliputi jurnal, makalah dan hasil penelitian dan karya dari kalangan hukum lainnya. Bahan hukum tersier dari kamus serta ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penulisan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Dalam penelitian Hukum Normatif dilakukan dengan studi pustaka terhadap bahan hukum primer, sekunder dan tersier, yaitu dapat dilakukan dengan membaca, mendengar maupun penelurusan di internet.

19


(3)

b. Dalam penelitian Hukum Empiris dapat di lakukan dengan 3 teknik yaitu wawancara, kuesioner dan observasi.20

Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan penelitian Hukum normative dengan cara melakukan studi kepustakaan serta penelitian hukum empiris dengan menggunakan kuesioner dan observasi pada 30 anak band di kota Medan.

4. Analisa

Analisa pendekatan penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan mendasarkan pada data-data yang dinyatakan responden secara lisan atau tulisan, dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh21

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data22

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibuat secara teliti, sistematis, tegas dan jelas agar memberikan kemudahan dalam membaca, memahami makna dan dapat pula memperoleh manfaatnya serta dapat di jadikan bahan pemikiran dari yang membaca skripsi ini. Keseluruhan penulisan skripsi ini merupakan satu kesatuan yang sangat

berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang menjadi suatu bahan pertimbangan keilmuan. Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah :

20

Fajar Mukti dan Achmad Yulianto, Op.Cit, Hal. 168-170.

21 Soerjono Soekanto , Op.Cit, Hal. 52

22 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002,


(4)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang dipilihnya penulisan judul skripsi ini serta uraian permasalahan yang akan diteliti berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan dilanjutkan dengan tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan serta keaslian penulisan dari skripsi ini.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pada bab II penulis membahas pengertian hak kekayaan intelektual menurut hukum dan menurut peraturan perundang-undangan, selanjutnya menjelaskan mengenai ruang lingkup hak kekayaan intelektual dan sistem pendaftaran hak kekayaan intelektual menurut peraturan perundang undangan.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA

Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang pengertian hak cipta dan filosofi hak cipta, pengaturan hak cipta di Indonesia dan hak hak yang terkait dengan hak cipta. Pada bab ini penulis juga membahas mengenai hak hak apa saja yang tercakup dalam hak cipta, pembatasan hak cipta dan bagaimana pengaturan terhadap pendaftaran dan masa berlaku hak cipta dan hak terkait.


(5)

BAB IV : TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN HAK CIPTA PADA HASIL KARYA LAGU ATAU MUSIK

Pada bab ini penulis membahas mengenai penelitian yang

dilakukan guna mendukung penulisan skripsi ini yaitu membahas syarat musik dan lagu yang dapat dilindungi, bentuk-bentuk pelanggaran dari karya cipta serta ganti rugi terhadap pelanggaran tersebut dan perlindungan yang diberikan oleh hukum terhadap hak ekonomi pencipta lagu serta pemegang hak terkait dan apa saja upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pencipta dan pemegang hak terkait apabila tejadi pelanggaran hak cipta menurut Undang-Undang NO.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

a. Bab V : Penutup

Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan diperoleh berdasarkan uraian dan penjelasan secara keseluruhan dari bab-bab terdahulu. Sedangkan saran-saran merupakan usul dari penulis terhadap topik yang dibahas

G. Keaslian Penulisan

Skripsi yang berjudul Perlindungan Hak Cipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut Undang-Undang NO. 28 Tahun 2014 (studi pada Beberapa Band di Kota Medan), merupakan hasil karya dan ide penulis sendiri tanpa ada plagiat atau meniru bahkan merekayasa penulisan skripsi yang pernah ada. Penulis menyusun skripsi ini dengan referensi buku-buku ilmiah tentang hukum, baik media cetak maupun elektronik, melakukan penelitian di lapangan serta bantuan


(6)

dari berbagai pihak. Dalam penulisan skrispsi ini dituangkan segala pemikiran dan pendapat penulis dengan kelayakan dan menjamin skripsi ini belum ada yang menulis sebelumnya.Serta sesuai surat bebas pustaka yang sudah di keluarkan Fakultas Hukum Univesitas Sumatera Utara yang menunjukan bahwa tidak ada judul skripsi yang sama dengan skripsi penulis.

Adapun judul yang mirip dengan penulisan skripsi ini ialah:

Nama Penulis : Widya Tresna Sinambela

Judul Skripsi : Perlindungan Hukum atas Hak Cipta Karya Musik dan Lagu (Putusan Pengadilan Niaga No. 02/Hak Cipta/2005/PN.Niaga/Mdn)