Analisisvalue Added Pengolahan Jamur Tiram Menjadi Jamur Crispydi Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai petani. Hal tersebut tentunya membuka peluang bagi Indonesia
untuk mengembangkan sektor pertanian dalam rangka kebutuhan pangan,
meningkatkan pendapatan masyarakat, serta memperbaiki keadaan gizi melalui
penganekaragaman jenis makanan. Secara umum, Indonesia sebagai salah satu negara
yang beriklim tropis mempunyai peluang cukup besar untuk mengembangkan
produk-produk pertanian khususnya produk pangan, dimana didalamnya terdapat
produk hortikultura yaitu buah-buahan dan sayuran (Martawijaya dan Nurjayadi,
2009).
Indonesia yang dikenal dengan negara agraris, sebenarnya telah

lama

membudidayakan aneka jenis jamur konsumsi, bahkan sejak perang dunia kedua.
Dari sekian banyak jenis jamur, jamur tiram merupakan jenis yang paling banyak
dibudidayakan(Untung, 2013).
Jamur tiram putih mempunyai nama lain shimeji (Jepang), abalon mushroom atau
oyster mushroom (Eropa atau Amerika), supa liat (Jawa Barat). Bentuk dari jamur

tiram tersebut menyerupai cangkang kerang, tudungnya halus, panjangnya 5-15 cm.
waktu muda, jamur tersebut berbentuk seperti kancing, kemudian berkembang
menjadi pipih. Apabila sudah terlalu tua, apalagi kalau sudah kering, jamur tiram
akan liat walaupun terus-menerus direbus (Sheilaa, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Jamur hanya tumbuh secara alami pada musim hujan. Inisiatif pembudidayaan jamur
konsumsi dilakukan saat kebutuhannya terus meningkat, sedangkan persediaan alam
terbatas. Berkat pengalaman dan ketelitian memepelajari cara hidupnya, manusia
berhasil membudidayakan jamur konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang
meningkat setiap saat. Diantara beberapa jamur yang dikonsumsi masyarakat, jamur
tiram adalah jamur yang dikenal paling enak dan paling disukai masyarakat,
sedangkan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan ialah jamur tiram putih
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Sejak 3000 tahun silam, Jamur tiram mulai dinimkati di Negara-negara seperti
Jepang, Cina, Korea, dan Mesir. Sebagian besar mereka meyakini bahwa
mengonsumsi jamur ini dapat meningkatkan kekekalan (berumur panjang). Beberapa
Negara seperti Rusia, Yunani dan Meksiko sangat percaya bahwa memakan jamur
tiram dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Jamur ini sangat popular saat ini (Sheilab,

2014).
Di luar negeri jamur tiram sangat populer terutama di negara Amerika dan Eropa.
Oleh sebab itu tidaklah mengherankan bila budidaya atau usaha jamur tiram sudah
mendunia sejak dulu. Di mancanegara, jamur tiram biasa disebut Oyster Mushroom.
Jamur tiram di sana sudah memasyarakat sebagai olahan yang cukup banyak
penggemarnya karena selain mengandung gizi yang cukup tinggi juga disinyalir dapat
digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit (Warisno, 2010).
Jamur dikenal sebagai hidangan lezat dimulai sejak 3.000 tahun silam, yakni ketika
jamur menjadi hidangan popular para raja dan kaisar Mesir. Begitu pula di Cina,
jamur juga telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun yang lalu, terutama dijadikan

Universitas Sumatera Utara

sebagai bahan pengobatan herbal. Saat ini, jamur telah berkembang menjadi makanan
rakyat yang penyajiannya cukup dinantikan. Di sejumlah Negara, beberapa jenis
jamur hanya bias dijangkau kelas tertentu saja mengingat harganya yang mencapai
jutaan serta khasiatnya yang luar biasa (Syammafuz, 2010 ).
Sebagai salah satu sumber hayati, jamur (mushroom) diketahui hidup liar di alam.
Selama ini, jamur banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, selain juga ada yang
memanfaatkannya untuk dijadikan obat. Jamur yang hidup liar di alam ada yang

beracun dan ada yang aman untuk di konsumsi. Dikatakan beracun karena jamur
tersebut

mengandung

zat

yang

berbahaya

bagi

kesehatan

manusia

bila

mengkonsumsinya, sedangkan jamur yang aman dikonsumsi yaitu jamur yang tidak

mengandung zat berbahaya dalam jamur sehingga aman untuk dikonsumsi
masyarakat.
Jamur tiram mempunyai manfaat dan khasiat untuk manusia sebagai protein nabati
yang tidak mengandung kolesterol sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit
darah tinggi dan jantung serta untuk mengurangi berat badan dan diabetes.
Kandungan asam folatnya tinggi sehingga dapat menyembuhkan anemia dan obat anti
tumor. Digunakan untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi dan
pengobatan kekurangan zat besi. Untuk terapi pengobatan sebaiknya tidak digoreng
karena bisa menurunkan kadar vitaminnya dan zat-zat yang bermanfaat untuk
penyembuhan penyakit (Pasaribu dkk, 2002).
Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini telah mengenal jamur tiram dengan
baik. Disebut jamur tiram karena bentuknya yang cukup unik seperti tiram. Jamur
crispy adalah jamur tiram yang diolah dengan olahan tepung dan di goreng renyah

Universitas Sumatera Utara

yang saat ini sudah banyak menjadi mata pencaharian masyarakat. Selain rasa nya
yang enak dan bergizi, jamur crispy sangat di gemari oleh semua kalangan
masyarakat baik anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Sehingga selain
memiliki nilai gizi yang tinggi untuk dikonsumsi jamur tiram juga memiliki nilai

ekonomis yang tinggi.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang analisis nilai tambah
pengolahan jamur tiram menjadi jamur crispy.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan jamur crispy di daerah penelitian?
2. Apakah ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usaha jamur tiram dengan
pendapatan usaha jamur crispy di daerah penelitian?
3. Bagaimana nilai tambah pengolahan jamur tiram menjadi jamur crispy di daerah
penelitian?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pembuatan jamur crispy di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara pendapatan usaha jamur tiram
dengan pendapatan usaha jamur crispy di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui nilai tambah pengolahan jamur tiram menjadi jamur crispy di
daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara


1.4. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai wacana dan sumber informasi bagi pengusaha jamur crispy dan
masyarakat umum.
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pemerintah dalam hal pengambil
kebijakan.
3. Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara