SYARAT DAN TATA CARA PENGALIHAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PENGGUNAAN VARIETAS YANG DILINDUNGI OLEH PEMERINTAH pp0142004

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2004
TENTANG
SYARAT DAN TATA CARA PENGALIHAN PERLINDUNGAN
VARIETAS TANAMAN DAN PENGGUNAAN VARIETAS YANG DILINDUNGI
OLEH PEMERINTAH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (2), Pasal 40 ayat
(4), Pasal 43 ayat (3) dan Pasal 55 Undang-undang Nomor 29 Tahun
2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, dipandang perlu untuk
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Syarat dan Tata Cara
Pengalihan Perlindungan Varietas Tanaman dan Penggunaan Varietas
Yang Dilindungi Oleh Pemerintah;
Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan

Varietas Tanaman (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 241,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4043);
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SYARAT DAN TATA
CARA PENGALIHAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
DAN PENGGUNAAN VARIETAS YANG DILINDUNGI OLEH
PEMERINTAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Perlindungan ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

2


-

1. Perlindungan Varietas Tanaman yang selanjutnya disingkat PVT,
adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal
ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh
Kantor PVT, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh
pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman.
2. Hak Perlindungan Varietas Tanaman yang selanjutnya disingkat hak
PVT, adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia
dan/atau pemegang Hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas
hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau
badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.
3. Varietas Tanaman yang selanjutnya disebut Varietas, adalah
sekelompok tanaman dari suatu jenis atau species yang ditandai oleh
bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan
ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat
membedakan dari jenis atau species yang sama oleh sekurangkurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak
tidak mengalami perubahan.
4. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak PVT kepada

orang atau badan hukum lain untuk menggunakan seluruh atau
sebagian hak PVT.
5. Lisensi Wajib adalah lisensi yang diberikan oleh pemegang hak
PVT kepada pemohon berdasarkan putusan Pengadilan Negeri.
6. Benih Tanaman yang selanjutnya disebut Benih, adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman.
7. Menteri adalah Menteri Pertanian.
8. Hari adalah hari kerja.
BAB ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

3

-


BAB II
PENGALIHAN HAK PVT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Hak PVT dapat beralih atau dialihkan karena:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wasiat;
d. perjanjian dalam bentuk akta notaris; atau
e. sebab lain yang dibenarkan undang-undang.
(2) Ketentuan mengenai pengalihan hak PVT sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan menurut hukum yang berlaku untuk
masing-masing subyek hukum yang bersangkutan.

Pasal 3
Hak PVT yang beralih atau dialihkan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) wajib dicatatkan pada Kantor PVT.

Bagian Kedua

Syarat Pengalihan Hak PVT
Pasal 4
Pengalihan hak PVT karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian dalam
bentuk akta notaris atau sebab lain yang dibenarkan oleh
undang- ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

4

-

undang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) harus
memenuhi syarat telah membayar biaya tahunan PVT untuk tahun yang
sedang berjalan.

Bagian Ketiga

Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Pewarisan
Pasal 5
(1) Dalam hal pemegang hak PVT meninggal dunia, ahli waris dari
pemegang hak PVT mengajukan permohonan kepada Kantor PVT
mengenai pencatatan pengalihan hak PVT kepada ahli waris,
dengan mengisi formulir permohonan pengalihan hak PVT dan
melampirkan:
a. sertifikat hak PVT yang bersangkutan;
b. surat kematian pemegang hak PVT;
c. surat tanda bukti sebagai ahli waris;
d. akta penunjukan kepada salah seorang ahli waris dalam hal ahli
waris lebih dari satu orang;
e. surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa;
f. bukti pembayaran biaya permohonan pencatatan pengalihan hak
PVT.
(2) Dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak dipenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kantor PVT mencatat pengalihan hak PVT karena pewarisan
pada Daftar Umum PVT dan pada sertifikat hak PVT yang
bersangkutan serta mengumumkannya dalam Berita Resmi PVT

dan memberitahukannya kepada ahli waris.
(3) Pemberitahuan ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

5

-

(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri
dengan sertifikat hak PVT yang telah dibubuhi pencatatan
pengalihan hak PVT kepada ahli waris.
(4) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
dipenuhi, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak diterimanya permohonan, Kantor PVT
memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan
dimaksud paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan

dari Kantor PVT.
(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
pemohon tidak melengkapi persyaratan, maka permohonan
pencatatan pengalihan hak PVT karena pewarisan dianggap ditarik
kembali.

Pasal 6
(1) Dalam hal ahli waris tidak bersedia menjadi pemegang hak PVT,
maka ahli waris dapat mengalihkan hak PVT tersebut kepada orang
atau badan hukum lain yang bersedia menerimanya atau
menyatakan pelepasan hak PVT tersebut dan memberitahukannya
kepada Kantor PVT.
(2) Dalam hal ahli waris menyatakan pelepasan hak PVT sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), maka hak tersebut menjadi milik publik.

Pasal 7
Biaya tahunan atas hak PVT dibebankan kepada ahli waris atau kepada
pihak lain yang menerima pengalihan hak PVT.
Bagian ...


PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

6

-

Bagian Keempat
Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Hibah
Pasal 8
Pemegang hak PVT dapat menghibahkan hak PVT-nya kepada orang
atau badan hukum lain.

Pasal 9
(1) Penerima hibah mengajukan permohonan pencatatan pengalihan
hak PVT kepada Kantor PVT dengan mengisi formulir permohonan
pengalihan hak PVT dan melampirkan:
a. salinan akta hibah;

b. sertifikat hak PVT yang bersangkutan;
c. surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui
kuasa; dan
d. bukti pembayaran biaya permohonan pencatatan pengalihan hak
PVT.
(2) Dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak dipenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kantor PVT mencatat pengalihan hak PVT karena hibah dalam
Daftar Umum PVT dan pada sertifikat hak PVT yang bersangkutan
serta

mengumumkannya

dalam

Berita

Resmi

PVT


dan

memberitahukannya kepada penerima hibah.
(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri
dengan sertifikat hak PVT yang telah dibubuhi pencatatan
pengalihan hak PVT kepada penerima hibah.
(4) Apabila ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

7

-

(4) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
dipenuhi maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung

sejak

diterimanya

permohonan,

Kantor

PVT

memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan
dimaksud paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
oleh Kantor PVT.
(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
pemohon tidak melengkapi persyaratan, maka permohonan
pencatatan pengalihan hak PVT karena hibah dianggap ditarik
kembali.

Pasal 10
(1) Dalam hal penerima hibah tidak bersedia menjadi pemegang hak
PVT, maka penerima hibah dapat mengalihkan hak PVT tersebut
kepada orang atau badan hukum lain yang bersedia menerimanya
atau

menyatakan

pelepasan

hak

PVT

tersebut

dan

memberitahukannya kepada Kantor PVT.
(2) Dalam hal penerima hibah menyatakan pelepasan hak PVT
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka hak tersebut menjadi
milik publik.

Pasal 11
Biaya tahunan atas hak PVT dibebankan kepada penerima hibah atau
kepada pihak lain yang menerima hak PVT.

Bagian ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

8

-

Bagian Kelima
Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Wasiat
Pasal 12
(1) Perorangan pemegang hak PVT dapat mewasiatkan hak PVT-nya
kepada orang atau badan hukum lain.
(2) Wasiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku setelah
pemegang hak PVT yang membuat wasiat meninggal dunia.
Pasal 13
(1) Penerima wasiat mengajukan permohonan pencatatan pengalihan hak
PVT karena wasiat kepada Kantor PVT dengan mengisi formulir
permohonan pengalihan hak PVT dan melampirkan:
a. sertifikat hak PVT yang bersangkutan;
b. surat kematian pemegang hak PVT;
c. salinan akta wasiat atau keterangan lain yang dianggap sama
dengan itu;
d. surat pernyataan para ahli waris dari pemegang hak PVT yang
meninggal dunia yang menyatakan tidak berkeberatan dengan
wasiat tersebut;
e. surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa;
f. bukti pembayaran biaya permohonan pencatatan pengalihan hak
PVT.
(2) Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
dipenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kantor PVT mencatat pengalihan hak PVT karena wasiat pada
Daftar Umum PVT dan pada sertifikat hak PVT yang bersangkutan
serta

mengumumkannya

dalam

Berita

Resmi

PVT

dan

memberitahukannya kepada penerima wasiat.
(3) Pemberitahuan ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

9

-

(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri
dengan sertifikat hak PVT yang telah dibubuhi pencatatan
pengalihan hak PVT kepada penerima wasiat.
(4) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
dipenuhi, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak diterimanya permohonan, Kantor PVT
memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan
dimaksud paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
dari Kantor PVT.
(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
pemohon tidak melengkapi persyaratan, maka permohonan
pencatatan pengalihan hak PVT karena wasiat dianggap ditarik
kembali.

Pasal 14
(1) Dalam hal penerima wasiat tidak bersedia menjadi pemegang hak
PVT, maka penerima wasiat dapat mengalihkan hak PVT tersebut
kepada orang atau badan hukum lain yang bersedia menerimanya
atau

menyatakan

pelepasan

hak

PVT

tersebut

dan

memberitahukannya kepada Kantor PVT.
(2) Dalam hal penerima wasiat menyatakan pelepasan hak PVT
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka hak tersebut menjadi
milik publik.

Pasal 15
Biaya tahunan atas hak PVT dibebankan kepada penerima wasiat atau
kepada pihak lain yang menerima pengalihan hak PVT.
Bagian ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

10

-

Bagian Keenam
Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Perjanjian dalam Bentuk Akta Notaris
Pasal 16
(1) Penerima hak PVT karena perjanjian dalam bentuk akta notaris
mengajukan permohonan pencatatan pengalihan hak PVT kepada
Kantor PVT dengan mengisi formulir permohonan pengalihan hak
PVT dan melampirkan:
a. salinan akta notaris tentang pengalihan hak PVT;
b. sertifikat hak PVT yang bersangkutan;
c. surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui kuasa;
d. bukti pembayaran biaya permohonan pencatatan pengalihan hak
PVT.
(2) Dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak dipenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kantor PVT mencatat pengalihan hak PVT karena perjanjian
dalam bentuk akta notaris ke dalam Daftar Umum PVT dan pada
sertifikat hak PVT yang bersangkutan serta mengumumkannya
dalam Berita Resmi PVT dan memberitahukannya kepada
penerima hak PVT.
(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri
dengan sertifikat hak PVT yang telah dibubuhi pencatatan
pengalihan hak PVT kepada penerima hak PVT karena perjanjian
dalam bentuk akta notaris.

(4) Apabila ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

11

-

(4) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
dipenuhi, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak diterimanya permohonan, Kantor PVT
memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan
dimaksud paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
dari Kantor PVT.
(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
pemohon tidak melengkapi persyaratan, maka permohonan
pengalihan hak PVT dianggap ditarik kembali.

Pasal 17
Biaya tahunan atas hak PVT dibebankan kepada penerima hak PVT
karena perjanjian dalam bentuk akta notaris.

Bagian Ketujuh
Tata Cara Pengalihan Hak PVT Karena Sebab Lain Yang Dibenarkan
Oleh Undang-undang
Pasal 18
(1) Penerima hak PVT karena sebab lain yang dibenarkan oleh undangundang mengajukan permohonan pencatatan pengalihan hak PVT
kepada Kantor PVT dengan mengisi formulir permohonan
pengalihan hak PVT dan melampirkan:
a. salinan bukti pengalihan hak PVT karena sebab lain yang
dibenarkan oleh undang-undang;
b. sertifikat hak PVT yang bersangkutan;

c. surat ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

12

-

c. surat kuasa khusus, apabila diajukan melalui kuasa;
d. bukti pembayaran biaya permohonan pencatatan pengalihan hak
PVT.
(2) Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
dipenuhinya persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kantor PVT mencatat pengalihan hak PVT karena sebab lain yang
dibenarkan oleh undang-undang ke dalam Daftar Umum PVT dan
pada sertifikat hak PVT yang bersangkutan serta mengumumkannya dalam Berita Resmi PVT dan memberitahukannya kepada
penerima hak PVT.
(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri
dengan sertifikat hak PVT yang telah dibubuhi pencatatan
pengalihan hak PVT kepada penerima hak PVT karena sebab lain
yang dibenarkan oleh undang-undang.
(4) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
dipenuhi, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak diterimanya permohonan, Kantor PVT
memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan
dimaksud paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
dari Kantor PVT.
(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
pemohon tidak melengkapi persyaratan, maka permohonan
pengalihan hak PVT dianggap ditarik kembali.

Pasal 19
Biaya tahunan atas hak PVT dibebankan kepada penerima hak PVT
karena sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang.
BAB ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

13

-

BAB III
LISENSI
Bagian Kesatu
Isi Perjanjian Lisensi
Pasal 20
(1) Perjanjian Lisensi berisi hak yang diberikan oleh pemegang hak
PVT selaku pemberi Lisensi kepada penerima Lisensi untuk
melaksanakan satu atau lebih dari beberapa kegiatan:
a. memproduksi dan memperbanyak Benih;
b. menyiapkan untuk tujuan propagasi;
c. mengiklankan;
d. menawarkan;
e. menjual dan memperdagangkan;
f. mengekspor;
g. mengimpor;
h. mencadangkan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam
butir a, b, c, d, e, f, dan g.
(2) Perjanjian Lisensi dapat bersifat:
a. eksklusif; atau
b. tidak eksklusif.
(3) Perjanjian Lisensi dilarang:
a. memuat ketentuan yang secara langsung atau tidak langsung
dapat menimbulkan akibat yang merugikan Negara;

b. memuat ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

14

-

b. memuat pembatasan yang dapat menghambat kemampuan
bangsa Indonesia dalam menguasai dan mengembangkan
pemuliaan tanaman pada umumnya; atau
c. melebihi jangka waktu PVT yang bersangkutan.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Pemberi dan Penerima Lisensi
Pasal 21
Pemberi Lisensi berhak:
a. menerima pembayaran royalti sesuai dengan perjanjian;
b. melaksanakan sendiri haknya sepanjang tidak diperjanjikan lain
dalam hal perjanjian Lisensi bersifat tidak eksklusif;
c. menuntut pembatalan Lisensi dalam hal penerima Lisensi tidak
melaksanakan perjanjian sebagaimana mestinya.

Pasal 22
Pemberi Lisensi berkewajiban:
a. menjamin Varietas yang dilisensikan bebas dari cacat hukum atau
gugatan dari pihak ketiga;
b. memberitahukan kepada penerima Lisensi bahwa Lisensi yang
diberikannya bukan Lisensi yang telah diberikan kepada penerima
Lisensi lainnya dalam hal perjanjian Lisensi bersifat eksklusif;
c. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap mutu hasil
produksi sebagai pelaksanaan hak PVT oleh penerima Lisensi.

Pasal ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

15

-

Pasal 23
Penerima Lisensi berhak:
a. menggunakan Varietas yang dilisensikan sesuai dengan perjanjian;
b. meminta kembali pembayaran royalti yang telah dibayarkan kepada
pemberi lisensi dalam hal hak PVT yang dilisensikan dicabut.

Pasal 24
Penerima Lisensi berkewajiban:
a. membayar royalti sesuai dengan perjanjian;
b. mencatatkan perjanjian Lisensi kepada Kantor PVT;
c. menjaga mutu produksi Varietas sesuai dengan standar produk yang
dilisensikan.

Bagian Ketiga
Syarat dan Tata Cara Permohonan Pencatatan Perjanjian Lisensi
Pasal 25
(1) Penerima Lisensi mengajukan permohonan pencatatan perjanjian
Lisensi kepada Kantor PVT dengan mengisi formulir permohonan
dan melampirkan:
a. salinan surat perjanjian Lisensi;
b. surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui kuasa;
c. bukti pembayaran biaya permohonan pencatatan pengalihan hak
PVT.

(2) Kantor ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

16

-

(2) Kantor PVT mencatat perjanjian Lisensi yang telah memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Daftar Umum
PVT paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya
permohonan pencatatan perjanjian Lisensi, dan mengumumkannya
dalam Berita Resmi PVT serta memberitahukannya kepada
penerima Lisensi.
(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilampiri
dengan sertifikat hak PVT yang telah dibubuhi pencatatan
perjanjian Lisensi.
(4) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
dipenuhi, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak diterimanya permohonan, Kantor PVT
memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan
dimaksud paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
dari Kantor PVT.
(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
pemohon tidak melengkapi persyaratan, maka permohonan
pencatatan Lisensi dianggap ditarik kembali.
(6) Dalam hal perjanjian Lisensi tidak dicatatkan di Kantor PVT, maka
perjanjian Lisensi tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap
pihak ketiga.

Bagian Keempat
Penolakan Permohonan Pencatatan Perjanjian Lisensi
Pasal 26
(1) Kantor PVT menolak permohonan pencatatan perjanjian Lisensi yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3).
(2) Penolakan ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

17

-

(2) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada pemohon atau kuasanya paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal penetapan penolakan.

Bagian Kelima
Berakhirnya Perjanjian Lisensi
Pasal 27
(1) Perjanjian Lisensi berakhir karena:
a. habis masa berlakunya sesuai dengan perjanjian;
b. kesepakatan kedua belah pihak;
c. hak PVT-nya dibatalkan oleh Kantor PVT;
d. hak PVT-nya dicabut oleh Kantor PVT.
(2) Dalam hal perjanjian Lisensi berakhir karena alasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, pemberi Lisensi atau kuasanya
memberitahukan secara tertulis kepada Kantor PVT dalam jangka
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal berakhirnya
perjanjian Lisensi.
(3) Kantor PVT mengumumkan berakhirnya perjanjian Lisensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 28
Kantor PVT memberitahukan secara tertulis berakhirnya perjanjian
Lisensi karena pembatalan atau pencabutan hak PVT sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) kepada pemberi dan penerima
Lisensi atau kuasanya paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal pembatalan atau pencabutan tersebut.
BAB ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

18

-

BAB IV
LISENSI WAJIB
Bagian Kesatu
Syarat Permohonan Lisensi Wajib
Pasal 29
(1) Dalam hal pemegang hak PVT tidak melaksanakan sendiri haknya
setelah lewat jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak
tanggal pemberian hak PVT, maka setiap orang atau badan hukum
dapat mengajukan sendiri atau melalui kuasanya permohonan Lisensi
Wajib untuk menggunakan hak PVT milik pihak lain kepada
Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi alamat atau
kedudukan pemegang hak PVT yang bersangkutan.
(2) Permohonan Lisensi Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dilakukan dengan alasan:
a. hak PVT yang bersangkutan tidak digunakan di Indonesia;
b. hak PVT yang bersangkutan telah digunakan dalam bentuk dan
cara yang merugikan kepentingan masyarakat.
(3) Orang atau badan hukum yang dapat mengajukan Lisensi Wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. mempunyai keahlian atau tenaga ahli di bidang perbenihan
tanaman;
b. mempunyai akses untuk menggunakan fasilitas yang memadai
dan terakreditasi atau ditunjuk oleh Menteri;

c. memiliki ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

c. memiliki

19

kemampuan

-

finansial

yang

memadai

untuk

melaksanakan Lisensi Wajib;
d. telah berusaha mengambil langkah-langkah untuk mendapatkan
lisensi dari pemegang hak PVT atas dasar persyaratan dan
kondisi yang wajar, tetapi tidak berhasil.

Bagian Kedua
Tata Cara Permohonan Pencatatan Lisensi Wajib
Pasal 30
(1) Penerima Lisensi Wajib mengajukan permohonan pencatatan
Lisensi Wajib kepada Kantor PVT dengan mengisi formulir
permohonan dan melampirkan:
a. salinan putusan pengadilan negeri yang memberikan Lisensi
Wajib kepada pemohon;
b. surat kuasa khusus, apabila permohonan dilakukan melalui kuasa.
(2) Kantor PVT mencatat Lisensi Wajib yang telah memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Daftar Umum PVT dan
mengumumkannya

dalam

Berita

Resmi

PVT

serta

memberitahukannya kepada penerima Lisensi Wajib paling lama
30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan pencatatan
Lisensi Wajib.
(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri
dengan sertifikat hak PVT yang telah dibubuhi pencatatan
mengenai Lisensi Wajib.

(4) Apabila ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

20

-

(4) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
dipenuhi, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak diterimanya permohonan, Kantor PVT
memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan
dimaksud paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan
dari Kantor PVT.
(5) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
pemohon tidak melengkapi persyaratan, maka permohonan
pencatatan Lisensi Wajib dianggap ditarik kembali.
(6) Dalam hal Lisensi Wajib tidak dicatatkan di Kantor PVT, maka
Lisensi Wajib tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap
pihak ketiga.

BAB V
FORMULIR PERMOHONAN PENGALIHAN PVT DAN
BIAYA PENCATATAN PENGALIHAN PVT
Pasal 31
(1) Permohonan pencatatan pengalihan PVT karena pewarisan, hibah,
wasiat, perjanjian dalam bentuk akta notaris dan sebab lain yang
dibenarkan oleh undang-undang serta Lisensi dan Lisensi Wajib
diajukan kepada Kantor PVT dengan mengisi formulir.
(2) Bentuk dan isi formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat keterangan mengenai:
a. nama dan alamat atau tempat kedudukan para pihak;
b. nama Varietas;
c. nomor Sertifikat hak PVT;
d. alasan ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

21

-

d. alasan pengalihan PVT;
e. tanggal pemberian hak PVT;
f. tanggal pendaftaran.
(3) Bentuk dan isi formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Pasal 32
Besarnya biaya pencatatan pengalihan hak PVT karena pewarisan,
hibah, wasiat, perjanjian dalam bentuk akta notaris dan sebab lain yang
dibenarkan oleh undang-undang, Lisensi dan Lisensi Wajib ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
PENGGUNAAN VARIETAS YANG DILINDUNGI OLEH PEMERINTAH
Pasal 33
(1) Pemerintah dapat menggunakan Varietas yang dilindungi milik
seseorang atau suatu badan hukum untuk melaksanakan kebijakan
pengadaan pangan dan obat-obatan bagi kepentingan umum.
(2) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
pemerintah apabila terjadi kerawanan pangan dan/atau ancaman
terhadap kesehatan karena terjadi kelangkaan produksi Benih bahan
pangan dan/atau tanaman bahan obat-obatan yang bersifat pokok
dan merupakan hajat hidup orang banyak.
(3) Penggunaan oleh Pemerintah tersebut harus tetap memperhatikan
hak ekonomi dari pemegang hak PVT yang bersangkutan dengan
cara pemberian imbalan yang wajar kepada pemegang hak PVT.
(4) Besarnya ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

22

-

(4) Besarnya imbalan yang diberikan kepada pemegang hak PVT
sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) ditetapkan oleh Menteri

berdasarkan kesepakatan dengan pemegang hak PVT setelah
memperhatikan pendapat Menteri Keuangan.

Pasal 34
Pemegang hak PVT yang Varietasnya digunakan oleh Pemerintah
dibebaskan dari kewajiban pembayaran biaya tahunan sampai dengan
berakhirnya penggunaan hak PVT yang bersangkutan oleh Pemerintah.
Pasal 35
(1) Penggunaan Varietas oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 ayat (1) diajukan oleh Menteri kepada Presiden
dengan disertai:
a. rencana penggunaan Varietas yang bersangkutan;
b. alasan yang mendasari usul tersebut;
c. saran dan pertimbangan dari menteri terkait.
(2) Penggunaan Varietas yang dilindungi oleh Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

23

-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Maret 2004
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Maret 2004
SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 31

Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi Sekretaris Kabinet
Bidang Hukum dan
Perundang-undangan,

ttd

Lambock V. Nahattands

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2004
TENTANG
SYARAT DAN TATA CARA PENGALIHAN PERLINDUNGAN
VARIETAS TANAMAN DAN PENGGUNAAN VARIETAS
YANG DILINDUNGI OLEH PEMERINTAH

I. U M U M

Situasi

perkembangan

perekonomian

global

sangat

berpengaruh

terhadap

perekonomian nasional, termasuk sektor pertanian mulai dari kegiatan praproduksi,
budidaya, panen, pasca panen, distribusi, dan perdagangan.
Untuk memenuhi kebutuhan domestik dan antisipasi perubahan lingkungan strategis
internasional, sektor pertanian harus mampu meningkatkan daya saing produk yang
dihasilkan baik bagi komoditas untuk kebutuhan domestik maupun bagi komoditas
berorientasi ekspor. Upaya peningkatan daya saing dilakukan antara lain dengan
peningkatan produktivitas dan mutu, sedangkan peningkatan produktivitas dan mutu
sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pengembangan inovasi, terutama dalam
memperbaiki potensi genetik varietas tanaman. Oleh karena itu kegiatan yang dapat
menghasilkan varietas tanaman yang lebih unggul perlu didorong melalui pemberian
insentif bagi orang atau badan hukum yang bergerak di bidang pemuliaan tanaman
yang menghasilkan varietas yang baru, unik, seragam dan stabil yang mampu
memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi pengguna.
Salah satu penghargaan tersebut adalah memberikan perlindungan hukum atas
kekayaan intelektual dalam menghasilkan varietas baru tanaman, termasuk dalam
menikmati manfaat ekonomi dan hak-hak pemulia lainnya.
Hak ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

2

-

Hak Perlindungan Varietas Tanaman (hak PVT) merupakan hak yang diberikan oleh
negara kepada pemulia dan/atau pemegang haknya untuk menggunakan sendiri
varietas hasil pemuliaannya. Pada prinsipnya hak tersebut harus digunakan di
Indonesia agar dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi bangsa Indonesia.
Hanya dalam hal-hal tertentu di mana penggunaan di Indonesia tidak
memungkinkan, hak tersebut diperbolehkan digunakan di luar negeri. Apabila
seorang pemegang hak PVT tidak dapat menggunakan sendiri haknya, maka ia
harus memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk menggunakan hak tersebut
melalui persetujuan, artinya haknya untuk memperoleh manfaat ekonomi atas
penggunaan hak PVT-nya oleh pihak lain tersebut tetap dijamin oleh undangundang. Pemberian persetujuan tersebut dilaksanakan melalui Lisensi apabila
dicapai kesepakatan di antara para pihak. Dalam hal tidak dicapai kesepakatan,
dengan melalui syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh undang-undang, pihak lain
dapat memohon kepada Pengadilan Negeri agar ia dapat diberikan Lisensi Wajib.
Selain itu, sebagai suatu hak kebendaan, hak PVT harus dijamin dapat beralih
melalui pewarisan atau dapat dialihkan oleh pemegang haknya kepada pihak lain
agar manfaat ekonomi dari penggunaan hak PVT dapat dioptimalkan. Hak PVT
dapat dialihkan melalui hibah, wasiat, perjanjian dalam bentuk akta notaris, atau
sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang.
Disamping itu, dalam rangka kebijakan pengadaan pangan dan obat-obatan, dengan
syarat-syarat tertentu, Pemerintah dapat pula menggunakan varietas yang diberi
PVT tanpa mengabaikan hak-hak ekonomi pemegang hak PVT yang bersangkutan.
Penggunaan suatu varietas yang dilindungi oleh Pemerintah tersebut tidak boleh
dilakukan dengan semena-mena, melainkan Pemerintah wajib memberikan imbalan
yang wajar kepada pemegang hak PVT yang bersangkutan.
Dengan ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

3

-

Dengan maksud tersebut di atas dan sebagai pelaksanaan Pasal 10 ayat (2), Pasal 40
ayat (4), Pasal 43 ayat (3) dan Pasal 55 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000
tentang Perlindungan Varietas Tanaman, disusunlah Peraturan Pemerintah tentang
Syarat dan Tata Cara Pengalihan Perlindungan Varietas Tanaman dan Penggunaan
Varietas Yang Dilindungi oleh Pemerintah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Ayat (1)
Hak PVT pada dasarnya dapat beralih dari, atau dialihkan oleh pemegang
hak PVT kepada perorangan atau badan hukum lain. Yang dimaksud
dengan sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang misalnya
pengalihan hak PVT melalui putusan pengadilan.
Yang dimaksud dengan beralih adalah peristiwa hukum matinya seseorang,
yaitu dalam hal pemegang hak PVT yang bersangkutan meninggal dunia.
Sedangkan yang dimaksud dengan dialihkan adalah perbuatan hukum yang
mengalihkan hak PVT kepada pihak lain, misalnya melalui jual beli, tukar
menukar dan sebagainya.
Ayat (2)
Ketentuan ini berdasarkan kenyataan adanya pluralisme hukum perdata di
Indonesia.
Pasal ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

4

-

Pasal 3
Cukup jelas.

Pasal 4
Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengalihan hak PVT
dengan maksud untuk menghindari kewajiban membayar biaya tahunan PVT.
Oleh karena sebelum hak PVT dapat dialihkan, biaya tahunan PVT untuk tahun
yang sedang berjalan harus telah dilunasi.

Pasal 5
Ayat (1)
Kewajiban pencatatan pengalihan hak PVT karena pewarisan dimaksudkan
untuk menjamin kepastian tentang adanya hubungan hukum antara hak
PVT tersebut dengan ahli waris selaku subyek hukum pemegang hak PVT
yang baru. Disamping itu, pencatatan tersebut memudahkan Kantor PVT
mengelola data dan informasi PVT.
huruf a
Cukup jelas.
huruf b
Cukup jelas.
huruf c
Yang dimaksud dengan surat tanda bukti sebagai ahli waris adalah
fatwa waris dari Pengadilan Agama untuk mereka yang beragama
Islam, atau akta waris yang dibuat oleh Notaris, atau penetapan waris
yang dibuat oleh Pengadilan Negeri.
huruf ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

5

-

huruf d
Dalam hal terdapat lebih dari seorang ahli waris, Kantor PVT
menyarankan untuk menunjuk salah seorang ahli waris sebagai wakil
pemegang hak PVT untuk memudahkan pengadministrasian hak PVT
yang bersangkutan, terutama yang menyangkut kewajiban pembayaran
biaya tahunan PVT. Penunjukan salah seorang ahli waris sebagai wakil
pemegang hak PVT sepenuhnya merupakan urusan para ahli waris.
huruf e
Yang dimaksud dengan kuasa adalah Konsultan PVT.
huruf f
Setiap pencatatan pengalihan hak PVT dikenakan biaya yang besarnya
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Ayat (2)
Pencatatan pengalihan hak PVT pada Daftar Umum PVT dan pengumuman
dalam Berita Resmi PVT merupakan pelaksanaan dari asas spesialitas dan
publisitas.
Ayat (3)
Pencatatan pengalihan hak PVT kepada ahli waris dalam sertifikat PVT
merupakan pelaksanaan dari asas spesialitas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

6

-

Pasal 6
Hak PVT merupakan hak khusus yang diberikan negara yang diwakili oleh
Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor PVT kepada pemegang
hak PVT. Oleh karena itu, ahli waris dari pemegang hak PVT yang tidak
bersedia menjadi pemegang hak PVT dapat mengalihkan hak PVT tersebut
kepada pihak lain yang bersedia menerimanya atau menyatakan pelepasan hak
PVT tersebut. Dalam hal ahli waris menyatakan pelepasan hak PVT-nya, maka
hak tersebut menjadi milik publik.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Kewajiban pencatatan pengalihan hak PVT karena hibah dimaksudkan
untuk menjamin kepastian tentang adanya hubungan hukum antara hak
PVT tersebut dengan penerima hibah selaku pemegang hak PVT yang baru.
Disamping itu, pencatatan tersebut memudahkan Kantor PVT mengelola
data dan informasi PVT.
Ayat (2)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (2).
Ayat (3)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (3).
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

7

-

Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 10
Lihat Penjelasan Pasal 6.

Pasal 11
Cukup jelas.

Pasal 12
Ayat (1)
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa wasiat hanya dapat
dibuat oleh pemegang hak PVT perseorangan.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 13
Ayat (1)
Kewajiban pencatatan pengalihan hak PVT karena wasiat dimaksudkan
untuk menjamin kepastian tentang adanya hubungan hukum antara hak
PVT tersebut dengan penerima wasiat selaku subyek hukum pemegang hak
PVT yang baru. Disamping itu, pencatatan tersebut memudahkan Kantor
PVT mengelola data dan informasi PVT.
huruf a
Cukup jelas.

huruf ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

8

-

huruf b
Cukup jelas.
huruf c
Yang dimaksud dengan keterangan lain yang dianggap sama dengan
Akta wasiat adalah surat keterangan dari Kepala Desa/Kelurahan yang
dikuatkan oleh Camat setempat yang menerangkan hal-hal yang sama
dengan akta dan berita acara tersebut di atas.
huruf d
Cukup jelas.
huruf e
Yang dimaksud dengan kuasa adalah Konsultan PVT.
huruf f
Cukup jelas.
Ayat (2)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (2).
Ayat (3)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (3).
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 14
Lihat penjelasan Pasal 6.

Pasal ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

9

-

Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “perjanjian dalam bentuk akta notaris” antara lain
jual beli dan tukar menukar.
Maksud dari pencatatan pengalihan hak PVT adalah untuk menjamin
kepastian tentang adanya hubungan hukum antara hak PVT tersebut dengan
penerima pengalihan hak PVT selaku pemegang hak PVT yang baru.
Disamping itu, pencatatan tersebut memudahkan Kantor PVT mengelola
data dan informasi PVT.
Ayat (2)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (2).
Ayat (3)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (3).
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang”
misalnya pengalihan hak PVT berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap mengenai sengketa hak PVT yang
terjadi antara pemegang hak PVT dengan penggugat.
Penggugat ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

10

-

Penggugat yang memenangkan perkara menyampaikan permohonan
pencatatan pengalihan hak PVT-nya dengan melampirkan salinan putusan
pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut dan
syarat lainnya.
Ayat (2)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (2).
Ayat (3)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (3).
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 19
Cukup jelas.

Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
huruf a
Perjanjian Lisensi bersifat eksklusif maksudnya adalah yang dapat
menggunakan hak PVT hanya penerima Lisensi bahkan pemberi Lisensi
tidak dapat menggunakan hak PVT tersebut selama perjanjian Lisensi
berlangsung.

huruf ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

11

-

huruf b
Perjanjian Lisensi bersifat tidak eksklusif maksudnya adalah pemberi
Lisensi dapat melisensikan hak PVT-nya kepada lebih dari satu
penerima Lisensi berdasarkan jangka waktu, jenis kegiatan, dan lokasi.
Ayat (3)
Ketentuan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa Article 7 dari
The Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
(TRIPS) bahwa sasaran TRIPS adalah perlindungan dan penegakan hak
kekayaan intelektual yang harus berkontribusi bagi promosi inovasi
teknologi, penyebaran/alih teknologi, saling memberikan manfaat bagi
produsen dan pengguna pengetahuan di bidang teknologi dalam suasana
yang kondusif bagi kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Dengan demikian, semua hambatan bagi
terciptanya sasaran TRIPS tersebut di atas tidak boleh ada dalam perjanjian
Lisensi penggunaan hak PVT.
Oleh karena itu, perjanjian Lisensi, terutama yang dibuat oleh pemegang
hak PVT (licencor) yang berasal dari luar negeri dengan penerima Lisensi
(licencee) Indonesia tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi
Indonesia terutama yang berhubungan dengan alih teknologi.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
huruf a
Yang dimaksud dengan cacat hukum misalnya tidak dipenuhinya syarat
kebaruan, keunikan, keseragaman dan/atau stabilitas pada saat pemberian
hak PVT, namun tidak dipenuhinya syarat-syarat tersebut tidak diketahui
oleh Kantor PVT pada saat pemberian hak PVT.
huruf ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

12

-

huruf b
Cukup jelas.
huruf c
Pemberi Lisensi berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap mutu hasil produksi penerima Lisensi, karena suatu hasil produksi
merupakan identitas dari Varietas pemberi Lisensi.

Pasal 23
Cukup jelas.

Pasal 24
Selama perjanjian Lisensi belum didaftarkan di Kantor PVT, maka perjanjian
Lisensi tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.

Pasal 25
Ayat (1)
Pencatatan perjanjian Lisensi di Kantor PVT diperlukan agar perjanjian
tersebut mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga. Disamping itu,
pencatatan tersebut memudahkan Kantor PVT mengelola data dan
informasi tentang pelaksanaan dan hak PVT yang bersangkutan.
Ayat (2)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (2).
Ayat (3)
Lihat penjelasan Pasal 5 ayat (3).
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

13

-

Ayat (6)
Cukup jelas.

Pasal 26
Cukup jelas.

Pasal 27
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pemberitahuan secara tertulis dimaksudkan agar berakhirnya perjanjian
Lisensi tersebut dicatat oleh Kantor PVT dengan demikian perjanjian
Lisensi tersebut mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 28
Cukup jelas.

Pasal 29
Ayat (1)
Ketentuan ini dimaksudkan untuk mendorong kemungkinan pemakaian hak
PVT yang luas dan bermanfaat bagi masyarakat dan sekaligus menutup
kemungkinan dimanfaatkannya hak PVT untuk tujuan yang bertentangan
dengan maksud Undang-undang ini. Permohonan Lisensi dalam rangka
Lisensi Wajib ini hanya diajukan kepada Pengadilan Negeri, bukan kepada
Kantor PVT.
Ayat ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

14

-

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “tidak digunakan” adalah bahwa dalam kurun
waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak hak PVT diberikan, tanpa alasan
yang didasarkan pada faktor teknis dan/atau force majeur (bencana alam,
kebakaran, ledakan hama penyakit yang tidak dapat dikendalikan dan
kebijaksanaan pemerintah). Akibat hak PVT yang bersangkutan tidak
digunakan, masyarakat kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat
dari Varietas yang bersangkutan.
Ayat (3)
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa pemberian Lisensi
Wajib tidak digunakan untuk tujuan persaingan yang tidak sehat, melainkan
benar-benar ditujukan untuk kepentingan masyarakat.

Pasal 30
Lihat penjelasan Pasal 25.

Pasal 31
Cukup jelas.

Pasal 32
Cukup jelas.

Pasal 33
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan tanaman yang bersifat pokok dan merupakan hajat
hidup orang banyak misalnya padi, jagung dan tebu.
Ayat ...

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-

15

-

Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan menteri terkait misalnya Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara, untuk tanaman tebu dan Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia untuk aspek hukumnya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4376