KONSEP DASAR PENGELOLAAN PROYEK TEKNOLOG

Tugas Mata Kuliah
Manajemen Proyek Teknologi Informasi
MAKALAH
KONSEP DASAR PENGELOLAAN PROYEK
TEKNOLOGI INFORMASI

Ditulis Oleh:
DEDI AKBAR
NIM.14146007

PROGRAM MAGISTER CHIEF INFORMATION OFFICER
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

…………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN


2
3

1.1

Latar Belakang

……………………………………..

3

1.2

Rumusan Masalah ……………………………………..

3

1.3

Ruang Lingkup


3

1.4

Tujuan dan Manfaat

……………………………………..
……………………………...

4

……………………………………..

5

2.1

Pengertian Proyek ……………………………………..


5

2.2

Kerangka Manajemen Proyek ………………………

6

2.3

Komponen Proyek ……………………………………..

6

2.4

Manajemen Proyek

………………………………


8

2.5

Manajer Proyek

……………………………………...

8

2.6

Proyek TI

……………………………………………..

9

BAB II LANDASAN TEORI


BAB III PEMBAHASAN
3.1

13

Rangkaian Proses Manajemen Proyek ……………….

13

3.1.1 Project Definition

………………………………………

13

3.1.2 Project Planing

………………………………………

14


3.1.3 Project Executing

………………………………………

14

3.1.4 Project Closing

………………………………………

14

3.2

Area Pengetahuan Proyek

……………………….

3.3


Studi Kasus Pembuatan Software

BAB IV KESIMPULAN

………………..

17
22
25

DAFTAR PUSTAKA

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia.
Investasi untuk pengembangan Teknologi Informasi merupakan sebuah fenomena yang

diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai bisnis mereka. Fenomena ini mendorong
meningkatnya permintaan terhadap pekerjaan-pekerjaan dibidang TI. Perkembangan di
bidang TI pun menjadi tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Pendidikan bidang TI
dengan berbagai jenjang pendidikan semakin banyak, produsen TI baik hardware maupun
software semakin inovatif dalam mengembangkan produk-produknya.
Pekerjaan bidang TI memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan pekerjaan
non-TI. Hal ini karena karakteristik TI yang tidak bisa dipisahkan antara aktivitas organisasi
secara menyeluruh. TI dikembangkan harus bersinergi dengan seluruh aktivitas bisnis secara
keseluruhan.
Dengan semakin banyaknya pekerjaan-pekerjaan bidang TI dan karakteristik TI itu
sendiri akan menciptakan adanya proyek-proyek secara khusus menangani pekerjaanpekerjaan pembangunan dan pengembangan TI. Sehingga diperlukan bidang kajian khusus
yaitu pengelolaan (manajemen) proyek Teknologi Informasi.
Untuk memahami lebih lanjut tentang manajemen proyek Teknologi Informasi maka
perlu diperkenalkan lebih dahulu tentang konsep dasar pengelolaan proyek TI, untuk
memperoleh hasil proyek yang memiliki kualitas sesuai dengan standar, dan dapat
diselesaiakan tepat waktu, biaya sesuai anggaran yang ada dan sesuai ruang lingkup dari
proyek itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
mencakup pengertian proyek, perincian kegiatan proyek, bagaimana membuat suatu konsep

pengelolaan proyek TI yang diperlukan dalam pengelolaan manajemen proyek TI.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam makalah ini meliputi konsep – konsep dasar manajemen proyek
TI, pendefenisian proyek, kerangka manajemen proyek, komponen proyek, manajer proyek
dan jenis – jenis proyek TI.

3

1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari makalah ini adalah sebagai penambah pengetahuan penulis
tentang segala aspek konsep dan kegiatan dari manajemen proyek TI. Dan ditujukan sebagai
tugas mata kuliah Manajemen Proyek Teknologi Informasi di Program Magister Chief
Information Officer, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Semoga makalah ini juga
bisa menjadi referensi bagi pembaca lainnya.

4

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Proyek

Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai
tujuan unik (Schwalbe K, 2002). Sedangkan manajemen proyek adalah sekelompok alat,
proses dan sumber daya manusia yang berkompeten guna mengerjakan aktivitas-aktivitas
yang berkaitan, dan berusaha untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk
menyelesaikan proyek secara efisien dan tepat waktu. Untuk memahami lebih jauh tentang
konsep proyek, berikut merupakan atribut-atribut dari proyek:
 Proyek memiliki tujuan unik. Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan
memiliki tujuan spesifik. Produk atau output yang dihasilkan dari sebuah proyek harus
didefinisikan secara jelas. Contohnya, proyek komputerisasi pemilu, memiliki tujuan
menyediakan sarana baik hardware, software, jaringan untuk perhitungan suara dari
tingkat kecamatan sampai pusat secara otomatis.
 Proyek bersifat sementara. Proyek harus didefinisikan kapan dimulai dan kapan
selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang berkelanjutan. Dalam contoh proyek
komputerisasi pemilu diatas, perlu ditetapkan kapan proyek harus segera dimulai dan
kapan produk harus diselesaikan agar pada saat akan digunakan sudah siap dan
dipastikan akan berjalan sesuai yang diharapkan.
 Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti gantt charts atau PERT
charts diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian.
 Proyek memerlukan sumber daya yang bersifat ad-hoc dan lintas disiplin ilmu. Proyek
membutuhkan sumberdaya dari berbagai area atau bidang meliputi manusia, hardware,

software dan aset-aset lainnya yang bersifat sementara. TIM akan dinyatakan bubar
setelah proyek selesai. Banyak proyek melibatkan antar departemen atau instansiinstansi lain dan memerlukan tenaga dari berbagai keahlian yang bisa secara full-time
pada posisinya. Dalam contoh proyek komputerisasi pemilu, melibatkan berbagai
keahlian antara lain bidang TI, hukum, politik dan sebagainya.
 Proyek memiliki sponsor utama. Kebanyakan proyek terdapat pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder), tetapi salah satunya ada yang sebagai sponsorship yang
menyediakan arahan dan mendanai dari proyek.
 Proyek mengandung ketidakpastian. Karena proyek memiliki karakteristik khusus,
sulit mendefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek, berapa biaya yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut sering

5

sebagai penyebab munculnya kendala atau tantangan apalagi proyek yang melibatkan
teknologi yang relatif baru.
2.2. Kerangka Manajemen proyek
Terdapat tiga konteks pemahaman dalam sebuah kerangka proyek, yaitu:
1. Konteks Komponen proyek, yang merupakan deskripsi tentang lingkungan internal
dan eksternal dari proyek tersebut, yaitu ruang lingkup, biaya, kualitas dan waktu.
2. Rangkaian proses manajemen proyek, yang mengacu pada fase-fase dari pelaksanaan
proyek: fase pendefinisian proyek, perencanaan awal proyek, pelaksanaan proyek,
pengendalian proyek dan penyerahan proyek.
3. Pengetahuan manajemen proyek. Area pengetahuan (Knowledge area) yang
diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan yaitu
manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen biaya,
manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen resiko dan
manajemen pengadaan.
Ketiga konteks tersebut merupakan satu kesatuan dalam memahami proyek dan
menyatu dalam manajemen proyek terintegrasi (Integrated Project Management).
2.3. Komponen Proyek
Terdapat empat komponen penting dari sebuah proyek, yaitu ruang lingkup (scope) ,
waktu, biaya dan kualitas. Empat komponen tersebut yang menjadi batasan terhadap
pelaksanaan proyek. Bisa dikatakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi dari produk yang
dihasilkan dari proyek meliputi kriteria atau batasan waktu, batasan ruang lingkup, batasan
biaya dan batasan kualitas. Jadi terdapat empat keharusan dalam sebuah proyek yaitu:
1. Proyek harus diselesaikan dan diserahkan dengan tepat waktu.
2. Proyek harus cukup dibiayai dengan dana yang telah ditentukan
3. Proyek harus sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati
4. Proyek harus memiliki kualitas hasil sesuai yang kriteria yang disepakati antara
pelaksana dan pemberi proyek
Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan dapat
digambarkan dalam prisma segitiga.

6

Biaya

Kualitas

Ruang
lingkup

Waktu

Gambar 2.1. Empat komponen proyek yang saling berpengaruh
1. Batasan waktu:
Proyek dilaksanakan dengan memperhatikan waktu penyerahan produk atau hasil
akhir sesuai kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan. Keberhasilan dari sebuah proyek
dapat diukur dari ketepatan waktu sesuai yang telah direncanakan. Penyelesaian yang
terlambat akan berdampak buruknya kredibelitas pelaksana proyek dimata user atau pemberi
proyek, karena bagi user proyek tersebut bisa mempengaruhi aktivitas organisasi. Sehingga
waktu merupakan faktor yang sangat penting dari sebuah proyek.
2. Batasan Ruang lingkup :
Ruang lingkup menyatakan batasan pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam sebuah
proyek. Ruang lingkup memberi gambaran sejauh mana yang menjadi tanggung jawab
pelaksana proyek dan hasil-hasil yang harus dilaporkan atau diserahkan kepada pemberi
proyek.
3. Batasan Biaya :
Biaya menjadi salah satu faktor sebuah proyek yang memiliki potensi resiko tinggi.
Proyek dilaksanan dengan biaya yang telah disepakati oleh penyandang dana yang harus
digunakan

untuk

mencover

seluruh

pembiayaan

proyek.

Manajer

proyek

harus

memperkirakan dan mendistribusikan ke setiap aktivitas proyek yang membutuhkan dana dan
mengendalikan agar realisasi biaya yang digunakan tidak melebihi dari yang telah
direncanakan.
4. Batasan Kualitas.
Kualitas menjadi kriteria yang ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima
proyek untuk dicapai oleh pelaksanan proyek sebagai standar kualitas dari produk yang
dihasilkan. Dengan standar kualitas pelaksana proyek berusaha untuk menetapkan targettarget yang harus dipenuhi dari setiap tahap pelaksanaan proyek.

7

Empat komponen dari proyek tersebut diatas menjadi faktor yang saling
mempengaruhi. Sebagai contoh, untuk menghasilkan kualitas yang lebih tinggi maka perlu
menaikkan biaya atau ruang lingkup yang dikurangi, jika menginginkan waktu penyelesaian
proyek dipercepat maka perlu biaya yang lebih besar, dan sebagainya.
2.4. Manajemen Proyek
Dengan memahami proyek diatas yang meliputi komponen dan fase dari proyek maka
sangat diperlukan ilmu dan keahlian tertentu yang harus dimiliki mereka yang terlibat dalam
mengerjakan proyek khususnya manajer proyek, agar produk atau jasa yang dihasilkan sesuai
dengan yang diharapkan. Ilmu untuk mengelola proyek tersebut disebut dengan manajemen
proyek. Jadi manajemen proyek adalah suatu aktivitas penerapan pengetahuan, keahlian,
metodologi dan teknik memanfaatkan sumberdaya untuk mengelola sebuah proyek untuk
memenuhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap proyek tersebut. Harapanharapan dari pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) meliputi berbagai aspek yang
berkaitan dengan komponen-komponen proyek yang sudah dibicarakan diatas, antara lain:
1. Aspek-aspek keseimbangan antara kualitas proyek yang diharapkan dengan
keterbatasan biaya dan waktu,
2. Aspek-aspek mempertemukan kebutuhan dan keinginan pihak-pihak yang terlibat
langsung maupun tidak langsung dalam proyek dan biasanya saling bertolak belakang,
3. Aspek-aspek mendefinisikan dan menentukan dengan jelas dan tegas sesuatu yang
diharapkan dari berlangsungnya sebuah proyek, baik yang nyata (tangible) maupun
yang tidak nyata (intangible).
2.5. Manager proyek
Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab terbesar atas
pelaksanaan proyek. Pekerjaan utama dari manajer proyek adalah mengarahkan, mengawasi
dan mengendalikan proyek dari awal sampai selesai. Hal-hal yang perlu dilakukan seorang
manajer proyek adalah :
1. Manajer proyek harus mendefinisikan proyek, membreakdown proyek menjadi
serangkaian tugas (tasks) yang mudah dikelola, memperoleh sumberdaya yang
dibutuhkan, dan membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
2. Manajer proyek harus menetapkan tujuan akhir dari proyek dan memitivasi anggota
tim kerja untuk menyelesaikan proyek tepat waktu
3. Manajer proyek harus menginformasikan kepada stakeholder tentang perkembangan
pelaksanaan proyek secara periodik.

8

4. Manajer proyek harus mengenali resiko yang mungkin terjadi dan meminimalkan
dampak terhadap penyelesaian proyek.
5. Manajer proyek harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, karena tidak ada
proyek yang 100% berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Berkaitan dengan tugas-tugas seorang manajer, maka area kemampuan yang perlu
dimiliki oleh seorang manajer adalah: kepemimpinan, manajemen orang (konsumen, suplier,
manajer dan kolega), komunikasi, negosiasi, perencanaan, manajemen kontrak, pemecahan
masalah dan berpikir kreatif). Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola sebuah proyek yang
menyebabkan sering menjadi hambatan. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah:
1. Komunikasi yang tidak baik (Poor communication)
2. Persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)
3. Kesalahpahaman (Misunderstandings)
4. Suasana yang tidak mendukung (Bad weather)
5. Pemogokan kerja (Union strikes)
6. Konflik pribadi (Personality conflicts)
7. Manajemen yang tidak baik (Poor management)
8. Definisi sasaran dan tujuan tidak jelas (Poorly defined goals and objectives)
Manajer proyek yang baik tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan proses
dan prosedur standart untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin terjadi seperti:
1. Keterlambatan penyelesaian proyek, pembekakkan anggaran atau keinginan konsumen
tidak terpenuhi.
2. Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer proyek
3. Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya
4. Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek.
2.6. Proyek Teknologi Informasi
Berikut

adalah Jenis-jenis

proyek

Teknologi

Informasi Project

(Sumber:

Management for Information Systems 5th Edition by Cadle and Yeates (halaman 3 –
11):
1. Software Development Project. Proyek ini adalah proyek berkelompok yang bekerja
membuat sebuah software mulai dari menspesifikasi, mendesign, mengembangkan,
mengetesnya kemudian mengaplikasikannnya. Pada proyek ini, pengembang proyek
membuat software dari blue print proyek hingga jadi tantangan dari proyek ini ialah
antara supplier dengan customer memiliki perbedaan ide dalam pengembangan
software, selain itu proyek ini hanya bisa di pahami secara benar oleh manajer proyek

9

dan teamnya saja sedangkan seorang customer masih sulit memahami software
sehingga dibutuhkan pendekatan fleksibilitas dalam meninjau kembali spesifikasi dan
negoisasi dengan customer.
2. Package Implementation Project. Proyek ini biasanya diadakan ketika perusahaan
ingin menambahkan software baru yang sesuai dengan dengan proses bisnisnya.
Proyek ini sebenarnya mudah dilakukan sendiri oleh perusahaan yang akan
menggunakan software tersebut, tetapi tidak semua perusahaan mempunyai sumber
daya manusia yang mumpuni dalam jenis proyek ini atau sudah menjadi kesepakatan
antara developer software untuk sekaligus menginstalkan software tersebut ke
komputer perusahaan. Tantangan yang dihadapi dari proyek ini ialah kita harus
mengintegrasikan data sebelumnya atau dengan software untuk dipindahkan ke
software yang dibuat. Seorang manajer proyek serta timnya haru memberikan
pelatihan agar software dapat di gunakan secara maksimal.
3.

System Enhancement project. Proyek ini muncul ketika pengguna, pemilik serta
sistem yang telah ada ingin kita tingkatkan kinerjanya dengan menyediakan fitur-fitur/
fungsi baru.Tantangan yang didapat ketika menjalankan proyek ini ialah sistem yang
ingin ditingkatkan dapat menganggu sistem yang telah ada sehingga menghambat
jalanya proyek. Tantangan yang lain yang diperoleh ialah kita mengadakan testing ke
belakang apakah peningkatan produk lama menganggu produksi yang lain.

4. Consultacy and Business Analysis Assignment. Jenis proyek ini ada karena tidak semua
ahli IT ingin menjadi penginstal software atau menjadi pengembang, maka di buatlah
proyek ini yang berfokus pada isu bisnis apa saja yang sedang ngetrend pada era itu atau
para pelaku proyek ini juga bisa memberikam informasi pada bidang IT. Tantangan dari
proyek ini adalah banyak pengguna teknologi informasi dalam menggunakannya tidak
terlalu benar, maka sebuah konsultasi adalah suatu hal yang biasa sedangkan tantagan
yang lain ialah seorang yang bergerak yang bekerja di proyek ini harus memenuhi
deadline dari yang di minta customer dalam menganalisis bisnisnya.
5. System Migration Project. Proyek ini bergerak di bidang operating system, biasanya
proyek ini akan memilih menggunakan operating system apa yang sesuai dengan
kebutuhan bisnis mereka. Tantangan dari proyek ini adalah sedikit dari penikmat proyek
ini yang akan menggunakan operating system yang baru, hal ini dapat diatasi dengan
memberikan pelatihan dan pengenalan sekilas dari pihak tim proyek atau diadakan
proyek lain yaitu proyek Consultacy and Business Analysis Assignment.
6. Infrastructure Implementation Pada proyek ini di fokuskan dalam pengenalan,
penggantian dari hardware, server, PC’s contohnya ialah pengadaan komputer dan alat-

10

alat pendukung pada sebuah kantor baru. Tantangan dari proyek ini adalah rawan terjadi
kecurangan dalam pengadaan infrastruktur baru dan pihak suplier menjadi pihak paling
berat karena pada pihak ini dia yang paling banyak berpatisipasi seperti berapa waktu
yang di butuhkan dalam pengadaan, pengiriman dan sebagainya.
7. Outsourcing (and in-sourcing) projects. Proyek ini terkait dengan keputusan perusahaan
dalam mengembangkan proyek IT di perusahaannya, sebelumnya kita perlu mengetahui
konsep dari outsourcing dan insourcing . Outsourcing merupakan penyerahan tugas atau
pekerjaan yang berhubungan dengan operasional perusahaan ataupun pengerjaan proyek
kepada pihak ketiga atau perusahaan ketiga dengan menetapkan jangka waktu tertentu
dan

biaya

tertentu

dalam

proses

pengembangan

proyeknya

sedangkan Insourcing merupakan metode pengembangan sistem informasi yang hanya
melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan. Kedua metode
ini baik untuk di jalankan tergantung dari fokus mereka dalam menyelesaikan Proyek
ITnya. Keduanya juga memiliki kelemahan dan keuntungan masing-masing sehingga di
butuhkan manajer proyek yang berpengalaman apakah menggunakan jasa pihak ketiga
atau memaksimalkan sumber daya perusahaannya. Tantangan dari proyek ini juga
terbagi dua, apabila kita menggunakan outsourcing, aplikasi yang di buat pihak ketiga
tidak dapat di miliki sepenuhnya oleh perusahaan kita sehingga aplikasi tersebut dapat
dipakai juga oleh kompetitor kita. Tantangan yang lain ketika menggunakan outsourcing
ialah ketika salah memilih vendor maka vendor tersebut tidak dapat membuat apa yang
sebenarnya di butuhkan oleh perusahaan sehingga perusahaan tersebut akan merugi
sedangkan tantangan yang didapat ketika menggunakan insourcing ialah kurangnya atau
tidak ada sumber daya manusia yang ahli di bidang sistem informasi sehingga apa ada
kegagalan di tanggung oleh perusahaan itu sendiri.
8. Disaster recovery projects. Proyek ini semacam antisipasi, prosedur dan kebijakan
keberlangsungan infrastruktur teknologi terhadap data-data perusahaan dari berbagai
macam gangguan yang menyebabkan data-data penting tersebut rusak, hilang sehingga
dapat menganggu proses bisnis perusahaan. Tantangan dari proyek ini menyediakan
perangkat dan infrastruktur yang benar-benar aman sebagai back-up dari semua data
tersebut.
9. Smaller IS project. Proyek ini biasa di akukan oleh developer sendiri untuk
meningkatkan sistem yang ada tetapi dengan lingkup yang terlalu luas dan biasanya
waktu pengerjaannya tidak terlalu lama. Tantangan dari proyek ini ialah sulit
membedakan antara pekerjaan kecil developer sendiri untuk meningktkan kinerja suatu

11

sistem, hal ini terjadi karena besar atau kecil perbaikan yang di lakukan tetap
membutuhkan usaha yang sama ketika developer di minta meningkatkan sistem tersebut.
Dari penjelasan jenis-jenis proyek TI diatas, kita semakin tahu macam-macam proyek
di bidang Teknologi Informasi sehingga hal ini dapat menambah ilmu pengetahuan kita dalam
manajemen proyek dan saya harap tulisan saya mengenai ini bermanfaat bagi kita semua.

12

BAB III
PEMBAHASAN
Mengintegrasikan manajemen proyek meliputi koordinasi semua area pengetahuan
proyek ke dalam aktifitas pada siklus proyek atau tahapan – tahapan pelaksanaan proyek guna
mencapai keberhasilan proyek sesuai dengan komponen proyek (kualitas, waktu, biaya, ruang
lingkup).
Untuk memperoleh hasil proyek yang memiliki kualitas sesuai dengan standart, dapat
diselesaiakan tepat waktu, biaya sesuai anggaran dan ruang lingkup sesuai dengan
kesepakatan membutuhkan siklus proses pendefinisian, perencanaan,

pelaksanaan,

pengendalian dan persetujuan. Dan untuk masing-masing proses perlu pengelolaan ruang
lingkup, kualitas, biaya, waktu, sumberdaya manusia, komunikasi, resiko dan maanajemen
pengadaan.
Manajemen Ruang
Lingkup

Kualitas
Waktu
Biaya
Ruang Lingkup

Manajemen Biaya
Manajemen Kualitas
Manajemen Waktu
Manajemen SDM
Manaj. Komunikasi
Manaj. Resikoi
Manaj. Pengadaani

Definisi Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian Persetujuan

Gambar 3.1. Manajemen proyek terintegrasi
3.1

Rangkaian Proses Manajemen Proyek
Untuk merealisasikan agar komponen-komponen proyek dapat tercapai maka

pelaksanaan proyek membutuhkan tahapan-tahapan yang terintegrasi, tahapan tersebut
dilakukan dengan membagi beberapa fase:
3.1.1

Project Definition (Pendefinisian proyek)
Mendefinisikan sasaran, tujuan dan faktor-faktor kesuksesan dari proyek yang

merupakan komitmen dari dari pihak-pihak yang berkepentingan. Definisi proyek
meliputi:

13



Nama proyek.
Setiap proyek harus memiliki nama yang unik agar dapat dibedakan dengan proyek
lain dan menghindari kebingungan antara proyek-proyek yang berhubungan.



Diskripsi proyek secara jelas dan keperluan yang ingin dicapai.
Tujuan dari proyek harus didiskripsikan secara jelas secara tertulis dengan
memasukkan estimasi waktu dan biaya agar tidak hanya berupa jargon.



Stakeholder.
Stakeholder adalah individu atau sekumpulan orang atau unit organisasi yang secara
aktif terlibat di dalam penyelenggaraan sebuah proyek dan kepentingan mereka secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pengelolaan sebuah proyek (chan
K.C. et al 2004). Yang termasuk sebagai stakeholder dari sebuah proyek adalah :
1.

Pimpinan proyek

2.

User atau pemakai (individu atau organisasi) proyek teknologi informasi yang
akan dibangun.

3.

Sponsor, yaitu individu atau sekelompok orang atau organisasi yang membiayai
proyek dan bertanggung jawab terhadap pengalokasian sejumlah sumber daya
yang dibutuhkan proyek.

4.

Tenaga ahli yang terlibat proyek (analis sistem, programmer, konsultan proyek ),
dan sebagainya sesuai dengan bidang keahlian atau spesialisasinya.



Nama manajer proyek dan anggota tim inti.
Struktur dan anggota tim proyek perlu dirancang agar proyek dapat dicapai lebih
efektif. Setiap individu yang terlibat di dalam proyek harus mengetahuai secara pasti
peranan, tugas dan tanggungjawabnya, terutama keterkaitan antara aktivitas yang
dilakukan dengan aktivitas lain yang dikerjakan anggota tim lainnya.



Penyerahan proyek.
Gambaran yang jelas dari produk yang akan dihasilkan proyek. Software, jenis
hardware, laporan teknis, materi training adalah contoh yang perlu diserahkan ke
pihak pemberi tanggung jawab
3.1.2 Project Planning (Perencanaan Awal Proyek)
Segala sesuatu yang diperlukan untuk merencanakan (setting) proyek sebelum
rangkaian pekerjaan dimulai. Perencanaan berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi
sumber daya yang diperlukan di dalam proyek yang mencakup ruang lingkup proyek,

14

waktu, biaya, kualitas, komunikasi, tenaga dan penanganan resiko. Keberhasilan proyek
sangat tergantung pada akurasi dari perencanaan proyek yang dilakukan.
3.1.3

Project Executing (Pelaksanaan proyek)
Pelaksanaan proyek merupakan implementasi dari perencanaan proyek dengan

cara melakukan koordinasi tim proyek dan sumber daya yang lain untuk mengerjakan
proyek guna menghasilkan produk dan menyerahkan hasil proyek atau hasil dari masingmasing phase proyek. Termasuk di dalam pelaksanaan proyek adalah mengembangkan
tim proyek, mendistribusikan informasi, pengadaan dan seleksi kebutuhan proyek,
menjamin tercapainya kualitas dan penyerahan hasil kerja.
3.1.4

Project Control (Pengendalian proyek)
Proses pengawasan setiap aktivitas proyek untuk memantau agar setiap

aktivitas tidak menyimpang dari yang telah direncanakan. Manajer proyek dan staf
mengawasi dan mengukur dengan cara membandingkan progress dengan rencana dan
melakukan koreksi jika diperlukan. Jika diperlukan perubahan, seseorang harus
mengidentifikasi, menganalisis dan melakukan perubahan tersebut.

3.1.5

Project Closing (Proses Penyerahan dan Persetujuan)
Proses ini merupakan persetujuan secara formal antara pelaksana dan pemberi

proyek bahwa proyek telah selesai dan menghasilkan produk sesuai dengan kesepakatan.
Kelima proses siklus proyek tersebut di atas digambarkan seperti pada gambar 2.1

Proses pelaksanaan

Level
Proses
perencanaan

Aktivitas
Proses
inisialisai

Tahap mulai

Proses
persetujuan
Proses
pengendalian

Waktu

Tahap akhir

15

Gambar 3.2. Siklus proses manajemen proyek
Gambar 2.2 menunjukkan kelompok proses manajemen proyek dan bagaimana
keterkaitan masing-masing proses dalam level aktivitas, kerangka waktu dan overlapping dari
proses-proses tersebut. Level aktivitas, waktu dan panjang masing-masing proses berbedabeda tergantung pada jenis proyeknya. Secara umum proses pelaksanaan memerlukan sumber
daya dan waktu paling lama kemudian diikuti proses perencanaan. Proses inisiasi dan
persetujuan biasanya paling sedikit memerlukan sumber daya dan waktu.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk setiap tahap dari sebuah
proyek berkaitan dengan area manajemen proyek terlihat seperti pada tabel 3.1
Area
Pengetahuan

Proses Proyek
Pelaksanaan

Inisiasi

Perencanaan

Inisiasi ruang

Perencanaan ruang lingkup

Verifikasi

Definisi ruang lingkup

ruang lingkup
Pengendalian

lingkup

Ruang
lingkup

Pengendalian

Persetujuan

perubahan
ruang lingkup
Pengendalian

Definisi aktivitas

jadwal

Waktu

Urutan aktivitas
Estimasi durasi aktivitas
Pengembangan jadwal
Perencanaan sumber daya

Pengendalian
biaya

Biaya
Kualitas

Estimasi biaya
Anggaran biaya
Perencanaan kualitas

Jaminan

Pengendalian

kualitas
Pengembangan

kualitas

Perencanaan organisasi
SDM

tim

Komunikasi

Penyususnan staf
Perencanaan komunikasi
Perencanaan

Distribusi

Pelaporan

Persetujuan

informasi

kinerja
Monitoring

administratif

manajemen

resiko

dan
pengendalian

Resiko

resiko

Pengadaan

Identifikasi resiko
Analisa resiko kualitatif
Analisa resiko kuantitatif
Perencanaan respon resiko
Perencanaan pengadaan

Permintaan

Perencanaan permintaan

Seleksi sumber

Penyelesaian
kontrak

daya

Tabel 2.1 Kegiatan yang perlu dilakukan untuk setiap tahap dari sebuah proyek.

16

3.2 Area Pengetahuan Manajemen Proyek
Knowledge area meliputi fungsi utama dan fungsi pendukung atau fasilitas. Fungsi
utama memiliki fungsi dalam mewujudkan proyek sesuai dengan kontek manajemen proyek
yang meliputi : Manajemen ruang lingkup, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen
kualitas. Dan fungsi pendukung memiliki fungsi mencapai efisiensi dan efektivitas dalam
penyelesaian proyek. Fungsi pendukung meliputi manajemen sumber daya manusia,
manajemen komunikasi, manajemen resiko dan manajemen pengadaan.
Fungsi pendukung
Manajemen SDM

Manajemen
komunikasi

Manajemen scope Manajemen waktu

Fungsi Utama
Manajemen biaya

Manajemen
resiko

Manajemen kualitas

Manajemen
pengadaan

Fungsi pendukung
Gambar 3.3. Area Pengetahuan Manajemen Proyek
3.2.1

Manajemen Ruang Lingkup
Ruang lingkup

adalah semua pekerjaan yang termasuk dalam penciptaan

produk. Manajemen ruang lingkup terjadi atau diperlukan pada tahapan inisiasi,
perencanaan dan pengendalian. Proses utama proyek yang termasuk dalam manajemen
ruang lingkup meliputi:
 Initiation. Termasuk dalam proses ini adalah komitmen organisasi pada awal
proyek atau kelanjutan fase berikutnya dari sebuah proyek. Output dari proses
initiation ini adalah project charter (diagram proyek), dimana berupa dokumen
formal yang menunjukkan eksistensi dan memberikan overview menyeluruh dari
proyek.
 Perencanaan ruang lingkup. Termasuk dalam proses ini adalah pengembangan
dokumen guna memberikan dasar untuk keputusan proyek ke depan, kriteria –
kriteria dalam menetapkan bahwa proyek atau suatu fase telah berhasil dengan

17

lengkap. Tim proyek membuat statemen ruang lingkup dan rencana manajemen
ruang lingkup sebagai hasil dari proses perencanaan ruang lingkup.
 Pendefinisian

ruang

lingkup.

Termasuk

dalam

proses

ini

adalah

mendekomposisikan proyek utama menjadi aktivitas – aktivitas lebih kecil yang
deliverable dan komponen yang manageable. Tim proyek membuat Work
Breadown Structure (WBS) dalam proses ini.
Contoh WBS proyek Pembangunan Intranet:
Proyek Intranet

Perencanaan
konsep
kelayakan

Merancan
g web-site

Mengembangkan
web-site
kebutuhan user

Implementasi

Evaluasi sistem Mendefinisikan
saat ini
kebutuhan

Mendefinisikan fungsifungsi yang diperlukan

Mendefinisikan Mendefinisikan
kebutuhan user kebutuhan
konten

Mendefinisikan
kebutuhan
sistem

Penerapan
dan evaluasi

Mengembangkan
rencana proyek

Koordinasi
tim proyek

Mendefinisikan
kebutuhan server

Gambar 3.4. Work Breakdown Struktur
 Verifikasi ruang lingkup. Termasuk dalam proses ini adalah penerimaan dan
persetujuan secara formal terhadap ruang lingkup proyek. Stakeholder utama
proyek seperti pengguna/pelanggan dan sponsor secara formal menerima dan
menyetujui hasil proyek atau fase yang diserahkan.
 Pengendalian perubahan ruang lingkup. Termasuk di dalam proses ini adalah
perubahan ruang lingkup yang terjadi, koreksi yang perlu dilakukan dan pelajaran
yang bisa dipetik dari perubahan ini.

3.2.2

Manajemen Waktu
Manajemen waktu proyek adalah suatu proses yang menjamin bahwa suatu

proyek akan selesai dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang ditetapkan.
Manajemen waktu terjadi pada tahap perencanaan dan tahap pengendalian. Kegiatan
yang dilakukan dalam manajemen waktu adalah :

18

1. Mendefinisikan aktivitas, yaitu berdasarkan pada WBS dari proses pendefinisian
ruang linkup dibuat daftar pekerjaan yang memerlukan waktu penyelesaian.
2. Membuat urutan aktivitas, yaitu berdasarkan definisi aktivitas disusun daftar urutan
aktivitas sesuai dengan persyaratan pengerjaan atau penyelesaian setiap aktivitas.
3. Estimasi durasi waktu, yaitu berdasarkan definisi aktivitas dan urutan aktivitas,
diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
4. Mengembangkan jadwal, yaitu menyusun rencana alokasi waktu pelaksanaan
proyek dengan alat-alat seperti Network Planning, diagram chart dan sebagainya.
5. Pengendalian jadwal, yaitu melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan setiap
aktivitas proyek, apakah sesuai dengan jadwal yang direncanakan dan mencari
solusi jika terjadi perubahan jadwal pada saat pelaksanaan proyek.
3.2.3

Manajemen Biaya
Manajemen Biaya adalah suatu proses yang menjamin bahwa proyek dapat

diseleaikan dengan dana yang tersedia. Manajemen biaya diperlukan pada tahap
perencanaan dan tahap pengendalian. Aktivitas yang tercakup dalam manajemen biaya
adalah :
1.

Perencanaan sumber daya, yaitu berdasarkan pada ruang lingkup, aktivitas dan
sebagainya dapat diidentifikasikan sumber daya yang memerlukan dana atau biaya
(tenaga kerja, alat administrasi dan sebagainya)

2.

Estimasi biaya, yaitu masing-masing sumber biaya dihitung perkiraan besar dana
yang diperlukan

3.

Anggaran biaya, yaitu menghitung anggaran biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek.

4.

Pengendalian biaya, yaitu proses pemantauan terhadap pengeluaran selama
pelaksanaan proyek untuk membandingkan antara dana yang senyatanya
dikeluarkan dengan yang direncanakan. Dan dilakukan langkah-langkah
pengendalian jika terdapat perubahan anggaran.

3.2.4

Manajemen Kualitas
Manajemen kualitas adalah proses yang menjamin bahwa proyek akan

menghasilkan produk yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Manajemen kualitas diperlukan pada tahan perencanaan, pelaksanaan maupun pada
tahap pengendalian. Proses manajemen kualitas meliputi:

19

1.

Perencanaan kualitas, yaitu berdasarkan pada WBS pada tahap pendefinisisan
ruang lingkup, didiskripsikan produk dan kriteria-kriteria kualitas yang harus
dipenuhi.

2.

Jaminan kualitas, yaitu melakukan

3.

Pengendalian kualitas, yaitu

3.2.5

Manajemen Sumber Daya Manusia
Adalah sustu proses yang menjamin tersedianya sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan secara Tim untuk menyelesaikan proyek. Manajemen sumber
daya manusia diperlukan pada tahapan perencanaan dan pelaksanaan proyek. Proses
manajemen sumberdaya manusia meliputi :
1.

Perencanaan organisasi, yaitu manajer proyek menyusun tim dengan melakukan
deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan merencanakan rekruitmen.Output
dari aktivitas ini adalah diagram atau struktur organisasi proyek, dokumen definisi
pekerjaan dan proses penugasan, matrik pertanggungjawaban penugasan (RAM).

2.

Penyususnan Staff, yaitu melakukan rekruitmen tenaga kerja dan mengalokasikan
sesuai dengan sturktur tim yang sudah disusun

3.

Pengembangan Tim, yaitu proses pengembangan tim meliputi evaluasi
pengalokasian tenaga kerja dan realokasi tenaga kerja.

3.2.6

Manajemen Komunikasi

Manajemen komunikasi adalah proses yang menjamin kelancaran arus informasi
termasuk didalamnya adalah pengumpulan, penyebaran informasi dan pelaporan.
Manajemen komunikasi diperlukan pada proses perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan proses penyerahan. Aktivitas dari manajemen komunikasi meliputi:
1.

Perencanaan komunikasi, yaitu menetapkan atau mengidentifikasi kebutuhan
informasi dan komunikasi bagi stakeholder, siapa dan informasi apa yang
dibutuhkan, kapan membutuhkannya dan bagaimana informasi disampaikannya.

2.

Distribusi informasi, yaitu mendistribusikan informasi agar sampai yang pada
stakeholder tepat waktu.

3.

Pelaporan kinerja, yaitu mengkoleksi data, menyebarluaskan, pelaporan status dan
pengukuran kemajuan proyek.

4.

Persetujuan administratif , yaitu mengumpulkan dan menyerahkan laporan secara
menyeluruh pada penyerahan proyek.

20

3.2.7

Manajemen Resiko

Manajemen resiko adalah suatu proses untuk meminimalkan potensi terjadinya resiko
dan memaksimalkan potensi kesempatan memperoleh keuntungan. Manajemen resiko
diperlukan pada proses perencanaan dan proses pengendalian proyek. Yang tercakup
dalam manjemen resiko adalah :
1.

Perencanaan manajemen resiko, yaitu menetapkan pendekatan dan rencana
aktivitas manajemen resiko. Dengan mereview diagram proyek, WBS, toleransi
resiko stakeholder dan sebagainya akan dapat menyususn rencana manajemen
resiko.

2.

Identifikasi resiko, yaitu mengidentifikasi resiko mana yang diperkirakan
memiliki pengaruh terhadap proyek dan mendokumentasikannya.

3.

Monitoring dan pengendalian resiko, yaitu memonitor resiko yang diketahui,
mengidentifikaasi resiko baru, mengurangi resiko dan mengevaluasi sepanjang
pelaksanaan proyek.

3.2.8

Manajemen Pengadaan

Manajemen pengadaan adalah suatu proses yang menjamin tersedianya barang
maupun jasa dari luar yang dibutuhkan oleh proyek. Manajemen pengadaan
diperlukan pada proses perencanaan, pelaksanaan dan proses penyerahan proyek.
Aktivitas dari manajemen pengadaan ini meliputi :
1.

Perencanaan pengadaan, yaitu menetapkan apa saja yang perlu disediakan dan
kapan harus dilakukan. Memilih pemasok dan menetapkan kontrak kesepakatan
kerja.

2.

Solicitation planning (perencanaan permintaan) , yaitu mendokumentasi
permintaan

produk

dan

mengidentifikasi

sumber-sumber

potensial,

mendokumentasikan pengadaan dalam bentuk Request for Proposal(RFP) dan
mengembangkan kriteria evaluasi.
3.

Solititation (permintaan), yaitu proses melakukan permintaan terhadak kebutuhankebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek.

4.

Seleksi sumber, yaitu memilih suplier-suplier potensial, mengevaluasi prospek
suplier dan negosiasi kontrak.

5.

Penyelesaian kontrak, yaitu melakukan verifikasi produk dan audit kontrak.

3.3 Studi Kasus Proyek Pembuatan Software

21

Proses pembuatan software tidak cukup hanya dikerjakan dalam waktu beberapa hari
saja. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pembuatan software. Setiap
tahapan bisa memerlukan waktu cukup lama, bisa satu bulan, dua bulan, atau bahkan satu
tahun. Tahapan-tahapan itu yaitu : requirement (perencanaan dan analisa), design
(pembuatan), dan testing (pengujian dan pemeliharaan). Setiap tahapan yang dilalui terdapat
beberapa permasalahan-permasalahan yang timbul.
Pada permasalahan ini akan dibahas beberapa permasalahan yang timbul dengan studi
kasus pembuatan software Sistem Informasi Akademik dan juga akan dibahas solusi yang
dapat diambil untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut. Pembahasan permasalahan
ini dibagi dalam setiap tahapan pembuatan software.
a. Tahap Requirement
Pada tahap ini, kegiatan yamg paling banyak dilakukan adalah dengan melakukan
interaksi dengan user. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul
pada tahap ini adalah :
1. Permasalahan spesifikasi kebutuhan
Kebutuhan akan fitur dan report yang diinginkan sering kali tidak sesuai dengan
sistem yang ada. Misalnya pada sistem Informasi Akademik, user menginginkan
report pembayaran SPP, sedangkan sistem ini hanya mengenai masalah
akademik perkuliahan.
2. Ketidak sepahaman sistem antara developer dan user
Seringkali antara developer dan user dikarenakan perbedaan pemahaman,
terjadi ketidak sepahaman mengenai alur Sistem Informasi Akademik,
misalnya alur mulai dari mahasiswa bayar SPP, daftar ulang, pengisian FRS,
proses perkuliahan sampai nilai akhir UAS keluar.
3. Metode analisa system
Metode analisa sistem yang digunakan oleh developer tidak sesuai dengan
kondisi/ behaviour user.

b. Tahap Design
Pada tahap ini, merupakan tahap yang dilakukan oleh developer. Permasalahan dalam
proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :
1.

Metode pembuatan software

Metode dan tools yang digunakan hasilnya tidak optimal, sesuai dengan keinginan
user.

22

2.

Organisasi pembuatan software

Tidak adanya koordinasi pada saat proses pembuatan software, sehingga terjadi
modul-modul yang tidak dapat digabungkan. Misalnya tidak sesuainya nama tabel,
field, atau tipe data yang digunakan.
c. Tahap Testing
Pada tahap ini, merupakan tahap pengujian software yang dilakukan antara developer
dan user, dan diakhiri dengan pemeliharaan software. Permasalahan dalam proses pembuatan
software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :
1.

Perubahan regulasi system

Adanya perubahan regulasi sistem, misalnya perubahan evaluasi penilaian dari 5
tingkat penilaian (A, B, C, D, E) menjadi 7 tingkat penilaian (A, AB, B, BC, C, D,
E). Hal ini menyebabkan perubahan tabel dan fieldnya.
2.

Ketidaksesuaian keinginan user dengan software yang telah dibuat

Pengujian software yang dilakukan antara user dan developer tidak memenuhi
keinginan user.
3.

Tidak adanya Risk Management.

Hal ini menyebabkan tidak ada langkah-langkah yang akan dilakukan apabila
terjadi revisi ataupun pada masa garansi/ maintenance.
Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut diatas, perlu dilakukan analisa untuk
mendapat solusinya. Ada beberapa solusi yang dapat diambil, antara lain:
1. Membuat dokumen kontrak antara developer dan user sebelum proses pembuatan
software.
2. Perlu adanya assessment pada saat survey data, wawancara, ataupun analisa data.
Assessment ini ditandangani kedua belah pihak, user dan developer.
3. Menggunakan requirement tool untuk proses requirement sehingga dapat dihasilkan
requirement yang sesuai dengan kebutuhan user.
4. Menentukan Proces Model yang akan digunakan pada awal proses pembuatan
software, dapat menggunakan waterfall model, RAD model, spiral model, atau model
lainnya.
5. Membuat project management pada proses pembuatan software dengan dikoordinasi
seorang penanggung jawab.

23

6. Menentukan software programming untuk semua modul yang akan dibuat, termasuk
tabel, relasi, dan struktur data.
7. Membuat dokumen Berita Acara Pengujian Software sehingga dapat dinilai tingkat
kepuasaan user terhadap software yang telah dibuat.
8. Developer melakukan evaluasi total setiap selesai pembuatan software sebelum
pengujian.
Solusi yang lain secara teknis adalah membuat software Sistem Informasi Akademik
yang dinamis, dimana user dapat melakukan update sistem secara mandiri dan berkala tanpa
perlu berhubungan dengan developer kembali. Misalnya, membuat perubahan evaluasi
penilaian, evaluasi absensi, aturan penilaian, perubahan kurikulum, dan sebagainya. Tetapi
untuk membuat software Sistem Informasi Akademis yang dinamis tersebut memerlukan
waktu yang tidak sedikit dan juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Maka hal yang paling penting dilakukan dalam proses pembuatan software Sistem
Informasi Akademik adalah komunikasi yang intensif dan efektif antara user dan developer,
baik itu pada tahap requirement, design, maupun testing. Dengan adanya komunikasi yang
intensif dan efektif tersebut maka dapat diketahui sampai seberapa jauh software dinamis
yang dibutuhkan oleh user. Sehingga tingkat kepuasan user dapat terjaga.

24

BAB IV
KESIMPULAN
Manajemen

proyek

adalah

suatu

cara

mengelola,

mengarahkan,

dan

mengkoordinasikan sumber daya (manusia/material) disaat mulainya sebuah proyek hingga
akhir untuk mencapai suatu tujuan, yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan kualitas untuk
mencapai kepuasan
Pentingnya perencanaan ruang lingkup sebagai dasar untuk melakukan penilaian
terhadap pelaksanaan proyek dalam hal mendiskripsikan pekerjaan utama dari proyek untuk
memberi batasan yang jelas antara pekerjaan mana yang termasuk dan mana yang tidak
termasuk dalam proyek dan mendiskripsikan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk
masing-masing pekerjaan dan rencana pengelolaan yang dilakukan untuk menjamin
tercapainya kriteria tersebut.
Untuk menghasilkan output proyek TI yang bermutu dalam arti sesuai dengan
persyaratan dan standar, baik yang didefenisikan oleh pemberi kerja maupun mengikuti
standar yang ditentukan pemangku kepentingan yang lain, perlu dilakukan perencanaan dan
pengawasan mutu yang baik.

25

DAFTAR PUSTAKA
AW Ratnaningsih, 1 April 2011, “Piranti Perencanaan dan Pengawasan Mutu dalam
Manajemen Proyek Sistem Informasi”, Volume 8, No.1, April 2008.
Gunawan, Dedi Rahmat, 19 Juni 2010, “Analisa Perubahan Manajemen Dalam Implementasi
SI/TI Pada Perguruan Tinggi ABC”, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
2010 (SNATI 2010), Juni 2010.
Noerlina, 3 Agustus 2008, “Perencanaan Manajemen Proyek Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi Online Bisnis” Volume 11 No.3, Agustus 2008.
Schwalbe, Kathy. 2006 Information Technology Project Managemen.
Suhari, Yuhanes, Edisi Mei 2002, “Pengelolaan Perencanaan Proyek E-Business” Volume VII,
No. 2, Mei 2002.
Wahyuni, “Membangun Sistem Informasi Manajemen Proyek Di PT. Konindo Cipta
Sejahtera”, Dosen Tetap Progdi. Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.
http://lecturer.polindra.ac.id/~lubis/6.%20MANAJEMEN%20PROYEK/Manpro_1.pdf,
(diakses 1 November 2014).
http://ririnkhairani.blogspot.com/2012/03/manajemen-proyek-dan-operasi.html, (diakses 1
November 2014).
http://thesis.binus.ac.id/asli/Bab2/2007-2-00492-SI-Bab%202.pdf, (diakses 1 November
2014).
http://riddlestory.wordpress.com/category/it-project-management/, (diakses 1 November
2014).
http://ranggryani.wordpress.com/2013/05/16/makalah-manajemen-proyek/, (diakses 1
November 2014)

26