Lingkungan dan lembaga pendidikan (1)

Universitas Lampung

16 Desember 2017

KATA PENGANTAR

Assala u’alaiku Wr. Wb. Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya.

Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungkan kita Rasulullah Muhammad SAW, sehingga pe yusu a akalah ya g berjudul Lingkungan dan Lembaga Pendidikan dalam Islam dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup banyak rintangan dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu yaitu :

Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan terima kasih. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.

Wassala u’alaiku Wr. Wb.

Bandar lampung, 4 desember 2017

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat

berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya akan selalu mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.

Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.

Dalam perspektif pendidikan Islam, lingkungan dapat memberi pengaruh yang positif atau negatife terhadap pertumbuhan jiwa dan kepribadian anak. Pengaruh lingkungan yang dapat terjadi pada anak diantaranya adalah akhlak dan sikap keberagamaannya. Mengingat besarnya pengaruh lingkungan terhadap kepribadian dan watak anak, maka dalam perspektif pendidikan Islam lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan fisiologis, psikologis dan sosio-kultural.

Dari urian diatas dapat diketahui bagaimana pentingnya lingkungan terhadap terjadinya proses pendidikan terutama pendidikan Islam. Oleh karena itu, kami akan menguraikan makalah yang berjudul ͞Lingkungan dan Lembaga Pendidikan dalam Islam͟.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas kami simpulkan beberapa rumusan masalah yaitu :

1. Apa pengertian lingkungan?

2. Bagaimana macam-macam lingkungan dalam pendidikan Islam?

3. Apa yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam?

4. Apa saja jenis lembaga pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas pengertian lingkungan, macam-macam lingkungan

dalam pendidikan Islam,pengertian lembaga pendidikan islam,dan jenis lembaga pendidikan Islam.

D. Batasan Masalah

Didalam makalah ini hanya membahas mengenai:

1. Pengertian lingkungan.

2. Macam-macam lingkungan dalam pendidikan islam.

3. Pengertian lembaga pendidikan islam.

4. Jenis lembaga pendidikan islam.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan dalam Islam Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat,

pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah: segala sesuatu yang tampak dan terdapat di dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian- kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang.

1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sehingga lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan tersebut biasanya dibedakan sebagai pendidikan informal (keluarga, karena berlangsung secara alamiah dan wajar), formal (sekolah, karena dilaksanakan dengan aturan yang ketat, berjenjang dan berkesinambungan), dan nonformal (masyarakat, karena tidak bersyaratkan perjenjangan dan kesinambungan). B. Fungsi Lingkungan Pendidikan Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya sebagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan pendidikan.

2. Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masayarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri. C. Jenis Lingkungan Pendidikan Lingkungan pendidikan dapat dibedakan atau dikategorikan menjadi 3 macam lingkungan yaitu : 1. Lingkungan Pendidikan Keluarga 2. Lingkungan Pendidikan Sekolah 3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat Dan biasa disebut Tri Pusat Oleh Ki Hajar Dewantara, lingkungan ketiga disebut sebagai perkumpulan pemuda. 1. Lingkungan Pendidikan Keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik 2. Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masayarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri. C. Jenis Lingkungan Pendidikan Lingkungan pendidikan dapat dibedakan atau dikategorikan menjadi 3 macam lingkungan yaitu : 1. Lingkungan Pendidikan Keluarga 2. Lingkungan Pendidikan Sekolah 3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat Dan biasa disebut Tri Pusat Oleh Ki Hajar Dewantara, lingkungan ketiga disebut sebagai perkumpulan pemuda. 1. Lingkungan Pendidikan Keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik

3. Selain upacara-upacara adat untuk menyelamati anak yang masih dalam kandungan dalam

masyarakat jawa dikenal juga berbagai macam sirikan (hal- hal yang harus dihindari) selama anak masih dalam kandungan. Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula model pendidikan prenatal. Seperti mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak masih dalam kandungan, melakukan pemerikasaan rutin ke dokter kandungan atau mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi si jabang bayi adalah contoh-contoh pendidikan prenatal dalam kehidupan modern. Secara sederhana pendidikan prenatal dalam keluarga bertujuan untuk menjamin agar si jabang bayi sehat selama dalam kandungan hingga nanti pada akhirnya dapat terlahir dengan proses yang lancar dan selamat. b. Pendidikan Postnatal (pendidikan setelah lahir) Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga di mulai dari manusia lahir hingga akhir hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses pendidikan keluarga postnatal. Dari manusia lahir sudah diajari bagaimana caranya tengkurap, minum, makan, berjalan hingga tentang ilmu agama. Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuan adalah menjamin manusia lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan sebagai jaminan agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami kesulitan berarti selama proses manusia hidup. Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya di luar lingkungan keluarga sangat tergantung pada bagaimana proses pendidikan keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang, bagaimana pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya tergantung pada orang tua namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain yang notabene bukan bagian dari keluarga. Ini bisa terjadi karena kesibukan orangtua maka orangtua lebih cenderung untuk menyewa orang lain untuk merawat (mengasuh) anaknya.

4. Lingkungan Pendidikan Sekolah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Dan peranan sekolah semakin penting seiring dengan kemajuan zaman untuk mempersiapkan generasi muda dalam proses pembangunan bangsa. Adapun cara-cara yang dilakukan oleh sekolah dalam pendidikan yaitu sebagai berikut : a. Pengajaran yang mendidik Yaitu pemberian prakarsa dan tanggung jawab sedini mungkin kepada siswa untuk berperan di dalam kegiatan belajar mengajar yang bermanfaat bukan hanya dalam pencapaian siswa di sekolah, tetapi juga bermanfaat untuk membentuk dan memperkuat kebiasaan belajar terus menerus sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup. b. Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (BP) di sekolah. Hal ini menitik beratkan kepada bimbingan terhadap perkembangan pribadi melalui pendekatan perseorangan dan kelompok.BP di sekolah sangat penting karen membinbing anak didik untuk pegembangan kepribadian ke arah penyadaran jati diri sebagai manusia Indonesia, yang tak lain 4. Lingkungan Pendidikan Sekolah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Dan peranan sekolah semakin penting seiring dengan kemajuan zaman untuk mempersiapkan generasi muda dalam proses pembangunan bangsa. Adapun cara-cara yang dilakukan oleh sekolah dalam pendidikan yaitu sebagai berikut : a. Pengajaran yang mendidik Yaitu pemberian prakarsa dan tanggung jawab sedini mungkin kepada siswa untuk berperan di dalam kegiatan belajar mengajar yang bermanfaat bukan hanya dalam pencapaian siswa di sekolah, tetapi juga bermanfaat untuk membentuk dan memperkuat kebiasaan belajar terus menerus sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup. b. Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (BP) di sekolah. Hal ini menitik beratkan kepada bimbingan terhadap perkembangan pribadi melalui pendekatan perseorangan dan kelompok.BP di sekolah sangat penting karen membinbing anak didik untuk pegembangan kepribadian ke arah penyadaran jati diri sebagai manusia Indonesia, yang tak lain

5. Lingkungan Pendidikan Masyarakat Di dalam masyarakat banyak sekali wadah yang

menyediakan untuk kita mengembangkan skill peserta didik dan mengenyam pendidikan nonformal yang mencakup ilmu kehidupan yang lebih luas. Seperti organisasi masyarakat yang memberikan pendidikan sosialisasi, keagamaan, dan banyak hal lainnya. Dalam hal ini peserta didik akan lebih mampu berinteraksi sosial secara luas, tidak lagi dalam lingkup kecil seperti di keluarga maupun di sekolah saja. Karena lingkungan masyarakat adalah lingkungan yang mencakup banyak hal secara luas dan mengglobal. Di dalam masyarakat, faktor media masa adalah faktor yang sangat mempengaruhi seseorang dan perkembangan suatu bangsa. Dengan media masa pendidikan akan semakin maju karena adanya informasi-informasi pengajaran yang luas tidak hanya pendidikan formal saja. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Kaitan masyarakat dengan pendidikan dapat ditinjau dari 3 segi, yaitu : a) Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak. b) Lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung ikut memiliki peran dan fungsi edukatif. c) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber blajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan.

6. Pengaruh Timbal Balik antara Tri Pusat Pendidikan dengan Perkembangan Peserta Didik Kaitan antara tripusat pendidikan dengan ketiga kegiatan pendidikan untuk mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan pengetahuan dan kemahiran keterampilan dilukiskan bahwa setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yang meliputi pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya, pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan, dan pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan. Kontribusi tersebut tidak hanya antarindividu, tetapi juga faktor pusat pendidikan itu sendiri. Perkembangan peserta didik, dipengaruhi oleh berbagai factor yakni hereditas, lingkungan 6. Pengaruh Timbal Balik antara Tri Pusat Pendidikan dengan Perkembangan Peserta Didik Kaitan antara tripusat pendidikan dengan ketiga kegiatan pendidikan untuk mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan pengetahuan dan kemahiran keterampilan dilukiskan bahwa setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yang meliputi pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya, pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan, dan pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan. Kontribusi tersebut tidak hanya antarindividu, tetapi juga faktor pusat pendidikan itu sendiri. Perkembangan peserta didik, dipengaruhi oleh berbagai factor yakni hereditas, lingkungan

Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Menurut Milieu, yang dimaksud lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan Islam adalah sesuatu yang ada disekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:

1. Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan, dll.

2. Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.

B. Jenis Lingkungan Pendidikan

Mengacu pada pengertian lingkungan pendidikan seperti tertulis diatas, maka lingkungan pendidikan dapat dibedakan atau dikategorikan menjadi 3 macam lingkungan, yaitu:

1. Lingkungan Pendidikan Keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh

anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan. Bahkan ada beberapa potensi yang telah berkembang dalam pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi dua yakni :

1) Pendidikan prenatal (pendidikan sebelum lahir) Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau masih dalam kandungan.

Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada kebudayaan lingkungan setempat. Sebagai contoh dalam masyarakat jawa dikenal berbagai macam upacara adat selama anak masih ada dalam kandungan seperti neloni, mitoni. Selain upacara-upacara adat untuk menyelamati anak yang masih dalam kandungan dalam masyarakat jawa dikenal juga berbagai macam sirikan (hal-hal yang harus dihindari) selama anak masih dalam kandungan.

Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula model pendidikan prenatal. Seperti mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak masih dalam kandungan, melakukan pemerikasaan rutin ke Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula model pendidikan prenatal. Seperti mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak masih dalam kandungan, melakukan pemerikasaan rutin ke

Secara sederhana pendidikan prenatala dalam keluarga bertujuan untuk menjamin agar si jabang bayi sehat selama dalam kandungan hingga nanti pada akhirnya dapat terlahir dengan proses yang lancar dan selamat.

2) Pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir) Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga di mulai dari manusia lahir hingga akhir

hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses pendidikan keluarga postnatal. Dari manusia lahir sudah diajari bagaimana caranya tengkurap, minum, makan, berjalan hingga tentang ilmu agama.

Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuan adalah menjamin manusia lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan sebagai jaminan agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami kesulitan berarti selama proses manusia hidup.

Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya di luar lingkungan keluarag sangat tergantung pada bagaimana proses pendidikan keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang, bagaimana pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya tergantung pada orang tua namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain yang notabene bukan bagian dari keluarga. Ini bisa terjadi karena kesibukan orangtua maka orangtua lebih cenderung untuk menyewa orang lain untuk merawat (mengasuh) anaknya.

2. Lingkungan Pendidikan Sekolah Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu

pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dan belantara pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola piker ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam proses pendidikan di sekolah.

Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.

Seorang pengajar adalah merupakan figur dan tokoh yang menjadi panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru, sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak.

3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah.

Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

Lingkungan masyarakat atau lingkungan pergaulan anak biasanya adalah teman-teman sebaya di lingkungan terdekat. Secara umum anak- anak Indonesia merupakan anak “kampung” yang selalu punya “konco dolanan”. Berbeda dengan anak kota yang sudah sejak dini terasing dari pergaulan karena berada

di lingkungan kompleks yang individualistik. Pendidikan anak di jaman kesejagatan dan modern ini tidaklah mudah. Di satu sisi jaman ini memberikan

berbagai banyak kemajuan teknologi yang memungkinkan anak-anak kita memperoleh fasilitas yang serba “canggih” dan “wah”. Anak-anak sekarang sejak dini sudah mengenal HP, camera, dan berbagai peralatan yang amat jauh dengan jaman “ aku si anak singkong”. Kemajuan yang demikian cepat juga ditengarai membawa dampak negatif seperti tersedianya informasi negatif melalui media masa dengan teknologi yang sulit untuk dihindari. Misalnya: porno, kekerasan, konsumerisme, takhayul, klenik dan kemusyrikan melalui berbagai media informasi seperti internet, handphone, majalah, televisi dan juga vcd.

Berbagai kenyataan modernitas dan ketersediaan tersebut faktanya tidak sulit bahkan setiap hari disediakan baik oleh keluarga, masyarakat dan juga dunia informasi. Maraknya dunia periklanan memaksa informasi beredar lebih mudah, lebih seronok dan juga lebih merangsang rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba sebagai akibat “rayuan maut” publikasi yang memang dirancang secara apik oleh para ahli komunikasi dengan biaya yang mahal dan dengan dampak meluas dan mendalam. Dapat dikatakan informasi-informasi tersebut dapat lebih cepat hadir daripada sarapan pagi kita, atau lebih cepat disantap daripada nasehat orang tua. Informasi tersebut masuk melalui jendela-jendela ICT ( information communication technology ).

C. Macam-macam Lingkungan dalam Pendidikan Islam

Menurut Drs. Abdurrahman Saleh, ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagamaan anak, yaitu :

1. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini adakalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu.

2. Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan

3. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan dalam kehidupan agama.

D. Macam-Macam Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain yaitu:

a) Lingkungan sosial Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat. Di lingkungan sosial ini terjadi proses pergaulan antara anak dengan anak, anak dengan orang dewasa, orang dewasa dengan orang dewasa. Dalam pergaulan ini sering terjadi pengaruh yang positif dan negatif. Karena itu pendidikan harus selalu berusaha bagaimana agar anak didik tidak “mempan” terhadap

pengaruh yang negatif. Sebab pada dasarnya yang dikatakan pendidikan hakikatnya selalu menuju ke hal yang baik. Karena itu pengaruh buruk terhadap perkembangan pribadi manusia bukan merupakan hakikat pendidikan. Pendidik harus dapat mengendalikan, mengontrol, mengarahkan, bersikap hati –hati, waspada, bijaksana, kritis, selektif dan kreatif terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam pergaulan yang bukan bersifat pendidikan.

b) Lingkungan alam Lingkungan alam ini berupa keadaan geografis, klimatologis, atau segala sesuatu yang berada di alam seperti misalnya: tumbuh –tumbuhan, hewan, batu–batuan, tanah, air, cuaca, iklim, dan sebagainya. Hal ini juga berpengaruh terhadap proses dan hasil pendidikan. Keadaan geografis dan klimatologis sangat mempengaruhi perkembangan individu. Orang yang hidupnya di pantai (daerah pesisir) cenderung lebih bersifat dinamis bila dibandingkan dengan orang di pedalaman.

c) Lingkungan kebudayaan Lingkungan kebudayaan dapat berupa benda –benda hasil budi daya manusia yang ada di sekitar individu siswa. Bisa berupa: adat, sopan santun, surat kabar, film, majalah, video, cassette, gambar –gambar/foto–foto dan sebagainya. Hal ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil pendidikan. Karena masing –masing individu siswa yang satu dengan yang lain berbeda, ada yang mudah terpengaruh hal –hal yang negatif, namun ada juga yang dapat dengan mudah menghindari pengaruh negatif tersebut. Untuk itu pendidikan harus berusaha semaksimal mungkin untuk membendung pengaruh yang negatif tersebut.

Ketiga lingkungan pendidikan itu saling bersinergi dan berperan dalam rangka usaha setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Lingkungan pendidikan ini juga sangat memberikan pengaruh langsung terhadap usaha –usaha atau kegiatan pendidikan.

Faktor lingkungan ini ada yang membagi menurut wujudnya dan ada pula yang membagi dan menggolongkannya ke dalam lingkungan pendidikan. Menurut wujudnya milieu/ lingkungan ini dibagi menjadi empat bagian:

a. Lingkungan berwujud manusia seperti orang tua/keluarga, teman–teman bermain, teman sekolah dan kenalan-kenalan lain.

b. Lingkungan kesenian berupa macam-macam pertunjukan seperti gambar hidup, wayang ketoprak, sandiwara, dan lain-lain pertunjukan seperti yang ditayangkan di televisi.

c. Lingkungan berwujud kesustraan, seperti bermacam-macam tulisan, atau bacaan yang ada dikoran, majalah dan buku-buku bacaan lainnya.

d. Lingkungan berwujud tempat yaitu seperti tempat tinggal dimana anak dibesarkan, iklim dan tempat/daerah dimana anak tinggal dan lain-lain. (Bernadib, 1989:118-119).

Ada pula sementara pendidik yang membagi milieu/lingkungan alam sekitar menjadi empat bagian, yaitu:

a. Lingkungan fisik/tempat seperti keadaan iklim, kedaan tanah dan keadaan alam.

b. Lingkungan budaya yaitu warisan budaya tertentu seperti bahasa, seni, ekonomi,ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.

c. Lingkungan sosial/masyarakat (kelompok hidup bersama) seperti keluarga, kelompok bermain, desa perkumpulan.

d. Lingkungan pendidikan yaitu lingkungan sekitar yang sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan seperti pakaian keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga dan lain sebagainya (Wens Tanlain,dkk,1989:39-40)

Ki Hajar Dewantara membagi faktor lingkungan ini menjadi tiga bagian yang terkenal dengan istilah “Tri Pusat Pendidikan” , yaitu tiga pusat pendidikan, yaitu:

a. Lingkungan keluarga

b. Lingkungan sekolah

c. Lingkungan masyarakat/Organisasi Pemuda (Tim Dosen IKIP Malang, 1987:13-14; Wens Tanlain,dkk, 1889: 41)

Lingkungan ini memberikan motivasi yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan yang ada. Apabila lingkungan ini diitunjang dengan pimpinan yang baik dan kesempatan yang memadai, maka kemungkinan besar hasilnya pun baik pula.1[2]

Dari uraian tersebut, lingkungan pendidikan dapat dibedakan mejadi tiga macam :

1. Pengaruh lingkungan positif Lingkungan yang memberikan dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk menerima, memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.

2. Pengaruh lingkungan negatif

3. Lingkungan yang menghalangi anak untuk menerima, memahami, meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.

4. Lingkungan netral, adalah

5. Lingkungan yang tidak memberikan dorongan untuk meyakini atau mengamalkan agama, dan juga tidak melarang anak-anak untuk meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.

E. Pengertian Lembaga dalam Islam

Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Adapun lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian konkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian secara abstrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.

Pendidikan Islam termasuk bidang sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Asosiasi, misalnya universitas, persatuan atau perkumpulan

2. Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah

3. Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang mempunyai hubungan tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, lembaga pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Adapun lembaga pendidikan Islam dapat diartikan dengan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan.

Dalam ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah SWT maupun amal yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud Syaltut mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek aqidah, syariah dan muamalah yang dapat membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik.

Asas seluruh ajaran dan amal islam adalah iman. Islam telah menetapkan norma- norma dalam mengajarkan ajaranya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sidi Ghazalba. Bahwa jenis lembaga pendidikan Islam yang serba tetap dan tidak boleh berubah dan tidak mungkin berubah adalah:

1. Rukun iman adalah asas ajaran dan amal islam

2. Ikrar, keyakinan atau pengucapan dua kalimat syahadat, adalah lembaga pernyataan

3. Thaharah, lembaga penyucian

4. Shalat, lembaga utama diri

5. Zakat, lembaga pemberian wajib

6. Puasa, lembaga menahan diri

7. Haji, lembaga kunjungan ke Baitullah

8. Ihsan, lembaga membaiki

9. Ikhlas, lembaga yang menjadikan amal agama

10. Taqwa, lembaga menjaga hubungan dengan ALLAH SWT Adapun lembaga-lembaga yang dapat berubah, karena perubahan norma- norma adalah sebagai

berikut:

1. Ijtihad, lembaga berpikir

2. Fiqih, lembaga putusan tentang hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad

3. Akhlak, lembaga nilai- nilai tingkah laku perbuatan

4. Lembaga pergaulan masyarakat (social)

5. Lembaga ekonomi

6. Lembaga politik

7. Lembaga pengetahuan dan tekhnik

8. Lembaga seni

9. Lembaga Negara

F. Jenis Lembaga Pendidikan Islam

Menurut Sidi Gazalba, lembaga yang berkewajiban melaksanakan pendidikan Islam adalah:

1. Rumah tangga Pendidikan primer untuk fase bayi dan fase kanak-kanak sampai usia sekolah. Pendidiknya orangtua, sanak kerabat, famili, saudara-saudara, teman sepermainan, dan kenalan pergaulan.

2. Sekolah Pendidik sekunder yang mendidik anak mulai dari usia masuk sekolah sampai ia keluar dari sekolah tersebut. Pendidiknya adalah guru profesional.

3. Kesatuan social Pendidikan tersier yang merupakan pendidikan yang terakhir tetapi bersifat permanen. Pendidiknya dalah kebudayaan, adat istiadat, dan suasana masyarakat setempat.

Dari uraian di atas dapat di rinci lembaga-lembaga pendidikan islam sebagai berikut :

1. Keluarga Keluarga adalah ikatan laki-laki dengan perempuan berdasarkan hukum perkawinan yang sah. Di

dalam keluarga ini lahirlah anak-anak dan di sinilah terjadinya interaksi pendidikan. Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama karena di lingkungan inilah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya.

Pada tahun-tahun pertama, orangtua memegang peranan utama dan memikul tanggung jawab pendidikan anak. Kasih sayang orangtua yang tumbuh akibat dari hubungan darah, mempunyai arti yang sangat penting bagi pertumbuhannya. Kekurangan kasih sayang orangtua menyebabkan anak keras kepala, sulit diatur dan mudah memberontak. Dan jika kasih sayang dari orangtua berlebihan dapat menjadikan anak manja, penakut dan sulit untuk hidup mandiri. Oleh karena itu, orangtua harus pandai dan tepat memberikan kasih sayang kepada anaknya, jangan kurang dan jangan pula lebih.

Keluarga yang ideal adalah keluarga yang mau memberikan dorongan yang kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama. Adapun keluarga yang acuh dan tidak taat menjalankan agama, tidak akan memberikan dorongan kepada anaknya untuk mempelajari agama bahkan melarang anaknya mempelajari agama.

Setelah memasuki masa kanak-kanak, lingkungannya sudah semakin luas. Selain dari ayah bundanya, keluarga-keluarga lain pun telah memegang peranan. Kasih sayang yang seperti yang diterima dari ibu-bapaknya, tidak akan diperoleh dari keluarga-keluarga yang lain.2[4]

2. Sekolah (Madrasah) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga. Semakin besar

anak, semakin besar kebutuhannya. Karena keterbatasanya, orangtua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut. Oleh karena itu,orangtua menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada sekolah.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pendidikan, pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana. Pendidikan yang berlangsung di sekolah bersifat sistematis, berjenjang, dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlansung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Telah diakui berbagai pihak bahwa peran sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat besar. Sekolah telah membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan lain sebagainya. Lingkungan sekolah yang positif terhadap pendidikan islam, yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama islam. Lingkungan sekolah demikian inilah yang mampu membina anak rajin beribadah, berpandangan luas, dan berdaya nalar kreatif.

Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justru menjadikan anak jumud, picik dan berwawasan sempit sehingga menghambat pertumbuhan anak.

Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama yaitu lingkungan sekolah yang berusaha untuk meniadakan kepercayaan agama di kalangan anak didiknya.

3. Tempat Ibadah Yang dimaksud tempat ibadah yaitu seperti musholla, masjid dan sebagainya. Oleh umat islam,

tempat ini biasanya dalam bentuk madrasah diniyah. Dan juga sering diadakan pengajian-peengajian umum seperti untuk peringatan hari-hari besar Islam, tabligh akbar, diskusi, dan seminar.3[6]

4. Masyarakat Masyarakat adalah kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan

dan agama setiap masyarakat. Masyarakat merupakan lembaga kedua setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak.

Organisasi-organisasi islam yang tumbuh di dalam masyarakat, antara lain:

5. Taman Pengajian Al-Quran (TPQ) TPQ adalah lembaga pendidikan islam tingkat dasar diluar sekolah. Pesertanya secara umum

ditujukan pada anak-anak usia taman kanak-kanak atau TK, tetapi pada prakteknya sering ditemui anak- anak usia SD atau SLTP bahkan terkadang SLTA yang ingin lancar membaca Al-Quran.

6. Majelis Ta’li

Majlis Ta’li adalah salah satu sara a pe didika dala isla . Majelis Ta’li lebih kita ke al dengan istilah pengajian-pengajian. Umumnya berisi ceramah atau khotbah-khotbah keagamaan islam, juga sering digunakan sebagai wahana diskusi ilmiah, sosiologis, politik, hukum dan sebagainya.

G. Bentuk-Bentuk Lembaga Pendidikan

A. Lembaga Keluarga Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya perkawinan. Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan dan pembinaan bakat, minat serta kepribadian, latihan keterampilan dan pendidikan kesosialan.

Fungsi dan peranan pendidikan keluarga:

a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak. Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang berperan penting dalam perkembangan anak. Di dalam keluargalah anak dididik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus disadari oleh tiap keluarga, bahwa anak dilahirkan di dalam lingkugan keluarga yang tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari keluarga dan terjun ke masyarakat.

b. Menjamin kehidupan emosional anak. Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan kasih, suasana yang aman dan tentram, suasana percaya mempercayai. Untuk itulah melalui pendidikan keluarga ini, kehidupam emosional dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, sebab orang tuanya hanya menghadapi sedikit anak didik dan karena didasarkan atas rasa cinta kasih sayang.

c. Menanamkan dasar pendidikan moral. Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak. Biasanya tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh anak. Teladan ini melahirkan gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru dan hal ini penting sekali dalam rangka pembentukan kepribadian.

d. Memberikan dasar pendidikan sosial. Di dalam kehidupan keluarga, merupakan basis sangat penting dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Perkembangan kesadaran sosial pada anak dapat dipupuk sedini mungkin, terutama lewat keluarga yang penuh rasa tolong-mrnolong, bergotong royong, menolong saudara atau tetangga yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kebersihan, keserasian dalam segala hal.

e. Peletakan dasar-dasar keagamaan. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama, dalam hal ini tentu saja dalam keluarga. Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut serta ke masjid bersama-sama untuk melaksanakan ibadah, mendengarkan khutbah. Kegiatan seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap kepribadian anak. Kenyataan membuktikan bahwa anak yang semasa kecilnya tidak tidak tahu menahu dengan hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan maka setelah dewasa mereka pun tidak ada perhatinnya terhadap hidup keagamaan. Kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami suasana hidup keagamaan.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 2 Tahun 1989, Pasal 10, ayat 4 dan penjelasannya mengemukakan bahwa Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang tugas atau peranannya adalah untuk memberikan/menanamkan: keyakinan agama, nilai-nilai budaya nilai-nilai moral dan keterampilan.

B. Lembaga Sekolah Yang dimaksud pendidikan sekolah ini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi). Sekolah sebagai suatu konsep mempunyai dua pengertian yaitu:

a. Sekolah dalam arti suatu bangunan dengan segala perlengkapannya sebagai lembaga pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan sekolah mempunyai pengertian yang hakiki, yaitu:

1. Sekolah merupakan lembaga formal yang berdasarkan undang-undang negara sebagai lingkungan pendidikan.

2. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang mempunyai organisasi yang tersusun rapi.

3. Sekolah merupakan suatu sistem dengan komponen-komponen dan memiliki keterkaitan dengan sistem-sistem lain. Pola hubungan dengan sistem lain diwarnai dengan informasi timbal –balik; mekanisme umpan balik berpengaruh terhadap lingkungan sekolah.

4. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan.

5. Sekolah sebagai perangkat/institusi masyarakat yang ditata dan dikelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti yang tercermin di dalam falsafat dan tujuan, pnjenjangan, kurikulum, pengadministrasiannya, dan pengelolaannya. (Wens Tanlain,dkk,1989:41; Tim Dosen IKIP Malang, 1987:146)

b. Sekolah sebagai proses atau kegiatan belajar mengajar.[4] Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini, antara lain:

1. Pendidikan dilaksanakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki

2. Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen.

3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.

4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.

5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan dalam mendidik warga negara.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga. Sifat-sifat pendidikan disekolah antara lain sebagai berikut:

a. Pendidikan kedua (tumbuh sesudah keluarga). Dalam sebuah keluarga tidak selamanya tersedia kesempatan dan kesanggupan memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, sehingga keluarga menyerahkan tanggung jawabnya kepada sekolah. Di sekolah anak-anak dapat memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lainnya.

b. Lembaga pendidikan formal. Dinamakan lembaga pendidikan formal karena sekolah memiliki bentuk yang jelas, dalam arti memiliki program yamg telah direncanakan dengan teratur dan telah ditetapkan dengan resmi. Misalnya, di sekolah ada rencana pelajaran, jam pelajaran, dan peraturan lainnya yang menggambarkan bentuk dari program sekolah secara keseluruhan.

c. Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati. Lembaga pendidikan didirikan tidak atas dasar hubungan darah antara guru dan murid seperti halnya di keluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan. Murid juga tidak secara kodrat harus mengikuti pendidikan sekolah tertentu, karena itu sekolah merupakan pendidikan yang tidak bersifat kodrat.

Selain itu sekolah juga memiliki fungsi dan peranan tertentu. Sebagaimana yang disebutkan Suwarno adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.

b. Spesialisasi. Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

c. Efisiensi. Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi dibidang pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien, salah satu alasannya adalah seumpama tidak ada sekolah maka pekerjaan mendidik harus dipikul oleh keluarga, maka hal ini menjadi tidak efisien sebab orang tua sudah sibuk dengan pekerjaannya.

d. Sosialisasi. Sekolah berperan penting dalam proses sosialisasi, sebab bagaimanapun pada akhirnya ia berada dimasyarakat.

e. Konservasi dan transmisi kultural. Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan menyampaikannya (transmisi kultural) kepada generasi muda (anak didik).

Transmisi dari rumah ke masyarakat. Ketika berada di keluarga, kehidupan anak masih bergantung kepada orang tua, maka setelah memasuki sekolah dimana ia mendapatkan kesempatan untuk melatih tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat Transmisi dari rumah ke masyarakat. Ketika berada di keluarga, kehidupan anak masih bergantung kepada orang tua, maka setelah memasuki sekolah dimana ia mendapatkan kesempatan untuk melatih tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat

Dalam arti ini masyarakat adalah wadah wahana pendidikan; medan kehidupan manusia yang majemuk (suku, agama, kegiatan kerja, tingkat ekonomi, sosial ekonomi dan sebagainya). Manusia berada dalam multikompleks antarhubungan dan antaraksi di dalam masyarakat.

Dalam konteks pendidikan maasyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat atau yang dikenal dengan jalur pendidikan luar sekolah memiliki beberapa istilah didalam pelaksanaannya, sebagai berikut:

a. Pendidikan sosial, merupakan proses yang diusahakan di dalam masyarakat untuk mendidik individu dalam lingkungan sosial, supaya bebas dan beratnggung jawab menjadi pendorong ke arah perubahan dan kemajuan

b. Pendidikan masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda yang diluar batas umur kewajiban belajar, dan dilakukan diluar lingkungan dan sistem persekolahan resmi.

c. Pendidikan rakyat, adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang kadang-kadang mengenai seluruh rakyat, tetapi biasanya khusus mengenai rakyat lapisan bawah.

d. Pendidikan luar sekolah, adalah pendidikan yang dilakukan diluar sistem persekolahan biasa.

e. Mass education, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa diluar lingkungan sekolah yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekitarnya.

f. Adult education, adalah pndidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tertingi dari masa kewajiban belajar. Pengertian ini mengacu pada anak-anak yang tidak tertampung di sekolah dasar yang telah berusia dewasa dan untuk para drop out.

Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana azas pendidikan seumur hidup. Pendidikan yang dilakukan di lingkungna keluarga dan sekolah terbatas, dimasyarakatlah orang akan meneruskannya hingga akhir hidupnya. Segala pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di lingkungan sekolah akan dapat berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan karena waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas dan isinya sangat kompleks dan beragam. Meskipun demikian, masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelasanaan pendidikan nasional.

Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non pemerinta (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana, dan prasarana, menyediakan lapangan pekerjaan, membantu pengembangan profesi baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Peran masyarakat tersebut dilaksanakan melalui jalur-jalur:

1. Perguruan swasta Yang dimaksud perguruan swasta yaitu usaha –usaha dari masyarakat yang secara langsung mengelola dan menyelenggarakan pendidikan formal. Perguruan swasta dapat menyelenggarakan semua jenis dan jenjang pendidikan, kecuali pendidikan kedinasan di lingkungan pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya perguruan swasta berkewajiban melaksanakan ketentuan – ketenatuan pokok pendidikan nasional separti, peraturan perundang-undangan, standardisasi dan akreditasi. Oleh karena itu, perguruan swasta harus dikelola oleh suatu lembaga yang berbentuk badan hukum, sehingga hak dan kewajibannya, kelangsungan pertumbuhannya, mempunyai dukungan yang mantap.

2. Dunia usaha Sebagai bagian dari masyarakat, dunia usaha mempunyai kaitan yang erat dengan unsur-unsur kehidupan masyarakat lainnya, termasuk disini adalah pendidikan. Hubungan dunia usaha dengan pendidikan dapat dilihat dari dua segi yaitu:

a. Dunia usaha sebagai konsumen pendidikan, dalam arti dunia usaha memanfaatkan dan mengambil dari hasil pendidikan yang berupa lulusan.

b. Dunia usaha sebagai pengembang dan pelaksana dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.