Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat (2)

1

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Di era Globalisasi ini, pendidikan menjadi hal yang penting bagi

masyarakat Indonesia agar mampu mengimbangi kemajuan zaman yang sangat
pesat. Undang – undang No. 20 th 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia yang

berdasarkan pancasila dan UUD 1945, berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan meningkatkan
martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional”.
Tujuan dari proses pembelajaran di perguruan tinggi pada umumnya
terfokus pada prestasi akademik yang maksimal. Hal tersebut dikarenakan nilai
akademik merupakan salah satu indikator yang mencerminkan kemampuan

mahasiswa. Selain itu, kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi berperan pada
pemberian informasi yang faktual dan pengembangan penalaran yaitu pemikiran
yang logis dalam menentukan jawaban yang benar atau salah atas suatu
permasalahan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Lohr dalam sufnawa (2008)
menyebutkan bahwa (IQ) hanya 25% berperan terhadap keberhasilan dan sisanya
ditentukan oleh faktor lain. Goleman (2000 : 4) berpendapat bahwa Kecerdasan
intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah
sumbangan faktor kekuatan – kekuatan lain, salah satunya yaitu kecerdasan
emosional (EQ). Konsep dan teori tentang kecerdasan emosional memberikan
harapan baru kepada dunia pendidikan yang selama ini lebih berorientasi pada IQ

2

(Intelligence Quotient) sebagai sesuatu yang bersifat pembawaan, tetap atau tidak
bisa dikembangkan tetapi menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Dengan
mengelola kecerdasan emosional dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya siswa
yang memilki IQ tinggi yang dapat berhasil dalam belajar namun siswa yang
memiliki IQ rendah juga dapat mencapai hasil belajar yang tinggi pula.
Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat

diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi
penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di
sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi.
Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar
siswa di sekolah (Goleman, 2002). Pendidikan di sekolah bukan hanya
perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman
yang

lazimnya

dipahami

siswa

saja,

melainkan

juga


perlu

mengembangkan emotional intelligence siswa. Goleman menyatakan
bahwa

khusus

pada

orang-orang

yang

murni

hanya

memiliki

kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah

yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri,
terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan
kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf
kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi
sumber masalah. Karena, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun
taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat
sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak
mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi
lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi

3

sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata
namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Proses belajar mengajar di perguruan tinggi dalam berbagai aspeknya
sangat berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional
ini mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk
mengelola


perasaannya,

kesanggupan

untuk

kemampuan

tegar

dalam

untuk

memotivasi

menghadapi

dirinya


frustasi,

sendiri,

kesanggupan

mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati
yang relatif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan oranga lain. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Solovey (Goleman, 2002 : 57-59) yang membagi EQ
menjadi lima yaitu kemampuan mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi,
memotivasi diri, mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan orang lain
(empati).Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa dalam
mencapai tujuan dan cita-citanya.
Kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual masih belum cukup
dalam menentukan kesuksesan seseorang, tetapi juga harus didukung oleh faktor–
faktor lain, diantaranya adalah minat belajar. Seseorang yang memiliki minat
belajar akan memiliki keinginan, perhatian dan cita-cita. Oleh karena itu minat
merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan
baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah
laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan

memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh Nasution
(2007:58) bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Seseorang
yang malas, tidak belajar,dan gagal dalam meraih hasil dan prestasi disebabkan

4

karena tidak ada minat. IQ selama ini diyakini sebagai satu-satunya hal yang
menentukan keberhasilan masa depan anak. Namun hasil penelitian terbaru dalam
bidang psikologi anak menunjukkan bahwa kecerdasan emosi juga sama pentingnya
dengan IQ dalam menentukan keberhasilan masa depan anak. Pengalaman empiris
menunjukkan bahwa 60 % dari semua mahasiswa di Inggris bukan karena IQ-nya
yang rendah, melainkan karena motif prestasinya yang lemah, yang dalam banyak
keadaan lebih kuat pengaruhnya terhadap prestasi (Supriadi, 1997: 8). Surya (1979)
dalam penelitiannya menghasilkan temuan bahwa faktor-faktor non-intelektual
mempunyai kontribusi yang besar terhadap timbulnya gejala berprestasi kurang.
Faktor non-intelektual tersebut antara lain sikap dan kebiasaan belajar, motif
berprestasi, minat belajar, kekurangmatangan, ketergantungan,pengalaman masa
kecil, kualitas hidup keluarga, dan hubungan sosial
Slameto (2010 : 180) menyatakan bahwa minat dapat diukur dari


memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari, ada rasa suka dan senang, ada
rasa keterikatan, lebih menyukai dari pada yang tidak diminati, dan partisipasi
pada kegiatan. Bila seseorang tidak memiliki minat dan perhatian yang besar
terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan seseorang tersebut akan
tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Seperti yang diungkapkan
oleh Efendi dan Praja (2004:122) belajar dengan minat akan lebih baik daripada
belajar tanpa minat. Hal ini diperkuat dengan pendapat Muhibbin Syah
(2003:136) minat besar sekali pengaruhnya terhadap aktivitas belajar, karna ada
daya tarik baginya.
Berdasarakan pendapat dan teori - teori yang tersebut diatas, maka
disimpulkan bahwa keberhasilan dan kesuksesan seseorang dalam meraih hasil
belajar yang optimal tidak hanya dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual

5

melainkan ada faktor lain yang mrmiliki pengaruh besar, salah satunya adalah
kecerdasan emosional (EQ) dan minat belajar. Kedua faktor tersebut menurut
Goleman (2000 : 4) dan Lohr dalam sufnawa (2008)s mampu memperkuat
seseorang dalam menggerakkan dan meningkatkan kemampuan – kemampuan
intelegensi yang ada dalam diri seseorang dengan tujuan seseorang tersebut dapat

meraih hasil belajar yang maksimal.
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai aktivitas dari suatu
proses interaksi tindak pengajar dan tindak belajar yang dapat diukur dengan
teknik – teknik penilaian tertentu oleh pendidik. Sudjana (2004 : 22) mengatakan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkatan pengetahuan yang dicapai
seseorang terhadap materi yang diterima ketika mengikuti dan mengerjakan tugas
dan kegiatan pembelajaran.
Program studi pendidikan ekonomi akuntansi mengajarkan mahasiswa
mata perkuliahan mengenai dasar – dasar akuntansi, tujuan akuntansi, hingga
penyusunan laporan keuangan. Pengetahuan tentang dasar – dasar akuntansi
keuangan merupakan langkah awal yang harus dipelajari dan dikuasai oleh
mahasiswa untuk dapat memahami lebih lanjut materi penyusunan laporan
keuangan. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, selain kemampuan
intelektual mahasiswa akuntansi juga harus memliki minat belajar dan mampu
mengendalikan emosional, karena materi pendidikan akuntansi tidak hanya
memfokuskan pada hasil perhitungan semata, namun juga memerlukan

6


kemampuan logika berpikir, ketekunan dan pengendalian emosi. Hal ini karena
lulusan pendidikan akuntansi akan mampu menyampaikan ilmu yang dimikinya
kepada peserta didik dimasa depan secara maksimal.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh

Rachman (2011) didapatkan

hasil bahwa kecerdasan emosional dan minat belajar siswa berpengaruh signifikan
terhadap hasil belajar. Kemudian Kristina (2006) yang mendapakan hasil dari
penelitiannya yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan
spiritual (SQ) dan minat belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar siswa. Lianita (2013) dalam skripsinya pengaruh kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa kecerdasan emosional
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa.
Penelitian racmhan dan kristina menjadikan siswa sebagai objek
penelitiannya, dimana kita ketahui bahwa EQ siswa masih belum bisa diukur
dengan baik dikarenakan sifat siswa yang masih labil dan belum mampu
mengendalikan EQ nya, sehingga hasil penelitian tersebut dirasakan masih belum
baik. Penelitian yang dilakukan oleh Kristina yang menggabungkan EQ dan SQ,

dimana para siswa belum dapat membedakan antara EQ dan SQ sehingga hasil
yang didapat tentu masih belum bisa membuktikan secara baik apakan EQ atau
SQ yang benar-benar berpengaruh terhadap hasil belajar. Penelitian yang hampir
mendekati yaitu penelitian yang dilakukan oleh lianita, akan tetapi penelitian
tersebut hanya menjadikan kecerdasan emosional sebagai variabelnya sedangkan
penelitian yang akan dilakukan saat ini menjadikan kecerdasan emosional dan

7

minat belajar sebagai variabel, diharapkan keduanya dapat secara bersama – sama
berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.
Pada hakekatnya mahasiswa bukan tidak cerdas namun secara emosi
maupun secara keyakinan mereka kurang bisa mengendalikan diri dengan baik
apalagi dalam hal self confidence (kepercayaan pada diri sendiri). Mereka tidak
percaya pada diri sendiri baik dalam proses pembelajaran ataupun ujian, mereka
cenderung lebih lebih suka mengeluh dan banyak bertanya pada saat ujian
maupun pada saat praktek. Hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh oleh para
mahasiswa yang telah mempelajari dasar – dasar akuntansi keuangan masih
relative rendah. Dari hasil pengamatan sebelumnya hanya 10% mahasiswa yang
mendapat nilai baik. Ini dikarenakan masih banyak mahasiswa yang tidak focus
saat proses pembelajaran dasar – dasar akuntansi keuangan, mereka beralasan
karena adanya perasaaan gelisah yang tidak beralasan, sehingga sering
mengakibatkan mahasiswa tidak memperhatikan dosen saat belajar.
Disamping itu, kemampuan mahasiswa dalam menumbuhkan keinginan
belajar untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi juga masih sangat kurang.
Para mahasiswa juga memilki sifat acuh baik dengan dosen maupun kepada
sesama mahasiswa dan cenderung mengabaikan pendapat sesama mahasiswa.
Kurangnya rasa empati diantara sesama mahasiswa sehingga saat diadakan diskusi
kelas banyak mahasiswa yang tidak menyimak dan cenderung bercerita dengan
mahasiswa lainnya sehingga keaktifan belajar hanya didominasi oleh beberapa
mahasiswa. Adapula mahasiswa yang hanya datang, duduk dan diam dalam kelas
tanpa memilki minat dan semangat belajar mereka cenderung mengabaikan

8

pelajaran dikarenakan tidak paham akan materi yang diajarkan sehingga mereka
tidak mampu untuk menghadapi kesulitan belajarnya. Selain itu ada juga
mahasiswa yang cenderung menarik diri serta pasif saat pembelajaran dan juga
dalam pergaulan sesama mahasiswa, sehingga saat diadakannya diskusi kelompok
mereka tidak mampu berkomunikasi dengan kelompok diskusi lain penilaian tidak
hanya dari hasil tertulis melainkan nilai dari keaktifan proses belajar dalam kelas.
Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian yang terkait dengan kecerdaan
emosional (EQ) dan minat belajar perlu dilakukan sdengan diharapkan EQ dan
Minat Belajar dapat bersinergi dan saling menunjang mahasiswa untuk
mempertahankan dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Bersinerginya antara
kemampuan intelektual, manajemen emosi dan kemauan serta minat belajar maka
mahasiswa akan lebih dapat memaknai keberhasilan & kestabilan prestasi.
Berdasarkan pada latar belakang yang dipaparkan diatas, maka dalam penelitian
ini diambil judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada matari Dasar – dasar Akuntansi
Keuangan di FKIP-UIR Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ada banyak permasalah yang muncul dan

dapat diungkapkan dari Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Mahasiswa pada mata kuliah Dasar – dasar Akuntansi Keuangan di
FKIP-UIR Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013/2014, yang terdiri dari :
1. Tingkat keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran
didominasi oleh beberapa orang mahasiswa saja.

hanya

9

2. Kurangnya hubungan sesama mahassiswa sehingga Kerjasama dalam
kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan masih
belum maksimal.
3. Kurangnya perhatian mahasiswa dalam memperhatikan dan menyimak
dosen saat memberikan materi pembelajaran.
4. Kemampuan mahasiswa dalam menumbuhkan keinginan belajar untuk
memperoleh hasil belajar yang tinggi masih sangat kurang.
5. Banyaknya mahasiswa yang hanya datang, duduk dan diam dalam kelas
tanpa memilki semangat belajar mereka cenderung mengabaikan
pelajaran.
6. Kurangnya kepercayaan pada diri sendiri dalam proses pembelajaran
C.

dikelas dan saat ujian.
Batasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi

mahasiswa dalam

belajar, maka perlu dilakukan pembatasan masalah untuk tercapainya tujuan
penelitian. Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut :
1. Kecerdasan Emosional (EQ) meliputi mengenali diri, mengelola emosi,
memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan
dengan orang lain
2. Minat Belajar meliputi
3. Hasil belajar mahasiswa yang dipakai adalah Nilai Tes pada Materi
Dasar – dasar Akuntansi yang diujikan pada Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi Akuntansi semester III Tahun Ajaran 2013/2014
FKIP UIR Pekanbaru.
D.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah

yang telah

dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

10

“Bagaimana Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar
terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada matteri Dasar – dasar Akuntansi
Keuangan di FKIP-UIR Pekanbaru Th. 2013/2014 ?
E.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui “Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar
terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada materi Dasar – dasar Akuntansi Keuangan
di FKIP-UIR Pekanbaru Th. 2013/2014
F.

Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan acuan untuk mengembangkan
penelitian yang terkait dengan masalah Kecerdasan Emosional dan Minat
Belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar, sehingga dapat menambah
dan memperluas ilmu yang dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
bagi mahasiswa dan dapat memberikan motivasi yang kuat untuk bisa
belajar secara mandiri.
b. Bagi Dosen
Diharapkan penelitian ini mampu menjadi salah satu referensi bagi
dosen agar dapat menyampaikan bahan ajar yang bisa membangkitkan
kecerdasan emosional mahasiswa dan juga menumbuhkan minat belajar
mahasiswa .
c. Bagi Universitas
Menjadi kajian bagi Universitas sebagai salah satu sumber informasi
ilmiah yang terkait pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar

11

mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa dalam menyerap ilmu
pengetahuan di tingkat pendidikan tinggi serta dapat digunakan sebagai
umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
G.

Defenisi Operasional
Definisi Operasional Untuk memperjelas, menyamakan persepsi atas istilah

guna menghindari penafsiran yang berbeda pada variable penelitian, maka dalam
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kecerdasan Emosional (EQ) adalah suatu kemampuan seseorang untuk
memahami diri sendiri dan orang lain dengan menggunakan perasaannya
untuk dapat memandu pikiran dan tindakannya yang dapat diukur melalui
kemampuassn mengenal diri (kesadaran diri), kemampuan mengelola emosi
(penguasaan diri), kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengendalikan
emosi orang lain, kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).
2. Minat Belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan
mengingat sesuatu secara terus menerus yang berkaitan dengan perasaan
senang terhadap apa yang telah diperoleh yang dapat diukur melalui
perasaan senang, perhatian dalam belajar, bahan pelajaran dan sikap
pengajar yang menarik, sertamanfaat dan fungsi mata pelajaran.
4. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari suatu proses
interaksi tindak pengajar dan

tindak belajar yang dapat diukur dengan

teknik – teknik penilaian tertentu oleh pendidik. Dalam hal ini adalah Nilai
Tes pada materi dasar – dasar Akuntansi yang diujikan kepada Mahasiswa
semester III Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi Tahun Ajaran
2013/2014 FKIP UIR Pekanbaru.

12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Konsep Dasar Belajar
Belajar menurut istilah adalah “usaha (berlatih) dan sebagai upaya

mendapatkan kepandaian”. Sedangkan menurut istilah yang dipaparkan oleh
Slameto (2003) secara psikologis “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri.
Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan maka bermunculan
pula berbagai macam teori tentang belajar. Wasty (2006) mengelompokkan teori
belajar menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Teori Belajar Behavioristik
Yaitu, tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau
penguatan (reinforcement) dari lingkungan.
2. Teori Belajar Kognitif

13

Yaitu, tingkah laku seseorang didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan
mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
3. Teori Belajar Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada masalah bagaimana tiap-tiap individu
dipengaruhi dan dibimbing oleh pengalaman mereka sendiri.

B.

Hasil Belajar
Sudjana (2004 : 22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dua
konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik terpadu
dalam satu kegiatan di antara keduannya itu terjadi interaksi dengan pendidik.
Kemampuan yang dimiliki peserta didik dari proses belajar mengajar saja harus
bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya
intervensi orang lain sebagai pengajar.
Dengan demikian hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuankemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari
pengajar. Horwart Kingsley (dalam Sudjana, 2004:22) membagi tiga macam hasil
belajar mengajar:
1. keterampilan dan kebiasaan
2. pengetahuan dan pengarahan
3.

sikap dan cita-cita.

Sutrisno (2008:25) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan
gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan

14

yang dieksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban
benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai aktivitas dari suatu proses interaksi
tindak pengajar dan tindak belajar yang dapat diukur dengan teknik – teknik
penilaian tertentu oleh pendidik.
C.

Dasar – Dasar Akuntansi
Defenisi akuntansi ditinjau dari sudut pemakai adalah suatu disiplin
yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi,
informasi yang dihasilakn diperlukan untuk membuat perencanaan yang
efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh pimpinan organisasi.
Sedangkan defenisi akuntansi ditinjau dari proses kegiatan adalah sebagai
proses

pencatatan,

penggolongan,

peringkasan,

pelaporan,

dan

penganalisasian data keuangan suatu organisasi.
Dasar – dasar akuntansi adalah materi yang mempelajari mengenai
tentang konsep dasar penyusunan laporan akuntansi yang mencangkup
ruang lingkup akuntansi serta penjabarannya, fungsi akuntansi sampai
dengan penyusunan pembuatan laporan keuangan. Hakekatnya materi ini
merupakan

langkah awal bagi mahasiswa untuk dapat mempelajari

metode penyususnan laporan keuangan lebih lanjut.
D.

Kecedasan Emosional
Definisi keberhasilan hidup tidak hanya dipengaruhi oleh IQ,

pandangan baru yang berkembang mengatakan bahwa ada kecerdasan lain di luar
kecerdasan intelektual (IQ) seperti bakat, ketajaman sosial, hubungan sosial,

15

kematangan emosi dan lain-lain yang harus dikembangkan juga. Kecerdasan yang
dimaksud adalah kecerdasan emosional (EQ) (Melandy dan Aziza, 2006).
Kecerdasan emosional petama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog
bernama Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University
of New Hampshire Amerika untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang
tampaknya penting bagi keberhasilan.
Salovey dan Mayer (1990) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai
kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan
untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan
perasaan secara mendalam sehingga dapat membantu perkembangan emosi dan
intelektual. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kecerdasan emosi menuntut seseorang
untuk belajar mengakui, menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta
menanggapinya dengan tepat dan menerapkan secara efektif energi emosi dalam
kehidupan sehari-hari.
Goleman (2000 : 4) berpendapat

bahwa Kecerdasan intelektual (IQ)

hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan
faktor kekuatan – kekuatan lain, salah satunya yaitu kecerdasan emosional (EQ).
Proses belajar mengajar di perguruan tinggi dalam berbagai aspeknya sangat
berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini
mampu
mengelola

melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk
perasaannya,

kesanggupan

untuk

kemampuan

tegar

dalam

untuk

memotivasi

menghadapi

dirinya

frustasi,

sendiri,

kesanggupan

mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati
yang relatif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan oranga lain. Hal ini

16

diperkuat dengan pendapat Solovey (Goleman, 2002 : 57-59) yang membagi EQ
menjadi lima yaitu kemampuan mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi,
memotivasi diri, mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan orang lain
(empati).Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa dalam
mencapai tujuan dan cita-citanya.
Dari beberapa pendapat yang dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri
sendiri dan orang lain, dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan
dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
1. Komponen Kecerdasan Emosional
Solovey (Goleman, 2002 : 57-59) membagi kecerdasan emosional
menjasdi lima bagian yaitu tiga komponen berupa kompetensi emosional
(yaitu kemampuan mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi,
memotivasi

diri) dan

dua komponen berupa

kompetensi sosial

(mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan orang lain
(empati). Lima komponen kecerdasan emosional tersebut adalah sebagai
berikut:
a.

kemampuan mengenal diri / Pengenalan Diri (Self Awareness)
Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui
perasaan dalam dirinya dan digunakan untuk membuat keputusan bagi
diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri
dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Unsur-unsur kesadaran diri,
yaitu:
(1) Kesadaran emosi (emosional awareness), yaitu mengenali
emosinya sendiri dan efeknya

17

(2)

Penilaian diri secara teliti (accurate self awareness), yaitu

mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri.
(3) Percaya diri (self confidence), yaitu keyakinan tentang harga diri
dan kemampuan sendiri.
b. Mengelola emosi Pengendalian /s Diri (Self Regulation)
Pengendalian diri adalah kemampuan menangani emosi diri
sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, peka terhadap
kata hati, sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu
sasaran, dan mampu segera pulih dari tekanan emosi. Unsur-unsur
pengendalian diri, yaitu:
(1) Kendali diri (self-control), yaitu mengelola emosi dan desakan

c.

(2)

hati yang merusak.
Sifat dapat dipercaya (trustworthiness), yaitu memelihara norma

(3)

kejujuran dan integritas.
Kehati-hatian (conscientiousness), yaitu bertanggung jawab atas

(4)

kinerja pribadi.
Adaptabilitas (adaptability), yaitu keluwesan dalam menghadapi

perubahan.
Motivasi diri (Motivation)
Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat agar setiap saat
dapat membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan
yang lebih baik, serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara
efektif. Unsur-unsur motivasi, yaitu:
(1) Dorongan prestasi (achievement drive), yaitu dorongan untuk
menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.
(2) Komitmen (commitmen), yaitu menyesuaikan diri dengan sasaran
kelompok atau lembaga.
(3) Inisiatif (initiative), yaitu
kesempatan.

kesiapan

untuk

memanfaatkan

18

(4) Optimisme (optimisme), yaitu kegigihan dalam memperjuangkan
sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.
d.

Berhubungan dengan orang lain (empati(
Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain. Mampu memahami perspektif orang lain dan menimbulkan
hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan
berbagai tipe individu. Unsur-unsur empati, yaitu:
(1) Memahami orang lain (understanding others), yaitu mengindra
perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif
terhadap kepentingan mereka.
(2) Mengembangkan orang lain (developing other), yaitu merasakan
kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan
kemampuan orang lain.
(3) Memanfaatkan
keragaman

(leveraging

diversity),

yaitu

menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan bermacammacam orang.
e.

Mengendalikan emosi orang lain / Ketrampilan Sosial (Social Skills)
Ketrampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan
baik ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi,
memimpin,

bermusyawarah,

menyelasaikan

perselisihan,

dan

bekerjasama dalam tim. Unsur-unsur ketrampilan sosial, yaitu:
(1) Pengaruh (influence), yaitu memiliki taktik untuk melakukan
persuasi.
(2) Komunikasi (communication), yaitu mengirim pesan yang jelas dan
meyakinkan.
(3) Manajemen konflik (conflict management), yaitu negoisasi dan
pemecahan silang pendapat.

19

(4) Kepemimpinan (leadership), yaitu membangitkan inspirasi dan
memandu kelompok dan orang lain.
E.

Minat Belajar Mahasiswa
1. Pengertian Minat
. Bila seseorang tidak memiliki minat dan perhatian yang besar
terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan seseorang tersebut
akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Seperti yang
diungkapkan oleh Efendi dan Praja (2004:122) belajar dengan minat akan
lebih baik daripada belajar tanpa minat.
Sedangkan menurut Bimo Walgito (1981: 38) minat adalah suatu
keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan
disertai keinginan untuk mengetahui

dan mempelajari maupun

membuktikan lebih lanjut, Minat mempunyai hubungan yang erat dengan
dorongan dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan
untuk berpartisipasi atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang
yang berminat pada suatu obyek maka akan cenderung merasa senang bila
berkecimpung di dalam obyek tersebut sehingga cenderung akan
memperhatikan perhatian yang besar terhadap obyek. Perhatian yang
diberikan tersebut dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahu dan
mempelajari obyek tersebut.
Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang
ada di lingkungan secara berkelompok. Di dalam kelompok tersebut terjadi
suatu interaksi antar siswa yang juga dapat menumbuhkan minat terhadap
kegiatan tersebut.

20

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat pada seseorang akan suatu obyek atau hal tertentu tidak akan
muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dalam diri individu. Minat dapat
timbul pada diri seseorang melalui proses yaitu adanya perhatian dan
interaksi dengan lingkungan maka minat tersebut dapat berkembang.
Menurut Crow and Crow yang dikutip (Dimyati Mahmud, 2001:56)
yang menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat
seseorang yaitu: (1) faktor dorongan yang berasal dari dalam (2) faktor
motif social (3) faktor emosional.
Slameto (2010 : 180) menyatakan minat dapat diukur dengan :
a. Memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari
b. Ada rasa suka dan senang
c. Ada rasa keterikatan
d. Lsebih menyukai dari pada yang tidak diminati
e. Dan partisipasi pada kegiatan
F.

Keterkaitan antara Variabel
1. Keterkaitan antara Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar Mahasiswa
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Lohr dalam sufnawa
(2008) menyebutkan bahwa (IQ) hanya 25% berperan terhadap
keberhasilan dan sisanya ditentukan oleh faktor lain. Goleman (2000 : 4)
berpendapat bahwa Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20%
bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan –
kekuatan lain, salah satunya yaitu kecerdasan emosional (EQ). Proses
belajar mengajar di perguruan tinggi dalam berbagai aspeknya sangat
berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa.
Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa
tersebut, yaitu kemampuan untuk

mengelola perasaannya, kemampuan

untuk memotivasi dirinya sendiri, kesanggupan untuk tegar dalam
menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda

21

kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang relatif, serta mampu
berempati dan bekerja sama dengan oranga lain. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Solovey (Goleman, 2002 : 57-59) yang membagi EQ menjadi
lima yaitu kemampuan mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi,
memotivasi diri, mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan
orang lain (empati). Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang
mahasiswa dalam mencapai hasi belajar yang maksimal sehingga dapat
mencapai tujuan dan cita – citanya.
Berdasarkan pendapat yang diuraikan diatas disimpulkan bahwa
mahasiswas yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang baik dapat
mengekspresikan dan menggunakan keterampilan – keterampilan yang
dimilikinya secara baik pula, sehingga mampu untuk mencapai tujuan dan
hasil belajar yang maksimal.
2. Keterkaitan antara Minat Belajar Mahasiswa dan Hasil Belajar
Mahasiswa
Slameto (2010 : 180) menyatakan bahwa minat dapat diukur dari
memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari, ada rasa suka dan
senang, ada rasa keterikatan, lebih menyukai dari pada yang tidak
diminati, dan partisipasi pada kegiatan. Bila seseorang tidak memiliki
minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit
diharapkan seseorang tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik
dari belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Efendi dan Praja
(2004:122) belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa
minat. Hal ini diperkuat dengan pendapat Muhibbin Syah (2003:136)
minat besar sekali pengaruhnya terhadap aktivitas belajar, karna ada daya

22

tarik baginya, dengan daya tarik tersebut maka aktivitas belajar akan
berjalan dengan baik dan terarah sehingga memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
Berdasarakan pendapat dan teori - teori yang tersebut diatas, maka
disimpulkan bahwa salah satu faktor dalam keberhasilan dan kesuksesan
seseorang dalam meraih hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh minat
belajar. Minat belajar diduga mampu memperkuat seseorang dalam
menggerakkan dan meningkatkan kemampuan – kemampuan intelegensi
yang ada dalam diri seseorang dengan tujuan seseorang tersebut dapat
meraih hasil belajar yang maksimal.
G.

Hasil Penelitian yang Relevan
1. Rachman (2011) yang meneliti Pengaruh Kecerdasan emosional dan
minat belajar terhadap hasil belajar siswa di SMA Nuruliman
didapatkan hasil bahwa kecerdasan emosional dan minat belajar siswa
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar.
2. Kristina (2006) dalam skripsinya “Pengaruh Kecerdasan Emosional
(EQ), Kecerdasan Spiritual (SQ) dan Minat belajar Terhadap hasil
Belajar Siswa SMPN 4 Malang, kesimpulan dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual
(SQ) dan minat belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar siswa.
3. Lianita (2013) dalam skripsinya pengaruh kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa kecerdasan
emosional berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa.
H. Kerangka Pemikiran

23

Berdasarkan tinjauan teori dan latar belakang permasalahan yang akan
diteliti dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian Eksperimen.
Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Sesuai dengan variable yang dibahas yaitu variabel X dan Y, dimana
variabel X1 dan X2 merupakan variabel bebas, dan variabel Y merupakan variabel
terikat.
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Kecerdasan Emosional /
EQ (X1)
s
Hasil Belajar
(Y)
Minat Belajar
(X2)

I.

Hipotesis Penelitian

24

Berdasarkan permasalahan dan latar belakang serta rumusan masalah yang
telah diuraikan peneliti sebelumnya sebagai jawaban sementara dari penelitian ini
dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan
antara kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap hasil belajar mahasiswa
semester III pada materi dasar – dasar akuntansi di FKIP – UIR Pekanbaru T.A
2013/2014

.

BAB III

25

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksplanatif, merupakan

penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan menguji atau
memberikan eksplanasi terhadap hubungan antar variabel melalui pengujian
hipotesis. Penelitian ini nerupakan representasi dari karakteristik dasar dari
penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji teori.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional
dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada materi dasar – dasar
akuntansi dengan cara mengumpulkan data melalui angket yang menggunakan
indikator – indikator kecerdasan emosional dan minat belajar.
B.

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semeter III program studi

pendidikan ekonomi akuntansi FKIP-UIR tahun ajaran 2013/2014 yang akan
dilaksanakan pada bulan desember 2013.
C.

Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130), populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasipenelitian
adalah seluruh mahasiswa semester III program studi pendidikan ekonomi

26

akuntansi FKIP-UIR tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 120 orang
yang terdiri dari 4 kelas.
Tabel 3.1 Gambaran Populasi
No

Kelas

Jumlah Populasi

1

III Akuntansi A

35

2

III Akuntansi B

26

3

III Akuntansi C

33

4

III Akuntansi D

30

Jumlah

124

2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari
populasi, sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel
dapat digeneralisasikan pada populasi. Menurut Slovin (1960) formula
untuk menentukan ukuran sampel suatu populasi adalah :
n = N/N(d)2 + 1
keterangan :
n = sampel
N = populasi
d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

27

Jumlah populasi ada 120 dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah
5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 124 / 124 (0,05)2 + 1 = 94,65 dibulatkan 95

Tabel 3.2 Penyebaran Sampel
Kelas
A
B
C
D

Proporsi Samper setiap Kelas
35
95
124
26
95
124
33
95
124
30
95
124
Total

D.

Jumlah Sampel
27
20
25
23
95

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket yang terdiri dari

variable kecerdasan emosional dan variable minat belajar mahasiswa. Untuk
mengukur variable tersebut digunakan indikator – indikator sebagai berikut :
1.

Kecerdasan emosional
Goleman (2002 : 57) membagi EQ menjadi lima yaitu kemampuan
mengenal diri (kesadaran diri), mengelola emosi diri, memotivasi diri,
mengendalikan emosi orang lain, berhubungan dengan orang lain (empati).

2. Minat Belajar

28

Slameto (2010 : 180) menyatakan bahwa minat dapat diukur dari
memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari, ada rasa suka dan
senang, ada rasa keterikatan, lebih menyukai dari pada yang tidak
diminati, dan partisipasi pada kegiatan.
Dari indikator - indikator yang tersebut diatas disusun pernyataan –
pernyataan dengan menggunakan pola skala likert yang terdiri dari lima kategori
yaitu Sangat Sesuai (SS), Setuju (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai
(STS). Menurut Sugiyono (2008:94) diberikan skor sebagai berikut :
Tabel 3.3 Bobot Item Pertanyaan

Kategori
Sangat Sesuai (SS)
Sesuai (S)
Tidak Sesuai (TS)
Sangat Tidak Sesuai (STS)

Bobot
4
3
2
1

29

Tabel 3.4
Kisi – kisi angket Kecerdasan Emosional (EQ) dan Minat Belajar mahasiswa
terhadap hasil belajar materi dasar – dasar akuntansi
No

Pernyataan
Aspek Kecerdasan Emosional

Positif

Negatif

Kemampuan untuk mengenali

23, 41, 47,

6, 17, 37,

emosi diri

52, 54, 60

38, 42, 48

Kemampuan untuk mengelola

2, 22, 27,

3, 7, 10, 19,

emosi diri

50, 51, 56

36, 44

Kemampuan untuk memotivasi

11, 13, 18,

4, 5, 30, 32,

diri sendiri

24, 53, 58

35, 43

Kemampuan untuk mengenali

9, 15, 20,

1, 8, 12, 31,

emosi orang lain

21, 49, 55

34, 39

Kemampuan untuk membina

16, 28, 29,

14, 25, 26,

hubungan

33, 45, 59

40, 46, 57

30

30

.
1.

2.

3.

4.

5.

Jumlah

JUMLAH
Sumber : Goleman (2002 : 57)

12

12

12

12

12

60

30

Tabel 3.5
Kisi – kisi angket Minat Belajar mahasiswa terhadap hasil belajar materi dasar –
dasar akuntansi
No

Pernyataan
Aspek Minat Belajar

.
1.

Kecendrungan memperhatikan

Jumlah

Positif

Negatif

1, 3 dan 4

2

4

dan mengenang apa yang
dipelajari
2.

Rasa suka dan senang

6 dan 8

5 dan 7

4

3.

Rasa Ketertarikan

9 dan 10

11, 12 dan

5

13
4.

Lebih menyukai dari yang tidak
diminati

5.

Partisipasi pada kegiatan

14, 16 dan

15, 16 dan

17

19

21 dan 22

18, 20,23

5

5

dan 24
JUMLAH
Slameto (2010 : 180)

12

12

24

31

E.

Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2003:31), variabel penelitian adalah sesuatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini variabelnya antara lain :
a.

Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah


(X1) : Kecerdasan Emosional (EQ)
Untuk mengukur Kecerdasan emosional (EQ) digunakan angket yang
terdiri dari lima indikator terhadap mahasiswa semester III jurusan
pendidikan ekonomi akuntansi FKIP-UIR



(X2) : Minat Belajar
Untuk mengukur minat belajar digunakan angket yang terdiri dari
lima indikator terhadap mahasiswa semester III jurusan pendidikan
ekonomi akuntansi FKIP-UIR

b. Dalam hal ini yang menjadi variabel dependen adalah


(Y1) : Hasil belajar
Hasil belajar mahasiswa diperoleh dari pemberian test kepada
mahasiswa semester III mengenai materi dasar – dasar akuntansi.

F.

Teknik Pengumpulan Data
1.

Penggunaan Kuesioner atau Angket

32

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya pada
responden). Dalam penelitian ini angket yang disebarkan adalah angket
milik dari Solovey (Goleman, 2002 : 57 – 59).s
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan cara langsung
menemui responden dengan memberikan seperangkat angket dan
responden langsung mengisinya. Jenis angket tersebut merupakan angket
tertutup yaitu angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban
lengkap sehingga responden hanya tinggal memilih tanda pada jawaban
yang dipilih.
2. Penggunaan Tes
Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada satu orang atau kelompok.
Penggunaan tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
penguasaan mahasiswa terhadap satu bidang studi yaitu materi dasar –
dasar akuntansi yang telah dipelajari sebelumnya. Tes diberikan berupa
25 butir soal objektif dengan kisaran waktu 15 menit.
G.

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda, regresi berganda digunakan untuk mencari data ada tidaknya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut sugiyono (2009:267)
analisis rumus perhitungan regresi berganda yaitu :
Y= a+b1X1+b2X2

33

Ket

:

Y

= Hasil Belajar

a

= Konstanta

b1 & b2 = Koefisien Regresi
X1

= Kecerdasan Emosional

X2

= Minat Belajar

Hasil persamaan regresi berganda tersebut kemudian di analisis dengan
menggunakan uji normalitas, uji multikolineritas, uji F dan analisis koefesien
determinasi berganda.
1.

Uji Prasyarat
a. Uji normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
variable independen dan variable dependen dari suatu regresi memiliki
distribusi data yang normal / mendekati normal.
Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho = Data berdistribusi normal
Ha = Data tidak berdistribusi normal

Jika nilai probabilitas (sig) > α, maka Ho diterima dan Ha ditolak dan
jika nilai probabilitas (sig) < α. Maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Dalam penelitian ini taraf signifikan (α) yang digunakan yaitu sebesar

34

0,05. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan program
SPSS for Windows 16.

b.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas.
Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak Terdapat Multikolinieritas
Ha : Terdapat Multikolinieritas

Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya gejala multikolinearitas
menurut haryadi surjandi (2011) dapat dilihat dari nilai VIF :


Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas
diantara variable bebas



Jika nilai VIF >10 maka terjadi gejala multikolinearitas diantara
variable bebas

Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan menggunakan program
SPSS for Windows 16.

c.

Uji Linieritas

35

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara
dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel
dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Formula perhitunagnnya yaitu :
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Keterangan :
Y’

= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X1 dan X2 = Variabel independen
a

= Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)

b

= Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun
penurunan)

2. Uji Regresi Berganda

36

Uji regresi berganda yaitu suatu alat analisis peramalan nilai
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal
antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat.
Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan
minat belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pada materi dasar –
dasar akuntansi

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan minat
belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pada materi dasar – dasar
akuntansi
Adapun kaidah pengujian signifikansinya adalah sebagai berikut :



Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai probabilitas Sig (0,05 > Sig),
maka Ha diterima dan Ho ditolak.



Jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai probabilitas Sig (0,05 < Sig),
maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Uji analisis berganda dapat dihitung dengan computer menggunakan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows 16.

BAB IV

37

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran dan objek penelitian
1. Sejarah singkat FKIP UIR
Kelahiran Fakuktas dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Riau
(UIR) dilatar belakangi oleh keinginan masyarakat (khususnya masyarakat di
provinsi Riau) untuk berperan aktif membantu pemerintah dalam
menyelenggarakan pembangunan, khususnya disektor pendidikan tinggi bidang
ilmu kependidikan dan keguruan. Itikad yang mulia ini akhirnya terwujud dan
waktu yang relatif singkat melalui tiga periodesasi upaya yang ditempuh oleh
pihak UIR dan Yayasan dan Lembaga Pendidikan (YLPI) Daerah Riau.
Pertama, pembentukan tim perumus dan mengadakan kelayakan,
kemudian dilanjutkan dengan menyusun proposal. Kegiatan ini diselenggarakan
berdasarkan SK Rektor UIR Nomor 11/UIR/Kpts/82 tanggal 25 Maret 1982.
Upaya periode pertama ini memerlukan waktu sekitar sebulan.
Kedua, pada akhir bulan april 1982 dikirim ke kopertis wilayah 1 di
medan. Sekitar satu bulan setelah pengiriman proposal, kopertis wilayah 1medan
menerbitkan SK izin Operasional Nomor 013/PD/Kop. 1/82, tanggal juni 1982.
Pada periode kedua ini, dwean pimpinan YLPI Daerah Riau mengangkat Dr. Diah
Zainudin, M.ed. sebagai pejabat Dekan dan Drs. Abu Bakar Rambah sebagai
sekretari fakultas. Kemudian dilanjutkan dengan penerimaan mahasiswa pertama
sebanyak 86 0rang.

38

Ketiga, setelah sekitar dua tahun menyelenggarakan perkuliaahan,
Departemen P dan K RI Nomor 085/0/1984, tanggal 5 Maret 1984. Pada periode
ketiga ini, Dewan Pimpinan YLPI daerah Riau mengangkat Drs. Sudirman A.M,
Dra. Betty Sailun, Drs. Elzaber, dan Drs. Amir Amjad sebagai dosen tetap pertama
di lingkungan FKIP.
Sampai tahun akademis 2012/2013 ini, FKIP UIR mengasuh (1)
pendidikan bahasa dan seni, (2) pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan
alam ( MIPA), (3) pendidikan olahraga dan kesehatan, (4) pendidikan ilmu
pengetahuan sosial, dengan program studi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pendidikan Bahasa Indonesia (S1)
Pendidikan Bahasa Inggris (S1)
Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik (Sendratasik)(S1)
Pendidikan Matematika (S1)
Pendidikan Biologi (S1)
Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (S1)
Pendidikan Ekonomi Akuntansi (S1)

2. Perkembangan status jurusan dan program study
 Jurusan ke pendidikan program studi administrasi pendidikan (s1)
berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P Dan K RI Nomor


085/0/1984, tanggal 5 Maret 1984.
Jurusan pendidikan bahasa dan seni program studi pendidikan bahasa
indonesia (D3) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan K RI
Nomor 085/0/1984, tanggal 5 Maret 1984. Program studi Pendidikan
Bahasa Indonesia (S1) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan
K RI Nomor 0387/0/86, tanggal 22 Mei 1986. Pada tanggal 31 Mei
1990 status program studi pendidikan bahasa indonesia 1 (S1) dinaikan
menjadi di akui berdasarkan SK Mentri P dan K RI No,or 0379/0/1990

39



Jurusan pendidikan bahasa dan seni program studi pendidikan
sendratasik (S1 dan D3) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri K RI



Nomor 038/0/1986, Tanggal 22 Mei 1986
Jurusan pendidikan dan seni program studi pendidikan sendratasik (S1
dan D3) berstatus terdaftar berdasrkan SK Mentri K RI Nomor



0379/0/1990.
Jurusan pendidikan MIPA program studi pendidikan matematika (S1
dan D3) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan K RI Nomor
0378/0/1984, tanggal 5 maret 1984. Program studi pendidikan bahasa
indonesia (S1) berstatus terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan K RI
Nomor 0378/0/1986, tanggal 22 Mei 1986. Pada tanggal 31 mei 1990
status program studi pendidikan matematika dinaikan menjadi diakui



berdasarkan SK Mentri P dan K RI Nomor 0379/0/1990
Jurusan MIPA Progam studi pendidikan biologi (S1 dan D3) berstatus
terdaftar berdasarkan SK Mentri P dan K RI Nomor 0387/0/1986,



tanggal 22 mei 1986.
Jurusan pendidikan olahraga dan kesehatan program studi pendidikan
Olahraga dan Kesehatan beroperasi dengan status terdaftar, sesuai
dengan SK Mentri P dan K RI Nomor 0387/0/1986, tanggal 22 mai



1986.
Pada tahun akademis 1986/1987, FKIP UIR dipercayakan oleh
pemerintah (LPTK Dirjen Dikti) membuka program Diploma
kependidikan (Diploma 11) dengan program studi pendidikan bahasa
indonesia, pendidikan bahasa inggris, dan pendidikan matematika.
Sampai tahun akademis 1990/1991, program studi pendidikan
matematika.

40



Jurusan IPS Prodi, pendidika Ekonomi Akuntansi FKIP UIR
mempunyai satu program studi yaitu program studi Pendidikan
Ekonomi Akuntansi . jurusan atau program ini mulai melaksanakan
kegiatan pendidikan dengan menerima mahasiswa baru tahun2005
berdasarkan surat SK Mentri P dan K RI Nomor 1357/D/T/2005 dengan
status TERAKREDITAS C dan telah berjalan selama 7 tahun.

3.

Perkembangan fisik dan fasilitas
Sejak berdiri sampai tahun 1985, FKIP UIR memanfaatkan 30 ruang kuliah

dalam menyelenggarakan. Fasilitas 30 ruang kuliah dikampus pusat jalan Prof.
Muhamad Yamin, S.H pekanbaru tersebut, dipergunakan secara dengan fakultas
lain ilingkungan UIR.
Pada tahun 1986, FKIP UIR menyelenggarakan pendidikan pada kampus
baru perhentian marpoyan. Pada kampus baru perhentian marpoyan. Pada kampus
baru ini, FKIP UIR menepati gedung berlantai dua dengan lokal 14 ruang