Variabel Makroekonomi dan Efisiensi Perb (1)

Variabel Makroekonomi dan Efisiensi Perbankan di Indonesia
Endri
STEI TAZKIA
Sentul City, Bogor
Jawa Barat

Abstract
This study aims to investigate the performance of the technical efficiency of the banks listed
on the Indonesia Stock Exchange ( IDX ) during the period 2010-2014 . This study uses a
two-stage approach, first measuring the technical efficiency of banks using the method of
data envelopment analysis (DEA), and the second stage to estimate the influence of
macroeconomic factors, namely interest rates, inflation rates, and exchange rates on the
technical efficiency using Tobit regression model. Based on the results of the measurement of
technical efficiency of the 22 banks using the DEA method, on average the level of technical
efficiency of banks has not reached the level of 100 % optimum efficiency. Macroeconomic
factors influence the estimation results using the Tobit regression model showed that the
variable interest rates affect the technical efficiency of banks is negative, while the rate of
inflation and the exchange rate affects positively . The empirical findings of this study have
implications for national banks, especially banks listed on the Stock Exchange : ( 1 ) the bank
must improve technical efficiency in its operations in order to achieve optimal efficiency
score of 100 percent, and ( 2 ) with better technical efficiency , banks may face turbulence

changes that occur in macroeconomic factors, especially interest rates, inflation rates, and
exchange rates.
Keywords : Efficiency banks , macroeconomic, data envelopment analysis , Tobit regression

perbankan akan semakin lebih baik dalam

Pendahuluan
industri

mengalokasikan sumber daya keuangan,

perbankan nasional merupakan salah aspek

dan pada akhirnya dapat meningkatkan

penting yang harus diperhatikan oleh

kegiatan

pengelola bank untuk dapat menghasilkan


ekonomi (Weill, 2003).

Aspek

kinerja

efisiensi

keuangan

bagi

yang

sehat

dan

investasi


Tingkat

dan

efisiensi

pertumbuhan

bank

sangat

berkelanjutan (sustainable performance).

ditentukan oleh faktor-faktor yang dapat

Menurut Wheelock dan Wilson (1995),

dikendalikan oleh manajemen perusahaan


efisiensi merupakan ukuran penting dari

(internal factors) dan faktor-faktor diluar

kondisi operasional bank dan menjadi

kendali manajemen (external factors).

salah satu kunci indikator sukses suatu

Faktor-faktor

bank.

determinan

Sementara Berger dan Mester

internal

yang

merupakan
menggambarkan

(1997), menganggap pentingnya efisiensi

kebijakan dan keputusan manajemen bank

bagi

sendiri,

perbankan

perspektif

dapat

mikro


Berdasarkan

ditinjau

maupun

perspektif

dari

seperti

penghimpunan

dan

makro.

penggunaan dana (fund management),


dalam

modal (capital management), manajemen

mikro,

kondisi persaingan yang semakin tajam,

likuiditas

maka sebuah bank agar dapat bertahan dan

manajemen biaya (expense management).

berkembang harus efisien dalam kegiatan

Sedangkan, determinan eksternal lebih

operasinya.


banyak

Sementara dari perspektif

(liquidity management)

dipengaruhi

oleh

dan

variabel

makro, industri perbankan yang efisien

makroekonomi, antara lain adalah tingkat

dapat mempengaruhi biaya intermediasi


inflasi dan

keuangan dan secara keseluruhan stabilitas

indikator stabilitas makroekonomi, dan

sistem keuangan. Hal ini disebabkan peran

secara langsung terkait dengan tingkat

yang

suku bunga, dan selanjutnya biaya dan

sangat

perbankan
produser


strategis

sebagai
jasa-jasa

dari

industri

intermediator
keuangan.

dan

Dengan

tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja

suku bunga. Inflasi sebagai


pendapatan
makroekonomi,

bunga.
secara

Ketidakstabilan
umum

akan

menyebabkan dampak yang tidak bagi

kinerja sektor perbankan. Kemampuan

Gejolak

bank mengelola suku bunga dibawah

makroekonomi

kondisi inflasi tinggi dapat mempengaruhi

mengoyahkan sistem perbankan nasional.

struktur

Krisis

biaya

bank

dan

selanjutnya

mempengaruhi tingkat efisiensi.

tinggi

menyebabkan

daya

beli

masyarakat melemah yang disertai juga
dengan penurunan kemampuan dalam
menyimpan dananya di bank. Penurunan
jumlah dana yang disimpan di bank akibat
tingkat inflasi tinggi berdampak terhadap
kinerja bank yang terbebani dengan biaya
operasional

yang

tinggi,

sementara

pendapatan mereka dari bunga berkurang
sehingga bank menjadi tidak efisien dalam
kegiatan

operasionalnya.

Sementara,

dengan dengan suku bunga yang tinggi,
disatu sisi bank menjadi menarik bagi
nasabah untuk menyimpan dananya untuk
mendapatkan

keuntungan

yang

pasti,

sementara disisi lain penyaluran kredit
menjadi

berkuruang

sehingga

bank

terbebani dengan biaya operasional yang
tinggi

dalam

menjalankan

fungsi

intermediasinya dan menyebabkan bank
menjadi tidak efisien.

telah

keuangan

kondisi

terbukti

yang

dapat

terjadi

pada

pertengahan tahun 1997, yang ditandai

Disamping itu, dengan tingkat inflasi
yang

perubahan

dengan depresiasi nilai tukar Rupiah,
tingkat inflasi dua digit, dan tingkat bunga
yang tinggi telah memberikan pelajaran
berharga

bagi

Indonesia.

industri

Krisis

menyebabkan
mengalami

perbankan
tersebut

perbankan
kinerja

memperhatinkan,

di

telah

Indonesia

yang

terutama

sangat
masalah

kesulitan keuangan (financial distress)
yang sangat parah. Disamping itu, banyak
bank-bank

yang

mengalami

negative

spread dalam kegiatan operasionalnya,

yaitu pendapatan bunga dari kredit lebih
kecil daripada kewajiban pembayaran
bunga

kepada

deposan.

Kondisi

ini

diperparah lagi akibat tindakan pemerintah
melikuidasi 54 bank selama periode 19971999 sehingga kepercayaan masyarakat
terhadap

perbankan

merosot

tajam.

Penyebab dari semua ini adalah bahwa
perbankan nasional belum dapat beroperasi
secara efisien.

Penelitan

empiris

mengestimasi

yang

pengaruh

faktor

makroekonomi

mempengaruhi

variabel

tingkat efisiensi perbankan komersial di

makroekonomi terhadap kinerja efisiensi

Asia, Timur Tengah/Afrika Utara, dan

bank masih relatif terbatas. Studi empiris

Afrika.

yang banyak berkembang masih fokus

nasional, artikel ini bertujuan melakukan

pada

investigasi terhadap efisiensi melalui dua

pengukuran kinerja efisiensi baik

menggunakan

pendekatan

parametrik

Dalam

tahap,

tahap

konteks

pertama

melakukan

maupun non parametrik baik di negara

pengukuran

maju maupun di negara berkembang

perbankan, dan tahap kedua mengestimasi

(antara lain; Resti (1997), dan Bonin,

pengaruh faktor makroekonomi terhadap

Hasan,

efisiensi teknis.

dan

Watchtel

(2005)).

Di

terhadap

perbankan

efisiensi

teknis

Indonesia, studi efisiensi perbankan, antara
lain dilakukan oleh; Radam et.al, (2002),
Hadad et al (2003), Mardanugraha (2005),

KAJIAN LITERATUR

dan Astiyah dan Husman (2006).

Hassand

dan

Sanchez

(2007)

Beberapa studi telah menginvestigasi

melakukan penelitian determinan efisiensi

pengaruh faktor makroekonomi terhadap

pada industri perbankan di Amerika Latin.

efisiensi bank, antara lain; Berger and

Hasil

Mester (2003); Drake et al. (2006); dan

tingkat

Chan and Karim (2010), yang hasilnya

profitabilitas,

menunjukkan

bunga

bahwa

makroekonomi

pengaruh

terhadap

faktor
efisiensi

penelitian

menunjukkan

kapitalisasi,
perbedaan

dan

mempengaruhi

rasio-rasio
tingkat

pertumbuhan
secara

bahwa

positif

suku
PDB
untuk

perbankan berbeda antar negara. Misalnya,

efisiensi bank yang lebih besar. Sementara,

studi Drake et al. (2006) menemukan

loan loss reserve, nilai saham yang

bahwa krisis keuangan Asia 1997/1998

diperdagangkan,

tidak

mempengaruhi

berdampak

signifikan

terhadap

efisiensi perbankan. Sementara studi Chan
dan Karim (2010) menemukan bahwa

negatif.

dan
efisiensi

tingkat

inflasi

bank

secara

Delis dan Papanikolaou (2009)

efisiensi

bank,

sementara

penyaluran

melakukan penelitian determinan efisiensi

kredit yang besar ke sector swata dan

bank di sepuluh negara Eropa. Penelitian

konsentrasi pasar yang besar menyebabkan

ini menggunakan model dua-tahap semi-

efisiensi bank rendah.

parametrik
spesifik

untuk

bank,

menguji

spesifik

pengaruh

industri

dan

variabel makroekonomi terhadap efisiensi
bank. Temuan penting penelitian ini adalah
kepemilikan asing, suku bunga pasar dan
pertumbuhan PDB mempengaruhi secara
positif efisiensi bank. Sementara risiko
kredit,

dan

konsentrasi

mempengaruhi

efisiensi

bank

industri
secara

negatif.
et

al.

(2009)

mengevaluasi tingkat efisiensi bank di
negara-negara MENA menggunakan garis
yang

dihitung

dengan

DEA.

Selanjutnya, menggunakan regresi Tobit
untuk menginvestigasi pengaruh institusi,
spesifik

keuangan dan bank sebagai

determinan efisiensi bank. Hasil temuan
mereka menunjukkan bahwa skor efisiensi
bank di negara-negara MENA sebesar 67
persen.

Untuk

menunjukkan

determinan
bahwa

bank

efisensi,
dengan

kapitalisasi besar, likuiditas yang besar dan
pengembangan pasar saham meningkat

dan

Mathews

(2009)

menggunakan metodologi DEA untuk
mengukur skor efisiensi teknis diantara
kelompok bank di Jamaika selama periode
1998-2007. Untuk estimasi faktor yang
mempengaruhi

efisiensi

teknis

menggunakan teknik panel data, hasil
empiris menunjukkan bahwa pendapatan
dan ukuran bank mempengaruhi efisiensi
bank

Naceur

Meta

Daley

secara

berlawanan,

sementara

pertumbuhan PDB mempengaruhi secara
positif efisiensi bank.
Kalluru dan Bhat (2009) menguji
determinan efisiensi biaya bank komersial
di India selama periode 1992-2006. Untuk
menghitung

skor

menggunakan

efisensi,

metode

mereka
parametrik

Stochastic Frontier Approach (SFA) dan

untuk estimasi determinan skor efisiensi
mengaplikasikan

regresi

Tobit.

Hasil

pengukuran terhadap efisiensi biaya bank
komersial
penurunan

di
selama

India

menunjukkan

periode

penelitian.

Mereka juga menemukan bahwa kapasitas

pendapatan bank merupakan determinan

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel,

utama efisiensi bank, kemudian baru faktor

maka terpilih 22 bank yang menjadi

diversifikasi dan aktivitas non-bunga.

sampel

dalam

penelitian

ini

untuk

dianalisis lebih lanjut.
Pengukuran kinerja efisiensi teknis

METODE PENELITIAN

terhadap 22 bank yang menjadi sampel
Penelitian ini melakukan estimasi

penelitian diukur dengan menggunakan

terhadap pengaruh faktor makroekonomi

metode Data Envelopment Analysis (DEA)

terhadap efisiensi teknis bank-bank yang

dengan pendekatan intermediasi dimana

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

variabel

selama periode 2010-2014. Populasi dalam

Pembiayaan (Y1) dan Total Pendapatan

penelitian ini adalah bank yang tercatat di

Operasional (Y2), sementara variabel input

Bursa Efek Indonesia selama periode

terdiri dari Total Simpanan (X1), Biaya

2010-2014

Tenaga kerja (X2), dan Aktiva Tetap (X3).

Sementara

yang berjumlah 31 bank.
pemilihan

terdiri

dari

Total

dalam

Kemudian untuk mengestimasi pengaruh

dilakukan menggunakan

variabel makroekonomi terhadap kinerja

metode purposive sampling, yaitu dengan

efisiensi perbankan menggunakan model

menggunakan

regresi Tobit.

penelitian ini

kriteria

sampel

output

tertentu

dalam

melakukan pemilihan sampel. Kriteria
pemilihan sampel dalam penilitian ini
adalah: (1) Bank tercatat di Bursa Efek
Indonesia sejak tahun 2010, dan tetap terus
listing sampai tahun 2014;

(2) Bank

Metode

Data

Envelopment

Analysis

(DEA)
Metode DEA merupakan sebuah

mempunyai data laporan keuangan yang
lengkap dan tersedia untuk umum, dan (3)

metode

Bank tidak menghadapi masalah besar

menggunakan model program linier untuk

yang dapat menganggu kinerja keuangan

menghitung perbandingan rasio output dan

dan perubahan harga saham yang tidak

input untuk semua unit yang dibandingkan

wajar

dalam sebuah populasi.

selama

periode

penelitian.

frontier

non-parametric

yang

Tujuan dari

metode DEA adalah untuk mengukur

u y
s

tingkat efisiensi relatif dari dari bank

Subject to

terhadap bank yang sejenis ketika semua

r 1
m

v x
i 1

unit-unit ini berada pada atau dibawah

r

rj

1

i ij

“kurva” efisien frontier -nya. Jadi metode
ini

digunakan

efisiensi

untuk

relatif

dari

(1)

mengevaluasi
beberapa

r = 1,…,s; i =1,...m dan j = 1,…,n

objek

(benchmarking kinerja).

dimana

Model

DEA

atau

CCR

c = Bank Umum yang dievaluasi

membolehkan

setiap

bank

untuk

yrj = Jumlah output r dari Bank Umum j

mengadopsi sekumpulan bobotnya sendiri

xij = Jumlah input I untuk Bank Umum j

(set of weights), yaitu memaksimumkan
kemungkinan efisiensi terbaiknya jika
dibandingkan dengan bank yang lain.
Dibawah

kondisi

ini,

efisiensi

bank

ur = Bobot (weight) yang dipilih untuk
output r
vi = Bobot (weight) yang dipilih untuk
input i

ditentukan oleh rasio output terhadap

n = Jumlah Bank Umum

bobot input. Model aljabar untuk bentuk

s = Jumlah Output

rasio CCR (input based) sebagai berikut:

m = Jumlah Input

Model CCR

u y

Fungsi

s

Max hc =

r 1
m

v x
i 1

r

rc

i ic

dengan

hc

objektif
yang

didefinisikan

bertujuan

untuk

memaksimumkan rasio output tertimbang
(the ratio of weighted outputs) terhadap
input tertimbang dari bank yang diamati
secara cermat. Fungsi ini terkendala oleh
bank yang lain dalam sampel yang tidak
boleh melebihi

unit efisiensi dengan

menggunakan bobot yang sama. Hal ini

r = 1,…,s; i=1,…,m dan j = 1,…,n

penting untuk dicatat bahwa bobotnya
diasumsikan

tidak

diketahui,

tetapi

diperoleh melalui optimisasi. Optimisasi
dilakukan secara terpisah untuk setiap unit

Memaksimumkan LP setting dalam

agar supaya dapat menghitung bobot dan

(2) mengasumsikan constant returns to

mengukur efisiensi hc.

scale

Persoalan

penentuan

dalam

persamaan (1) adalah program fraksional.
Ini

dapat

dikonver

kedalam

bentuk

program linear (Linear Programming, LP)
dengan

restriksi

objektif

hc

terhadap

menambahkan
terhadap

denominator

ini

unity,

sebagai

persoalan.

fungsi

Versi

dan

kendala
LP

technologies.

Ketika

menformulasikan kendala jumlah bobot
input terhadap unity dalam (2), dan
memaksimumkan

output,

ini

menjadi

pengukuran efisiensi berbasiskan input
(input-based

measurement).

efficiency

Yang berarti, dengan output tertentu, bank
meminumkan penggunaan input.
Satu kemungkinan penyelesaian LP

dari

penentuan fraksi ditunjukkan dalam model

(the

primal)

(3.2)

menformulasikan

dalam

(2)

yaitu

companion.

dual

Dengan menandai bobot input bank c
Primal

dengan θc dan bobot

u y

bank yang lain dalam sample λj bentuk

s

Max hc =

r 1

r

rc

v x
m

Subject to

i 1

i ic

input dan output

dual

persoalan

maksimum

diformalisasikan sebagai berikut:

1

Dual

 urc yrj   vic xij  0
s

m

r 1

i 1

Min hc = θc

 y
n

Subject
(2)
ur, vi  0

(3)

to

j 1

j

rj

 si  yrc

 x
n

j 1

j ij

 si   c xic

j

 1 sebagai

ekstra

j

kendala

terhadap

model

(3)

mempertimbangkan variable returns to

j = 1,... n
Bank c dianggap efisien jika θc
sama dengan satu dan slacks (s


n

memasukkan

λj, s i , s i  0


i

Penting untuk diketahui bahwa


i

dan s )

adalah nol. Yaitu jika dan hanya jika

scale (VRS) dalam produksi (Banker,

Charnes, dan Cooper, 1984). Skor efisiensi
DEA digunakan sebagai indikator kinerja
untuk menentukan bank secara beroperasi

h *c = 1 dengan s i* = s i* = 0, untuk

dalam efisien teknis.

semua c = j,
dimana tanda asterik menunjukkan nilai

Model Regresi Tobit

optimal dari variabel dalam dual. Ini
penting dicatat bahwa kondisi ini sama

Penggunaan model regresi Tobit
disebabkan

karena

nilai

variabel

dengan kondisi efisiensi Pareto. Ketika
bank

sepenuhnya

efisien,

ini

tidak

mungkin memperbaiki nilai input atau
output

yang

diobservasi

tanpa

terikatnya, yaitu efisiensi teknis terletak
antara 0 dan 1. Dengan kata lain, nilai
variabel terikatnya tersensor (censored)

memperburuk nilai input atau output yang
lain.

Bank

dianggap

tidak

efisien

(inefficient) jika θc kurang dari satu
dan/atau variabel slack positif. Untuk bank
yang tidak efisien ini, nilai optimal λj
membentuk

hypothetical

bank,

yang

dibentuk oleh sekumpulan bank yang
efisien.

atau terbatas, sementara variabel-variabel
bebas

tidak

terbatas

nilainya

(non-

censured). Model regresi Tobit merupakan

salah satu dari model-model regeresi
variabel kategorik yang menggunakan
metode maximum likelihood (ML) untuk
mengestimasi

model

dengan

memaksimalisasikan nilai dari likelihood
dengan

function

mencari

parameter-

parameter β dan σ yang didasarkan atas
observasi (bank) yi dan xi:

 (1  F i)  (2

parameter regresi yang memberikan nilai
L =

tertinggi

untuk

likelihood

yi  0

function

yi  0


1

[1 / 2 2 )]( yi   i ) 2

tersebut.

2 1/ 2

xe

)

(5)

Model standar Tobit dapat
dimana
didefinisikan untuk bank ke-i sebagai berikut:
Fi =

y *i = β x i ' + σεi,



 xi / 



2
1
e t / 2 dt
1/ 2
( 2 )

The first product is over the observations for

(4)
which the banks are 100% efficient (y = 0) and

dimana :

the second product is over the observations for
which banks are inefficient (y > 0). F i is the

y i = y *i jika y *i > 0

distribution function of the standard normal

y i = 0 jika y *i  0

Dalam

model

Tobit

terdapat

evaluated at = β x i '/σ.
tambahan

informasi koefisiens skala (SCALE) yaitu
faktor skala yang akan diestimasi σ. Faktor
skala ini dapat digunakan untuk mengestimasi

Model

Estimasi

Regresi

Tobit

Efisiensi Bank:
EFTi = β1 SBi + β2 INFi + β3
KURSi + εi

standar deviasi dari residual.

(6)
Fungi Likelihood (L) dimaksimum
(maximum likelihood) untuk mengestimasi

Dimana:
EFT = Skor DEA antara 0 dan 1

dimana pada tahun 2013 naik menjadi

SB

= Suku Bunga

INF

= Tingkat Inflasi

KURS

=

Nilai

94,98 persen, dan tahun 2014 naik lagi

Tukar

Rupiah
menjadi 96,06 persen.

Terhadap Dollar AS

Selama

periode

2010-2014,

Hasil dan Pembahasan
terdapat

lima

bank

yang

konsisten

Hasil perhitungan efisiensi DEA
mencapai skor efisiensi optimal 100
untuk 22 bank yang tercatat di BEI selama
persen, yaiyu Bank Central Asia, Bank
periode 2010-2014 ditunjukkan dalam
Rakyat

Indonesia,

Bank

Danamon

tabel 1. Secara rata-rata, tingkat efisiensi
Indonesia, Bank Mandiri, dan Bank of
teknis bank belum mencapai tingkat
India Indonesia. Sementara bank yang
efisiensi optimal 100%. Selama periode
tidak pernah mencapai skor efisiensi
2010-2014,

skor

efisiensi

teknis
optimal 1 selama periode 2010-2014

mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008,
adalah Bank ICB Bumi Putera, Bank
tingkat efisiensi rata-rata bank mencapai
Negara Indonesia, Bank QNB Kesawan,
skor efisiensi DEA sebesar 96,78 persen
dan Bank Internasional Indonesia.
dan merupakan yang tertinggi selama
tahun

Hasil perhitungan skor efisiensi

berturut-turut mengalami penurunan, yaitu

teknis ke-22 bank yang tercatat di BEI

pada tahun 2011 skor efisiensi sebesar

selama periode 2010-2014, selanjutnya

91,06 persen dan tahun 2012 sebesar 88,28

diestimasi menggunakan model regresi

persen. Periode tahun 2013-2014, skor

Tobit untuk menentukan apakah faktor-

efisiensi bank mengalami peningkatan,

faktor makroekonomi, yaitu suku bunga,

periode

2010-2014,

dan

dua

tingkat

inflasi,

dan

nilai

tukar

mempengaruhi efisiensi teknis bank. Hasil
estimasi pengujian model regresi Tobit
6

ditunjukkan

dalam

menunjukkan

bahwa

makroekonomi,

tabel

2,

yang

seluruh

variabel

suku

bunga,

yaitu

7

inflasi,dan

nilai

tukar

mempengaruhi

kinerja efisiensi teknis perbankan secara
signifikan dengan tingkat keyakinan 99%

8

(α = 1%)
9

Tabel. 1. Efisiensi Teknis 22 Bank yang
Tercatat di BEI Periode 2010-2014
N Nama
o Bank
1 Bank
Central
Asia
Tbk
2 Bank
ICB
Bumip
utera
Tbk
3 Bank
Bukopi
n Tbk
4 Bank
Negara
Indone
sia Tbk
5 Bank

201
0
1

201
1
1

201
2
1

201
3
1

201
4
1

0,8
328

0,9
345

0,9
321

0,9
183

0,8
847

1
0

1
1

1
2

0,9
716

0,9
244

0,7
946

0,9
081

1

0,8
247

0,8
665

0,8
770

0,9
208

0,9
589

0,9

0,9

0,8

1

0,9

1
3

Nusant
ara
Parahy
angan
Tbk
Bank
Rakyat
Indone
sia
(Perser
o) Tbk
Bank
Danam
on
Indone
sia Tbk
Bank
Pundi
Indone
sia Tbk
Bank
QNB
Kesaw
an Tbk
Bank
Mandir
i
(Perser
o) Tbk
Bank
Bumi
Arta
Tbk
Bank
CIMB
Niaga
Tbk
Bank
Interna
sional
Indone
sia Tbk

506

048

098

591

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0,8
788

1

1

0,8
421

0,8
327

0,8
386

0,8
249

0,9
086

0,8
572

1

1

1

1

1

0,9
739

0,9
717

1

0,8
880

0,9
006

1

1

1

1

1

0,9
638

0,9
995

0,9
336

0,9
750

0,9
943

1
4
1
5

1
6

1
7

1
8

1
9
2
0

2
1

2
2

Bank
Permat
a Tbk
Bank
of
India
Indone
sia Tbk
Bank
Victori
a
Interna
tional
Tbk
Bank
Artha
Graha
Interna
sional
Tbk
Bank
Mayap
ada
Interna
sional
Tbk
Bank
Mega
Tbk
Bank
OCBC
NISP
Tbk
Bank
Pan
Indone
sia Tbk
Bank
Himpu
nan
Saudar
a 1906

1

1

0,9
560

0,9
361

0,9
920

0,9
185

1

1

1

1

Tbk
RataRata

0,9
678

0,9
106

0,8
828

0,9
498

0,9
606

Tingkat suku bunga mempengaruhi
kinerja efisiensi perbankan secara negatif
1

1

1

0,8
322

1
dengan koefisien regresi sebesar 0.088649,
artinya

jika

suku

bunga

mengalami

kenaikan sebesar 10 persen maka efisiensi
1

1

0,8
730

1

0,9
793

teknis bank akan mengalami penurunan
sebesar 0,88649 persen. Tingkat inflasi
mempengaruhi efisiensi teknis bank secara

1

1

0,8
791

0,8
803

0,9
817

positif dengan koefisien sebesar 0,011115,
yang berarti setiap 10 persen kenaikan
tingkat inflasi akan menyebabkan efisiensi

1

0,9
118

0,7
854

0,7
969

0,8
880

teknis bank akan meningkat sebesar 0,11

0,9
403

0,9
102

0,8
244

0,9
910

1

persen. Nilai tukar juga mempengaruhi

1

0,9
359

0,8
300

0,8
842

0,9
832

koefisien sebesar 0.000166, yang berarti

1

1

1

0,9
849

depresiasi terhadap Dollar AS sebesar 10

1

efisiensi teknis bank secara positif dengan

jika

nilai

tukar

Rupiah

mengalami

persen, maka efisiensi teknis bank akan
meningkat sebesar 0,00166 persen.

Tabel 2. Estimasi Variabel
Makrekonomi Terhadap Efisiensi
Teknis Perbankan yang Tercatat Di BEI
Periode 2010-2014
Dependent Variable: DEA
Method: ML - Censored Normal (TOBIT)
(Quadratic hill climbing)
Sample: 1 110
Included observations: 110
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 3
iterations
Covariance matrix computed using second
derivatives

Log
149.361 Hannanlikelihood
1 Quinn criter.
Avg. log 1.35782
likelihood
8
Left
censored
obs
Uncensore
d obs

Right
0 censored obs
110

Temuan
membuktikan

zCoeffici
Std. Statisti
ent Error
c Prob.
Variable

SB
INF
KURS

0.08864 0.0092 9.5776
9
56
62 0.0000
0.01111 0.0036 3.0204
5
80
56 0.0025
0.00016 6.12E- 27.135
6
06
03 0.0000
Error
Distribution

2.6030
98

0

Total obs

empiris
bahwa

110

penelitian
ketiga

ini

variabel

makroekonomi, yaitu tingkat suku bunga,
tingkat

inflasi

dan

nilai

tukar

mempengaruhi secara signifikan efisiensi
teknis perbankan nasional. Hasil penelitian
sejalan dengan temuan

Drake et. al.

(2006) dan Chan dan Karim (2010) yang
membuktikan

bahwa

variasi

dalam

efisiensi teknis dapat dijelaskan oleh
variabel makroekonomi.

SCALE:C 0.06223 0.0041 14.832
(4)
9
96
41 0.0000

Untuk

variabel

suku

bunga

mempengaruhi secara negatif efisiensi
Mean
0.0636
dependent 0.95137 S.D.
var
3 dependent var
82
S.E. of
0.06340 Akaike info 2.6429
regression
3 criterion
28
Sum
squared
0.42611 Schwarz
2.5447
resid
2 criterion
29

perbankan yang tercatat di BEI, ini berarti
bahwa

jika

suku

bunga

mengalami

kenaikan, maka efisiensi teknis bank
cenderung

turun.

Kondisi

ini

sesuai

dengan karakteristik perbankan nasional

yang mendasarkan pendapatannya dari

dampaknya mempengaruhi efisiensi bank

suku bunga kredit yang tinggi, sementara

secara negatif.

suku bunga simpanan relatif lebih kecil.
Hal ini menyebabkan perbedaan suku
bunga kredit dengan suku bunga simpanan

KESIMPULAN

yang lebih dikenal denga istilah net
interest margin (NIM) cenderung menjadi

lebih besar. Dengan NIM yang tinggi bank
merasa mereka tidak perlu beroperasi
dengan biaya yang lebih rendah sehingga
cenderung tidak efisien. Bukti empiris
penelitian

ini

berbeda

dengen

studi

Hassand dan Sanchez (2007), Delis dan
Papanikolaou (2009)

yang menemukan

bahwa perbedaan tingkat suku bunga
mempengaruhi

secara

positif

untuk

efisiensi bank.

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

menginvestigasi kinerja efisiensi teknis
bank-bank yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 20102014.

Penelitian

ini

menggunakan

pendekatan dua tahap, pertama melakukan
pengukuran

terhadap

efisiensi

teknis

perbankan menggunakan metode data
envelopment analysis (DEA), dan tahap

kedua melakukan estimasi pengaruh faktor
makroekonomi, yaitu suku bunga, tingkat
inflasi, dan nilai tukar terhadap efisiensi

bunga,

teknis menggunakan model regresi Tobit.

tingkat inflasi mempengaruhi efisiensi

Berdasarkan hasil pengukuran efisiensi

perbankan secara positif. Temuan ini

teknis terhadap 22 bank menggunakan

berbeda dengan studi Hassan and Sanchez

metode DEA, secara rata-rata, tingkat

(2007)

yang

sebaliknya

efisiensi teknis bank belum mencapai

bahwa

tingkat

mempengaruhi

tingkat efisiensi optimal 100%, tetapi

secara negatif efisiensi bank di negara-

sudah diatas 90 persen selama periode

negara Amerika Latin. Boyd et al. (2001)

2010-2014. Hasil estimasi pengaruh faktor

menyatakan bahwa dengan inflasi yang

makroekonomi

tinggi

model regresi Tobit menunjukkan bahwa

Berbeda

akan

dengan

suku

menemukan
inflasi

mengurangi

sumber

pembiayaan ke sektor swasta, sehingga

variabel

suku

dengan

bunga

menggunakan

mempengaruhi

efisiensi

teknis

bank

secara

negatif,

sementara tingkat inflasi dan nilai tukar
mempengaruhi secara positif. Temuan
empiris

penelitian

ini

memberikan

implikasi terhadap perbankan nasional,
khususnya yang bank-bank yang tercatat di
BEI:

(1)

bank

harus

meningkatkan

efisiensi teknis dalam kegiatan operasinya
untuk mencapai skor efisiensi optimal 100
persen, dan (2) dengan efisiensi teknis
yang lebih baik, bank dapat menghadapi
gejolak perubahan-perubahan yang terjadi
dalam

faktor-faktor

makroekonomi,

terutama suku bunga, tingkat inflasi, dan
nilai tukar. Oleh kerena itu, bank harus
tetap waspada dan selalu mengantisipasi
setiap perubahan variabel makroekonomi,
agar kegiatan bank dapat berjalan secara
normal dan menghasilkan kinerja yang

Economics
and
Conference, Malaysia

Business

Astiyah, Siti dan Jardine A. Husman
(2006).
Fungsi
Intermediasi
Dalam Efisiensi Perbankan di
Indonesia: Deviasi Fungsi Provit,
Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, Volume 8, No. 4, Hal
529-543, Bank Indonesia, Jakarta
Berger, A.N. dan Humphrey, D.B. (1997).
Efficiency
of
financial
institutions: International survey
and directions for future research.
European Journal of Operational
Research, 98, 175-212.
Berger, AN, LJ Mester (2003) Explaining
the
Dramatic
Changes
in
Performance of US Banks:
Technological
Change,
Deregulation,
and
Dynamic
Changes in Competition, Journal
of Financial Intermediation, 12,
57-95.

berkelanjutan (performance sustainable)

DAFTAR PUSTAKA

Alias, Radam, M. Azali, A.M. Dayang
Affizah dan Neila Aisha, 2002,
Rating of Indonesian Commercial
Banks
:
DEA
Approach,
Proceeding of Asia Pacific

Bonin, J. P., Hasan, I., &Wachtel, P.
(2005).
Bank
performance,
efficiency and ownership in
transition countries. Journal of
Banking & Finance, 29(1),
31−53.
Bonin, J. P., Hasan, I., & Wachtel, P.
(2005). Privatization matters:
Bank efficiency in transition
countries. Journal of Banking &
Finance, 29(8/9), 2155−2178.

Boyd, J, Levine, R. and Smith, B. (2001)
The impact of inflation on
financial sector performance,
Journal
of
Monetary
Economics,47, 221-248.
Chan, S-G, MZA Karim (2010) Bank
Efficiency and Macroeconomic
Factors: The Case of Developing
Countries, Global Economic
Review, 39, 269-289
Daley, J. and Matthews, K. (2009)
Efficiency and convergence in the
Jamaican banking sector: 19972007,
Cardiff
Economics
Working Papers, E2009/30.
Delis, M. and Papanikolaou, N. (2009)
Determinants of bank efficiency:
evidence from a semi-parametric
methodology, MPRA Working
Paper No. 13893.
Drake, L, MJB Hall, R Simper (2006) The
impact of macroeconomic and
regulatory factors on bank
efficiency: A non-parametric
analysis of Hong Kong's banking
system, Journal of Banking &
Finance, 30, 1443-1466
Hadad, Muliaman D., et al (2003a),
Analisis
Efisiensi
Industri
Perbankan Indonesia: Penggunaan
Metode Nonparametrik Data
Envelopment Analysis (DEA),
Biro Stabilitas Sistem Keuangan

Bank Indonesia, Research Paper ,
No. 7/5.
Haddad, Muliaman D., et.al (2003b),
Pendekatan Parametrik Untuk
Efisiensi Perbankan Indonesia,
Biro Stabilitas Sistem Keuangan
Bank Indonesia, Research Paper ,
No. 4/5.
Hassan, K. and Sanchez, B. (2007)
Efficiency determinants
and
dynamic efficiency changes in
Latin
American
banking
industries, Networks Financial
Institute, Working Paper No. 32,
Indiana University. Hauner D.
(2005) Explaining efficiency
differences among large German
and Austrian banks, Applied
Economics , 37, 969-980.
Kalluru,

S.R. and Bhat, S. (2009)
Determinants of cost efficiency of
commercial banks in India, The
IUP
Journal
of
Bank
Management, 3, 32-50.

Mardamugraha. Eugenia.(2005). Efisiensi
Perbankan
di
Indonesia
dipelajari Melalui Pendekatan
Fungsi
Biaya
Parametrik,
Disertasi dalam bidang Ekonomi
Program Studi Ilmu Ekonomi
pada
Universitas
Indonesia,
Jakarta
Naceur, S., Ben-Khedhiri, H. and Casu, B.
(2009) What drives efficiency of

Selected MENA banks? a metafrontier analysis, Working Paper
Series No. 03, Cass Business
School.

Weill, L., (2003), Banking Efficiency in
Transition Economies: The role of
Foregn Ownership, Economic of
Transition, 11(3), 569-592

Resti, A. (1997). “Evaluating the cost
efficiency of the Italian Banking
system: What can be learned from
the joint application of parametric
and non-parametric techniques”.
Journal of banking and Finance,
21, 221-250

Wheelock, D. C. dan Wilson, P. W..
(2001). New evidence on returns
to scale and product mix among
US commercial banks. Journal of
Monetary Economics 47, 653–
674.