AUDIT Cpt.1 Audit Siklus Penjualan dan P

NAMA

: JULIANI

NIM

: 2014017090

KELAS

: 4A3

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

A. Akun-akun dan Kelompok-kelompok Transaksi dalam Siklus Penjualan dan
Penagihan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan SAK. Gambar dibawah ini menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui
berbagai akun dalam siklus penjualan dan penagihan. gambar tersebut menunjukkan bahwa
lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penaguhan antara lain : 1. Penjualan

(Penjualan tunai dan kredit) 2. Penerimaan kas 3. Retur dan pengurangan penjualan 4.
Penghapusan piutang tak tertagih 5. Estimasi beban piutang tak tertagih. Gambar dibawah ini
juga menunjukkan bahwa, dengan pengecualian untuk penjualan tunai, setiap transaksi dan
jumlah yang dihasilkan pasti dimasukkan ke dalam satu atau dua akun neraca, piutang dagang
atau penyisihan untuk piutang tak tertagih. Untuk mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada
pengendalian internal yang sama baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit.

B. Fungsi-fungsi Bisnis dalam Siklus Penjualan dan Penagihan Serta Dokumen dan
Catatan Terkait
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan untuk
mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk
dijual. Hal tersebut diawali dengan sebuah permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri
dengan penerimaan barang pesanan oleh pelanggan.
Terdapat beberapa fungsi bisnis dalam siklus ini,diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memproses Pesanan Pelanggan
Pesanan barang dari pelanggan adalah awal dari berjalannya siklus ini.Adapun dokumen
penjualannya seperti berikut:
a. Pesanan Pelanggan
Pesanan biasanya diterima via telpon,internet atau mungkin melalui pameran.
b. Pesanan Penjualan

Dokumen yang berisi detail barang yang dipesan oleh pelanggan
c. Persetujuan Kredit
Menyetujui kredit untuk pelanggan.
2. Pengiriman Barang
Setelah adanya persetujuan kredit,barang akan dikirim.Pada saat pengiriman barang
berlangsung,terdapat dokumen pengiriman yang berisi deskripsi barang dan data-data lain
yang relevan.Dokumen pengiriman yang asli akan dikirim ke pelanggan dan salinannya akan
disimpan.
3. Tagihan pada pelanggan dan pembukuan penjualan
Tagihan Pelanggan ini merupakan pemberitahuan tentang jumlah yang harus dibayar untuk
barang yang dibelinya.Dalam tagihan terdapat beberapa dokumen,diantaranya adalah faktur
penjualan,file transaksi penjualan,rekening bulanan.

4. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Memproses dan mencatat penerimaan meliputi menerima,menyimpan dan mencatat
penerimaan tunai.Penerimaan tunai meliputi baik uang tunai maupun cek.Yang perlu
diperhatikan adalah kemungkinan pencurian.Pencurian dapat terjadi sebelum uang
dimasukkan ke dalam catatan atau sesudahnya.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan di dalam penanganan penerimaan tunai adalah
semua uang tunai harus disimpan di bank dengan jumlah dan waktu yang sesuai dan dicatat

dalam transaksi peneimaan tunai,yang nantinya akan digunakan untuk membuat jurnal
penerimaan tunai dan untuk memperbaharui rekening piutang dan file induk buku
besar.Berita pengiriman uang sangat dibutuhkan untuk tujuan ini.
5. Memproses dan membukukan penerimaan tunai
Perusahaan biasanya menyiapkan orang yang menerima laporan untuk barang yang
dikembalikan dan mengembalikan barang itu ke gudang.Pengembalian barang dan
pemotongan harga haarus dengan benar dan tepat dicatat di dalam data transaksi retur
penjualan dan pemotongan harga dan data rekening piutang.Memo kredit biasanya
dikeluarkan untuk pengembalian dan pemotongan harga untuk mendukung terjaganya
pengwasan dan untuk memfasilitasi catatan yang baik.
6. Menghapus piutang tak tertagih
Meskipun bagian kredit bekerja dengan baik,tapi tidak menutup kemungkinan jika beberapa
pelanggan tidak membyar tagihan mereka.Ketika perusahaan memutuskan bahwa kredit
tersebut tidak bisa lagi ditagih,maka piutang itu harus dihapus.Khususnya setelah pelanggan
bangkrut,atau piutang diserahkan ke biro penagihan.Akutansi membutuhkan penyesuaian
yang tepat terhadap piutang yang tak dapat ditagih.
7. Menetapkan piutang yang tidak ditagih
Cadangan untuk menentukan piutang yang tak dapat ditagih untuk periode penjualan yang
sekarang adalah perusahaan tidak dapat lagi menagihnya di masa yang akan datang.Untuk
sebagian besar perusahaan,cadangan hutang yang tidak dapat ditagih merupakan penyesuaian


manajemen terhadap cadangan piutang yang tak tertagih pada akhir periode.
Lapping adalah suatu bentuk penyalahgunaan uang tunai,dimana setoran pertama
diambil(dimasukkan saku pribadi),sedangkan setoran kedua dianggap sebagai setoran
pertama.
Tapi kecurangan ini dapat diatasi dengan membagi tugas-tugas serta membandingkan
nama,jumlah,dan tanggal yang ada pada berita pengiriman dengan salinan slip setoran.
Terdapat 3 jenis kesalahan dalam penjualan
1. Pencatatan penjualan dimana pengirimannya tidak dilakukan
2. Penjualan yang dicatat lebih dari sekali
3. Pengiriman untuk konsumen palsu
Untuk mendeteksi 3 jenis kesalahan transaksi penjualan ini adalah dengan menelusuri kredit
pada berkas induk rekening piutang ke sumbernya.Jika piutang itu benar-benar diterima uang
tunainya atau barang dikembalikan,disitulah benar-benar terjadi penjualan.

C. Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif pada
Transaksi Penjualan
Figure 14-2 mengilustrasikan metodologi untuk memperoleh pemahaman pengendalian
internal dan mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi penjualan.
1. Memahami Pengendalian Internal-Penjualan

Menggunakan satu tipe pendekatan untuk penjualan, auditor mempelajari diagram alir klien,
membuat pertanyaan untuk klien menggunakan kuisioner pengendalian internal, dan
menampilkan pengujian menyeluruh tentang penjualan.
2. Menilai Risiko Pengendalian Terencana-Penjualan
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam pemahaman pengendalian internal
untuk menilai risiko pengendalian. Empat langkah penting dalam penilaian ini:
a. Auditor membutuhkan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian
b. Auditor harus menentukan pengendalian internal kunci dan kelemahan penjualan
c. Setelah menentukan pengendalian dan kelemahan, auditor harus mengasosiasikannya
dengan tujuan

d. Auditor menilai risiko pengendalian setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan
kelemahan masing-masing tujuan.
3. Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian.
Untuk audit perusahaan publik, auditor harus menampilkan pengujian ekstensif pengendalian
kunci dan mengevaluasi dampak kelemahan pada laporan pengendalian internal selain
laporan keuangan. Lingkup pengujian pengendalian pada perusahaan nonpublik bergantung
pada efektifitas pengendalian dan lingkup dimana auditor percaya dapat mengurangi risiko
pengendalian. Auditor juga harus mempertimbangkan biaya pengujian pengendalian
dibandingkan dengan pengurangan potensial dalam pengujian substantif. Rendahnya level

risiko pengendalian akan menghasilkan peningkatan pengujian pengendalian dengan
meningkatkan risiko deteksi dan mengurangi jumlah pengujian substantif.
4. Mendesain Pengujian Pengendalian Penjualan
Untuk masing-masing pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian harus
didesain untuk memverifikasi efektifitasnya. Dalam kebanyakan audit, relatif mudah untuk
menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendaliannya. Misalnya, jika
pengendalian internal adalah untuk menandai pesanan pelanggan setelah kredit mereka
disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa pesanan pelanggan sebagai inisial
yang tepat.
5. Mendesain Pengujian Substantif Transaksi Penjualan
Dalam menentukan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya menggunakan beberapa
prosedur pada setiap audit tanpa memperhatikan keadaan, dimana yang lainnya bergantung
pada kecukupan pengendalian dan hasil dari pengujian pengendalian.

D. Retur dan Penyisihan Penjualan
Untuk retur dan penyisihan penjualan, auditor biasanya menekankan pengujian transaksi
tercatat untuk membuka pencurian kas dari penagihan piutang yang ditutupi oleh retur dan
penyisihan penjualan fiktif.

E. Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi

Untuk Penerimaan Kas
Pengujian pengendalian penerimaan kas dan prosedur audit pengujian substantif transaksi
dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama dengan penjualan tetapi tentu saja tujuan

spesifik ditetapkan untuk penerimaan kas. Bagian penting dari tanggung jawab auditor dalam
mengaudit penerimaan kas adalah untuk menentukan kelemahan pengendalian internal yang
meningkatkan potensi fraud. Tipe penggelapan kas yang sangat sulit bagi auditor deteksi
adalah apakah itu terjadi sebelum kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas atau pencatatan
kas lainnya, khususnya jika penjualan dan penerimaan kas dicatat secara serempak.

F. Pengujian Audit Untuk Penghapusan Piutang Tidak Tertagih
Hal yang menjadi perhatian auditor pada audit penghapusan piutang tidak tertagih adalah
kemungkinan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang yang sudah tertagih.
Pengendalian utama untuk mencegah penipuan ini adalah otorisasi tepat penghapusan piutang
tidak tertagih dengan suatu level manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui investigasi
alasan pelanggan belum membayar.

G. Pengendalian Internal Tambahan terhadap Saldo Akun dan Penyajiannya
Jika pengendalian internal untuk masing-masing kelompok transaksi telah dilakukan secara
efektif dan pengujian substantif transaksi yang berhubungan mendukung kesimpulan,

kesalahan penyajian dalam laporan keuangan akan berkurang. Pada siklus penjualan dan
penagihan, yang paling terpengaruh adalah nilai yang dapat direalisir, hak, dan kewajiban.
Auditor umumnya mengatur risiko inheren setinggi nilai yang dapat direalisir. Idealnya, klien
merancang beberapa pengendalian untuk mengurangi piutang tidak tertagih. Salah satunya
adalah persetujuan kredit melalui orang yang tepat. Dua pengendalian yang lain adalah:
1. Persiapan accounts receivable trial balance secara periodik untuk direviu dan di-follow-up
oleh personel manajemen yang sesuai.
2. Kebijakan penghapusan piutang tidak tertagih ketika sudah tidak lagi dapat ditagih.
H. Pengaruh dari Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantive
Bagian audit yang paling terpengaruh oleh pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi pada siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang, kas, beban piutang tidak
tertagih dan penyisihan piutang tidak tertagih. Pada penyelesaian pengujian pengendalian dan
pengujian sustantif transaksi, auditor harus menganalisis masing-masing pengecualian baik
audit publik maupun nonpublik untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian
risiko pengendalian yang ditetapkan, yang mungkin mempengaruhi risiko deteksi pendukung
dan pengujian substantif.