Laporan Laba Rugi dan Fungsi Terkait

LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT

CELINE TJOE ([email protected])
TAMARA G. PURNOMO ([email protected])
ANDY V. LIE ([email protected])
GEDION A. ADEN ([email protected])

UNIVERSITAS ATMAJAYA MAKASSAR
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam siklus akuntansi, terdapat yang dinamakan dengan laporan
keuangan. Laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas. Laporan
laba rugi menjadi salah satu yang terpenting dalam laporan keuangan.
Dengan membuat laporan laba rugi, perusahaan dapat mengetahui apakah
perusahaan tersebut memperoleh laba atau rugi. Laporan laba rugi juga
memiliki kegunaan lain dan juga keterbatasan yang akan dibahas dalam
makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu laporan laba rugi?
2. Apa saja format dalam membuat laporan laba rugi?
3. Apa itu pelaporan pos-pos tidak biasa?
4. Apa saja masalah pelaporan khusus dalam laporan laba rugi?
5. Apa itu laba operasi?
6. Bagaimana contoh laporan laba rugi?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami kegunaan dan keterbatasan laporan laba rugi
2. Membuat laporan laba rugi bentuk langsung
3. Membuat laporan laba rugi bertahap
4. Menjelaskan bagaimana pos-pos tidak bisa dilaporkan
5. Menjelaskan lokasi pajak intraperiode
6. Mengidentifikasi di mana informasi laba per saham dilaporkan
7. Membuat laporan laba ditahan
8. Menjelaskan bagaimana laba komprehensif lainnya dilaporkan
9. Membuat laporan laba rugi

BAB II
PEMBAHASAN


A. LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan laba
rugi menyediakan informasi yang diperlukan para investor dan kreditor untuk
membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian
dari arus kas masa depan.
1. Kegunaan Laporan Laba Rugi
- Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan
Menunjukkan bagaimana perusahaan melakukan dan memungkinkan
-

perbandingan kinerjanya dengan kinerja pesaing
Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan
Memperlihatkan kinerja masa lalu yang membantu menentukan tren
yang penting yang bertujuan untuk memberikan informasi untuk

-

kinerja masa depan

Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas

masa depan
2. Keterbatasan Laporan Laba Rugi
Laba rugi merupakan suatu estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi,
para pemakai laporan laba-rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari
informasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi, beberapa di antaranya :
- Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam
laporan laba-rugi
- Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan
- Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan
3. Kualitas laba
Pengelolaan laba didefinisikan sebagai perencanaan waktu pendapatan,
beban, keuntungan, dan kerugian untuk mengurangi gejolak laba.
Pengelolaan laba juga dapat digunakan untuk menurunkan laba tahun
berjalan dalam rangka menaikkan laba masa depan.

B. FORMAT LAPORAN LABA RUGI
1. Unsur-unsur laba rugi
Unsur-unsur laba rugi berasal dari transaksi pendapatan, beban,

keuntungan dan kerugian. Laba juga dapat diklasifikasikan menurut
pelanggan, lini produk, atau fungsi, atau menurut kategori operasi dan
non-operasi, berlanjut dan yang dihentikan, serta bisa dan tidak bisa.
Definisi yang lebih formal unsur-unsur utama laporan laba rugi adalah
sebagai berikut :
- Pendapatan
Arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau
pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu
periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang,
penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari
-

operasi utama atau operasi sentral perusahaan
Beban
Arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau
penambahan kewajibannya (atau kombinasi keduanya) selama suatu
periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman dan produksi barang,
peneydiaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari

-


operasi sentral perusahaan
Keuntungan
Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan
atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau invetasi

-

oleh pemilik
Kerugian
Penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan
atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada

pemilik
2. Laporan Laba-Rugi Bentuk Langsung
Keunggulan utama format langung terletak pada kesederhanaan penyajian
dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban
lebih diprioritaskan dari yang lainnya.
3. Laporan Laba-Rugi bertahap
Klasifikasi lanjutan meliputi :

- Pemisahan aktivitas operasi dan non-operasi perusahaan

-

Klasifikasi beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau

manufaktur (Harga Pokok Penjualan), penjualan dan administrasi
4. Komponen Intermediate dari laporan laba rugi
- Bagian operasi meliputi bagian penjualan/pendapatan, bagian Harga
Pokok Penjualan, Beban Penjualan, dan Beban administrasi atau
-

umum
Bagian non-operasi meliputi pendapatan dan keuangan lain, beban dan

kerugian lain
- Pajak penghasilan
- Operasi yang dihentikan
- Pos-pos luar biasa
- Laba per saham

Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi terdiri dari dua jenis
1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha
utama) perusahaan.
2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok
(usaha sampingan) perusahaan.
Demikian juga dengan pengeluaran atau biaya-biaya.
Komponen-komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi:
1. Penjualan (pendapatan)
2. Harga pokok penjualan (HPP)
3. Laba kotor
4. Biaya operasi
5. Laba kotor operasional
6. Penyusutan (depresiasi)
7. Pendapatan bersih operasi
8. Pendapatan lainnya
9. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and
Tax)
10. Biaya bunga
11. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax)

12. Pajak
13. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and
Tax).
14. Laba per lembar saham (Earning per Share)
C. PELAPORAN POS-POS TIDAK BIASA

Pos-pos tidak biasa terbagi dalam 6 kategori umum yaitu :
1. Operasi yang dihentikan
Operasi yang dihentikan terjadi apabila 2 hal berikut terjadi :
- Perusahaan mengeliminasi hasil operasi dan arus kas komponen dari
-

operasi yang sedang berjalan
Tidak ada lagi aktivitas yang dilakukan komponen itu setelah transaksi

pelepasan
2. Pos-pos luar biasa
Pos-pos luar biasa adalah kejadian dan transaksi yang dibedakan oleh
sifatnya yang tidak biasa dan oleh kejarangan terjadinya. Keuntungan dan
kerugian pos-pos luar biasa :

- Penurunan atau penghapusan piutang, persediaan, peralatan yang
dilease kepada pihak lain, biaya riset dan pengembangan yang
-

ditangguhkan, serta aktiva tak berwujud lainnya
Keuntungan atau kerugian dari pertukaran atau translasi valuta asing,
termasuk yang berhubungan dengan devaluasi dan revaluasi berskala

-

besar
Keuntungan atau kerugian atas pelepasan komponen bisnis (dilaporkan

-

sebagai operasi yang dihentikan)
Keuntungan atau kerugian lain dari penjualan atau pembebasan

-


properti, pabrik, atau peralatan yang dipakai dalam operasi
Pengaruh pemogokan, termasuk yang dialami oleh pesaing dan

pemasok penting
- Penyesuaian akrual atas kontrak jangka panjang
3. Keuntungan dan kerugian tidak biasa
Perusahaan cenderung melaporkan pos-pos tidak biasa dalam bagian
terpisah tepat diatas “laba dari operasi sebelum pajak penghasilan” dan
“pos luar biasa”, khususnya jika terdapat lebih dari satu pos tidak biasa
4. Perubahan prinsip akuntansi
Perubahan akuntansi seringkali terjadi dalam praktek, karena kejadian atau
kondisi penting pada tanggal laporan mungkin masih diperdebatkan atau
bersifat tidak pasti
5. Perubahan estimasi
Perubahan estimasi tidak ditangani secara retrospektif, tetapi dikompensasi
ke belakang untuk menyesuaikan tahun sebelumnya. Perubahan estimasi
tidak dipandang sebagai kesalahan atau pos-pos luar biasa
6. Koreksi kesalahan

Koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya

yang serupa dengan prinsip akuntansi
D. MASALAH PELAPORAN KHUSUS
1. Alokasi pajak intraperiode
Merupakan prosedur perusahaan melaporkan pos-pos tidak biasa pada
laporan laba rugi atau laporan laba ditahan bersih setelah pajak
2. Laba per saham
Laba per saham adalah hasil operasi perusahaan yang biasanya dikisarkan
dalam satu angka penting laba bersih karena pengikhtisaran belum cukup
sebagai penyederhanaan, dunia keuangan telah menerima secara luas
sebuah angka yang lebih padat lagi sebagai indikator bisnis yang paling
signifikan
3. Laporan laba ditahan
Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang ditahan oleh
perusahaan dan tidak dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham
4. Laba komprehensif
Meliputi semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan
akibat investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Komponen
laba komprehensif lainnya harus disajikan dengan salah satu dari cara
berikut :
- Laporan laba rugi kedua yang terpisah
- Laporan laba rugi dan laba komprehensif gabungan
- Sebagai bagian dari laporan ekuitas pemegang saham
5. Penyajian neraca
Penyajian neraca memberikan informasi bagi pemakai laporan keuangan
agar mampu memahami dengan lebih baik kualitas laba perusahaan. Dua
bentuk penyajian neraca dalam bentuk laporan:
 Bentuk Skontro (rekening)
Laporan bentuk ini menyajikan rekening dalam dua sisi. Sisi kanan
biasanya disebut Pasiva terdiri dari Kewajiban dan Modal, sedangkan


sisi kiri disebut Aktiva yang berisi semua akun klasifikasi aktiva.
Bentuk Stafel (Laporan)
Penyajiannya dibuat secara berurutan mulai dari aktiva, kewajiban dan

ekuitas.
E. LABA OPERASI

Aktivitas utama masing-masing perusahaan berbeda-beda, sesuai dengan
bidang usaha yang dijalankan perusahaan. Perusahaan jasa menghasilkan
pendapatan utama dari pemberian jasa. Pendapatan dari aktivitas utama
perusahaan termasuk dalam pendapatan operasi.
Perusahaan yang memiliki usaha yang terdiversifikasi memiliki banyak
sumber pendapatan operasi. Pendapatan operasi merupakan hasil yang
diperoleh dari penjualan barang atau jasa kepada pihak eksternal perusahaan.
Pendapatan operasi ini harus disajikan dengan transparan. Hal ini dimaksudkan
agar pengguna laporan keuangan mengetahui volume aktivitas perusahaan.
Dalam menghasilkan pendapatan tersebut akan timbul beban (biaya). Beban
(biaya) yang timbul sehubungan menghasilkan pendapatan utama disebut
beban operasi. Selisih antara pendapatan operasi dengan beban operasi disebut
laba operasi. Laba operasi disebut juga laba usaha.
Laba Operasi = Pendapatan Operasi – Beban (biaya) Operasi
Apabila

perusahaan

bergerak

dalam

bidang

perdagangan

atau

manufaktur, pendapatan operasinya berasal dari hasil penjualan barang
dagangan. Perusahaan manufaktur memproduksi sendiri barang dagangan yang
dijual, sedangkan perusahaan dagang membeli barang dagangan dan
menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Dalam memproduksi atau
membeli barang yang akan dijual, perusahaan harus menanggung beban (biaya)
sehubungan dengan produk yang akan dijual.
Beban-beban yang berhubungan dengan produk atau barang dagangan
yang akan dijual disebut Harga Pokok Penjualan atau Beban Pokok Penjualan.
Beban pokok penjualan untuk perusahaan dagang adalah beban-beban
sehubungan dengan pembelian barang dagangan. Beban pokok penjualan untuk
perusahaan manufaktur adalah beban-beban sehubungan dengan produksi
barang dagangan, misalnya gaji buruh, bahan baku yang dipakai, dan bebanbeban lainnya yang terkait dengan produksi barang dagangan. Harga pokok

penjualan harus disajikan tersendiri dalam Laporan Laba/ Rugi. Selisih antara
pendapatan operasi dengan HPP disebut dengan laba produk, atau laba kotor
atau gross profit. Rumus :
Laba Kotor = Penjualan – HPP
Penyajian HPP dan Laba kotor atau gross profit dimaksudkan agar
pengguna laporan keuangan mendapat informasi bagaimana efisiensi
perusahaan

dalam

penciptaan

atau

pengadaan

produk.

Gross

profit

menunjukkan laba atas produk yang dihasilkan atau diadakan. Laba operasi
perusahaan manufaktur atau perusahaan dagang adalah adalah laba kotor
dikurangi dengan beban operasi.
Laba Operasi = Laba kotor – Beban Operasi
Perhitungan laba operasi perusahaan adalah sebagai berikut.

Beban operasi adalah yang terkait dengan pendapatan operasi diluar
HPR. Contoh beban operasi adalah beban sehubungan dengan penjualan dan
administrasi. Beban penjualan dan administrasi walaupun tidak berhubungan
langsung dengan produk yang dihasilkan, tetapi berhubungan dengan operasi
yang dilakukan. Beban operasi menunjukkan sejauh mana efisiensi
pengelolaan usaha. Beban operasi harus disajikan tersendiri dalam laporan laba
rugi.

F. FORMAT LAPORAN LABA RUGI

PT.XXX
LAPORAN LABA RUGI
Per 31 Desember 2007
Penjualan :
Penjualan kotor

$ 700.000

Retur penjualan

$ 15.000

Potongan penjualan

$ 30.000
($ 45.000)

Penjualan bersih

$ 655.000

Harga pokok penjualan :
Persediaan barang (awal)

$ 60.000

Pembelian barang

$ 410.000

Biaya angkut pembelian

$ 5.000

Retur pembelian

($ 3.200)

Potongan pembelian

($ 6.100)

Pembelian bersih

$ 405.700

Barang siap dijual

$ 465.700

Persediaan barang dagang (akhir)

($ 97.500)

Harga pokok penjualan

$ 368.200

Laba kotor

$ 286.800

Beban usaha :
Beban penjualan :
o

Beban gaji karyawan

$ 60.000

o

Beban angkut penjualan

$ 10.000

o

Beban penjualan lain-lain

$ 8.000

Beban administrasi dan umum :
o

Beban listrik dan air

$ 2.500

o

Beban telepon

$ 2.000

o

Beban penyusutan bangunan

$ 5.000

o

Beban penyusutan kendaraan

$ 7.000

o

Beban penyusutan peralatan

$ 3.000

o

beban lain-lain

$ 1.000

Jumlah beban usaha

($ 98.500)

Laba bersih sebelum pajak

$ 188.300

Pajak penghasilan 10%

($18.830)

Laba bersih setelah pajak

$ 169.470

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu.
Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan para investor
dan kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan
waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan.
Komponen-komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi:
1. Penjualan (pendapatan)
2. Harga pokok penjualan (HPP)
3. Laba kotor
4. Biaya operasi
5. Laba kotor operasional
6. Penyusutan (depresiasi)
7. Pendapatan bersih operasi
8. Pendapatan lainnya
9. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest
and Tax)
10. Biaya bunga
11. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax)
12. Pajak
13. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and
Tax).
14. Laba per lembar saham (Earning per Share)

DAFTAR PUSTAKA

Kieso, D.E. et al. 2010. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.
http://keuanganlsm.com/laporan-labarugi/
https://ccaccounting.wordpress.com/2012/09/30/komponen-laporan-labarugi/