Praktikum Hukum Ohm dan Pembuktian Rumus

HUKUM OHM
I.

Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuktikan hubungan matematis antar arus dan resistansi/tahanan menggunakan
Hukum Ohm
2. Menganalisis hubungan antar tegangan dan arus listrik pda suatu nilai resistansi
3. Menganalisis hubungan antara arus dan resistansi pada tegagang tertentu
4. Menggambarkan grafik V-I pada nilai resistansi yang berbeda
II. Dasar Teori
Resistor adalah suatu komponen linier yang banyak digunakan di dalam rangkaian –
rangkaian listrik. Satuan resistansi dari suatu resistor adalah ohm (Ω) dan symbol kelistrikannya
adalah R. jenis resistor yang digunakan pada percobaan ini adalah resistor film karbon dan wire
wound.
Hukum Ohm menyatakan hubungan antar tegangan, arus, dan resistansi di dalam
rangkaian listrik yang dinyatakan dengan persamaan :
V = I . R atau R =

V


I

Keterangan :
V = Tegangan yang diberikan pada resistor (V)
I = Arus yang mengalir pada resistor (A)
R = Besarnya nilai resistor (Ω)
Besarnya daya yang diserap suatu resistor bergantung pada besarnya ruas yang diberikan melalui
resistor itu, daya yang diberikan pada resistor tidak boleh melebihi daya resistor tersebut.
Resistor mempunyai beberapa nilai daya, seperti 10W, 5W , 1W, 0,5W, dan 0,25W
III. Alat dan bahan yang digunakan
1.
2.
3.
4.
5.

Sumber tegangan DC 0-30V
Multimeter SANWA
Resistor (Ω)

Proto board
Kabel penghubung

IV. Langkah Percobaan

: 1 buah
: 2 buah
: 3 buah
: 1 buah
: secukupnya

1. Buatlah konsep praktikum hokum Ohm dengan memilih resistor sesuai interval 12. Setiap
kelompok memilih 3 resistor yang berbeda dan pilihan tiap kelompok tidak boleh sama
dengan kelompok yang lainnya. Tentukan tegangan untuk mensuplai resistor dengan 4
besaran yang berbeda, misalnya 0V, 5V, 10V, 15V dan hitung masing – masing arus yang
mengalir dalam rangkaian, masukkan dalam table 1. Yang perlu diperhatikan adalah skala
amperemeter. Hitung pula daya yang didisipasikan pada ketiga resistor yang sudah dipilih
agar tidak melampaui kemampuannya.
2. Teliti semua peralatan sebelum digunakan
3. Buatlah rangkaian seperti gambar 1 berikut. Setelah selesai periksakan ke pembimbing


4. Berikan sumber tegangan Vs secara bertahan sesuai dengan yang telah ditentukan, dan
yang perlu diperhatikan adalah skala voltmeter dan amperemeter untuk setiap perubahan
tegangan sumber. Hasil perhitungan pada table 1 dapat digunakan sebagai acuan.
5. Amati dan catat hasil pengukuran tegangan dan arus pada tiap – tiap resistor dalam table
2.
6. Kembalikan alat – alat setelah praktikum

V. Data Percobaan
Tabel 1. Data hasil perhitungan

Arus (mA)
R2 = 220 Ω
I(
P
V
¿
(V . I )
R
0

0
22,7 mA 0,11 watt
45,4 mA 0,45 watt
68,2 mA 0,94 watt

R1 = 820 Ω

Tegangan
(V)

I(
V
¿
R
0
6,1 mA
12,2 mA
18,3 mA

0V

5V
10 V
15 V

P (V . I )
0
0,03 watt
0,12 watt
0,27 watt

R3 = 1k Ω
I(
V
¿
R
0
5 mA
10 mA
15 mA


P
(V . I )

Keterangan

0
0,025 watt
0,1 watt
0,225 watt

Tabel 2. Data hasil percobaan
Tegangan (V)
0V
5V
10 V
15 V

R1 = 820 Ω
0
6,3 mA

4,8 V
12,4 mA
9,8 V
18,5 mA
15 V

Arus (mA)
R2 = 220 Ω
0
24 mA
4,7 V
45 mA
9,6 V
70 mA
14 V

R3 = 1k Ω
0
5 mA
4,8 V

10 mA
10 V
15,5 mA
15 V

Keterangan

VI. Tugas dan Pertanyaan
1. Buatlah grafik antar tegangan dan arus sesuai percobaan

Grafik Tegangan dan Arus
70
60

Arus (I)

50
220 Ω
820 Ω
1000 Ω


40
30
20
10
0
0

2

4

6

8

Tegangan (V)

10


12

14

16

2. Begaimana hubungan antar arus dan resistansi pada kondisi tegangan konstan? Jelaskan
dengan grafik!
Pada grafik tegangan dan arus pada soal nomor 1 dapat diketahui pada saat tegangan
konstan maka ketika arus semakin besar maka nilai resistansi semakin kecil, hal tersebut terjadi
untuk memenuhi nilai tegangan yang konstan.
3. Bagaimana hubungan antar arus dan tegangan pada suatu resistansi dengan nilai tetap?
Pada saat resistansi dalam keadaan konstan maka hal tersebut akan mempengaruhi arus
dan tegangan sekaligus, dalam keadaan tersebut ketika arus naik maka tegangan juga akan naik.
4. Apa maksudnya nilai suatu resistor 1 Ω?
5. Buat kesimpulan tentang percobaan ini!
V=I.R
Dari rumus Hukum Ohm diatas menunjukkan bahwa Tegangan (V) sebanding dengan
Arus (I), jadi ketika nilai tegangan mengalami kenaikan maka nilai arus juga akan naik. Dapat
dilihat pada grafik maupun data hasil percobaan, jika tegangan dinaikkan dari 5V menjadi 10V

(kenaikan 100%) maka nilai arus juga akan mengalami kenaikan dengan prosentase yang hamper
sama yaitu dari arus 6,3mA menjadi 12,4mA dalam keadaan resistensi tetap.
Dapat diketahui juga bahwa Arus (I) berbanding terbalik dengan Resistansi. Dalam
keadaan tegangan konstan perubahan resistansi pada sebuah rangkaian akan member dampak
pada perubahan dan nilai arus. Sesuai dengan Hukum Ohm (I = V / R) dan data hasil pengukuran
dapat diketahui bahwa dalam keadaan tegangan konstan, contoh tegangan 5 V pada saat nilai
resistansi sebesar 220 Ω maka nilai arus sebesar 24 mA, saat resistansi 820 Ω maka nilai arus
sebesar 6,3 mA, dan saat resistansi 1000 Ω maka nilai arus sebesar 5 mA. Dari data yang ada
menunjukkan bahwa pada tegangan konstan nilai Arus (I) berbanding terbalik dengan nilai
resistansi (R), semakin besar nilai resistansi maka akan semakin kecil nilai arus pada sebuah
rangkaian. Jadi kesimpulannya besarnya nilai resistansi akan mempengaruhi besarnya arus dan
besar tegangan juga akan mempengaruhi besar arus pada tahan yang tetap.