Pendekatan Sains Teknologi dan Masyaraka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan gabungan dari tiga konsep
yang berkembang dalam kehidupan manusia dewasa saat ini. Dengan alasan
berbagai hal, ketiga konsep ini dijadikan sebuah model dalam proses
pembelajaran. Secara logika, keterkaitan antara ketiga konsep tersebut adalah
sebagai berikut: “Sains” dipelajari didorong oleh keingintahuan manusia terhadap
suatu fenomena alam atau kehidupan melalui proses kelimuan menghasilakan alat
yang disebut dengan teknologi. Teknologi diciptakan manusia untuk mefasilitasi
kebutuhan manusia. Teknologi sebagai produk keilmuan yang berbentuk alat,
digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan masyarakat.
Namun ketika teknologi itu sendiri ada, maka muncul persoalan baru yang
menuntut masyarakat sebagai pengguna untuk mengetahui pengetahuan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1) Apa pengertian pendekatan pembelajaran STM?
2) Apa karakteristik pendekatan STM?
3) Apa tujuan pendekatan STM?
4) Apa saja komponen-komponen pendekatan STM?
5) Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan STM?

1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1) Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran STM.
2) Untuk mengetahui karakteristik pendekatan STM.
3) Untuk mengetahui tujuan pendekatan STM.
4) Untuk mengetahui komponen-komponen pendekat STM.
5) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan STM.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat)

1

Sains Teknologi Masyarakt (STM) merupakan gabungan dari tiga konsep
yang berkembang dalam kehidupan manusia dewasa saat ini. Dengan alasan
berbagai hal, ketiga konsep ini dijadikan sebuah model dalam proses
pembelajaran. Secara logika, keterkaitan antara ketiga konsep tersebut adalah
sebagai berikut: “Sains” dipelajari didorong oleh keingintahuan manusia terhadap
suatu fenomena alam atau kehidupan melalui proses kelimuan menghasilakan alat
yang disebut dengan teknologi. Teknologi diciptakan manusia untuk mefasilitasi

kebutuhan manusia. Teknologi sebagai produk keilmuan yang berbentuk alat,
digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan masyarakat.
Namun ketika teknologi itu sendiri ada, maka muncul persoalan baru yang
menuntut masyarakat sebagai pengguna untuk mengetahui pengetahuan. Sains
atau ilmu dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari kata science dalam
bahasa inggris, atau scire dalam bahasa latin yang artinya mengetahui.
Poedjiadi (2010:99) mengatakan bahwa: “Istilah Sains Teknologi
Masyarakat diterjemahkan dari bahasa Inggris “Science Techology Society
(STS)”, yaitu pada awalnya dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya
Teaching and Lerning about Science and Society. Pembelajaran Science
Technology Society berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara
sains dan masyarakat. jadi, dalam pembelajaran menggunakan sains teknologi
masyarakat bahwa teknologi dapat digunakan sebagai penghubung/penerapan
antara sains dan masyarakat sehingga siswa dapat memahami apa yang telah
dipelajari”.
Pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat menurut Poedjiadi
(2010:123) yaitu: “Model pembelajaran sains teknologi masyarakat yang
mengaitkan antara sains dan teknologi serta manfaat bagi masyarakat. Tujuan
pembelajaran ini ialah untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan
teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan

lingkungan”.
Glen (2005:385) menyatakan bahwa STM dipandang sebagai proses
pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam

2

model ini siswa diajak untuk meningkatkan kreatifitas, sikap ilmiah,
menggunakan konsep, dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Poedjiadi (dalam Sadia, 1998:2), pendidikan Sains (IPA) di
sekolah perlu direformasi dan diarahkan menuju penciptaan masyarakat yang
memiliki literasi sains dan teknologi. Tujuan pendidikan sains di sekolah tidak
semata-mata menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, tetapi lebih daripada itu membentuk individu siswa
yang memiliki literasi sains dan teknologi. Siswa yang memiliki literasi sains dan
teknologi adalah siswa yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang fakta,
konsep, prinsip, dan teori sains serta kemampuan mengaplikasikannya, mampu
mengambil keputusan berdasarkan konsep, prinsip, dan teori-teori ilmiah; mampu
memilah dan memilih teknologi serta mengantisipasi dampak negatifnya, dan
mampu mengembangkan karyanya di masa depan.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran STM adalah suatu pembelajaran yang dimaksudkan untuk
mengetahui, dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan teknologi untuk perbaikan
lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat, dan bagaimana situasi sosial
atau isu yang berkembang di masyarakat mengenai lingkungan dan teknologi
mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi yang memberikan sumbangan
terbaru bagi ilmu pengetahuan.
2.2 Karakteristik Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Dari seorang Ilmuan Yager (1992), mendefinisikan STM yaitu mencakup
tujuan kurikulum, assesmen dan kususnya mengenai pengajaran. Tujuan-tujuan
tersebut dikarakteristikan sebagai domain yang meliputi domain konsep, proses,
aplikasi, kreativitas dan sikap.
Penjelasan dari berapa karakteristik tersebut adalah,
a.

Domain konsep
Dalam paham Domain konsep ini lebih memefokuskan pada muatan sains,

tujuan-tujuan sains untu mengelompokan alam yang teramati ke dalam unit-unit
yang teratur untuk studi dan penjelasan hubungan-hubungan fisika dan biologi


3

dari pengajaran sains yang melibatkan siswa belajar konsep-konsep utama dari
sains.
b.

Domain proses
Dalam Domain proses ini proses-proses sains

berhubungan dengan

bagaimana sains berfikir dan bekerja, yaitu mengambarkan dimensi sains. Dalam
pengembangan proses ini ada 15 keterampilan proses, yaitu:
1) mengobservasi,
2) menggunakan ruang/waktu,
3) mengklasifikasi,
4) mengelompokkan dan mengorganisasi,
5) menggunakan bilangan
6) mengkuantifikasi,
7) mengukur,

8) mengkomunikasikan,
9) menginferensi,
10) memprediksikan,
11) mengendalikan dan mengidentifikasi variabel,
12) menginterpretasikan data,
13) merumuskan hipotesis,
14) memberikan definisi secara operasional,
15) melaksanakan eksperimen.
c.

Domain aplikasi
Domain ini meliputi mengaplikasian konsep-konsep dan keterampilan

dalam memecahkan masalah sehari-hari, memahami prinsip-prinsip ilmiah dan
prinsip-prinsip teknologi yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari atau sains.
d.

Domain Kreativitas
Dalam domain kreativitas meliputi visualisasi, menghasilkan gambaran


mental, menggabungkan objek-objek dan ide dalam cara-cara baru, memecahkan
masalah dan teka-teki, memprediksi konsekwensi-konsekwensi yang mungkin,
menyarankan alasan-alasan yang mungin, mendesain alat atau mesin dan
menghasilkan ide-ide yang tak biasa.
e.

Domain Sikap

4

Dalam domain sikap meliputi sikap-sikap terhadap sains pada umumnya, seperti
kelas sains, kegunaan belajar sains, dan untuk guru terbentuknya pengembangan
sikap-sikap positif terhadap diri sendiri yaitu sikap yang dapat mengerjakan
sesuatu, ekplorasi emosi manusia, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
sikap.
Poedjiadi (1994 dalam Fajar 2004) menjelaskan tentang hasil penelitian
National Science Teacher Association (NSTA) tahun 1985-1986 di Iowa Amerika
terhadap pelaksanaan program-program STS ditemukan adanya perbedaan antara
peserta didik yang mengikuti program STS dan yang tidak, antara lain di bawah
ini:

Tabel 2.1 Hasil penelitian National Science Teacher Association (NSTA)
tahun 1985-1986 di Iowa Amerika
CARA BIASA
Kaitan dan Aplikasi Bahan Pelajaran






STS
Peserta didik dapat

Peserta didik tidak melihat nilai

menghubungkan yang mereka

dan/atau manfaat yang mereka

pelajari dengan kehidupan


pelajari.
Peserta didik tidak dapat



seharihari.
Peserta didik memperhatikan

menghubungkan sains yang

perkembangan teknologi dan

dipelajari dengan teknologi

melalui fakta tersebut malihat

masa kini.

manfaat dan relevansi konsep


Kreativitas



sains dengan teknologi.
Peserta didik lebih banyak



Peserta didik kurang memiliki

bertanya, dan seringkali



kemampuan bertanya.
Peserta didik tidak efektif dalam

memberikan pertanyaan yang di


mengidentifikasi sebab-akibat
dari situasi tertentu.



luar dugaan guru.
Peserta didik terampil dalam
mengidentifikasi kemungkinan
penyebab dan efek hasil
observasi dan kegiatan tertentu.

5



Peserta didik terus menerus



memiliki ideide.
Minat peserta didik bertambah

sains menurun dengan



dari tingkat ke tingkat.
Peserta didik ingin tahu tentang



menaiknya tingkat.
Sains menurunkan rasa ingin



dunia fisik.
Guru dianggap sebagai



tahu.
Guru dianggap sebagai pemberi



fasilitator.
Peserta didik melihat sains



informasi.
Peserta didik melihat sains

Sikap


Peserta didik hanya memiliki



sedikit ide-ide.
Minat peserta didik terhadap

sebagai alat untuk
menyelesaikan masalah.

untuk dipelajari.


Proses


Peserta didik melihat proses

sains sebagai ketrampilan yang

sains sebagai keterampilan yang


dimiliki ilmuwan.
Peserta didik melihat proses

Peserta didik melihat proses



dapat mereka gunakan.
Peserta didik melihat proses
sains sebagai keterampilan yang

sains sebagai sesuatu untuk

perlu dikembangkan untuk

dipraktekkan karena merupakan

kebutuhan mereka sendiri.

syarat.
Pengetahuan/konsep
a. Pengetahuan diperlukan untuk
melaksanakan test.
b. Pengetahuan hanya dipandang
sebagai hasil belajar.
c. Retensi berlangsung singkat.

d. Peserta didik melihat
pengetahuan sains sebagai
sesuatu yang diperlukan.
e. Pengetahuan dipandang sebagai
bekal untuk menyelesaikan
masalah.
f. Peserta didik lebih lama
melupakan informasi yang
diperoleh, dan dapat
melaksanakan trsansfer belajar
dengan baik.

2.3 Tujuan Pendekatan Pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat )

6

Tujuan pendekatan STM adalah untuk membentuk individu yang memiliki
literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah
masyarakat dan lingkungannya. Pendekatan STM dilandasi oleh tiga hal penting
yaitu:
1. Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat.
2. Proses belajar-mengajar menganut pandangan konstruktivisme, yang pada
pokoknya menggambarkan bahwa anak membentuk atau membangun
pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan.
3. Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas ranah
pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreativitas, dan ranah
hubungan dan aplikasi.
Purwanto,(2008:6)

Berdasarkan

pengertian

STM

sebagaimana

diungkapkan di bagian sebelumnya, maka dapat diungkapkan bahwa yang
menjadi tujuan model STM adalah untuk menghasilkan lulusan yang cukup
mempunyai bekal pengetahuan sehingga mampu mengambil keputusan penting
tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil
tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya (NSTA, 1991).
Menurut Poedjiadi (2005:123) bahwa: “Tujuan dari pendekatan STM
adalah untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta
memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannya. seseorang
yang memiliki literasi sains dan teknologi, adalah yang memiliki kemampuan
menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep sains yang diperoleh dalam
pendidikan sesuai jenjangnya, mengenal produk teknologi yang ada di sekitarnya
beserta dampaknya, mampu menggunakan produk teknologi dan memeliharanya,
kreatif membuat hasil teknologi yang disederhanakan dan mampu mengambil
keputusan berdasarkan nilai”.
Lebih lanjut, Rusmansyah (2006:3) menyatakan: “Tujuan pendekatan
STM ini secara umum adalah agar para peserta didik mempunyai bekal
pengetahuan yang cukup sehingga ia mampu mengambil keputusan penting
tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil
tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya”.
7

Berdasarkan pendapat Poedjiadi dan Rusmansyah di atas dapat
disimpulkan tujuan pendekatan STM adalah:
1. Peserta didik mampu menghubungkan realitas sosial dengan topic
pembelajaran di dalam kelas;
2. Peserta didik mampu menggunakan berbagai jalan/perspektif untuk
mensikapi

berbagai

isu/situasi

yang

berkembang

di

masyarakat

berdasarkan pandangan ilmiah;
3. Peserta didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang
memiliki tanggung jawab sosial.
2.4

Komponen-Komponen

Pendekatan

STM

(Sains

Teknologi

Dan

Masyarakat)
Adapun komponen-komponen yang terdapat pada pendekatan STM
(Sains, Teknologi, Masyarakat) sebagai berikut:
1) Strategi-strategi yang berada untuk memberikan pemahaman yang nyata
mengenai pola-pola penalaran dan berfikir dari teman sebayanya, orang
dewasa, dan para ahli.
2) Keterampilan-keterampilan dalam menguji validitas argumen dan contohcontoh yang tampaknya terdengar seperti penalaran ilmiah yang membawa
pada kesimpulan yang keliru.
3) Memotivasi siswa untuk mengeksplorasi emosi dan nilai-nilai dalam
hubungan data dengan bukti-bukti khusus.
4) Penggunaan studi lapangan, pembicaraan tamu, media imformasi, film dan
kegiatan-kegiatan siswa, debat, bermain peran dan simulasi.
2.5 Alasan pentingnya Pendekatan STM (Sains Teknologi dan Masyarakat)
Alasan pentingnya STM Digunakan Sebagai Salah Satu Pendekatan dalam
Pengajaran IPA di Sekolah adalah:
a. Untuk dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, sehingga
siswa akan dapat terlibat secara aktif mengidentifikasi isu – isu sosial dan
teknologi yang terdapat di sekitar lingkungan dan masyarakat.
b. Untuk memecahkan isu-isu sosial.
c. Untuk membuat sains dapat dipahami oleh semua siswa.

8

d. Pengajaran sains dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat akan
mendekatkan siswa kepada obyek yang dibahas.
e. Dapat memberikan pengetahuan dan pengertian kepada generasi muda
yang mereka butuhkan dan memahami masalah-masalah sosial yang
muncul sebagai akibat sains dan teknologi.
f. Pengajaran sains dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat
merupakan suatu konteks pengembangan pribadi dan sosial.
g. Dapat memberikan kepercayaan diri kepada generasi muda dan untuk
berperan serta dalam teknologi.
2.6 Manfaat Pendekatan STM (Sains Teknologi dan Masyarakat)
Pendekatan STM (Sain Teknologi dan Masyarakat) memiliki kelebihan
dan kekurangan diantaranya:
1) Kelebihan
a. Pendekatan STM efektif untuk penguasaan konsep dalam diri
murid.
b. Dalam ranah penerapan/aplikasi murid-murid yang diberikan
pendekatan STM menunjukan kemampuan menerapkan konsepkonsep sains (IPA) dalam kehidupan sehari-hari.
c. Dalam ranah sikap, hasil penelitian menunjukan bahwa muridmurid yang diberikan pendekatan STM mempunyai sikap yang
lebih positif terhadap pelajaran sains.
d. Dan siswa dapat menjadi pelajar yang bisa bersikap dan tau
teknologi.
e. Serta untuk meningkatkan kemampuan menggunakan pengetahuan
didalam membuat keputusan. Dengan demikian individu tersebut
dapat menghargai sains dan teknologi dalam masyarakat, dan
mengerti keterbatasan-keterbatasannya.
f. Siswa menjadi lebih kreatif, hal ini akan terlihat dari banyaknya
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan karena besarnya rasa
ingin tahu mereka. Mereka juga menjadi lebih mudah dan terampil
mengidentifikasi penyebab atau dampak penggunaan suatu
teknologi
2) Kekurangan
9

Dari manfaat yang telah kita ketahui, ternyata dalam pendekatan
STM ada juga sebuah kekurangannya, kekurangan tersebut adalah:
a. Dilihat pada guru yang belum menguasai sains teknologi sehingga
guru susah untuk mentransfer materi pembelajaran dengan sains
teknologi masyarakat.
b. Selain itu peserta didik khusunya siswa yang berada di kelas
rendah, belum mampu mengoperasikan sains teknologi yang sudah
ada.
c. Fasililitas pendukung pada beberapa sekolah kurang atau hampir
tidak ada itu yang menjadi kendala STM.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendekatan pembelajaran

STM

adalah suatu pembelajaran

yang

dimaksudkan untuk mengetahui, dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan
teknologi untuk perbaikan lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Yager (1992), mendefinisikan STM yaitu mencakup tujuan kurikulum,
assesmen

dan

kususnya

mengenai

pengajaran.

Tujuan-tujuan

tersebut

dikarakteristikan sebagai domain yang meliputi domain konsep, proses, aplikasi,
kreativitas dan sikap.
Tujuan pendekatan STM adalah untuk membentuk individu yang memiliki
literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah
masyarakat dan lingkungannya.
Komponen-komponen dari pendekatan STM antara lain strategi,
keterampilan dalam menguji, motivasi siswa dan penggunaan dalam lapangan.
Pendekatan STM memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu
kelebihannya adalah lebih efektif untuk penguasaan konsep dalam diri murid.
Sedangkan salah satu kekurangannya adalah fasililitas pendukung pada beberapa
sekolah kurang atau hampir tidak ada itu yang menjadi kendala STM.
3.2 SARAN

10

Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi
pengetahuan mengenai pembelajaran Strategi Pembelajaran Geografi. Namun,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan, karena melihat masih
banyak hal-hal yang belum bisa dikaji lebih mendalam dalam makalah ini.

11

DAFTAR PUSTAKA
Djojo Suradisastra. (1991). Pendidikan IPS III. Jakarta : Depdikbud.
Fajar, Arnie. (2004). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Rosda Karya. Bandung:
Penerbit Rosda Karya.
Nurdin, S. (2005). Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam
Meningkatkan

Hasil

Belajar

IPS

SD.

Jurnal.

http://ppsupi.org/abstrakips2005.html.
Prayekti. (2001). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep
Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 Sekolah Dasar.
Jurnal. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/29/editorial.htm - 35k Rusmansyah, Irhasyuarna, Y. (2001). Implementasi Pendekatan Sains-Teknologi
Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU N Banjarmasin.
Jurnal. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/40/editorial40.htm - 34k -

12