Bisnis dan isu msy Bisnis dan isu msy

ETIKA BISNIS
BISNIS DAN ISU-ISU MASYARAKAT

KELOMPOK : 7
1.
2.
3.
4.

Rahmawati
Raxl Syahrizal
Aliza P.S
Putu Indra Adiwinatama

( 11-12-25324 )
( 21-13-25981)
( 21-14-26957 )
( 11-14-27374 )

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA
2015
0

Bisnis dan Isu-Isu Masyarakat
Isu (bukan terjemahan dari gossip/ rumour) adalah masalah pokok yang berkembang di
masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan
pembuktian. Isu adalah topic yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang
memungkinkan orang untuk mengemukakan pendapat yang bervariasi. Isu muncul
dikarenakan adanya perbedaan nilai.
Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan
tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.
Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya makin hari semakin meningkat.
Tindakan ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan
sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap.
Perusahaan tidak dapat terlepas dari pihak-pihak yang berkepentingan atau
lingkungan. Lingkungan memiliki peluang dan ancaman yang harus diprediksi oleh bisnis
untuk dapat menyusun strategi yang tepat. Ada empat lingkungan yang harus diperhatikan,
yaitu lingkungan ekonomi, sosial, politik, dan teknologi yang disebut dengan Lingkungan
Makro. Proses menganalisi Lingkungan ini disebut dengan Pendeteksian Lingkungan.

Terdapat dua analisis lingkungan yang harus dilakukan, yaitu :
1. Analisis Tren, yaitu analisis yang mencoba memahami implikasi dan konsekuensi tren
yang sedang ada.
2. Analisis isu-isu, yaitu analisis yang mendalami penilaian terhadap isu-isu yang berdampak
pada perusahaan.
Kesenjangan Kinerja – harapan adalah kesenjangan antara kinerja perusahaan
dalam mengantisipasi isu isu masyarakat kepada perusahaan mengenai kinerjanya. Selain itu,
perusahaan juga harus memahami dan mengantisipasi isu-isu dan harapan masyarakat
sehingga memperkecil kesenjangan kinerja perusahaan dengan harapan masyarakat.
Contoh : Konsumen rumah tangga dan industri memprotes layanan buruk yang diberikan oleh
PLN.
Perusahaan harus memahami seberapa besar kesenjangan ini terjadi. Semakin besar
kesenjangan, berarti menjadi peringatan bagi perusahaan untuk segera memperbaikinya.
1

Siklus Berkembangnya Isu-Isu Masyarakat
Menurut Hainswoth & Meng proses isu dapat digambarkan sebagai siklus yang terdiri dari
empat tahap yaitu :
Tahap Origin (Potential stage)
Pada tahap ini, seseorang atau kelompok mengekspresikan perhatiannya pada isu dan

memberikan opini. Di tahap ini, dimungkinkan mereka melakukan tindakan tindakan
tertentu berkaitan dengan isu yang dianggap penting. Ini adalah tahap penting yang
menentukan apakah isu dapat dimanajemen dengan baik atau tidak. Public Relations
mesti proaktif untuk memonitor (scanning) lingkungannya.
Tahap Mediation dan Amplification (imminient stage/emerging)
Pada tahap ini, isu berkembang karena isu-isu tersebut telah mempunyai dukungan
publik, yaitu ada kelompok-kelompok yang lain saling mendukung dan memberikan
perhatian pada isu-isu tersebut. Pada tahap ini, tekanan-tekanan sudah mulai dirasakan
organisasi untuk menerima isu. Menurut Regester & Larkin (2008), pada tahap ini
sebenarnya oranisasi masih dapat menjaga agar isu tidak membesar. Tetapi, seringkali
terjadi organisasi kesulitan karena saat mereka memperhatikan satu isu yang dianggap
penting ternyata muncul isu susulan. Dalam hal ini, organisasi sebaiknya tidak
terfokus pada satu isu tetapi juga memperhatikan isu-isu lainnya. Pada tahap ini,
organisasi mesti mulai berupaya mengelola arus informasi dengan menyediakan
informasi yang aktual, benar, berbasis data dan membuka saluran komunikasi dua
arah. Tujuannya adalah agar isu tidak membesar melalui pemberitaan media,
mumpung pada tahap ini pemberitaan media masih bersifat sporadic dan hanya
dilakukan beberapa media saja.
Tahap Organization (Current stage dan critical stage
Disebut


tahap

organisasi,

karena

pada

tahap

ini

publik

sudah

mulai

mengorganisasikan diri dan membentuk jaringan-jaringan. Pada tahap current stage,

isu berkembang menjadi lebih popular karena media massa memberitakannya
berulang kali dengan eskalasi yang tinggi dan ditambah interaksi di media sosial dan
jaringan. Akibatnya, isu menjadi diskusi publik dan bermunculan beberapa pemimpin
opini publik. Mereka biasanya memberikan komentar-komentar yang mempengaruhi
publik melalui media massa.

2

Sementara itu, critical stage terjadi bila publik mulai terbagi dalam dua kelompok,
setuju dan menentang. Menurut Hainsworth, tahap ini dapat disebut tahap krisis.
Masing-masing pihak berupaya mempengaruhi pengambil kebijakan untuk semakin
terlibat, sebagai penengah/pemecah masalah yang lebih memihak pada kelompok
tertentu. Dalam situasi ini, media massa memegang peran penting karena
kemampuannya dalam diseminasi pesan dan pembentuk opini. Karena itu Public
Relations diharapkan memberikan informasi yang jelas, terbuka, dan jujur kepada
media massa dan diharapkan membangun relasi yang baik dengan media untuk
memperoleh publisitas positif.
Tahap Resolution (dormant stage)
Pada tahap ini, pada dasarnya organisasi dapat mengatasi isu dengan baik, sehingga
isu diasumsikan telah berakhir sampai seseorang memunculkan kembali dengan

pemikiran dan persoalan baru atau muncul isu baru yang ternyata mempunyai
keterkaitan dengan isu sebelumnya atau pada waktu peringatan saat isu mulai muncul
pertama kali. Kondisi-kondisi diatas dapat memunculkan isu yang sama kembali jika
masih terdapat ketidakpuasan pada publik.

Dalam buku Etika Bisnis, Isu-Isu masyarakat dapat terjadi apabila kesenjangan terlalu tinggi,
dan akan ada 4 fase dalam isu-isu tersebut, yaitu :
1. Perubahan Harapan Masyarakat
Harapan masyarakat terhadap perusahaan tidak tetap, melainkan selalu berkembang. Salah
satu pihak yang berkepentingan akan memberikan tanda akan ada nya isu-isu yang harus
segera ditindak. Seperti para aktivis anti rokok yang memiliki kepentingan untuk
mempertahankan kesehatan masyarakat secara global. Pada fase ini biasanya pihak yang
berkepentingan mencoba berkomunikasi langsung dengan segala cara untuk menyampaikan
kepentingannya.
2. Politisasi
Dalam hal ini, politisasi adalah kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bertindak atau
berpendapat sesuai dengan tujuan. Beberapa pihak yang berkepentingan dapat mempengaruhi
pihak lain untuk berpendapat yang sama tentang perusahaan untuk mencapai tujuan pihaknya.
3


Seperti para dokter spesialis paru yang berdemo tentang anti asap rokok, sehingga isu-isu
yang ada dapat diangkat ke permukaan dan mempengaruhi masyarakat luas.
3. Aksi Pemerintah
Setelah isu-isu tersebut sampai ke permukaan dan jadi pembahasan umum, pemerintah dan
instansi terkait akan segera mengambil tindakan dan kebijakan yang diperlukan. Pemerintah
dan instansi terkait dapat mengubah dan merancang undang-undang yang diperlukan dalam
keadaan tertentu untuk mencapai win-win solution terhadap semua pihak. Dalam kasus rokok
ini, akhirnya pemerintah mewajibkan produsen rokok untuk menampilkan langsung gambar
dan foto akibat merokok, sehingga diharapkan para perokok dapat berhenti merokok dan
tenaga kerja serta investor pabrik rokok tidak terlalu terganggu akan isu-isu yang ada.
4. Implementasi Hukum
Setelah peraturan dan kebijakan disahkan, akan ada pengendalian dan pengawasan akan
kinerja dan dampak dari kebijakan tersebut yang menjadi tanggung jawab semua pihak.

Fungsi Kerjasama Masyarakat
Manajemen kerjasama masyarakat (public affair management) adalah hubungan
perusahaan secara aktif dengan pihak luar seperti yang telah di bahas sebelumnya
hubungan perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan

di perlukan untuk


penyesuaian terus menerus yang pada akhirnya akan menguntungkan perusahaan tersebut.
Sebaliknya ketinggalan perusahaan dengan lingkungan luarnya pada akhirnya juga akan
merugikan perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan bahkan untuk kebutuhan ini ada bagian
atau departemen yang di tugasi untuk mengurus isu-isu ini adalah Public Relation (PR).
Public relation mempunyai tugas utama untuk mengkomunikasikan segala hal yang berkaitan
dengan perusahaan, apakah itu berita, peluncuran produk baru, kebijakan perusahaan dan hal
lainnya yang harus dikomunikasikan dan me-maintain segala hubungan dengan masyarakat
(comumunity relations ), dengan pemerintah (government relation), dan dengan media (media
relations ).
Satu-satunya informasi yang bisa diterima oleh masyarakat saat krisis terjadi ialah melalui
media pers. Oleh karena itu hubungan dengan media merupakan unsur penting selama

4

komunikasi krisis. Perusahaan harus berusaha untuk jujur dan ramah ketika berhadapan
dengan media.
Perusahaan perlu paham mengenai orang, isu, tren dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian tujuan, kemudian informasi ini dibagikan di internal perusahaan
untuk kemudian direspon. Misalnya,


jika terjadi perubahan mengenai selera pelanggan

perusahaan harus memahaminya dan kalau di perlukan perusahaan melakukan penyesuainpenyesuaian tertentu terhadap perubahan selera pelanggan.
Gambar 7.1: nilai tambah dari manajemen kerjasama masyarakat
Nilai tambah dari manajemen kerja sama masyarakat

Pengamatan sosial dan
politik *

Komunikasi internal **

** Kemampuan untuk
membagikan

informasi

dengan

internal (CEO, senior eksekutif

dan karyawan yang lain.

*Pemahaman benar mengenai orang

Program aksi eksternal ***

Isu, trend, dan faktor-faktor
Yang mempengaruhi
Pencapaian tujuan.

***

melaksanakan

program yang meberikan
hasil dengan pihak pihak
berkepentingan.

Manajemen Isu-Isu Masyarakat
Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar,

mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola imej sebagai
sebuah

aset

organisasi

bagi

manfaat

keduanya,

organisasi

itu

sendiri

serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para
pemegang saham”. (Caywood, 1997:173)

5

Peran pembisnis dan pemerintah yang menjawab isu-isu (terutama isu-isu etika) harus
melalui pengelolaan atau manajemen yang baik agar menghasilkan solusi yang terbaik.
Gambar 7.2 adalah proses manajemen isu-isu. Setiap isu menurut gambar ini akan melalui
lima langkah , yaitu
a.
b.
c.
d.
e.

Identifikasi isu-isu,
Analisis isu-isu,
Pilihan kebijakan,
Mendesain program,
Hasil (yang didapatkan).

Manajer harus mengindentifikasi isu-isu yang sedang terjadi. Misalnya : Kasus isu mengenai
kandungan pengawet di mie instan banyak menuai protes dari masyarakat banyak. Setelah itu
isu harus dianalisis akar isunya. Manajer harus memahami apa yang sebenarnya terjadi,
mengapa mereka protes? Apa yang mereka harapkan sebenarnya?
Setelah itu dengan berbagai pertimbangan maka dirumuskan pilihan-pilihan kebijakan yang
dapat diambil. Setelah itu progam apa yang harus dilakukan oleh perusahaan ? Kemungkinan
komunikasi dengan masyarakat perlu dilakukan dengan harapan presepsi masyarakat
mengenai bahan pengawet berubah. Apakah hasilnya setelah komunikasu diintensifkan?
Apakah protes masih ada, berkurang atau tidak lagi signifikan?

Gambar : 7.2 Proses Manajemen Isu
Identifikasi
Masalah

Penelitian

Evaluasi kinerja
Hasil

Analisis
masalah

Pertimbangan
Mendesain
progam

dan prioritas
Pilihan
Kebijakan

6

Implementasi

Kebijakan dan
pilihan strategi

Pendekatan Strategik Untuk Merespon Isu-Isu Masyarakat
Pendekatan manajemen strategik pada hubungan dengan pihak lain merupakan fokus
manajemen dan pemahaman dalam memandang isu-isu masyarakat. Gambar 7.3 dibawah
menunjukan bahwa fokus perhatian manajemen antara jangka pendek, menengah sampai
panjang . Fokus jangka pendek, yaitu pada isu-isu yang sekarang sedang terjadi. Karena isuisu yang mendesak, maka manajemen tidak mempunyai banyak kesempatan lagi untuk
mengubah arah kebijakan.
Gambar 7.3 : Pendekatan Manajemen Strategik pada Hubungan dengan pihak Eksternal
7

Manajemen
krisis

Manajemen
masalah

Manajemen
strategik

Tingkat Ketidakpuasan
Sekarang

Fokus masa sekarang

Rendah

Tinggi

Fokus jangka pendek dan Fokus jangka menengah dan

menengah
panjang
Tekanan tinggi pada pembuat Tekanan cukup besar pada Tekanan
keputusan
Kecil
mengubah arah
Reaktif

Masa Datang

rendah

pada

pembuat keputusan
pengambil keputusan
kemungkinan Masih mungkin mengubah Kesempatan besar mengubah
arah
Proaktif dan interaktif

arah
Proaktif

dan

antisipatif

(tanggap)

Perhatikan gambar 7.3 diatas yang menunjukan empat strategi respon yang bisa dipakai oleh
perusahaan.


Bisnis yang inaktif. Walaupun telah ada tuntutan dia tetap memilih diam dan tidak
berubah.
Contoh: Perusahaan X tidak mau mengindahkan pencemaran lingkungan dengan



alasan bahwa bukan perusahaannya yang mencemari.
Bisnis bisa reaktif, artinya ada pihak yang menuntut dahulu ada tekanan dari



peraturan, baru bisnis merespon.
Bisnis yang proaktif adalah perusahaan bertindak terlebih dahulu sebelum ada
tuntutan.
Contoh : Perusahaan X menaikan gaji dan memperbaiki fasilitas layanan kepada
karyawan, serta menambah tunjangan lain sebelum diminta oleh karyawan.

8



Bisnis yang integratif : hubungan yang paling dinamis antara bisnis dan
lingkungannya karena masing masing saling menyesuaikan.

Gambar 7.4 : Empat strategi Respon pada Isu-Isu Pihak-pihak Berkepentingan

Strategi Inaktif

Perubahan Harapan pihak
pihak berkepentingan

Organisasi tidak berubah

Pihak pihak

Organisasi bertahan, kemudian
berubah

Strategi Reaktif berkepentingan berubah
dulu

Strategi Proaktif

Strategi Interaktif

Organisasi berinisiatif
berubah

Harapan pihak pihak
berkepentingan berubah

Organisasi dan lingkungan berubah dan masing masing saling
menyesuaikan

Organisasi

Pihak pihak berkepentingan

CONTOH KASUS:

TEROR BOM DI HOTEL JW MARRIOT

9

Dalam video tersebut pada tanggal 07-04-2009 terjadi ledakan di Hotel JW Marrtiot dimana
hal tersebut berdampak negatif bagi hotel tersebut, isu pun timbul dan menyebar keseluruh
dunia karena hotel JW Marriot adalah Hotel bertaraf internasioal an merupakan salah satu
hotel termewah di Indonesia.
Pada Kasus bom JW Marriot merupakan peristiwa besar yang tak terduga yang secara
potensial berdampak negatif bagi perusahaan hotel JW Marriot ini, begitupun dengan publik
yang menjadi takut atau enggan menginap di hotel JW Marriot karena kejadian bom 5 tahun
lalu. Peristiwa ini secara cukup berarti merusak organisasi yakni merusak citra atau nama
baik JW Marriot yang selama ini dikenal baik oleh masyarakat, karyawan di hotel tersebut
juga ada beberapa yang mengalami luka dan meninggal saat kejadian bom tersebut. Hal ini
berimbas pada kondisi keuangan yang menurun karena jumlah tamu yang menurun drastis
karena kejadian ini, reputasi perusahaan menjadi tidak baik yang menjadi penyebab
menurunnya pendapatan di Hotel JW Marriot.
Peristiwa ini juga menjadikan para investor kehilangan kepercayaan untuk menanamkan dana
di hotel ini karena mereka menganggap kejadian ini sangat mengganggu stabilitas keamanan
sehingga merugikan iklim investasi.
Bila dikaitkan dengan manejemen isu maka hal yang pertama dilakukan oleh Manajemen
hotel adalah melakukan pendekatan sistem dimana pemindaian lingkungan untuk
mendapatkan informasi bagi pembuatan keputusan organisasi selanjutnya dalam hal ini pihak
manajemen meminta bantuan pihak berwajib untuk menyelidiki siapa dan motif apa yang
10

dilakukan pelaku dalam trage pem-boman tersebut setelah itu. pihak manajemen pun
melakukan kelanjutan Proses manajemen isu.
Untuk mengantisipasi dampak akibat kasus teror bom tersebut Departemen Perhubungan dan
Pariwisata dengan segera membentuk tim crisis center beberapa saat pasca kejadian. Langkah
cepat tersebut diambil guna mengantisipasi akibat yang lebih serius lagi bagi dunia pariwisata
Indonesia.Dengan mengacu pada Standard Operational Procedure (SOP) yang pernah
diterapkan pada kasus Bom Bali II, Dephubpar telah menyiapkan langkah-langkah strategis
guna

pemulihan (recovery) citra

pariwisata

Indonesia.

Langkah-langkah

tersebut

menunjukkan bahwa Dephubpar telah memilikimanajemen krisis yang baik.

Kapolri: Hasil Uji Laboratorium, Tak Ada
Beras Plastik
27.05.2015

11

JAKARTA
Pemerintah memastikan tidak ada beras plastik yang beredar di Indonesia. Kepala
Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti dalam keterangan pers di Kantor
Presiden Jakarta Selasa (26/5) menjelaskan bahwa dari hasil penelitian laboratorium
atas sampel (contoh) beras hasil temuan di Bekasi, tidak ditemukan adanya unsur
plastik.
"Hasil penelitian di laboratorium forensik Polri, BPOM (Badan Pengawas Obat dan
Makanan), Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian itu negatif tidak
ditemukan unsur plastik dari hasil pemeriksaan laboratorium itu," papar Badrodin.
Kapolri Jenderal Badrodin menambahkan bahwa untuk lebih menyakinkan hasil
pemeriksaan sebelumnya, pihak Polri, BPOM, Kemendagri dan Kementan mengambil
contoh beras diduga plastik di laboratorium PT Sucofindo. Ketika dilakukan penelitian
kembali, juga tidak ditemukan adanya unsur plastik. Atas dasar temuan akhir hasil
penyelidikan laboratorium ini, Kapolri meminta masyarakat tidak resah atas beredarnya
isu beras plastik ini.
"Nah oleh karena itu, kami berkesimpulan bahwa beras yang diduga plastik itu ternyata
tidak ada. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak resah.
Kalau ada yang dicurigai silakan memberikan informasi kepada aparat pemerintah
setempat atau petugas kepolisian," tambahnya.
Kapolri lebih lanjut menjelaskan adanya perbedaan hasil uji laboratorium dari Sucofindo
dengan hasil penelitian di Polri, BPOM, Kementan dan Kemendag, menurutnya, karena
ada perbedaan interpretasi dari hasil analisis yang dikeluarkan.
"Di mana hasil analisis yang dikeluarkan oleh PT Sucofindo adalah hasil analisis
kualitatif. Tanpa dilakukan konfirmasi dengan menggunakan senyawa baku
atau reference substance, dari bahan plastik yang diduga terkandung dari sample yang
dianalisis. Kemungkinan kedua, bisa juga ada yang terkontaminasi pada peralatan
analisis yang digunakan di dalam sampel tersebut," ujar Badrodin.
Isu beras plastik pertama kali berembus di media sosial. Saat itu ada seorang warga
Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat yang membeli beras dan terasa berbeda saat
dimasak. Warga itu mengatakan beras yang ia masak menjadi nasi terlihat tidak seperti
biasanya. Warga itu kemudian menyebutkan bahwa beras yang ia beli tercampur
dengan beras yang diduga mengandung plastik.
Warga itu kemudian diperiksa terkait laporan tersebut dan segera diambil contoh beras
yang masih mentah dan sudah dimasak. Contoh beras itu kemudian diambil oleh
12

laboratorium Sucofindo, Forensik Polri, Disperindag, dan Kementan. Dari hasil penelitian
di laboratorium Sucofindo menyebutkan, hasilnya positif telah ditemukan adanya unsur
plastik dalam beras itu.

13