T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Kepribadian Konselor yang Diharapkan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran 20162017 T1 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kompetensi Kepribadian Konselor
2.1.1.Pengertian Kompetensi
UU No. 14/2005 (UUGD), mengatakan bahwa Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran.
Menurut McAhsan (dalam Ariyati 2012), mengemukakan bahwa
kompetensi: “...is a knowlegde, skills, and abilities or capabilities that a
person achieves, which become part of his or her being to the extent he or
she can satisfactorily perform particular cognitive, affective and

psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan
perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaikbaiknya.


11

2.1.2.Pengertian Kompetensi Kepribadian
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi
kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak
mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peseta didik”. Menurut
Surya (dalam Ariyati 2012), menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai
kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang
diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Arikunto (dalam Ariyati
2012), mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki
kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek
didik, dan patut diteladani oleh siswa.
2.1.3. Kompetensi Kepribadian Konselor
Kompetensi kepribadian seorang Lulusan S1 Bimbingan dan
Konseling adalah modal dasar yang sangat penting bagi lulusan untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya saat melayani siswa. Konselor
sekolah memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang
tidak sama persis dengan guru mata pelajaran. Kualitas dan perilaku
menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk menjadi konselor yang efektif,
sejalan dengan perkembangan konseling sebagai profesi. Kompetensi

kepribadian yang dimiliki seorang konselor sangat krusial dalam
menciptakan perubahan yang ada pada diri konseli, dibanding dengan
kemampuan konselor dalam menguasai pengetahuan, keahlian, ataupun
teknik konseling. Beberapa pakar konseling telah mengadakan penelitian
seperti Carkhuff dan Truaz, Waren, dan Virginia Satir, (dalam Willis

12

2010), menemukan bahwa keefektifan konselor banyak ditentukan oleh
kualitas pribadinya.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa konselor memiliki tugas dan
tanggungjawab yang berbeda dengan guru atau profesi lain, sehingga
konselor harus memiliki profil tertentu yang berbeda, seperti yang
diungkapkan oleh Nursalim (2015), bahwa beberapa profil yang harus
dimiliki konselor diantaranya:
1. Memiliki sifat luwes, akrab, terbuka, dan dapat menerima pendapat
orang lain, dapat merasakan keadaan orang lain, menghargai orang
lain, tidak mau menang sendiri, objektif, dapat mengendalikan diri,
stabilitas emosi, sabar, jujur, kreatif, inovatif, produktif, dan mandiri.
2. Kepedulian dalam menangani kasus.

3. Memiliki kepedulian dalam membantu memacahkan masalah anak
bimbing.
4. Segala perilaku dan tutur katanya menyenangkan orang lain.
5. Merasa bangga terhadap tugas-tugasnya sebagai guru pembimbing.
6. Dapat menyimpan kerahasiaan anak bimbing.
7. Memiliki semangat dalam meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan profesinya.
Menurut

Mochammad

Hatip

(dalam

Nursalim

2015),

mengungkapkan 19 karakteristik yang diharapkan dimiliki konselor, yakni:

1. Kepribadian konselor
2. Kemampuan intelektual

13

3. Kemampuan mengadakan empati
4. Menarik
5. Berpandangan positif
6. Memperlihatkan kapasitas untuk menjalin hubungan
7. Berikap profesianal
8. Memiliki wawasan bimbingan
9. Memahami kepribadian manusia
10. Menguasai teori dan praktik
11. Menguasai teknik pemahaman individu
12. Kemampuan untuk memasyarakatkan bimbingan
13. Kemampuan mengadministrasikan program bimbingan
14. Kemampuan mengelola berbagai layanan
15. Menguasai penyelenggaraan bimbingan karier
16. Mampu menyelenggarakan konsultasi dengan berbagai pihak
17. Mampu bekerja sama dengan personel lain

18. Menguasai proses belajar mengajar
19. Mampu bekerjasama dengan profesi lain
Cavanagh (dalam Nursalim 2015), mengemukakan bahwa kualitas
pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Pemahaman Diri
Seorang konselor perlu memahami dirinya sendiri dengan baik
sebelum memberikan layanan konseling. Self-knowlegde berarti

14

bahwa konselor memahami dirinya dengan baik, memahami secara
pasti apa yang dilakukan, dan masalah apa yang perlu diselesaikan.
2. Kompetensi
Konselor memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial dan
moral sebagai pribadi yang berguna.
3. Kesehatan Psikologis yang Baik
Konselor dituntut untuk memiliki kesehatan psikologis yang lebih
baik dari konseli karena kesehatan psikologis akan mendasari
pemahaman terhadap perilaku dan keterampilan konselor.
4. Dapat dipercaya

Konselor tidak menjadi ancaman atau penyebab kecemasan bagi
konseli. Konselor yang dipercaya cenderung memiliki kualitas sikap
dan perilaku seperti berikut: 1) memiliki pribadi yang konsisten; 2)
dapat dipercaya oleh orang lain; 3) tidak pernah membuat orang lain
kecewa atau kesal; 4) bertanggung jawab, mampu merespons orang
lain secara untuk, tidak ingkar janji, dan mau membantu secara penuh.
5. Jujur
Konselor bersikap transparan, autentik dan asli.
6. Kuat
Konseli memandang konselor sebagai orang yang tabah dala
menghadapi masalah, dapat mendorong konseli untuk mengatasi
masalahnya, dan dapat menanggulangu kebutuhan dan masalah
pribadi konseli.

15

7. Bersikap Hangat
Konselor dapat berikap ramah, penuh perhatian dan memebrikan kasih
sayang.
8. Responsif

Konselor hendaknya bersifat dinamis dan tidak pasif dalam pemberian
umpan

balik

yang

bermanfaat,

informasi

yang

berguna,

mengemukakan gagasan baru.
9. Sabar
Konselor yang sabar cenderung menampilkan kualitas sikap dan
perilaku yang tidak tergesa-gesa.
10. Sensitif

Peka terhadap apa yang terjadi pada diri klien dan apa yang terjadi
pada dirinya.
11. Memiliki Kesadaran Holistik
Pendekatan holistik dalam konseling berarti memahami klien secara
untuh dan tidak mendekatinya secara terbagi.
Virginia Satir (dalam Willis 2010), mengungkapkan bahwa
karakteristik konselor sehubungan dengan pribadinya yang membuat
konseling berjalan efektif. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah: 1)
resource person, artinya konselor adalah orang yang banyak mempunyai

informasi dan senang memberikan dan menjelaskan informasinya.
Konselor bukanlah pribadi yang maha kuasa yang tidak mau berbagi
dengan orang lain; 2) model of communication, yaitu bagus dalam

16

berkomunikasi, mampu menjadi pendengar yang baik dan komunikator
yang terampil. Dia bukan orang yang sok pintar dan mengejar pamor diri
sendiri. Dia mampu mengahargai orang lain dan dapat bertindak sesuai
dengan realitas yang ada baik pada diri maupun di lingkungan.

Jay Haley (dalam Willis 2010), mengemukakan kualitas pribadi
konselor sesuai dengan penelitiannya yaitu: 1) fleksibilitas, yaitu mampu
mengubah pandangan secara realistik dan bukan mengubah kenyataan; 2)
tidak memaksakan pendapat, mau mendengarkan dengan sadar terhadap
orang lain.
Munson dan Mills Cs (dalam Willis 2010), mengemukakan dua
karakteristik penting yang menentukan kualitas pribadi konselor: 1)
konselor adalah seorang yang memiliki kebutuhan untuk menjadi
pemelihara (to be nurturant); 2) konselor harus memiliki intuisi dan
penetrasi psikologis yang baik (intuitive and psychological penetrating).
Artinya dalam mengahadapi klien, ia cepat menangkap makna tersirat dari
perilaku yang tampak dan yang terselubung, misalnya makna suatu
gerakan kepala, getaran suara, getaran bahu, cara duduk, dan sebagainya,
dpaat ditangkap maknanya dengansepat oleh konselor sehingga mampu
memberikan keterampilan teknik yang antisipatif dan bermakna bagi
membantu perkembangan klien.
Menne (dalam Willis 2010), mengungkapkan karakteristik konselor
yang didapat dari hasil penelitiannya yang menunjang kualitas pribadi
konselor yaitu: 1) peringkat 1, memahami dan melaksanakan etika


17

profesional; 2) peringkat 2, mempunyai rasa kesadaran diri mengenai
kompetensi, nilai -nilai, dan sikap; 3) peringkat 3, memiliki karakteristik
yakni respek terhadap orang lain, kematangan pribadi, memiliki
kemampuan intuitif, fleksibel dalam pandangan dan emosional stabil; 4)
Peringkat 4, kemampuan dan kesabaran untuk mendengarkan orang lain,
dan kemampuan berkomunikasi.
Rakos & Schroeder dan Wile (dalam Willis 2010), mengemukakan
pentingnya karakteristik warmth (hangat) dan memiliki kompetensi.
C. Gilbert Wernn (dalam Willis 2010), mengatakan kunci kualitas
konselor adalah pada sikap mengasuh (memelihara). Bila sikap ini tidak
ada pada seorang konselor maka sebenarnya ia bukanlah konselor.
Dikatakannya counselor is caring.
Brammer (dalam Willis 2010), mengatakan seorang konselor harus
fleksibel, pribadi yang menyenangkan dan bersikap objektif.
Clement E. Vontress (dalam Willis 2010), mengatakan bahwa
masalah rasial, perbedaan seks dan umur sangat menentukan pada proses
konseling. Jika konselor orang kulit hitam, maka kulit putih jarang yang
mau dibimbing. Sebaliknya, jika konselor orang kulit putih, maka klien

kulit hitam tidak mau atau enggan dibimbing.
Secara umum Willis (2010), menyimpulkan pendapat dan penelitian
dari berbagai khususnya untuk kondisi Indonesia, bahwa karakteristik
kepribadian konselor adalah:
1. Beriman, bertaqwa.

18

2. Menyenagi manusia.
3. Komunikator yang terampil; pendengar yang baik.
4. Memiliki ilmu dan wawasan tentang manusia, sosial-budaya;
merupakan narasumber yang kompeten.
5. Fleksibel, tenang, dan sabar.
6. Menguasai keterampilan teknik; memiliki intuisi.
7. Memahami etika profesi.
8. Respek, jujur, asli, menghargai, tidak menilai.
9. Empati, memahami, menerima, hangat bersahabat.
10. Fasilitator, motivator.
11. Emosi stabil;pikiran jernih; cepat dan mampu.
12. Objektif, rasional, logis, konkrit.
13. Konsisten, tanggung jawab.
2.1.4. Standar Kompetensi Kepribadian Konselor
Dalam Permendiknas No. 27/2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor, telah dijelaskan bahwa ada tujuh
belas kompetensi inti yang disebut sebagai Kompetensi Pola 17 yang lebih
dirinci menjadi 76 kompetensi. Ketujuh belas kompetensi inti tersebut di
bagi kedalam kelompok kompetensi di antaranya adalah Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi
Profesional.

Berikut

adalah

kompetensi

kepribadian

menurut

Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008:

19

Tabel 2.1. Kompetensi Kepribadian Konselor
Kompetensi Inti
A. Kompetensi Kepribadian
1. Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa

2. Menghargai dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
individualitas dan kebebasan
memilih

3. Menunjukkan integritas dan
stabilitas kepribadian yang kuat

4. Menampilkan
berkualitas tinggi

kinerja

Kompetensi
4.1 Menampilkan kepribadian yang
beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
4.2 Konsistensi dalam menjalankan
kehidupan
beragama
dan
toleran
terhadap
pemeluk
agama lain
4.3 Berakhlak mulia dan berbudi
pekerti luhur
5.1 Mengaplikasikan
pandangan
positif dan dinamis tentang
manusia
sebagai
makhluk
spiritual,
bermoral,
sosial,
individual dan berorientasi
5.2 Menghargai
dan
mengembangkan potensi positif
individu pada umumnya dan
konseli pada khususnya
5.3 Peduli terhadap kemaslahatan
manusia pada umumnya dan
konseli pada khususnya
5.4 Menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sesuai dengan
hak asasinya
5.5 Toleran terhadap permasalahan
konseli
5.6 Bersikap demokratis
6.1 Menampilkan kepribadian dan
perilaku yang terpuji (seperti
berwibawa, jujur sabar, ramah
dan konsisten)
6.2 Menampilkan emosi yang stabil
6.3 Peka, bersikap empati, serta
menghormati keragaman dan
perubahan
6.4 Menampilkan toleransi tinggi
terhadap
konseli
yang
menghadapi stres dan frustasi
7.1 Menampilkan tindakan yang
cerdas, kreatf, inovatif, dan
produktif

20

7.2 Bersemangat, berdisiplin, dan
mandiri
7.3 Berpenampilan menarik dan
menyenangkan
7.4 Berkomunikasi secara efektif

Mengacu pada Permendiknas No.27/2008, jelas bahwa konselor
dituntut

untuk

memenuhi

standar

kompetensi

kepribadian

yang

membedakan konselor dengan guru mata pelajaran. Baik sifat, sikap dan
keterampilan tertentu yang sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
konselor. Konselor hendaknya mampu beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan sila pertama Pancasila yakni
Ketuhanan Yang Maha Esa. Sebagai konselor sekolah di Indonesia, aspek
religiusitas tidak dapat dihilangkan. Hal ini dikarenakan segala aspek
kehidupan masyarakat Indonesia berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha
Esa. Konselor sekolah hendaknya mampu menampilkan kepribadian yang
berintegritas, ramah, mampu menerima konseli apa adanya dan bertindak
bagi kesejahteraan masyarakat.
Bila seorang konselor mampu menampilkan kepribadian sesuai
dengan standar kompetensi yang dituntut oleh bidang pekerjaan konselor,
maka layanan yang diberikan akan lebih efektif. Interaksi antara konseli
dan konselor akan menjadi lebih efektif. Keraguan akan konselor akan
terhindarkan, konseli akan merasa nyaman mengikuti layanan yang
diberikan oleh konselor.

21

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu
Ariyati (2012) dalam penelitiannya mengenai karakteristik guru
pembimbing yang diinginkan siswa kelas X SMA Negeri 2 Salatiga Tahun
Pelajaran 2011-2012 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Siswa menginginkan kepribadian Guru Pembimbing yang mampu
memberikan dukungan (94,00%).
b. Siswa menginginkan kepribadian Guru Pembimbing yang memiliki
sikap obyektif dan fleksibel (93,33%).
c. Siswa menginginkan kepribadian Guru Pembimbing yang bebas dari
kecenderungan (89,01%)
d. Siswa menginginkan kepribadian Guru Pembimbing yang memiliki
wawasan luas (86,06%).
e. Siswa menginginkan kepribadian Guru Pembimbing yang memiliki
kepribadian yang hangat dan terbuka (85,97%).
f. Siswa menginginkan kepribadian Guru Pembimbing yang mampu
menghargai siswa (84,86%).
g. Siswa menginginkan kepribadian Guru Pembimbing yang mampu
menjalin komunikasi dengan baik (77,55%).
h. Siswa menginginkan kepribadian Guru Pembimbing yang mampu
berempati (76,89%).
i. Siswa menginginkan kepribadian Guru Pembing yang mampu
menjalin relasi dengan baik (70,98%).

22

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3