Analisis Vegetasi Tumbuhan Bawah Pada Areal Lahan Bekas Tambang Emas Rakyat Di Kecamatan Naga Juang Kabupaten Mandailing Natal

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Potensi endapan emas terdapat hampir di setiap daerah di Indonesia,
seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua (Inswiasri dan Martono, 2007).
Salah satu

pemanfaatan potensi endapan emas tersebut terdapat di Pulau

Sumatera pada kawasan hutan di daerah kabupaten Mandailing Natal.
Pemanfaatan emas dalam skala besar dilakukan oleh perusahaan dan dalam skala
kecil oleh masyarakat. Masyarakat melakukan penambangan secara tradisonal
menggunakan alat yang disebut galundung. Galundung merupakan wadah untuk
memisahkan antara batuan (yang sudah dihaluskan) dari emas dengan
menggunakan merkuri (Hg).
Kegiatan penambangan tersebut berdampak negatif terhadap tanah dan
tumbuhan. Secara fisik, tanah akan rusak struktur, tekstur, porositas dan
kerapatannya, buruknya sistem tata air (water infiltration and percolation ) dan
aerasi (peredaran udara) secara biologi, akan buruknya kehidupan mikroba tanah
yang potensial akibat ketiadaan serasah (Delvian, 2004). Limbah tambang

(tailing) yang dibuang dipermukaan tanah akan

berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman karena tailing memiliki sifat porositas yang tinggi sehingga
kapasitas untuk memegang air (holding capacity) rendah, struktur tidak stabil,
sangat miskin bahan organik, miskinnya unsur hara mikro dan makro bahkan,
tidak adanya aktivitas mikroba sama sekali (Purwantari, 2007) ditambah limbah
tambang tersebut mengandung Merkuri (Siregar, 2013). Merkuri (Hg) merupakan
logam berat yang beracun bagi tanaman.

Universitas Sumatera Utara

Secara tidak langsung kondisi tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman. Delvian (2004) mengatakan bahwa, buruknya sistem tata air dan aerasi
akan menyebabkan akar tidak dapat berkembang dengan sempurna dan fungsinya
sebagai alat absorbsi unsur hara akan terganggu.
Dengan keadaan tanah dan limbah dari pertambangan tersebut, tumbuhan
akan sulit untuk dapat bertahan hidup. Tumbuhan yang dapat bertahan hidup
haruslah tumbuhan yang memiliki sifat hipertoleran (toleransi hidup yang tinggi)

dan tumbuhan yang memiliki kemampuan dapat menyerap dan mengakumulasi
logam berat (hiperakumulator ). Kedua sifat yang dibutuhkan untuk dapat hidup di
daerah penambangan tersebut terdapat pada jenis tumbuhan bawah. Juhaeti dkk
(2005) mengatakan, seiring bertambahnya waktu, di tempat penimbunan tailing
PT. Aneka tambang (antam), Pongkor, Bogor, tumbuh berbagai jenis tumbuhan
rumput dan gulma berdaun lebar, yang dalam hal ini adalah tumbuhan yang
termasuk dalam tumbuhan bawah.
Sebagai awal dari kegiatan reklamasi lahan perlu diketahui jenis tumbuhan
bawah lokal yang dapat bertahan hidup di daerah sekitaran pertambangan emas,
yang nantinya akan direkomendasikan menjadi tumbuhan

pionir pada saat

melakukan reklamasi. Pemilihan tumbuhan bawah lokal dimaksudkan agar
tumbuhan dapat beradaptasi dengan kondisi tanah pada daerah pertambangan.
Pada lahan bekas tambang emas rakyat di Mandailing Natal belum diketahui jenis
tumbuhan bawah yang dapat hidup. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan
penelitian guna mendapatkan data jenis tumbuhan bawah yang hidup pada lahan
bekas tambang di Mandailing Natal.


Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis vegetasi tumbuhan
bawah yang ada pada areal tambang emas mas rakyat.

Kegunaan penelitian
Memberikan informasi mengenai jenis-jenis vegetasi tumbuhan bawah
yang terdapat pada tambang emas rakyat dan sebagai bahan pertimbangan untuk
kegiatan reklamasi lahan bekas tambang.

Universitas Sumatera Utara