Pajak dan Retribusi Daerah

Pajak dan Retribusi
Daerah

Pertemuan Ke 3
Administrasi Keuangan Daerah

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
(STIA) Cimahi
2014

Elemen Penerimaan
Daerah





Pendapatan Asli Daerah;
Dana Perimbangan;
Pinjaman Daerah; dan
Lain-lain Penerimaan yang Sah.


Unsur Pendapatan Asli
Daerah





Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lainnya yang
Dipisahkan
• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

Sumber Andalan PAD
• Pajak Daerah
• Retribusi Daerah

Pajak

Pajak adalah : iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak
berdasarkan norma-norma hukum untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran kolektif guna meningkatkan
kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima
secara langsung.
Berdasarkan pengertian tersebut, pajak mempunyai ciriciri sebagai berikut :
•Iuran wajib dikenakan kepada masyarakat wajib pajak.
•Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma-norma atau
aturan hukum.
•Digunakan untuk membiayai kepentingan
umum/bersama.
•Bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
•Balas jasanya tidak diterima secara langsung.

Retribusi
Retribusi adalah pungutan yang dikenakan kepada
masyarakat yang menggunakan fasilitas yang
disediakan oleh negara. Di sini terlihat bahwa bagi
mereka yang membayar retribusi akan menerima
balas jasanya secara langsung berupa fasilitas

negara yang digunakannya.
Pungutan retribusi antara lain adalah :
•Retribusi kebersihan
•Retribusi masuk terminal
•Retribusi tontonan
•Retribusi iklan
•Retribusi izin usaha

Dasar Hukum Pajak &
Retribusi Daerah
• Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang
Perubahan atas Undang-Undang RI No.34 Tahun
2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Jenis Pajak Provinsi






Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan
di Atas Air, dengan tarif maksimum 5%.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan di Atas Air, dengan tarif
maksimum 10%.
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,
dengan tarif maksimum 5%.
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Bawah Tanah dan Air Permukaan, dengan
tarif maksimum 20%.

Bagian Pajak Provinsi Untuk
Kabupaten/Kota





Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
dan Kendaraan di Atas Air dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
diserahkan kepada Daerah Kabupaten/Kota
paling sedikit 30%;
Hasil penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor diserahkan kepada Daerah
Kabupaten/Kota paling sedikit 70%;
Hasil penerimaan Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan diserahkan kepada Daerah
Kabupaten/Kota paling sedikit 70%.

Jenis pajak Kabupaten/Kota
terdiri atas:









Pajak Hotel, dengan tarif maksimum 10%.
Pajak Restoran, dengan tarif maksimum
10%.
Pajak Hiburan, dengan tarif maksimum 35%.
Pajak Reklame, dengan tarif maksimum 25%.
Pajak Penerangan Jalan, dengan tarif
maksimum 10%.
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan
C, dengan tarif maksimum 20%.
Pajak Parkir, dengan tarif maksimum 20%.

Jenis Retribusi Daerah dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu:




Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Perizinan Tertentu

Retribusi Jasa Umum


Kriteria Retribusi Jasa Umum









Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat
bukan Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan
Tertentu;
Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;

Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi
atau badan yang diharuskan membayar retribusi, di
samping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan
umum;
Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi;
Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional
mengenai penyelenggaraannya;
Retribusi dapat dipanggul secara efektif dan efsien, serta
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang
potensial; dan
Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa
tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang
lebih baik.

Jenis-jenis Retribusi Jasa
Umum adalah:












Retribusi Pelayanan Kesehatan;
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
Penduduk dan Akte Catatan Sipil;
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan
Pengabuan Mayat;
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
Retribusi Pelayanan Pasar;
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran;
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.


Retribusi Jasa Usaha


Retribusi Jasa Usaha ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah dengan
kriteria-kriteria sebagai berikut:



Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan
bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau
Retribusi Perizinan Tertentu; dan
Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang
bersifat komersial yang seyogyanya
disediakan oleh sektor swasta tetapi belum
memadai atau terdapatnya harta yang
dimiliki/dikuasai daerah yang belum
dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah
Daerah.


Jenis Retribusi Jasa Usaha
adalah:














Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi
Retribusi

Pemakaian Kekayaan Daerah;
Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
Tempat Pelelangan;
Terminal;
Tempat Khusus Parkir;
Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
Penyedotan Kakus;
Rumah Potong Hewan;
Pelayanan Pelabuhan Kapal;
Tempat Rekreasi dan Olah Raga;
Penyeberangan di Atas Air;
Pengolahan Limbah Cair;
Penjualan Produksi Daerah.

Retribusi Perizinan
Tertentu
• Retribusi Perizinan Tertentu ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah dengan
kriteria-kriteria sebagai berikut:

• perizinan tersebut termasuk kewenangan
pemerintahan yang diserahkan kepada daerah
dalam rangka asas desentralisasi;
• perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna
melindungi kepentingan umum; dan
• biaya yang menjadi beban daerah dalam
penyelenggaraan izin tersebut dari biaya untuk
menanggulangi dampak negatif dari perizinan
tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai
dari retribusi perizinan.

Jenis Retribusi Perizinan
Tertentu adalah:





Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
Retribusi Tempat Penjualan Minuman
Beralkohol;
Retribusi Izin Gangguan;
Retribusi Izin Trayek

Objek Retribusi Daerah





Jasa Umum, yaitu berupa pelayanan yang
disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau badan.
Jasa Usaha, yaitu berupa pelayanan yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan
menganut prinsip komersial.
Perizinan Tertentu, yaitu kegiatan tertentu
Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian
izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum
dan menjaga kelestarian lingkungan.

Subjek Retribusi Daerah






Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi
atau badan yang mengunakan/menikmati
pelayanan jasa umum yang
bersangkutan.
Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi
atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa
usaha yang bersangkutan.
Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang
pribadi atau badan yang memperoleh izin
tertentu dari Pemerintah Daerah

Prinsip dan sasaran penetapan
tarif jenis Retribusi Daerah
sebagai
berikut:
• Retribusi Jasa Umum, berdasarkan kebijakan

daerah dengan mempertimbangkan biaya
penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan
masyarakat, dan aspek keadilan;
• Retribusi Jasa Usaha, berdasarkan pada tujuan
untuk memperoleh keuntungan yang layak
sebagaimana keuntungan yang pantas diterima
oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi
secara efsien dan berorientasi pada harga pasar;
• untuk Retribusi Perizinan Tertentu, berdasarkan
pada tujuan untuk menutup sebagian atau
seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin
yang bersangkutan.

Tata Cara Pelaksanaan
Pemungutan Retribusi dan
Tata Cara Penghapusan
Piutang Retribusi Yang
• Kadaluwarsa
Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
• Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi
karena hak untuk melakukan penagihan sudah
kadaluwarsa dapat dihapuskan.
• Penghapusan Piutang Retribusi Daerah Propinsi dan
Piutang Retribusi Daerah Kabupaten/Kota yang sudah
kadaluwarsa dilakukan dengan Keputusan yang masingmasing ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
• Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah
kadaluwarsa diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Permasalahan Umum
Pemerintah Daerah
• Ketidakcukupan sumber daya fnansial
• Minimnya jumlah pegawai yang memiliki ketrampilan
dan keahlian
• Sistem pengendalian manajemen yang tidak memadai
• Rendahnya produktivitas pegawai
• Inefsiensi
• Infrastruktur yang kurang mendukung
• Lemahnya perangkat hukum (aparat penegak hukum
dan peraturan hukum) serta kesadaran masyarakat
terhadap penegakan hukum
• Adanya benturan budaya (SARA) yang destruktif
• Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
• Lemahnya akuntabilitas publik

Masalah yang dihadapi
pemerintah daerah terkait
dengan kurangnya sumber daya
finansial antara lain:
• Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fscal need)
sementara penerimaan daerah (fscal capasity) tidak cukup
untuk membiayai kebutuhan daerah, sehingga keadaan
tersebut menimbulkan fscal gap;
• Rendahnya kualitas sarana dan prasarana (seperti: jalan,
pasar, terminal, dan sebagainya) sehingga menyebabkan
kelesuan ekonomi daerah;
• DAU dari pemerintah pusat yang tidak mencukupi; dan
• Belum diketahui potensi PAD yang mendekati kondisi riil.

Strategi Optimalisasi Pajak dan
Retribusi Daerah
• Adalah cara atau sistem dalam rangka
meningkatkan perolehan pajak dan retribusi
sebagai unsur pokok pembentuk PAD.

Kebijakan dan strategi yang
dapat ditempuh pemerintah
daerah untuk meningkatkan PAD,
antara
lain:potensi PAD yang riil dimiliki
• Menghitung





daerah;
Evaluasi pajak daerah dan retribusi daerah;
Menjadikan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) sebagai pajak daerah;
Memperbaiki sistem perpajakan daerah;
dan
Optimalisasi peran BUMD dan BUMN.

Menghitung Potensi
PAD
• Untuk mengoptimalkan penerimaan PAD, langkah
pertama yang harus dilakukan pemerintah daerah
adalah menghitung potensi Pendapatan Asli
Daerah secara sistematis.
• Tidak diketahuinya potensi PAD menyebabkan
lemahnya perencanaan anggaran.

Fokus Optimalisasi Retribusi Di
daerah





Retribusi Pasar
Retribusi Terminal
Retribusi Parkir
Beberapa kab/Kota Dominan Retribusi RS

Evaluasi Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
• Masih banyak yang beranggapan bahwa otonomi
daerah berarti pemerintah daerah harus mencukupi
kebutuhan daerahnya dengan Pendapatan Asli
Daerahnya sendiri

• Harus dipahami bahwa otonomi daerah
tidak berarti eksploitasi daerah untuk
menghasilkan PAD setinggi-tingginya.
Jika otonomi diartikan sebagai
eksploitasi PAD, maka justru masyarakat
daerahlah yang akan terbebani.
Maksimisasi PAD akan berimplikasi pada
peningkatan pungutan pajak daerah dan
retribusi daerah, karena penyumbang
terbesar PAD adalah dua komponen
tersebut.

Kebijakan untuk tidak menambah
pungutan pajak dan
meningkatkan retribusi
didasarkan atas beberapa
pertimbangan.
• Pertama, pungutan retribusi langsung berhubungan
dengan masyarakat pengguna layanan publik (public
service).
• Kedua, investor akan lebih bergairah melakukan
investasi di daerah apabila terdapat kemudahaan
sistem perpajakan di daerah.

Kriteria Pajak untuk
dikembangkan










Bersifat pajak dan bukan retribusi;
Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah Daerah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan mempunyai
mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani
masyarakat di wilayah Daerah Kabupaten/Kota yang
bersangkutan;
Objek dan dasar pengenaan pajak tidak
bertentangan dengan kepentingan umum;
Objek pajak bukan merupakan objek pajak Propinsi
dan/atau objek pajak Pusat;
Potensinya memadai;
Tidak memberikan dampak yang negatif terhadap
perekonomian;
Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan
masyarakat;
Menjaga kelestarian lingkungan

TERIMA KASIH

Sumber: diolah dari berbagai sumber