Faktor Internal dan Eksternal yang Memen

Faktor Internal dan Eksternal yang Memengaruhi
Kepatuhan Pajak Pada Pekerja Profesional: Studi
Percobaan Analisa Statistik1
Warka Syachbrani2
warka.syachbrani@mail.ugm.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor internal maupun
eksternal dari wajib pajak dengan latar belakang pekerjaan professional terhadap
kepatuhannya menyelesaikan kewajiban pajak. Data penelitian ini bersumber dari
survey dengan kuesioner menggunakan pertanyaan tentang variabel-variabel
penelitian. Responden yang digunakan sejumlah 115 orang akuntan. Data di uji
dengan menggunakan Analisis Regresi Berganda. Hasil pengujian statistik
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat kepatuhan pajak sangat besar
kemungkinan ditentukan oleh tinggi-besarnya pula tingkat kedasaran diri secara
personal oleh wajib pajak. Sedangkan kualitas pelayanan perpajakan dan ancaman
hukuman atas kelalaian pajak tidak mempengaruhi tinggi-rendahnya tingkat
kepatuhan pajak.
Kata kunci: Perpajakan, Tax Compliance, Personal Awareness, Quality of Tax
Services, Tax Neglience Penalties.
Pendahuluan

Sepanjang catatan sejarah dari berdirinya Negara ini, pajak telah menjadi
komponen yang paling besar jumlahnya dalam postur anggaran setiap tahunnya.
Selain pendapatan dari sektor lain dan utang, Pemerintah menjalankan tugas dan
wewenangnya dalam menyelenggarakan Negara menggunakan dana pajak yang
dikumpulkan dari masyarakat Indonesia.
Meskipun jumlahnya kian bertambah jumlahnya setiap tahun, pajak sebenarnya
masih memiliki angka uncollectable yang masih cukup besar. Data Direktorat
Jenderal Pajak menunjukkan bahwa realisasi penerimaan tahun 2013 hanya
sebesar 29,48 trilyun atau sekitar 31,76% dari jumlah pengumpulan yang
ditargetkan.

1
2

Paper tugas Pelatihan Analisis Statistika
Mahasiswa Program Magister Sains Akuntansi, Universitas Gadjah Mada. ®2013

Terdapat beberapa literatur yang telah melakukan pengkajian tentang bagaimana
memaksimalkan pengumpulan pajak. Munari (2005) menemukan bahwa
kepatuhan para wajib pajak di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kesadaran

sendiri dari para wajib pajak untuk melaporkan secara jujur besaran pajak
terutangnya. Sedangkan Mardiasmo (2009) menemukan bahwa hal yang dapat
menyebabkan masyarakat untuk patuh membayarkan kewajiban pajaknya adalah
tekanan peraturan dalam hal ini Undang-undang Perpajakan yang didalamnya
menegaskan tentang sanksi yang akan diperoleh para wajib pajak yang telah lalai
dalam melaksanakan kewajibannya kepada Negara tersebut.
Kedua literatur tersebut kurang lebih menggambarkan bahwa faktor internal dan
eksternal dari wajib pajak sama-sama memiliki pengaruh pada prilaku masyarakat
dalam kaitannya melakukan pembayaran pajak sesuai dengan kewajiban mereka
yang telah ditentukan. Oleh karenanya, peneliti ingin mencari dan menguji faktorfaktor apa saja yang memungkinkan untuk mempengaruhi kepatuhan pajak para
wajib pajak.
Dari kerangka pemikiran kritis diatas, peneliti kemudian bermaksud untuk
melakukan studi empiris untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang
memengaruhi tingkat kepatuhan pajak para wajib pajak di Indonesia. Selanjutnya
peneliti mengajukan pertanyaan penelitian; (1) Apakah kesadaran pribadi wajib
pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yang merupakan pekerja
professional? (2) Apakah kualitas pelayanan kantor pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak yang merupakan pekerja professional? (3) Apakah
ancaman sanksi atas kelalaian pajak berpengaruh terhadap wajib pajak yang
merupakan pekerja professional?

Studi ini melakukan pengujian faktor-faktor yang memengaruhi Kepatuhan Pajak
(Tax Compliance) dengan variabel independen; Kesadaran Pribadi (Personal
Awareness) sebagai faktor internal, Kualitas Pelayanan Perpajakan (Quality of
Tax Services) dan Sanksi Kelalaian Pajak (Tax Neglience Penalties) sebagai
faktor eksternal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor internal maupun
eksternal dari wajib pajak dengan latar belakang pekerjaan professional terhadap
kepatuhannya menyelesaikan kewajiban pajak.
Teori dan Hipotesis
Faktor Internal terhadap Kepatuhan Pajak
Faktor internal yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan seorang
individu adalah kesadaran pribadi (personal awareness). Munari (2005) telah

menemukan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak. Sedangkan Soemarso (1998) mengemukakan bahwa kesadara perpajakan
masyarakat yang rendah menjadi salah satu penyebab banyaknya potensi pajak
yang tidak terjaring.
H1: Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak
Faktor Eksternal terhadap Kepatuhan Pajak

Kami menetapkan dua faktor yang berpengaruh kuat terhadap kepatuhan pajak,
yakni kualitas pelayan kantor pajak (quality of services) dan adanya ancaman
sanksi atas kelalaian pajak (tax neglience penalties). Burton et al. (2010)
mengemukakan bahwa selain harus memiliki kompetensi atau keahlian dalam
menangani perpajakan, fiskus juga haru memiiki motivasi yang tinggi sebagai
pelayan publik untuk menyediakan layanan perpajakan yang berkualitas. Disisi
lain, adanya ancaman sanksi pajak merupakan penjamin bahwa peraturan
perundang-undangan perpajakan akan dituruti, ditaati, dan dipatuhi, dengan
demikian sanksi perpajakan merupakan sarana yang digunakan untuk mencegah
pelanggaran norma perpajakan (Mardiasmo, 2009).
H2: Tingkat pelayanan perpajakan berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak
H3: Ancaman sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak
Faktor Internal
KESADARAN

KUALITAS

KEPATUHAN


ANCAMAN SANKSI
Faktor Internal
Metodologi
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan alat analisis regresi
berganda. Penggunaan alat analisis ini sesuai dengan sifat data dan tujuan

penelitian serta memenuhi asumsi alat analisis regresi berganda. Penelitian ini
bersifat dependensi dimana variabel bebas dan terikat diketahui secara jelas.
Penelitian ini melibatkan tiga variabel bebas (independen) dan satu variabel
terikat (dependen). Variabel-variabel yang masuk kedalam variabel bebas adalah
kesadaran pribadi (PA), kualitas pelayanan pajak (QS), dan sanksi atas kelalaian
pajak (TNP). Sedangkan variabel terikatnya adalah kepatuhan pajak (TC). Semua
variabel yang terlibat mempunyai skala interval yang diukur dengan
menggunakan skala likert.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menunjukkan adanya hubungan variabel
bebas terhadap variabel terikat. Lebih jauh, untuk dapat memperkirakan
perubahan nilai variabel terikat berdasarkan perubahan nilai variabel bebas.
Tujuan inilah yang dapat difasilitasi dengan analisis regresi berganda. Analisis
regresi berganda memungkinkan untuk dapat menunjukkan hubungan, arah

hubungan serta kekuatan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen. Setelah arah hubungan itu diketahui analisis regresi dapat
memperkirakan perubahan nilai variabel dependen melalui perubahan nilai
variabel independennya.
Obyek penelitian ini adalah akuntan yang bekerja pada kantor-kantor akuntan
publik (KAP) yang ada di Kota Yogyakarta. Hal ini dikarenakan para akuntan
yang bekerja di perusahan keprofesian mereka akan memiliki tingkat
keprofesionalan yang tinggi. Sampel dalam penelitian diambil dengan metode
purposive sampling, dengan kriteria yang digunakan adalah mempunyai masa
kerja minimal tiga tahun di perusahaan (KAP) tersebut, sehingga dianggap dengan
masa kerja tersebut komitmen karyawan terhadap organisasi sudah dapat terlihat.
Menurut Roscoe (dalam Sekaran, 2010), rule of thumb mengenai ukuran sampel
dalam penelitian umumnya berjumlah antara 30-500 responden. Ukuran sampel
(sample size) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 115 orang
responden.
Pengukuran untuk semua variabel: kepatuhan pajak (TC), kesadaran pribadi (PA);
kualitas palayanan (QS); sanksi pajak (TNP) masing-masing terdiri dari 5 item
pertanyaan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert 1-5.
Indikator yang diukur menggunakan skala likert mempunyai 5 alternatif jawaban,
yaitu:

1.
2.
3.
4.
5.

Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS)
Netral (N)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)

Hasil
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu instrument yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk suatu penelitian. Menurut Hair et
al. (2010), reliabilitas merupakan serangkaian indikator gagasan laten yang
konsisten dalam pengukuranya. Indikator gagasan yang dapat dipercaya sangat
berhubungan, menunjukan bahwa mereka semua mengukur gagasan laten yang
sama. Ketika reliabilitas menurun, indikator menjadi kurang konsisten, sehingga

menjadi indikator gagasan laten yang buruk.
Pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan
reliabel jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60. Berikut nilai Cronbach Alpha
dari variabel-variabel yang kami ujikan tersaji dalam tabel output SPSS dibawah
ini. Diketahui bahwa nilai cronbach alpaha untuk variabel Kepatuhan Pajak (TC)
sebesar 0.79, Kesadaran Pribadi (PA) sebesar 0.47 (kurang reliable), Kualitas
Pelayanan Pajak (QS) sebesar 0.53, dan Sanksi Kelalaian Pajak (TNP) sebesar
0.62. Pada umumnya semua variabel memiliki reliabilitas baik kecuali PA dan
QS.
Reliabilitas untuk pertanyaan Kepatuhan Pajak (TC)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha Based on
Standardized
Items
.794
.792
5
Inter-Item Correlation Matrix

TC1
TC2
TC3
TC4
TC5
1.000
.646
.417
.450
.384
.646
1.000
.421
.657
.352
.417
.421
1.000
.294
.380

.450
.657
.294
1.000
.328
.384
.352
.380
.328
1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance Corrected ItemSquared
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Correlation
Correlation
14.01

9.482
.644
.460
13.86
9.454
.715
.599
14.14
11.261
.489
.258
13.63
11.412
.577
.443
14.14
11.945
.462
.227

Cronbach's
Alpha

TC1
TC2
TC3
TC4
TC5

TC1
TC2
TC3
TC4
TC5

Reliabilitas untuk pertanyaan Kesadaran Pribadi (PA)
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.732
.705
.781
.756
.787

Cronbach's
Alpha

PA1
PA2
PA3
PA4
PA5

PA1
PA2
PA3
PA4
PA5

Cronbach's
N of Items
Alpha Based on
Standardized
Items
.476
.472
5
Inter-Item Correlation Matrix
PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
1.000
.008
.261
.028
.189
.008
1.000
.213
.059
.145
.261
.213
1.000
.037
.318
.028
.059
.037
1.000
.259
.189
.145
.318
.259
1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance Corrected ItemSquared
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Correlation
Correlation
16.19
3.823
.202
.084
15.90
4.340
.166
.057
16.07
3.662
.360
.175
15.85
4.074
.161
.071
16.17
3.174
.401
.179

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.460
.472
.353
.483
.303

Reliabilitas untuk pertanyaan Kualitas Pelayanan Pajak (QS)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha Based on
Standardized
Items
.532
.530
5
Inter-Item Correlation Matrix
QS1
QS2
QS3
QS4
QS5
1.000
.307
.169
-.004
.194
.307
1.000
.169
.004
.330
.169
.169
1.000
.195
.367
-.004
.004
.195
1.000
.106
.194
.330
.367
.106
1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance Corrected ItemSquared
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Correlation
Correlation
10.09
6.010
.265
.113
10.10
5.947
.338
.172
9.88
5.810
.374
.171
9.59
6.928
.112
.042
10.02
5.280
.415
.214

Cronbach's
Alpha

QS1
QS2
QS3
QS4
QS5

QS1
QS2
QS3
QS4
QS5

Reliabilitas untuk pertanyaan Sanksi Kelalaian Pajak (TNP)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha Based on
Standardized
Items
.615
.634
5
Inter-Item Correlation Matrix

Cronbach's
Alpha

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.497
.452
.430
.579
.395

TNP1
1.000
.654
.004
.268
.090

TNP1
TNP2
TNP3
TNP4
TNP5

TNP2
.654
1.000
.082
.556
.182

Scale Mean if
Item Deleted
TNP1
TNP2
TNP3
TNP4
TNP5

15.83
15.87
16.30
15.88
16.34

TNP3
TNP4
TNP5
.004
.268
.090
.082
.556
.182
1.000
.148
.120
.148
1.000
.471
.120
.471
1.000
Item-Total Statistics
Scale Variance Corrected ItemSquared
if Item Deleted
Total
Multiple
Correlation
Correlation
4.250
.390
.443
3.430
.564
.590
4.684
.119
.028
4.020
.573
.467
4.472
.300
.235

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.551
.442
.701
.472
.593

Uji Validitas
Uji validitas dilihat dengan melihat korelasi skor antara masing-masing item
pertanyaan dalam kuesioner dengan total skornya. Berdasarkan output SPSS
diketahui bahwa seluruh item pertanyaan variabel dinyatakan valid.
Validitas untuk pertanyaan Kepatuhan Pajak (TC)
TC1
Pearson Correlation
TC1

1

Sig. (1-tailed)

TC4
**
.450

TC5
**
.384

TC
**
.807

.000

.000

.000

.000

.000

115
1

115
**
.421
.000
115
1

115
**
.657
.000
115
**
.294
.001
115
1

115
**
.352
.000
115
**
.380
.000
115
**
.328
.000
115
1

115
**
.842
.000
115
**
.680
.000
115
**
.722
.000
115
**
.640
.000
115
1

115
**
.646
.000
115
**
.417
.000
115
**
.450
.000
115
**
.384
.000
115
**
.807

115
**
.421
.000
115
**
.657
.000
115
**
.352
.000
115
**
.842

.000

.000

.000

.000

.000

N
115
115
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

115

115

115

115

Correlations
PA2
PA3
**
.008
.261

PA4
.028

PA5
*
.189

PA
**
.552

TC2

TC3

TC4

TC5

TC

N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation

Correlations
TC2
TC3
**
**
.646
.417

Sig. (1-tailed)

115
**
.294
.001
115
**
.380
.000
115
**
.680

115
**
.328
.000
115
**
.722

115
**
.640

Validitas untuk pertanyaan Kesadaran Pribadi (PA)
PA1
Pearson Correlation
PA1

1

Sig. (1-tailed)
N

115

.468

.002

.384

.021

.000

115

115

115

115

115

115
.037
.349
115
**
.318
.000
115
**
.629

115
**
.259
.003
115
**
.497

.000

.000

.000

.000

.000

N
115
115
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

115

115

115

115

Correlations
QS2
QS3
**
*
.307
.169

QS4
-.004

QS5
*
.194

QS
**
.577

PA4

PA5

PA

Sig. (1-tailed)

.213
.011
115
1

.059
.264
115
.037
.349
115
1

.145
.061
115
**
.318
.000
115
**
.259
.003
115
1

**

115
*
.213
.011
115
.059
.264
115
.145
.061
115
**
.446

PA3

1

*

.008
.468
115
**
.261
.002
115
.028
.384
115
*
.189
.021
115
**
.552

PA2

Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation

115
**
.703

.446
.000
115
**
.629
.000
115
**
.497
.000
115
**
.703
.000
115
1

Validitas untuk pertanyaan Kualitas Layanan (QS)
QS1
Pearson Correlation
QS1

1

Sig. (1-tailed)

.036

.485

.019

.000

115
1

115
*
.169
.035
115
1

115
.004
.482
115
*
.195
.018
115
1

115
**
.330
.000
115
**
.367
.000
115
.106
.130
115
1

115
**
.610
.000
115
**
.636
.000
115
**
.429
.000
115
**
.692
.000
115
1

115
**
.307
.000
115
*
.169
.036
115
-.004
.485
115
*
.194
.019
115
**
.577

115
*
.169
.035
115
.004
.482
115
**
.330
.000
115
**
.610

115
*
.195
.018
115
**
.367
.000
115
**
.636

115
.106
.130
115
**
.429

.000

.000

.000

.000

.000

N
115
115
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

115

115

115

115

TNP4
**
.268

TNP5
.090

TNP
**
.627

QS2

QS3

QS4

QS5

QS

N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation

.000

Sig. (1-tailed)

115
**
.692

Validitas untuk pertanyaan Sanksi Kelalaian Pajak (TNP)
TNP1
Pearson Correlation
TNP1

Sig. (1-tailed)

TNP2

N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation

TNP3

1
115
**
.654
.000
115
.004

Correlations
TNP2
TNP3
**
.654
.004
.000

.481

.002

.170

.000

115
1

115
.082
.193
115
1

115
**
.556
.000
115
.148

115
*
.182
.026
115
.120

115
**
.779
.000
115
**
.473

115
.082

.481
115
**
.268
.002
115
.090
.170
115
**
.627

.193
115
**
.556
.000
115
*
.182
.026
115
**
.779

115
.148
.057
115
.120
.101
115
**
.473

115
**
.471
.000
115
**
.739

.000

.000

.000

.000

.000

N
115
115
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

115

115

115

TNP4

TNP5

TNP

Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)

.057
115
1

.101
115
**
.471
.000
115
1
115
**
.562

Pengujian Asumsi Klasik
Uji Multikoliniaritas
Multikolinieritas dapat dilihat dari VIF dengan bantuan software SPSS 20 for
windows, jika VIF < 10 maka tingkat kolinieritas dapat ditoleransi. Hasil
pengujian dapat dilihat pada output. Dari output dapat diketahui bahwa nilai VIF
kurang dari 10 sehingga dapat disimpulkan dalam model penelitian ini tidak
terjadi multikolinieritas.
Coefficients
Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
(Constant)

a

Std. Error

2.957

4.348

PA

.556

.156

QS

-.005

TNP

.170

t

Sig.

Collinearity
Statistics

Beta

Tolerance

VIF

.680

.498

.320

3.572

.001

.993 1.007

.123

-.003

-.039

.969

.992 1.008

.146

.104

1.160

.249

.995 1.005

1

a. Dependent Variable: TC

Uji Autokorelasi
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan Uji DurbinWatson (DW Test). Hasil autokorelasi dapat dilihat pada lampiran dan
menunjukkan nilai DW sebesar 0.738. Pengambilan keputusan pada analisis ini
menggunakan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin-Watson yaitu dL
dan dU untuk k berupa jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah sampel.
b

Model Summary

.000
115
**
.739
.000
115
**
.562
.000
115
1
115

Model

R

1

R Square

.341

a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.116

.092

Durbin-Watson

.738

3.801

a. Predictors: (Constant), TNP, PA, QS
b. Dependent Variable: TC

Dengan alpha sebesar 5% pengujian autokorelasi dengan n sebanyak 115 dan k
sebanyak 3 mendapatkan nilai dU sebesar 1,613 dan dL sebesar 1,736.
3 – dU = 3 – 1,613 = 1,387
3 – dL = 3 – 1,736 = 1,264
Hasil perhitungan DW sebesar 0,738 berada diantara 0 sampai dL dengan
kesimpulan bahwa terdapat gejala autokorelasi pada model ini.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan uji glejser. Hasil pengujian dapat dilihat
pada output:
Coefficients
Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
(Constant)

Std. Error

4.951

2.565

PA

.039

.092

QS

.026

TNP

-.153

a

t

Sig.

Beta

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1.930

.056

.040

.424

.672

.993

1.007

.073

.033

.356

.722

.992

1.008

.086

-.166

-1.769

.080

.995

1.005

1

a. Dependent Variable: Absut

Dari output dapat diketahui hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai sig. > alpha
(0,05). Dapat disimpulkan tidak terdapat heterokedastisitas dalam model
penelitan ini.
Uji Normalitas
Pengujian menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Hasil menunjukkan nilai
signifikansi (Asymptotic sign.) 0.101 > 0,05 maka distribusi data menyebar
dengan normal. Sehingga dapat disimpulkan semua variabel berdistribusi
normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters

115
a,b

Most Extreme Differences

Mean
Std. Deviation

0E-7
3.75091735

Absolute

.114

Positive

.080

Negative

-.114

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

1.222
.101

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Berganda
Pada output regresi dapat dibuat persamaan regresi linier berganda yang berasal
dari angka Standardized Coefficients sebagai berikut:
TC = 0.320 PA - 0.03 QS + 0.104 TNP
Secara statistik persamaan regresi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
a. 0.320 = Apabila Kesadaran Pribadi (PA) mengalami kenaikan koefisien
regresi sebesar 1 satuan, maka Kepatuhan Pajak (TC) akan mengalami
peningkatan sebesar 0.320 satuan.
b. -0.03 = Apabila Tingkat Kualitas Pelayanan Pajak (QS) mengalami
kenaikan koefisien regresi sebesar 1 satuan, maka Kepatuhan Pajak (TC)
akan mengalami kenaikan sebesar 0.03 satuan.
c. 0.104 = Apabila Ancaman Sanksi Pajak (TNP) mengalami kenaikan
koefisien regresi sebesar 1 satuan, maka Kepatuhan Pajak (TC) akan
mengalami kenaikan sebesar 0.104 satuan.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur kemampuan model menerangkan variasi
pada variabel dependen. Karena adanya variasi yang relatif tinggi pada data cross
section, koefisien determinasinya relatif rendah.

Nilai koefisien determinasi pada tabel diatas sebesar 0.116, menunjukkan bahwa
variasi-variasi yang terjadi pada variabel independen hanya menjelaskan 11,6%
Kepatuhan Pajak, sedangkan 88,4% variasi lainnya dijelaskan oleh variasi lain
diluar model tersebut.
b

Model Summary
Model

R

R Square

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

a

.341
1
.116
a. Predictors: (Constant), TNP, PA, QS
b. Dependent Variable: TC

.092

Durbin-Watson

3.801

.738

Uji Signifikan Simultan
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel
dependen. Untuk menguji signifikansi ini digunakan statistik F dapat dilakukan
dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Bila nilai Fhitung > Ftabel
maka Ha diterima, yaitu variabel-variabel independen yang terdapat didalam
model secara simultan mempengaruhi variabel dependen.
a

ANOVA
Model

Sum of Squares
Regression

1

df

Mean Square

210.473

3

70.158

Residual

1603.909

111

14.450

Total

1814.383

114

F
4.855

Sig.
.003

b

a. Dependent Variable: TC
b. Predictors: (Constant), TNP, PA, QS

Pada tabel diatas didapat nilai Fhitung sebesar 4,855, sedangkan Ftabel (α = 0.05)
untuk df pembilang = Jumlah variabel -1 = 4-1= 3, dan df penyebut = Jumlah data
(n) – jumlah variabel = 115 – 4 = 111, maka F Tabel 0,05 (3,92) = 2,71. Karena F
hitung (4,855) > F tabel (2,71), maka Ha diterima. Atau dapat melihat dengan
nilai signifikansinya, jika lebih kecil dari taraf signifikasi (  = 0,05), maka model
dapat diterima. Probabilitasnya yaitu sebesar 0,000 < 0,05 maka model persamaan
ini dapat diterima. Jadi, variabel Kesadaran Pribadi (PA), Kualitas Pelayanan
Pajak (QS) dan Sanksi Kelalaian Pajak (TNP) secara simultan atau bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kepatuhan Pajak (TC).
Uji Signifikan Parameter Individual

Untuk menguji hipotesis dapat dilihat dengan membandingkan nilai thitung dengan
ttabel. Apabila nilai thitung > ttabel maka gagal menolak Ha, yang berarti variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Dapat juga
melihat nilai signifikansi, jika < 0.05 maka Ha diterima.
Coefficients
Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B
(Constant)

a

Std. Error

2.957

4.348

PA

.556

.156

QS

-.005

TNP

.170

t

Sig.

Beta
.680

.498

.320

3.572

.001

.123

-.003

-.039

.969

.146

.104

1.160

.249

1

a. Dependent Variable: TC

Berdasarkan table diatas, maka hasil dari uji hipotesis adalah sebagai berikut:
o Hipotesis pertama, nilai thitung sebesar 3,572 dengan nilai signifikan
(0,001) < (0,05), maka Ho ditolak dan hipotesis alternatif terdukung.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran pribadi wajib pajak akan
kewajibannya untuk membayar pajak berpengaruh positif signifikan
terhadap kepatuhan membayar pajak.
o Hipotesis kedua, nilai thitung sebesar 0,039 dengan nilai signifikan (0,969)
> (0,05), maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
kualitas pelayanan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan membayar pajak.
o Hipotesis ketiga, dengan nilai thitung 1,160 dengan nilai signifikan (0,249)
> (0,05), maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ancaman
sanksi atas kelalaian pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan membayar pajak.
Kesimpulan
Dari hasil berbagai runtutan pengujian atas data penelitian ini, maka dapat
disimpulkan beberapa hal. Pertama, salah satu dimensi faktor internal dari wajib
pajak, yakni tingkat kesadaran pribadi (personal awareness) terbukti berpengaruh
positif secara signifikan terhadap kepatuhan untuk membayar pajak (tax
compliance). Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat kepatuhan
pajak sangat besar kemungkinan oleh tinggi-besarnya pula tingkat kedasaran diri

secara personal oleh wajib pajak. Kedua, bahwa dari kedua-kedua dimensi faktor
eksternal dari wajib pajak ternyata tidak mempengaruhi secara signifikan tingkat
kepatuhan pajak seseorang. Artinya, tinggi-rendahnya tingkat kepatuhan pajak
tidak bergantung pada baik-buruknya kualitas pelayanan perpajakan ataupun
adanya ancaman sanksi atas kelalaian membayar pajak.
Referensi
Arum, Puspa, Harjandi. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan
Fiskus, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Bebas. Skripsi Tidak
Terpublikasi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19 Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E., & Tatham, R. L.
2010. Multivariate data analysis (Vol. 7). Upper Saddle River, NJ: Prentice
Hall.
Ilyas, B., Wirawan, & Burton, Richard. 2010. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba
Empat.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi 2009. Yogyakarta. Penerbit Andi
Munari. 2005. Pengaruh Faktor Tax Payer Terhadap Keberhasilan Penerimaan
PPH. Jurnal Eksekutif, Volume2 ,No.2.
Sekaran, Uma, & Bougie, Roger. 2010. Research Methods for Business: A Skill
Building Approach,5th Edition. John Wiley & Sons.
Soemarso S.R. 1998, Dampak Reformasi Perpajakan 1984 Terhadap
EfisiensiSistem Perpajakan Indonesia, Ekonomi dan Keuangan Perpajakan
diIndonesia, Vol. XLVI No. 3, p. 333 – 368