IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILS

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT
TIMUR
( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

Makalah Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Program

CERTIFIED HUMAN RESOURCES PROFESSIONAL
(CHRP)

Oleh
BERNADI MUBAROK

CHRP Batch 24
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
ATMA JAYA
2013

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN


Abstrak
Selama ini orang kebanyakan lebih mengetahui tentang konsep – konsep leadership
dari dunia barat, yang belum tentu cocok dengan budaya timur termasuk Indonesia.
Padahal banyak tokoh – tokoh dari negeri timur (China dan Jepang) yang memiliki
konsep – konsep leadership yang tidak kalah bagusnya, namun sayangnya belum bisa
diangkat ke ranah akademis karena jarang yang didukung oleh bukti empiris. Oleh
sebab itu, diperlukan suatu kajian untuk melihat kemungkinan diterapkannya konsep –
konsep leadership negeri timur ( China dan Jepang) di Indonesia. Sebagai langkah awal,
tulisan ini akan melakukan identifikasi berbagai kepemimpinan timur dengan

studi

pustaka. Hasil yang didadapatkan dari identifikasi tersebut adalah gaya Leadersip dari dunia

timur (China dan Jepang) yang kemungkinan besar

dapat diterapkan lebih cocok di

Indonesia untuk meningkatkan performa karyawan. Oleh karena pola leadership timur
hanya bertumpu pada sosialisasi nilai / value dan role model dari pemimpinnya, maka,

dalam penerapannya masih harus didukung oleh seperangkat alat lainya.

1

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

Bab 1
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah
Dominasi pengaruh teori manajemen barat, khususnya konsep kepemimpinan barat
telah menjadi referensi dari banyak orang didunia ketiga umumnya, khususnya di
Indonesia yang budayanya belum tentu sejalan dengan budaya barat. Meski pada
dasarnya pola dan gaya manajemen, terlebih lagi yang berkaitan dengan leadership,
sadar atau tidak sedikit banyak dipengaruhi oleh adat istiadat atau budaya atau nilai dari
suatu masyarakat bangsa.
Indonesia yang merupakan bagian dari masyarakat dunia timur belakangan ini mulai
menoleh gaya dan kepemimpinan timur, terlebih setelah dunia barat mengadopsi dan
menerapkan teori- teori manajemen timur seperti kaizan, TQM, QCC, dan TQC .Teori

dan konsep manajemen timur lebih banyak digerakkan oleh gaya kepemimpinan yang
bertumpu pada nilai terutama pada role model pemimpinnya, yang sejalan dengan
masyarakat timur yang umumnya patrianalistik (“kebapak-an”)
1.2. Identifikasi Masalah
Selama ini orang kebanyakan lebih mengetahui tentang konsep – konsep leadership
dari dunia barat. Padahal banyak tokoh – tokoh dari negeri timur (China dan Jepang)
yang memiliki konsep – konsep leadership yang tidak kalah bagusnya. Konsep –konsep
leadership ini biasanya mereka terapkan dalam strategi - strategi perang untuk
memenangkan pertempuran ataupun mempertahankan diri dari gempuran musuh.
Sebagai masyarakat yang di dominasi oleh sifat patrineal (garis turunan bapak/ ayah) .
ilmu leadership di timur lebih bertumpu pada nilai dan bersifat role model .

2

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

Sifat patrineal ini juga yang membuat banyak tokoh –tokoh dari dunia timur yang
pada umumnya dekat dengan para bawahannya, sehingga, selalu terjalin hubungan
bawahan dan atasan yang harmonis dan selaras. Keharhonisan dan keselaran inilah

yang meningkatkan performa kelompok – kelompok yang mereka pimpin untuk
memenangi sebuah pertempuran. Sifat Patrineal ini sebenarnya juga dimiliki oleh
bangsa Indonesia, sehingga penerapan teori leadership negeri timur sangat potensial
untuk diterapkan di Indonesia.
Yang menjadi masalah adalah konsep kepemimpinan dari timur ini lebih banyak
bersifat empiris dan belum diangkat ke ranah penelitian akademis. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu kajian untuk melihat kemungkinan diterapkannya konsep –konsep
leadership negeri timur ( China dan Jepang) di Indonesia.
1.3 Tujuan Makalah.

Adapun tujuan dari Pembuatan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi teori – teori Leadersip di dunia timur dan melihat kemungkinan
penerapannya di Indonesia
2. Membandingkan karakteristik leadership timur yang sama dengan konsep barat
yang telah diangkat ke ranah akademis
1. 4 Metodologi Penelitian

Sebagai langkah awal,

tulisan ini akan melakukan


identifikasi berbagai

kepemimpinan timur dengan studi pustaka..

3

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

Bab 2
Pembahasan

2.1 Studi Literatur
2.1.1 Pengertian Leadership
Menurut Chemers M. (1997) Kepemimpinan telah digambarkan sebagai
"proses pengaruh sosial di mana satu orang dapat meminta bantuan dan dukungan
orang lain dalam pemenuhan tugas umum. Sedangkan, menurut Locke et al. 1991
:Kepemimpinan adalah "mengorganisir sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama".

2.1.2 Teori – teori leadership di Dunia Timur
Pada perkembangannya dari awal pra sejarah hingga sekarang sudah banyak
terjadi perang di negeri timur baik perang dengan negeri lain maupun perang
saudara yang berkecamuk di dalam negeri.
Hal itu juga menyebabkan banyak jendral – jendral besar bermunculan
seperti Liu Bei dan Cao Cao dari negeri china dan Heike Kiyomori dan Nobunaga
Oda dari negeri Jepang. Beberapa dari jendral – jendral tersebut sukses di sepanjang
hayatnya . Adapun teori – teori tersebut sebagai berikut:
2.1.2.1 Teori Leadership Wei Liao Zhi

Wei Liaozi Adalah salah satu penulis teks dari Seven Military Classics of
ancient China. Beliau menulis teks tersebut pada tahun 403-221 SM ( dikutip dari :
http://en.wikipedia.org/wiki/Wei_Liaozi, diakses pata 11 juni 2013)

4

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

Di Dalam bukunya The art of Command


di bab 4 ayat 5 sampai 10

dijelaskan bahwa untuk memenangi pertempuran pemimpin harus mempunyai lima
hal, yaitu:
1.

Yang pertama adalah mengambil keputusan-keputusan yang tepat di istana
kerajaan . (ayat 6). Dimaksudkan disini adalah kita harus memiliki tujuan yang
jelas dan setiap tindakan yang kita lakukan harus sudah dipikirkan baik –baik
agar tak menyesal di kemudian hari

2.

Yang kedua adalah memilih dan mengangkat jenderal-jenderal yang mampu .
(ayat 7).Dimaksudkan disini adalah kita harus bisa menempatkan orang yang
tepat di posisi yang tepat agar dapat menghasilkan performa yang optimal

3.


Yang ketiga adalah pengerahan pasukan secara lancar . (ayat 8). Dimaksudkan
disini adalah kita harus mampu mematangkan semua tahap mulai dari
persiapan hingga pelaksanaan dan memperbaiki sebaik mungkin celah – celah
yang mungkin dapat menggangu rencana.

4.

Yang keempat adalah pertahanan berbenteng kuat . Dimaksudkan disni adalah
kita harus mengenal diri kita sendiri dan mau melakukan perbaikan secara terus
menerus ke arah yang lebih baik. (Ayat 9)

5.

Yang kelima adalah persiapan yang memadai sebelum mengerahkan pasukan
ke medan pertempuran (Ayat 10 ). Dimaksudkan disini adalah kita harus bisa
bertindak dengan cermat dan tanggap.

Dalam ayat 12, 13, 14, dan 15 di bab yang sama Wei Liao Zhi juga menekankan
bahwa pemimpin haruslah tegas, agar mendapatkan kepercayaan dari bawahan.


2.1.2.2 Teori Leadership Zhuge Liang

Zhuge Liang (181–234 AD) adalah ahli strategi militer Tiongkok yang
terkenal pada periode Tiga Kerajaan (220–280 AD). Ia menjabat sebagai perdana
menteri Shu Han dengan kaisarnya bernama Liu Bei. Ia bernama lengkap Zhuge

5

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

Kongming dan nama julukannya adalah Wòlóng, juga dikenal sebagai Cukat
Liang atau Kong Beng di kalangan Tionghoa Indonesia. Ia adalah salah satu tokoh
sentral

di

balik

berdirinya Tiga


Kerajaan.

(dikutip

dari

:

http://id.wikipedia.org/wiki/Zhuge_Liang, diakses pata 11 juni 2013)
Dalam bukunya Sixteen Strategy ada 16 syarat menjadi leader. yaitu :
1. Menjadi setepat bintang utara
Pemimpin sebaiknya memiliki perencanaan yang matang
2. Jadikan rasa hormat dan kesetiaan penghubung penguasa dan bawahan .
Pemimpin harus bisa menciptakan situasi saling harga menghargai dengan
bawahannya.
3. Menjadi pemimpin yang menguasai situasi dengan baik
Pemimpin harus sigap dalam menghadapi berbagai jenis situasi
4. Menerima ide orang lain , kata-kata manis tak dalam tapi dangkal .
Pemimpin harus mau mendengar saran bawahannya untuk memperbaiki diri

ataupun untuk mengoptimalkan performa timnya
5. Membuat batasan antara yang benar dan yang salah
Pemimpin harus bisa memilih mana hal yang baik dan yang buruk
6. Didiklah rakyat untuk memenangkannya
Pemimpin harus mampu menjelaskan tujuannya dan cara mencapainya
kepada bawahannya sebaik mungkin. Agar orang – orag yang dipimpin
Mengetahui

kemana mereka akan menuju dan apa yang mereka bisa

lakukan.

7. Carilah yang berguna dan pekerjakan yang berbakat
Pemimpin harus bisa melihat potensi dan performa orang – orang yang ada
di bawah asuhannya. Agar dapat memilih pengantinya di kemudian hari
kelak
8. Promosikan yang berjasa dan pecat yang kurang mampu

6

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

Pemimpin harus bisa adil terhadap orang – orang yang ia pimpin. Salah
satunya adalah memberi kenaikan jabatan orang yang berperforma baik dan
memberi hukuman orang yang berperforma buruk
9. Rencanakan dengan baik dan menangkan dengan strategi yang benar.
Pemimpin harus bisa membuat rencana yang cermat dan tepat sasaran
10. Berilah hadiah dan hukuman untuk membentuk pemerintahan yang bersih.
dan efesien .
11. Jangan menuruti emosi.
12. Berhati-hati saat menghadapi situasi kacau .
Pemimpin harus bisa bersikap hati – hati dalam menghadapi situasi yang
kacaau.
13. Koreksi diri sendiri sebelum mengeluarkan perintah.
14. Bertindak tepat mengatasi masalah sebelum berkembang .
Pemimpin harus bisa menyelesaikan masalah sebaik mungkin. Bahkan sebisa
mungkin masalah tersebut diselesaikan sebelum masalah tersebut membesar.
15. Berpandangan jauh ke depan dan membuat rencana dengan teliti.
16. Membuat komitmen untuk sukses.

2.1.2.3 Teori Leadership Yamamoto Tsunetomo
Yamamoto Tsunetomo. (June 11, 1659 – November 30, 1719) adalah
samurai yang hidup di Era Edo. Beliau adalah penemu teori HAGAKURE atau
yang sekarang lebih dikenal dengan semangat bushido. Didalam bukunya
hagakure. Dia tak menyebutkan syarat – syarat untuk menjadi leader secara jelas
dan berkesinambungan. Namun, syarat –syarat bersifat tersirat dan menyebar
dalam 11 bagian bukunya. Antara lain:

Bagian 1 :

7

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

a)

Jaga anak buahmu yang baik
Seorang pemimpin harus bisa menjaga anak buahnya baik secara fisik
ataupun Non fisik .

b)

Dengarkan orang lain
Seorang samurai harus berpikiran terbuka dan mau mendengarkan orang lain

c)

Komitmen penuh
Seorang samurai harus berkomitmen penuh terhadap jalan yang ia ambil

Bagian 2:
-

Disiplin di dalam dan diluar
Seorang samurai harus selalu disiplin dimanapun ia berada

Bagian 3:
-

Terimalah hal – hal yang tak terelakan
Seorang samurai harus mau bersifat ikhlas dan lapang dada bila ada sesuatu
hal yang tak sesuai keinginannya

Bagian 4:
-

Menyelidiki orang –orang berbakat
Seorang samurai harus peka terhadap talenta – talenta yang ada di sekitarnya

Bagian 5:
-

Jangan memandang dirimu terlalu tinggi
Seorang samurai tidak boleh arogan dan sombong

Bagian 7
-

Penguasaan diri
Seorang Samurai harus bisa mengontrol emosinya dan melakukan
penguasaan diri

Bagian 11
-

Kemurahan Hati samurai
Seorang samurai harus memiliki hati yang lembut dan penuh cinta kasih

8

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

2.1.2.4 Teori Leadership Sun Zi
Sun Zi (Hanzi:孫子, hanyu pinyin: (Sūn Zǐ) yang arti nya Filsuf Sun atau
dalam arti sebenarnya adalah Cucu. Huruf China Zi(子), sebenarnya digunakan
untuk mengacu pada seorang filsuf atau anak. (Sūn Zǐ) bukanlah sebuah nama
melain kan sebutan kehormatan untuk seorang pakar. Yang dimaksud dengan Sun
Zǐ (孫子) adalah Sun Wu (孫武)(diperkirakan lahir pada tahun 535 SM) adalah
penulis Sun

Zi

Bingfa (孫子兵法) (Seni

Perang

Sunzi),

sebuah

buku

filsafat militer China kuno yang sangat berpengaruh (sebagian besar isinya tidak
berhubungan langsung dengan taktik). Dia juga salah seorang realis paling awal
dalam bidang ilmu politik.
Dalam bukunya the art of war pada chapter 5 ( Forces). Sunzi menekankan
prinsip – yang dibutuhkan untuk mengarahkan suatu pasukan. Antara lain :
“Mengarahkan dan mengendalikan pasukan besar sama dengan mengarahkan dan
mengendalikan pasukan kecil.” ( bab 5, ayat 3)
“Ini adalah masalah Formasi, komunikasi dan isyarat. “( bab 5, ayat 4)
Dari pernyataan di atas , sun zi secara tegas menjelaskan bahwa seorang
pemimpin harus bisa mengkomunikasikan arahannya secara jelas dan terstruktur
agar mudah dipahami bawahannya.
Dalam ayat yang lain. Namun, masih pada bab yang saman. Beliau
mengatakan :
“Jadi seorang ahli perang harus mampu menggunakan berbagai pendekatan ,
strategi, dan tentara tidak langsung dalam banyak cara yang tidak terbatas, seperti
kekuatan dan unsur alam yang selalu berubah serta seperti sungai yang mengalir
tiada henti “.( bab 5, ayat 9)
Dimaksudkan disini adalah seorang leader harus bisa fleksibel dan kreatif
dalam membuat keputusan – keputusan guna mencapai tujuan organisasinya. Pada

9

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

bab 5 ayat 21 Sun zi juga menekankan pentingya pengambilan keputusan di waktu
yang tepat . Ayat itu berbunyi:
“Jadi, kekuatan dan daya gerak dari seorang ahli perang begitu besar dan ganas, dan
pemilihan waktunya dalam menyerang sangat tepat dan cepat.” (bab 5 ayat 21)
Pada bab 5 ayat 24 juga sun zi menekankan pentingnya ketenangan seorang
pemimpin dalam kekacauan dan kebingungan. Sedangkan pada bab 5 ayat 31- 5.34
seorang pemimpin harus pintar bernegosiasi dan memainkan “tempo permainan”
dengan musuh. Pada bab 5 ayat 35 Sunzi berpendapat bahwa sebaiknya pemimpin
pintar menempatkan orang sesusai jabatan dan medannya.
2.1.3 Teori – teori leadership di Dunia Barat
2.1.3.1 Pengertian Transformational Leadership
Istilah kepemimpinan transformasional terdiri dari dua

kata yaitu

kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational). Kepemimpinan
adalah setiap tindakan yang yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu ataukelompok lain lain yang
tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya
McFarlan (1978) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses dimana
pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Pfiffner (1980) kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan
memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Bernard M Bass (1985) Kepemimpinan transformasional adalah jenis gaya
kepemimpinan yang mengarah ke perubahan positif pada mereka yang mengikuti.
Pemimpin transformasional umumnya energik, antusias dan bergairah. Tidak hanya

10

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

para pemimpin memperhatikan dan terlibat dalam proses, mereka juga difokuskan
untuk membantu setiap anggota kelompok berhasil juga.
Istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Misalnya, mengubah energi potensial menjadi energi aktual atau motif berprestasi
menjadi prestasi riil.
Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin
dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara
optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna
sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan, terutama sumber daya
manusianya mulai dari bawaham himgga atasan..
Kepemimpinan transformasional menggiring SDM yang dipimpin ke arah
tumbuhnya sensitivitas pembinaan dan pengembangan organisasi, pengembangam
visi secara bersama, pendistribusian kewenangan kepemimpinan, dan membangun
kultur suatu organisasi yang menjadi keharusan dalam skema restrukturisasi
2.1.3.2 Ciri – ciri Transformational Leadership
Kepemimpinan transformasional diprediksikan

mampu

mendorong terciptanya

efektifitas organisasi. Jenis kepemimpinan ini menggambarkan adanya tingkat kemampuan
pemimpin untuk mengubah mentalitas dan perilaku pengikut menjadi lebih baik.
Kepemimpinan transformasional memiliki makna dan orientasi masa depan (future
oriented) . Ciri pemimpin transformasional diantaranya:
a. Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
b. Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi
c. Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
Kepemimpinan transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki karakteristik yang
membedakan dengan gaya kepemimpinan yang lainnya diantaranya:

11

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

i.

Charisma
Memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan,
menimbulkan rasa hormat dan percaya.

ii.

Inspiration
Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk
memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang
sederhana.

iii.

Intellectual stimulation
Meningkatkan intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara teliti.

iv.

Individualized consideration
Memberikan perhatian pribadi, melakukan pelatihan dan konsultasi kepada
setiap bawahan secara individual. tersendiri.

2.1.3.3 Pengertian Situasional Leadership

Pada dasarnya Situasional leadership adalah teori contingensi dimana pemimpin
efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan
menerapkan secara tepat. Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh
terhadap kepemimpinan seseorang. Antara lain :
- Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial,
pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh
perusahaan.
- Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang
lebih

bersemangat,

tingkat

kerjasama

kelompok

berpengaruh

efektivitas

pemimpinnya.
- Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan
faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.

12

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

- Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan
akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.
Model- model Situasional leadership antara lain adalah :

a. Fiedler Contingency model

Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung
pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang
sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:


Task Structure : Keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau
unstructured task



Leader-Member Relationship : Hubungan antara pimpinan dengan bawahan,
apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.



Position Power : Ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power
yaitu:



Legitimate Power : Adanya kekuatan legal pemimpin



Reward Power : Kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan



Coercive Power : Kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman



Expert Power : Kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya



Referent Power : Kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai
pemimpinnya



Information Power : Pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari
bawahannya.

13

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

b. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'
Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif
dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang
dimiliki pimpinannya. Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:


M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan



M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa
ia bisa



M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin



M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk
menyelesaikan tugas.

Gambar 1: Hersey-Blanchard Situational Leadership Model (berdasarkan
tingkat kematangan bawahan (1)

Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan dalam situsional leadership yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan
tugas dan kinerja anak buahnya (untuk M1).
- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka
kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas (untuk M2).

14

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk
menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan ( untuk
M3).
- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan
tugas kepada bawahannya ( untuk M4).

Gambar 2: Hersey-Blanchard Situational Leadership Model (berdasarkan
tingkat kematangan bawahan (2)
2.1.4 Pengertian Kinerja
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kemudian menurut Ambar
Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha
dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34)
mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.dan Menurut John Whitmore (1997 : 104) “Kinerja

15

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum ketrampikan

2.2 Analisa
2.2.1 Persamaan Konsep Leadership Timur Dan Barat

Persamaan konsep leadership timur dan barat adalah
1. Keduanya sama – sama mengutamakan teknik pengomunikasian yang baik dan benar
2. Keduanya memiliki 2 peran yang sama terkait leadership, yaitu:
a) Peran Leader Sebagai Guru
Dimana seorang leader harus bisa membimbing dan memberikan

petunjuk-

petunjuk ataupun ilmu yang dibutuhkan seorang bawahan untuk mengerjakan
tugasnya
b) Peran Leader Sebagai Manajer
Dimana leader harus bisa mengkoordinasikan bawahannya untuk mencapai tujuan
organisasi

2.2.2 Perbedaan Konsep Leadership Timur Dan Barat

Perbedaan konsep leadership timur dan barat adalah:
1. Konsep leadership timur lebih bersifat top down / instruktif . hal ini mengigat
budaya timur yang patrinalis
2. Kepemimpinan timur lebih memfokuskan kepada tokoh utamanya, dibandingkan
dengan teori ataupun proses kepemimpinan itu sendiri
3. Selain peran sebagai manajer dan guru, konsep leadership di timur juga memiliki
beberapa peran leader yang lain yaitu:

16

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

a. Peran Leader Sebagai Orang tua
Peran Leader Sebagai Orang tua adalah seorang leader harus bisa memberi
perhatian dan “kasih sayang” kepada bawahannya agar komunikasi atasanbawahan lebih lancar dan timbul rasa segan dari bawahan kepada atasannya
b. Peran Leader sebagai “Talent Scout”
Peran Leader sebagai “Talent Scout” adalah seorang leader harus peka
dengan kelebihan dan kelemahan bawahannya .

2.2.3. Hubungan Kinerja Dengan Leadership
Setiap organisasi memiliki tujuan atau goal – goal yang berbeda – beda . Tujuan
dan goal – goal organisasi tersebut agar mudah dikomunikasikan dan dikerjakan. Maka,
diturunkan menjadi serangkaian target kinerja
Untuk mencapai target kinerja tersebut dilakukan berbagai cara dan metode. Salah
satu metode tersebut adalah kepemimpinan. Dengan kepemimpinan ( Leadership) yang
baik dan tepat maka target – kinerja akan lebih mudah di capai.

17

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

Bab 3
Kesimpulan

1. Gaya Leadersip dari dunia timur (China dan Jepang)

pada dasarnya dapat

diterapkan di Indonesia untuk meningkatkan performa karyawan. Oleh karena pola
leadership timur hanya bertumpu pada sosialisasi nilai / value dan role model dari
pemimpinnya, maka dalam penerapannya masih harus didukung oleh seperangkat
alat lain seperti ;
a. Standard Performa / kinerja baik, sebagai standard input maupun outputnya
b. Proses pencapaian performa, yang dapat menjelaskan bagaimana atasan
memberikan bimbingan kepada bawahannya untuk mencapai standart
performa output yang telah ditetapkan.
c. Pemberian reward atau penalty kepada bawahan yang telah/ tidak mencapai
standart performa yang telah do tentukan
d. Proses penyempurnaan standart dan proses pencapaian performa untuk siklus
berikutnya yang harus lebih baik

2. Hasil perbandingan konsep kepemimpinan barat vs konsep kepemimpinan timur
A. Persamaan Konsep Leadership Timur Dan Barat

Persamaan konsep leadership timur dan barat adalah
1. Keduanya sama – sama mengutamakan teknik pengomunikasian yang baik
dan benar

18

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

2. Keduanya memiliki 2 peran yang sama terkait leadership, yaitu:
a) Peran Leader Sebagai Guru
Dimana seorang leader harus bisa membimbing dan memberikan
petunjuk- petunjuk ataupun ilmu yang dibutuhkan seorang bawahan
untuk mengerjakan tugasnya
b) Peran Leader Sebagai Manajer
Dimana leader harus bisa mengkoordinasikan bawahannya untuk
mencapai tujuan organisasi.

B. Perbedaan Konsep Leadership Timur Dan Barat

Perbedaan konsep leadership timur dan barat adalah:
1. Konsep leadership timur lebih bersifat top down / instruktif . hal ini
mengigat budaya timur yang patrinalis
2. Kepemimpinan timur lebih memfokuskan kepada tokoh utamanya,
dibandingkan dengan teori ataupun proses kepemimpinan itu sendiri
3. Selain peran sebagai manajer dan guru, konsep leadership di timur juga
memiliki beberapa peran leader yang lain yaitu:
a. Peran Leader Sebagai Orang tua
Peran Leader Sebagai Orang tua adalah seorang leader harus bisa
memberi perhatian dan

“kasih sayang” kepada bawahannya agar

komunikasi atasan- bawahan lebih lancar dan timbul rasa segan dari
bawahan kepada atasannya
b. Peran Leader sebagai “Talent Scout”
Peran Leader sebagai “Talent Scout” adalah seorang leader harus peka
dengan kelebihan dan kelemahan bawahannya .

19

IDENTIFIKASI KONSEP LEADERSHIP DARI FILSAFAT TIMUR ( CHINA DAN JEPANG ) SEBAGAI ALAT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMA KARYAWAN

DAFTAR PUSTAKA


Singgih, Moses L.dkk, 2008, ” pengukuran kinerja sumber daya manusia dengan

menggunakan konsep human resource scorecard di pt jb”. Jurusan Teknik
Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.


Liang, Zhuge, “Sixteen Strategy ebook”



Zi, wei liao : “ the art Of Command Ebook”



http://id.wikipedia.org/wiki/Zhuge_Liang, diakses pata 11 juni 2013



http://en.wikipedia.org/wiki/Wei_Liaozi, diakses pata 11 juni 2013



Tarver, D.E: “The wisdom Of Samurai”. PT Oncor Semesta Ilmu,Depok



Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar ( Kepemimpinan
Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran). Jakarta: Bumi Aksara.



Mulyono. 2009. Educational Leadership (Mewujudkan Efektivitas Kepemimpinan
Pendidikan). Malang: UIN Malang Press



http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/teori-kepemimpinan_20.html, diakses
21 juni 2013



Legino, Supriadi : “ Modul Chrp batch 24 Leadership teori and practices”.

20