CAUGHT BETWEEN THREE FIRES Book Review (Leiden: INIS, 2003; 334 halaman)

CAUGHT BETWEEN THREE FIRES
Book Review
(Leiden: INIS, 2003; 334 halaman)
Ridwan Rosdiawan

Abstrak
Judul besar Caught betweem Three Fires memberikan sinyal akan adanya tiga variabel
yang ‗memantik api‘ penelitian ini. Variabel pertama adalah fungsi dan peran penghulu
yang telah mapan dalam struktur social masyarakat Jawa dan Madura. Variabel kedua
berupa upaya pemerintah colonial Belanda untuk mengintegrasikan institusi informal
penghulu ke dalam system mereka. Variabel ketiga adalah tumbuh dan berkembangnya
reformisme Islam yang bersumber dari Timur Tengah dan munculnya gerakan nasionalis.
Dasar dari praktik-praktik ke-Pangulu-an adalah sebuah ―misi suci‖ memperjuangkan
kelestarian Syari‘at Islam dalam kehidupan masyarakat. Dan dalam misi suci itu para
Pangulu berhasil menunaikannya sekalipun mereka mendapatkan tekanan-tekanan hebat
dari pihak penguasa yang secular dan non-Muslim.

Kata Kunci: skill, sejarah, metodologi
A. Review Penyusun dan Karyanya
Buku


dari

disertasi

kemasyarakatan. Proses penyusunan

yang

penyusunannya selesai pada tahun
2001 ini adalah karya Muhammad
Hisyam dalam upayanya meraih gelar
Doktor

di Universiteit

Netherlands.
menyelesaikan

Leiden The


Sang
studi

penulis
S1-nya

di

Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam
IAIN Yogyakarta dan meraih gelar
Master dalam bidang sosiologi di
Universitas

Indonesia

dengan

spesialisasi

agama


dan

﴾ 112 ﴿

disertasi ini menghabiskan waktu 9
tahun. Penelitian dimulai ketika penulis
mengawali studinya di Leiden tahun
1992. Saat itu ia telah berprofesi
sebagai peneliti di CSCS LIPI dan
menduduki

jabatan

kepala

bagian

agama dan filsafat.
Bagi


mereka

yang

berkesempatan mengambil studi di
Belanda, pemilihan topic penelitian
dengan focus studi sejarah Indonesia
pada masa colonial adalah sebuah

keputusan yang tepat. Negara ini

kondisi tersebut bukan merupakan

memiliki

beberapa

sebuah


nasional

dengan

perpustakaan
koleksi

halangan

penterjemah

artefak

besar.

Mencari

‗sukarela‘

bahasa


colonial terlengkap. Rekaman sejarah

Belanda di Leiden tidak begitu sulit.

di bidang politik, ekonomi maupun

Kredibilitas

social-kemasyarakatan

setiap

penguasaannya terhadap bahasa dan

rentangan masa pendudukan Belanda

tulisan Jawa serta Arab-Melayu. Dia

di Indonesia tersimpan dengan rapi


dengan tangkas membedah referensi-

dalam bentuk manuscript, memoir,

referensi manuscript local yang pada

microfilm atau buku. Kesemua bentuk

akhirnya

arsip tersebut dapat dengan mudah

memeparkan fakta dan mempertajam

diakses

analisis. Selain itu, factor pembimbing

public


di

perpustakaan

dari

perpustakaan-

seperti

Algemeen

juga

penulis

tampak

dalam


membantunya

berkontribusi.

dalam

Supervisi

dan

Rijksarchieft (ARA), Van Vollenhaven

arahan Prof. Dr. Christian ―Kees‖ van

Institute,

Dyke –Seorang Professor dalam studi

Oosterse


Geschiedenis

Letteren

(OLG)

en

Universiteit

Indonesia—menawarkan

Leiden atau di Koninklijk Instituut voor

‗menjanjikan‘

bagi

de Taal, -Land, en –Volkenkunde


membaca karya ini.

nuansa

siapapun

yang

(KITLV). Dengan ‗pemanjaan‘ literature
seperti di atas maka tak heran bila
hasil-hasil

karya

studi

historiografi

B. Resume Latar Belakang Pemilihan
Topik Penelitian

Indonesia yang dilakukan di Belanda

Dari judulnya, Disertasi ―Caught

selalu menawarkan fakta-fakta baru

Between Three Fires: The Javanese

yang ditunggu.

Pangulu Under The Dutch Colonial

Di samping itu, latar belakang

Administration

1882-1942‖

skill sang penulis dalam penguasaan

memberikan

bahasa-bahasa

mengenai point-point inti yang menjadi

pendukung

juga

impresi

yang

jelas

menjadi nilai tambah dari disertasi ini.

sentral

Mayoritas

yang

menyoroti tugas, fungsi, wewenang

menjadi dasar acuan karya ini adalah

serta peran yang dimainkan penghulu

manuscript-manuscript

dalam suatu fase di rentangan masa

referensi

utama
yang

ditulis

pembahasannya.

dalam bahasa Belanda. Meski diakui

colonial Belanda.

penulis bahwa kemampuannya dalam

Fakta

bahasa

Belanda

sangat

terbatas,

﴾ 113 ﴿

sejarah

Studi

ini

menunjukkan

bahwa sejak masa awal pembentukan

kerajaan Islam di Jawa penghulu telah

antara nusantara dengan dunia luar.

memainkan peranan penting dalam

Berdasarkan

deskripsi

fenomena

men-sinkron-kan

‗kehendak

langit‘

situasi

dengan

kehidupan

social.

dialektika antara variabel-variabel di

mereka

adalah

atas menjadi sangat signifikan.

realitas

Sebagai

individu

pemuka-pemuka

kajian

mengenai

di

Studi seputar sejarah eksistensi

pendapatnya

penghulu di Indonesia memang telah

berimplikasi religio-legal yang otoritatif.

banyak dilakukan. Setidaknya ada dua

Pengaruh

banyak

karya klasik yang telah ditempuh oleh

peran

ilmuwan Belanda dengan focus status

lembaga

penghulu dalam struktur pemerintahan

lingkungannya

kasus

agama

tersebut,

yang

tersebut

dalam

mengangkat

mereka

sebagai

strata

sebuah

advisory informal yang keberadaannya

VOC.

diakui oleh raja/pemerintahan.

disertasinya

H.

P.

Grobbee

dalam

De

Panghoeloe

als

Fungsi dan peran penghulu ini

Advisor in Strafzaken (1884) mengkaji

kemudian berada dalam ‗masalah‘

fungsi penghulu sebagai penasihat

ketika ada intervensi --baik langsung

bagi

ataupun tidak-- yang mengusiknya.

(landraad) khususnya dalam kasus

Periodisasi 1882-1942 yang dipilih

hokum criminal yang terjasi antara

penulis dalam membatasi studi ini

warga pribumi. Disertasi Van de Velde

mengisyaratkan keunikan fase yang

yang

menandai interaksi peran status quo

Rechtspraak

penghulu dengan variabel-variabel lain

(1928) mengambil focus penerapan

yang

dua

kaidah-kaidah umum hokum positif

disinyalir

dalam peradilan agama di Indonesia.

dalam

Selain kedua karya klasik tersebut,

peran

studi modern yang dilakukan Daniel S.

adalah

Lev (1972) dan M.B. Hooker (1984)

diafiliasikannya penghulu ke dalam

juga menyoroti interkoneksitas antara

struktur

peran

mengintervensinya.

variabel

utama

yang

berpengaruh

besar

merekonstruksi
penghulu.

system

Ada

posisi

Yang

lembaga

dan

pertama
resmi

pemerintahan

di

bawah
colonial

lembaga

berjudul

interest

peradilan

local

De Godsdienstige
in

peradilan
politik

Nederlandsch-Indie

agama
dari

dengan
kebijakan

Belanda, dan yang kedua adalah

pemerintahan colonial. Studi Husni

menjamurnya pergerakan-pergerakan

Rahim (1998) tentang system otoritas

Islam dan nasionalis di Indonesia

dan administrasi yang diterapkan oleh

sebagai akibat dari intensitas kontak

pejabat agama pada masa kesultanan

﴾ 114 ﴿

Palembang

juga

kontribusi

penting

mengeksaminasi
penghulu

memberikan
dalam

transisi

peran

dari

masa

kesultanan

ke

masa

penjajahan

Palembang

C. Review Metodologis

Belanda.
Meski

dengan

ilustrasi

dalam struktur masyarakat Indonesia,
karya klasik dan modern tersebut di
tampak

seragam

dalam

meletakkan posisi penghulu yang tak
lebih dari sekedar obyek intervensi
politik. Studi-studi tersebut tidak begitu
memperhatikan

kajian

mengenai

kemungkinan peran yang dimainkan
oleh individu-individu pejabat penghulu
dalam kapasitasnya sebagai pemuka
agama. Padahal dualisme peran yang
dijalankan

oleh

individu-individu

tersebut justru menempatkan mereka
dalam posisi yang dilematis. Di satu
sisi

sebagai

pejabat

politik, sementara di sisi lain sebagai
pemuka agama mereka ditunut untuk
mempertahankan
masyarakat

nilai-nilai

agama
di

yang

dianut

lingkungannya.

Di

tengah gap studi yang ditinggalkan
oleh karya-karya klasik dan modern
inilah

dalam

latar belakang di atas, judul besar
Caught

betweem

Three

Fires

memberikan sinyal akan adanya tiga

Muhammad

ini. Variabel pertama adalah fungsi dan
peran penghulu yang telah mapan
dalam struktur social masyarakat Jawa
dan Madura. Variabel kedua berupa
upaya pemerintah colonial Belanda
untuk

Hisyam

memfokuskan pembahasannya.

mengintegrasikan

mereka.

Variabel

tumbuh

dan

ketiga

adalah

berkembangnya

reformisme Islam yang bersumber dari
Timur Tengah dan munculnya gerakan
nasionalis. Pertanyaan inti penelitian
yang

muncul

berikutnya

―Bagaimanakah
peran

status

penghulu

adalah:

fungsi

selanjutnya

dan
ketika

ketiga variabel di atas berinteraksi?‖.
Demi kemudahan pembahasan,
pertanyaan

inti

tersebut

kemudian

dipecah menjadi dua permasalahan
penelitian,

yaitu:

―Peran

penting

apakah yang diemban penghulu dalam
konteks

kehidupan

social?‖,

―Bagaimanakah

dan

mereka

mengejawantahkan

peran

penting

tersebut?‖. Permasalahan penelitian
tersebut

berkonsekuensi

diperlukannya
yang

﴾ 115 ﴿

institusi

informal penghulu ke dalam system

pemerintah

mereka harus tunduk pada kebijakan

fundamental

tampak

variabel yang ‗memantik api‘ penelitian
kaya

penjabaran fungsi dan peran penghulu

atas

Sebagaimana

sebuah

memandang

pada

pendekatan

penghulu

tidak

hanya sebagai agen pemerintah yang

rapi. Dalam penjabarannya mengenai

ditempatkan di peradilan agama tetapi

status fungsi dan peran penghulu

juga sebagai pemuka agama yang

sebelum tahun 1882 penulis menggali

mempunyai

informasi dari beragam manuscript

pengaruh

di

kalangan

masyarakat muslim. Kemudian dari

yang

permasalahan

tujuan

kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.

pemetaan

Beberapa arsip yang diakses dari

posisi penghulu di tengah himpitan

perpustakaan Kerajaan Belanda (ARA)

tuntutan

di

penelitian

itu

yang

lahirlah

berupa

modernisasi

dari

tersimpan

Amsterdam

di

perpustakaan

juga

melengkapi

pemerintahan colonial dan kewajiban

referensi yang memberikan ilustrasi

untuk

utuh.

mempertahankan

nilai-nilai

Sementara

untuk

mengkaji

tradisional agama. Tujuan berikutnya

posisi, struktur organisasi, tugas serta

adalah mengkaji peran dan efektifitas

tanggungjawab penghulu di bawah

kepemimpinan penghulu di tengah

system colonial, penulis menggunakan

euphoria era reformasi agama dan

arsip-arsip kolonial berupa surat-surat

maraknya pergerakan nasional.

resmi

Pemilihan

periodisasi

waktu

pengangkatan

dan

pemberhentian penghulu, biografi dari

1882-1942 jelas mempunyai konteks

masing-masing

yang spesifik, dimana yang pertama

dipromosikan,

merupakan

yang dikeluarkan peradilan agama,

tonggak

diresmikannya

penghulu

yang

keputusan-keputusan

penghulu sebagai bagian dari legal-

serta

formal

dan

permohonan nasehat yang ditulis oleh

batasan waktu terakhir adalah masa

atau melibatkan penghulu itu sendiri.

berakhirnya

pendudukan

colonial

Sedangkan untuk memetakan peran

Belanda

Indonesia.

Meskipun

social penghulu dan pola hubungan

demikian, bukan berarti masa pra-

mereka dengan gerakan reformasi

1882

dari

agama

dan

terhadap

penulis

mengakses

pemerintahan

di

dan

sorotan.

colonial

pasca-1942

Review

umum

luput

surat-surat

nasehat

pergerakan

dan

nasional,

informasi

dari

dinamika pra- dan pasca periodisasi

koran-koran klasik yang diaksesnya di

disajikan

yang

Arsip Nasional Jakarta, perpustakaan

memperjelas peta kajian pada fase

Van Vollenhaven Instituut dan KITLV

waktu yang menjadi focus.

di Leiden.

secara

Kerangka

sistematis

pembahasan

yang

dilakukan penulis terskema dengan

﴾ 116 ﴿

Untuk memperkaya pengkajian
penelitiannya

dan

untuk

menutupi

lobang gap yang ditinggalkan studi

dari

pustaka, penulis juga mempraktikan

terekonstruksi.

bagaimana

peristiwa

tersebut

beberapa instrument pengumpul data.
Dia melakukan observasi di beberapa

D. Resume Hasil Penelitian

kota di Jawa Baratdan Jawa Tengah
untuk mendapatkan gambaran empiris
mengenai lokasi-lokasi yang pernah
dijadikan
pada

pusat

kegiatan

masanya.

wawancara
dengan

juga

penghulu

Beberapa

proses

dilakukan

penulis

keturunan-keturunan

dua

penjabat penghulu yaitu Mas Hadji
Ichsan dan Raden Hadji Mohammad
adnan. Wawancara juga dilakukan
dengan

Pangulu

Yogyakarta
dengan

Ageng

berikut

tujuan

kraton

staf-stafnya

untuk

memahami

struktur organisasi pejabat agama di
lingkungan kraton.
Data-data
selanjutnya
dengan

dianalisis

historis-sosiologis.

diperoleh
oleh

antara

sebuah

Bahasa

inggris dari idiom Bahasa Belanda
―Tussen

Drie

dimunculkan
dalam

Vuren‖.
oleh

bukunya

Kalimat

Clifford
Islam

ini

Geertz

Observed

dengan merujuk pada istilah yang
beredar luas di kalangan Pangulu
pada akhir abad 19 dan awal abad 20.
Istilah tersebut adalah analogi yang
digunakan oleh para pangulu untuk
mendiskripsikan kesadaran diri (selfconsciousness) terhadap posisi peran
yang mereka pegang. Para pangulu

bangunan

dari

kehendak

Tuhan

dan

agung‘ itu di tengah kehidupan social,

Pendekatan
aktifitas

ini
atau

sebagai

proses

yang

berkelanjutan. Analisa data sejarah
dengan menggunakan pendekatan ini
sebuah

agen

bertugas menerjemahkan ‗kehendak

lingkungannya

menawarkan

terjemahan

pendekatan

pengalaman personal dengan struktur
di

adalah

penulis

ditempuh dalam upaya memahami

social

Fires‖

memandang bahwa mereka adalah
yang

menggunakan

hubungan

Istilah ―Caught between Three

kerangka

konseptual unik yang tidak hanya
menggambarkan fenomena masa lalu
tetapi juga menyajikan representasi

﴾ 117 ﴿

sementara realitas lingkungan saat itu
memaksa mereka untuk bernegosiasi
dengan ‗keinginan‘ pemerintah colonial
yang

berkuasa

dan

dinamika

‗keinginan‘ masyarakat bawah yang
menuntut perubahan.
Eksistensi
‗pemuka‘

atau

keagamaan

pangulu

sebagai

pemegang

otoritas

dalam

kehidupan

masyarakat Jawa telah terbentuk jauh
sebelum masa colonial dan telah
mapan bahkan sejak masa-masa awal

kerajaan Islam. Kemapanan posisi

unsur

pangulu dalam struktur pemerintahan

bernegara, maka pengurusannya pun

kerajaan didukung oleh fakta bahwa

ditempuh dalam cara-cara yang formal

sejak masa awal konsepsi kerajaan

melalui pembentukan beberapa badan

Islam factor kehidupan beragama tidak

yang disusun secara hierarkis dari

bisa

kehidupan

lingkungan pemerintahan pusat hingga

secular. Contoh nyata dari integritas

bisa bersentuhan langsung dengan

Negara dan Agama ini tampak jelas

masyarakat.

dalam gelar kesultanan Yogya yang

pemerintahan

menyebut

Mataram, sebuah departemen yang

dipisahkan

dari

beberapa

istilah

seperti

utama

dalam

kehidupan

Dalam

struktur

pusat

kerajaan

Sampeyan Dalem Hingkang Sinuwun

khusus

yang merupakan symbol kekuasaan

Agama Islam dibentuk dan dikepalai

pemerintahan, Senopati Hing Ngalaga

oleh

yang

Kesultanan

melambangkan

tertinggi

militer

Panatagama

dan

Sayidin

Kalipatullah

menunjukkan
dalam

kekuasaan
yang

kekuasaan

kehidupan

menangani
seorang

permasalahan

Pangulu

Surakarta

Ageng.
menamai

departemen ini dengan Yogaswara,
sementara

Kesultanan

tertinggi

menamainya

beragama.

Depertemen

dengan
ini

Yogya
Suranata.

beranggotakan

40

Penjabaran hierarki dari kekuasaan

orang yang menggambarkan syarat

yang dimiliki oleh Sultan dalam ketiga

minimum

bidang ini juga diperjelas dengan

Shalat Jum‘at menurut Mazhab syafi‘i.

dari

Dalam

pengangkatan beberapa deputi seperti

diberlangsungkannya
struktur

masyarakat,

Patih yang membantu sultan dalam

Pangulu Ageng digolongkan sebagai

bidang

kelas priyayi sehingga dalam beberapa

pemerintahan,

Hadipatih

sebagai asisten bidang militer dan

acara

Pangulu sebagai pendamping utama

mengenakan

Sultan

keagamaan.

laksana Sultan. Fungsi utama yang

Relasi kebersatuan tiga elemen ini

dijalankan oleh pangulu Ageng ini

juga tampak dalam penyusunan tata

adalah mengatur keseluruhan kegiatan

ruang

keagaamaan yang berkaitan langsung

dalam

ibukota

senantiasa

bidang

pemerintahan

yang

mengintegrasikan

tiga

unsur Kraton-Alun-alun-Mesjid.
Karena
beragama

factor

merupakan

dengan

kerajaan
seragam

kraton,

dan

dia

harus

kebesaran

fungsi

ini

dikejawantahkan melalui dua koridor

kehidupan
salah

resmi

satu

﴾ 118 ﴿

yaitu sebagai kepala Masjid Agung
dan

Ketua

Pangadilan

Surambi.

Sebagai

kepala

Masjid

Agung,

dengan

Mesjid

seperti

Pangulu Ageng bertanggung jawab

keluarga

menjadi

selalu bertindak sebagai pemimpin

corong

Kraton

dalam

penegakan hukum Islam dan dalam
lingkungan

Pangulu

Ageng

prosesi.

pelaksanaan ritual agama khususnya
di

kerajaan

pernikahan

Sementara dalam kapasitasnya

istana.

Dalam

tugasnya,

pangulu

Surambi, Pangulu Ageng mengemban

Ageng dibantu oleh Sembilan Ketib

tugas menjalankan fungsi yudikatif

(Khatib), Lima Mudin (Mu’adzin), dan

dalam menangani kasus-kasus hukum

empat puluh Ngulomo (‘Ulama), dan

yang melibatkan masyarakat. Awalnya,

beberap[a Merbot. Pangulu Ageng

Pengadilan Surambi menangani kasus

adalah imam utama mesjid baik dalam

hukum

shalat 5 waktu ataupun dalam Shalat

permasalahan

Jum‘at. Sementara Mudin bertindak

ekonomi

bahkan

sebagai pembaca Adzan panggilan

setelah

tahun

shalat, Ketib bertindak sebagai Khatib

Pangulu

pada

beberapa bagian hukum keluarga dan

melaksanakan

Shalat

mempunyai

Jum‘at.
tugas

Ngulomo

utama

yang

sebagai

pemimpin

yang

luas

Pangadilan

yang

hukum

meliputi
keluarga,

criminal.
1831

dibatasi

Namun,

kekuaasaan
hanya

pada

ekonomi yang meliputi pernikahan,

berkaitan dengan pengurusan jenazah

perceraian,

dan

serta

(ruju’), Nafkah, pembagian harta gono-

makam-

gini, pembagian warisan, wakaf, dan

upacara

menjaga

dan

penguburan
mengurus

rekonsiliasi

keluarga

makam keramat di lingkungan kraton.

perselisihan

Ngulomo

sebagai

kerjasama

pengkhutbah jika seandainya sang

Walaupun

Ketib berhalangan hadir. Sedangkan

dipangkas, pangulu di sepanjang abad

Merbot adalah struktur terendah dari

19 selalu dilibatkan sebagai dewan

kepengurusan mesjid. Ia bertanggung

pertimbangan dalam masalah hukum

jawab

criminal

juga

atas

berfungsi

kebersihan

dan

pemeliharaan inventaris mesjid. Dalam

pemimpin

Ageng
utama

bertindak

sebagai

dan penanggung

(syirkah/mudarabah).
kekuasaannya

berat

yang

telah

berimplikasi

Poses yudikatif yang dipimpin
oleh

Pangulu

ini

berlangsung

di

beranda mesjid dan oleh karena itulah

jawab sehingga jika ada upacara-

proses

upacara Kraton yang berhubungan

Surambi.

﴾ 119 ﴿

perusahaan

hukuman mati.

seluruh kegiatan Mesjid Kraton ini,
Pangulu

harta

ini

dinamakan
Dalam

Pangadilan

administrasinya,

Pangulu Ageng dibantu oleh beberapa

keagamaan Islam dan bertanggung

asisten yang terdiri dari delapan Ketib

jawab atas urusan yang menyangkut

(Katib/juru tulis), enam Mudin, dua

pendidikan agama, pernikahan dan

atau tiga Ngulomo, satu Jakso, dan

mengadili

satu Kori sebagai pembawa acara.

seperti

Adapun landasan hukum yang dipakai

warisan, wakaf dan lain-lain. Dalam

sebagai

pedoman

bidang pengadilan kasus-kasus umum

penyelenggaraan pengadilan tersebut

seperti criminal, pangulu kabupaten

semuanya berlandaskan pada kitab-

menduduki posisi penasehat bupati

kitab

dan

bersama dengan jaksa. Pelaksanaan

samasekali

tugas rutin Pangulu kabupaten di

kitab

Fiqh

mazhab

pemerintahan
tidak

syafi‘i

kerajaan

mempunyai

kitab

baku

bantu

kasus-kasus
perceraian,

oleh

beberapa

keluarga
pembagian

Ketib

yang

indigenous yang menjadi pegangan.

masing-masing dinamai sesuai dengan

Kitab Hukum Pekih yang menjadi

keahlian

acuan proses pengadilan sangatlah

ditanganinya. Ketib Pekih adalah staf

banyak

ahli yang membantu Pangulu dalam

dan

beragam,

tetapi

ada

dan

masalah

yang

empat kitab induk yang selalu menjadi

penelusuran

rujukan utama yaitu kitab Mukarrar

terdapat dalam Fiqh. Ketib Prabot

(Muharrar), Kitab Makalli (Mahalli),

membantu Pangulu kabupaten dalam

Tupah (Tuhfah al-Muhtaj) dan Kitab

pengadministrasian dan inventarisasi

Patakulwahab (Fath al-Wahhab).

property

Sistem

ke-Pangulu-an

yang

hukum-hukum

yang

keberlangsungan

yang

menjamin
kegiatan

rutin

berlaku di lingkungan Kraton atau

Pangulu.

pusat

(hujjah) membantu Pangulu dalam

pemerintahan

kerajaan

juga

Sedangkan

berlaku di tingkatan pemerintahan di

menjelaskan

bawahnya.

seputar

Di

tingkat

kabupaten,

dan

Ketib

Kojah

menerangkan

tanya-jawab

mengenai

pangulu menjadi corong agama bagi

permasalahan agama Islam. Di tingkat

Bupati

kecamatan

kecamatan, Naib kadang juga disebut

terdapat Na’ib yang menjadi asisten

Kalipah menjalankan fungsi Pangulu

Camat

hanya

dan

di

dalam

tingkat
bidang

keagamaan,

sebatas

dalam

kasus

sementara di desa terdapat ‗Amil atau

pernikahan dan perceraian. Naib tidak

dalam istilah lain Kaum dan Lebe

diberi

sebagai

Pangulu

fungsi kehakiman agama sehingga dia

bidang

tidak bisa menangani kasus-kasus

kabupaten

asisten
adalah

Lurah.
kepala

﴾ 120 ﴿

otoritas

untuk

menjalankan

atau

memperdalam pengetahuan mereka

gugatan cerai yang diajukan kaum

dalam bidang agama Islam. Tentu

perempuan.

saja,

seperti

pembagian

warisan

Sementara

di

tingkat

proses

menjadi

Pangulu

desa, Kaum, ‘Amil, atau Lebe hanya

bukanlah sebuah proses yang mudah

berfungsi

penghubung.

dan harus menempuh kompetisi yang

Mereka bertugas mendampingi calon

panjang dan ketat. Persyaratan umum

mempelai pengantin atau membantu

utama untuk menjadi Pangulu adalah

yang hendak berperkara dalam urusan

Ahli

keluarga dan masalah warisan ke Naib

mempunyai

di kecamatan.

administrative

sebagai

dalam

bidang

hukum

Islam,

kemampuan
dan

setia

pada

Pangulu

penguasa.

Namun,

factor

penentu

umumnya tidak begitu besar. Mereka

seseorang

masuk

dalam

jajaran

memang

kandidat

Pangulu

adalah

tingkat

Penghasilan

para

mendapatkan

upah

dari

Kerajaan berupa tanah dan property.

kedekatan mereka dengan penguasa.

Mereka juga mendapatkan bagian dari

Maka tak heran jika biasanya jabatan

biaya penanganan kasus-kasus yang

Pangulu ini turun dari ayah ke anak.

diurusnya.

Tetapi

Sebelum menduduki posisi utama,

kehidupan

mereka

wiraswasta

andalan

dari

utama

biasanya

kasil

para

calon

berdagang

atau

menempuh

Pangulu

proses

biasanya

Magang,

yaitu

bertani. Tampaknya, yang menjadi

menjadi pembantu di tempat kerja

daya tarik utama dari posisi Pangulu

Pangulu. Proses magang ini bisanya

ini

dan

berlangsung lebih dari sepuluh tahun

di

dan biasanya keturunan ningrat dari

adalah

pengaruh

implikasi
yang

wibawa

ditimbulkannya

tengah masyarakat. Para Pangulu ini

kasta

berlatarbelakang

mempunyai kesempatan lebih besar

pendidikan

agama

Islam yang cukup kuat. Mulai dari

yang

tertinggi

lah

yang

untuk menjadi Pangulu utama.

di

Pada awal abad 19, ketika VOC

dengan

semakin memantapkan posisinya di

mempelajari tatacara shalat, hafalan-

daerah Jawa dan Madura sehingga

hafalan

memungkinkan

menempuh
Langgar

pendidikan

atau

di

dasar

Mesjid

surat-surat

pendek

dan
calon

mereka

untuk

membaca

al-Qur‘an,

para

pangulu

kemudian

meneruskan

Belanda, posisi Pangulu khususnya di

pendidikannya ke pesantren-pesantren

kabupaten-kabupaten yang jauh dari

dan madrasah untuk memperluas dan

wilayah kraton mengalami masa-masa

﴾ 121 ﴿

membentuk

pemerintahan

Hindia

turbulensi. Pangulu di wilayah Kraton

timbul

praktis

masyarakat local terhadap kekuasaan

belum

menghadapi

permasalahan yang berarti karena
pemerintah

Hindia

memberikan
Sultan

wilayahnya

ketidakpuasan

mereka.

Belanda

Baru sekitar 60 tahun kemudian,

otonomi

kepada

atau tepatnya tahun 1882, pemerintah

mengatur

sendiri

Hindia Belanda akhirnya memasukkan

hak

untuk

akibat

meski

teritorialnya

kegiatan

ke-Pangulu-an

ke

dalam

Pada

tahun

terbatas. Sementara Pangulu-pangulu

administrasi

di

berhadapan

tersebut dibentuk Priesterraad atau

dengan upaya Belanda yang berusaha

Raad Agama (Pengadilan Agama)

menerapkan

di

yang memformalkan aktifitas Pangulu

menjadi

di Jawa dan Madura sebagai bagian

jajahannya termasuk dalam wilayah

dari administrasi Pemerintah Belanda

urusan yang sebelumnya telah lama

yang bersandingan dengan Landraad

menjadi domain penghulu. Namun

(Pengadilan

karena

yang

pada perkembangan selanjutnya jelas

substansial antara hukum Eropa yang

memicu revolusi dalam keorganisasian

berlandaskan ideology secular dan

dan

domain

penghulu

yang

hierarkis, Raad Agama adalah sub-

hukum

agama

Islam

luar

kraton

harus

hukum

kabupaten-kabupaten

terdapat

Eropa
yang

perbedaan

berbasis
upaya

mereka.

Umum).

fungsi

ordinat

dari

dari

Korporasi

Pangulu.

Landraad

ini

Secara
sehingga

pemerintahan Hindia Belanda selalu

keputusan Pangulu di Raad Agama

menghantam benteng terjal sehingga

baru berkekuatan hukum bila telah

kegiatan Pangulu tetap berada di luar

mendapat persetujuan dari Landraad.

jangkauan

mereka.

Selain itu, keputusan tertinggi yang

Walaupun demikian, para Pangulu

tadinya hanya bertumpu di seorang

senantiasa dilibatkan sebagai advisor

Pangulu utama kini harus melalui

setiapkali pemerintah Hindia Belanda

keputusan

melakukan

mana Pangulu dan asistennya yang

sosial

administrasi

kodifikasi

yang

hukum-hukum

akan diberlakukan

di

bersama

(Collegial)

di

terdiri dari 3 – 8 ulama harus secara

wilayah kekuasaannya. Upaya-upaya

bersama-sama

bernuansa ‗mediasi‘ yang ditempuh

putusan tersebut. Sistem seperti ini

oleh pemerintah Belanda ini tentu saja

terus

dimaksudkan

pemerintahan

untuk

meminimalisir

tingkat resistensi yang mungkin saja

﴾ 122 ﴿

menandatangani

berlangsung

berakhir.

bahkan

colonial

hingga
Belanda

Efek yang paling nyata dari
dimasukkannya

pengulu

ke

dalam

Implikasi lain yang kemudian
timbul adalah perubahan signifikan

Priesterraad adalah dua konsekuensi

dalam

yang

Pangulu. Ketika Priesterraad dibentuk,

berimplikasi

panjang.

proses

rekrutmen

calon

Konsekuensi pertama adalah bahwa

Pemerintah

pangulu yang tadinya ditunjuk dan

bahwa kebanyakan Pangulu pada saat

diangkat oleh penguasa local kini

itu kurang memenuhi syarat dan tidak

ditentukan oleh pemerintah colonial

mempunyai kemampuan yang cukup

Belanda dan dengan demikian control

untuk

terhadap segala aktifitas Pangulu pun

modern. Tahun 1889 akhirnya sebuah

diatur penuh oleh Belanda. Kedua, tata

badan yang mengurusi permasalahan

laksana aktifitas dari pangulu dalam

pribumi dibentuk dan berperan besar

Pristerraad

dengan

dalam perekrutan Pangulu. Proses

administrasi modern yang dijalankan

perekrutan ini diawali oleh pengajuan

oleh

beberapa nama calon Pangulu oleh

harus

pemerintah

sejalan
Hindia

Belanda.

menjalankan

Implikasi dari dua konsekuensi ini

Bupati

kemudian

tampak

remunerasi.

Belanda

kepada

menganggap

administrasi

Residen.

Residen

dalam

hal

kemudian menyampaikan proposal ini

tidak

lagi

ke

Pangulu

Direktorat

Kehakiman

yang

menerima upah dari penguasa local,

selanjutnya

sementara pemerintah Hindia Belanda

terhadap kantor urusan pribumi yang

tidak memberikan upah khusus bagi

melakukan

Pangulu

Kantor

berkas pengajuan. Di Kantor inilah

Priesterraad dituntut untuk membiayai

nama-nama yang ditetapkan kemudian

operasional

menjabat

dan

asistennya.

dan

upah

karyawan

meminta

pertimbangan

penyeleksian

sebagai

berkas-

Pangulu

kepala

secara mandiri dengan mengandalkan

Priesterraad di tiap kabupaten. Lima

penghasilan dari biaya penanganan

tahun berikutnya proses perekrutan

kasus dalam yurisdiksi yang mereka

Pangulu

jalankan sehari-hari. Pangulu memang

lanjutan. Setelah tahun 1894, setiap

mendapatkan upah dari pemerintah

kandidat

Hindia Belanda tapi bukan dalam

melampirkan Verklaring (pernyataan)

posisi

kepala

yang terdiri dari berkas-berkas berupa

Priesterraad, melainkan dari posisinya

Curriculum Vitae yang mencantumkan

sebagai advisor bagi Landraad.

data-data latar belakang pendidikan,

mereka

sebagai

mengalami
Pangulu

impropisasi
diwajibkan

pengalaman kerja dan posisi yang

﴾ 123 ﴿

pernah diduduki, posisi yang pernah

sekolah

khusus

diduduki oleh leluhur, serta tingkat

Akhirnya atas inisiatif dan semangat

kedekatan koneksi dengan pejabat

mereka,

tinggi. Para kandidat Pangulu juga

menggagas pendirian sebuah lembaga

diwajibkan menguasai bahasa resmi

pendidikan

yaitu bahasa Melayu dan bahkan

Manbaul ‗Ulum.

para

ke-Pangulu-an.
Pangulu

yang

berhasil

mereka

namai

Bahasa Belanda serta mampu menulis

Implikasi yang timbul dari posisi

dalam huruf latin. Skill lain yang harus

pangulu sebagai agen pemerintahan

dimiliki

Hindia

juga

tergambar

dari

Belanda

juga

mempunyai

persyaratan yang mewajibkan para

keunikan.

kandidat

melakukan aktifitas yang kontradiktif

Pangulu

untuk

menulis

Mereka

seringkali

Verklaring mereka dalam tiga bentuk

tetapi

tulisan; Tulisan Jawa, arab dan latin.

mediasi. Di satu sisi pangulu dituntut

Pada

menjadi corong sosialisasi pencitraan

proses

perkembangan
kualifikasi

selanjutnya,

memainkan

peran

terus

Belanda sehingga masyarakat merasa

dimodernkan. Pada awal abad dua

tidak keberatan berada di bawah

puluh,

proses

administrasi asing. Di sisi lain, para

rekrutmen Pangulu mulai ditempuh.

Pangulu juga berperan aktif dalam

Penguji adalah sebuah tim yang terdiri

menyampaikan

dari

keberatan

system

empat

Pangulu

justru

ujian

ulama

bagi

besar

yang

aspirasi-aspirasi

masyarakat

terhadap

berpengaruh, dimana tiga di antaranya

kebijakan-kebijakan pemerintah Hindia

adalah

Belanda.

Syaikh

besar

dari

Arab.

Para

Pangulu

bahkan

Adapun skill yang diujikan biasanya

menjadi garda terdepan pertahanan

meliputi kemampuan membaca dan

masyarakat Islam dalam menangkal

memahami kitab fath al-Mu’in, menulis

dan

dalam huruf Jawa, Arab dan Latin,

missionaries

pengetahuan seputar Raad Agama

kristenisasi.

serta

administrasinya,

mengcounter
yang

aktifitas-aktifitas
membawa

misi

dasar-dasar

Pada masa yang sama di awal

Hukum Islam serta kecakapan dalam

abad dua puluh, perkembangan trend

Bahasa Arab. Tuntutan kualitas yang

baru dalam proses sosio-politik di

dibebankan

ini

Indonesia juga tengah berlangsung

mendorong mereka untuk berbenah

sebagai akibat dari semakin intensnya

diri di tengah enggannya pemerintah

akses masyarakat Muslim Indonesia

Hindia

dengan dunia Islam lainnya. Trend ini

kepada

Belanda

untuk

Pangulu

menggagas

﴾ 124 ﴿

ditandai dengan maraknya gerakan

kompetensi mereka sebagai ulama

pembaharuan

masing-

dan hakim

platform

mencela

masing

Islam

yang

mengusung

nasionalisme

dan

menyulut

radikalisme masyarakat

di

sisi

wilayah

agama. Para

praktik

pengutipan

reformis

Pangulu

uang

dalam

perkara

dari

masyarakat sebagai aktifitas korupsi

ini

yang bertujuan untuk memperkaya diri

memaksa pemerintah Hindia Belanda

serta menuduh para Pangulu telah

untuk selalu terus waspada terhadap

memanipulasi

kemungkinan

kepentingan

Jawa

dan

Madura.

Kondisi

munculnya

pemberontakan

missal

terhadap

ini

berpengaruh

Islam

kekuasaan

demi

pemerintah

colonial dan nafsu diri. Tuduhantuduhan ini kemudian menjadi polemic

kekuasaan mereka.
Fenomena

ajaran

juga

secara

sangat
signifikan

panjang di tengah masyarakat dan
kredibilitas

Pangulu

terhadap pola peran dan fungsi yang

dalam

telah lama sebelumnya dipegang dan

pengaruh

dijalankan Pangulu. Posisi sebagai

kaum reformis dalam menarik simpati

corong sosialisasi pemerintah colonial

masyarakat terus terjadi dan satu-

yang

memfasilitasi

menjalankan

fungsi

justru

posisi

Kebencian

Islam

colonial

terhadap

yang

keterbatasan

perlawanan

nondalam

mendorong

mereka untuk ―menyerang‖ institusi
Pangulu.

Serangan

dengan

mediasi

reformis

melakukan

Pangulu

satunya kekuatan yang membantu

kelompok

serta

antara

Rebutan

dalam

boomerang.

Muslim

terancam.

mereka

menjadi

pemerintahan

posisi

benar-benar

Pangulu

administrative

adalah
mereka

kekuatan
sementara

kaum reformis terus menancapkan
eksistensi

seiring

bergabungnya
berpengaruh

dengan
ulama-ulama

dalam

organisasi-

organisasi yang mereka bentuk.

dilakukan

Sadar akan menurunnya pamor

pendiskreditan

mereka sebagai akibat dari ‗serangan-

ini

melalui

cara-cara

dengan

mendemonisasi

Pangulu

serangan‘ kritik ulama reformis para

sebagai kaki tangan pemerintah kafir.

pangulu

Kritik tajam terhadap aktifitas Pangulu

beberapa

mulai

para

rehabilitasi. Untuk memulihkan nama

mempublikasikan

baik mereka, para Pangulu kemudian

reformis
bulletin

bermunculan
Islam
Islam

mempertanyakan

ketika

Bergerak
kredibilitas

kemudian
cara

menempuh
mediasi

yang

menjalin

kerjasama

dan

dengan

ormas-ormas

﴾ 125 ﴿

yang
Islam

dan

intens
serta

mendengar advis-advis dari ulama

eksistensi

dari

‗serangan-serangan‘

berpengaruh

dalam

rangka

hebat yang dilancarkan oleh sesame

memperbaiki

kinerja

mereka

organisasi Muslim yang pada saat

khususnya dalam pengelolaan dan

bersamaan

peningkatan pelayanan Priesterraad.

musim hujan. Tingkat survivalitas dari

Dan

konsolidasi

eksistensi

Pangulu

internal mereka untuk memperkuat diri

ditentukan

oleh

dari ‗serangan-serangan‘ luar, para

pendekatan

pangulu kemudian membentuk sebuah

dalam mengkompromikan ―misi suci‖

organisasi

rangka

mereka dengan dinamika kenyataan

antara

yang

sebagai

upaya

profesi

menggalang

dalam

solidaritas

di

kehidupan

Pegawai Mesjid (PPPM) yang didirikan

mereka.

Perhimpunan

Penghulu

dan

Pegawainya (PPDP) yang berdiri pada
tahun 1937 adalah hasil dari upaya
para

Pangulu

dalam

mengcounter

perkembangan-perrkembangan

baru

yang ‗menyerang‘ fungsi dan peran
mereka.
E. Kesimpulan Studi
Kesimpulan dari studi ini adalah
bahwa dasar dari praktik-praktik kePangulu-an adalah sebuah ―misi suci‖
memperjuangkan kelestarian Syari‘at
Islam dalam kehidupan masyarakat.
Dan dalam misi suci itu para Pangulu
berhasil

menunaikannya

sekalipun

mereka

mendapatkan

tekanan-

tekanan hebat dari pihak penguasa
yang secular dan non-Muslim. Mereka
juga

berhasil

mempertahankan

﴾ 126 ﴿

yang

terus

mereka. Perserikatan Penghulu dan
sekitar tahun 1920-an dan kemudian

tumbuh

bak

jamur

ini

di

sangat

pendekatanmereka

berkembang

sosio-politis

di

lakukan

dalam
sekitar

Dokumen yang terkait

AN ANALYSIS ON TRANSLATION SHIFTS: CROSS-LINGUISTIC STUDY BETWEEN ENGLISH AND INDONESIAN TRANSLATION VERSIONS OF HOLY QURAN SURAH AL-ARAF

0 32 16

AN ANALYSIS OF CULTURAL PROBLEMS BETWEEN WEST AND EAST FACED BY ASHIMA GANGULI IN MIRA NAIR’S FILM “THE NAMESAKE”

1 31 62

THE INTEGRATION BETWEEN INDONESIA AND WORLD RICE MARKET

1 88 12

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ READING INTEREST, VOCABULARY MASTERY AND THEIR READING ABILITY ON DESCRIPTIVE TEXT (A Correlational Study on the Eighth Grade Students in Kecamatan Banjar Pandeglang, Academic Year 2012/2013)

0 15 120

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ MOTIVATION AND THEIR ENGLISH SPEAKING ABILITY AT THE SECOND YEAR OF SMPN 19 BANDAR LAMPUNG IN THE ACADEMIC YEAR 2012-2013

0 8 56

ANT DIVERSITY AND ABUNDANCE IN THREE TYPES OF COCOA PLANTATION DIVERSITAS DAN KELIMPAHAN SEMUT PADA TIGA TIPE PERKEBUNAN KAKAO

1 22 56

The Concept and Value of the Teaching of Karma Yoga According to the Bhagavadgita Book

0 0 9

CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND MENSTRUAL PERIOD WITH ANEMIA ON ADOLESCENTS Observational Study on adolescents girl at Junior High School in Banjar Regency Area 2017

0 0 5

PERBEDAAN TINGKAT KESEIMBANGAN TUBUH ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM DI YAYASAN GERONTOLOGI KECAMATAN WAJAK KABUPATEN MALANG THE DIFFERENCES OF BALANCE LEVEL BETWEEN THE ELDERLY WHO JOIN THE ELDERLY GYMNASTIC AN

0 0 6