Hakikat dan Tantangan Pendidikan jasmani

HAKIKAT DAN TANTANGAN ILMU PENGETAHUAN
Karya Ilmiah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Wahyudin NS, M.Pdi

Di susun oleh :
SYAROFATUL HASANAH
NIM : 14.01.I.1164

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HAJI AGUS SALIM
SEMESTER V EKSEKUTIF
CIKARANG – BEKASI
1438 H/2016 M

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohim.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang dengan Kuasa-Nya tugas
ini dapat terselesaikan dengan lancar, sholawat serta salam selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Saya bersyukur karena telah
dapat menyelesaikan skripsi kecil ini dengan judul “ Hakikat dan Tantangan

Ilmu Pengetahuan” guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
Islam.
Saya berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfa’at bagi orang
lain, apabila ada kesalahan dalam tulisan ini kiranya dibukakan pintu maaf yang
sebesar-besarnya, karena segala kekurangan dan kesalahan adalah sebagian dari
sifat manusia, sedangkan segala kesempurnaan hanyalah milik Allah ‘azza
wajalla saja. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Cikarang barat, 21 Desember
2016

Penulis
Syarofatul hasanah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah
..................................................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah
..................................................................................................................
1
BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................................
2
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan
..................................................................................................................
2
1. Ilmu Pengetahuan
............................................................................................................
2
2. Pendidikan
............................................................................................................
3
B. Perspektif Islam Tentang Ilmu Pengetahuan

..................................................................................................................
5
1. Konsep Ilmu
............................................................................................................
5
2. Sumber Ilmu
............................................................................................................
6
C. Tantangan Ilmu Pengetahuan
..................................................................................................................
7
D. Upaya dalam Mengantisipasi Tantangan Ilmu Pengetahuan
..................................................................................................................
8

BAB III. PENUTUP......................................................................................................
11
A. Kesimpulan
..................................................................................................................
11

B. Saran
..................................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan penting
dalam membangun dan menumbuhkan peradaban dari pendidikan itu sendiri,
perkembangan zaman yang menyertai proses pendidikan memberikan dampak
yang cukup signifikan.
Dapat kita lihat di era sekarang ini sudah banyak lembaga pendidikan yang
berdiri baik dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini yang sering kita sebut dengan
PAUD, sampai pada tingkat perguruan tinggi. Semua lembaga-lembaga ini
memiliki sistem manajemen yang merupakan sel syaraf dari suatu lemabaga yang

mana sistem manajemen inilah yang mengatur tatanan dalam operasional lembaga
pendidikan.
Semakin banyaknya lembaga pendidikan pun bukan ukuran tidak adanya

hambatan dalam pendidikan itu sendiri, melainkan juga munculnya masalahmasalah yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam hal ini penulis mencoba
membahas mengenai tantangan dari ilmu pengetahuan di era yang akan datang
nanti pada generasi selanjutnya.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah tadi maka,
permasalahan yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan
2. Perspektif Islam tentang ilmu Pengetahuan
3. Tantangan dan Masa Depan Ilmu Pengetahuan
4. Manajemen Ilmu Pengetahuan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Dan Pendidikan
1. Ilmu Pengetahuan
Ilmu bearsal dari bahasa arab ‘Alima, ya’lamu.’ilman yang berarti
mengerti, memahami. Dalam bahasa inggris disebut science dari bahasa latin
scientia (pengetahuan). Jadi, pengertian ilmu pengetahuan yang terdapat dalam
kamus besar bahasa indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan

untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Mulyadi
karta negara mengatakan bahwa ilmu adalah any organized knowledge.
Adapun beberapa ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi, antara lain adalah:
a. Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat
diukur dan dibuktikan.

b.

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh
kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara

c.

logis.
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing
penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat didalamnya dirinya sendiri

d.


hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
Di pihak lain yang seringkali berkaitan dengan konsep-konsep ilmu adalah
ide bahwa metode-metode yang berhasil dan hasil yang terbukti pada

e.

dasarnya harus terbuka kepada semua pencari ilmu.
Ciri lainnya dari ilmu adalah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu
tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari
banyak pengamatan dan ide yang terpisah-pisah. Sebaliknya ilmu menuntut

f.

pengamatan dan berpikir metodis, tertata rapi.
Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya teori skolastik
mengenai ilmu membuat perbedaan antara objek material dan objek formal.

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli diantaranya adalah:



Mohammad hatta mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun



bangunannya dari dalam.
Ralph ross dan Ernest Van Deg Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik dan keempatnya serentak.

Maka dapat dikatakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang memiliki ciri, tanda,
syarat tertentu (sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur,
terbuka, dan tersusun).
Lalu, apa perbedaan ilmu dengan pengetahuan?. Adapun perbedaan antara
ilmu dengan pengetahuan adalah ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang
terklarifikasi, tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara
empiris. Dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang sudah melewati proses
pengujian kebenarannya melalui pengamatan dan penelitian yang objektif.

Sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun,

baik mengenai metafisik maupun fisik.
Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common
sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena
memiliki metode dan mekanisme tertentu. Dengan perumpamaan lain, ilmu adalah
sebuah kue yaitu adonan yang sudah diolah sehingga menjadi sebuah kue,
sedangkan pengetahuan adalah serangkaian bumbu-bumbu seperti tepung, gula,
butter yang masih mentah dan belum diolah menjadi sebuah kue.
2.

Pendidikan
Orang-orang Yunani lebih kurang 600 SH telah menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha membantu manusia menjadi manusia. Manusia perlu
dibantu agar ia berhasil menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan telah
menjadi manusia apabila telah memiliki nilai kemanusiaan. Itu menunjukkan
bahwa tidaklah mudah menjad manusia. Jadi, tujuan mendidik adalah
memanusiakan manusia, agar tujuan itu dapat dicapai dan agar program dapat
disusun maka, ciri-ciri manusia yang telah menjadi manusia itu haruslah jelas.
Arti dari pendidikan secara terminologi berasal dari kata “didik” kemudian
terdapat awalan me menjadi mendidik yang berarti memelihara dan memberi
latihan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan

adalah suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran.
Menurut tinjauan etimologis pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Padegogie
merupakan rangkaian dari dua kata dari bahasa yunani : pias (anak) dan ago
(saya membimbing) dengan demikian padegogie berarti saya membimbing
anak. Pada zaman yunani kuno, anak golongan bangsawan biasanya diantar
dan dijemput ke sekolah oleh seorang pengasuh khusus yang
disebut padagogos
b. Education

education berasal dari bahasa latin ; e, ex (out) artinya keluar, dan ducere
duc (mengatur, memimpin, menyerahkan). Sehingga education memiliki arti :
mengumpulkan dan menyampaikan informasi (pelajaran) dan
menyalurkan/menarik bakat keluar.
Menurut Tinjauan Terminologis
a. MJ. Langeveld
Pendidikan adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya
menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang didasari dan
dilaksanakan dengan sengaja antara orang yang dewasa dengan anak yang

belum dewasa.
b. Hogeveld
Pendidikan adalah membantu anak supaya dia cukup cakap menyelenggarakan
tugas hidup atas tanggung jawabnya sendiri.
c. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggot masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
d. Undang-Undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional (pasal
1 ayat 1).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

B. Perspektif Islam tentang Ilmu Pengetahuan
1. Konsep Ilmu
Ilmu merupakan suatu istilah yang berasal dari Bahasa Arab yaitu ‘alima
yang terdiri dari huruf ‘ain, lam dan mim. Secara harfiah ilmu dapat diartikan tahu
atau mengetahui, secara istilah ilmu berarti memahami hakikat sesuatu atau

memahami hukum yang berlaku atas sesuatu itu. Saliba mendefinisikan ilmu itu
dengan memahami secara mutlak baik tasawuf maupun tasdiq. Menurut Ikhwan
Al-safa seperti yang dikutip jihami, ilmu adalah tasawuf hakikat sesuatu dan
asalnya.
Jadi, terdapat tiga istilah dalam sistem pengetahuan manusia, yaitu al-‘ilm,
al-‘alim dan al-ma’lam. Al-‘ilm (ilmu) adalah tergambarnya hakikat sesuatu pada
akal, dimana gambaran itu merupakan abstraksi dari sesuatu itu baik kuantitas,
kualitas maupun substansi. Al-‘alim (orang yang tahu) adalah orang yang telah
berhasil menyerap hakikat sesuatu itu. Sedangkan al-ma’lam adalah objek yang
dikaji dan segala hal yang berkaitan dengannya.
Dalam pandangan al-Qur’an ilmu itu dapat membentuk sikap atau sifatsifat manusia. Atau dengan katta lain sikap atau karakter seseorang merupakan
gambaran pengetahuan yang dimilikinya. Maka, perbedaan sikap dan pola pikir
antara seseorang dengan lainnya dilatar belakangi oleh perbedaan pengetahuan
mereka. Itulah sebabnya pola pikir atau sikap seorang yang ahli dalam bidang
sains dan teknologi, misalnya berbeda dengan orang yang ahli dalam bidang ilmuilmu sosial. Bahkan ilmu pengetahuan tidak hanya membentuk pola pikir, sifat
dan karakter seseorang tetapi juga dapat membentuk perilaku. Al-Qur’an
menafikan persamaan antara orangyang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.
Penafian itu tentu saja ti dak hanya mengenai persamaan sifat tetapi, juga
persamaan prilaku. Maka, itulah sebabnya Kitab Suci tersebut memerintahkan
umat ini untuk banyak belajar.
Dengan demikian, belajar pada hakikatnya tidak hanya semata-mata
pencarian ilmu. Atau dengan kata lain, penguasaan ilmu bukanlah tujuan utama
suatu pembelajaran. Penguasaan ilmu hanya sebagai jembatan atau alat yang dapat
mengantarkan manusia kepada kesadaran, keyakinan dan perasaan atau sikap
positif terhadap kehidupan.
2.

Sumber Ilmu
Pada hakikatnya, ilmu adalah salah satu sifat Allah, karena sifat itulah

Allah disebut dengan ‘Alim (Yang Maha Mengetahui). Dia adalah sumber utama

ilmu. Segala pengetahuan yang di peroleh manusia merupakan anugerah-Nya.
Sedalam apapun pengetahuan manusia mengenai sesuatu, ia tetap saja terbatas
karena keterbatasan pikiran dan potensi yang ada dalam jiwanya.
Al-Qur’an menggambarkan ada dua cara Tuhan mengajar manusia, yaitu
pengajaran langsung yang disebut dengan wahyu atau ilham dan pengajaran tidak
langsung. Cara yang terakhir ini berarti bahwa Allah mengajar manusia melalui
media yaitu fenomena alam yang Dia ciptakan.
Tuhan menciptakan alam dan segala isinya serta hukum yang berlaku
padanya. Alam ini sebagai makhluk Allah, menyimpan berbagai rahasia ilmu
pengetahuan. Kemudian manusia mempelajarinya sehingga menemukan sistem
hukum alam tersebut yang selanjutnya dapat digunakan bagi kepentingan hidup
manusia.

C. Tantangan dan Masa depan Ilmu
Masyarakat akademik sudah menerima kenyataan terlepas mereka setuju
atau tidak, bahwa dalam dunia ilmu pengetahuan ada disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humanities serta natural sciences kita juga sudah disuguhi berbagai macam teori,
metode dan pendekatan dalam peneltian sesuai dengan anggapan bahwa dalam
disiplin-disiplin tersebut terjadi eclecticism, dimana satu disiplin dengan teori atau
pendekatan yang lain juga bisa saling mengisi. Oleh karena itu, bukan saja teori
dan metodologi penelitiannya sudah banyak kita ketahui, kita dengar atau kita
terima, tetapi juga semuanya itu bisa berkembang dan selalu di tuntut untuk
berkembang. Begitu juga tantangan yang terjadi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
1. Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan
Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujuan untuk
mempermudah pekerjaan manusia, tatpi kenyataannya teknologi telah
menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ketika
urusan itu semakin mudah, maka muncul kesepian dan keterasingan baru,
yaitu lunturnya rasa solidaritas, kebersamaan dan silaturrahim.

Teknologi mampu membius manusia untuk tunduk dan mengabaikan
yang lain lalu, krisis kemanusiaan tidak saja terjadi akibat teknologi maju,
tetapi juga akibat dari kecenderungan, ideologi dan gagasan yang tidak utuh.
Contohnya ide dan gagasan emansipasi yang dikumandangkan oleh para
penggerak feminisme yang mendorong agar wanita diberi kesempatan yang
sama di area publik dengan laki-laki. Kesempatan ini kemudian ternyata
dimanfaatkan oleh perusahaan padat karya dengan merekrut pekerja
perempuan lebih banyak dibandingkan pekerja laki-laki. Dengan
pertimbangan lebih rapi, lebih rendah gajinya, lebih mudah diatur dan tidak
merepotkan perusahaan. Akibatnya, kaum laki-laki susah untuk mendapatkan
pekerjaan dan implikasi lebih lanjut rumah tangga menjadi berantakan
karena, perempuan merasa lebih hebat daripada laki-laki.
Jika sebelum penemuan teknologi yang semakin maju manusia terpenjara
atau ditentukan oleh alam dan Tuhan, maka pada kemajuan teknologi manusia
tanpa sadar terpenjara oleh teknologi itu sendiri. jika kita tidak mau
kehilangan eksistensi kemanusiaan dan terhindar dari krisis kemanusiaan,
maka, kita harus berjuang untuk membebaskan diri dari kungkungan
teknologi dan kembali pada eksistensi awal, yaitu manusia yang kreatif dan
dinamis.
2.

Pendidikan Global
Pendidikan Perspektif Global atau disebut juga pendidikan global
artinya pendidikan yang membekali wawasan global untuk membekali siswa
memasuki era globalisasi sehingga siswa mampu bertindak lokal dengan
dilandasi wawasan global.
Pendidikan global dengan penerapan metode pembelajaran global saat
ini diadopsi oleh negara-negara maju atau negara-negara yang peringkat
Human Development Index (HDI)-nya masih di atas Indonesia, namun
penerapannya belum terjadi di Indonesia. Isu global pendidikan juga terkait
dengan wacana integrasi ilmu pengetahuan. Disiplin ilmu agama, IPA,
matematika, IPS, sastra dan disiplin ilmu lainnya tidak akan lagi berdiri
sendiri, terpisah secara sporadis, namun akan menjadi suatu kesatuan ilmu

yang melahirkan produk ilmu pengetahuan yang merupakan hasil integrasi
dari berbagai disiplin ilmu.
3.

Kesenjangan Kemajuan IPTEK
Prestasi Pendidikan serta HDI Khususnya di Indonesia, menurut anwar
et al (1990) tantangan yang dihadapi untuk penerapan dan pengembangan
IPTEK pada PJPT II adalah
a. jumlah terbesar penduduk usia 10 tahun ke atas dan angkatan kerja yang
tidak tamat SD sebesar 44,9%dari jumlah angkatan kerja sebanyak 74,6
juta, dan lulusan perguruan tinggi 1,61%, itupun lulusan eksakta ±28,9%
dan sisanya lulusan ilmu sosial.,
b. Bagian terbesar unit usaha berskala kecil dan non formal.
c. Peningkatan pengangguran terbuka angkatan kerja lulusan SLTP dan yang
d.
e.
f.
g.
h.

lebih tinggi.
Pendidikan menengah dan tinggi relatif rendah
Kurangnya tenaga ristek,
Rendahnya kesehatan relatif terhadap negara ASEAN.
Industri manufaktur mengarah industri berat.
Urbanisasi meningkat.

D. Upaya dalam Mengantisipasi Tantangan Ilmu Pengetahuan
1. Peran Agama dan Pendidikan
Dalam Menghadapi Tantangan di Masa Depan Agama dan ilmu, dua
elemen kehidupan yang memiliki perbedaan dan juga persamaan. Ilmu
merupakan hal yang obyektif, logis, empiris, fleksibel, dan progresif. Adapun
agama merupakan hal subyektif , mengedepankan ritual terhadap hubungan
makhluk dengan Tuhan, dan kadang tak mengandalkan empiris.
Ilmu berperan dalam pemenuhan kebutuhan lahiriah yang memberikan
kepuasan untuk kehidupan fana di dunia. Sementara itu, agama memberikan
kebutuhan dalam batiniah dan persiapan kehidupan setelah mati. Karena bagi
masyarakat beragama, walaupun ilmu memiliki perbedaan yang
komprehensif, baik dalam fase rohani dan fase kebutuhan jasmani, ilmu
adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari nilai ketuhanan, karena sumber
ilmu yang hakiki adalah Tuhan.
Manusia menemukanya melalui pendekatan-pendekatan dan disiplin
ilmu secara sistematis, dengan kemudian merekayasanya, dan menjadikanya
sebuah instrumen penting dalam kehidupan. Karena manusia berbeda dengan

ciptaan Tuhan lainya, manusia diberikan daya pikir berbeda dengan makhluk
lainya. Daya pikir inilah yang kemudian menemukan teori-teori ilmiah dan
teknologi. Semua agama yang ada di dunia ini mengajarkan umat untuk
menuntut ilmu, bahkan behukum wajib. Namun, bukan berarti hal ini
menyebabkan kita lepas kontrol dan mengeksplorasi ilmu tanpa
mempertimbangkan nilai-nilai dan norma. Disinilah peran agama sebagai
kontrol terhadap pengembangan ilmu, agar manusia dapat
mengembangkannya dengan benar dan tak kehilangan hati nurani mereka.
Agama juga berperan sebagai filter terhadap perkembangan ilmu,
memberikan rambu-rambu, bahwa hal positif dari ilmu pengetahuan dapat
digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan manusia sementara hal negatif
2.

disingkirkan.
Pendidikan Global
Pendidikan Global dirasa perlu disebabkan kemajuan komunikasi &
transportasi yang dirasakan dunia semakin sempit, batas negara menjadi
buram, proses universalisasi melanda berbagai aspek kehidupan. Pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni
budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lainlain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk
persaingan global. Pendidikan Global menekankan pada: a. Kesadaran
terhadap perspektif global. b. Memahami sistem-sistem global. c. Sejarah
globalisasi. d. Saling pengertian terhadap budaya bangsa lain.
Tujuan Pendidikan Global adalah :
a. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka membentuk masyarakat.
b. Memberi pengertian mereka yang merupakan anggota masyarakat
manusia.
c. Menyadarkan mereka adalah penghuni planet bumi, dan kehidupannya
tergantung pada planet bumi tersebut.
d. Mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat global.
e.
Mendidik siswa agar mampu hidup secara bijaksana dan
bertanggung jawab, sebagai individu, umat manusia, penghuni planet
bumi, dan sebagai anggota masyarakat global.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan adalah ilmu merupakan bagian
dari pengetahuan yang terklarifikasi, tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan
kebenarannya secara empiris. Dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang
sudah melewati proses pengujian kebenarannya melalui pengamatan dan
penelitian yang objektif. Sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan
yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Pendidikan adalah
suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran.
Ilmu akan senantiasa berkembang, sesuai dengan perkembangan zaman
dan inovasi- kreativitas yang dilakukan berdasarkan pemikiran manusia.
Perkembangan ilmu yang semakin pesat ini menghasilkan teknologi dan
penemuan mutakhir memberikan sejumlah tantangan besar bagi manusia di masa
depan, baik tantangan mental, fisik, sampai moral. Kemajuan ilmu demi
kepentingan manusia ini memang sering salah pemanfaatan dan penyikapan,
sehingga sebenarnya tantangan yang akan dihadapi lebih kepada masalah teknis.
B. Saran
Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan aplikasi di kehidupan
hendaknya dibatasi oleh pemahaman menyeluruh mengenai keilmuan itu sendiri.
Semua hasil penemuan ilmu pengetahuan semata-mata digunakan untuk
mempermudah manusia menjalani hidupnya, tanpa menimbulkan arogansi ilmu,
pendewaan ilmu, dan merusak dari manusia sampai lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Prof.,Dr.,M.A Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2013. Cet ke-12.
Departemen Agama RI. Problem dan Prospek IAIN ; Antologi Pendidikan Agama
Islam. 2000
M. Yusuf, Kadar. Tafsir Tarbawi. Riau: Zanafa Publishing, 2011. Cet ke-2
Tafsir, Ahmad. Prof.,Dr. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014. Cet ke-6
Zuhairini. Dra., Dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2015.
Cet ke-13
Https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/tantangan-dan-masa-depanilmu_2013_1.pdf
Https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/tantangan-dan-masa-depanilmu-pengetahuan_wahyuning-hidayati_oke.pdf