hubungan pusat dan cabang masalah khus

1.1 PENGIRIMAN BARANG KE CABANG DINOTA
DIATAS HARGA POKOK
Di dalam pengiriman barang dagangan dari kantor pusat kekantor cabang sering kali dinota
(dihargai) diatas harga pokok.
Harga yang dibebankan pada kantor cabang tersebut dapat sebesar harga jual dan dapat juga
sebesar harga pokok ditambah mark up tertentu. Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat
ke kantor rcabang tersebut akan dicatat oleh masing-masing pihak sebagai berikut:

1. Pencatatan oleh kantor pusat
Oleh kantor pusat kelebihan harga nota (harga yang dibebankan pada kantor cabang) diatas
harga pokok akan dikredit kerekening “cadangan kelebihan harga” atau“ Laba kotor belum
direalisir”. Jadi waktu ngirim barang dagangan kekantor cabang, kantor pusat akan mencatat:
a. Apabila mencatat persediaan dengan sistem fisik:
Rekening Koran kantor cabang
xxx
Pengiriman barang kekantor cabang
xxx
Cadangan kelebihan harga
xxx
b. Apabila mencatat persediaan dengan system perpetual:
Rekening Koran kantor cabang

xxx
Persediaan barang dagangan
Cadangan kelebihan harga

xxx
xxx

2. Pencatatan oleh kantor cabang
Kantor cabang tidak akan mengetahui kalau harga nota yang dibebankan oleh kantor pusat
tersebut adalah diatas harga pokok. Jadi kantor cabang akan mencatat berdasakan harga nota
yang diterima. Jadi kantor cabang akan mencatat pengiriman barang dari kantor pusat tersebut
adalah:
a. Apabila mencatat persediaan dengan system fisik:
Pengiriman Barang dari kantor pusat
xxx
Rekening Koran kantor pusat
xxx
b. Apabila mencatat persediaan dengan system perpetual:
Persediaan barang dagangan
xxx

Rekening Koran kantor pusat
xxx
Pengiriman barang dagangan kekantor cabang yang di Nota diatas harga Pokok tersebut
berartu saldo rekening “pengiriman barang dari kantor pusat” lebih besar daripada saldo
rekening“ pengiriman barang kekantor cabang”. Selisih kedua rekening tersebut adalah sama
dengan cadangan kelebihan harga atas barang yang dikirim selama periode yang bersangkutan.
Saldo rekening“ cadangan kelebihan harga” pada akhir periode menunjukan jumlah cadangan

a.

b.

1)
a)
-

-

-


b)
-

kelebihan harga pada awal periode ditambah cadangan kelebihan harga atas pengiriman periode
yang bersangkutan.
Agar laporan keuangan kantor pusat dan laporan konsolidasi memberikan informasi yang
sesungguhnya maka perlakuan terhadap cadangan kelebihan harga tersebut adalah sebagai
berikut:
Dalam laporan keuangan kantor pusat
Agar laba/rugidarikantorcabangmenunjukanlaba yang sesungguhnya, maka cadangan
kelebihan atas barang dagangan yang dijual oleh kantor cabang akan diperlukan sebagai
penambah laba dari kantor cabang melalui jurnal:
Cadangankelebihanharga
xxx
Rugi-labakantorcabang
xxx
Saldo rekening “cadangan kelebihan harga“ yang sudah disesuaikan tersebut akan disajikan
di dalam neraca kantor pusat sebagi pengurang rekening “rekening kantor cabang”.
Dalam laporan keuangan konsolidasi
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi seluruh saldo rekening “cadangan

kelebihan harga” dan rekening timba balik yang lain harus dieliminasi. Jurnal eliminasi yang
diperlukan tergantung pada saldo rekening yang harus dieliminasi, sedangkan saldo rekening
yang harus dieliminasi tergantung pada system akuntansi persediaan yang dipakai dan dasar
penyusunan laporan keuangan konsolidas. Jadi jurnal eliminasi yang harus dibuat juga
tergantung pada system akuntansi persediaan dan dasar penyusunan neraca saldo, yaitu:
Sistem fisik
Apabila perusahaan menggunakan system fisik maka jurnal eliminasi yang diperlukan akan
tergantung pada dasar penyusutan laporan keuangan konsolidasi, yaitu:
Laporan keuangan konsolidasi disusun dari neraca saldo kantor pusat dan kantor cabang. Dalam
hal ini jurnal eliminasi yang diperlukan:
Untuk mengeliminasi saldo “Rekening Kantor Pusat” dan saldo “Rekening Kantor Cabang”,
yaitu :
Rekening Kantor Pusat
xxx
Rekening Kantor Cabang
xxx
Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga pada awal periode, yaitu cadangan
kelebihan harga atas persediaan awal yaitu:
Cadangan kelebihan harga
xxx

Persadiaan awal
xxx
Untuk mengeliminasi saldo rekening pengiriman barang dari kantor pusat, saldo rekening
pengirian barang ke kantor cabang dan cadangan kelebihan harga atas barang yang di kirim
selama periode yang bersangkutan.
Pengiriman barang ke kantor cabang
xxx
Cadangan kelebihan harga
xxx
Pengiriman harga dari kantor pusat
xxx
Untuk mengeliminasi cadangan kelebihan harga atas persediaan akhir.
Persediaan akhir (rugi-laba)
xxx
Persediaan akhir (neraca)
xxx
Laporan keuangan konsolidasi disusun dari laporan keuangan kantor pusat dan kantor cabang.
Dalam hal ini jurnal konsolidasi yang diperlukan adalah:
Untuk mengeliminasi saldo “rekening kantor pusat” dan saldo “rekening kantor cabang”, yaitu:
Rekening kantor pusat

xxx

Rekening kantor cabang
xxx
- Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga, baik atas barang yang sudah di jual
maupun atas persediaan akhir, yaitu:
Cadangan kelebihan harga
xxx
Persediaan (akhir)
xxx
Harga pokok penjualan
xxx
2) Sistem perpectual
Apabila perusahaan menggunakan sistem perpectual maka jurnal eliminasi yang diperlukan
adalah:
a) Untuk mengeliminasi saldo “rekening kantor pusat” dan saldo “rekening kantor cabang”, yaitu:
Rekening kantor pusat
xxx
Rekening kantor cabang
xxx

b) Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga pada awal periode, yaitu cadangan
kelebihan harga atas persediaan awal yaitu:
Cadangan kelebihan harga
xxx
Persediaan (akhir)
xxx
Harga pokok penjualan
xxx
Contoh:
PT ABC mempunyai dua lokasi usaha, yaitu kantor psat yang berkedudukan di Jakarta dan
kantor cabang di Yogyakarta. Kantor cabang menyelenggarakan akuntansi secara penuh. Neraca
kantor pusat dan kantor cabang per 31 Desember 1991 adalah sebagai berikut:

Rekening

Kantor pusat

Aktiva
Kas
Rp

10,500,000.00
Rp
pitang dagang
Rp
27,000,000.00
Rp
persediaan
Rp
40,000,000.00
Rp
rekening kantor cabang
Rp
50,000,000.00
cadangn kelebihan harga
Rp
3,500,000.00
aktiva tetap
Rp
60,000,000.00
Rp

akumulasi penyusutan
Rp
19,000,000.00
Rp
total aktiva
Rp
165,000,000.00
Rp
pasiva
utang
Rp
25,000,000.00
Rp
modal saham
Rp
100,000,000.00
laba ditahan
Rp
40,000,000.00
rekening kantor pusat

Rp
total pasiva
Rp
165,000,000.00
Rp
Keterangan:
Persediaan kantor cabang sebesar Rp.25.000.000,- tersebut terdiri atas:

Kantor Cabang
7,000,000.00
9,000,000.00
25,000,000.00

25,000,000.00
6,000,000.00
60,000,000.00
10,000,000.00

50,000,000.00
60,000,000.00


-

Rp.17.500.000,-berasal dari kantor pusat yang oleh kantor pusat telah dinota 25% diatas harga
pokok (harga pokok Rp.14.000.000,- dan cadangan kelebihan harga Rp. 3.500.000,-)
- Rp. 7.500.000,- berasal dari pihak luar.
Transaksi keuangan kantor pusat dan kantor cabang selama tahun 1991 adalah sebagai berikut:
1. Pembelian barang dagangan:
- Kantor pusat
Rp.290.000.000,- Kantor cabang
Rp. 80.000.000,2. Pengiriman barang dari kantor pusat ke kantor cabang:
- Harga pokok
Rp. 80.000.000,- Mark up 25%
Rp. 20.000.000,Faktur (nota)
Rp.100.000.000,3. Penjualan barang dagangan:
- Kantor pusat
Rp.250.000.000,- Kantor cabang
Rp.200.000.000,4. Penagihan piutang dagang:
- Kantor pusat
Rp.240.000.000,- Kantor cabang
Rp.190.000.000,5. Pelunasan utang dagang:
- Kantor pusat
Rp.275.000.000,- Kantor cabang
Rp. 75.000.000,6. Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial:
- Kantor pusat
Rp. 28.000.000,- Kantor cabang
Rp. 15.000.000,7. Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp.95.000.000,8. Penyusutan aktiva tetap:
- Kantor pusat
Rp. 7.500.000,- Kantor cabang
Rp. 3.000.000,9. Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp.3.000.000,10. Pembagian deviden Rp.25.000.000,Apabila semua jurnal sudah diposting, maka dapat disusun neraca saldo PT ABC per 31
Desember 1991 sebagai berikut:
Rekening
Kantor Pusat
Kantor Cabang
Debit
Kas
Rp
17,500,000.00
Rp
12,000,000.00
Piutang Dagang
Rp
37,000,000.00
Rp
19,000,000.00
Persediaan
Rp
40,000,000.00
Rp
25,000,000.00
Rekening Kantor Cabang
Rp
58,000,000.00
Aktiva Tetap
Rp
60,000,000.00
Rp
25,000,000.00
Pembelian
Rp
290,000,000.00
Rp
80,000,000.00
Pengiriman Barang Dari Pusat
Rp
100,000,000.00
Biaya Komersial
Rp
32,500,000.00
Rp
21,000,000.00
Total Debit
Rp
535,000,000.00
Rp
282,000,000.00
Kredit
Cadangan Kelebihan Harga
Rp
23,500,000.00
Akumulasi Penyusutan
Rp
26,500,000.00
Rp
9,000,000.00

1.
2.
1.
-

2.
3.

4.

5.

Utang
Rp
40,000,000.00
Rp
15,000,000.00
Modal Saham
Rp
100,000,000.00
Laba Ditahan
Rp
15,000,000.00
Rekening Kantor Pusat
Rp
58,000,000.00
Penjualan
Rp
250,000,000.00
Rp
200,000,000.00
Pengiriman Barang Kecabang
Rp
80,000,000.00
Total Kredit
Rp
535,000,000.00
Rp
282,000,000.00
`Keterangan:
Pada akhir tahun1991 diketahui besarnya persediaan sebagai berikut:
Kantor pusat Rp.50.000.000,Kantor cabang Rp.35.000.000,- yang terdiri atas:
Rp.25.000.000,- berasal dari kantor pusat yang oleh kantor pusat telah dinota 25% diatas harga
pokok (harga pokok Rp.20.000.000,- dan cadangan kelebihan harga Rp.5.000.000,-)
Rp.10.000.000,- berasal dari pihak luar.
Apabila laporan keuangan konsolidasi disusun dari neraca saldo maka perlu dibuat jurnal
penyesuaian dan jurnal eliminasi sebagai berikut:
Untuk mencatat persediaan akhir, terdiri dari:
Kantor pusat
Rp.50.000.000,Kantor cabang
Rp.35.000.000,Jumlah
Rp.85.000.000,Persediaan akhir – neraca Rp.85.000.000,Persediaan akhir R/L
Rp.85.000.000,Untuk mengeliminasi Rekening Kantor Cabang dan Rekening Kantor Pusat:
Rekening Kantor Cabang
Rp.58.000.000,Rekening Kantor Pusat
Rp.58.000.000,Untuk mengeliminasi Cadangan kelebihan harga (laba kotor belum direalisasi) atas persediaan
awal:
Cadangan kelebihan harga Rp.3.500.000,Persediaan awal
Rp.3.500.000,Untuk mengeliminasi pengiriman barang dari kantor pusat ke kantor cabang:
Pengiriman barang kecabang
Rp. 80.000.000,Cadangan kelebihan harga
Rp. 20.000.000,Pengiriman barang dari pusat
Rp.100.000.000,Untuk mengeliminasi Cadangan kelebihan harga (laba kotor belum direalisasi) atas persediaan
akhir:
Persediaan akhir (R/L)
Rp.5.000.000,Persediaa akhir (neraca)
Rp.5.000.000,-

1.2 PENGIRIMAN AKTIVA ANTARA KANTOR CABANG
ATAS PERINTAH KANTOR PUSAT.
Apabila perusahaan sudah berkembang maka perusahaan dapat mempunyai beberapa
kantor cabang. Dalam keadaan seperti ini seringkali terjadi jenis transaksi yang belum pernah
dibahas dalam pembahasan dimuka, yaitu adanya transfer (pengiriman) aktiva, baik berupa kas,
barang dagangan maupun aktiva yang lain diantara kantor cabang atas perintah kantor pusat.
Transaksi tersebut akan melibatkan tiga pihak, yaitu kantor cabang pengirim, kantor cabang
penerima dan kantor pusat. Oleh karena itu transaksi tersebut akan dicatat oleh tiga pihak.
Pencataan dilakukan oleh masing- masing pihak akan tergantung pada jenis transaksi. Untuk
mempermudah pembahasan maka transaksi pengiriman aktiva antar kantor cabang atas perintah
kantor pusat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1) Pengiriman kas
2) Pengiriman barang dagangan yang dicatat atas dasar harga pokok
3) Pengiriman harga dagangan yang dicatat diatas hrga pokok.

1. Pengiriman Kas Antar-Kantor Cabang Atas Perintah Kantor Pusat
Transaksi ini akan mempengaruhi masing- masing pihak yang terkait sebagai berikut:
a. Kantor cabang pengirim:
Dengan mengirim kas ke kantor cabang lain atas perintah kantor pusat maka jumlah kas dan
kewajiban kepaa kantor pusat akan berkurang. Oleh Karena itu, pengirim kas ke kantor cabang
lain atas perintah kantor pusat tersebut akan dicatat oleh kantor cabang pengirim:
Rekening kantor pusat …………………… xxx
Kas …………………………………………xxx
b. Kantor cabang penerima:
Dengan menerima kas dari kantor cabang lain atas perintah kantor pusat maka jumlah kas dan
kewajiban kepada kantor pusat kan bertambah. Oleh karena itu, peneriman kiriman kas dari
kantor caang lain atas perintah kantor pusat teresbut akan dicatat oleh kantor cabang penerima:
Kas …………………………….xxx
Rekening kantor pusat ………………….xxx
c. Kantor pusat:
Bagi akntor pusat adanya pengiriman kas antar kantor cabang atas perintah kantor pusat tersebut
akan berakibat hak terhadap kantor cabang penerima bertambah dan hak terhadap kantor cabang
pengirim berkurang. Oleh karena itu, akan dicatat oleh kantor pusat:
Rekening kantor cabang penerima ……………………………..xxx
Rekening kantor cabang pengirim ……………………………….xxx
Contoh:
PT A yang berkantor pusat di Jakarta mempunyai beberapa kantor cabang. Pada bulan
Juli 1991 kantor pusat memerintahkan kantor cabang Bandung untu mengirim kas kekantor
cabang Semarang sebanyak Rp. 10.000.000,00 atas tanggungan kantor pusat. Perintah tersebut

a.
b.
c.

a.
b.
c.

langsung dilaksanakan oleh kantor cabang Bandung. Transaksi ini akan dicatat oleh masingmasing pihak sebagai berikut:
Kantor cabang Bandung (pengirim):
Rekening kantor pusat ……………… Rp.10.000.000,00
Kas ……………………………………….. Rp.10.000.000,00
Kantor cabang Semarang (penerima):
Kas …………….. Rp. 10.000.000,00
Rekening kantor pusat …………….. Rp.10.000.000,00
Kantor pusat:
Rekening kantor cabang Semarang …………..Rp. 10.000.000,00
Rekening kantor cabang Bandung …………. Rp. 10.000.000,00
Apabila untuk penerimaan tersebut harus dikeluarkan biaya maka biaya tersebut akan
ditanggung oleh kantor pusat, yangakan diakui sebagai biaya.
Contoh:
PT A yang berkantor pusat di Jakarta mempunyai beberapa kantor cabang. Pada bulan
Juli 1991 kantor pusat memerintahkan kantor cabang Bandung untuk mengirim kas kekantor
cabang Semarang Rp.10.000.000,00 atas tanggungan kantor pusat. Perintah tersebut lansung
dilaksanakan oleh kantor cabang Bandung. Untuk mengirim kas tersebut pengirim (kantor
canbang Bandung) membayar biaya sebesar Rp.10.000,00. Transaksi ini akan dicatat oleh
masing- masing pihak sebagai berikut:
Kantor cabang Bandung (pengirim)
Rekening kantor pusat
Rp. 10.010.000
Kas
Rp.10.010.000
Kantor Cabang Semarang (penerima)
Kas
Rp. 10.000.000
Rekening Kantor Pusat
Rp.10.000.000
Kantor Pusat:
Rekening kantor cabang semarang Rp. 10.000.000
Biaya
Rp. 10.000.000
Rekening kantor cabang Bandung Rp. 10.010.000

2. Pengiriman Barang Dagangan Antar-Kantor Cabang Atas Perintah
Kantor Pusat
Akibat transaksi ini hamper sama dengan akibat pengiriman kas antar kantor cabang atas
perintah kantor pusat. Adanya transaksi seperti ini berarti barang dagangan tersebut di angkut 2
kali, yaitu dari kantor pusat ke kantor cabang pengiriman dan dari kantor cabang pengirim ke
kantor cabang penerima. Dengan adanya pengirimn 2 kali tersebut akan berakibat biaya
angkutnya semakin besar. Oleh karena membesarnya biaya angkut tersebut akibat tindakan
kantor pusat maka kelebihannya akan ditanggung oleh kantor pusat, sebagi kerugian, yaitu
kerugian karena kelebihan biaya angkut. Dengan demikian akibat transaksi seperti ini terhadap
masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
a. Kantor cabang pengiriman:

-

Dengan mengirim barang dagangan ke kantor cabang lain atas perintah kantor pusat tersebut
maka:
Kewajiban kepada kantor pusat akan berkurang sebesar harga pokok barang yang dikirim
ditambah biaya angkut baik dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan maupun dari
kantor cabang yang bersangkutan ke kantor cabang penerima.
Pengiriman barang dari kantor pusat (apabila menggunakan system fisik) atau persediaan
(apabila menggunakan system perpetual) akan berkurang sebesar harga pokok barang yang
dikirim.
Biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan.
Kas akan berkurang sebesar kas yang dikeluarkan untuk membayar biaya angkut dari kantor
cabang yang bersagkutan ke kantor cabang penerima.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang pengirim:
Rekening kantor pusat
……………………………
xxx
Pengiriman barang dari kantor pusat
xxx*)
Biaya angkut
……………………………
xxx*)
Kas
……………………………………
xxx
*) Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan system perpetual
maka rekening
“Pengiriman barang dari kantor pusat” dan “Biaya angkut” ini diganti dengan rekening
“Persediaan”, sehingga jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Rekening kantor pusat
………………………….
xxx
Persediaan barang dagangan
………….
xxx
Kas
………………………….
xxx

b. Kantor cabang penerima:
Dengan menerima kiriman barang dagangan dari kantor cabang lain atas perintah kantor pusat
maka:
Kewajiban kepada kantor pusat bertambah sebesar harga pokok barang yang diterima ditambah
biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan seandainya dikirim secara
langsung (tanpa melalui kantor cabang lain).
Pengiriman barang dari kantor pusat (apabila menggunakan system fisik) atau persediaan
(apabila menggunakan system perpetual) akan bertambah sebesar harga pokok barang yang
diterima.
Biaya angkut bertambah sebesar biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang
bersangkutan seandainya dikirim secara langsung.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang penerima sebagai berikut:
Pengiriman barang dari kantor pusat
………...
xxx*)
Biaya angkut
………………………...
xxx*)
Rekening kantor pusat
………………...
xxx
*) Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem perpetual maka rekening “Pengiriman
barang dari kantor pusat” dan “Biaya Angkut” ini diganti dengan rekening “Persediaan”,
sehingga jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Persediaan barang dagangan
………………...
xxx*)
Rekening kantor pusat
………………...
xxx
c.

Kantor pusat:
Bagi kantor pusat transaksi tersebut akan berakibat:

-

Hak terhadap kantor penerima bertambah sebesar harga pokok barang yang dikirim ditambah
biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan seandainya dikirim secara
langsung.
Pengiriman barang ke kantor cabang penerima bertambah sebesar harga pokok barang yang
dikirim.
Hak terhadap kantor cabang pengirim berkurang sebesar harga pokok barang yang dikirim
ditambah dengan biaya angkut baik dari kantor pusat ke kantor cabang pengirim maupun dari
kantor cabang pengirim ke kantor cabang penerima.
Pengiriman barang ke kantor cabang pengirim be4rkurang sebesar harga pokok barang yang
dikirim.
Terjadi kerugian karena adanya kelebihan biaya angkut, yaitu sebesar selisih antara biaya angkut
seandainya pengiriman dilakukan secara langsung dengan jumlah biaya angkut dari kantor pusat
ke kantor cabang pengirim dan dari kantor cabang pengirim ke kantor cabang penerima.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut:
Rekening kantor cabang penerima ………………………. xxx
Pengiriman barang ke cabang pengirim
………………. xxx
Rugi – kelebihan biaya angkut
………………………. xxx
Rekening kantor cabang pengirim
xxx
Pengiriman barang ke cabang penerima
xxx
Apabila kantor pusat mencatat persediaan dengan menggunakan sistem perpetual maka rekening
“Pengiriman barang ke kantor cabang” ini tidak perlu diselenggarakan, sehingga jurnal untuk
mencatat transaksi tersebut adalah:
Rekening kantor cabang penerima ……………………… xxx
Rugi – kelebihan biaya angkut
……………………… xxx
Rekening kantor cabang pengirim ………………
xxx

3. Pengiriman Barang Dagangan Yang Dicatat di Atas Harga Pokok
Perbedaan akibat transaksi ini dengan transaksi sebelumnya, yaitu transfer barang
antar cabangyang dicatat berdasar harga pokok terjadi karena transaksi ini terdapat cadangan
kelebihan harga. Adanya cadangan kelebihan harga ini juga mempengaruhi besarnya perubahan
rekening kantor cabang dan rekening kantor pusat. Akibat transaksi ini selengkapnya beserta
pencatatannya oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
a. Kantor cabang pengirim
Dengan mengirim barang dagangan ke kantor cabang lain atas perintah kantor pusat tersebut,
maka :
- Kewajiban kepada kantor pusat akan berkurang sebesar harga pokok ditambah harga pokok
barang yang dikirim ditambah cadangan kelebihan harga dan biaya angkut baik dari kantor pusat
kekantor cabang pengirim maupun dari kantor cabang pengirim kekantor cabang penerima.
- Pengiriman barang dari kantor pusat (apabila menggunakan sistem fisik) atau persediaan
(apabila menggunakan sistem perpetual) akan berkurang sebesar harga pokok barang yang
dikirim ditambah cadangan kelebihan harga.

- Biaya angkut akan berkurang sebesar biaya angkut dari kantor pusat kekantor cabang yang
bersangkutan.
- Kas akan berkurang sebesar kas yang dikeluarkan untuk membayar biaya angkut dari kantor
cabang yang bersangkutan kekantor cabang penerima.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang pengirim :
Rekenging kantor pusat ............................................... xxx
Pengiriman barang dari kantor pusat .................................. xxx*)
Biaya angkut ........................................................................ xxx*)
Kas ....................................................................................... xxx
*) Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem perpetual maka rekening “pengiriman
barang dari kantor pusat” dan “biaya angkut” ii diganti dengan rekening “persediaan”, sehingga
jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut ialah :
Rekening kantor pusat ............................................... xxx
Persediaan barang dagangan ........................
xxx
Kas ............................................................................ xxx
b. Kantor cabang penerima :
Dengan menerima kiriman barang dagangan dari kantor cabang lain atas perintah kantor pusat
maka :
Kewajiban kepada kantor pusat bertambah sebesar harga pokok barang yang diterima ditambah
biaya cadangan kelebihan harga dan biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang
bersangkutan seandainya dikirim secara langsung (tanpa melalui kantor cabang lain).
Pengiriman barang dari kantor pusat (apabila menggunakan sistem fisik) atau persediaan
(apabila menggunakan sistem perpetuel) akan bertambah sebesar harga pokok barang yang
siterima ditambah cadangan kelebihan harga.
Biaya angkut bertambah sebesar biaya angkut dari kantor pusat kekantor cabang yang
bersangkutan seandainya dikirim secara langsung.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang penerima sebagai berikut :
Pengiriman barang dari kantor pusat ............................... xxx*)
Biaya angkut ..................................................................... xxx*)
Rekening kanor pusat ........................................................... xxx
*) Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem perpetuel maka rekening “pengiriman
barang dari kantor pusat” dan “biaya angkut” ini diganti dengan rekening “persediaan”, sehingga
jurnal yang dibuat oleh kantor cabnag penerima untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
Persediaan barang dagangan ........................................... xxx
Rekening kantor pusat ................................................... xxx
c. Kantor pusat :
Bagi kantor pusat transaksi tersebut akan berakibat :
Hak terhadap kantor cabang penerima bertambah sebesar harga pokok barang yang dikirim
ditambah cadangan kelebihan harga dan biaya angkut dari kantor pusat kekantor cabang yang
bersangkutan seandainya dikirim secara langsung.
Pengiriman barang kekantor cabang penerima bertambah sebesar harga pokok barang yang
dikirim.
Cadangan kelebihan harga kekantor cabnag penerima bertambah sebesar cadangan kelebihan
harga.

-

Hak terhadap kantor cabang pengirim berkurang sebesar harga pokok barang yang dikirim
ditambah dengan cadangan kelebihan harga dan biaya angkut baik dari kantor pusat kekantor
cabang pengirim maupun dari kantor cabang pengirim kekantor cabnag penerima.
Pengiriman barang kekantor cabang pengirim berkurang ebesar harga pokok barang yang
dikirim. Cadangan kelebihan harga kekantor cabang pengirim berkurang sebesar cadangan
kelebihan harga.
Terjadi kerugian karena adanya kelebihan biaya angkut, yaitu sebesar selisih antara biaya angkut
seandainya pengiriman dilakukan secara langsung dengan jumlah biaya angkut dari kantor pusat
kekantor cabang pengirim dan dari kantor cabang pengirim kekantor cabang penerima.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut :
Rekening kantor cabang penerima .......................................... xxx
Pengiriman barang kecabang pengirim .................................... xxx
Rugi – kelebian biaya angkut .................................................... xxx
Cadangan kelebihan harga kekantor cabang pengirim ............. xxx
Rekening kantor cabang pengirim .......................................... xxx
Pengiriman barang kecabang penerima .................................. xxx
Cadangan kenaikan harga kekantor cabang penerima .......... xxx
Apabila kantor pusat mencatat persediaan dengan menggunakan sistem perpetual maka rekening
“pengiriman barang kekantor cabang” ini tidak perlu diselenggarakan, sehingga jurnal untuk
mencatat transaksi tersebut adalah :
Rekening kantor cabang penerima ............................................ xxx
Rugi – kelebihan biaya angkut .................................................... xxx
Cadangan kelebihan harga kekantor cabang pengirim ............... xxx
Rekening kantor cabang pengirim ............................................ xxx
Cadangan kenaikan harga kekantor cabang penerima ............. xxx