MAKALAH ekonomi internasional (1) docx
MAKALAH
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ekonomi internasional
Dosen Pengampu: Choliq Sabana, SE.Msi
Disusun Oleh:
Dwi puji astuti
:20132130
Mustaqim nurul huda
:2013213035
Savaatun
:2013213067
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB I
A. Pendahuluan
Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan
arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara
serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian
suatu negara. Di samping itu, teori perdagangan internasional
juga dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari
adanya perdagangan internasional (gains from trade). Beberapa
teori
yang
menerangkan
tentang
internasional pada dasarnya yakni
timbulnya
perdagangan
Kemanfaatan sbsolut
(absolut advantage) oleh Adam Smith,Kemanfaatan relatif
(comparative advantage) oleh John Strual Mill), Biaya relatif
(comparative cost) oleh David Ricardo.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana PenerapanTeori Perdagangan Internasional?
2. Apa pengertian Teori praklasik?
3. Apa perbedaan Teori Klasik dengan Markantilisme?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori perdagangan internasional
Teori perdagangan adalah perdagangan yang dilakukan
suatu negara dengan negara lain atas dasar saling percaya dan
saling menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya
dilakukan
oleh
negara
maju
saja,
namun
juga
negara
berkembang. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui
kegiatan ekspor-impor. Menurut Ibrahim, et.al, (2010, paling
tidak lima keuntungan dengan adanya perdagangan yaitu
pertama, keuntungan dari adanya pertukaran. Suatu negara
dapat memproduksi suatu produk melebihi demand dalam
negerinya dan mengekspor kelebihan (excess supply) tersebut
di pasar internasional yang pada akhirnya akan memperluas
pasar dan meningkatkan tingkat keuntungan. Di sisi lainny.
Excess demand terhadap suatu produk dapat dipenuhi dengan
melakukan impor dari negara lain sehingga konsumen dapat
memilih keranjang konsumsi yang menghasilkan utilitas yang
tinggi.
Keuntungan kedua timbul dari terjadinya spesialisasi.
Dengan adanya perdagangan,suatu negara dapat lebih fokus
pada suatu jenis produk di mana mereka dapat berproduksi
dengan tingkat efesiensi yang relatif tinggi. Sementara itu
kebutuhan akan produk yang tidak dapat diproduksi dalam
negeri secara efesien dapat dilakukan dengan melakukan impor
produk tersebut dari negara lainnya. Keuntungan ketiga yang
diperoleh
dari
perdagangan
terkait
dengan
keragaman
preferensi individu karena semakin beragamnya produk yang
ditawarkan. Adanya perdagangan memberikan lebih banyak
pilihan
produk
kepada
konsumen
yang
akan
semakin
membantu dalam pemenuhan dan bahkan dapat menaikkan
tingkat utilitas konsumen.
Keuntungan
keempat
adalah
akibat
keragaman
endowment yang dimiliki oleh suatu negara. Dengan adanya
perdagangan, suatu negara yang sebelum adanya perdagangan
maka pemenuhan kebutuhan atas jenis produk tersebut akan
dapat terpenuhi. Keuntungan yang kelima timbul dari adanya
transfer
teknologi
modern.
Perdagangan
internasional
membuka peluang suatu negara untuk mempelajari suatu
teknik produksi yang lebih efesien dan modern.
Dengan melakukan
perdagangan internasioanal, terjadi
kegiatan ekspor-impor. Dari aktivitas ini negara maju akan
memperoleh bahan-bahan baku yang dibutuhkan industrinya
sekaligus
dapat
berkembang.
mengekspor
menjual
Sementara
hasil-hasil
produknya
itu,
negara
produksi
ke
negara-negara
berkembang
dalam
negeri
dapat
sehingga
memperoleh devisa. Negara berkembang juga membutuhkan
investasi melalui pinjaman yang dapat diperoleh dari negaranegara maju. Devisa dan pinjaman dalam bentuk investasi dan
modal ini dapat digunakan oleh negara-negara berkembang
untuk meningkatkan perekonomian dalam negerinya.
Saat ini tengah berkembang integrasi ekonomi skala
ragional atau internasional. Integrasi ekonomi regional adalah
suatu proses di mana beberapa ekonomi dalam suatu wilayah
besepakat untuk menghapus hambatan dan mempermudah
arus
lalu
lintas
Liberalisasi
barang,
jasa, kapital dan tenaga
perdagangan
dapat
dikurangi
dan
kerja.
bahkan
dihilangkan. Pengurangan, pengapusan tarif dan hambatan
normatif
akan
mempercepat
terjadinya
integrasi
ekonomi
regional seiring lancarnya lalu lintas barang, jasa kapital, dan
tenaga kerja tersebut.
Perdagangan
bebas
ataupun
kerja
sama
regional
diharapkan dapat menimbulkan efisiensi dan meningkatkan
kesejahteraan, tetapi kerja sama perdagangan juga akan
meningkatkan kompetensi antaranggota. Namun apabila hal
tersebut disikapi dengan bijak maka manfaat yang dapat dipetik
antara lain adalah peningkatan spesialisai dan peningkatan
perdagangan itu sendiri. Setiap negara dapat berfokus pada
produksi yang mempunyai keunggulan komparatif sehingga
akan terjadi realokasi faktor produksi. Pada jangka panjang
akan tercipta keseimbangan harga yang lebih murah dan
produksi
yang
kesejahteraan
terlibat.
lebih
lebih
banyak
besar
sehingga
terhadap
menciptakan
negara-negara
yang
1
2. Teori Klasik
a) Kemanfaatan Absolut
Teori ini mendasarkan pada besaran (variabel) riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni pure
theory perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori
ini
memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti
misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilakn barang. Mekipun
1 Mahyus Ekananda. Ekonomi Internasional, (Jakarta: Erlangga, 2015), hlm.18-19.
banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai
barang tersebut.
Contoh klasik yang dikemukakan oleh Adam Smith,
misalnya, untuk menangkap seekor harimau diperlukan tenaga
kerja empat kali lipat dibandingkan untuk menangkap seekor
kucing. Atas dasar teori nilai tenaga kerja maka perbandingan
nilai atau harga harimau dengan kucing 1 : 4. Mengapa
perbandingan harga mesti demikian (1:4)
Misalnya,
perbandingan
harganya
pencarian harimau akan berkurang
(diukur
dengan
kerja).
itu
1
:
1
maka
karena akan lebih murah
Orang
lebih
terdahulu
mencari
(memburu) kucing kemudian ditukarkan dengan harimau di
pasar. Akibatnya, penawaran harimau di pasar akan menurun
dan penawaran kucing bertambah sampai perbandingan nilai
tukarnya kemabali pada 1 : 4.
Teori tenaga kerja ini sifatnya sangat sederhana sebab
menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya
homogen serta merupakan satu – satunya faktor produksi.
Dalam kenyataannya bahwa tenaga kerja itu tidak homogen,
faktor produksi itu tidak hanya satu serta mobilitas tenaga kerja
tidak
bebas.
:pertama,
Namun
teori
memungkinkan
menjelaskan
tenang
itu
kita
mempunyai
dengan
spesialisasi
dan
dua
secara
manfaat
sederhana
keuntungan
dari
pertukaan. Kedua, meskipun pada tori – teori berikutnya (teori
modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga kerja namun
prinsip teori ini tetap tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku).
Teori absolut advantage Adam Smith yang secara sederhana
menggunakan teori nilai tenaga kerja dapat dijelaskan dengan
contoh sebagai berikut: misalnya hanya ada dua negara,
Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang
homogen, menghasilkan satu unit gandum dan pakaian. Untuk
menghasilakan satu unit gandum dan pakaian Amerika masing
– masing membutuhkan 8 unit tenaga kerja, dan 4 unit tenaga
kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian, masing –
masing membutuhkan negara sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1.1
Banyaknya Tenaga Kerja yang diperlukan untuk
Menghasilkan Unit
Gandum
Pakaian
Amerika
8
4
Inggris
10
2
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien
dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi
pakaian. Untuk satu unit ganudm di perlukan 10 unit tenaga
kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). Satu
unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang
di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan
bahwa Amerika memiliki 4 absolut advantage pada produksi
gandum dan Inggris memiliki absolut advantage pada produksi
pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing – masing
negara dapat mengahsilakan satu macam barang dengan biaya
(diukur dengan unit tenaga kerja) yang secara absolut lebih
rendah dari negara lain.
Sebelum terjadi pertukaran, nilai tukar (terms of trade) di
Amerika adalah 1 unit gandum = 2 unit pakaian sebab jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 1 unit
gandum 2 kali lebih banyak daripada untuk menghasilkan
pakaian (8 dibanding 4) sama halnya dengan di Inggris nilai
tukarnya adalah 1 unut gandum = 5 unit pakaian, sebab jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 1 unit
gandum 5 kali lebih banyak daripada untuk memproduksi 1 unit
pakaian (10 dibanding 2)
Menurut Adam Smith keadaan negara akan memperoleh
keuntungan dengan melakukan spesialisasi dan kemudian
berdagang. Amerika cenderung berspesialisasi ada produksi
gandum dan inggris pada produksi pakaian. Dasar spesialisasi
ini adalah absolut advantage dalam produksi barang – barang
tersebut untuk menunjukkan besarnya keuntungan ini, misalnya
saja Amerika mengalokasikan 16 unit tenaga kerja dari produksi
pakaian ke produksi gandum, dan Inggris mengalokasikan 10
unit tenaga kerja dan prosuksi gandum ke produksi pakaian.
Produksi gandum di Amerika akan naik dengan 2 unit
(yakni 16/8) dan produksi pakaian turun dengan 4 unit (yakni
16/4) sama halnya dengan Inggris produksi gandum turun
dengan 1 unit (10/10) dan produksi gandum naik dengan 5
(yakni 10/2). Dari alokasi ini nampak bahwa output total
(gandum
dan
pakaian)
akan
bertambah.
Gandum
akan
bertambah dengan 1 unit sebab di Amerika produksi naik 2 unit
dan di Inggris turun dengan 1 unit. Demikian juga, pakaian akan
naik 1 unit sebab produksi di Inggris naik dengan 5 unit dan di
Amerika turun dengan 4 unit. Oleh karena itu, Adam Smith
menganjurkan adanya spesialisasi untuk meningkatkan output
dunia.
Pertukaran akan membawa keuntungan kedua belah
pihak. Kedua negara akan memperoleh keuntungan apabila nilai
tukar yang terjadi terletak diantara nilai tukar masing – masing
negara sebelum terjadi pertukaran.
b) Kemanfaatan Relatif
Teori
ini
menyatakan
bahwa
suatu
negara
akan
mengahsilakan dan kemudian mengekspor suatu barang yang
memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor
barang yang memiliki comparative disadvantage, yaitu suatu
barang
yang
dapat
dihasilkan
dengan
lebih
murah
dan
menghasilakan impor barang yang kalau dihasilkan sendiri
memakan ongkos yang besar.
Apabial nialai tukar dalam perdagangan itu sama dengan
harga di dalam negeri salah satu negara, maka keuntungan
karena perdagangan (gains from trade) tersebut hanya ada
pada
satu
negara
comparative
saja.Dengan
advantage
dapat
demikian
maka
menerangkan
teori
beberapa
keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak
dapat diternagkan oleh teori absolute advantage.
c) Biaya Relatif
Titik
pangkal
teori
Ricardo
tentang
perdagangan
internasional adalah teorinya tentang nilai. Menurut dia nilai
atau value sesuatu barang tergantung dari banyaknya tenaga
kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut
(labor cost valne theory).Perdagangan antar negara akan timbul
apabila masing-masing negara memiliki comparative cost yang
terkecil. Pada dasarnya teori comparative cost dan comparative
advantage itu sama, hanya kalau ada pada teori :
1) Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga
kerja di masing – masing negar outputnya berbeda.
2) Sedangkan
comparative
cost,
untuk
sejumlah
output
tertentu, waktu yang dibutuhkan berbeda antara satu negara
dengan negara lain.
Teori – teori klasik tersebut disusun berdasarkan beberapa
anggapan, antar lain : Hanya ada dua negara, dua barang,
keadaan full employment, persaingan sempurna, mobilitas
dalam negara yang tinggi dari faktor – faktor produksi (tenag
kerja dan kapital) tetapi immobil secara internasional. Namun
demikian teori klasik ini masih mengandung kebenaran bahwa
perdagangan bebas atau free trade seperti yang dianjurkannya
dapat menimbulkan spesialisasi yang akan menaikkan efisiensi
produksi.2
3. Teori Kaum Merkantilisme
Pada awal periode, yaitu dari abad ke-16 sampai ke-18
(era di mana kesadaran bernegara sudah mulai timbul) ajaran
merkantilisme dominan sekali diajarkan diseluruh sekolah
Eropa. Merkantilisme berekembang dengan pelopornya adalah
Jean Bodin, Thomas Munn, Colbert, Von Horrnivh, dan Sir
Joshiah Child. Merkantilisme adalah teori ekonomi yang secara
jelas menyatakan bahwa kesejahteraan dan kekayaan suatu
negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang
disimpan
oleh
negara
langsung
teori
ini
perdagangan
global
yang
bersangkutan.
menyatakan
memegang
bahwa
peranan
Secara
tidak
besarnya
volume
sangat
penting.
Merkantilisme pada prinsipnya meupakan suatu paham yang
menggangap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang
akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah
dijadikan tujuan utama kebijakan nasional.
2 Nopirin,Ph.D. Ekonomi Internasional. (Yogyakarta:BPFE,2012), hlm.7-14.
Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada
saat itu berdasarkan feodalisme, sistem feodal pada dasarnya
menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap
gangguan perampok. Jaminan keselamatan dapat diberikan
oleh
para
raja
bawahannya.
terhadap
Sistem
inilah
para
bangsawan,
kerabat,
yang melahirkan tuan
dan
tanah,
bangsawan, kaum petani, dan raja-raja kecil yang diharuskan
untuk membayar upeti terhadap raja besar. Saat merkantilisme
mulai berkembang, sistem feodalisme sedikit demi sedikit mulai
terkikis. Hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah
dan para bangsawan mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang
melekat pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara produksi
dan distribusi gaya feodal pun mulai ditinggalkan. Menurut
kaum merkantilis, untuk mengembangkan ekonomi nasional
dan pembangunan ekonomi, jumlah ekspor harus lebih besar
dari jumlah impor. Setiap negara harus melakukan kebijakan 1)
penumpukan
logam
mulia
dan
2)
menciptakan
neraca
perdagangan aktif (Ekspor > Impor).
Teori ini berkembang luas dan mengajarkan bahwa faktor
kekayaan tadi harus diperoleh dan meningkatkan kebutuhan
akan
pasar.
Teori
ini
pun
mendorong
terjadinya
banyak
peperangan di kalangan negara Eropa dan memulai era
imperilaisme Eropa ke bebagai negara di belahan dunia lain.
Pengaruh
konsep
perdangangan
merkantilisme
mulai
menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya
teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam
bukunya The Wealth of Nation.3
3 Ibid.19-20
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ekonomi internasional
Dosen Pengampu: Choliq Sabana, SE.Msi
Disusun Oleh:
Dwi puji astuti
:20132130
Mustaqim nurul huda
:2013213035
Savaatun
:2013213067
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB I
A. Pendahuluan
Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan
arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara
serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian
suatu negara. Di samping itu, teori perdagangan internasional
juga dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari
adanya perdagangan internasional (gains from trade). Beberapa
teori
yang
menerangkan
tentang
internasional pada dasarnya yakni
timbulnya
perdagangan
Kemanfaatan sbsolut
(absolut advantage) oleh Adam Smith,Kemanfaatan relatif
(comparative advantage) oleh John Strual Mill), Biaya relatif
(comparative cost) oleh David Ricardo.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana PenerapanTeori Perdagangan Internasional?
2. Apa pengertian Teori praklasik?
3. Apa perbedaan Teori Klasik dengan Markantilisme?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori perdagangan internasional
Teori perdagangan adalah perdagangan yang dilakukan
suatu negara dengan negara lain atas dasar saling percaya dan
saling menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya
dilakukan
oleh
negara
maju
saja,
namun
juga
negara
berkembang. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui
kegiatan ekspor-impor. Menurut Ibrahim, et.al, (2010, paling
tidak lima keuntungan dengan adanya perdagangan yaitu
pertama, keuntungan dari adanya pertukaran. Suatu negara
dapat memproduksi suatu produk melebihi demand dalam
negerinya dan mengekspor kelebihan (excess supply) tersebut
di pasar internasional yang pada akhirnya akan memperluas
pasar dan meningkatkan tingkat keuntungan. Di sisi lainny.
Excess demand terhadap suatu produk dapat dipenuhi dengan
melakukan impor dari negara lain sehingga konsumen dapat
memilih keranjang konsumsi yang menghasilkan utilitas yang
tinggi.
Keuntungan kedua timbul dari terjadinya spesialisasi.
Dengan adanya perdagangan,suatu negara dapat lebih fokus
pada suatu jenis produk di mana mereka dapat berproduksi
dengan tingkat efesiensi yang relatif tinggi. Sementara itu
kebutuhan akan produk yang tidak dapat diproduksi dalam
negeri secara efesien dapat dilakukan dengan melakukan impor
produk tersebut dari negara lainnya. Keuntungan ketiga yang
diperoleh
dari
perdagangan
terkait
dengan
keragaman
preferensi individu karena semakin beragamnya produk yang
ditawarkan. Adanya perdagangan memberikan lebih banyak
pilihan
produk
kepada
konsumen
yang
akan
semakin
membantu dalam pemenuhan dan bahkan dapat menaikkan
tingkat utilitas konsumen.
Keuntungan
keempat
adalah
akibat
keragaman
endowment yang dimiliki oleh suatu negara. Dengan adanya
perdagangan, suatu negara yang sebelum adanya perdagangan
maka pemenuhan kebutuhan atas jenis produk tersebut akan
dapat terpenuhi. Keuntungan yang kelima timbul dari adanya
transfer
teknologi
modern.
Perdagangan
internasional
membuka peluang suatu negara untuk mempelajari suatu
teknik produksi yang lebih efesien dan modern.
Dengan melakukan
perdagangan internasioanal, terjadi
kegiatan ekspor-impor. Dari aktivitas ini negara maju akan
memperoleh bahan-bahan baku yang dibutuhkan industrinya
sekaligus
dapat
berkembang.
mengekspor
menjual
Sementara
hasil-hasil
produknya
itu,
negara
produksi
ke
negara-negara
berkembang
dalam
negeri
dapat
sehingga
memperoleh devisa. Negara berkembang juga membutuhkan
investasi melalui pinjaman yang dapat diperoleh dari negaranegara maju. Devisa dan pinjaman dalam bentuk investasi dan
modal ini dapat digunakan oleh negara-negara berkembang
untuk meningkatkan perekonomian dalam negerinya.
Saat ini tengah berkembang integrasi ekonomi skala
ragional atau internasional. Integrasi ekonomi regional adalah
suatu proses di mana beberapa ekonomi dalam suatu wilayah
besepakat untuk menghapus hambatan dan mempermudah
arus
lalu
lintas
Liberalisasi
barang,
jasa, kapital dan tenaga
perdagangan
dapat
dikurangi
dan
kerja.
bahkan
dihilangkan. Pengurangan, pengapusan tarif dan hambatan
normatif
akan
mempercepat
terjadinya
integrasi
ekonomi
regional seiring lancarnya lalu lintas barang, jasa kapital, dan
tenaga kerja tersebut.
Perdagangan
bebas
ataupun
kerja
sama
regional
diharapkan dapat menimbulkan efisiensi dan meningkatkan
kesejahteraan, tetapi kerja sama perdagangan juga akan
meningkatkan kompetensi antaranggota. Namun apabila hal
tersebut disikapi dengan bijak maka manfaat yang dapat dipetik
antara lain adalah peningkatan spesialisai dan peningkatan
perdagangan itu sendiri. Setiap negara dapat berfokus pada
produksi yang mempunyai keunggulan komparatif sehingga
akan terjadi realokasi faktor produksi. Pada jangka panjang
akan tercipta keseimbangan harga yang lebih murah dan
produksi
yang
kesejahteraan
terlibat.
lebih
lebih
banyak
besar
sehingga
terhadap
menciptakan
negara-negara
yang
1
2. Teori Klasik
a) Kemanfaatan Absolut
Teori ini mendasarkan pada besaran (variabel) riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni pure
theory perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori
ini
memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti
misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilakn barang. Mekipun
1 Mahyus Ekananda. Ekonomi Internasional, (Jakarta: Erlangga, 2015), hlm.18-19.
banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai
barang tersebut.
Contoh klasik yang dikemukakan oleh Adam Smith,
misalnya, untuk menangkap seekor harimau diperlukan tenaga
kerja empat kali lipat dibandingkan untuk menangkap seekor
kucing. Atas dasar teori nilai tenaga kerja maka perbandingan
nilai atau harga harimau dengan kucing 1 : 4. Mengapa
perbandingan harga mesti demikian (1:4)
Misalnya,
perbandingan
harganya
pencarian harimau akan berkurang
(diukur
dengan
kerja).
itu
1
:
1
maka
karena akan lebih murah
Orang
lebih
terdahulu
mencari
(memburu) kucing kemudian ditukarkan dengan harimau di
pasar. Akibatnya, penawaran harimau di pasar akan menurun
dan penawaran kucing bertambah sampai perbandingan nilai
tukarnya kemabali pada 1 : 4.
Teori tenaga kerja ini sifatnya sangat sederhana sebab
menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya
homogen serta merupakan satu – satunya faktor produksi.
Dalam kenyataannya bahwa tenaga kerja itu tidak homogen,
faktor produksi itu tidak hanya satu serta mobilitas tenaga kerja
tidak
bebas.
:pertama,
Namun
teori
memungkinkan
menjelaskan
tenang
itu
kita
mempunyai
dengan
spesialisasi
dan
dua
secara
manfaat
sederhana
keuntungan
dari
pertukaan. Kedua, meskipun pada tori – teori berikutnya (teori
modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga kerja namun
prinsip teori ini tetap tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku).
Teori absolut advantage Adam Smith yang secara sederhana
menggunakan teori nilai tenaga kerja dapat dijelaskan dengan
contoh sebagai berikut: misalnya hanya ada dua negara,
Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang
homogen, menghasilkan satu unit gandum dan pakaian. Untuk
menghasilakan satu unit gandum dan pakaian Amerika masing
– masing membutuhkan 8 unit tenaga kerja, dan 4 unit tenaga
kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian, masing –
masing membutuhkan negara sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1.1
Banyaknya Tenaga Kerja yang diperlukan untuk
Menghasilkan Unit
Gandum
Pakaian
Amerika
8
4
Inggris
10
2
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien
dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi
pakaian. Untuk satu unit ganudm di perlukan 10 unit tenaga
kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). Satu
unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang
di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan
bahwa Amerika memiliki 4 absolut advantage pada produksi
gandum dan Inggris memiliki absolut advantage pada produksi
pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing – masing
negara dapat mengahsilakan satu macam barang dengan biaya
(diukur dengan unit tenaga kerja) yang secara absolut lebih
rendah dari negara lain.
Sebelum terjadi pertukaran, nilai tukar (terms of trade) di
Amerika adalah 1 unit gandum = 2 unit pakaian sebab jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 1 unit
gandum 2 kali lebih banyak daripada untuk menghasilkan
pakaian (8 dibanding 4) sama halnya dengan di Inggris nilai
tukarnya adalah 1 unut gandum = 5 unit pakaian, sebab jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 1 unit
gandum 5 kali lebih banyak daripada untuk memproduksi 1 unit
pakaian (10 dibanding 2)
Menurut Adam Smith keadaan negara akan memperoleh
keuntungan dengan melakukan spesialisasi dan kemudian
berdagang. Amerika cenderung berspesialisasi ada produksi
gandum dan inggris pada produksi pakaian. Dasar spesialisasi
ini adalah absolut advantage dalam produksi barang – barang
tersebut untuk menunjukkan besarnya keuntungan ini, misalnya
saja Amerika mengalokasikan 16 unit tenaga kerja dari produksi
pakaian ke produksi gandum, dan Inggris mengalokasikan 10
unit tenaga kerja dan prosuksi gandum ke produksi pakaian.
Produksi gandum di Amerika akan naik dengan 2 unit
(yakni 16/8) dan produksi pakaian turun dengan 4 unit (yakni
16/4) sama halnya dengan Inggris produksi gandum turun
dengan 1 unit (10/10) dan produksi gandum naik dengan 5
(yakni 10/2). Dari alokasi ini nampak bahwa output total
(gandum
dan
pakaian)
akan
bertambah.
Gandum
akan
bertambah dengan 1 unit sebab di Amerika produksi naik 2 unit
dan di Inggris turun dengan 1 unit. Demikian juga, pakaian akan
naik 1 unit sebab produksi di Inggris naik dengan 5 unit dan di
Amerika turun dengan 4 unit. Oleh karena itu, Adam Smith
menganjurkan adanya spesialisasi untuk meningkatkan output
dunia.
Pertukaran akan membawa keuntungan kedua belah
pihak. Kedua negara akan memperoleh keuntungan apabila nilai
tukar yang terjadi terletak diantara nilai tukar masing – masing
negara sebelum terjadi pertukaran.
b) Kemanfaatan Relatif
Teori
ini
menyatakan
bahwa
suatu
negara
akan
mengahsilakan dan kemudian mengekspor suatu barang yang
memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor
barang yang memiliki comparative disadvantage, yaitu suatu
barang
yang
dapat
dihasilkan
dengan
lebih
murah
dan
menghasilakan impor barang yang kalau dihasilkan sendiri
memakan ongkos yang besar.
Apabial nialai tukar dalam perdagangan itu sama dengan
harga di dalam negeri salah satu negara, maka keuntungan
karena perdagangan (gains from trade) tersebut hanya ada
pada
satu
negara
comparative
saja.Dengan
advantage
dapat
demikian
maka
menerangkan
teori
beberapa
keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak
dapat diternagkan oleh teori absolute advantage.
c) Biaya Relatif
Titik
pangkal
teori
Ricardo
tentang
perdagangan
internasional adalah teorinya tentang nilai. Menurut dia nilai
atau value sesuatu barang tergantung dari banyaknya tenaga
kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut
(labor cost valne theory).Perdagangan antar negara akan timbul
apabila masing-masing negara memiliki comparative cost yang
terkecil. Pada dasarnya teori comparative cost dan comparative
advantage itu sama, hanya kalau ada pada teori :
1) Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga
kerja di masing – masing negar outputnya berbeda.
2) Sedangkan
comparative
cost,
untuk
sejumlah
output
tertentu, waktu yang dibutuhkan berbeda antara satu negara
dengan negara lain.
Teori – teori klasik tersebut disusun berdasarkan beberapa
anggapan, antar lain : Hanya ada dua negara, dua barang,
keadaan full employment, persaingan sempurna, mobilitas
dalam negara yang tinggi dari faktor – faktor produksi (tenag
kerja dan kapital) tetapi immobil secara internasional. Namun
demikian teori klasik ini masih mengandung kebenaran bahwa
perdagangan bebas atau free trade seperti yang dianjurkannya
dapat menimbulkan spesialisasi yang akan menaikkan efisiensi
produksi.2
3. Teori Kaum Merkantilisme
Pada awal periode, yaitu dari abad ke-16 sampai ke-18
(era di mana kesadaran bernegara sudah mulai timbul) ajaran
merkantilisme dominan sekali diajarkan diseluruh sekolah
Eropa. Merkantilisme berekembang dengan pelopornya adalah
Jean Bodin, Thomas Munn, Colbert, Von Horrnivh, dan Sir
Joshiah Child. Merkantilisme adalah teori ekonomi yang secara
jelas menyatakan bahwa kesejahteraan dan kekayaan suatu
negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang
disimpan
oleh
negara
langsung
teori
ini
perdagangan
global
yang
bersangkutan.
menyatakan
memegang
bahwa
peranan
Secara
tidak
besarnya
volume
sangat
penting.
Merkantilisme pada prinsipnya meupakan suatu paham yang
menggangap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang
akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah
dijadikan tujuan utama kebijakan nasional.
2 Nopirin,Ph.D. Ekonomi Internasional. (Yogyakarta:BPFE,2012), hlm.7-14.
Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada
saat itu berdasarkan feodalisme, sistem feodal pada dasarnya
menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap
gangguan perampok. Jaminan keselamatan dapat diberikan
oleh
para
raja
bawahannya.
terhadap
Sistem
inilah
para
bangsawan,
kerabat,
yang melahirkan tuan
dan
tanah,
bangsawan, kaum petani, dan raja-raja kecil yang diharuskan
untuk membayar upeti terhadap raja besar. Saat merkantilisme
mulai berkembang, sistem feodalisme sedikit demi sedikit mulai
terkikis. Hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah
dan para bangsawan mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang
melekat pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara produksi
dan distribusi gaya feodal pun mulai ditinggalkan. Menurut
kaum merkantilis, untuk mengembangkan ekonomi nasional
dan pembangunan ekonomi, jumlah ekspor harus lebih besar
dari jumlah impor. Setiap negara harus melakukan kebijakan 1)
penumpukan
logam
mulia
dan
2)
menciptakan
neraca
perdagangan aktif (Ekspor > Impor).
Teori ini berkembang luas dan mengajarkan bahwa faktor
kekayaan tadi harus diperoleh dan meningkatkan kebutuhan
akan
pasar.
Teori
ini
pun
mendorong
terjadinya
banyak
peperangan di kalangan negara Eropa dan memulai era
imperilaisme Eropa ke bebagai negara di belahan dunia lain.
Pengaruh
konsep
perdangangan
merkantilisme
mulai
menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya
teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam
bukunya The Wealth of Nation.3
3 Ibid.19-20