MAKALAH ekonomi internasional (1) docx

MAKALAH
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ekonomi internasional
Dosen Pengampu: Choliq Sabana, SE.Msi

Disusun Oleh:
Dwi puji astuti

:20132130

Mustaqim nurul huda

:2013213035

Savaatun

:2013213067

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015

BAB I
A. Pendahuluan
Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan
arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara
serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian
suatu negara. Di samping itu, teori perdagangan internasional
juga dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari
adanya perdagangan internasional (gains from trade). Beberapa
teori

yang

menerangkan

tentang


internasional pada dasarnya yakni

timbulnya

perdagangan

Kemanfaatan sbsolut

(absolut advantage) oleh Adam Smith,Kemanfaatan relatif
(comparative advantage) oleh John Strual Mill), Biaya relatif
(comparative cost) oleh David Ricardo.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana PenerapanTeori Perdagangan Internasional?
2. Apa pengertian Teori praklasik?
3. Apa perbedaan Teori Klasik dengan Markantilisme?

BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori perdagangan internasional

Teori perdagangan adalah perdagangan yang dilakukan
suatu negara dengan negara lain atas dasar saling percaya dan
saling menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya
dilakukan

oleh

negara

maju

saja,

namun

juga

negara

berkembang. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui

kegiatan ekspor-impor. Menurut Ibrahim, et.al, (2010, paling
tidak lima keuntungan dengan adanya perdagangan yaitu
pertama, keuntungan dari adanya pertukaran. Suatu negara
dapat memproduksi suatu produk melebihi demand dalam
negerinya dan mengekspor kelebihan (excess supply) tersebut
di pasar internasional yang pada akhirnya akan memperluas
pasar dan meningkatkan tingkat keuntungan. Di sisi lainny.
Excess demand terhadap suatu produk dapat dipenuhi dengan
melakukan impor dari negara lain sehingga konsumen dapat
memilih keranjang konsumsi yang menghasilkan utilitas yang
tinggi.
Keuntungan kedua timbul dari terjadinya spesialisasi.
Dengan adanya perdagangan,suatu negara dapat lebih fokus
pada suatu jenis produk di mana mereka dapat berproduksi
dengan tingkat efesiensi yang relatif tinggi. Sementara itu
kebutuhan akan produk yang tidak dapat diproduksi dalam
negeri secara efesien dapat dilakukan dengan melakukan impor

produk tersebut dari negara lainnya. Keuntungan ketiga yang
diperoleh


dari

perdagangan

terkait

dengan

keragaman

preferensi individu karena semakin beragamnya produk yang
ditawarkan. Adanya perdagangan memberikan lebih banyak
pilihan

produk

kepada

konsumen


yang

akan

semakin

membantu dalam pemenuhan dan bahkan dapat menaikkan
tingkat utilitas konsumen.
Keuntungan

keempat

adalah

akibat

keragaman

endowment yang dimiliki oleh suatu negara. Dengan adanya

perdagangan, suatu negara yang sebelum adanya perdagangan
maka pemenuhan kebutuhan atas jenis produk tersebut akan
dapat terpenuhi. Keuntungan yang kelima timbul dari adanya
transfer

teknologi

modern.

Perdagangan

internasional

membuka peluang suatu negara untuk mempelajari suatu
teknik produksi yang lebih efesien dan modern.
Dengan melakukan

perdagangan internasioanal, terjadi

kegiatan ekspor-impor. Dari aktivitas ini negara maju akan

memperoleh bahan-bahan baku yang dibutuhkan industrinya
sekaligus

dapat

berkembang.
mengekspor

menjual

Sementara
hasil-hasil

produknya
itu,

negara

produksi


ke

negara-negara

berkembang

dalam

negeri

dapat

sehingga

memperoleh devisa. Negara berkembang juga membutuhkan
investasi melalui pinjaman yang dapat diperoleh dari negaranegara maju. Devisa dan pinjaman dalam bentuk investasi dan
modal ini dapat digunakan oleh negara-negara berkembang
untuk meningkatkan perekonomian dalam negerinya.
Saat ini tengah berkembang integrasi ekonomi skala
ragional atau internasional. Integrasi ekonomi regional adalah

suatu proses di mana beberapa ekonomi dalam suatu wilayah

besepakat untuk menghapus hambatan dan mempermudah
arus

lalu

lintas

Liberalisasi

barang,

jasa, kapital dan tenaga

perdagangan

dapat

dikurangi


dan

kerja.
bahkan

dihilangkan. Pengurangan, pengapusan tarif dan hambatan
normatif

akan

mempercepat

terjadinya

integrasi

ekonomi

regional seiring lancarnya lalu lintas barang, jasa kapital, dan
tenaga kerja tersebut.
Perdagangan

bebas

ataupun

kerja

sama

regional

diharapkan dapat menimbulkan efisiensi dan meningkatkan
kesejahteraan, tetapi kerja sama perdagangan juga akan
meningkatkan kompetensi antaranggota. Namun apabila hal
tersebut disikapi dengan bijak maka manfaat yang dapat dipetik
antara lain adalah peningkatan spesialisai dan peningkatan
perdagangan itu sendiri. Setiap negara dapat berfokus pada
produksi yang mempunyai keunggulan komparatif sehingga
akan terjadi realokasi faktor produksi. Pada jangka panjang
akan tercipta keseimbangan harga yang lebih murah dan
produksi

yang

kesejahteraan
terlibat.

lebih

lebih

banyak

besar

sehingga

terhadap

menciptakan

negara-negara

yang

1

2. Teori Klasik
a) Kemanfaatan Absolut
Teori ini mendasarkan pada besaran (variabel) riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni pure
theory perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori
ini

memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti

misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilakn barang. Mekipun
1 Mahyus Ekananda. Ekonomi Internasional, (Jakarta: Erlangga, 2015), hlm.18-19.

banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai
barang tersebut.
Contoh klasik yang dikemukakan oleh Adam Smith,
misalnya, untuk menangkap seekor harimau diperlukan tenaga
kerja empat kali lipat dibandingkan untuk menangkap seekor
kucing. Atas dasar teori nilai tenaga kerja maka perbandingan
nilai atau harga harimau dengan kucing 1 : 4. Mengapa
perbandingan harga mesti demikian (1:4)
Misalnya,

perbandingan

harganya

pencarian harimau akan berkurang
(diukur

dengan

kerja).

itu

1

:

1

maka

karena akan lebih murah

Orang

lebih

terdahulu

mencari

(memburu) kucing kemudian ditukarkan dengan harimau di
pasar. Akibatnya, penawaran harimau di pasar akan menurun
dan penawaran kucing bertambah sampai perbandingan nilai
tukarnya kemabali pada 1 : 4.
Teori tenaga kerja ini sifatnya sangat sederhana sebab
menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya
homogen serta merupakan satu – satunya faktor produksi.
Dalam kenyataannya bahwa tenaga kerja itu tidak homogen,
faktor produksi itu tidak hanya satu serta mobilitas tenaga kerja
tidak

bebas.

:pertama,

Namun

teori

memungkinkan

menjelaskan

tenang

itu

kita

mempunyai
dengan

spesialisasi

dan

dua

secara

manfaat

sederhana

keuntungan

dari

pertukaan. Kedua, meskipun pada tori – teori berikutnya (teori
modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga kerja namun
prinsip teori ini tetap tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku).
Teori absolut advantage Adam Smith yang secara sederhana
menggunakan teori nilai tenaga kerja dapat dijelaskan dengan
contoh sebagai berikut: misalnya hanya ada dua negara,

Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang
homogen, menghasilkan satu unit gandum dan pakaian. Untuk
menghasilakan satu unit gandum dan pakaian Amerika masing
– masing membutuhkan 8 unit tenaga kerja, dan 4 unit tenaga
kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian, masing –
masing membutuhkan negara sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1.1
Banyaknya Tenaga Kerja yang diperlukan untuk
Menghasilkan Unit
Gandum
Pakaian

Amerika
8
4

Inggris
10
2

Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien
dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi
pakaian. Untuk satu unit ganudm di perlukan 10 unit tenaga
kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). Satu
unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang
di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan
bahwa Amerika memiliki 4 absolut advantage pada produksi
gandum dan Inggris memiliki absolut advantage pada produksi
pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing – masing
negara dapat mengahsilakan satu macam barang dengan biaya
(diukur dengan unit tenaga kerja) yang secara absolut lebih
rendah dari negara lain.
Sebelum terjadi pertukaran, nilai tukar (terms of trade) di
Amerika adalah 1 unit gandum = 2 unit pakaian sebab jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 1 unit
gandum 2 kali lebih banyak daripada untuk menghasilkan
pakaian (8 dibanding 4) sama halnya dengan di Inggris nilai

tukarnya adalah 1 unut gandum = 5 unit pakaian, sebab jumlah
tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 1 unit
gandum 5 kali lebih banyak daripada untuk memproduksi 1 unit
pakaian (10 dibanding 2)
Menurut Adam Smith keadaan negara akan memperoleh
keuntungan dengan melakukan spesialisasi dan kemudian
berdagang. Amerika cenderung berspesialisasi ada produksi
gandum dan inggris pada produksi pakaian. Dasar spesialisasi
ini adalah absolut advantage dalam produksi barang – barang
tersebut untuk menunjukkan besarnya keuntungan ini, misalnya
saja Amerika mengalokasikan 16 unit tenaga kerja dari produksi
pakaian ke produksi gandum, dan Inggris mengalokasikan 10
unit tenaga kerja dan prosuksi gandum ke produksi pakaian.
Produksi gandum di Amerika akan naik dengan 2 unit
(yakni 16/8) dan produksi pakaian turun dengan 4 unit (yakni
16/4) sama halnya dengan Inggris produksi gandum turun
dengan 1 unit (10/10) dan produksi gandum naik dengan 5
(yakni 10/2). Dari alokasi ini nampak bahwa output total
(gandum

dan

pakaian)

akan

bertambah.

Gandum

akan

bertambah dengan 1 unit sebab di Amerika produksi naik 2 unit
dan di Inggris turun dengan 1 unit. Demikian juga, pakaian akan
naik 1 unit sebab produksi di Inggris naik dengan 5 unit dan di
Amerika turun dengan 4 unit. Oleh karena itu, Adam Smith
menganjurkan adanya spesialisasi untuk meningkatkan output
dunia.
Pertukaran akan membawa keuntungan kedua belah
pihak. Kedua negara akan memperoleh keuntungan apabila nilai
tukar yang terjadi terletak diantara nilai tukar masing – masing
negara sebelum terjadi pertukaran.

b) Kemanfaatan Relatif
Teori

ini

menyatakan

bahwa

suatu

negara

akan

mengahsilakan dan kemudian mengekspor suatu barang yang
memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor
barang yang memiliki comparative disadvantage, yaitu suatu
barang

yang

dapat

dihasilkan

dengan

lebih

murah

dan

menghasilakan impor barang yang kalau dihasilkan sendiri
memakan ongkos yang besar.
Apabial nialai tukar dalam perdagangan itu sama dengan
harga di dalam negeri salah satu negara, maka keuntungan
karena perdagangan (gains from trade) tersebut hanya ada
pada

satu

negara

comparative

saja.Dengan

advantage

dapat

demikian

maka

menerangkan

teori

beberapa

keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak
dapat diternagkan oleh teori absolute advantage.
c) Biaya Relatif
Titik

pangkal

teori

Ricardo

tentang

perdagangan

internasional adalah teorinya tentang nilai. Menurut dia nilai
atau value sesuatu barang tergantung dari banyaknya tenaga
kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut
(labor cost valne theory).Perdagangan antar negara akan timbul
apabila masing-masing negara memiliki comparative cost yang
terkecil. Pada dasarnya teori comparative cost dan comparative
advantage itu sama, hanya kalau ada pada teori :
1) Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga
kerja di masing – masing negar outputnya berbeda.
2) Sedangkan

comparative

cost,

untuk

sejumlah

output

tertentu, waktu yang dibutuhkan berbeda antara satu negara
dengan negara lain.

Teori – teori klasik tersebut disusun berdasarkan beberapa
anggapan, antar lain : Hanya ada dua negara, dua barang,
keadaan full employment, persaingan sempurna, mobilitas
dalam negara yang tinggi dari faktor – faktor produksi (tenag
kerja dan kapital) tetapi immobil secara internasional. Namun
demikian teori klasik ini masih mengandung kebenaran bahwa
perdagangan bebas atau free trade seperti yang dianjurkannya
dapat menimbulkan spesialisasi yang akan menaikkan efisiensi
produksi.2

3. Teori Kaum Merkantilisme
Pada awal periode, yaitu dari abad ke-16 sampai ke-18
(era di mana kesadaran bernegara sudah mulai timbul) ajaran
merkantilisme dominan sekali diajarkan diseluruh sekolah
Eropa. Merkantilisme berekembang dengan pelopornya adalah
Jean Bodin, Thomas Munn, Colbert, Von Horrnivh, dan Sir
Joshiah Child. Merkantilisme adalah teori ekonomi yang secara
jelas menyatakan bahwa kesejahteraan dan kekayaan suatu
negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang
disimpan

oleh

negara

langsung

teori

ini

perdagangan

global

yang

bersangkutan.

menyatakan
memegang

bahwa
peranan

Secara

tidak

besarnya

volume

sangat

penting.

Merkantilisme pada prinsipnya meupakan suatu paham yang
menggangap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang
akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah
dijadikan tujuan utama kebijakan nasional.
2 Nopirin,Ph.D. Ekonomi Internasional. (Yogyakarta:BPFE,2012), hlm.7-14.

Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada
saat itu berdasarkan feodalisme, sistem feodal pada dasarnya
menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap
gangguan perampok. Jaminan keselamatan dapat diberikan
oleh

para

raja

bawahannya.

terhadap

Sistem

inilah

para

bangsawan,

kerabat,

yang melahirkan tuan

dan

tanah,

bangsawan, kaum petani, dan raja-raja kecil yang diharuskan
untuk membayar upeti terhadap raja besar. Saat merkantilisme
mulai berkembang, sistem feodalisme sedikit demi sedikit mulai
terkikis. Hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah
dan para bangsawan mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang
melekat pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara produksi
dan distribusi gaya feodal pun mulai ditinggalkan. Menurut
kaum merkantilis, untuk mengembangkan ekonomi nasional
dan pembangunan ekonomi, jumlah ekspor harus lebih besar
dari jumlah impor. Setiap negara harus melakukan kebijakan 1)
penumpukan

logam

mulia

dan

2)

menciptakan

neraca

perdagangan aktif (Ekspor > Impor).
Teori ini berkembang luas dan mengajarkan bahwa faktor
kekayaan tadi harus diperoleh dan meningkatkan kebutuhan
akan

pasar.

Teori

ini

pun

mendorong

terjadinya

banyak

peperangan di kalangan negara Eropa dan memulai era
imperilaisme Eropa ke bebagai negara di belahan dunia lain.
Pengaruh

konsep

perdangangan

merkantilisme

mulai

menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya
teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam
bukunya The Wealth of Nation.3

3 Ibid.19-20