PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI EMPIRIS POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN)
Hikmahwati 1) , Novita Weningtyas Respat (2) , Ade Adriani 3) , dan Nurul Mukhlisah (4) ,
1) Teknisi Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin
email: hikmahwati@akuntansipoliban.ac.id
2) Pengajar Jurusan Akuntansi, Universitas Lambung Mangkurat
email : nwrespati@unlam.ac.id
Pengajar Jurusan Akuntansi, Universitas Lambung Mangkurat
email : adriani@unlam.ac.id
Pengajar Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin email : n.mukhlisah@poliban.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh partisipasi penganggaran, asimetri informasi terhadap senjangan anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasistudi empiris pada Politeknik Negeri Banjarmasin. Penelitian ini mengambil sebuah perguruan tinggi karena pendidikan merupakan faktor penting dalam membangun sifat dan akal manusia, sehingga penelitian ini menggunakan Politeknik Negeri Banjarmasin sebagai lokasi penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu / pejabat struktural di lingkungan Politeknik Negeri Banjarmasin yang dalam pekerjaannya berkaitan dengan pengelolaan dan pelaksanaan anggaran. Pengumpulan data dengan metode penelitian lapangan atau penelitian survei. Teknik sampling/pengumpulan data primer dengan mengunakan instrument penelitian berupa kuisioner yang diantar langsung oleh penulis. Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel Indivenden (X) adalah Partisipasi Anggaran (X1) dan Asimetri Informasi (X2), Variabel Moderasi (Z) adalah Komitmen Organisasi, dan Variabel Dependen (Y) adalah Senjangan Anggaran. Pengukuran variabel dengan mengunakan skala interval dengan skala likert. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran, asimetri informasi berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Hasil lainnya adalah komitmen organisasi sebagai variabel moderasi tidak mampu memperlemah atau memperkuat pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran, dan mampu memperlemah pengaruh asimetri informasi pada senjangan anggaran.
Kata kunci: Senjangan Anggaran, Partisipasi Anggaran, Asimetri Informasi, Komitmen Organisasi.
1. PENDAHULUAN
Salah satu
komponen
penting dalam perencanaan perusahaan adalah anggaran, dimana anggaran merupakan suatu rencana tentang kegiatan di masa datang yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapi tujuan. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Kartika, 2010). Anggaran sebagai alat perencanaan, merupakan rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang akan dicapai oleh para manajer departemen suatu perusahaan dalam melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu pada masa yang akan datang. Anggaran digunakan oleh manajer tingkat atas sebagai suatu alat untuk melaksanakan tujuan-tujuan organisasi ke dalam dimensi kuantitatif dan waktu, serta
mengkomunikasikannya kepada manajer- manajer tingkat bawah sebagai rencana kerja jangka
panjang maupun jangka pendek. Sasaran anggaran dapat dicapai melalui pelaksanaan serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk anggaran.
Dalam proses penyusunan, anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia. Oleh karena itu, terdapat perilaku-perilaku manusia yang akan timbul sebagai akibat dari anggaran, baik yang bersifat perilaku positif maupun perilaku yang negatif. Perilaku yang positif akan timbul jika tujuan pribadi masing- masing manajer selaras, serasi, dan seimbang
dengan
tujuan perusahaan (goal congruence) dan manajer mempunyai kemauan untuk memenuhinya. Sebaliknya, prilaku yang negatif akan memunculkan senjangan anggaran (Warindrani, 2006: 99). Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran
melibatkan
beberapa pihak, mulai manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management ). Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah/menengah beberapa pihak, mulai manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management ). Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah/menengah
program yang dituangkan dalam DIPA melibatkan pembuat
para pimpinan struktural yang ada di lembaga pendapatan yang lebih rendah dan pengeluaran yang
anggaran cenderung
menganggarkan
institusi seperti Direktur, Wakil Direktur, Kepala lebih tinggi dari estimasi terbaik yang diajukan. Oleh
Bagian, Kepala Sub Bagian, Ketua UPT, Ketua karena itu, anggaran yang dihasilkan adalah target
Jurusan dan Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi, yang lebih mudah bagi mereka untuk dicapai.
Laboraturium sebagai menejer Perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi
dan
Ketua
operasioanal untuk berpartisipasi dalam penyusunan terbaik ini dikenal dengan istilah senjangan anggaran
anggaran sebagai pelaksana dan pengelola anggaran. (budgetary slack) (Bastian, 2005). Senjangan
Ini dikarenakan manajemen lebih mengetahui apa anggaran(budgetary slack) adalah perbedaan/selisih
yang sebenarnya harus dilakukan sehingga akan ada antara sumber daya yang sebenarnya dibutuhkan
kejelasan sasaran anggaran yang diusulkan. untuk melaksanakan sebuah pekerjaan dengan
Pelaksanaan anggaran Institusi Poliban berasal sumber daya yang diajukan dalam anggaran
dari pemerintah dalam bentuk Rupiah Murni (RM) (Anggraeni, 2008).
dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Anthony
pendapata dari SPP, dan masih belum terlihat adanya mendefinisikan senjangan anggaran (budgetary
peningkatan dari pendapatan diluar pemerintah dan slack) sebagai “perbedaan antara jumlah anggaran
SPP. Kemungkinan memperoleh sumber dana
d an estimasi terbaik dari organisasi”. Armaeni (2012) lainnya belum mengemuka, selain memberdayakan dalam keadaan terjadinya senjangan anggaran
asset dan fasilitas yang dimiliki poliban. Sementara (budgetary slack), bawahan cenderung mengajukan
itu alokasi anggaran hampir semua alokasi digunakan anggaran dengan merendahkan pendapatan dan
untuk operasional pendidikan, khususnya untuk meninggikan biaya sehingga anggaran dapat dicapai
honorarium, keperluan pengajaran, dan fasilitas dengan mudah.
operasional pendidikan, masih terkendala pada Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar
perumusan skala prioritas penetapan pelaksanaan terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh
untuk pengembangan institusi. Pembuatan anggaran lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik
yang disusun pada tahun anggaran mengacu pada negara/ daerah, dan berbagai organisasi lainnya
realisasi tahun sebelumnya dan belum didasarkan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Terdapat
atas kebutuhan organisasi dalam perencanaan yang tuntutan yang lebih besar dari masyarakat untuk
terpadu, hanya didasarkan atas operasional rutin dan dilakukan transparansi dan akuntanbilitas publik oleh
ada beberapa hal yang mendadak tanpa perencanaan lembaga-lembaga sektor publik.
sebelumnya (laporan realisasi anggaran SATKER Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban)
tahun 2012, 2013, dan 2014). merupakan organisasi sektor publik yang memiliki
Fenomena yang terjadi tentang realisasi tanggung jawab untuk memberikan pelayanan publik.
penyerapan anggaran dan keuangan di politeknik Seiring dengan munculnya paradigma baru yang
Negeri Banjarmasin selama tahun 2012, 2013 dan menuntut upaya pengelolaan institusi publik secara
2014 menunjukan bahwa dalam penetapan anggaran lebih efektif, efisien, transparan dan akuntabel, maka
pendapatan masih belum dioptimal karena rata-rata diperlukan langkah-langkah yang dapat memperbaiki
realisasi pendapatan lebih dari 100% yang berarti kinerja dari Politeknik Negeri Banjarmasin. Adanya
bahwa Politeknik Negeri Banjarmasin mampu pengelolaan yang lebih baik diharapkan Politeknik
mencapai target lebih dari yang dianggarkan namun Negeri
tidak mau mengambil resiko sehingga merendahkan governance dengan meningkatkan tata kelola yang
target pandapatan mereka, adapun penyerapan berbasis Pengelolaan Keuangan Badan Hukum
anggaran belanja tidak mencapai 100% hal ini akan Pendidikan (BHP) seperti yang tertuang dalam
berpengaruh terhadap pencapaian realisasi kegiatan Renstra Poliban.
yang telah dianggarkan oleh Politeknik Negeri Proses penyusunan anggaran di Politeknik
ada anggapan sebagai Negeri Banjarmasin terdiri dari beberapa tahapan
Banjarmasin.
Meski
penghematan dana pendapatan dan belaja Negara mulai dari penetapan skala prioritas program dan
(APBN) namun juga perlu diteliti lebih lanjut dengan kegiatan, Rapat Kerja Anggaran (RKA), tahap
melihat apakah belum tercapainya penyerapan penyusunan
anggaran karena terjadinya senjangan anggaran, unit/bagian, penelitian oleh Tim anggaran Satuan
Suartana (2010) mendefinisi kesenjangan anggaran Perencanaan dan Pengangaran (SPP) yang dibentuk
sebagai proses penggaran yang ditemukan adanya dimasing masing unit/bagian. Pembahasan oleh
dengan menurunkan Satuan Perencanaan dan Pengangaran (SPP) dalam
pendapatan yang dianggarkan dan meningkatkan Rancangan Strategis (Renstra) Politeknik Negeri
biaya yang dianggarkan sehingga target akan mudah Banjarmasin disusun di tingkat Institusi sebagai
dicapai.
acuan penyusunan anggaran program dalam bentuk Hasil pengamatan awal terjadi senjangan Daftar
Negeri Banjarmasin berdasarkan usulan pengajuan anggaran unit bagian,
Isian Rancangan
dipengaruhi dari partisipasi penganggaran dan
26 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018
Asimetri Informasi. Penomena senjangan anggaran mempertanggungjawabkan Daftar Isian Pelaksanaan dijelaskan dalam teori keagenan (agency theory) dan
Politeknik Negeri penelitian terdahulu. Terjadinya senjangan anggaran
Banjarmasin. Principal dalam penelitian ini adalah di Politeknik Negeri Banjarmasin, salah satunya
Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin, yang terdapat kecenderungan bahwa tingkat partisipasi dari
memberikan kewenangannya Ketua Jurusan dan manajerial selaku aparat pengelola anggaran belum
Direktur, Wakil Direktur, Kepala Bagian/Unit mempertimbangkan bentuk penyusunan kegiatan
sebagai agent untuk membantu Direktur dalam anggaran
mengkoordinasikan kegiatan teralokasikan belum mencerminkan kebutuhan secara
akademik di tingkat jurusan, dalam rangka riil
pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang salah mempengaruhi kualitas dari perencanaan. Kegiatan
dibutuhkan yang
satu tugas pokoknya menyusun rencana dan program yang diusulkan belum sepenuhnya mengakomodir
kerja Jurusan sebagai pedoman pelaksanaan tugas. usulan dari bagian SPP atau kordinator manajerial unit
Penelitian mengenai pengaruh partisipasi instansi. Masih banyak aparat pengelola belum
anggaran dan asimetri informasi, terhadap senjangan sungguh-sungguh melaksanakan kegiatan usulan
anggaran, serta pengaruh komitmen organisasi dalam yang tepat sasaran dengan alokasi anggaran,
hubungan antara patisipasi anggaran dan asimetri penanganan yang dilakukan aparat selama ini belum
informasi terhadap senjangan anggaran berpengaruh menunjukkan kegiatan yang terkelola dalam efisiensi
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, anggaran. Program-program anggaran yang dilakukan
namun dari beberapa hasil penelitian tersebut masih banyak belum sesuai dengan target dan sasaran
konsisten. Adanya program dan hasil dari program yang diterapkan
ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian tentang belum mencerminkan pemanfaatan anggaran.
variabel yang mempengaruhi senjangan anggaran, Disektor publik mulai menerapkan sistem
menggunakan variabel penganggaran yang dapat menanggulangi masalah
memotivasi
peneliti
pemoderasi yang mempengaruhi hubungan antara senjangan anggaran dengan menerapkan partisipasi
partisipasi penganggaran dan asimetri informasi anggaran (budgetary participation), dimana atasan
dengan senjangan anggaran. Variabel moderasi yang dan bawahan terlibat dalam kajiulang (penelahaan)
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel anggaran, pengesahan anggaran, dan juga mengikuti
komitmen organisasi, merupakan salah satu variabel hasil-hasil pelaksanaan anggaran sehingga tercipta
yang mungkin akan memperkuat atau memperlemah anggaran yang realistik, karena tanpa partisipasi aktif
hubungan antara variabel bebas (partisipasi anggaran dari atasan dan bawahan, cenderung penetapan
dan asimetri informasi) dengan variabel terikat anggaran terjadi senjangan anggaran. partisipasi
(Senjangan anggaran). Alasan dipilihnya komitmen bawahan yang tinggi dalam proses penyusunan
organisasi adalah karena komitmen organisasi anggaran akan memberikan kesempatan yang lebih
menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat besar kepada bawahan untuk melakukan senjangan
terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai anggaran dan sebaliknya ketika partisipasi bawahan
oleh organisasi (Mowday et al, 1979 dalam Ikhsan et rendah,
al , 2007). Komitmen organisasi yang kuat di dalam senjangan anggaran juga rendah. Maka diperlukan
harapan bawahan
untuk
melakukan
individu akan menyebabkan individu berusaha keras adanya pembatasan partisipasi, yaitu bawahan dalam
mencapai tujuan organisasi. Penyimpangan sering menyusun anggaran sesuai dengan proporsional atau
terjadi disebabkan oleh perilaku individu atau rencana dan strategi yang telah ditentukan sehingga
bawahan itu sendiri. Hal ini dikemukakan oleh dapat mengurangi timbulnya senjangan anggaran.
(Mulyadi, 2001) bahwa penyebab individu dalam Salah satu kondisi yang juga dapat menyebabkan
organisasi tidak mampu atau tidak mau mencapai senjangan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui informasi. Bagi tujuan perencanaan, anggaran yang
diharapkan adalah karena dilaporkan seharusnya sama dengan kinerja yang
perilaku
yang
ketidaksesuaian tujuan individu dengan tujuan diharapkan, namun karena informasi bawahan lebih
organisasi dan ketidakmampuan individu dalam baik daripada atasan, maka bawahan mengambil
mencapai tujuan organisasi melalui perilaku yang kesempatan dari partisipasi penganggaran dengan
diharapkan.
memberikan informasi yang bias dari informasi Memahami pentingnya hal ini, akan pribadi mereka, serta membuat budget yang mudah
dilakukan penelitian untuk melihat seberapa besar dicapai, sehingga terjadilah senjangan anggaran
pengaruh partisipasi anggaran, asimetri informasi dan (yaitu dengan melaporkan anggaran dibawah kinerja
komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran yang diharapkan). Asimetri informasi juga dijelaskan
yang terjadi di Politeknik Negeri Banjarmasin, dalam agency theory. Teori ini mendasarkan
dengan judul: “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan hubungan kontrak antara principal dan agent,
Asimetri Informasi Terhadap Senjangan Anggaran didalam Statuta Politeknik Negeri Banjarmasin
dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel uraian tugas direktur sebagai pengelola yang diberi
Moderasi di Politeknik Negeri Banjarmasin”. kuasa oleh pengguna anggaran (Menteri Pendidikan
Nasional) untuk merencanakan, melaksanakan dan
Hikmahwati dkk, Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Asimetri Informasi terhadap...
2. TELAAH LITERATUR DAN
mempengaruhi perilaku bawahan yaitu mereka akan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
merespon positif atau negatif tergantung pada penggunaan anggaran. Bawahan dan atasan akan
Pendekatan Agency Theory
berperilaku positif apabila tujuan pribadi bawahan Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat
dan atasan sesuai dengan tujuan organisasi. dimulai dari pendekatan agency theory. Praktik
Selanjutnya bawahan akan berperilaku negatif senjangan anggaran dalam perspektif agency theory
apabila anggaran tidak diadministrasikan dengan dipengaruhi dengan adanya konflik kepentingan
baik, sehingga bawahan dapat menyimpang dari antara agen (manajemen) dengan principal yang
organisasi. Perilaku disfungsional ini timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai
tujuan
diwujudkan dalam Budget Slack, Warindrani (2006: atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang
dikehendakinya. Teori agensi merupakan teori yang Latuheru (2005) menyatakan jika bawahan mempelajari hubungan atau keterkaitan pihak-pihak
(agent) ikut berpartisipasi dalam proses penyusunan yang memiliki jalinan hubungan fungsional dan
anggaran serta mempunyai informasi khusus tentang struktural, yaitu antara principal dan agent. Pertama
kondisi lokal, maka hal ini akan memungkinkan kali diperkenalkan dalam literatur ekonomi informasi
memberikan informasi yang untuk menjelaskan sebuah model teoritikal atas
bawahan
dapat
dimilikinya untuk membantu perusahaan. Tetapi hubungan antara satu pihak (principal) yang
selalu sama dengan mendelegasikan suatu pekerjaan kepada pihak lain
keinginan atasan tidak
bawahannya sehingga hal ini dapat menimbulkan (agent). Hal yang banyak terjadi dalam teori agensi
konflik. Bawahan cenderung memberikan informasi dimana agent lebih memahami organisaasi/instansi
yang bias agar anggaran dapat mudah dicapai sehingga menimbulkan asimetri informasi yang
sehingga rewards akan diberi sesuai dengan menyebabkan principal tak mampu menentukan
pencapaian anggaran tersebut. Kondisi inilah yang apakah usaha yang dilakukan agent benar-benar
memicu terjadinya senjangan anggaran. optimal (Ikhsan dan Ishak, 2005: 56). Senjangan anggaran merupakan salah satu
Pengaruh
Partisipasi
Anggaran Terhadap
bentuk perilaku disfungsional yang tidak jujur karena
Senjangan Anggaran
manajer berusaha untuk memuaskan kepentingannya
merupakan suatu proses dan menyebabkan meningkatnya biaya organisasi
Partisipasi
pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau (Utami, 2012). Senjangan anggaran juga diartikan
lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki sebagai perbedaan antara jumlah anggaran yang
dampak masa depan terhadap mereka yang diajukan oleh subordinates dengan jumlah estimasi
membuatnya (Ikhsan dan Ishak , 2005 : 173). yang terbaik
Adanya budgetary slack yang timbul dari Govindarajan, 2011).
dari organisasi
(Anthony dan
partisipasi anggaran yang dilakukan oleh bawahan Kesenjangan anggaran dapat ditelusuri dari
dijelaskan oleh Rudianto (2002 : 10) bahwa: pengembangan agency theory yang mencoba
“Manajemen puncak harus berpartisipasi dalam menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang terlibat
meninjau dan mengesahkan anggaran. Tanpa dalam perusahaan akan berprilaku, karena pada
partisipasi aktif dalam proses pengesahan, akan dasarnya mereka memiliki
besar godaan bagi para pelaksana anggaran berbeda. Agency theory yang dikemukakan oleh
kepentingan yang
untuk menyerahkan anggaran yang mudah Jansen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
dicapai”.
hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak yang Atasan terlibat dalam penyusunan anggaran, mana satu atau lebih (principal) menyewa orang lain
baik dalam tahap persiapan, tahap pengesahan dan (agent) untuk melakukan beberapa jasa untuk
tahap implementasi. Anthony dan Govindarajan kepentingan
(2011) menjelaskan bahwa manajemen harus beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada
berpartisipasi dalam peninjauan dan persetujuan agent . Teori ini juga menjelaskan fenomena yang
anggaran, dan persetujuan tidak hanya sebagai terjadi apabila atasan mendelegasikan wewenangnya
stempel. Tanpa partisipasi aktif mereka dalam proses kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas dalam
persetujuan, akan ada godaan besar bagi pembuat membuat keputusan (Anthony dan Govindarajaran,
anggaran untuk “bermain-main” dengan sistem 2011). Manajemen diberikan kekuasaan untuk
tersebut, yaitu beberapa manajer akan menyerahkan membuat keputusan bagi kepentingan principal. Oleh
anggaran yang mudah dicapai (budgetary slack) atau karena itu manajemen wajib mempertanggung
anggaran yang berisi kelonggaran yang berlebihan jawabkan semua upayanya kepada principal.
untuk kontijensi yang mungkin. Implikasi penerapan Agency Theory dapat
Selain itu, Anthony, Dearden dan Bedford menimbulkan hal positif dalam bentuk efisiensi,
yang diterjemahkan dalam Armaeni (2012) juga tetapi lebih banyak yang menimbulkan hal negatif
menjelaskan tentang pengaruh partisipasi anggaran dalam bentuk perilaku dysfunctional. Seperti hal
slack, bahwa partisipasi yang diungkapkan oleh Anthony dan Govindradjan
terhadap
budgetary
manajemen puncak sangat diperlukan pada setiap (2011) menyatakan bahwa mekanisme anggaran akan
sistem penganggaran, terutama untuk memotivasi
28 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018 28 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018
menyusun anggaran.
Partisipasi manajemen terletak pada penilaian dan
Pengaruh
Asimetri
Informasi Terhadap
pengesahan anggaran, dan pengesahan anggaran
Senjangan Anggaran
tidak hanya sekedar membubuhkan tandatangan saja. Beberapa organisasi, bawahan lebih banyak Tanpa adanya partisipasi manajemen puncak, akan
mempunyai informasi yang akurat dibandingkan menimbulkan kecenderungan para manajer untuk
dengan atasannya mengenai faktor-faktor yang “bermain” dalam sistem anggaran, beberapa mencoba
mempengaruhi kinerja manajer. “Komunikasi yang untuk mengusulkan anggaran yang mudah dicapai,
tidak efektif merupakan akar penyebab dari berbagai atau menyampaikan anggaran yang memungkinkan
perilaku negatif” (Armaeni, 2012). adanya hal-hal yang tidak terduga.
Adanya asimetri informasi merupakan salah Adanya partisipasi anggaran, diharapkan
satu faktor yang menimbulkan perilaku negatif dalam menjadi alat komunikasi yang baik antara atasan dan
hal ini adalah budgetary slack, dijelaskan oleh bawahan, karena dalam proses penyusunan anggaran
Suartana (2010: 139), bahwa:
seringkali memungkinkan atasan untuk memahami “Konsep asimetri informasis yaitu atasan masalah yang dihadapi oleh bawahan, di samping
anggaran mungkin mempunyai pengetahuan dan juga bawahan lebih dapat memahami kesulitan yang
wawasan yang lebih daripada bawahan, ataupun dihadapi oleh atasan. Tanpa adanya partisipasi
sebaliknya. Bila kemungkinan yang pertama anggaran oleh atasan, bawahan akan cenderung
terjadi, akan muncul tuntutan atau motivasi membuat anggaran yang menguntungkan bagi
yang lebih besar dari atasan kepada bawahan mereka, yaitu dengan membuat anggaran yang
mengenai pencapaian target anggaran yang mudah dicapai. Hal ini yang biasanya disebut dengan
menurut bawahan terlalu tinggi. Namun bila budgetary slack (Hery, 2011: 100).
kemungkinan yang kedua terjadi, bawahan akan Hasil penelitian Falikhatun (2007), Veronica
menyatakan target lebih rendah daripada yang (2009), Kartika (2010), Utami (2012), Mulyani dan
dimungkinkan untuk dicapai. Keadaan dimana Rahman (2012), Apriadinata, et al. (2014) Yulianti
salah satu pihak mempunyai pengetahuan dan (2014), Savitri dan Sawitri (2014), Sugiarta, et al,
informasi lebih daripada yang lainnya terhadap (2014), Priliandani (2015), menemukan bukti
sesuatu hal disebut asim etri informasi”. empiris bahwa partisipasi anggaran berpengaruh
Herman (2006: 28) juga menjelaskan tentang positif terhadap senjangan anggaran. Terlibatnya
asimetri informasi yang memicu terjadinya budgetary peran bawahan dalam proses penyusunan anggaran
slack, bahwa:
meningkatkan kecenderungan penciptaan senjangan “Masukan dari level bawah harus dievaluasi anggaran.
secara hati-hati karena ada tendensi untuk Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
memasukkan kepentingan pribadi atau divisi oleh, Latuheru (2005), Suhartono dan Solichin
dalam penyiapan anggaran. Proyeksi biaya (2006), Desmiyawati (2009), Supanto (2010),
cenderung diperbesar karena mereka berasumsi Apriyandi (2011), Martjin dan Wiersma (2011),
bahwa pada level atas juga akan dipangkas dan Agusti (2013), Rahmiati (2013), Kardila (2014),
target yang akan dicapai tidak akan sulit. Sugiarta, et.al (2014), menunjukan bahwa partisipasi
Professor Carland menyebutnya sebagai slack anggaran berpengaruh signifikan negatif terhadap
dalam proses penyiapan anggaran”. senjangan anggaran. Partisipasi anggaran yang tinggi
Bagi tujuan perencanaan, anggaran yang akan menyebabkan rendahnya senjangan anggaran
dilaporkan seharusnya sama dengan kinerja yang dan sebaliknya rendahnya partisipasi dalam proses
diharapkan. Tetapi para bawahan mungkin salah penyusunan anggaran akan memperbesar senjangan
menafsirkan beberapa informasi pribadi mereka, anggaran. Hal ini terjadi karena bawahan membantu
yang mungkin dapat mengarahkan pada budgetaty memberikan informasi mengenai prospek masa
slack. Ketika informasi bawahan lebih baik daripada depan sehingga anggaran yang disusun mejadi lebih
atasan (terdapat asimetri informasis), maka bawahan akurat.
dari partisipasi Berdasarkan landasan teori dan beberapa
mengambil
kesempatan
penganggaran. Bawahan cenderung memberikan penelitian
informasi yang bias dari informasi pribadi mereka, keterlibatan bawahan dalam proses penyusunan
dengan membuat budget yang relatif lebih mudah anggaran akan berpengaruh terhadap senjangan
dicapai, sehingga terjadilah budgetary slack (yaitu anggaran. Partisipasi anggaran yang tinggi akan
dengan melaporkan anggaran dibawah kinerja yang memperkecil terjadinya sanjangan anggaran, dan
diharapkan). Hal ini dijelaskan oleh Suartana (2010: sebaliknya rendahnya kerterlibatan karyawan dalam
143), bahwa:
proses penyusunan anggaran akan memperbesar “Senjangan anggaran akan menjadi lebih besar senjangan anggaran, oleh karena itu hipotesis
dalam kondisi asimetri informasis karena penelitian ini adalah:
mendorong bawahan/ H1 : Partisipasi anggaran berpengaruh negatif
asimetri
informasis
membuat senjangan terhadap senjangan anggaran di Politeknik
pelaksana
anggaran
anggaran. Secara teoritis, asimetri informasis Negeri Banjarmasin.
dapat dikurangi dengan memperkuat monitoring
Hikmahwati dkk, Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Asimetri Informasi terhadap...
dan meningkatkan kualitas pengungkapan”. Nouri dan Parker (1996) dalam Latuheru Penelitian Afiani dan Syafruddin (2011),
(2005) berpendapat bahwa naik turunya senjangan Riansah (2013) Savitri dan Sawitri (2014),
anggaran tergantung pada apakah individu memilih Apriadinata, et al. (2014), menunjukan bahwa
untuk mengejar kepentingannya sendiri atau justru asimetri informasi berpengaruh positif terhadap
bekerja untuk kepentingan organisasi. senjangan anggaran. Asimetri informasi yang tinggi akan memicu meningkatnya senjangan anggaran
yang tinggi juga sebaliknya jika asimetri informasi yang dimiliki rendah maka memperkecil senjangan anggaran.
Berdasarkan landasan teori dan beberapa
penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa terjadi asimetri informasi ketika bawahan memliki informasi
lebih dibandingkan atasan mengenai suatu unit organisasi. Atau dengan kata lain terdapatnya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki bawahan
dengan informasi yang dimiliki atasan karena adanya
Gambar 1
perbedaan pandangan
Kerangka Konseptual Penelitian
berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Asimetri
informasi yang tinggi akan memperbesar senjangan
Pengaruh PA dan AI Terhadap SA dengan KO Sebagai Variabel Moderasi
anggaran sebaliknya jika asimetri informasi yang
dimiliki rendah maka memperkecil senjangan Komitmen organisasi yang tinggi menjadikan anggaran, oleh karena itu hipotesis penelitian ini
individu lebih peduli dengan nasib organisasi dan adalah:
berusaha menjadikan organisasi kearah yang lebih H2 : Asimetri informasi berpengaruh positif
baik, dan partisipasi anggaran membuka peluang bagi terhadap senjangan anggaran di Politeknik
bawahan untuk menciptakan senjangan anggaran Negeri Banjarmain.
untuk kepentingan mereka jika komitmen organisasi berada pada tingkat yang rendah. Berkaitan dengan
Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap
penelitian mengenai komitmen organisasi, penelitian
Senjangan Anggaran
Darlis (2002) menunjukkan bahwa semakin besar
Banjarmasin dengan
Komitmen Organisasi
komitmen organisasi akan menurunkan keinginan
Sebagai Variabel Moderasi.
individu yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan Anggaran mencerminkan suatu komitmen
anggaran dalam melakukan senjangan anggaran, hal oleh pembuatnya dengan atasannya, artinya atasan
ini diperkuat dengan hasil penelitian Venusita (2006) maupun
menyatakan bahwa komitmen organisasi mempunyai tanggungjawab
bawahan setuju
untuk
menerima
pengaruh signifikan terhadap hubungan antara anggaran, Jika individu mengejar kepentingan pribadi
partisipasi dengan senjangan anggaran. (komitmen organisasi rendah), maka individu
Penelitian latuheru (2005), Kusuma (2013), tersebut dalam partisipasi penganggaran akan
dan Kardila (2014), menunjukan bahwa komitmen berusaha melakukan senjangan anggaran agar
organisasi memperkuat hubungan partisipasi aggaran kinerjanya terlihat baik. Sebaliknya, jika individu
terhadap senjangan anggaran. Penelitian yang memiliki
dilakukan oleh Kartika (2010), Mulyani dan Rahman senjangan anggaran akan rendah (Pratama, 2013).
(2012), Yulianti (2014), Apriadinata, et al. (2014), Dalam pandangan ini, individu yang memiliki
menunjukan bahwa komitmen organisasi tidak komitmen
mempunyai pengaruh yang signifikan yang dapat kepentingan organisasinya daripada kepentingan
tinggi akan
lebih
mengutamakan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara pribadi atau kelompoknya. Komitmen organisasi
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. yang tinggi akan mengurangi individu untuk
Berdasarkan landasan teori dan penelitian melakukan senjangan anggaran.
sebelumnya yang menjelaskan bahwa terlibatnya Afriadinata (2014), komitmen organisasi
karyawan dalam proses penyusunan anggaran adalah suatu dorongan dari dalam diri individu untuk
ditambah dengan keyakinan dan dukungan yang kuat berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan
terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi
organisasi (komitmen organisasi yang tinggi) akan mengutamakan kepentingan organisasi. Jika individu
sesuai dengan
tujuan
dan lebih
memperkecil terjadinya senjangan anggaran, oleh mengejar kepentingan pribadi (komitmen organisasi
karena itu hipotesis penelitian ini adalah: rendah), maka individu tersebut dalam partisipasi
H3 : Komitmen Organisasi sebagai variabel penganggaran akan berusaha melakukan slack
moderasi memperkuat pengaru partisipasi anggaran agar kinerjanya terlihat baik. Sebaliknya,
anggaran terhadap senjangan anggaran di jika individu memiliki komitmen organisasi tinggi,
Politeknik Negeri Banjarmasin. maka slack anggaran akan rendah.
30 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018
3. METODE PENELITIAN Pengaruh
Senjangan Anggaran
di Politeknik Negeri
Model Penelitian
Banjarmasin dengan
Komitmen
Organisasi
Berdasarkan uraian telaah literatur di atas,
sebagai Variabel Moderasi.
dapat dibangun model penelitian dalam gambar berikut ini:
Komitmen organisasi adalah salah satu faktor yang menunjang keberhasilan suatu organisasi.
Unit Analisis
Seberapa besarkah suatu komitmen karyawan itu Unit analisis dalam penelitian ini adalah sendiri terhadap sebuah organisasi. Nouri dan Parker
Individu/ Pejabat di lingkungan Politeknik Negeri (1996) dalam Rahmiati (2013) mengatakan bahwa
Banjarmasin, sebagai responden terkait pekerjaannya bagi individu dengan komitmen organisasi yang
dengan pengelolaan dan pemanpaatan anggaran. tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal yang penting. Sebaliknya, bagi individu/karyawan
Populasi Data Penelitian
dengan komitmen organisasi yang rendah akan Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian
Politeknik Negeri Banjarmasin yang menduduki tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi
jabatan struktural yang dalam pekerjaannya berkaitan kepentingan pribadi. Seorang individu yang memiliki
dengan pengelolaan dan pelaksana anggaran, komitmen organisasi yang rendah akan memberikan
sebanyak 79 orang (N=79) yang terdiri dari Direktur, informasi yang tidak benar kepada pihak lain untuk
Wakil Direktur, Kepala Bagian, Kepala Unit Bagian, kepentingan pribadinya. Selanjutnya, senjangan
Ketua UPT, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Ketua anggaran cenderung terjadi bagi individu yang
Program Studi dan Ketua Laboraturium yang ada memiliki komitmen organisasi yang rendah karena
dilingkungan Politeknik Negeri Banjarmasin. Jenis lebih mengutamakan kepentingan individu tersebut.
penelitian ini adalah sensus. Sehingga seluruh Anthony dan Govindarajan (2011), jika target
populasi yaitu Direktur, Wakil Direktur, Kepala anggaran terlalu sulit untuk dicapai oleh bawahan
Bagian, Kepala Unit Bagian, Ketua UPT, Ketua maka bawahan akan memiliki kecenderungan
Jurusan, Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi dan mengambil langkah-langkah pendek yang tidak
Ketua Laboraturium dengan jumlah responden 79 sesuai tujuan organisasi dengan menciptakan
orang dijadikan sampel.
informasi yang bias dan hal itu akan meningkatkan terjadinya senjangan anggaran. Komitmen organisasi
Metode Analisis Data
yang kuat akan memperlemah pengaruh asimetri
Statistik Deskriftif
informasi karena akan
Dalam penelitian ini analisis statistik deskriftif menyampaikan informasi yang positif, adapun
membuat
individu
digunakan untuk mengetahui gambaran variabel komitmen organisasi yang rendah akan membuat
senjangan anggaran, partisipasi anggaran, asimetri individu menyembunyikan informasi yang lebih
informasi dan komitmen organisasi. untuk kepentingan pribadinya. Hal ini akan memicu munculnya senjangan anggaran.
Uji Kualitas Data
Anthony dan Govindarajan (2011), Komitmen
Uji Reliabilitas
organisasi akan memperkuat pengaruh asimetri Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah informasi, komitmen organisasi yang rendah akan
data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian membuat individu menyembunyikan informasi yang
menunjukkan konsistensi internal yang memadai. lebih untuk kepentingan pribadinya. Berdasarkan
Instrumen yang digunakan dalam pengujian ini teori dan argument diatas menjelaskan bahwa
adalah dengan koefisien cronbach alpha. Syarat asimetri informasi atau dengan kata lain terdapatnya
minimum kuesioner untuk memenuhi realibilitas ketidakseimbangan informasi yang dimiliki bawahan
adalah jika nilai crobach alpha lebih besar dari 0,70 dengan informasi yang dimiliki atasan karena adanya
(Ghozali, 2013).
perbedaan pandangan dan kepentingan ditambah komitmen organisasi yang tinggi dalam proses
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan metode korelasi senjangan anggaran, oleh karena itu hipotesis
penyusunan anggaran
memperkecil
terjadinya
product moment pearson dengan signifikansi 5% penelitian ini adalah:
dimana pengujian dilakukan dengan melihat angka H4 : Komitmen Organisasi sebagai variabel
koefisien korelasi (rxy) yang menyatakan hubungan moderasi memperlemah pengaruh asimetri
antara skor butir pertanyaan dengan skor total (item- informasi terhadap senjangan anggaran di
total correlation ). Jika r-hitung lebih besar dari r- Poiteknik Negeri Banjarmasin.
tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan dinyatakan valid, sebaliknya jika r-hitung lebih kecil dari r-tabel maka butir atau pertanyaan dinyatakan tidak valid. (Ghozali, 2013).
Hikmahwati dkk, Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Asimetri Informasi terhadap...
Pengujian Asumsi Klasik
Teknik Analisis Data
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ada Metode analisis data yang digunakan dalam tidaknya pelanggaran asumsi klasik dalam model
penelitian ini adalah dengan menggunakan Metode regresi supaya hasilnya Best Linear Unbiased
Analisis Regresi Sederhana dan Regresi Linier Estimator atau BLUE (Ghozali, 2013). Uji asumsi
Berganda dengan mengunakan pendekatan uji klasik meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas,
interaksi atau Moderated Regression Analysis dan uji multikoleneriaritas. Uji Multikolinearitas
(MRA). Analisis regresi digunakan untuk melihat hanya dilakukan pada model regresi linier berganda
ketergantungan variabel independen dengan satu atau dan untuk Moderated Regression
lebih variabel dependen, dengan tujuan untuk Analysis
mengestimasi nilai rata-rata dependen berdasarkan multikolinearitas, karena dalam penelitian yang
nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, menggunakan
2003). Metode Analisis Regresi Linear Berganda (MRA) yang akan selalu menimbulkan masalah
menguji hipotesis variabel multikolinearitas (Ghozali, 2013). Uji autokorelasi
digunakan
untuk
indipenden (partisipasi anggaran dan asimetri juga tidak dilakukan pada model regresi karena data
informasi) dengan variabel dependen (senjangan pada penelitian ini berupa data cross section seperti
anggaran). Model yang digunakan dalam penelitian kuesioner. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas,
ini adalah:
uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Model : SA = a - b1X1 + b1X2 + e Keterangan:
Uji Normalitas
= Senjangan anggaran Uji Normalitas Residual bertujuan untuk
SA
= Konstanta.
menguji apakah dalam model regresi, variabel
b1 = Koefisien regresi
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal X1 = Partisipasi Pengangagaran (Gozali, 2013). Residual Model regresi yang baik
X2 = Asimetri informasi adalah memiliki distribusi residual yang normal atau
e = varibel pengganggu mendekati normal. Umumnya regresi dengan residual
Uji Interaksi atau Moderated Regression yang berdistribusi normal diperoleh dari variabel
Analysis (MRA), merupakan aplikasi dari regresi terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
linier berganda di mana dalam persamaan regresinya distribusi normal ataukah tidak. Jika tidak normal,
mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih maka rediksi yang dilakukan dengan data tersebut
Moderated Regression akan tidak baik, atau dapat memberikan hasil prediksi
variabel
independen).
Analysis (MRA) digunakan untuk menguji hipotesis yang menyimpang. Pengujian normalitas distribusi
variabel yang dpengaruhi oleh moderasi. Rumus ini data dilakukan dengan menggunakan statistik
digunakan untuk mengukur pengaruh variabel Kolmogrov –Smirnov. Data dikatakan berdistribusi
moderasi (komitmen organisasi) terhadap hubungan normal jika Koefisien Asymp. Sig (2-tailed) lebih
antara variabel independen (partisipasi anggaran dan besar dari = 0,05.
asimetri informasi) dengan variabel dependen (senjangan anggaran).
Uji Heteroskedastisitas
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
Model : SA = a - b1X1 + b2X2 + b3Z+b4(X1*Zi) – apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
b5(X2*Zi)+ e
variance dari residual satu
pengamatan ke
Keterangan:
= Senjangan anggaran yang baik adalah tidak mengandung gejala
pengamatan yang lain (Gozali, 2013). Model regresi
SA
= Konstanta.
heteroskedastisitas atau mempunyai variance yang
b1-5
= Koefisien regresi
homogen. Jika suatu model regresi yang mengandung X1 = Partisipasi Pengangagaran gejala heteroskedastisitas akan memberikan hasil
X2 = Asimetri informasi prediksi yang menyimpang. Uji ini dapat dianalisis
= Komitmen Organisasi melalui Uji Glejser dengan melihat tingkat signifikan
Zi
X1* Zi = Interaksi antara partisipasi penganggaran berada di atas 0,05 maka model regresi bebas dari
dengan Komitmen Organisasi masalah heteroskedastisitas.
X2* Zi = Interaksi Asimetri Informasi dengan
Uji Multikolinearitas
Komitmen Organisasi
e = varibel pengganggu membuktikan atau menguji ada atau tidaknya
Uji multikolinieritas
dimaksudkan
untuk
hasil analisis regresi linier hubungan yang linier (multikolinieritas) antara
Berdasarkan
berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA) variabel bebas (independen) satu dengan variabel
akan diamati goodness of fit
bebas yang lain, untuk mengetahui antara variabel bebas satu dengan variabel bebas yang lain tidak
Pengujian Satistik Parsial (Uji t)
terjadi multikolinieritas jika mempunyai VIF (Varian Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan Inflatation Factor ) kurang dari 10 dan angka
pengaruh satu variabel Tolerance lebih dari 0,1.
seberapa
jauh
penjelas/independen
secara individual dengan
32 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018 32 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018
senjangan anggaran, partisipasi anggaran, asimetri probabilitas signifikansi t masing-masing variabel
informasi, dan komitmen organisasi dapat dikatakan yang terdapat pada output hasil regresi menggunakan
reliabel, karena hasil pengujian data menunjukan SPSS 18.00 For Windows. Hipotesis masing-masing
bahwa nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. variabel bebas diterima apabila α < 0,05, sebaliknya
Uji Validitas
hipotesis ditolak jika masing- masing variabel bebas α Hasil uji validitas menunjukan bahwa seluruh > 0,05.
pernyataan dari masing-masing variabel dapat
Koefisien Determinasi (R2)
dikatakan valid, karena nilai r-hitung > dari r-tabel. Ghozali (2013) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
Pengujian Asumsi Klasik
jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel
Uji Normalitas
terikat. R2 dapat diinterpretasikan bahwa sebesar (R2 Berdasarkan Tabel 2 hasil uji normalitas untuk model x 100%) variasi dari variabel terikat mampu
persamaan regresi pertama didapat nilai Kolmogorov- dijelaskan oleh variabel bebas, sedangkan sisanya
Smirnov 0,645 dengan signifikansi sebesar 0,800. (100% - R2 x 100%) dipengaruhi oleh faktor lain di
Sedangkan hasil uji normalitas untuk hipotesis model luar model.
persamaan regresi kedua didapat nilai Kolmogorov- Smirnov 0.538 dengan signifikansi sebesar 0,935.
4. HASIL PENELITIAN DAN
Diketahui bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) pada dua
PEMBAHASAN
model persamaan regresi mempunyai nilai yang lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua
Deskripsi Data Jawaban Responden Untuk
model persamaan regresi tersebut telah memenuhi
Variabel Yang Diteliti.
asumsi normalitas data.
Total skor nilai yang diperoleh variabel
senjangan anggaran (Y) adalah sebesar 3.39, ini berarti terjadi senjangan anggaran dalam penyusunan
Uji Heteroskedastisitas
anggaran. Total skor nilai yang diperoleh variabel Berdasarkan hasil ujimenunjukkan bahwa tidak ada partisipasi anggaran (X1) adalah sebesar 3.25, ini
variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap berarti menunjukan adanya partisipasi dalam
variabel terikatnya yaitu absolut residual (Abress). penyusunan anggaran namun tingkat partisipasinya
Ini di tunjukkan nilai signifikansi thitung yang masih belum maksimal.
semuanya lebih besar dari alpha ( α = 0,05), diketahui bahwa nilai signifikan pada masing-masing model
Total skor nilai yang diperoleh variabel asimetri berada di atas 0,05, sehingga dapat disimpulkan
Tabel 2 Regresi Linear Berganda
Variabel Unstandardized
Keterangan Coefficients
B Std. Error
Sig.F
R Square
RSquare Sumber : Diolah dari lampiran 9
informasi (X2) adalah sebesar 3.85, ini berarti terjadi
bebas dari masalah asimetri informasi di Politeknik Negeri Banjarmasin.
Total skor rata-rata nilai yang diperoleh variabel komitmen organisasi (Z) adalah sebesar 3.77, ini
Uji Multikolinearitas
berarti bahwa responden memiliki komitmen Hasil uji menunjukan bahwa pada model regresi organisasi yang kuat terhadap Politeknik Negeri
linier berganda tidak terdapat multikolinearitas antara Banjarmasin.
variabel bebas karena Tolerance > 0,10 serta nilai VIF < 10.
Pengujian Kualitas Data Uji Reliabilitas
Hasil Analisis Regresi Hasil Regresi Linear Berganda
Hikmahwati dkk, Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Asimetri Informasi terhadap...
Analisis regresi berganda digunakan untuk asimetri informasi sebesar 44.1 %, sedangkan sisanya menguji
yaitu 55.9 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak indipenden (partisipasi anggaran dan asimetri
interaksi langsung
informasi) dengan variabel dependen (senjangan anggaran), dengan menggunakan program SPSS 18
berganda dengan
dilakukan pengolahan data sehingga didapat hasil
mengunakan pendekatan uji interaksi atau
persamaan seperti Tabel 2 :
Moderated Regression Analysis (MRA).
Berdasarkan Tabel 2, persamaan regresi yang Hasil analisis regresi linear berganda dengan dapat disusun adalah sebagai berikut:
mengunakan uji interaksi (MRA) untuk menguji
Tabel 3 Regresi Linear Berganda dengan mengunakan uji interaksi (MRA) Unstandardized
Standardized
Variabel Coefficients
B Std. Error Beta
Ditolak Z
X2 -2.290
Ditolak X1*Z
Ditolak X2*Z
Sig.F
R Square
RSquare Sumber : Diolah dari lampiran 9
variabel yang dpengaruhi oleh moderasi. Rumus ini Y = α + β1X1 + β2X2 + e
digunakan untuk mengukur pengaruh variabel Y = 3.320 + 407 X1 + 481X2 + e
moderasi (komitmen organisasi) terhadap hubungan antara variabel independen (partisipasi anggaran dan
Uji Goodness of Fit
asimetri informasi) dengan variabel dependen
Uji F
(senjangan anggaran).
Tabel 2 menunjukkan nilai F sebesar 28.455 Berdasarkan Tabel 3 dibawah ini maka dapat dengan signifikansi sebesar 0,000, ini berarti hasil uji
disusun persamaan regresi yang dihasilkan :
F lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan Y = α - β1X1 + β2X2 + β3Z + β1X1 * β3Z - β1X1 * (α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan partisipasi
β3Z +e
anggaran dan asimetri informasi berpengaruh pada Y = 43.171 + 1.375 X1 – 2.290 X2 – 1.469 Z – 0.035 senjangan anggaran, yang berarti model yang
X1*Z + 0.101 X1*Z +e
digunakan dalam penelitian ini layak.
Uji t
Uji Goodness of Fit
Hasil uji dengan menggunakan Uji t pada tabel
Uji F
2 diatas menunjukkan nilai t untuk variabel Tabel 3 menunjukkan nilai F sebesar 13.061 partisipasi anggaran sebesar 5.634 dengan nilai
dengan signifikansi sebesar 0,000, ini berarti hasil uji signifikansi sebesar 0,00 ini berarti lebih kecil dari
F lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan tingkat sign ifikansi yang ditetapkan (α = 0,05),
(α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan variabel sehingga dapat disimpulkan partisipasi penganggaran
partisipasi penganggaran dan asimetri informasi berpengaruh positif pada senjangan anggaran di
dengan komitmen organisasi yang digunakan sebagai Politeknik Negeri Banjarmasin. Nilai untuk variabel
variabel moderasi berpengaruh pada senjangan asimetri informasi menunjukkan nilai t sebesar 4.165
anggaran, yang berarti model yang digunakan dalam dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 ini berarti
penelitian ini layak.
lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan (α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan asimetri
Uji t
informasi berpengaruh positif pada senjangan Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan anggaran di Politeknik Negeri Banjarmasin.
seberapa
jauh