PENGARUH VACA, VAHU DAN STVA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAPAT DI BEI
PENGARUH VACA, VAHU DAN STVA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAPAT DI BEI
Siska Aprianti
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Srwijaya Email : siskaaprianti1004@gmail.com
Abstract
This study aims to examine the effect of intellectual capital variable consisting of variables VACA, VAHU and STVA to company value. Population used in this research is banking company that listed in BEI year 2011-2014. Based on the sample selection criteria that have been determined then the sample used in this study are as many as 22 banking companies listed Indonesia Stock Exchange with the period of annual financial reports from 2011-2014. Data analysis method used in this research using the help of computer program that is program SPSS Versi 20.0. The result of research indicate that partially, intellectual capital variable which consist of VACA have influence to company value, while variable of VAHU and STVA have no influence to company value. While the simultaneous test results indicate that the variable of intellectual capital consisting of VACA, VAHU and STVA have a significant effect on firm value.
Keyword: VACA, VAHU, STVA, intellectual capital and company value
1. PENDAHULUAN
barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif.
Modal intelektual adalah aset tidak berwujud Adanya kesulitan dalam pengukuran modal yang berisikan tentang pengetahuan, informasi, dan
langsung menyebabkan material intelektual lainnya yang dimiliki oleh
intelektual
secara
keberadaannya di dalam perusahaan sulit untuk karyawan perusahaan yang dapat digunakan oleh
diketahui. Menurut Pulic dalam Ulum (2009) perusahaan dalam memperoleh laba dan juga dapat
kemudian mengusulkan mengenai pengukuran secara mempengaruhi kinerja suatu perusahaan baik dalam
tidak langsung terhadap modal intelektual dengan pembuatan keputusan untuk saat ini maupun di masa
suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah depan. Menurut Cicilya (2014), modal intelektual
sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan, menjadi isu yang hangat untuk diteliti karena
yaitu menggunakan Value Added Intellectual pengungkapan modal
intelektual perlu untuk
Coefficient (VAIC TM ).
dilakukan oleh suatu perusahaan dikarenakan adanya Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) permintaan transparansi yang meningkat di pasar
adalah suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai modal, sehingga informasi
tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual membantu investor menilai kemampuan perusahaan
modal intelektual
perusahaan. Komponen utama dari VAIC dapat dengan lebih baik. Modal intelektual ini masih
dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical merupakan hal yang baru.
capital, human capital, dan structural capital. Di
Physical capital diukur menggunakan VACA (Value semenjak adanya PSAK No. 19 (revisi 2010) yang
Indonesia modal
intelektual dikenal
Added Capital Employed), human capital diukur mengatur tentang aset tak berwujud, walaupun PSAK
menggunakan VAHU (Value Added Human Capital), tersebut tidak secara khusus membahas tentang
dan structural capital diukur menggunakan STVA modal intelektual. Menurut Abidin dalam Ulum
(Structural Capital Value Added). Nilai VAIC (2009),
mengukur seberapa banyak nilai baru telah cenderung menggunakan conventional based dalam
diciptakan per unit moneter yang diinvestasikan membangun bisnisnya sehingga produk yang
dalam setiap setiap sumber daya modal intelektual dihasilkan masih miskin kandungan teknologi. Selain
perusahaan. VAIC merupakan pendekatan yang itu,
mudah dalam mengukur modal intelektual karena memberikan perhatian lebih terhadap human capital,
VAIC menggunakan komponen-komponen dalam structural capital , dan customer capital yang
laporan keuangan.
dibuktikan dalam pelaporan keuangannya. Menurut Penelitian ini menggunakan Tobin’s Q sebagai PSAK No. 19 (revisi 2010), aset tak berwujud adalah
indikator dalam mengukur nilai perusahaan karena aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
dinilai memberikan informasi yang paling baik. mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
Dalam Tobin’s Q semua unsur perusahaan yang tidak digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan
hanya terfokus pada saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan, tetapi juga
penciptaan nilai bagi perusahaan (Bukh et al., 2005). perbankan.
sebagai sampel karena perusahaan perbankan
Elemen Modal Intelektual
berperan langsung dalam meningkatkan kegiatan Pada umumnya terdapat tiga elemen utama perekonomian Indonesia. sebagai salah satu sektor
intelektual seperti yang perusahaan jasa, perusahaan perbankan dilihat dari
pembentukan
modal
dinyatakan oleh Tan et al dalam Laurensia (2015): kemampuan karyawannya dalam menciptakan ide-ide
1. Human Capital
baru yang menarik minat
Human capital adalah komponen utama dari menggunakan jasa atau produk yang mereka
konsumen
untuk
modal intelektal karena interaksi manusia tawarkan.
merupakan sumber kritis dan intangible value Berdasarkan latar belakang diatas peneliti
dalam abad intelektual.
tertarik untu mengadakan penelitian ulang dengan
2. Structural Capital
Structural capital merupakan kemampuan
STVATerhadap Nilai
Perusahaan
Pada
organisasi atau perusahaan dalam memenuhi
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI ”.
proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
Perumusan Masalah :
kinerja intelektual yang optimal serta kinerja
1. Apakah modal intelektual (VACA, VAHU
bisnis secara keseluruhan.
dan STVA) berpengaruh signifikan terhadap
3. Customer Capital
nilai perusahaan pada perusahaan perbankan Elemen ini merupakan komponen modal yang terdaftar di BEI secara parsial?
intelektual yang memberikan nilai secara nyata.
2. Apakah modal intelektual (VACA, VAHU dan STVA) berpengaruh signifikan terhadap
Canibano et al dalam Ulum (2009) nilai perusahaan pada perusahaan perbankan
menggunakan tiga indikator dalam mengembangkan yang terdaftar di BEI secara simultan?
model pengukuran modal intelektual, yaitu:
1. Human resources. Pengukuran dengan fokus
Tujuan Penelitian :
manusia (karyawan) merefleksikan human capital
1. Mengetahui dan menganalisa pengaruh di dalam perusahaan serta pembaruan dan modal intelektual (VACA, VAHU dan
pengembangan sumbedaya tersebut. Indikator ini STVA) terhadap nilai perusahaan pada
mencakup sejumlah indeks untuk menghitung perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
kompetensi karyawan, kreativitas, dan tingkat secara parsial.
perputaran karyawan.
2. Mengetahui dan menganalisa pengaruh
2. Customer. Fokus pelanggan menaksir nilai dari modal intelektual (VACA, VAHU dan
perusahaan. Ukuran STVA) terhadap nilai perusahaan pada
pelanggan
bagi
merefleksikan market share, layanan pelanggan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
dan beban dukungan (support cost). secara simultan.
3. Technology. Efektivitas penggunaan teknologi – penggunaan dan belanja IT tiap karyawan – di
2. TELAAH LITERATUR
DAN
dalam perusahaan juga diukur.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
4. Processes. Fokus proses adalah pada ukuran efisiensi seperti waktu, beban kerja, rasio
Modal Intelektual
kesalahan dan kualitas.
dapat dihubungkan modal intelektual sebagai: ―the sum of everything
Stewart dalam Ulum (2009) mendefinisikan
Modal
intelektual
dengan corporate strategy dan the production of everybody in your company knows that gives you a
measurement tools . Dari perspektif strategi, modal competitive edge in the market place. It is intellectual
intelektual dapat digunakan untuk menciptakan dan material – knowledge, information, intellectual
menggunakan knowledge untuk memperluas nilai property, experience –that can be put to use to create
perusahaan, yang mencakup learning organization, wealth ‖
conversaton management, innovation, knowledge Roos et al. Dalam Ulum (2009) menyatakan bahwa:
management, core competencies, dan invisible assets. ―Intellectual capital includes all the processes and
Sebaliknya, dari perspektif pengukuran fokus pada the assets which are not normally shown on the
bagaimana mekanisme pelaporan dapat digunakan balance-sheet and
all the intangible assets untuk mengukur informasi non keuangan yang trademark, patent and brands) which modern
mencakup intangible asset monitor, balance accounting methods consider...”
scorecards, dan financial scorecards (Roos et al. Modal intelektual didefinisikan sebagai
dalam Ulum, 2009).
sumber daya pengetahuan dalam bentuk karyawan,
pelanggan, proses, atau teknologi yang mana Pengukuran Modal Intelektual
Siska Aprianti, Pengaruh Vaca, Vahu dan Stva terhadap...
Dapat disimpulkan bahwa modal intelektual menggunakan laporan keuangan seperti
1. Indirect Methods.
Metode
ini
tidak lancar berupa yang selama ini dikenal.
pengetahuan, keahlian, dan komponen-komponen
a. Menggunakan konsep Return On intelektual lainnya yang dimiliki oleh karyawan Asset (ROA). Metode ini menghitung
digunakan dalam kelebihan return dari tangible assets
meningkatkan laba perusahaan. milik perusahaan dan menganggapya sebagai intangible
assets untuk
Value Added Intelectual Coefficient (VAIC TM )
dihitung sebagai intellectual capital. Peter Drucker dalam Ulum (2009) menyatakan Metode ini mudah disajikan karena
bahwa:
seluruh informasi telah tersedia ―The most important and indeed truly dengan mudah pada laporan tahunan,
unique contribution of management in the dan dapat
20th century was the fifty fold increase in dengan rata-rata perusahaan sejenis.
segera dibandingkan
the productivity of the manual worker in Kelemahannya adalah metode ini
most important hanya mengukur intellectual capital
manufacturing.
The
contribution management needs to make in perusahaan masa lalu karena masih
the 21st century is similarly to increase the mendasarkan pada historical cost,
productivity of knowledge work and dan belum dapat diterapkan pada
knowledge workers. The most valuable perusahaan baru.
asset of a 20th Century Company was its
b. Metode
Market
Capitalization
production equipment. The most valuable
asset of a 21st century institution will be melaporkan kelebihan kapitalisasi
Method (MCM).
Metode
ini
workers and their pasar perusahaan (yang dicerminkan
dengan nilai pasar saham) atas Keuntungan menggunakan metode VAIC TM stockholders
dalam mengukur modal intelektual adalah karena disesuaikan
equity (setelah
data yang dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari replacement cost ) sebagai
dengan
inflasi dan
berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang intellectual
nilai
dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut metode yang terkenal adalah Tobin’s
adalah angka-angka keuangan yang standar yang ―Q‖. Kelemahan dari metode ini
umumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan. adalah ketergantungan sepenuhnya
Alternatif pengukuran modal intelektual lainnya pada pasar, dengan asumsi pasar
terbatas hanya menghasilkan indikator keuangan dan efisien dan tidak disyaratkannya
non-keuangan yang unik yang hanya untuk laporan
melengkapi profil suatu perusahaan secara individu. disesuaikan terhadap inflasi.
Indikator-indikator tersebut, khususnya indikator
non-keuangan, tidak tersedia atau tidak tercatat oleh Methods . Metode ini langsung menuju ke
2. Direct Intellectual
Capital
(DIC)
perusahaan yang lain (Tan et al. 2007). komponen intellectual capital. Variabel-
VAIC adalah metode yang diperkenalkan oleh variabel
capital Pulic yang digunakan untuk mengukur kinerja modal dikelompokkan
intellectual
intelektual perusahaan. VAIC mengindikasikan kemudian dibagi ke dalam komponen-
dalam
kategori,
efisiensi penciptaan nilai perusahaan. Semakin tinggi komponen. Masing-masing kelompok
nilai VAIC, menunjukkan bahwa perusahaan intellectual
menggunakan aset intellectual capital-nya dengan (Brooking
capital .
Contohnya,
lebih efisien. Dimana perhitungannya dimulai dari intellectual
1996) mengklasifikasikan
kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai kategori:
capital menjadi empat
tambah (Value Added). Value Added didapat dari
a. selisih antara input dan output. Nilai input (IN) M arket assets (misalnya merk, loyalitas
adalah seluruh beban yang digunakan perusahaan konsumen)
dalam memproduksi barang dan jasa dalam rangka
b. memperoleh laba. Nilai output (OUT) adalah laba I ntellectual property assets (misalnya
dan mencakup seluruh produk dan jasa yang paten, rahasia dagang)
dihasilkan perusahaan untuk dijual.
IN, beban karyawan H tidak uman-centered
c. Pada
nilai
dimasukkan karena peran aktifnya dalam proses pendidikan, penguasaan, pekerjaan)
assets (misalnya
value creation tidak dihitung sebagai beban,
d. melainkan sebagai entitas penciptaan nilai (value I nfrastructure
creating entity). Terdapat tiga komponen yang filosofi
assets (misalnya
mempengaruhi value creation, yaitu efisiensi dari perusahaan)
manajemen,
budaya
72 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018
Capital Employed (CE) Human Capital (HC) dan perusahaan dalam meningkatkan Value Added dari Structural Capital (SC).
setiap rupiah yang dikeluarkan perusahaan untuk Dapat disimpulkan bahwa VAIC adalah metode
karyawan tersebut.
pengukuran modal intelektual yang menggabungkan antara Capital Employed (CE) Human Capital (HC)
Structural Capital Value Added (STVA)
dan Structural Capital (SC) sebagai komponen dari
Value Added adalah modal intelektual.
Structural
Capital
kemampuan organisasi atau perusahaan dalam Untuk menghitung seberapa banyak pengaruh
rutinitas perusahaan dan masing-masing partisipasi sumber daya dalam
memenuhi
proses
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk mencapai nilai tambah, dapat menggunakan rumus
menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta berikut:
kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: system operasional perusahaan,
proses manufacturing , budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua
bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan
Value Added Capital Employed (VACA)
(Suwarjowono, 2003).
STVA dilakukan dengan untuk VA yang diciptakan oleh
Value Added Capital Employed adalah indikator
Pengukuran
membandingkan Structural Capital (SC) —yang dari physical capital . Rasio ini menunjukkan
satu unit
merupakan selisih dari VA dikurangi dengan beban kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE
yang dikeluarkan dalam meningkatkan kemampuan terhadap value added organisasi.
karyawan (HC) —dengan Value Added. Pengukuran
membandingkan Value
Added (VA)
—yang
merupakan selisih dari total
disimpulkan bahwa Structural pendapatan lain (OUT) dengan beban-beban yang
penjualan dan
Dapat
Capital Value Added adalah kemampuan perusahaan dikeluarkan oleh perusahaan, kecuali beban gaji
dalam memenuhi kebutuhan strukturan perusahaan (IN) —dengan Capital Employed (CE), yang
yang dapat digunakan perusahaan dalam menciptakan merupakan dana yang tersedia pada perusahaan, yaitu
Value Added.
ekuitas dan laba tahun berjalan.
Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan menurut nilai pearusahaan merupakan harga yang sanggup dibayar oleh oleh
calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Dapat disimpulkan bahwa Value Added Capital
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran Employed adalah indikator dari Value Added yang
pemegang saham apabila harga saham perusahaan diciptakan oleh satu unit physical capital yang
meningkat. apab Dimana semakin tinggi harga menunjukkan
saham maka akan semakin tinggi pula kemakmuran mengelola capital asset yang dimiliki.
pemegang saham (Suad, 2000).
Value Added Human Capital (VAHU)
Menurut Suharli (2006), secara umum
banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan indikator efisiensi nilai tambah modal manusia.
Value Added Human Capital adalah
dalam penilaian perusahaan, diantaranya adalah: VAHU merupakan rasio dari Value Added (VA)
1. Pendekatan laba, antara lain metode rasio terhadap Human Capital (HC). Hubungan ini
tingkat laba atau Price Earning Ratio (PER), mengindikasikan kemampuan tenaga kerja untuk
metode kapitalisasi proyek laba. menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang
2. Pendekatan arus kas, antara lain metode dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Rasio ini
diskonto arus kas.
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap
3. Pendekatan dividen, antara lain metode rupiah yang diinvestasikan dalam human capital
pertumbuhan dividen. (HC) terhadap value added organisasi.
antara lain metode Pengukuran VAHU
4. Pendekatan
aset,
dilakukan dengan
penilaian aset,
membandingkan Value
5. Pendekatan harga saham. merupakan selisih
Added (VA)
—yang
6. Pendekatan Economic Value Added (EVA). pendapatan lain (OUT) dengan beban-beban yang
dari total
penjualan dan
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai dikeluarkan oleh perusahaan, kecuali beban gaji
yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai (IN) —dengan beban-beban yang dikeluarkan dalam
perusahaan dapat juga tercermin dari harga meningkatkan kemampuan karyawan (HC).
sahamnya.
Investor menggunakan rasio-rasio keuangan untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Salah satu
rasio yang dapat digunakan dalam mengukur rasio Dapat disimpulkan bahwa Value Added
perusahaan adalah Tobin’s Q. Rasio ini dinilai Human Capital adalah kemampuan karyawan memberikan informasi yang paling baik, karena
Siska Aprianti, Pengaruh Vaca, Vahu dan Stva terhadap...
dalam Tobin’s Q semua unsur perusahaan yang tidak hanya terfokus pada saham biasa saja dan tidak hanya
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai
ekuitas perusahaan yang dimasukkan, tetapi juga
Perusahaan
semua aset perusahaan. Modal intelektual berpengaruh positif pada Jika semakin besar nilai Tobin’s Q
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek
penelitian Belkaoui (2003), Chen et. al. (2005) dan pertumbuhan yang baik. Hal ini terjadi karena
Rubhyanti (2008) yang memberikan bukti empiris semakin
bahwa intellectual capital (VAIC) berpengaruh dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan
besar nilai
signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara teori, maka semakin besar kerelaan investor untuk
kekayaan intelektual yang dikelola secara efisien oleh mengeluarkan pengorbanan lebih untuk memiliki
perusahaan akan meningkatkan apresiasi pasar perusahaan tersebut.
terhadap nilai pasar perusahaan sehingga dapat Cara pengukuran nilai perusahaan dengan
meningkatkan nilai perusahaan. Pengelolaan dan menggunakan Tobin’s Q dihitung dengan
penggunaan modal intelektual secara efektif terbukti menggunakan rumus sebagai berikut:
mampu meningkatkan nilai perusahaan (Cicilya, 2014).
berpendapat bahwa investasi perusahaan dalam intellectual capital yang
Belkaoui
disajikan dalam laporan keuangan, dihasilkan dari Keterangan:
peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Q
: Nilai Perusahaan Jadi, jika misalnya pasarnya efisien, maka investor EMV
: Nilai Pasar Ekuitas (EMV = Closing Price akan memberikan nilai yang tinggi terhadap Jumlah saham)
perusahaan yang memiliki IC lebih besar. Selain itu,
D : Nilai buku dari total hutang jika IC merupakan sumber daya yang terukur untuk EBV
: Nilai buku dari total ekuitas, yang peningkatan competitive advantages, maka IC akan diperoleh
memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan total liabilitas.
perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan Dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan
(Chen et al., 2005).
adalah cerminan atas kinerja perusahaan yang dapat Berdasarkan dari uraian tinjauan pustaka dilihat dari lebih atau kurangnya harga pasar
pada bagian sebelumnya, maka dapat dilihat perusahaan dibandingkan dengan nilai buku ekuitas
kerangka pemikiran pada gambar berikut: perusahaan.
74 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018
Sesuai dengan variabel-variabel yang akan
Definisi Operasional Variabel
diteliti maka hipotesis yang akan diajukan dalam Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian penelitian ini adalah:
ini meliputi:
Hipotesis 1: Diduga modal intelektual (VACA,
1. Variabel Dependen (Terikat) VAHU dan STVA) berpengaruh
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah signifikan terhadap nilai perusahaan
Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan pada perusahaan perbankan yang
Tobin’s Q. Menurut Suranta dan Pranata (2004), terdaftar di BEI secara parsial.
Tobin’s Q didapatkan dengan rumus berikut ini: Hipotesis 2:
Diduga modal intelektual (VACA, VAHU dan STVA) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan perbankan yang
Keterangan:
terdaftar di BEI secara simultan.
: Nilai Perusahaan
EMV
: Nilai Pasar Ekuitas (EMV = Closing Price Jumlah saham)
3. METODE PENELITIAN
D : Nilai buku dari total hutang
EBV
: Nilai buku dari total ekuitas,
Jenis Penelitian
yang diperoleh dari selisih total Jenis penelitian yang digunakan pada
aset perusahaan dengan total penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
liabilitas.
menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan sedangkan yang menjadi objek
2. Variabel Independen
penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang Variabel independen sebagai variabel X dalam terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
penelitian ini adalah modal intelektual yang terdiri dari Value Added Capital Employed
Populasi dan Sampel
(VACA), Value Added Human Capital (VAHU) Populasi yang digunakan dalam penelitian
dan Structural Capital Value Added (STVA). ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di
a. Value Added Capital Employed (VACA) BEI tahun 2011-2014. Dari populasi yang ada akan
Value Added Capital Employed (VACA) diambil sampling yang digunakan dalam penelitian
yang didapat dari hasil ini adalah metode purposive sampling. Kriteria
adalah nilai
perbandingan antara Value Added (VA) pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai
Capital Employed (CE), yang berikut:
yang tersedia pada
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI perusahaan, yaitu ekuitas dan laba tahun tahun 2011-2014.
berjalan.
2. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang tidak menerbitkan atau mempublikasikan
laporan keuangan tahun 2011-2014. Dari terdapat sampel yang digunakan pada
Keterangan:
penelitian ini adalah sebanyak 22 perusahaan VA = Total Pendapatan – (Total Beban –
perbankan yang terdaftar Bursa Efek Indonesia
Beban Gaji)
dengan periode laporan keungan tahunan dari tahun CE = Ekuitas + Laba Tahun Berjalan 2011-2014.
b. Value Added Human Capital (VAHU)
Jenis dan Sumber Data
Value Added Human Capital (VAHU) adalah Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan
nilai yang didapat dari hasil perbandingan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa
antara Value Added (VA) dengan beban-beban laporan keuangan tahunan dari perusahaan perbankan
dalam meningkatkan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Sedangkan
yang
dikeluarkan
kemampuan karyawan (HC). menurut waktu pengumpulannya, jenis data dalam
penelitian ini adalah data panel, yang merupakan
gabungan dari time series techniques dan cross section
Keterangan:
techniques . Time series techniques dalam penelitian ini VA = Total Pendapatan – (Total Beban – adalah data selama empat tahun berturut-turut yang di
Beban Gaji)
mulai dari tahun 2011 sampai dengan 2014, sedangkan HC = Total beban yang dikeluarkan untuk cross section techniques yaitu membandingkan 22 laporan
karyawan
keuangan tahunan perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain yang sejenis pada saat bersamaan.
c. Structural Capital Value Added (STVA) Structural Capital Value Added (STVA)
adalah nilai
yang didapat dari hasil
Siska Aprianti, Pengaruh Vaca, Vahu dan Stva terhadap...
perbandingan Structural Capital (SC) —yang merupakan selisih dari VA dikurangi dengan beban yang dikeluarkan dalam meningkatkan kemampuan karyawan (HC) —dengan Value Added .
Keterangan: VA = Total Pendapatan – (Total Beban – Beban Gaji)
SC = VA - HC Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 20.0, 2015
Teknik Analisis Data Gambar 2. Grafik Histogram
Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan bantuan program Berdasarkan gambar 2 hasil output SPSS di atas, komputer yaitu program SPSS Versi 20.0.
dapat dilihat bahwa grafik histogram tersebut memberikan pola distribusi yang normal, yaitu tidak
ke kanan maupun ke kiri, maka model regresi
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN memenuhi asumsi normalitas.
Hasil Penelitian
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Data
Uji Multikolonieritas
Hasil Uji normalitas juga dapat dilihat Untuk mendeteksi multikolonieritas dapat melalui grafik histogram output SPSS berikut:
dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolonieritas dan
10 tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2009). Hasil untuk uji multikolinearitas sebagai berikut :
Tabel 1 Output Uji Multikolonieritas
Coefficients a
Collinearity Statistics
Coefficients
Coefficients
Tolerance VIF (Constant)
B Std. Error
a. Dependent Variable: TOBINSQ Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 20.0, 2015
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji multikolonieritas
Uji Heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa nilai tolerance yang dimiliki Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk masing-masing variabel yaitu VACA sebesar 0,551,
menguji apakah dalam model regresi terjadi VAHU sebesar 0,191, dan STVA sebesar 0,241,
dari residual satu dapat dilihat bahwa nilai tolerance tidak kurang dari
ketidaksamaan
variance
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
2009). Pengujian dilakukan dengan uji grafik Scatter independen. Dalam uji multikolonieritas diatas
Plot dengan dasar pengambil keputusan: menunjukkan Nilai VIF yang dihasilkan masing-
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang masing variabel yaitu VACA sebesar 1,814, VAHU
membentuk suatu pola tertentu yang teratur sebesar 5,249, dan STVA sebesar 4,58 yang berarti
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
maka terjadi heteroskedastisitas. ada multikolonieritas antar variabel independen
b. Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik- dalam model regresi.
titik menyebar di atas dan di bawah angka nol
76 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018 76 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018
Dari grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa heteroskedastisitas.
titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di Hasil dari uji heteroskedastisitas variabel dalam
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka penelitian ini sebagai berikut :
dapat
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.
disimpulkan
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2009). Pengujian autokorelasi pada penelitian ini menggunakan Durbin Watson (DW). Kriteria autokorelasi ada 3, yaitu (Santoso, 2012):
Bila nilai D-W < -2 berarti ada autokorelasi
positif. Bila -2 < nilai D-W < +2 berarti tidak ada
Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 20.0
autokorelasi Bila nilai D-W > +2 berarti ada autokorelasi
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan
negatif.
Grafik Scatter Plot
Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2 Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi
Model Summary b
Durbin- Model
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU
b. Dependent Variable: TOBINSQ Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 20.0, 2015
Uji Normalitas
Berdasarkan tabel diatas nilai DW sebesar Uji normalitas bertujuan untuk menguji 1,364. Jika nilai DW antara -2 dan +2 (-2 < DW <
apakah dalam model regresi variabel pengganggu +2) berarti tidak terjadi autokorelasi. Nilai DW
atau residual memilliki distribusi normal (Ghozali, sebesar 1,364 terletak diantara -2 dan +2 (-2 < 1,364
2009). Pengujian normalitas dilakukan dengan < +2). Maka dapat disimpulkan tidak terdapat
menggunakan uji Kolmogorof-smirnov. masalah autokorelasi.
Tabel 3 Hasil Uji Kolmogorof-Smirnov dengan Unstandardized Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
Normal Parameters a,b Mean
0E-7
Std. Deviation
,111 Most Extreme Differences
-,111 Kolmogorov-Smirnov Z
Negative
1,043 Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 20.0, 2015
Siska Aprianti, Pengaruh Vaca, Vahu dan Stva terhadap...
Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan Tabel 3, hasil dari pengujian Analisis regresi berganda digunakan untuk
mengetahui bagaimana variabel independen secara residual didapat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,227 >
Kolmogorof-Smirnov dengan
unstandardized
memprediksikan variabel 0,05 maka persamaan ini memenuhi asumsi
bersama-sama dapat
dependen. Dampak dari penggunaan analisis regresi normalitas. Hal ini berarti model regresi telah
berganda dapat digunakan untuk memutuskan naik terdistribusi secara normal.
atau menurunkan keadaan variabel independen. Hasil analisis regresi berganda dapat berikut ini.
Tabel 4 Output Regresi Berganda
Coefficients a
Collinearity Statistics
Coefficients
Coefficients
Tolerance VIF (Constant)
B Std. Error
a. Dependent Variable: TOBINSQ Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 20.0, 2015
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai menyebabkan kenaikan nilai perusahaan konstanta untuk persamaan regresi berganda dalam
sebesar 0,784.
penelitian ini yaitu 0,749. Nilai untuk koefisien
3. Koefisien regresi untuk variabel X 2 (VAHU)
regresinya untuk variabel VACA (X 1 ) adalah sebesar
sebesar -0,339 menyatakan bahwa setiap
kenaikan 1% dari VAHU, maka akan dan variabel STVA (X 3 ) memiliki koefisien regresi
0,784, variabel VAHU (X 2 ) adalah sebesar -0,339,
menyebabkan penurunan nilai perusahaan sebesar 0,236. Jadi, dapat disimpulkan persamaan
sebesar 0,339.
regresi bergandanya adalah sebagai berikut :
4. Koefisien regresi untuk variabel X 3 (STVA) sebesar 0,236 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% dari STVA, maka akan Y = 0,749 + 0,784 X 1 – 0,339 X 2 + 0,236 X 3+ e i menyebabkan kenaikan nilai perusahaan sebesar 0,236.
Hasil dari persamaan regresi berganda diatas maka
Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
dapat diinterpretasikan bahwa : Uji koefisien determinasi (R 2 ) digunakan
1. Nilai konstanta sebesar 0,749 memiliki arti untuk mengetahui besaran nilai korelasi antara
variabel independen (X) yang terdiri dari X 1 atau dan X 3 (STVA) bernilai 0, maka nilai
bahwa apabila X 1 (VACA), X 2 (VAHU),
VACA , X 2 atau VAHU dan X 3 atau STVA terhadap perusahaan adalah sebesar 0,749.
variabel dependen (Y) yaitu Tobin’s Q. Berikut ini 2
2. Koefisien regresi untuk variabel X 1 (VACA)
adalah output untuk uji R .
sebesar 0,784 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% dari VACA, maka akan
Tabel 5 Output Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
Model Summary b Std. Error
Adjusted R
of the
Model
R Square
a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU
b. Dependent Variable: TOBINSQ Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 20.0, 2015
78 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018
Berdasarkan hasil
pada
tabel diatas
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa sebesar 0,494 atau 49,4%. Artinya adalah kombinasi
diketahui bahwa koefisien determinasi (R 2 ) adalah
besar pengaruh variabel independen secara parsial
antara variabel independen (X) yaitu VACA (X 1 ),
(individu) dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Berdasarkan hasil output SPSS dapat variabel dependen (Y) yaitu Tobin’s Q sebesar
VAHU (X 2 ), dan STVA (X 3 ) mampu menjelaskan
dilihat bahwa pengaruh secara parsial variabel 49,4%, sisanya sebesar 50,6% dijelaskan oleh
independen yaitu VACA, VAHU dan STVA variabel lain yang tidak menjadi objek dalam
terhadap variabel dependen yaitu Tobin’s Q, yang penelitian ini.
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 6 Output Uji t
Coefficients a
Collinearity Statistics
Coefficients
Coefficients
Tolerance VIF (Constant)
B Std. Error
a. Dependent Variable: TOBINSQ Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 20.0, 201 tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai Diketahui jumlah sampel (n) sebesar 88 dan
perusahaan (TOBINSQ).
3. X 3 (STVA) memiliki nilai t hitung sebesar 1,489 diperoleh df = 84 (df = 88 – 4). Nilai df sebesar 84
jumlah variabel dependen (k) adalah 4, maka
yang artinya t hitung < t tabel (-1,489 < 1,663) menunjukkan bahwa nilai t tabel sebesar 1,663 dengan
dan tingkat signifikansi STVA > 0,05 yaitu probabilitas dua arah (two-tailed) sebesar 0,05.
sebesar 0,296 (0,241 > 0,05). Hasil tersebut Berdasarkan tabel 4.7 diatas, maka dapat diketahui
menunjukkan bahwa variabel X 3 (STVA) pengaruh
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai terhadap variabel dependen sebagai berikut:
perusahaan (TOBINSQ). Oleh karena itu, Ho
1. X 1 (VACA) memiliki nilai t hitung sebesar 7,496 diterima dan Ha ditolak yang artinya, X 3
(STVA) secara parsial tidak berpengaruh tingkat signifikansi VACA < 0,05 yaitu sebesar
yang artinya t hitung > t tabel (7,496 > 1,663) dan
nilai perusahaan 0,000 (0,000 < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan
variabel X 1 (VACA)
berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan (TOBINSQ).
Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima yang Uji F dilakukan untuk mengetahui seberapa artinya, X 1 (VACA) secara parsial berpengaruh
besar pengaruh variabel independen secara simultan signifikan terhadap nilai perusahaan (TOBINSQ).
dalam menerangkan variasi variabel dependen.
2. X 2 (VAHU) memiliki nilai t hitung sebesar - Berdasarkan nilai F dan tingkat signifikan, maka
dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh antara dan tingkat signifikansi VAHU > 0,05 yaitu
1,903 yang artinya t hitung < t tabel (1,903 >1,663)
variabel independen (X) yang terdiri dari VACA sebesar 0,060 (0,060 > 0,05). Hasil tersebut
(X 1 ), VAHU (X 2 ) dan STVA (X 3 ) terhadap variabel
dependen (Y) yaitu TOBINSQ. Hasil pengujian berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
menunjukkan bahwa variabel X 2 (VAHU) tidak
signifikansi simultan (Uji-F) dapat dilihat pada tabel (TOBINSQ). Oleh karena itu, Ho diterima dan Ha
dibawah ini.
ditolak yang artinya, X 2 (VAHU) secara parsial
Tabel 7 Output Uji-F
ANOVA a
Model
F Sig. Regression
Sum of Squares
Df Mean Square
a. Dependent Variable: TOBINSQ
b. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU
Siska Aprianti, Pengaruh Vaca, Vahu dan Stva terhadap...
Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 20.0, 2015 lebih untuk memiliki perusahaan tersebut, hal ini Berdasarkan tabel diketahui bahwa nilai F hitung dapat meningkatkan nilai pasar perusahaan.
sebesar 27,310 dengan nilai signifikansi (Sig.F) Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan hasil 0,000. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan
penelitian Ekowati (2012) yang menyatakan bahwa membandingkan nilai F hitung dengan F tabel atau nilai
VACA berpengaruh signifikan terhadap nilai Sig.F dengan alpha (α) ≤ 5% (0,05). Nilai F hitung
perusahaaan. Hasil uji hipotesis ini menolak hasil tersebut dibandingkan dengan nilai F tabel. Diketahui
penelitian dari Laurensia (2015), Vebriany (2015) jumlah variabel independen dan variabel dependen
bahwa VACA tidak (k) adalah 4, serta jumlah sampel adalah 88. Untuk
yang
menyimpulkan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan mengetahui nilai F tabel maka harus mengetahui nilai
yang diproy eksikan dengan Tobin’s Q. df1 dan df2. Nilai df1 dapat diketahui dengan rumus (df1= k – 1), sehingga diperoleh df1= 3 Selain df1,
Pengaruh Value Added Human Capital Terhadap
nilai df2 juga harus diketahui dengan rumus (df2=n –
Nilai Perusahaan
k), sehingga diperoleh nilai df2 sebesar 84. Variabel X 2 yaitu Value Added Human Berdasarkan tabel Uji F dengan signifikansi
Capital (VAHU) memiliki tingkat signifikansi lebih sebesar (α) = 5%, df1 = 3, dan df2 = 84, maka
dari 0,05 yaitu sebesar 0,0604 (0,06 > 0,05). Hasil diketahui bahwa nilai F tabel adalah 2,71. Hal ini
bahwa VAHU tidak menunjukkan bahwa F hitung memiliki nilai yang lebih
tersebut
menunjukkan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. besar dari F tabel yaitu 27,310 > 2,71. Hasil ini
VAHU menunjukkan banyaknya Value menunjukkan bahwa pengaruh X 1 (VACA), X 2 Added yang dapat dihasilkan dengan dana yang (VAHU) dan X 3 (STVA) berbanding lurus dengan
dukeluarkan untuk tenaga kerja / karyawan. Human terhadap nilai perusahaan (TOBINSQ) atau dengan
Capital dalam penelitian ini yaitu semua biaya yang kata lain jika nilai VACA, VAHU dan STVA
dikeluarkan dalam meningkatkan kinerja karyawan meningkat maka nilai TOBINSQ juga meningkat.
atau bisa diukur dengan beban gaji dan tunjangan Tingkat pengaruh signifikan variabel independen
karyawan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat yaitu VACA, VAHU dan STVA terhadap TOBINSQ
biaya yang dikeluarkan kurang dari 5% (0,05), yaitu sebesar 0,000 (0,000 <
disimpulkan
bahwa
perusahaan dalam membentuk human capital tidak 0,05). Berdasarkan F hitung ≥F tabel yaitu 27,310 > 2,71
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan nilai dan Sig. F ≤ α yaitu 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak
pasar perusahaan.
dan Ha diterima yang artinya X 1 (VACA), X 2 Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan hasil (VAHU)
penelitian Vebriany (2015) yang menyatakan bahwa berpengaruh signifikan terhadap Y yaitu nilai
dan
X 3 (STVA)
secara
simultan
VAHU berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (TOBINSQ).
perusahaaan. Uji hipotesis ini menolak hasil penelitian dari Laurensia (2015), yang menyimpulkan
Pembahasan
bahwa VAHU berpengaruh secara signifikan
Pengaruh Value Added
Capital
Employed
terhadap Nilai perusahaan yang diproksikan dengan
Terhadap Nilai Perusahaan
Tobin’s Q.
Variabel X 1 yaitu Value Added Capital Employed (VACA) tingkat probability sebesar 0,000.
Pengaruh
Structural
Capital Value Added
Artinya dengan tingkat signifikansi kurang dari dari
Terhadap Nilai Perusahaan
0,05 (0,000<0,05), hasil tersebut menunjukkan Variabel X 3 yaitu Structural Capital Value bahwa VACA berpengaruh signifikan terhadap nilai
Added (STVA) memiliki tingkat signifikasi lebih dari perusahaan yang diproyeksikan dengan Tobin’s Q.
0,05 yaitu sebesar 0,1401 (0,14 > 0,05). Hasil VACA adalah indikator untuk value added
bahwa STVA tidak yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital.
tersebut
menunjukkan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh Structural Capital merupakan infrastruktur setiap unit dari CE terhadap value added organisasi,
yang digunakan untuk mendukung human capital dimana CE merupakan dana yang tersedia pada
dalam menciptakan Value Added. Dapat dikatakan perusahaan, yaitu ekuitas dan laba tahun berjalan.
bahwa Structural Capital adalah sarana dan VACA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
prasarana yang digunakan untuk menunjang kinerja mengelola capital asset yang dimiliki. Pemanfaatan
karyawan dalam suatu perusahaan. Berdasarkan hasil CE yang lebih baik merupakan bagian dari modal
penelitian ini, dapat dilihat bahwa sarana dan intelektual perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian
prasarana yang disediakan perusahaan belum ini, dapat dilihat bahwa VACA berpengaruh positif
mendorong karyawan dalam meningkatkan nilai dalam meningkatkan nilai pasar perusahaan. Apabila
tambah bagi perusahaan.
perusahaan dianggap dapat mengelola physical Uji hipotesis ini menerima hasil penelitian capital dengan baik, maka memiliki prospek
dari Laurensia (2015), Vebriany (2015) yang pertumbuhan yang baik yang dapat menghasilkan
menyimpulkan bahwa STVA tidak berpengaruh kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan
80 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018 80 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Januari 2018
DAFTAR PUSTAKA
diproyeksikan dengan Tobin’s Q.
Pengaruh Value Added Capital Employed, Value
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2003. Intellectual Capital and
Added Human Capital, dan Structural Capital
Firm Performance Of US Multinational Firms: A
Value Added Terhadap Nilai Perusahaan
Study Of The Resource Based And Stakeholder Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
Views . Jounal of Intellectual Capital. Vo; 4 No. 2, dengan alat bantu Eviews versi 10 bahwa variabel pp 215-226.
independen yaitu Value Added Capital Employed Chen et al. 2005. An empirical investigation of the (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan
relationship between intellectual capital and firms' Structural
market value and financial performance . Journal of menunjukkan hasil berpengaruh signifikan terhadap
Intellectual Capital, 6(2) , 159. nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Hal ini dibuktikan nilai proba bility F ≤ α 0,05 yaitu
Cicilya, Diva. 2014. Pengaruh Modal Intelektual 0,000 < 0,05. Kondisi ini berarti VACA, VAHU, dan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja STVA berpengaruh terhadap perubahan nilai
Keuangan Sebagai Variabel Intervening, perusahaan, semakin tinggi VACA, VAHU, dan
Seminar Nasional dan Call for Paper, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
STVA maka semakin tinggi pula nilai perusahaan
yang dihasilkan dan begitu pula sebaliknya, Semakin IAI. 2015. PSAK. Jakarta: Salemba Empat. rendah VACA, VAHU, dan STVA maka semakin
rendah pula nilai perusahaan yang dihasilkan. Laurensia, Tara S. 2015. Pengaruh Intellectual Pada penelitian ini, VACA, VAHU, dan
Capital Dalam Kinerja Keuangan dan Nilai STVA secara simultan dapat menjelaskan variabel
Perusahaan, Business Accounting Review, nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q
Universitas Kristen Petra. hanya sebesar 47,57% dan sisanya sebesar 52,23%
akan dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak Rubhyanti, R. 2008. Hubungan Antara Modal Intelektual Dengan Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan .
dijadikan objek dalam penelitian ini.
KOMPAK 1 (1) : 55-61.
Suad, Hasan. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan
5. KESIMPULAN
Penerapan . Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Simpulan
Berdasarkan pembahasan serta pada Suharli, M. dan Oktorina, M. 2005. Memprediksi Tingkat bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan
Pengembalian Investasi pada Equity Securities pengaruh variabel-variabel independen terhadap Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta . Kumpulan
nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q adalah sebagai berikut; Makalah Simposium Nasional Akuntansi 8 Hal.
288-295. Solo.
1. Secara parsial, VACA berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan VAHU dan
Suwarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. STVA tidak memiliki pengaruh terhadap
2003. Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran nilai perusahaan.
dan Pelaporan (sebuah Library Research) . Jurnal
2. Secara simultan, modal intelektual (VACA, Akuntansi dan Keuangan. Vol.5, No. 1, 31-51. VAHU dan STVA) berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Ulum, Ihyaul. 2008. iB-VAIC: Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital Perbankan Syariah di
Indonesia, Disertasi, Program Doktor Ilmu
Saran
Ekonomi Universitas Diponegoro. Berdasarkan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan bagi penelitian selanjutnya adalah:
Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital Konsep dan
1. Penelitian modal intelektual terhadap nilai Kajian Empiris, Yogyakarta: Graha Ilmu. perusahaan selanjutnya dapat menggunakan metode pengukuran lainya seperti Price
Vebriany, Cicilia Mega Wahyu. 2015. Pengaruh Modal Earning Ratio.
Intelektual Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan Perusahaan Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2009-2013.
sampel dari berbagai sektor perusahaan lain Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta. dalam mengukur pengaruh modal intelektual
terhadap nilai perusahaan. www.idx.com diakses tanggal 17 April 2015
www.sahamok.com diakses tanggal 17 April 2015
81
Siska Aprianti, Pengaruh Vaca, Vahu dan Stva terhadap...