PENGUJIAN KUALITAS TES MATAKULIAH PADA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAM

LAPORAN PENELITIAN

PENGUJIAN KUALITAS TES MATAKULIAH
PADA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAM

OI,EI r F-------

..: . .
i
Dra.Syur'aini:.M~Pdfi--~
, .
I :L. .
.
.,,.,.

,

. b

'


%,...,.

j

!

.

,

I,

;L.!:

:

!:!

.


,.

.

.

..

,.

3-~-8-~3

. k .

:' ~ 6 r,: \%.V! .--

;

s:
,


5.
..i

-.

-?1

'

1

' - i - . i ; ~ . ~ ? ~ . A d t + ~ ,

,,

,.&.

;.
/


_-I'cnelitian ini dibiayai oleh :
Dana DII'A Tahun Anggaran 2006
Surat Perjanjian Kontrak No~nor:7 15/54 1 /KU/DIPA/2006
Tanggal 1 Maret 2006
I

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2006

I

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
: Pengujian Kualitas Tes Matakuliah
1. Judul Penelitian
Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
2. a. Ketua Peneliti


I

I

I
I
I
I
I

Nama Lengkap

: Dra. Syur'aini, M. Pd.

Jenis Kelamin

: Perempuan

GolonganIPangkaffNIP


: IVlalPembinall31645720

Jabatan Fungsional

: Lektor Kepala

Pusat Penelitian

: Universitas Negeri Padang

b. Alamat Ketua Peneliti
KantorlTelepon

: Jalan Prof. Hamka Air Tawarl445092

RumahlTelepon

: Parupuk Raya C 40 Tabingl443057

1 3. Jumlah Anggota Peneliti

1 4.

1

Lokasi Penelitian

: Jurusan PLS

5. Kerjasama dengan inst. Lain

: Tidak ada

6. Jangka Waktu Penelitian

: 6 (enam) bulan

7. Biaya yang Diperlukan

: Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)
Peneliti,


I-

~ r o f . ~ r / $ . ~ u f ~ aMarsidin,M.Pd.
rma
NIP.
1-31
'329
397
NIP. 131 645 720
..
\
Mengetahui:
Ketua Lembaga Penelitian

ABSTRAK
Salah satu alat yang dapat aigunakan u n r u ~meiinar pencapalan ~L;L,.
pembelajaran dengan menggunakan tes tertulis. Tes yang berkualitas memerlukan
instrumen tes yang valid, reliabel, memiliki tingkat kesukaran dan daya pembeda.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat gambaran kualitas butir

tes mata kuliah di jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk melihat gambaran validitas butir tes, reliabelitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda.
Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian deskriptif dengan jenis
penelitian ekspostfacto dengan melakukan pengujian terhadap butir tes yang telah
diujikan pada tahun akademik 2005/2006. Subjek penelitian ini adalah matakuliah
yang terdapat di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang menggunakan berbagai
macam bentuk soal (tes objektif). Mata kuliah yang memenuhi syarat untuk diuji
kualitas tesnya adalah matakuliah Media Pembelajaran PLS dan matakuliah Penilaian
Hasil Belajar PLS.
Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dengan mengumpulkan
lembar jawaban yang telah dikoreksi oleh dosen yang bersangkutan. Data yang
terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik statistika yaitu product moment.
teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Butir soal yang diujikan sebagian
besar sudah valid, 2) Reliabelitas butir soal menunjukkan h a i l yang baik, 3) Tingkat
kesukaran soal sebagian besar sudah mencapai tingkat kesukaran yang ideal, dan 4)
Butir tes yang diujikan masih banyak yang belum dapat membedakan antara murid
yang benar-benar menguasai dengan murid yang belum menguasai materi.
Peneliti menyarankan agar: Dosen matakuliah Media Pembelajaran PLS dan

matakuliah Penilaian Hasil Belajar PLS melakukan revisi atau mengganti soal-soal
yang belum memenuhi syarat suatu tes yang berkualitas dengan memperhatikan hasil
olahan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, menguji kualitas butir soal yang
telah direvisi untuk masa yang akan datang.

PENGANTAR
I

I

Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam
ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen
untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik
yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari
sumber lain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang
Oekerjasama dengan Pimpinan universitas telah menfasi litasi peneli ti untuk
melaksanakan penelitian tentang Pengujian Kualitas Tes Mata Kuliah pada Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah, berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak Nomor:
7 1 5lJ41/KU/DIPA/2006 Tanggal 1 Maret 2006.

Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab
berbagai permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Padang akan dapat memberikan informasi yang dapat dipakai
sebagai bagian upaya pentirlg dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di
samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan masukan bagi instansi
terkait dalam rangka penyusunan kebijakan pembangunan.
Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tirn pernbahas hsul dan laporan penclitian,
kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitian ini telah diseminarkan ditingkat
Universitas. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilnlu pada
ulnumnya dan khususnya peningkatan mutu staf akade~nikUniversitas Negeri Padang.
Pada kese~npatanini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini, terutama kepada pimpinan lembaga
terkait yang menjadi objek penelitian, responden yang nlenjadi sampel penelitian, dan
tim pereviu Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang. Secara khusus, kami
n~enyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Padang yang telah
berkenan memberi bantuan pendanaan bagi penelitian ini. Kami yakin tanpa dedikasi
dan kerjasama yang terjalin selarna ini, penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan
scbagaimana yang diharapkan dan semoga kcrjasa~nayang baik ini akan menjadi Icbih
baik lagi di masa yang akan datang.
'I'crima kasih.

DAFTAR IS1
Halarnan
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ...................................... i
..
ABSTRAK .............................................................................
11
PENGANTAR .........................................................................

...

111

DAFTAR IS1 ..............................................................................

iv

DAFTAR TABEL ........................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................

vi

BAB

I

PENDAHULUAN .....................................................

1

A . Latar Belakang

1

.................................................

B . Perumusan Masalah

.......................................

C . Keterbatasan Penelitian

BAB I1

5

.......................................
TINJAUAN PUSTAKA ............................................

5

A . Pentingnya Penilaian dalam Pendidikan ......................

6

6

B . Hubungan Penilaian dengan Pencapaian Tujuan Pembelajaran 9
C . Tes Sebagai Salah Satu Alat Penilaian dalam Pendidikan

10

D . Tes yang berkualitas akan menentukan hasil belajar

9

yang berkualitas
BAB 111

BAB

IV

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ......................

17

A . Tujuan Penelitian .................................................

17

B . Manfaat Penelitian .................................................

17

METODE PENELITIAN ..........................................

19

A . Variabel Penelitian .................................................

19

B . Populasi din Sarnpel ............................................... 19

C . Rancangan Penelitian

........................................

D . Teknik dan Alat Pengumpulan Data

E . Jenis dan Sumber Data
F . Analisis Data

20

......................

21

........................................

21

..................................................

22

.

BAB V
.

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................

24

A . Hasil Penelitian

..................................................

24

B . Pembahasan

...............................................

39

KESIMPULAN DAN SARAN .....................................

44

A . Kesimpulan

.............................................. 44

B. Saran-Saran

.................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................

46

LAMPIR4N ............................................................................

48

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Gambaran Validitas Butir Tes Matakuliah Media pembelajaran PLS

19

Tabel 2 Gambaran Validitas Butir Tes Matakuliah Penilaian Hasil
Belajar PLS

20

Tabel 3 Gambaran Tingkat Kesukaran Butir Tes Matakuliah Media Pembelajaran PLS

23

Tabel 4 Gambaran Tingkat Kesukaran Butir Tes Matakuliah Penilaian Hasil
Belajar PLS

24

Tabel 5 Gambaran Daya Beda Butir Tes Matakuliah Media
Pembelajaran PLS

27

Tabel 6 Gambaran Daya Beda Butir Tes Matakuliah Penilaian Hasil
Belajar PLS

28

Tabel 7 Gambaran Gabungan Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Beda
Butir Tes Matakuliah Media Pembelajaran PLS

30

Tabel 8 Gambaran Gabungan Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Beda
Butir Tes Matakuliah Penilaian Hasil Belajar PLS

31

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pengolahan Validitas Butir Tes Matakuliah
Media pembelajaran PLS

48

Larnpiran 2 Pengolahan Validitas Butir Tes Matakuliah Penilaian Hasil
Belajar PLS

51

Lampiran 3 Pengolahan Reliabelitas Butir Tes Matakuliah
Media Pembelajaran

59

Lampiran 4 Pengolahan Reliabelitas Butir Tes Matakuliah Penilaian Hasil
Belajar PLS

63

BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Akhir-akhir ini banyak sekali kemerosotan mutu pendidikan yang
dipermasalahkan baik pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun
pendidikan tinggi. Menurut Human Development lndeks lndonesia berada
pada rangking yang sangat menyedihkan yaitu 112 dari 175 negara.
Rangking prestasi pendidikan yang dicapai tersebut jauh ketinggalan
dari negara-negara lain di Asia. Bahkan ada negara yang jauh lebih
kemudian memulai pembangunan pendidikannya dari lndonesia seperti
Malaysia, Thailand, Miyanmar dan lain-lain negara di Asia.
Kemerosotan mutu pendidikan ini sebenarnya terkait dengan
banyak komponen pe~didikandan banyak pihak. Salah satu diantaranya
adalah komponen guru sebagai pelaksana pendidikan. Komponen guru
pun sebenarnya juga bersumber dari banyak sisi baik yang melekat pada
diri guru itu sendiri yaitu berupa kompetensi yang harus dimilikinya,
motivasi guru dalam mengajar, persiapan guru sebelum mengajar,
maupun yang merupakan sarana dan prasarana yang menunjang
pelaksanaan tugas guru seperti alat-alat pembelajaran dan administrasi
pembelajaran (Usman, 1995).
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru dalam ha1 ini
adalah kompetensi dalam melaksanakan evaluasi prestasi belajzr.

Evaluasi merupakan salah satu tugas guru yang melekat pada diri guru itu
sendiri. Artinya guru harus memiliki kompetensi yang memadai untuk
dapat menilai peserta didik yang diasuhnya. Tanpa kemampuan ini guru
bukanlah berarti pendidik tetapi hanya sebagai pengajar. Sebab guru
harus bertindak sebagai pengelola kelas, mediator, fasilitator dan guru
sebagai evaluator (Idris, 1995; Usman, 1995).

Disamping itu guru

memang harus punya upaya bagaimana agar evaluasi dapat terlaksana
dengan baik dan dengan prosedur yang benar, serta alat ukur yang benar
dan tepat (Arikunto, 1997).
Prosedur yang benar artinya bagaimana guru memproses nilai
tersebut sehingga menjadi nilai akhir yang dapat digunakan. sebagai
acuan dalam keberhasilan peserta didik. Langkah dalam proses penilaian
diawali dengan langkah perencanaan misalnya penyusunan skedul
pengumpulan data, mempersiapkan alat pengumpul data, menentltkan
jenis data yang akan dikumpulkan, menentukan jenis pengolahan data,
dan sebagainya (Daryanto, 2005).
Alat ukur sebagai salah satu komporien yang harus ada dalam
perencanaan evaluasi tentu harus berkualitas. Berkualitas disini artinya
alat tersebut harus tepat yaitu alat yang digunakan memang dapat
mengukur apa yang hendak diukur sesuai tujuan pengajaran dan dapat
dilakuka~dengan berulang-ulang. lnilah yang disebut dengan validitas
dan reliabilitas (Arikunto, 1997). Begitu juga alat ukur hendaknya dapat

menjadi pembeda antara peserta didik yang pandai (menguasai materi
ajar) dengan yang tidak pandai (tidak menguasai materi ajar), inilah yang
disebut dengan daya beda (Nurkancana, 1986). Daya beda saja belum
memadai untuk menjadi tes berkualitas. Untuk itu perlu juga diatur tingkat
kesulitan soal yang bervariasi mulai dari yang mudah sampai kepada
yang sukar. Variasi dimaksud adalah adanya keseimbangan antara soal
yang mudah, sedang dan sukar (Sudjana, 2002). Komposisi antara soal
yang mudah, sedang dan sukar juga perlu diperhatikan. Jika semua soal
mudah atau sukar tentu tidak memenuhi komposisi yang normal. lnilah
yang sering menjadi persoalan. Ada sebagian anggapan klasik yang
ditemukan bahwa semakin sulit soal yang diberikan, semakin sukar siswa
menyelesaikan soal semakin berhasil ia dalam mengajar.
Dalam penilaian hasil belaja:,

alat ukur yang sering dipakai

adalah alat yang berbentuk tes. Tes sebagai alat ukur memiliki syaratsyarat tertentu sehingga menjadi alat ukur yang dapat dihandalkan. Suatu
tes dikatakan baik jika telah diuji kebenaranya atau memiliki validitas,
reliabelitas, tingkat kesulitan dan daya beda yang baik. Untuk dapat
mencapai kualitas yang baik tersebut maka sebelum tes dilaksanakan,
seyogyanya dilakukarl ujicoba terhadap tes yang akan dilaksanakan.. Ini
sangat berguna jika kita ingin nilai yang diperoleh benar-benar berbobot
dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki peserta didik.

Apa yang telah dikemukakan di atas adalah suatu gambaran
yang sangat ideal. Namun dalam kenyataannya jarang sekali dosen
melakukan ha1 tersebut bahkan mungkin dalam memberikan evaluasi juga
barangkali sering tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Padahal
kegunaan evaluasi adalah melihat sejauh mana tujuan pendidikan telah
dicapai disamping untuk melihat cara mengajar seorang guru (Davies,
1991).
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat pencapaian
tujuan pendidikanlpembelajaran tersebut adalah dengan meggunakan tes
tertulis. Tes sebagai salah satu alat ukur dalam mengevaluasi hasil belajar
memiliki prosedur yang harus ditempuh. Salah satu prosedur yang harus
dilalui adalah menilai kualitas tes sehingga memenuhi syarat sebagai alat
ukur yang baik.
Oleh karena itulah peneliti ingin melihat apakah alat ukur yang
digunakan oleh dosen di jurusan Pendidikan Luar Sekolah sudah
memenuhi syarat tes yang baik atau belum. Dalam kesempatan ini alat
ukurltes tertulis yang ingin dilihat adalah tes beberapa matakuliah di
jurusan Pendidikan Luar Sekolah.

B. Perurnusan Masalah

Secara umum masalah penelitian yang akan diangkat dalam
penelitian ini adalah "bagaimana gambaran kualitas tes mata kuliah di

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah". Secara khusus masalah penelitian ini
dapat difokuskan pada:
1. Bagaimana

gambaran validitas butir tes yang digunakan dalam

matakuliah di Jurusan PLS?

2. Bagaimana gambaran reliabelitas butir

tes yang digunakan dalam

matakuliah di Jurusan PLS?
3. Bagaimana gambaran tingkat kesukaran butir tes yang digunakan

dalam matakuliah di Jurusan PLS?
4. Bagaimana gambaran daya beda butir tes yang digunakan dalam

matakuliah di Jurusan PLS?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pentingnya Penilaian dalam Pendidikan
Peranan dan kompetentsi guru dalam proses belajar mengajar
meliputi banyak hal. Salah satu diantaranya adalah sebagai evaluator
(Usman, 1995). Sebagai evaluator guru harus memberikan balikan
terhadap pengajaran yang telah diberikan. Balikan ini sangat penting
karena peserta didik ingin mengetahui hasil belajar yang diperolehnya
sedangkan guru juga ingin tahu sejauh mana peserta didik telah mengerti
tentang bahan yang diajarkan (Rooijakkers, 1990). Proses pemberian
balikan terhadap aktivitas pendidikan disebut penilaian pendidikan.
Melakukan pevilaian terhadap hasil belajar atau prestasi belajar
peserta didik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru. Tanpa kompetensi ini sulit dibayangkan bagaimana
seseorang menentukan keberhasilan atau kegagalan peserta didik. Untuk
itu guru haruslah menguasai seluk beluk dan proses tentang penilaian it^
sendiri mulai dari merencanakan penilaian maupun melaksanakan
penilaian sampai kepada menentukan hasil akhir da'ri penilaian tersebut.
Salah satu proses penilaian yang harus dilakukan adalah
mempersiapkan instrumen penilaian. Pada umumnya instrumen penilaian
yang digunakan berbentuk tes baik lisan maupun tulisan. Namun

kebanyakan guru melakukan tes tertulis karena mengingat efisiensi waktu
dalam pelaksanaan ujian dan banyaknya soal yang harus disediakan jika
dilaksanakan secara lisan. Maka dalam ha1 ini tes tertulis menjadi pilihan
banyak guru dan dosen.

B. Hubungan Penilaian dengan pencapaian tujuan Pembelajaran

Jika kita ingin tahu apakah tujuan tercapai atau tidak maka perlu
dilakukan penilaian terhadap bahan-bahan pelajaran yang telah
diberikan. Bahan-bahan yang diberikan haruslah mengarah kepada
pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Meskipun pemberian atau penyajian materi sudah dirancang
sedemikian rupa dengan metode yang bermacam-macam, media dan
sarana pembelajaran yang beragam, namun semuanya itu belum
menjamin tercapainya tujuan pembelajaran

secara keseluruhan.

Untuk itulah perlu dilakukan penilaian yang memenuhi syarat penilaian
baik penilaian terhadap hasil belajar maupun penilaian proses belajar.
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat dibagi kepada tiga
domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Masing-masing tujuan
pembelajaran tersebut memiliki cara tertentu dalam mencapainya.
Untuk mencapai tujuan yang bersifat kognitif lebih banyak
menggunakan soal-soal dalam bentuk tes. Tujuan kognitif inipun
memiliki banyak tingkatan mulai dari tujuan bersifat dangkal sampai

kepada tujuan yang sangat mendalam. Ada tujuan yang sangat mudah
untuk dicapai dan ada tujuan yang sangat sulit untuk dicapai. Oleh
karena itu agar semua tujuan tersebut tercapai dengan baik perlu
instrumen yang dirancang dengan baik pula. Baik atau tidaknya suatu
instrumen penilaian dapat diukur dengan cara empiris maupun secara
logika.

C. Tes Sebagai Salah Satu Alat Penilaian dalam Pendidikan

Untuk menilai keberhasilan dalam pendidikan dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara. Cara-sara atau teknik yang digunakan
haruslah dapat mengukur pencapaian tujuan yang diinginkan. Teknikteknik

yang dapat digunakan dalam evaluasi atau penilaian

diantaranya skala penilaian, observasi, angket, catatan anekdot dan
dalam bentuk tes. Masing-masing bentuk alat penilaian tersebut
diharapkan akan dapat mengukur kemampuan yang dituju sesuai
dengan alat ukur yang digunakan. Salah satu caralteknik yang dapat
dilakukan dalam penilaian adalah dengan menggunakan tes. Tes pada
umumnya digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan -bahan
pengajaran, namun pada batas-batas tertentu dapat juga digunakan
untuk mengukur dan menilai hasil belajar bidang afektif dan
psikomotorik (Sudjana, 2002). Tes dapat dilakukan secara tertulis,

namun dapat juga dilakukan secara lisan. Pada umumnya tes
digunakan secara tertulis. Hal ini untuk menghindarkan kesulitankesulitan atau hambatan-hambatan yang mungkin akan terjadi
terutama dalam persiapan dan pelaksanaan tes lisan oleh karena itu
sebagian guru cenderung menggunakan tes tertulis. Sebelum
pelaksanaan tes guru harus mempersiapkan bahan-bahan yang akan
dites dengan baik dan benar sehingga tes sebagai alat dalam
mengevaluasi pendidikan menjadi dapat dipercaya dan dapat menjadi
pembeda diantara siswa yang pandai dan tidak pandai..

4. Tes yang berkualitas akan menentukan hasil belajar yang berkualitas

Tes yang berkualitas merupakan salah satu cara untuk
mencapai hasil belajar yang berkualitas. Sebab dengan tes yang
berkualitas akan dapat membedakan mana murid yang pandai dan
mana murid yang tidak pandai atau mana murid yang menguasai
bahan ajar dan mana murid yang belum menguasai bahan ajar. Jika
tes yang diberikan tidak memenuhi syarat suatu tes yang baik maka
hasilnya juga tidak dapat diharapkan. Dalam melakukan penilaian
pendidikan sering sekali terjadi kesalahan. Kesaiahan tersebut
diantaranya bersumber dari alat ukur

yang digunakan (Arikunto,

2002:12). Kalau alat ukur yang digunakan tidak baik maka kita tidak
dapat menentukan mana murid yang telah menguasai bahan pelajaran

dan mana yang tidak menguasai. Disamping itu tes yang berkualitas
akan dapat memperbaiki kualitas dan pengalaman belajar seperti yang
dikemukakan oleh Ivor, K. Davies bahwa ujian (baca:tes) bukan saja
sebagai alat pengukur tetapi juga sebagai alat bantu dalam rangka
memperbaiki kualitas dan pengalaman belajar (Davies, 1991)
Untuk mendapatkan

hasil tes yang berkualitas diperlukan

berbagai rnacam syarat yaitu: (a) Alat yang dipakai harus valid, (b) dan
reliabel,

(c) memiliki daya pembeda dan, (d) tingkat kesukaran yang

berimbang. Jika syarat tes ini dapat dipenuhi tentu

hasilnya juga

dapat dipertanggung jawabkan sehingga murid yang dites akan
menjadi berkualitas.

BAB Ill
TUJUAN DAN MANFAAT PENELlTlAN

A. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian penelitian ini bertujuan untuk melihat
"gambaran kualitas tes yang digunakan dalam mata kuliah di Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah". Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan:

1. Validitas butir tes yang digunakan dalam mata kuliah pada Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah

2. Reliabelitas butir tes yang digunakan dalam mata kuliah pada Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah

3. Tingkat kesulitan butir tes yang digunakan dalam mata kuliah pada
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
4. Daya beda butir tes yang digunakan dalam mata kulian pada Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah

B. Manfaat Penelitian

Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
pengembangan ilmu pendidikan khususnya dalam ha1 penilaian hasil
belajar. Disamping itu juga dapat

mengembangkan bentuk soal yang

digunakan dalam tes dan dapat meningkatkan kualitas tes mata kuliah
khususnya mata kuliah yang diuji kualitasnya. Secara praktis dapat

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan di atas, maka variabel yang diteliti dalam penelitian ini
meliputi beberapa komponen yang menentukan suatu tes dapat dikatakan
berkualitas. Komponen tersebut adalah :
1. Validitas
2. Reliabilitas
3. Tingkat kesukaran
4. Daya beda

B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh mata kuliah jurusan
Pendidikan Luar Sekolah Tahun akadsmik 200512006 yaitu mata kuliah
yang keluar pada semester Juli-Desember 2005 dan matakuliah yang
keluar pada semester Januari Juni 2006 terdiri dari 43 mata kuliah.
Sedangkan sampel penilitian ini diambil secara purposif. Adapun ciri-ciri
populasi penelitian ini adalah:
1. Matakuliah yang keluar semester Juli-Desember 2005 dan mata kuliah
yang keluar semester Januari-Juni 2006

2. lnstrumen tes yang dilaksanakan terdiri dari beberapa bentuk tes (tes

objektif)

C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian deskriptif
dengan jenis penelitian expostfacto. Dimana peneliti akan melihat suatu
kejadian yang telah berlalu sesuai apa adanya tanpa melakukan
intervensi. Dalam ha1 ini akan dilakukan pengujian terhadap soal tes
yang telah diujikan kepada mahasiswa dalam beberapa mata kuliah di
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Nilai yang akan diolah adalah nilai
matakuliah tahun akademik 200512006 yaitu nilai semester Juli-Desember
2005 dan Semester Januari-Juni 2006.

D. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian
adalah taknik dokumentasi yaitu hasil tes tertulis mata kuliah Semester
Juli-Desember 2005 dan semester januari-Juni 2006. Alat yang digunakan
berupa lembar jawaban yang telah diujikan kepada mahasiswa dan telah
dikoreksi kebenarannya.

E. Jenis dan Sumber data
Jenis data yang akan dicari dalam penelitian ini adalah:
a. Data tent'ang validitas butir tes yaitu keabsahan data masing-masing
butir tes soal yang diujikan kepada mahasiswa

b. Data tentang reliabilitas yaitu data pengolahan reliabelitas tes dalam
satu mata kuliah yang digambarkansecara keseluruhan
c. Tingkat kesukaran yaitu tingkat kesukaran masing-masing butir tes

yang diujikan dalam matakuliah tersebut.
d. Daya beda yaitu daya pembeda masing-masing butir tes yang telah
diujikan
Sedangkan sumber datanya adalah dokumentasi lembar jawaban
yang sudah diperiksa oleh dosen yang bersangkutan dan sudah
ditentukan mana jawaban yang benar dan mana jawaban yang salah
pada masing-masing butir tes. Data ini dapat diperoleh dari dosen yang
memegang matakuliah dimana matakuliah tersebut dites dengan
menggunkan tes objektif.

F. Analisis Data
Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan
teknik statistika baik untuk pengujian validitas, reliabelitas, tingkat
kesukaran maupun untuk pengujian daya beda.
Untuk pengujian validitas butir tes digunakan metode product
moment dengan rumus angka kasar sebagai berikut:

Untuk pengujian reliabelitas yang dilakukan untuk soal tes ini
adaiah menggunakan rumus KR 20 seperti yang dikemukakan oleh
Kuder dan Richardson (Arikunto, 1997) yang disebut juga dengan rumus
kesamaan rasional atau KR 21 (Sudjana, 2002) dengan rumus sebagai
berikut:

Untuk validitas dan reliabelitas pengelohan data dilakukan
dengan menggunakan bantuan komputer

dengan program excel.

Sedangkan untuk tingkat kesukaran dan daya beda diolah secara
manual dengan menggunakan rumus tingkat kesukaran dan daya
pembeda. Rumus yang dipaka1 adalah rumus yang dikemukakan oleh
Nurkancana dan Sudjana (t.t) yaitu:
Rumus untuk mengoiah Tingkat Kesukaran
WL - WH
DK = --------------

X 100%

nL - nH
DK = Derajat Kesukaran
nL

= Jumlah kelompok bawah

nH = Jumlah kelompok atas

Rumus untuk mengolah daya beda

06 = Oaya Beda

n

= Jumlah kelompok atas atau kelompok bawah

BAB V
HASlL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa terhadap data yang telah berhasil
dikumpulkan maka diperoleh gambaran hasil

analisa data dari dua

matakuliah yang memenuhi syarat yaitu mata kuliah Media Pembelajaran
PLS dan matakuliah Penilaian Hasil Belajar. Gambaran hasil pengolahan
data pada kedua matakuliah ini dapat dilihat sebagai berikut:

I.Validitas
Hasil analisa data dengan pengolahan menggunakan bantuan
komputer program exel menunjukkan hasil bahwa sebagian butir tes valid
dan sebagian butir tes dinyatakan tidak valid. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat tabel 1 berikut:

Tabel 1
Gambaran Validitas Butir Tes Matakuliah Media Pembelajaran

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

v
V
V
V

V
V
V
V

v
v

V

23
24
25
26
27
28
29

30
31
32
33
34
35
Jumlah

v

V
V
V

V
V

V

v

V

V

v
v
19 = 54,29%

v

16 = 45,71%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (54,29%)
butir soal dinyatakan valid namun sebagian lagi dinyatakan tidak
validlgugur ( 46,71%). Jika dilihat hasil pengolahan ini, rnaka banyak butir
tes yang tidak dapat dipakai lagi karena tidak memenuhi persyaratan
sebagai suatu tes yang berkualitas. Namun butir soal yang valid jika
dibandingkan dengan butir soal yang tidak valid masih lebih besar
persentasenya. Soal inilah yang dapat digunakan untuk tes berikutnya.
Sedangkan yang tidak valid dapat diperbaiki atau diganti dengan soal
yang baru.

Gambaran Validitas Butir Tes Matakuliah Penilaian Hasil.Belajar

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 45 buah butir soal yang
diujikan, lebih dari seperdua (55,56%) butir tes yang valid sedangkan
(44,44%) tidak valid. Tabel ini juga menunjukkan bahwa banyak butir tes

yang tidak valid dan tentunya juga tidak memenuhi syarat suatu tes yang
berkualitas dan kalau mau dipakai lagi haruslah diperbaiki atau direvisi

atau dapat juga diganti dengan soal yang baru yang kira-kira setara
dengan soal yang tidak valid sehingga tetap terjamin keterwakilannya
sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat.

2. Reliabelitas

Setelah dilakukan pengujian reliabelitas terhadap butir tes
matakuliah Media Pembelajaran diperoleh hasil bahwa tes tersebut
memiliki reliabelitas yang tinggi yaitu 0,684. Untuk matakuliah Penilaian
Hasil Belajar juga memiliki reliabelitas yang cukup tinygi yaitu 0,5343.
Pengujian reliabelitas yang dilakukan untuk soal tes ini adalah
menggunakan rumus KR 20 seperti yang dikemukakan oleh Kuder dan
Richardson (Arikunto, 1997) yang disebut juga dengan rumus kesamaan
rasional atau KR 21 (Sudjana, 2002). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 1.

3. Tingkat Kesukaran

Gambaran tingkat kesukaran butir tes yang digunakan dalam mata
kuliah di jurusan pendidikan luar sekolah akan diklasifikasikan kepada:
1) terlalc mudah jika tingkat kesukarannya antara 0%
sedanglideal jika

- 24%; 2)

tingkat kesukarannya antara 25% - 75%; 3) sangat

sukar jika tingkat kesukarannya berada di atas 75%. Untuk lebih jelasnya
hasil pengujian tingkat kesukaran dapat kita lihat dalam tabel 3 berikut:

Tabel 3
Gambaran Tingkat Kesukaran Butir Tes Matakuliah Media Pembelajaran

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa butir-butir soal tes matakuliah
Media Pembelajaran PLS memiliki variasi. Namun

persentase tertinggi

terletak pada golongan soal yang ideal ( 21 butir = 60% ) sedangkan yang
tergolong sukar sejumlah 8 butir ( 22,86%). dan soal yang tergolong mudah
memiliki porsi yang paling kecil hanya 6 butir (17,14%). Untuk mata kuliah
Penilaian Hasil Belajar juga memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi,
seperti terlihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4
Gambaran Tingkat Kesukaran Butir Tes Matakuliah Penilaian Hasil Belajar
No. Item

I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Hasil pengujian
2
63,64
54,55
54,55
63,64
86,36
63,64
36,36
54,55
86,36
90,91
54,55
90.91
45,45
22,73
22,73
59,09
36,36
95,45
54,55
59,09
68,18
59,09
45,45

Mudah
3

Klasifikasi
Ideal
4
V

Sukar
5

v
v
V

V
V
V
V

v

V
V
V

V
V
V

V
V
V

V
V
V
V
V

44
45

68,18
86,36
Jumlah

v
3 = 6,66%

30 =66,67%

V
12 = 20,67%

Hasil pengolahan tingkat kesukaran butir tes Matakuliah Penilian Hasil
Belajar menggambarkan bahwa sebdgian besar butir soal memiliki tingkat
kesukaran ideal ( 66,67%). Artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Sedangkan

untuk soal yang terlalu mudah memperoleh angka

persentase yang sangat kecil hanya 6,66% dan soal yang terlalu sukar
sebanyak 26,6796. Tabel ini .sekaligus menunjukkan gambaran validitas
soal yang sudah agak baik jika dilihat dari persentasenya. Namun untuk

menjadi semua butir soal berkualitas perlu memperbaiki butir soal yang
telalu mudah dan butir soal yang terlalu sukar.

4. Daya Beda

Untuk melihat gambaran daya beda butir tes yang dilqunakan
akan dikategorikan pada 2 bagian yaitu: 1) kategori tidak ideal jika hasil
pengolahan dibawah 0,20 dan 2) kategori ideal jika hasil pengolahan di
atas 0,20. Untuk lebih jelasnya gambaran daya beda tes mata kuliah
media pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar dapat dilihat pada tabel 5
dan 6 berikut:

Tabel 5
Gambaran Daya beda Butir Tes ~atakuliahMedia Pembelajaran

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa butir tes yang ideal
sebanyak 18 buah (51,43%) dan butir tes yang tidak ideal sebanyak 17
buah (48,57%). Jumlah butir yang tidak ideal cukup tinggi karena hampir
seperdua dari jumlah butir soal keseluruhan tes ini ternyata tidak bisa
membedakan orang yang benar-benar menguasai dengan orang yang
kurangttidak menguasai pelajaran.
Untuk gambaran daya beda butir tes matakuliah Penilaian Hasil
Belajar dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6
Gambaran Daya Beda Butir Tes Matakuliah Penilaian Hasil Belajar
No. Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Hasil Pengujian
36,36
18,16
72,73
18,16
9,09
18,16
36,36
18,16
27,27
0,o
72,73
18,16
36,36
45,45
45,45
63,64
0,o
9,09
72,73
63,64
27,27

Ideal
V

Tidak ideal

V
V
V
V
V
V
V
V

v

V

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

tabel 6 di atas menunjukkan jumlah daya pembeda tes yang

1% ). Namun soal yang memiliki daya
ideal sebanyak 23 butir tes ( 51 ,I
pembeda tidak ideal cukup banyak yaitu berjumlah 22 butir (48,89%)
Selanjutnya Untuk mengetahui gambaran

secara keseluruhan

antara validitas, tingkat kesukaran dan daya beda rnaka dapat
diperhatikan tabel 7 dan 8.

Tabel 7
Gambaran Gabungan Validitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda
Matakuliah Media Pembelajaran PLS
Nomor item

1

2

Validitas
T.Valid
Valid

v
v

5
6
7
8
9
10
11
12
13

v

v
v

v
v
V

v

v
v
v

V

V

v

v

V

V

V

v
v

v

v
v

v
v

v
v
V

Daya Beda
Ideal
T. Ideal

v
v

v
v

v

3
4

Tingkat Kesukaran
Mudah
ideal
Sukar

v

v
v

V

V

Jika diperhatikan tabel di atas antara validitas, tingkat kesukaran dan
daya pembeda mempunyai kecenderungan yang sama. Hal ini dapat terlihat
dari sebaran soal yang tergolong valid ternyata tingkat kesukaran dan daya
bedanya pada umumnya ideal dan sebaliknya jika butir soal tidak valid maka
dalam tingkat kesukaran pada umumnya soal tersebut tergolong terlalu sukar
atau terlalu mudah dan jika dilihat daya pembedanya ternyata soal yang valid
dapat membedakan antara mahasiswa yang menguasai dengan mahasiswa
yang kurang menguasai (klasifikasi tidak ideal). Tetapi agak luar biasa bahwa
soal yang tergolong terlalu sukar juga tidak mampu membedakan mana
mahasiswa yang menguasai dan mana mahasiswa yang tidak menguasai.
Dari hasil ini juga dapat dikatakan bahwa soal yang ieal dalam pembedaan
semuanya juga memiliki kesukaran yang ideal. Tetapi tidak demikian ha1 nya
dengan soal yang tingkat kesukarannya ideal ternyata tidak semuanya
memiliki daya pembeda yang ideal.
Tabel 8
Gabungan Gambaran Validitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda
Matakuliah Penilaian Hasil PLS
No.
Item
1
1
2
3
4
5
6

7

Validitas
T.Valid
Valid
2
3

v
v
v

v
v
V

v

Tingkat Kesukaran
Mudah
Ideal
Sukar
4
5
6

v
v
v
v
V

v

Daya Beda
T. Ideal
Ideal
8
7

v

v .
v
-

v

v
v
v
V

45
Jumlah

25 =
55,56%

v

v

v
20 =
44,44%

3=
6,7%

30=
66,67%

12 =
33,33%

23 =
51,11°/o

22 =
48,89%

B. Pembahasan
1. Validitas

Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa sebagian besar butir
soal (54, 29%) valid sedangkan sebagian lagi (45, 71%) butir soal tidak
valid. Secara teoritis tes yang berkualitas harus menunjukkan kevalidan
alat ukurnya. Sesuai dengan pendapat Sudjana (2002) mengatakan.
Suatu alat ukur dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat ukur
tersebut memiliki ketepatannya (validitas) dan ketetapannya (reliabelitas).
Jika dilihat prosedur dalam penentuan kevalidan butir soal yang telah
dianalisis terdahulu dapat disimpulkan bahwa butir soal dikatakan valid
adalah dengan menghubungkan skor butir soal dengan skor total dan
mengkonsltasikannya kepada r. kritik (r. tabel). Cara seperti ini
menghasilkan ada butir soal yang valid dan ada yang tidak valid. Butir tes
dikatakan valid jika hasil r hitung lebih begar dari r tabel. Sedangkan cara
lain juga dapat digunakan dalam menginterpretasi hasil analisa hubungan
atau besarnya kofisien korelasi yaitu dengan mengklasifikasikannya
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (1997) berikut:
-

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

: sangat tinggi

- Antara 0,600 sampai dengan 0,800

: tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

: cukup

-

- Antara 0,200 sampai dengan 0,400

: rendah

- Antara 0,00 sampai dengan 0,200

: sangat rendah

Jika diperhatikan klasifikasi koefisien korelasi seperti

yang

dikemukakan di atas maka tidak butir soal yang tidak valid hanya saja
validitasnya rendah dan sangat rendah. Selanjutnya jika kita lihat proses
dalam pelaksanaan tes atau pengadministrasian tes mungkin kurang
diperhatikan seperti jarak tempat duduk, suasana ujian dan lingkungan
tempat ujian maka ketidak validan butir tes bisa saja disebabkan oleh
kekurang teraturan pengadministrasiannya sehingga terjadi gangguan
disana sini.

2. Reliabelitas
Hasil analisis data tentang reliabelitas tes mata kuliah media
pembelajaran PLS dan matakuliah penilaian hasil belajar keduanya
menunjukkan reliabelitas yang tinggi.

Hasil analisis data tentang

reliabelitas dengan menggunakan teknik belah dua dengan rumus K - R
20 menunjukkan hasil yang signifikan. Dengan demikian
matakuliah

ini

dapat

dipercaya

dalam

mengambil

butir tes
kesimpulan.

Sebenarnya jika butir tes yang diberikan tidak reliabel maka tipislah
kepercayaan yang dapat diberikan pada hasil yang diperoleh serta
kesimpulan yang ditarik dari hasil tersebut (Kerlinger, dalam Simatupang,

1998).
Keandalan (reliabelitas) meskipun bukan yang terpenting dalam
pengukuran akan tetapi sangat penting. Keandalan yang tinggi bukanlah

jaminan bagi dihasilkannya hasil-hasil ilmiah yang bagus tetapi tidak akan
ada hasil ilmiah yang baik tanpa keandalan ini (Kerlinger, dalam
Simatupang, 1998). Jika alat ukur tidak memberikan kepastian kepada
siswa/mahasiswa maka akan terjadi keraguan di dalam diri siswa. Dilain
pihak sebenarnya perbedaan hasil penilaian bukan saja disebabkan oleh
alat ukur melainkan juga bisa terjadi pada kondisi diri siswa (Sudjana,
2002) akan tetapi kondisi ini bukanlah sesuatu yang terjadi pada setiap
siswa tetapi mungkin pada beberapa orang siswa seperti ada siswa yang
sakit atau tidak memiliki motivasi yang tinggi dan lain sebagainya.

3. Tingkat Kesukaran

Dari hasil penelitian terlihat bahwa tingkat kesukaran soal mata
kuliah media pembelajaran dan penilaian hasil belajar pada umumnya
mencerminkan klasifikasi yang ideal. Meskipun demikian beberapa butir
tergolong sangat mudah dan beberapa butir tergolong sangat sukar.
Klasifikasi ideal disini mengacu kepada pendapat Nurkancana (tt) derajat
kesukaran yang baik adalah derajat kesukaran yang bergerak antara 25
% sampai 75%. Item yang mempunyai kesukaran di bawah 25% berarti

item tersebut terlalu mudah sedangkan item yang mempunyai derajat
kesukaran di atas 75% berarti item tersebut terlalu sukar.
Dengan demikian jika kita ingin mahasiswa dapat mengerjakan
soal dengan baik maka derajat kesukaran haruslah mencapai derajat

ideal. Jika terjadi butir soal terlalu mudah atau terlalu sukar maka kita
tidak dapat mengetahui mana mahasiswa yang benar-benar menguasai
dan mana mahasiswa yang tidak menguasai. Sebab dengan soal yang
terlalu mudah mahasiswa bisa menganggap enteng akhirnya mungkin
menjadi ajang spekulatif. Begitu juga soal yang terlalu sukar membuat
mahasiswa sulit mengerjakannya akhirnya timbul kebosanan dan juga
akan menjawab soal dengan proses spekulatif.
Meskipun kalsifikasi ideal suatu soal sudah ditentukan bukan
berarti soal yang tergolong mudah dan soal yang tergolong sukar tidak
dapat digunakan sama.sekali akan tetapi mungkin dalam porsi tertentu
kedua kategori soal ini memiliki kebaikan dalam memberikan ,dorongan
belajar bagi siswa seperti yang dikemukan oleh Daryanto (1997:183)
bahwa "Soal yang sukar akan menambah gairah belajar bagi siswa yang
pandai, sedangkan soal-soal yang terlalu mudah akan membangkitkan
semangat bagi siswa yang lemah". Dengan demikian dapat dikatakan baik
siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai sama-sama
mendapatkan manfaat dari tingkat kesukaran ini.

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda tes mata kuliah media pembelajaran menunjukkan
hasil bahwa tidak seluruh soal mempunyai daya pembeda yang ideal
tetapi banyak yang tidak memiliki -daya pembeda ideal yaitu hanya

sebanyak 10 butir soal ( 28,57%) yang memiliki daya pembeda ideal
sedangkan selebihnya (71,43%) daya pembedanya tidak ideal. Ketidak
idealan daya pembeda ini terlihat berasal dari soal yang dalam taraf
kesukarana terlalu mudah dan terlalu sulit. seperti yang digambarkan
dalam tabel 3 di atas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat
kesukaran dan daya pembeda mempunyai hakekat yang berkaitan.
Artinya jika soal terlalu mudah atau terlalu sulit juga tidak memiliki daya
pembeda yang ideal. Mungkin juga sebaliknya jika kita ketemu dengan
soal yang tidak memiliki daya pembeda yang ideal, maka soal tersebut
juga akan tergolong ke dalam kategori sangat mudah dan sangat sukar.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa tes yang dilaksanakan dalam matakuliah Media Pembelajaran PLS
dan matakuliah Penilaian hasil Belajar belum lagi dikatakan memiliki
kualitas yang baik karena masih banyak kekurangan-kekuranagan yang
ditemukan. Kekurangan-kekurangantersebut merupakan kelemahan yang
dimiliki dari masing-masing butir tes yang diuji.

1. Validitas soal yang diujikana meskipun sudah banyak yang valid tetapi
masih banyak yang belum valid atau kurang valid

2. Reliabilitas soal yang diujikan menunjukkan hasil yang baik untuk
kedua matakuiiah yang diuji
3. Soal yang diujikan kepada mahasiswa sebagian besar telah memiliki

tingkat kesukaran yang ideal namun sebagian lagi masih sangat
mudah dan sangat sukar
4. Soal-soal yang diujikan masih banyak yang belum dapat membedakan

antara murid yang benar-benar menguasi dengan murid yang belum
menguasi pelajaran. Daya beda ini masih banyak yang di bawah
standar minimal

B. Saran-saran
Secara umum disarankan kepada seluruh dosen agar dapat
memberikan soal yang berkualitas kepada mahasiswa yang diajar.
Karena dengan soal yang berkualitas merupakan alat untuk mencapai
hasil belajar yang berkualitas karena soal merupakan alat dalam
mengukur kemampuan mahasiswa. Secara khusu disarankan kepada:

1. Dosen matakuliah Media Pembelajaran PLS agar dapat merevisi atau
mengganti soal-soal yang belum memenuhi syarat suatu tes yang
berkualitas dengan memperhatikan hasil olahan terhadap pengujian
kualitas soal.

2. Dosen matakuliah Penilaian Hasil Belajar agar dapat merevisi atau
.

.

mengganti soal-soal yang telah diuji kualitasnya tetapi belum
memenuhi syarat sehingga untuk masa yang akan datang akan lebih
berkualitas
3. Kepada dosen matakuliah media pembelajaran dan matakuliah
penilaian hasil belajar agar menguji ulang hasil revisi soal untuk ujian
atau tes yang akan datang sehingga terdapat kumpulan-kumpulan
soal yang telah teruji validitas, reliabelitas, tingkat kesukaran maupun
daya bedanya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997.

Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Davies, lvor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Diterbitkan oleh Pusat
Antar Universitas di Universitas Terbuka bekerjasama dengan CV
Rajawali.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 198411985. Program Akta
Mengajar V-6: Komponen Dasar Kependidikan. Buku. II: Modul

Pendidikan Tenaga Kependidikan Berdasar Kompetensi.
Idris, Zahara, Lisma Jamal.

1995. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT

Gramedia.
Kerlinger (dalam Simatupang). 1998. Azas-Azas Penelitian Behavioral
Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Nurkancana, Wayan. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya; Usaha
Nasional
Rooijakkers.

1990.

Mengajar

Merencanakan

Gramedia.

dan

Dengan

Sukses:

Petunjuk

~ e n ~ a r n ~ a i k aPengajaran.
n

Untuk

Jakarta:

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Thoha, M. Chabib. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Uzer Usman, Moh. 2003. Menjadi Guru Profesional.
Rosdakarya.

Bandung: Remaja

LAMPIRAN 1
Pengolahan Validitas Butir Tes
Matakuliah Media pembelajaran PLS

I

VALIDITAS BUTlR TES
MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN PLS
I

0.065 0.388 0.153)0.512 0.231 0.112 0.398 0.414
0.355 0.355 0.35510.355 0.355 0.355 0.355 0.355
drop

valid

drop

I

valid

drop

drop

valid

valid

LAMPIRAN 2
Pengolahan Validitas Butir Tes
Matakuliah Penilaian Hasil Belajar PLS

VALIDITAS BUTlR TES
MATA KULIAH PENlLAlAN HASlL BELAJAR

LAMPIRAN 3

Pellgolahan Reliabelitfl~kutir Tes
~ a t a k u l i a hMedia peabelajaran PLS

RELlABlLlTAS BUTIR TES
MATA KUUAH MEDIA PEMBELAJARAN PLS
I

item

Pedgolahan Reliabelitas Butir Tes
Matak~liahPeniiaia.n Hasil Belajar PLS

RELlABlTAS BUTlR TES
MATA KULlAH PENlLAlAN HASIL BELAJAR