RISK MANAGEMENT MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Topik Khusus Dosen : Yogi Ginanjar, SE., AAk Disusun Oleh : Dina Ariandari (14.06.1.0075) Ivone Tianty Dewi (14.06.1.0085) Pipin Arpini (14.06.1.0094) (Kelompok 6 Kelas

  

RISK MANAGEMENT

MAKALAH

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Topik Khusus

  Dosen : Yogi Ginanjar, SE., AAk Disusun Oleh :

  Dina Ariandari (14.06.1.0075) Ivone Tianty Dewi (14.06.1.0085) Pipin Arpini (14.06.1.0094)

  (Kelompok 6 Kelas Akuntansi C)

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAJALENGKA

2017

KATA PENGANTAR

  Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua khususnya kepada kelompok kami, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Tugas Akuntansi Topik Khusus yang berjudul “RISK MANAGEMENT “.

  Kami menyadari tentunya dalam penyusunan atau pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bentuk. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang. Kami ucapkan banyak terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan motivasi dan semangat yang tinggi terhadap Mata Kuliah Akuntansi Topik Khusus.

  Majalengka, Mei 2017 Penyusun

  

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

  2.3 Tahapan Risk Management................................................................6

  3.2 Penerapan Risk Management Pada PT. Pyridam Farma Tbk..........16

  3.1 Sejarah PT. Pyridam Farma Tbk......................................................14

  BAB III CONTOH KASUS

  2.7 Strategi Tata Kelola Risk Management...........................................13

  2.6 Prinsip Dasar Risk Management......................................................10

  2.5 Tujuan Penerapan Risk Management.................................................9

  2.4 Fungsi Pokok Risk Management........................................................9

  2.2 Dasar Hukum Risk Managemen di Perusahaan.................................5

  BAB I PENDAHULUAN

  2.1 Pengertian Risk Management.............................................................4

  BAB II PEMBAHASAN

  1.3.2 Tujuan ....................................................................................3

  1.3.1 Maksud...................................................................................3

  1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................3

  1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................2

  1.1 Latar Belakang ...................................................................................1

  BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah sering kali mendengar kata risiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Risiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, risiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika risiko - risiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.

  Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.

  Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis pada masa kini.

  Oleh sebab itu risiko sangat perlu diolah karena risiko mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.

  Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya risiko lingkungan yang cepat berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan stategic management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi dan mengurangi reative decision making dari manajemen punjak.

1.1 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

  1. Apa Pengertian Risk Management ?

  2. Apa saja Dasar Hukum Risk Managemen di Perusahaan ?

  3. Apa saja Tahapan Risk Management ?

  4. Apa saja Fungsi Pokok Risk Management ?

  5. Apa saja Tujuan Penerapan Risk Management ?

  6. Apa saja Prinsip Dasar Risk Management ?

  7. Bagaimana Strategi Tata Kelola Risk Management?

1.2 Maksud dan Tujuan

  1.2.1 Maksud

  Maksud dari penulisan dan penyusunan makalah ini diantaranya ialah : 1. Untuk memenuhi salah satu tugas Akuntansi Topik Khusus.

  2. Untuk memahami dan memperjelas materi tentang Risk Management (Manajemen Risiko).

  1.2.2 Tujuan

  Tujuan dari penulisan dan penyusunan laporan ini diantaranya ialah :

  1. Untuk mengetahui Pengertian Risk Management

  2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Risk Managemen di Perusahaan

  3. Untuk mengetahui Tahapan Risk Management

  4. Untuk mengetahui Fungsi Pokok Risk Management

  5. Untuk mengetahui Tujuan Penerapan Risk Management

  6. Untuk mengetahui Prinsip Dasar Risk Management

  7. Untuk mengetahui Strategi Tata Kelola Risk Management

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Risk Management

  Istilah Risk (Risiko) memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Manajemen risiko juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang terstruktur atau metodologi dalam upaya mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mengatasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Dalam manajemen risiko, strategi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini antara lain dengan memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.

  Manajemen Risiko menurut Djohanputro (2008) Manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan risiko.

  Manajemen Risiko menurut Australia/New Zealand Standards (1999). Manajemen Risiko merupakan suatu proses yang logis dan sistematis dalam mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan mengkomunikasikan Risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau proses dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi kerugian dan memaksimumkan kesempatan. Implementasi dari manajemen risiko ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi Risiko sejak awal dan membantu membuat keputusan untuk mengatasi Risiko tersebut.

  Manajemen Risiko menurut Fahmi (2010) Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.

  Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko - risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran maupun kematian). Manajemen risiko keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus pada risiko yang bisa dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat

  Dapat simpulkan bahwa manajemen risiko adalah suatu proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.

2.2 Dasar Hukum Penerapan Risk Management

  Dasar Hukum Penerapan Risk Management diantaranya yaitu : Peraturan menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate

  Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.

  Pasal 25 (1) Direksi, dalam setiap pengambilan keputusan /tindakan, harus mempertimbangkan risiko usaha.

  (2) Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG. (3) Pelaksanaan program manajemen risiko dapat dilakukan dengan :

  a. Membentuk unit kerja tersendiri yang ada di bawah direksi

  b. Atau memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan relevan untuk menjalankan fungsi manajemen risiko. (4) Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen risiko dan penanganannya bersamaan dengan laporan berkala perusahaan.

2.3 Tahapan Risk Management

  Tahapan risk management terdiri dari: 1) Identifikasi Risiko

  Identifikasi risiko merupakan tahap awal dari manajemen risiko. Tahap ini berkenaan dengan penemuan risiko yang mungkin terjadi pada suatu proyek.

  Metode identifikasi risiko yaitu :

  a. Analisis data historis : Menggunakan berbagai informasi dan data yang tersedia dalam perusahaan mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi.

  Contoh dari data kepegawaian, dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi risiko kehilangan b. Pengamatan dan survei : Melakukan investigasi atau pencarian data langsung di tempat kejadian. Contoh dengan mengamati proses produksi, dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi risiko lampu mati

  c. Pengacuan (benchmarking) : Mencari informasi tentang risiko di tempat atau perusahaan lain. Contohnya, dari berita di media massa, dapat diketahui bahwa eskalator berisiko menyebabkan anak-anak terjepit d. Pendapat ahli : Mencari informasi dari ahli di bidang risiko tertentu.

  Contohnya dari bertanya pada dokter, dapat diketahui bahwa orang dengan tingkat kolesterol tinggi berisiko kena penyakit jantung

  2) Analisis, Evaluasi dan Pengukuran Risiko

  a. Analisis risiko Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).

  b. Evaluasi risiko Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.

  Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah: 1. Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.

  2. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.

  3. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun parameter lainnya.

  4. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.

  c. Pengukuran Risiko Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya risiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari risiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko, risiko mana yang paling relevan. Manfaat pengukuran risiko yaitu :

  a. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi b. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh manajer risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima/ paling baik dalam penggunaan sarana penanggulangan risiko. 3) Pengendalian Risiko

  Pengendalian risiko adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian dan Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain. Pengendalian risiko dijalankan dengan metode berikut : a. Menghindari risiko

  b. Mengendalikan risiko

  c. Pemisahan

  d. Kombinasi atau pooling

  e. Pemindahan risiko Dalam Pengendalian risiko terbagi menjadi dua yaitu :

  a) Pengendalian fisik (risiko dihilangkan/diminimalisir) : menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian.

  Contoh : dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi maksimum 60km/jam. Meminimasi risiko dilakukan dengan upaya- upaya untuk meminimumkan kerugian.

  b) Pengendalian finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer) : menahan risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian yang bakal terjadi. Sedangkan pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian/risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, contohnya mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi.

  2.4 Fungsi pokok Risk Management

  a) Menemukan kerugian potensial : mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi oleh organisasi.

  b) Mengevaluasi kerugian potensial : mengenal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan keparahan kerugian c) Menentukan cara penanggulangan risiko : agar suatu organisasi dapat menentukan cara apa yang dapat dilakukan dan tepat untuk menangani risiko. Apakah itu dengan mengurangi, mencegah, meretensi/menahan diri, menghindari dan memindahkan kerugian kepada pihak lain.

  2.5 Tujuan Penerapan Risk Management

  Tujuan Penerapan Manajemen Risiko yaitu :

  a. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan dan mengamankan aset perusahaan yang meliputi sumber daya manusia, modal, aktiva, dan reputasi.

  b. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.

  c. Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan.

  d. Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

  e. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko.

  f. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyediaan informasi tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko (risk map) yang berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara terus menerus dan berkesinambungan.

2.6 Prinsip Dasar Risk Management

  Prinsip yang harus dipatuhi di dalam mengembangkan dan menerapkan suatu model Manajemen Risiko. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

  1. Transparansi Prinsip ini mensyaratkan agar seluruh potensi risiko yang ada pada suatu aktivitas, khususnya transaksi, dibeberkan secara terbuka. Risiko yang tersembunyi/disembunyikan akan menjadi sumber permasalahan terbesar dan, per definisi, tidak akan dapat dikelola dengan baik.

  2. Pengukuran yang Akurat Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep Manajemen Risiko, dan mensyaratkan investasi berkesinambungan untuk berbagai teknik dan alat yang akan digunakan sebagai syarat dari proses Manajemen Risiko yang kuat.

  3. Informasi Berkualitas yang Tepat Waktu Prinsip ini akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas keputusan yang diambil. Sebaliknya tidak terpenuhinya prinsip ini bisa membawa manajemen pada suatu keputusan yang berisiko fatal.

  4. Diversifikasi Sistem Manajemen Risiko yang baik menempatkan konsep diversifikasi sebagai sesuatu yang penting untuk dicermati. Hal ini menuntut pola pemantauan yang konstan dan konsisten. Asumsinya adalah bahwa konsentrasi (Risiko) dapat muncul setiap saat seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi di dunia.

  5. Independensi Berdasarkan prinsip independensi, keberadaan suatu kelompok Manajemen

  Risiko yang independen makin dianggap sebagai suatu keharusan. Prinsip ini tidak sekedar berbicara tentang kewenangan dan level tanggung jawab dari kelompok Manajemen Risiko dan kelompok/unit lainnya dalam perusahaan, melainkan juga tentang tentang visi perusahaan dan kualitas interrelasi antara kelompok Manajemen Risiko dengan kelompok/unit lainnya, dan juga antar kelompok/unit yang melaksanakan transaksi dengan mengambil risiko tertentu.

  6. Pola Keputusan yang Disiplin Porsi sains dalam konsep Manajemen Risiko memang telah memberikan banyak kontribusi bagi kemampuan Manajemen Risiko dalam melakukan pengukuran risiko namun kualitas keputusan tetap saja tergantung pada bagaimana manajemen memutuskan cara terbaik untuk menggunakan alat/teknik tertentu dan memahami keterbatasan yang dimiliki oleh alat/teknik tersebut.

  7. Kebijakan Prinsip ini mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi Manajemen Risiko suatu perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah Policy, Manual & Procedure yang jelas. Policy harus secara jelas menjabarkan dan mendefiniskan filosofi Manajemen Risiko perusahaan dan menyediakan keseluruhan pendekatan yang digunakan serta organisasi dari proses pengambilan Risiko. Tujuan utama dari hal tersebut adalah untuk memberikan kejelasan mengenai proses Manajemen Risiko, baik untuk pihak internal maupun untuk pihak eksternal seperti regulator dan para analis.

  Prinsip-prinsip tersebut di atas akan menjadi penentu arah dalam menyusun suatu kerangka kerja, suatu model Manajemen Risiko yang handal. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut juga akan menjadi penentu keberhasilan dari penerapan model Manajemen Risiko dalam suatu perusahaan. Tanpa pemahaman mendalam serta konsistensi dalam menggunakan prinsip-prinsip tersebut, maka penyusunan dan penerapan suatu model Manajemen Risiko tidak akan memberikan nilai tambah yang seharusnya dapat diperoleh.

2.7 Strategi Tata Kelola Risk Management

  Untuk mencapai tujuan penerapan manajemen risiko, perusahaan menetapkan strategi sebagai berikut:

  1. Menjadikan manajemen risiko sebagai budaya perusahaan dan menjadikan menajemen risiko sebagai bagian yang integral dalam pelaksanaan usaha perusahaan dan pemgambilan keputusan;

  2. Memantau lingkungan internal dan eksternal untuk mengidentifikasi risiko yang ada dan memberikan penanganan yang sesuai dan tepat;

  3. Secara periodik dan sesuai kebutuhan, mengkonsultasikan manajemen risiko secara terbuka dengan pihak internal dan mengkomunikasikannya, bila perlu, kepada pihak eksternal mengenai hal-hal yang terkait risiko;

  4. Mempunyai sistem yang memadai dan dapat membantu manajemen mengidentifikasi, mencatat dan memantau setiap kegiatan manajemen risiko yang potensial terjadi di seluruh kegiatan usaha perusahaan;

  5. Meyakinkan bahwa karyawan dan manajemen telah menerima pelatihan dalam hal manajemen risiko yang relevan.

BAB III CONTOH KASUS

3.1 Sejarah PT. Pyridam Farma Tbk. (PYFA)

  PT. Pyridam Farma Tbk. didirikan pada tanggal 27 November 1976 berdasarkan Akta Notaris No. 31 yang dibuat oleh Notaris Tan Tiong Kle dan disahkan oleh kementrian kehakiman indonesia melalui surat keputusan No. YA 5/118/3 tertanggal 17 Maret 1977 dengan nama PT. Pyridam. Pengesahan pendirian PT. Pyridam telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102, Suplemen No. 801 tertanggal 23 Desember 1977.

  Perseroan dibentuk oleh para pendiri dengan tujuan utama untuk memproduksi dan memasarkan produk veteriner. Pada tahun 1985 perseroan mulai memproduksi produk farmasi dan pada tanggal 1 Februari 1993, PT. Pyridam Veteriner didirikan untuk memisahkan kegiatan produksi fermasi dan kegiatan produk veteriner. Fasilitas produksi perseroan dibangun pada Tahun 1995 dan mulai dioperasikan pada tahun 2001.

  PT. Pyridam Farma Tbk. (PYFA) beroperasi dalam produksi obat-obatan modern dan tradisional. PYFA memproduksi berbagai macam produk yaitu, Antibiotik, Vitamin, Suplemen, dan perawatan herbal tradisional. Pada awalnya, PYFA memproduksi produk-produk kesehatan hewan. Perusahaan bekerja sangat erat untuk membantu petani untuk mengembangkan peternakan canggih pada waktu itu. PYFA tercatat di Bursa Efek Indonesia di tahun 2001 pada Papan Pengembangan. Perusahaan didirikan pada tahun 1976 dan berpusat di Jakarta.

  PT. Pyridam Farma Tbk. adalah perusahaan publik yang bergerak dibidang usaha industry farmasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan komitmen PT.

  Pyridam Farma Tbk. terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut adalah dengan disusunnya Management Risiko Manual yang merupakan Pedoman Tata Laksana Pengendalian Risiko Perusahaan.

  PT. Pyridam pada awalnya hanya sebagai distributor obat veteriner (obat- obat hewan), setelah itu PT. Pyridam mulai memproduksi sendiri produk veteriner untuk membantu para peternak untuk mengembangkan usaha mereka. Setelah 9 tahun berdiri, PT. Pyridam mulai mengembangkan usahanya dengan memproduksi produk-produk farmasi.

  Pada tahun 1993, didirikanlah PT Pyridam Veteriner yang terfokus pada produksi Veterinary. Sedangkan PT. Pyridam tetap fokus pada bidang farmasi sepeti memproduksi obat-obatan yang resepkan oleh dokter.

  Pada tahun 1994, produk usaha yang dijalankan oleh PT. Pyridam telah mendapatkan penghargaan dari departemen pertanian berupa gelar “Partner With

  

Good Performance”, atas usahanya membantu peternak dengan memproduksi

obat-obat hewan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.

  Pemberlakuan AFTA pada tahun 2008, menjadi pemicu bagi PT. Pyridam Farma, Tbk untuk menguasai pasar regional dengan produk-produk yang berkualitas dan harga yang kompetitif. Selain itu PT. Pyridam Farma, Tbk juga mulai memasarkan produknya ke hongkong diantaranya Famotidin dan Clindamisin HCl.

  Perseroan memotivasi setiap karyawan untuk berbuat dan meraih kesuksesan pada jabatan yang dipegangnya, baik di departemen produksi, operasional maupun pemasaran. Setiap karyawan diharapkan dapat melakukan tugasnya dengan penuh keleluasaan namun masih dalam koridor peraturan perseroan yang ada. Kreatifitas setiap individu sangat dihargai.

  Pada tahun 2010 yang lalu, SGS United Kingdom Ltd melakukan assessment dan menganugerahkan sertifikat ISO 9001-2008 kepada PT Pyridam Farma Tbk. Ini menunjukan bahwa perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk mempertahankan dan meningkatkan pedoman kerja serta secara konsisten melaksanakannya sesuai yang berlaku di dunia internasional. Sertifikasi ini merupakan peningkatan dari sertifikasi ISO 9001-2000 yang telah diperoleh oleh perseroan sejak tahun 2005.

3.2 Penerapan Risk Management Pada PT. Pyridam Farma Tbk

  PT. Pyridam Farma Tbk. adalah perusahaan publik yang bergerak dibidang usaha industry farmasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan komitmen PT.

  Pyridam Farma Tbk. terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut adalah dengan disusunnya Management Risiko Manual yang merupakan Pedoman Tata Laksana Pengendalian Risiko Perusahaan.

  PT. Pyridam Farma Tbk. tidak luput dari risiko usaha, baik dari sumber eksternal maupun internal sehubungan dengan pengelolaan perusahaan yang berpengaruh pada pencapaian tujuan usahanya. Untuk tujuan minimalisasi risiko yang menjadi kendala pencapaian tujuan perusahaan, maka diperlukan Risk Management Standard yang wajib dilaksanakan oleh seluruh Manajemen dan Karyawan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  1. Peningkatan seluruh aktivitas dengan menggunakan metoda yang terbaik dalam pengelolaan perusahaan berdasarkan Manajemen Risiko;

  2. Menjadikan Manajemen Risiko sebagai bagian integral dalam proses pengambilan keputusan;

  3. Minimalisasi risiko yang menjadi kendala operasi perusahaan, membahayakan sumber daya manusia dan merusak harta benda maupun lingkungan dengan menerapkan program yang terstruktur;

  4. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia untuk menerapkan manajemen resiko secara efektif;

  5. Peningkatan penerapan manajemen resiko secara terus menerus. Pimpinan manajemen, di seluruh tingkatan, bertanggung jawab atas dilaksanakannya kebijakan Manajemen Risiko.

BAB IV KESIMPULAN Manajemen Risiko adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam

  penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi Manajemen Risiko mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi program penanggulangan risiko. Fokus manajemen risiko ini adalah mengenal pasti risiko dan mengambil tindakan yang tepat terhadap risiko, yang tujuannya adalah secara terus menerus menciptakan atau menambah nilai maksimum kepada semua kegiatan organisasi. Memahami risiko bertujuan untuk mengelola risiko. Pengelolaan akan dapat berjalan dengan baik apabila diketahui apakah itu risiko. Besar kecilnya risiko akan menjadi prioritas dalam menetapkan kebijakan pengelolaan risiko

  Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain,menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko.

  Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan organisasi. Pada sisi lain, penanganan risiko bahkan dapat memuncul-kan peluang bagi organisasi. Risiko tidak dapat dihindari oleh organisasi, dan terdapat pada sumber daya yang dimiliki dan proses operasi termasuk pengendalian. Manajemen risiko diperlukan bagi pencapaian tujuan suatu unit dan tujuan organisasi secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

  Bessis, joel (1998) Risk Management in Banking, John Wiley & Sons Ltd., West Sussex, England.

  The Risk Metrics Group (1998), Exploring Risk and Managing Risk.