PEMANFAATAN MEDIA MASSA SEBAGAI ALTERNAT
PEMANFAATAN MEDIA MASSA SEBAGAI ALTERNATIF SOSIALISASI
PENDIDIKAN KARAKTER
Disusun Oleh:
KHOIRI YANI
33311401029
TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK NEGERI MADURA
SURABAYA
2015
PEMANFAATAN MEDIA MASSA SEBAGAI ALTERNATIF SOSIALISASI
PENDIDIKAN KARAKTER
Disusun Oleh:
KHOIRI YANI
33311401029
TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK NEGERI MADURA
SURABAYA
2015
SURAT PERNYATAAN
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Khoiri Yani
Tempat/tanggal lahir : Ngawi, 18 Februari 1995
Program studi
: Teknik Bangunan Kapal
Judul karya ilmiah
: Pemanfaatan Media Massa Sebagai Alternatif Sosialisasi
Pendidikan Karakter
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan pada
kegiatan pemilihan Mawapres ini adalah benar karya saya sendiri atau bukan merupakan
plagiasi.
Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan
bukan karya saya sendiri/plagiasi, saya bersedia menerima sanksi dalam bentuk pembatalan
predikat Mawapres.
Surabaya, 29 Maret 2015
Yang menyatakan,
(Khoiri Yani)
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis berjudul “Pemanfaatan Media Massa Sebagai Alternatif Sosialisasi Pendidikan
Karakter” telah disahkan pada:
Hari
: Senin
Tanggal
: 30 Maret 2015
Karya tulis oleh
: Khoiri Yani
NRP
: 33311401029
Untuk memenuhi persyaratan mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah dalam rangka Pemilihan
Mahasiswa berprestasi 2015.
Wakil Direktur 1
Politeknik Negeri Madura
(DR. Arman Jaya, ST.,MT.)
NIP. 196602081989031002
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua
2. Dosen Politeknik Negeri Madura
3. Teman-teman Mahasiswa Seluruh Indonesia
KATA PENGANTAR
ال ح يم ح ه ال ر ه ب سم
ه ال ح د
يه ر
ال ع ل. ر سى له د ا ا ا ش د ل ه شري ك ا حده ه ا ا ال ه ا ا ا ش د
ب عده ب ى ا. د ا س يد ع لى س لم صل ال ل م
اج ع يه صح به ال ه ع لى. ب عد ام.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini meskipun dalam prosesnya banyak sekali halangan dan hambatan. Namun
demikian, Penulis sadari dengan sepenuh hati bahwa ini adalah benar-benar pertolongan
Allah SWT.
Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai figur
teladan dalam dunia pendidikan yang patut kita tiru. Penyusunan karya tulis ilmiah ini
merupakan kajian singkat tentang “Pemanfaatan Media Massa Sebagai Alternatif Sosialisasi
Pendidikan Karakter”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini, jadi Penulis mohon kritik dan sarannya untuk Karya Tulis Ilmiah ini, supaya
karya ini menjadi lebih baik dan lebih sempurna lagi di masa-masa yang akan datang.
Surabaya, 29 Maret 2015
(Khoiri Yani)
ABSTRAK
Media massa adalah sarana komunikasi dan rekreasi yang menjangkau masyarakat
secara luas, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Pada era kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi sekarang ini, masyarakat harus
jeli dan cerdas dalam memanfaatkan hal tersebut.
Media massa merupakan salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar dalam
pembentukan karakter masyarakat, hal ini dikarenakan media massa merupakan pilar kelima
pendidikan setelah keluarga, sekolah, masyarakat, dan rumah ibadah. Karakter adalah sifatsifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yg membedakan seseorang dengan yg lain.
Kepribadian suatu bangsa sangat bergantung pada karakter masyarakat yang ada di dalamnya.
Karakter dapat dibentuk lewat berbagai macam alternatif, salah satunya adalah media
massa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rekonstruksi terhadap metode
pembelajaran konvesional (umum), terutama pendidikan karakter pada anak. Karena
pendidikan karakter akan membentuk watak anak hingga menjadi generasi yang tidak hanya
mumpuni namun juga berjiwa intelektual serta beragama. Dan masyarakat yang berkarakter
akan membentuk suatu kepribadian bangsa yang kuat.
Kata kunci: media massa, pendidikan karakter.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN..............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................iv
KATA PENGANTAR..................................................................................................v
ABSTRAK.................................................................................................................vi
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................................1
A.
B.
C.
D.
LATAR BELAKANG.................................................................................1
RUMUSAN MASALAH.............................................................................2
TUJUAN...................................................................................................2
MANFAAT.................................................................................................2
BAB II: KAJIAN TEORI............................................................................................3
A. PENDIDIKAN KARAKTER.......................................................................3
B. PERAN MEDIA MASSA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER...................4
BAB III: PEMBAHASAN..........................................................................................5
A.
B.
C.
D.
PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER................................................5
PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA..............................................5
DASAR HUKUM PEMBINAAN PENDIDIKAN..........................................6
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN
PENDIDIKAN KARAKTER.............................................................................6
E. CARA MEMANFAATKAN MEDIA MASSA SEBAGAI ALTERNATIF
SOSIALISASI PENDIDIKAN KARAKTER.........................................................8
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................9
A. KESIMPULAN...........................................................................................9
B. SARAN.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11
LAMPIRAN.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era modern ini media masa memiliki peranan besar dalam pendidikan non formal
dan informal, yaitu dalam transfer informasi tentang materi pendidikan. Untuk itu dalam
mengaplikasikan perannya mencerdaskan bangsa, media massa mampu menampilkan
keseimbangan argumentasi dan ada juga keseimbangan antara hal yang positif dan negatif,
sehingga informasi yang diperoleh diharapkan mampu mencerdaskan siswa dan bisa
meningkatkan mutu pendidikan.
Selama ini pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan aspek kognitif atau aspek
intelektual yang mengedepankan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan berpikir. Bagi
negara berkembang mengutamakan penyerapan ilmu pengetahuan dimaksudkan untuk
mengejar ketinggalan terhadap negara yang telah maju.
Lembaga pendidikan mampu mencetak lulusan yang hafal teori-teori pelajaran, pintar
menjawab soal-soal pertanyaan, dan selembar surat tanda tamat belajar dengan nilai tinggi.
Namun belum mampu mencetak manusia-manusia bermoral dan beriman, serta siap
menghadapi tantangan, jujur, disiplin, dan bertanggungjawab. Dan pada kenyataannya,
pendidikan hanya mencari nilai bukan ilmu, pendidikan hanya sebagai syarat bukan
pengetahuan, maka ditempuh dengan berbagai macam cara untuk mewujudkannya. Akhirnya
yang muncul lulusan-lulusan yang siap kerja tapi tidak bisa bekerja, siap naik karier tapi tidak
mampu berpikir dan siap meraih prestasi tapi tidak dapat beradaptasi.
Untuk itu, Indonesia sebagai negara yang siap maju, membutuhkan manusia-manusia
berkarakter sesuai dengan kepribadian bangsa, negara dan agama. Salah satu upaya
mewujudkannya adalah melalui pendidikan berkarakter dengan menggunakan alternatif
media massa.
B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
2. Bagaimana pendidikan karakter di Indonesia selama ini?
3. Apa saja dasar hukum pembinaan pendidikan karakter di Indonesia?
4. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan karakter?
5. Bagaimana cara memanfaatkan media massa sebagai alternatif sosialisasi pendidikan
karakter?
C. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan ini adalah:
1. Memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter.
2. Mengetahui bagaimana pendidikan karakter di Indonesia selama ini.
3. Mengetahui apa saja dasar hukum pendidikan karakter.
4. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan karakter.
5. Mengetahui bagaimana cara memanfaatkan media massa sebagai alternatif sosialisasi
pendidikan karakter.
D. MANFAAT
Manfaat dalam penulisan ini adalah:
1. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mensosialisasikan pendidikan karakter
yaitu melalui media massa.
2. Meningkatkan pendidikan karakter bangsa.
3. Untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era globalisasi, dimana
perubahan-perubahan terjadi begitu cepat, masyarakat harus memiliki ketahanan karakter
dan pribadi yang kuat.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENDIDIKAN KARAKTER
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 UU
Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak
mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter,
sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter
yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona,
tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan
karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi
cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak
menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi
segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh mengatakan, setidaknya ada tiga konsep
pendidikan karakter yang harus diaktualisasikan. Pertama, pendidikan karakter yang
menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk Tuhan. Di sinilah seorang anak dibimbing untuk
lebih bersahaja, menumbuhkan rasa cinta kasih, dan melihat tindakan kekerasan adalah hal
yang merugikan, baik bagi diri sendiri, maupun orang lain. Turunan dari konsep ini adalah
kejujuran dan optimisme dalam melihat setiap kemungkinan yang ada.
Kedua, karakter yang berkaitan dengan keilmuan. Konsep ini menjabarkan tentang
pentingnya menghidupkan budaya intelektual anak: membiasakan anak terhadap segala
sesuatu yang berkaitan dengan keilmuan. Dari sinilah akan lahir ide-ide kreatif dan inovatif
dalam berbagai disiplin ilmu. Selain itu, meningkatnya kesadaran keilmuan akan turut
meningkatkan dominasi pertimbangan rasionalitas dibanding emosional. Hal ini diharapkan
mampu menekan angka kekerasan yang akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan.
Konsep ketiga yaitu kecintaan dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Konsep ini
dapat dimulai dengan menceritakan perjuangan para pahlawan, sehingga pada saat ini
masyarakat Indonesia dapat menghirup udara kebebasan, kemudian dengan menanamkan
nilai-nilai ke-bhinekaa-an serta menanamkan semangat bela negara. Selain itu kecintaan
terhadap Indonesia juga bisa diwujudkan dengan mempergunakan produk buatan dalam
negeri.
B. PERAN MEDIA MASSA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
Media masa dapat memainkan peranan besar dalam pendidikan non formal dan
informal, yaitu dalam transfer informasi tentang materi pendidikan. Media massa mampu
memberikan informasi yang sangat kaya, uptodate bahkan kualitas informasinya pun sangat
baik dan tinggi, serta dapat mentransformasikan nilai-nilai pendidikan melalui informasi yang
didesiminasikan yang memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat terutama dalam
perbaikan martabat manusia.
Media massa juga sudah menjadi instrument utama dalam modernisasi proses
pendidikan, diantaranya mempercepat proses penuntasan wajar pendidikan, terutama bagi
peserta didik yang berada di daerah pinggiran. Untuk itu dalam memainkan perannya
mencerdaskan bangsa, media massa mampu menampilkan balance argumentation dan ada
juga keseimbangan antara hal yang positif dan negatif, sehingga informasi yang didapat
diharapkan mampu mencerdaskan siswa dan bisa meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut Mulkan (2007), sebagai salah satu kekuatan dunia, media massa memiliki
beberapa peran di antaranya menyiarkan informasi (to inform), mendidik (to educate),
menghibur (to entertain), dan mempengaruhi (to influance). Peran inilah yang seharusnya
bisa diberdayakan, sebagai salah satu solusi dalam melakukan pengembangan berbagai
metode pendidikan karakter bagi anak. Kemampuan media massa untuk mendidik sekaligus
memberikan pengaruh secara meluas tanpa tersekat ruang dan waktu merupakan keunggulan
khusus yang patut untuk dimanfaatkan. Apalagi konsumen media massa ada di hampir semua
kalangan, baik dari menengah ke atas, maupun menengah ke bawah. Hal ini tentu sangat
menguntungkan bagi pendidik untuk melakukan transfer ilmu kepada pembaca ataupun
pemirsanya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan karakter adalah suatu konsep dasar yang diterapkan ke dalam pemikiran
seseorang untuk menjadikan akhlak jasmani rohani maupun budi pekerti. Pendidikan karakter
harus diterapkan ke dalam pikiran seseorang sejak dini, remaja bahkan dewasa, sehingga
dapat membentuk karakter karakter seseorang menjadi lebih bernilai dan bermoral.
Pendidikan karakter adalah sebuah system yang menambahkan nilai-nilai karakter
pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad
serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga
terwujud manusia bermoral positif.
Menurut Lickona pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai
etika yang inti.
Menurut Suyanto definisi pendidikan karakter adalah sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.
B. PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA
Di Indonesia, dengan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini
makin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan
karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan. Semangat itu secara implisit ditegaskan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana
Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional.
Balitbang Kemendiknas telah menyusun grand design pendidikan karakter (2010),
dimana dijelaskan bahwa secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam
diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif,
konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah,
dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut
dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir
(intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development),
serta Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development).
Namun capaian realisasi pendidikan karakter di Indonesia masih minim. Hingga kini
masih banyak hambatan dalam merealisasikan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah di
Indonesia (Susanto, Ketua Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter).
Beberapa hambatan itu di antaranya kompetensi tenaga pendidik terkait pendidikan
karakter masih rendah, sedikit sekolah yang memiliki rencana aksi pendidikan karakter,
muatan karakter belum sepenuhnya diaplikasikan dalam aktivitas pembelajaran. Kemudian
buku bacaan guru yang bermuatan karakter sangat terbatas, banyak sekolah yang belum
memilikinya, ketersediaan perpustakaan siswa yang bermuatan karakter minim, dan banyak
guru yang belum mendapatkan pelatihan pendidikan karakter.
C. DASAR HUKUM PEMBINAAN PENDIDIKAN
1. Undang-Undang Dasar 1945.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
3. Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional.
4. Permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan.
5. Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi.
D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN
PENDIDIKAN KARAKTER
Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter Bangsa
NO NILAI
Religius
1.
DESKRIPSI
Sikap dan perilaku yang patuh terhadap agama yang
dianutnya, memiliki toleransi terhadap agama lain dan
hidup rukun bersama dengan pemeluk agama lain.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
Tahu
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,
dilihat, dan didengar.
10.
Semangat Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang
Kebangsaan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11.
Cinta Tanah Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi
Air
dan politik bangsa.
12.
Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
Prestasi
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
13.
Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
Komunikatif
Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Gemar
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Membaca
14.
15.
16.
Peduli
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan
upaya-upaya
untuk
memperbaiki
Lingkungan mengembangkan
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17.
18.
Peduli
Sosial
Tanggung
jawab
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
E. CARA MEMANFAATKAN MEDIA MASSA SEBAGAI ALTERNATIF SOSIALISASI
PENDIDIKAN KARAKTER
1. Membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan baik dalam segala tingkah laku
masyarakat.
2. Membuat sponsor yang berhubungan dengan pendidikan karakter melalui berbagai macam
media masa.
3. Memberikan sosialisasi mengenai pendidikan karakter melalui berbagai acara yang
menarik di media masa.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Media massa merupakan instrument utama dalam modernisasi proses pendidikan,
diantaranya mempercepat proses penuntasan wajar pendidikan, terutama bagi peserta didik
yang berada di daerah pinggiran. Untuk itu dalam memainkan perannya mencerdaskan
bangsa, media massa mampu menampilkan balance argumentation dan ada juga
keseimbangan antara hal yang positif dan negatif, sehingga informasi yang didapat
diharapkan mampu mencerdaskan siswa dan bisa meningkatkan mutu pendidikan.
Pendidikan karakter adalah suatu konsep dasar yang diterapkan ke dalam pemikiran
seseorang untuk menjadikan akhlak jasmani rohani maupun budi pekerti. Pendidikan karakter
harus diterapkan ke dalam pikiran seseorang sejak dini, remaja bahkan dewasa, sehingga
dapat membentuk karakter karakter seseorang menjadi lebih bernilai dan bermoral.
Kemampuan media massa untuk mendidik sekaligus memberikan pengaruh secara
meluas tanpa tersekat ruang dan waktu merupakan keunggulan khusus yang patut untuk
dimanfaatkan. Apalagi konsumen media massa ada di hampir semua kalangan, baik dari
menengah ke atas, maupun menengah ke bawah. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi
pendidik untuk melakukan transfer ilmu kepada pembaca ataupun pemirsanya.
B. SARAN
Pesatnya perkembangan media informasi saat ini, yang merupakan imbas dari
kebebasan pers, mendorong media massa untuk lebih berorientasi bisnis. Sehingga akhirakhir ini, berita yang muncul di media massa adalah berita-berita komersil, yang entah
disadari atau tidak, justru menghancurkan konsep pendidikan karakter. Sehingga, untuk
keberhasilan propaganda pendidikan karakter, sebaiknya media massa lebih arif dalam
pemilihan berita ataupun tayangan yang akan ditampilkan. Sebab, media massa secara
perlahan namun efektif, mampu membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana
seseorang melihat pribadi dan kehidupannya. Itulah mengapa, nilai-nilai yang terkandung
dalam pemberitaan media massa seharusnya memberikan manfaat.
Atau setidaknya mengembalikan manusia kepada kodratnya sebagai makhluk sosial
dan berbudaya. Sehingga pemulihan dan perbaikan martabat generasi muda dapat segera
dilakukan. Tentu saja peran media massa ini akan lebih berhasil apabila ada kerja sama yang
baik antara pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik, peserta didik serta orang tua dalam
mewujudkan pendidikan berkarakter di Indonesia.
Dengan program pendidikan karakter yang terus berkesinambungan, awal keberadaan
media massa sebagai penyedia informasi dan inisiator bagi perbaikan sistem pendidikan, serta
kerjasama yang baik dari semua elemen, maka ribuan anak bangsa mampu terselamatkan dari
kebodohan dan kebobrokan moral.
DAFTAR PUSTAKA
https://ml.scribd.com/doc/243194388
http://injakan.blogspot.com/2011/10/emosi-sebagai-pembentuk-kepribadian.html
https://arifinhakam.wordpress.com/karya-tulis-usaha-menciptakan-generasi-muda-yang-tangguh/
http://arius-satoni.blogspot.com/2012/11/karya-tulis-ilmiah.html.
LAMPIRAN
CONCLUSION
The mass media is the main instrument in the modernization of the educational process,
including reasonable speed up the process of completion of education, especially for students
who are in the suburbs. For that play a role in educating the nation, the media is able to
display the balance argumentation and there is also a balance between positive and negative,
so that the information obtained is expected to educate students and to improve the quality of
education.
Character education is a basic concept that is applied to the thought of someone to make
spiritual and physical character of character. Character education should be applied to the
person's mind from an early age, teenagers and even adults, so as to form the character of a
person's character becomes more valuable and immoral.
The ability of the media to educate while providing widespread influence without
insulated space and time are the special advantages that ought to be utilized. Moreover, the
mass media consumers in almost all people, both from the middle to the top, middle and
bottom. This is very beneficial for educators to transfer knowledge to the readers or viewers.
PENDIDIKAN KARAKTER
Disusun Oleh:
KHOIRI YANI
33311401029
TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK NEGERI MADURA
SURABAYA
2015
PEMANFAATAN MEDIA MASSA SEBAGAI ALTERNATIF SOSIALISASI
PENDIDIKAN KARAKTER
Disusun Oleh:
KHOIRI YANI
33311401029
TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK NEGERI MADURA
SURABAYA
2015
SURAT PERNYATAAN
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Khoiri Yani
Tempat/tanggal lahir : Ngawi, 18 Februari 1995
Program studi
: Teknik Bangunan Kapal
Judul karya ilmiah
: Pemanfaatan Media Massa Sebagai Alternatif Sosialisasi
Pendidikan Karakter
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan pada
kegiatan pemilihan Mawapres ini adalah benar karya saya sendiri atau bukan merupakan
plagiasi.
Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan
bukan karya saya sendiri/plagiasi, saya bersedia menerima sanksi dalam bentuk pembatalan
predikat Mawapres.
Surabaya, 29 Maret 2015
Yang menyatakan,
(Khoiri Yani)
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis berjudul “Pemanfaatan Media Massa Sebagai Alternatif Sosialisasi Pendidikan
Karakter” telah disahkan pada:
Hari
: Senin
Tanggal
: 30 Maret 2015
Karya tulis oleh
: Khoiri Yani
NRP
: 33311401029
Untuk memenuhi persyaratan mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah dalam rangka Pemilihan
Mahasiswa berprestasi 2015.
Wakil Direktur 1
Politeknik Negeri Madura
(DR. Arman Jaya, ST.,MT.)
NIP. 196602081989031002
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua
2. Dosen Politeknik Negeri Madura
3. Teman-teman Mahasiswa Seluruh Indonesia
KATA PENGANTAR
ال ح يم ح ه ال ر ه ب سم
ه ال ح د
يه ر
ال ع ل. ر سى له د ا ا ا ش د ل ه شري ك ا حده ه ا ا ال ه ا ا ا ش د
ب عده ب ى ا. د ا س يد ع لى س لم صل ال ل م
اج ع يه صح به ال ه ع لى. ب عد ام.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini meskipun dalam prosesnya banyak sekali halangan dan hambatan. Namun
demikian, Penulis sadari dengan sepenuh hati bahwa ini adalah benar-benar pertolongan
Allah SWT.
Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai figur
teladan dalam dunia pendidikan yang patut kita tiru. Penyusunan karya tulis ilmiah ini
merupakan kajian singkat tentang “Pemanfaatan Media Massa Sebagai Alternatif Sosialisasi
Pendidikan Karakter”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini, jadi Penulis mohon kritik dan sarannya untuk Karya Tulis Ilmiah ini, supaya
karya ini menjadi lebih baik dan lebih sempurna lagi di masa-masa yang akan datang.
Surabaya, 29 Maret 2015
(Khoiri Yani)
ABSTRAK
Media massa adalah sarana komunikasi dan rekreasi yang menjangkau masyarakat
secara luas, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Pada era kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi sekarang ini, masyarakat harus
jeli dan cerdas dalam memanfaatkan hal tersebut.
Media massa merupakan salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar dalam
pembentukan karakter masyarakat, hal ini dikarenakan media massa merupakan pilar kelima
pendidikan setelah keluarga, sekolah, masyarakat, dan rumah ibadah. Karakter adalah sifatsifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yg membedakan seseorang dengan yg lain.
Kepribadian suatu bangsa sangat bergantung pada karakter masyarakat yang ada di dalamnya.
Karakter dapat dibentuk lewat berbagai macam alternatif, salah satunya adalah media
massa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rekonstruksi terhadap metode
pembelajaran konvesional (umum), terutama pendidikan karakter pada anak. Karena
pendidikan karakter akan membentuk watak anak hingga menjadi generasi yang tidak hanya
mumpuni namun juga berjiwa intelektual serta beragama. Dan masyarakat yang berkarakter
akan membentuk suatu kepribadian bangsa yang kuat.
Kata kunci: media massa, pendidikan karakter.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN..............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................iv
KATA PENGANTAR..................................................................................................v
ABSTRAK.................................................................................................................vi
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................................1
A.
B.
C.
D.
LATAR BELAKANG.................................................................................1
RUMUSAN MASALAH.............................................................................2
TUJUAN...................................................................................................2
MANFAAT.................................................................................................2
BAB II: KAJIAN TEORI............................................................................................3
A. PENDIDIKAN KARAKTER.......................................................................3
B. PERAN MEDIA MASSA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER...................4
BAB III: PEMBAHASAN..........................................................................................5
A.
B.
C.
D.
PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER................................................5
PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA..............................................5
DASAR HUKUM PEMBINAAN PENDIDIKAN..........................................6
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN
PENDIDIKAN KARAKTER.............................................................................6
E. CARA MEMANFAATKAN MEDIA MASSA SEBAGAI ALTERNATIF
SOSIALISASI PENDIDIKAN KARAKTER.........................................................8
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................9
A. KESIMPULAN...........................................................................................9
B. SARAN.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11
LAMPIRAN.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era modern ini media masa memiliki peranan besar dalam pendidikan non formal
dan informal, yaitu dalam transfer informasi tentang materi pendidikan. Untuk itu dalam
mengaplikasikan perannya mencerdaskan bangsa, media massa mampu menampilkan
keseimbangan argumentasi dan ada juga keseimbangan antara hal yang positif dan negatif,
sehingga informasi yang diperoleh diharapkan mampu mencerdaskan siswa dan bisa
meningkatkan mutu pendidikan.
Selama ini pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan aspek kognitif atau aspek
intelektual yang mengedepankan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan berpikir. Bagi
negara berkembang mengutamakan penyerapan ilmu pengetahuan dimaksudkan untuk
mengejar ketinggalan terhadap negara yang telah maju.
Lembaga pendidikan mampu mencetak lulusan yang hafal teori-teori pelajaran, pintar
menjawab soal-soal pertanyaan, dan selembar surat tanda tamat belajar dengan nilai tinggi.
Namun belum mampu mencetak manusia-manusia bermoral dan beriman, serta siap
menghadapi tantangan, jujur, disiplin, dan bertanggungjawab. Dan pada kenyataannya,
pendidikan hanya mencari nilai bukan ilmu, pendidikan hanya sebagai syarat bukan
pengetahuan, maka ditempuh dengan berbagai macam cara untuk mewujudkannya. Akhirnya
yang muncul lulusan-lulusan yang siap kerja tapi tidak bisa bekerja, siap naik karier tapi tidak
mampu berpikir dan siap meraih prestasi tapi tidak dapat beradaptasi.
Untuk itu, Indonesia sebagai negara yang siap maju, membutuhkan manusia-manusia
berkarakter sesuai dengan kepribadian bangsa, negara dan agama. Salah satu upaya
mewujudkannya adalah melalui pendidikan berkarakter dengan menggunakan alternatif
media massa.
B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
2. Bagaimana pendidikan karakter di Indonesia selama ini?
3. Apa saja dasar hukum pembinaan pendidikan karakter di Indonesia?
4. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan karakter?
5. Bagaimana cara memanfaatkan media massa sebagai alternatif sosialisasi pendidikan
karakter?
C. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan ini adalah:
1. Memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter.
2. Mengetahui bagaimana pendidikan karakter di Indonesia selama ini.
3. Mengetahui apa saja dasar hukum pendidikan karakter.
4. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan karakter.
5. Mengetahui bagaimana cara memanfaatkan media massa sebagai alternatif sosialisasi
pendidikan karakter.
D. MANFAAT
Manfaat dalam penulisan ini adalah:
1. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mensosialisasikan pendidikan karakter
yaitu melalui media massa.
2. Meningkatkan pendidikan karakter bangsa.
3. Untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era globalisasi, dimana
perubahan-perubahan terjadi begitu cepat, masyarakat harus memiliki ketahanan karakter
dan pribadi yang kuat.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENDIDIKAN KARAKTER
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 UU
Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak
mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter,
sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter
yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona,
tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan
karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi
cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak
menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi
segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh mengatakan, setidaknya ada tiga konsep
pendidikan karakter yang harus diaktualisasikan. Pertama, pendidikan karakter yang
menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk Tuhan. Di sinilah seorang anak dibimbing untuk
lebih bersahaja, menumbuhkan rasa cinta kasih, dan melihat tindakan kekerasan adalah hal
yang merugikan, baik bagi diri sendiri, maupun orang lain. Turunan dari konsep ini adalah
kejujuran dan optimisme dalam melihat setiap kemungkinan yang ada.
Kedua, karakter yang berkaitan dengan keilmuan. Konsep ini menjabarkan tentang
pentingnya menghidupkan budaya intelektual anak: membiasakan anak terhadap segala
sesuatu yang berkaitan dengan keilmuan. Dari sinilah akan lahir ide-ide kreatif dan inovatif
dalam berbagai disiplin ilmu. Selain itu, meningkatnya kesadaran keilmuan akan turut
meningkatkan dominasi pertimbangan rasionalitas dibanding emosional. Hal ini diharapkan
mampu menekan angka kekerasan yang akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan.
Konsep ketiga yaitu kecintaan dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Konsep ini
dapat dimulai dengan menceritakan perjuangan para pahlawan, sehingga pada saat ini
masyarakat Indonesia dapat menghirup udara kebebasan, kemudian dengan menanamkan
nilai-nilai ke-bhinekaa-an serta menanamkan semangat bela negara. Selain itu kecintaan
terhadap Indonesia juga bisa diwujudkan dengan mempergunakan produk buatan dalam
negeri.
B. PERAN MEDIA MASSA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
Media masa dapat memainkan peranan besar dalam pendidikan non formal dan
informal, yaitu dalam transfer informasi tentang materi pendidikan. Media massa mampu
memberikan informasi yang sangat kaya, uptodate bahkan kualitas informasinya pun sangat
baik dan tinggi, serta dapat mentransformasikan nilai-nilai pendidikan melalui informasi yang
didesiminasikan yang memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat terutama dalam
perbaikan martabat manusia.
Media massa juga sudah menjadi instrument utama dalam modernisasi proses
pendidikan, diantaranya mempercepat proses penuntasan wajar pendidikan, terutama bagi
peserta didik yang berada di daerah pinggiran. Untuk itu dalam memainkan perannya
mencerdaskan bangsa, media massa mampu menampilkan balance argumentation dan ada
juga keseimbangan antara hal yang positif dan negatif, sehingga informasi yang didapat
diharapkan mampu mencerdaskan siswa dan bisa meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut Mulkan (2007), sebagai salah satu kekuatan dunia, media massa memiliki
beberapa peran di antaranya menyiarkan informasi (to inform), mendidik (to educate),
menghibur (to entertain), dan mempengaruhi (to influance). Peran inilah yang seharusnya
bisa diberdayakan, sebagai salah satu solusi dalam melakukan pengembangan berbagai
metode pendidikan karakter bagi anak. Kemampuan media massa untuk mendidik sekaligus
memberikan pengaruh secara meluas tanpa tersekat ruang dan waktu merupakan keunggulan
khusus yang patut untuk dimanfaatkan. Apalagi konsumen media massa ada di hampir semua
kalangan, baik dari menengah ke atas, maupun menengah ke bawah. Hal ini tentu sangat
menguntungkan bagi pendidik untuk melakukan transfer ilmu kepada pembaca ataupun
pemirsanya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan karakter adalah suatu konsep dasar yang diterapkan ke dalam pemikiran
seseorang untuk menjadikan akhlak jasmani rohani maupun budi pekerti. Pendidikan karakter
harus diterapkan ke dalam pikiran seseorang sejak dini, remaja bahkan dewasa, sehingga
dapat membentuk karakter karakter seseorang menjadi lebih bernilai dan bermoral.
Pendidikan karakter adalah sebuah system yang menambahkan nilai-nilai karakter
pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad
serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga
terwujud manusia bermoral positif.
Menurut Lickona pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai
etika yang inti.
Menurut Suyanto definisi pendidikan karakter adalah sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.
B. PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA
Di Indonesia, dengan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini
makin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan
karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan. Semangat itu secara implisit ditegaskan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana
Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional.
Balitbang Kemendiknas telah menyusun grand design pendidikan karakter (2010),
dimana dijelaskan bahwa secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam
diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif,
konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah,
dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut
dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir
(intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development),
serta Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development).
Namun capaian realisasi pendidikan karakter di Indonesia masih minim. Hingga kini
masih banyak hambatan dalam merealisasikan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah di
Indonesia (Susanto, Ketua Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter).
Beberapa hambatan itu di antaranya kompetensi tenaga pendidik terkait pendidikan
karakter masih rendah, sedikit sekolah yang memiliki rencana aksi pendidikan karakter,
muatan karakter belum sepenuhnya diaplikasikan dalam aktivitas pembelajaran. Kemudian
buku bacaan guru yang bermuatan karakter sangat terbatas, banyak sekolah yang belum
memilikinya, ketersediaan perpustakaan siswa yang bermuatan karakter minim, dan banyak
guru yang belum mendapatkan pelatihan pendidikan karakter.
C. DASAR HUKUM PEMBINAAN PENDIDIKAN
1. Undang-Undang Dasar 1945.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
3. Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional.
4. Permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan.
5. Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi.
D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN
PENDIDIKAN KARAKTER
Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter Bangsa
NO NILAI
Religius
1.
DESKRIPSI
Sikap dan perilaku yang patuh terhadap agama yang
dianutnya, memiliki toleransi terhadap agama lain dan
hidup rukun bersama dengan pemeluk agama lain.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
Tahu
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,
dilihat, dan didengar.
10.
Semangat Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang
Kebangsaan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11.
Cinta Tanah Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi
Air
dan politik bangsa.
12.
Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
Prestasi
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
13.
Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
Komunikatif
Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Gemar
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Membaca
14.
15.
16.
Peduli
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan
upaya-upaya
untuk
memperbaiki
Lingkungan mengembangkan
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17.
18.
Peduli
Sosial
Tanggung
jawab
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
E. CARA MEMANFAATKAN MEDIA MASSA SEBAGAI ALTERNATIF SOSIALISASI
PENDIDIKAN KARAKTER
1. Membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan baik dalam segala tingkah laku
masyarakat.
2. Membuat sponsor yang berhubungan dengan pendidikan karakter melalui berbagai macam
media masa.
3. Memberikan sosialisasi mengenai pendidikan karakter melalui berbagai acara yang
menarik di media masa.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Media massa merupakan instrument utama dalam modernisasi proses pendidikan,
diantaranya mempercepat proses penuntasan wajar pendidikan, terutama bagi peserta didik
yang berada di daerah pinggiran. Untuk itu dalam memainkan perannya mencerdaskan
bangsa, media massa mampu menampilkan balance argumentation dan ada juga
keseimbangan antara hal yang positif dan negatif, sehingga informasi yang didapat
diharapkan mampu mencerdaskan siswa dan bisa meningkatkan mutu pendidikan.
Pendidikan karakter adalah suatu konsep dasar yang diterapkan ke dalam pemikiran
seseorang untuk menjadikan akhlak jasmani rohani maupun budi pekerti. Pendidikan karakter
harus diterapkan ke dalam pikiran seseorang sejak dini, remaja bahkan dewasa, sehingga
dapat membentuk karakter karakter seseorang menjadi lebih bernilai dan bermoral.
Kemampuan media massa untuk mendidik sekaligus memberikan pengaruh secara
meluas tanpa tersekat ruang dan waktu merupakan keunggulan khusus yang patut untuk
dimanfaatkan. Apalagi konsumen media massa ada di hampir semua kalangan, baik dari
menengah ke atas, maupun menengah ke bawah. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi
pendidik untuk melakukan transfer ilmu kepada pembaca ataupun pemirsanya.
B. SARAN
Pesatnya perkembangan media informasi saat ini, yang merupakan imbas dari
kebebasan pers, mendorong media massa untuk lebih berorientasi bisnis. Sehingga akhirakhir ini, berita yang muncul di media massa adalah berita-berita komersil, yang entah
disadari atau tidak, justru menghancurkan konsep pendidikan karakter. Sehingga, untuk
keberhasilan propaganda pendidikan karakter, sebaiknya media massa lebih arif dalam
pemilihan berita ataupun tayangan yang akan ditampilkan. Sebab, media massa secara
perlahan namun efektif, mampu membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana
seseorang melihat pribadi dan kehidupannya. Itulah mengapa, nilai-nilai yang terkandung
dalam pemberitaan media massa seharusnya memberikan manfaat.
Atau setidaknya mengembalikan manusia kepada kodratnya sebagai makhluk sosial
dan berbudaya. Sehingga pemulihan dan perbaikan martabat generasi muda dapat segera
dilakukan. Tentu saja peran media massa ini akan lebih berhasil apabila ada kerja sama yang
baik antara pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik, peserta didik serta orang tua dalam
mewujudkan pendidikan berkarakter di Indonesia.
Dengan program pendidikan karakter yang terus berkesinambungan, awal keberadaan
media massa sebagai penyedia informasi dan inisiator bagi perbaikan sistem pendidikan, serta
kerjasama yang baik dari semua elemen, maka ribuan anak bangsa mampu terselamatkan dari
kebodohan dan kebobrokan moral.
DAFTAR PUSTAKA
https://ml.scribd.com/doc/243194388
http://injakan.blogspot.com/2011/10/emosi-sebagai-pembentuk-kepribadian.html
https://arifinhakam.wordpress.com/karya-tulis-usaha-menciptakan-generasi-muda-yang-tangguh/
http://arius-satoni.blogspot.com/2012/11/karya-tulis-ilmiah.html.
LAMPIRAN
CONCLUSION
The mass media is the main instrument in the modernization of the educational process,
including reasonable speed up the process of completion of education, especially for students
who are in the suburbs. For that play a role in educating the nation, the media is able to
display the balance argumentation and there is also a balance between positive and negative,
so that the information obtained is expected to educate students and to improve the quality of
education.
Character education is a basic concept that is applied to the thought of someone to make
spiritual and physical character of character. Character education should be applied to the
person's mind from an early age, teenagers and even adults, so as to form the character of a
person's character becomes more valuable and immoral.
The ability of the media to educate while providing widespread influence without
insulated space and time are the special advantages that ought to be utilized. Moreover, the
mass media consumers in almost all people, both from the middle to the top, middle and
bottom. This is very beneficial for educators to transfer knowledge to the readers or viewers.