METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN TARIKH

  METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN TARIKH Asih Suprapti SD Muhammadiyah Menguri Asihsuprapti1988@gmail.com

  

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Tarikh dengan

menerapkan metode sosiodrama kelas IV SD Muhammadiyah Menguri. Penelitian

tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart melalui dua

siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah Menguri

yang berjumlah 13 siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan

dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan metode sosiodrama,

motivasi dan prestasi belajar tarikh mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Rata-

rata persentase motivasi belajar siswa pada prasiklus sebesar 51,28% meningkat menjadi

62,82% pada siklus I dan pada siklus II menjadi 76,93%. Sedangkan prestasi belajar

siswa juga mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siswa dari kemampuan awal sebesar

48,07 dengan jumlah 0 (0%) yang memenuhi KKM meningkat menjadi 76,54 dengan

jumlah siswa 7 (53,84%) yang memenuhi KKM pada siklus I. Sedangkan pada siklus II

nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 81,15 dengan jumlah 10 siswa (76,92%) yang

memenuhi KKM.

  Kata kunci: Sosiodrama, Motivasi dan Prestasi Belajar Tarikh.

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017 PENDAHULUAN

  K e g i a t a n b e l a j a r m e r u p a k a n kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut Muhibbin Syah (2005: 63) bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan yang bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para peserta didik menuju perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut adalah perubahan intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran.

  Dalam hal ini pendidikan agama juga memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan umatmanusia. Agama dijadikan sebagai pedoman dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari akan pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Zuhairini (1983: 45) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan agama yakni membimbing anak agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama,dan negara.

  Dalam hal ini upaya peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut padaakhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensiyang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Sebagaimana tertuang dalam Standar Kelulusan (SKL) PendidikanAgama Islam Tingkat Sekolah Dasar bahwa siswa mampu menceritakan kisah nabi- nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut. Hal ini menandakan betapa pentingnya Pendidikan Islam untuk generasi umat Islam selanjutnya.

  Pembelajaran materi tarikh pada tingkat sekolahdasar masih memiliki banyak hambatan. Keberadaan ba- nyaknya hambatan dalam pembelajar- an tersebut menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap tarikh. Hambatan-hambatan yang ditemui pada umumnya antara lain: rendahnya keterampilan guru dalam mengajar, kurangnya sarana dan prasarana peng- ajaran, dan siswa masih menganggap materi tarikh sebagai materi yang susah dipahami dan membosankan.

  Masalah-masalah tersebut juga d i t e m u i d i S D M u h a m m a d i y a h Menguri Hargotirto.Hasil refleksi awal menunjukkan bahwa siswa kelas

  IV SD Muhammadiyah Menguri masihmemiliki pemahaman yang rendah terhadap mata pelajaran PAI materi tarikh. Hal tersebut terbukti dari

  Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

  nilai ulangan harian dannilai UAS tahun

  pelajaran 2015/2016 lalu yang sebagian besar masih rendah. Dari keseluruhan siswa kelas IV yang berjumlah 13 siswa, tidak ada siswa satu pun (0%) yang dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 nilai tertinggi yang diperoleh yakni 70. Hasil refleksi awal tersebut membuktikan adanya masalah dalam proses pembelajaran PAI mata pelajaran tarikh di kelas IV SD Muhammadiyah Menguri. Selain itu hasil dari observasi di lapangan diketahui bahwa materi tarikh termasuk materi yang sulit dipahami oleh mereka.

  Pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas untuk materi tersebut, ditemukan banyak siswa yang kurang berminat mengi- kuti pelajaran,respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru kurang baik. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Dari sisi guru, diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan dalam pro- ses belajar mengajar kurang tepat. Hal tersebut membuat kurangnya interaksi positif antara guru dan siswa. Proses pertukaran informasi yang terjadi hanya searah, yaitu dari guru ke siswa. Guru menerangkan sedangkan siswa diam. Guru bertanya sedangkan siswa men- jawab atau diam.Dari latar belakang permasalahan yang ada, dalam peneli- tianini digunakan metode sosiodrama, dalam menyampaikan materi supaya dapat meningkatkanmotivasi dan pres- tasi belajar tarikh.

  P r e s t a s i b e l a j a r m e r u p a k a n cerminan dari tingkatan yangmampu dicapai oleh mahasiswa dalam meraih tujuan yang sudahditetapkan disetiap bidang studi.Menurut Muhibbin Syah secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu “faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.” Faktor Internal merupakan faktor dari dalam diri siswa yang meliputi 2 aspek, yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapatmempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

  Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa.Motivasi belajar menurut Nanang Hanafiah (2009: 26) merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force) atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  H a m z a h B . U n o ( 2 0 0 6 : 2 3 ) mengemukakan bahwa “motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.” Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Ciri- ciri motivasi belajar menurut Sardiman (1996: 83) antara lain tekun dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

  dari luar untuk berprestasi setinggi mungkin, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dan senang mencari dan memecahkan masalah soal- soal. Adapun fungsi motivasi menurut Sardiman (1996: 85) yakni mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.

  Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa diperlukan suatu metode yang dapat menarik siswa dalam pembelajaran tarikh. Salah satu metode yang sesuai dengan mata pelajaran tarikh adalah metode sosiodrama. Sosiodrama menurut Zuhairini (1983: 101) yakni bentuk metode mengajar dengan mendramakan/memerankan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode sosiodrama ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (kehidupan sosial). Tujuan dari metode ini yakni untuk menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, melatih anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologis serta melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.

  Langkah-langkah menggunakan Metode Sosiodrama menurut Usman B a s y i r u d d i n ( 2 0 0 2 : 5 2 ) d a l a m melaksanakan teknik sosiodrama antara lain tahap persiapan yakni menentukan pokok masalah yang akan didramatisasikan menentukan para pemain, dan mempersiapkan para siswa sebagai pendengar yang menyaksikan jalannya cerita, tahap pelaksanaan yakni setelah masalah dan pemainnya dipersiapkan, dipersilahkan kepada mereka untuk mendramatisasikan masalah selama 4-5 menit menurut pendapat dan inisiasi mereka sendiri, dan tahap tindak lanjut yakni sosiodrama tidak hanya berakhir pada pelaksanaan dramatisasi, melainkan hendaknya dapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau analisis persoalan.

  Zuhairini (1983: 102) menyebutkan m e t o d e s o s i o d r a m a m e m p u n y a i kelebihan-kelebihan antara lain ialah: melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian, metode ini akan lebih menarik perhatian anak, sehingga suasana kelas lebih hidup, anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri, dan melatih anak-anaksupaya dapat menyusun buah pikiran dengan teratur.

  Adapun kelemahan dari Metode sosiodrama antara lain: metode ini membutuhkan waktu cukup panjang, memerlukan persiapan yang teliti dan matang, serta kadang-kadang anak-anak tidak mau memerankan suatu adegan, karena malu.

  Metode sosiodrama merupakan salah satu cara yang dipakai untuk memecahkan masalah, dalam aplika- sinya yakni untuk melihat motivasi dan prestasi belajar siswa. Untuk me- nerapkan metode sosiodrama tersebut diperlukan sebuah tindakan penelitian. Bentuk penelitian yang dilakukan ada-

  Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

  Refleksi ?

  1 0% ≤ P ≤ 25% Rendah

  No Persentase Keterangan

  Klasifikasi Persentase Skor Motivasi Belajar Siswa

  Hasil skor kemudian dianalisis dengan pedoman sebagai berikut: Tabel 3. 2

  x 100%

  lah penelitian tindakan kelas (classroom

  4 76% ≤ P ≤ 100% Tinggi

  Untuk menganalisis data tes prestasi belajar siswa diberikan tes obyektif atau pilihan ganda dengan jumlah soal 20 butir. Metode yang digunakan adalah

  3 51% ≤ P ≤ 75% Sedang

  SIKLUS I Pengamatan Perencanaan

  tindakan yang digunakan adalah model Kemmis dan Tanggart, yang dapat di- gambarkan sebagai berikut:

  vation), refleksi (reflecting). Prosedur

  Tanggart, prosedur penelitian tindakan dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus) yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Pene- litian ini dilaksanakan dalam dalam dua siklus, yaitusiklus pertama dan siklus ke dua. Pada siklus satu dan siklus dua dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (obser-

  classroomaction research Kemmis dan

  Kelas (PTK) ini minimal dilakukan dengan dua siklus. Menurut metode

  action research).Penelitian Tindakan

  2 26% ≤ P ≤ 50% Kurang

SIKLUS II

  Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

  Pengamatan Pelaksanaan Pelaksanaan Refleksi

  rights only yaitu dengan memberi skor

  1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah ataupun tidak dijawab. Setelah mendapatkan skor dari masing-masing siswa, maka selanjutnya mengkonversi skor siswa ke dalam bentuk nilai. Dalam praktek penilaian menurut Ngalim Purwanto (2013: 207) terdapat dua macam acuan patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Normal (PAN).Pada penelitian digunakan PAP untuk mengelola hasil tes belajar yaitu penilaian yang mengubah skor menjadi nilai berdasarkan skor maksimum yang menjadi acuan.Acuan yang digunakan untuk memberikan penilaian adalah s k o r m a k s i m u m . P a d a a c u a n i n i skor diinterpretasikan berdasarkan

  Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis seberapa besar tingkat motivasi siswa yang berpedoman pada lembar observasi motivasi siswa. Penilaian dilihat dari hasil skor siswa pada lembar observasi yang digunakan. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: menghitung jumlah siswa sesuai dengan masing-masing indikator yang ada pada lembar observasi,skor keseluruhan kemudian dikomulatifkan, kemudian skor keseluruhan dicari dengan rumus:

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

  pencapaian tujuan tertentu. Rumus diamati, dengan rata-rata peningkatan yang digunakan untuk menghitung nilai dari siklus I ke siklus berikutnya minimal adalah sebagai berikut: 5%.Sedangkan, untuk prestasi belajar siswa ditandai dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa yang dilihat dari hasil tes prestasi belajar tarik akhir

  Keterangan: siklus I dan siklus II, dengan rata-rata N : Nilai peningkatan dari siklus I ke siklus II P : Skor yang diperoleh minimal 5% dan jumlah siswa yang Q : Skor maksimum tuntas belajar minimal 75% siswa dari seluruh siswa dengan KKM ≥ 75.

  Menurut Sudjana (1996: 67) dalam menghitung nilai rata-rata hasil belajar

HASIL DAN PEMBAHASAN

  mereka dengan menggunakan rumus Sebelum tindakan kelas dilaksanakan sebagai berikut: hasil refleksi awal menunjukkan bahwa siswa kelas IV SD Muhammadiyah Menguri masihmemiliki pemahaman yang rendah terhadap mata pelajaran

  Keterangan: PAI materi tarikh. Hal tersebut dapat

  X= nilai rata-rata dilihat dari nilai ulangan harian dannilai ΣX = Jumlah nilaiindividu siswa

  UAS tahun pelajaran 2015/2016 lalu N = Banyaknya siswa yang sebagian besar masih rendah.

  Dari keseluruhan siswa kelas IV yang D a n m e n g h i t u n g p e r s e n t a s e berjumlah 13 siswa, tidak ada siswa ketuntasan siswa yang mendapat nilai satu pun (0%) yang dapat mencapai lebih dari 75 dengan menggunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu rumus sebagai berikut:

  75nilai tertinggi yang diperoleh yakni

  x100% 70.

  Selain itu hasil dari observasi di lapangan diketahui bahwa materi tarikh Keterangan: termasuk materiyang sulit dipahami. P = persentase

  Pada saat proses kegiatan belajar

  s= banyak siswa yang tuntas

  n = jumlah keseluruhan siswa mengajar berlangsung di kelas untuk materi tersebut, ditemukan banyak siswa yang kurang berminat mengikuti

  Indikator keberhasilan tindakan pelajaran, respon siswa terhadap dalam penelitian ini yakni meningkatnya pertanyaan-pertanyaan yangdiajukan m o t i v a s i b e l a j a r s i s w a s e l a m a pembelajaran dengan menggunakan oleh guru kurang baik. Siswa kurang metode pembelajaran sosiodrama yang aktif dalam mengikutipelajaran. Dari sisi guru, diketahui bahwa metode dilihat dari peningkatan persentase mengajar yang digunakan dalam proses lembar oservasi setiap siklus yang

  Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

  2 Siswa selalu memperhati- kan penjela- san guru

  b) Hasil Tes Evaluasi Prestasi Belajar Siswa Pada akhir pembelajaran Siklus I setelah pelaksanaan tindakan diadakan evaluasi dengan tes.

  Rata-Rata 62,82% Sedang

  6 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 8 46,15% Kurang

  5 Siswa berani mengajukan pendapat kepada guru/ siswa lain 5 38,47% Kurang

  4 Siswa berseman- gat dalam mengerjakan tugas 11 84,62% Tinggi

  6 46,15% Kurang

  3 Siswa merespon pertanyaan guru

  7 53,85% Sedang

  12 92,31% Tinggi

  belajar mengajar kurang tepat. Hal tersebut membuat kurangnya interaksi positif antara guru dan siswa.

  1 Siswa aktif dalam proses pembela- jaran.

  No Indikator Ju- mlah Persentase Klasifi- kasi

  SiswaPada Siklus I

  Tabel 1 Hasil Observasi Motivasi Belajar

  a) Hasil lembar observasi motivasi belajar siswa Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran tarikh di kelas berlangsung. Peneliti dibantu seorang pengamat mengamati motivasi belajar siswa sesuai indikator yang telah dibuat.Adapun hasil lembar observasi dapat dilihat dalam tabel berikut.

  Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan metode sosiodrama (bermain peran) . Selama proses pembelajaran peneliti melakukan kolaborasi dengan teman d an g ur u mata p elajar an dalam melakukan pengamatan proses pembelajaran, pembagian LKS, soal evaluasi, dan lembar jawab. 3) Pengamatan Tindakan Siklus I

  P e l a k s a n a a n t i n d a k a n k e l a s dilaksanakan pada 04 Oktober 2016, pada jam kelima – keenam yaitu pukul 09.35- 10.45 WIB. Materi yang dibahas adalah Kisah penciptaan Nabi Adam AS, Kehidupan Nabi Adam di surga dengan proses pembelajaran menggunakan metode sosiodrama.

  Pada tahap perencanaan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau kegiatan Pembelajaran dengan metode sosiodrama (bermain peran), menyiapkan materi pelajaran, serta instrument penelitian untuk memantau proses pembelajaran berbasis metode sosiodrama (bermain peran), dan menyusun soal tes evaluasi akhir siklus. 2) Pelaksanaan

  a. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 1) Perencanaan

  Tingkat keberhasilan prestasi

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

  belajar siswa dalam mata pelajaran siswa) berkategori cukup.Namun masih Tarikh adalah minimal 75% dari ada indikator yang belum mengalami jumlah siswa mencapai nilai sesuai peningkatan yang signifikan. Sedangkan dengan kriteria ketuntasan minimal hasil nilai rata-rata prestasi belajar siswa sekolah yakni 75. pada siklus I mengalami kenaikan jika Setelah dievaluasi nilai rata-rata dibandingkan dengan pra siklus Hal ini tes pada Siklus I adalah 76,54. berdasarkan nilai awal rata-rata siswa Berdasarkan siklus I diperoleh nilai dari 48,07 menjadi 76,54 pada siklus I tertinggi 100 sedang nilai terendah dengan persentase ketuntasan 53,84%. adalah 60.Berikut persentase Namun siswa yang memenuhi KKM jumlah siswa yang tuntas dan tidak masih kurang dari 75%.Dari keterangan tuntas.Persentase jumlah siswa tersebut, peneliti melanjutkan pada yang tuntas: siklus II karena belum mencapai indikator keberhasilan. =

  b. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II Sedangkan persentase untuk siswa

  1) Perencanaan yang belum tuntas adalah: Dari hasil refleksi siklus I, maka pada siklus II peneliti sebagai guru pengajar

  = lebih meningkatkan dan memperbaiki strategi serta kegiatan pembelajaran

  Berikut inidisajikan hasil prestasi seperti, guru memanfaatkan waktu belajar siklus I dalam bentuk dengan efisien atau menyesuaikan diagram. penggunaan alokasi waktu pada saat menjelaskan materi, serta penerapan

  100 100 metode sosiodrama.

  50

  50

  2) Pelaksanaan P e r t e m u a n p a d a s i k l u s I I dilaksanakan pada 13 Oktober 2016, pada jam kelima – keenam yaitu pukul 09.35- 10.45 WIB. Materi yang dibahas adalah perjuangan dakwah Nabi Ibrahim

  Gambar 2. Diagram Hasil Evaluasi As dengan menggunakan metode

  Prestasi Belajar Siswa Siklus I sosiodrama.Sebelum pelaksanaan peneliti mempersiapkan Rencana

  4) Refleksi

  Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dari hasil observasi motivasi tentang materi yang akan diajarkan, belajar siswa dengan menggunakan m e n y u s u n d a n m e m p e r s i a p k a n metode sosiodrama secara keseluruhan instrument penelitian seperti lembar mengalami peningkatan pada siklus observasi, lembar kerja siswa (LKS) I diperoleh 46% (6 siswa) memiliki dan soal evaluasi siklus II. kategori motivasi baik dan 54% (7

  3) Pengamatan Data Hasil obervasi

  Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

  dan Tes Evaluasi Belajar Tarikh Sedangkan persentase untuk siswa Siswa Siklus II yang belum tuntas adalah:

  a. Hasil lembar observasi motivasi = belajar siswa

  Adapun hasil lembar observasi Hasil evaluasi prestasi belajar siswa dapat dilihat dalam tabel berikut.

  Siklus II disajikan dalam bentuk diagram berikut. Tabel 2

  Hasil Observasi Motivasi Belajar

  100

  Siswa Siklus II

  80

  60 No. Indikator Persentase Klasifikasi

  40

  20

  1 Siswa aktif dalam 92,31% Tinggi proses pembelajaran. siswa yang siswa yang ketuntasan nilai siswa tertinggi terendah terendah Banyak Banyak Persentase Rata-rata Nilai Nilai Nilai tuntas belum

  2 S i s w a s e l a l u 53,85% Sedang tuntas m e m p e r h a t i k a n penjelasan guru

  3 S i s w a m e r e s p o n 84,62% Tinggi

  Gambar 3. Diagram Hasil Evaluasi

  pertanyaan guru

  Prestasi Belajar Siswa Siklus II

  4 Siswa bersemangat 100% Tinggi dalam mengerjakan

  4)

  tugas Refleksi

  Dari hasil observasi motivasi

  5 S i s w a b e r a n i 53,85% Sedang m e n g a j u k a n

  belajar siswa dengan menggunakan

  p e n d a p a t k e p a d a

  metode sosiodrama secara keseluruhan

  guru/siswa lain

  mengalami peningkatan pada siklus

  6 S e n a n g m e n c a r i 76,92% Tinggi

  I diperoleh 46% (6 siswa) memiliki

  dan memecahkan masalah soal-soal

  motivasi kategori baik dan 54% (7

  Rata-Rata Tinggi

  siswa) berkategori cukup.Sedangkan

  76,93%

  pada siklus II diperoleh 38% (5 siswa) memiliki motivasi kategori sangat baik b. Hasil Tes Evaluasi Prestasi Belajar dan 62% (8 siswa) berkategori baik.

  Siswa Dari rata-rata hasil tes prestasi

  Setelah dievaluasi nilai rata-rata belajar siswa pada siklus II mengalami tes pada Siklus II adalah 81,15. peningkatan dibandingkan dengan

  Berdasarkan siklus II diperoleh nilai siklus I. Pada siklus I siswa yang tertinggi 95 sedang nilai terendah tuntas adalah 7 siswa (54%) dengan adalah 70.Berikut persentase nilai rata-rata 76,54. Sedangkan pada jumlah siswa yang tuntas dan tidak siklus II siswayang tuntas sebanyak tuntas.Persentase jumlah siswa 10 siswa (76,92%) dengan nilai rata- yang tuntas: rata 81,15. Secara keseluruhan semua sudah mencapai indikator yang sudah

  = ditentukan maka penelitian ini tidak dilanjutkan.

  T a j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

  a. Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil observasi, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan siklus I, dan siklus

  II.Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel 3 Rata-Rata Hasil Observasi Motivasi

  Belajar Siklus I, dan Siklus II

  No. Indikator Siklus I Siklus II

  II mengalami peningkatan. Nilai rata- ratayang diperoleh siswa pada siklus I yakni 76,54 sedangkan siklus II menjadi 81,15 dapat dilihat pada diagram berikut:

  b. Prestasi Belajar Siswa Nilai prestasi belajar tarikh siswa kelas IV dari tes siklus I dan tes siklus

1 Siswa aktif dalam proses pembelajaran.

  4 Siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas 84,62% 100%

  92,31% 92,31%

  Gambar 6.Diagram Rata-Rata Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I, dan Siklus II

  20 40 60 80 Siklus I Siklus II

  II menjadi 76,92 dapat dilihat pada diagram berikut

  Siklus II Ketuntasan klasikal belajar tarikh siswa kelas IV dari tes siklus I dan tes siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 53,84% sedangkan pada siklus

  Gambar 5.Diagram Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus I, dan

  74 75 76 77 78 79 80 81 82 Siklus I Siklus II

  2 Siswa selalu memperhatikan penjelasan guru 51,85% 53,85%

  5 Siswa berani mengajukan pendapat kepada guru/siswa lain

  Siklus II

  Gambar 4. Diagram Perbandingan Observasi Belajar Siswa Siklus I,

  Diagram Perbandingan Observasi Motivasi Belajar Siswa 0% 20% 40% 60% 80% 100% Aspek 1 Gambar 4. 4 Perbandingan Observasi Motivasi Belajar Siswa k 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Perbandingan Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Siklus II

  Hasil perbandingan observasi motivasi belajar siswa pada siklus I, dan siklus II disajikan dalam bentuk diagram berikut.

  3 Siswa merespon pertanyaan guru 46,15% 84,62%

  6 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 46,15% 76,92%

  30,77% 53,85%

  Rata-Rata 62,82% 76,93%

  Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

  Sudjana. 1996. Metode Statistika, Bandung: Tarsito. Suryabrata, Sumardi. 2002. Psikologi

  Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang.

  Pengajaran Agama Islam,Malang:

  Zuhairini ,1983. Metodik Khusus

  PTK yang Pofesional, Jakarta: Bumi Aksara.

  Uno, Hamzah B. 2012. Menjadi Peneliti

  dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara.

  Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi

  Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo.

  Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi

  BELAJAR , Jakarta: Raja Grafindo Persada.

  Syah, Muhibbin. 2005. PSIKOLOGI

  Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

  Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Raja Grafindo.

  PENUTUP

  Sudijono, Anas. 1995. Pengantar

  Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

  Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi

  Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip- Prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.

  Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama.

  Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep

  Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pres.

  B a s y i r u d i n . 2 0 0 2 . M e t o d o l o g i

  H a s i l p r e s t a s i b e l a j a r s i s w a mengalami peningkatan.Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi dari siklus I dan siklus II.Pada siklus I, jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal adalah 53,84% dengan nilai rata-rata 76,54. Sedangkan pada siklus II,jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal adalah 76,92% dengan nilai rata-rata 81,15.

  Peningkatan motivasi belajar siswa dapat di lihat dari persentase observasi di dalam kelas.Siklus I persentasi motivasi belajar siswa sebesar 62,82% termasuk dalam klasifikasi sedang. Pada siklus II meningkat menjadi 76,93% dan termasuk klasifikasi tinggi.

  IV SD Muhammadiyah Menguri melalui metode sosiodrama mengalami peningkatan secara keseluruhan. Proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran sosiodrama (bermain peran) terlaksana dengan baik sesuai dengan tahapan dalam model pembelajaran sosiodrama (bermain peran) yakni persiapan, permainan sosiodrama, serta tindak lanjut dengan berdiskusi. Masing-masing tahapan sudah terlaksana dengan baik dan secara keseluruhan siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran.

  Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dan prestasi belajar tarikh siswa kelas