PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

  

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG

KEMIRI

Tuty Emilia Agustina*, Tommi Mardi

  • Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang – Prabumulih KM 32 Indralaya, Ogan Ilir Sumatra Selatan 30662

  Telp. 0711-580303

  

Abstrak

  Karbon aktif adalah karbon yang berbentuk mikrokristal yang telah diproses membentuk porositas internal. Kemiri (Aleurides Moluccana Wild) atau candle adalah salah satu tenaman industri dari family Euphorbiaceae yang tersebar di daerah tropic dan sub tropic. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dari tempurung kemiri adalah dengan mengubahnya menjadi karbon aktif dengan zat aktifator H 2 SO 4 dan HCl. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa daya serap terhadap metilen blue untuk zat activator H 2 SO 4 cenderung lebih tinggi dari HCl. Sedangkan untuk daya serap terhadap iodium dan luas permukaan zat activator HCl justru lebih baik dari H 2 SO 4.

  Kata Kunci :

  Karbon Aktif, tempurung kemiri, H 2 SO 4 ,HCl.

  

Abstract

  Active carbon is microcrystal type carbon, which has been process to fom internal pourous. Kemiri (Aleurides Moluccana Wild) or candle is one of industrial plant from Euphorbiaceae family, its spread from tropic until subtropic area. In this research, explained how to make active carbon from kemiri shell.

  Its use H 2 SO 4 dan HCl as active agent with metilen blue is better than HCl in absortion power. But when we as HCl as active agentwith iodium is better than H SO in absortion power and surface width. 2 4 Key word : active carbon, kemiri shell, H SO ,HCl. 2 4

1. PENDAHULUAN mendapatkan kondisi operasi yang paling

  optimal dan zat aktivator yang paling baik Tanaman kemiri banyak ditanam di digunakan dalam pembuatan karbon aktif dari

  Indonesia salah satunya dari Sumatera Selatan. tempurung kemiri sehingga dapat meningkatkan Sumatera Selatan merupakan daerah agraris nilai guna dan nilai ekonomis dari tempurung yang memiliki areal pertanian rakyat, kemiri tersebut. perkebunan dan hutan yang luas. Diantara lahan Tujuan dari penelitian ini adalah : perkebunan yang ada diantaranya perkebunan

  1. Pemanfaatan sisa hasil pertanian yaitu kemiri. tempurung kemiri sehingga memiliki nilai Salah satu cara untuk meningkatkan nilai jual yang lebih tinggi. ekonomis dan manfaat dari tempurung kemiri

  2. Mendapatkan kondisi operasi yang optimum adalah dengan mengubahnya menjadi karbon dan zat aktivator yang paling baik digunakan aktif, dengan melewati beberapa tahap dalam pembuatan karbon aktif dari pengolahan. tempurung kemiri.

  Syarat utama arang yang baik adalah Hipotesa dari penelitian ini adalah : tingginya kandungan unsur karbon di dalam

  1. Tempurung kemiri dapat dibuat menjadi komponen arang, dimana kualitas arang aktif karbon aktif ditentukan berdasarkan Standar Industri

  2. Besar kecilnya temperatur pembakaran Indonesia (SII No. 0258-88). berpengaruh dalam proses pembuatan

  Adapun yang menjadi permasalahan karbon aktif dalam penelitian ini adalah bagaimana cara

  3. Zat aktivator yang lebih baik adalah HCl dibandingkan dengan H 2 SO 4 Manfaat dari penelitian ini adalah :

  merupakan sifat yang sangat penting karena sifat ini menentukan berapa banyak zat yang dapat dimurnikan per gram karbon. Karbon aktif dijual dengan harga yang cukup tinggi bila kemampuan absorsinya tinggi..

  perhatian. Titik nyala karbon haruslah cukup tinggi untuk mencegah panas yang tinggi akan terlibat khususnya keton.

  pressure drop dan hilangnya karbon menjadi

  atau kekerasan dan ketahanan atsiri ( aus ) sangat penting, dimana

  Kekuatan mekanik

  ( filter ability characteristic ) untuk berbagai aplikasi dengan karbon butiran. Karbon butiran ini harus disaring dari zat yang telah dimurnikan dari beberapa proses. Tekanan yang hilang dan laju filter cake merupakan hal yang penting dalam mendesain dan mengoperasikan filter.

  Karakteristik kemampuan menyaring

  merupakan hal yang penting. Laju absorbsi berbanding terbalik terhadap ukuran partikel. Partikel yang lebih kecil memiliki laju absorbsi yang lebih cepat jika dibandingkan dengan partikel dengan ukuran yang lebih besar.

  Range ukuran partikel karbon aktif

  atau densitas apperent dari karbon aktif dan kapasitas absorbsi fisiknya dapat digunakan untuk menentukan kapasitas bed dalam desain sistem absorbsi atau untuk menentukan kelompok karbon yang diperlukan untuk sistem yang ada. Densitas bulk didefinisikan sebagai berat sampel per millimeter sampel. Selama proses aktivasi, volume pori sampel bertambah dan densitas bulk mengecil. Densitas bulk juga berakibat pada kemampuan karbon untuk menyaring.

  Densitas bulk

  Kemampuan absorbsi karbon aktif

  1. Dapat memanfaatkan hasil samping kemiri berupa tempurung kemiri.

  Absorben fase likuid memerlukan pori yang lebih besar untuk difusi yang lebih cepat dalam likuid dan ukuran larut absorbsi yang lebih besar. Metode pengujian absorbsi menggunakan zat yang mempunyai range ukuran molekul, karbon fase likuid biasanya dicirikan dengan aktivitasi absorbsi karbon tetraklorida dan benzene.

  yang paling penting. Untuk aplikasi khusus luas permukaan yang tersedia untuk absorbsi tergantung pada ukuran absorbsi dan diameter pori karbon aktif. Pada umumnya, karbon fase likuid mempunyai ukuran pori 3 nm bahkan lebih besar, sedangkan diameter pori pada absorben gas adalah 3 nm dan lebih kecil.

  Sifat Fisik Karbon Aktif Luas permukaan merupakan sifat fisik

  Karbon aktif adalah karbon yang terbentuk mikrokristal yang telah diproses membentuk porositas internal. Karbon aktif dicirikan dengan besarnya luas permukaan spesifik 300-2500 m 2 / gr, dimana absorbsi fisik dari gas dan uap dari gas dan melarutkan atau mendispersikan zat-zat dari likuid. Karbon aktif dipasarkan dalam bentuk bubuk dan butiran. Bentuk bubuk umumnya digunakan untuk pemakaian pada fase likuid dan disebut karbon fase likuid. Karbon aktif butiran digunakan untuk pemakaian pada fase gas, maka karbon tersebut disebut karbon absorben gas.

  Karbon Aktif

  Kemiri (Aleurides Moluccana Wild) atau Candle adalah salah satu tanaman industry dari Family Euphorbiaceae yang tersebar di daerah tropik dan subtropik. Menurut WIT dalam Hadad dan Suryana ( 1995 ) tanaman kemiri telah menyebar ke berbagai Negara dunia. Pada tahun 1905 kemiri yang berasal dari Cina di tanam di Amerika Serikat dan tahun 1925-1930 menyebar ke berbagai belahan dunia, antara lain ke Rusia, Argentina, Brazil, Madagaskar, Paraguay, Afrika Selatan dan Autralia. Kemiri masuk ke Indonesia antara tahun 1930-1933 yaitu jenis A. Montana dan A.Furriji. Jenis ini tersebar di Pulau Jawa dan Sumtra. Kemiri banyak terdapat di Indonesia saat ini adalah jenis A. Moluccana. Jenis Moluccana wild berasal dari Malaysia.

  Tanaman Kemiri

  Penelitian ini meliputi proses pembuatan karbon aktif dan pengujiannya sesuai syarat SII No. 0258-88. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan karbon aktif pada penelitian ini adalah tempurung kemiri dengan memvariasikan temperatur pembakaran tempurung kemiri untuk dijadikan arang (700ºC, 800ºC, dan 900ºC).

  3. Mendapatkan kondisi operasi yang optimum dan zat aktivator yang lebih baik.

  2. Meningkatkan nilai ekonomi tempurung kemiri yang dibuat menjadi karbon aktif.

  Standar mutu karbon aktif yang baik digunakan sebagai absorben, menurut Standar Industri Indonesia ( SII No. 2588-83 ) adalah sebagai berikut :

  

Tabel 1. Syarat Mutu Karbon Aktif ( SII No. sempit. Aktivasi adalah beberapa proses

  0258 - 88 ) yang menyebabkan suatu substansi mempunyai sifat sebagai absorben. Proses

  Persyaratan No Jenis Uji

  aktivasi dimaksudkan untuk memperbesar

  Butiran Padatan

  total luas permukaan karbon hasil 1 Max. 15 % Max. 25 % karbonisasi.

  Bagian yang hilang pada

   Aktivasi Thermal

  pemanasan 950C

  Merupakan proses aktivasi yang

  2 Air Max. 4,4 % Max. 15 %

  melibatkan adanya zat pengoksidasi

  3 Abu Max. 2,5 % Max. 10 %

  seperti oksida oleh udara pada

  4 Min.75 mg/g Daya serap Min. 750

  temperature rendah, uap, CO 2 atau aliran

  terhadap I mg/g 2

  gas pada temperature tinggi ( Pohan,

  5 Min. 60 ml/g Min. 120 ml/g Daya serap

  1993 ).

  terhadap Metilen

   Aktivasi Kimia

  Blue

  6 Luas Permukaan - 500-1500

  Merupakan proses aktivasi yang

  7 Karbon aktif ( % ) Min. 80 % Min 65 %

  melibatkan penggunaan bahan-bahan kimia, baik yang telah ada dalam bon Sumber : Pusat Dokumentasi dan Informasi ataupun sengaja ditambahkan untuk Ilmiah, LIPI 1997 menguraikan material selulosa secara kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan

  Sifat Kimia Karbon Aktif

  dengan mencampur material berkarbon dengan reagent pengaktif, lalu campuran Sifat kimia dari karbon aktif adalah dikeringkan dan dipanaskan di dalam komposisi kandungan karbon, Hydrogen, dan retort. pH karbon. Ketidaksesuaian antara bentuk karbon aktif yang diharapkan, berdasarkan luas

  Kegunaan Karbon Aktif

  permukaan dan data distribusi ukuran pori, kapasitas absorbsi aktual yang dapat dijelaskan Penggunaan karbon aktif untuk kebutuhan dengan campuran yang mengandung oksigen industri-industri di Indonesia dapat pada permukaan karbon. Selain itu pH dan pKa diklasifikasikan dalam 2, yaitu : karbon sebagai ukuran keasaman atau kebasaan a. Penggunaan dalam industri pangan, antara permukaan campuran yang mengandung lain : oksigen juga akan membantu dalam

  Pemurnian gula - memprediksi sifat hidrofilik dan absorbsi anion Karbon aktif untuk menyerap senyawa / kation yang disukai oleh karbon. nitrogen pada pemurnian gula sehingga proses penyaringan menjadi lebih

  Pembuatan Karbon Aktif .

  sempurna, disamping untuk memutihkan warna. Secara umum, karbon aktif dapat dibuat

  • Pemurnian minyak dalam dua tahap yaitu :

  Karbon aktif merupakan bahan pemucat

a. Proses karbonisasi / pirolisa

  untuk menghilangkan warna minyak

  (pengarangan )

  dengan cara absorben Proses pengarangan bahan baku untuk

  • Penjernihan air pembuatan karbon aktif dengan

  Karbon aktif untuk filter bed pack menggunakan temperatur yang berkisar merupakan proses filtrasi pengolahan antara 300-800C sesuai dengan bahan baku untuk menghilangkan warna, bau, dan yang akan digunakan. menyerap logam-logam yang tidak

  Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dikehendaki. karbonisasi adalah air, bahan baku,

  • Bahan makanan lain kekerasan bahan baku, udara, suhu dan

  Karbon aktif digunakan dalam bahan waktu karbonisasi ( Griffin, 1950 ) makanan yang tidak dapat dimurnikan b.

   Proses aktivasi

  dengan cara pengkristalan dan destilasi Karbon yang dihasilkan dari proses bahan kimia. Karbon aktif juga dapat karbonisasi merupakan karbon yang tak aktif memperbaiki warna dan flavour dari sebagai absorben karena masih mengandung makanan seperti gelatin, cuka dan lain- deposit hidrokarbon dan senyawa kimia lain. seperti fenol, kresol, dan xylenol sehingga mempunyai area permukaan spesifik yang

  • Industri kimia dan farmasi

  2. METODOLOGI PENELITIAN

  • Industri gas, yaitu misalnya dalam hal :

  Karbon direndam di dalam larutan aktivator H 2 SO 4 dan HCl dengan konsentrasi masing- masing zat 0,1 M, 0,2 M, dan 0,3 M dengan waktu rendaman selama 15 jam. Dari langkah diatas didapat sampel pasta arang.

  Prosedur Pengaktifan Karbon

  Tempurung kemiri dalam keadaan kering dipotong-potong atau dihancurkan menjadi bagian-bagian kecil-kecil. Lakukan pembakaran di dalam furnace. Suhu pembakaran ditentukan antara 700 C, 800 C, dan 900 C. Arang yang dihasilkan kemudian digiling di kurs porselen. Lakukan pengayakan dengan ukuran 250 m Didapat 3 macam sampel dengan suhu yang berbeda.

  Prosedur Percobaan Prosedur Pembuatan Karbon (Pengarangan)

  Furnace Oven Listrik Neraca analitis Erlenmeyer 250 ml, 500 ml Beker gelas 250 ml, 1000 ml Gelas ukur Corong Mortal Cawan porselen 150 ml Pipet tetes Pengaduk kaca pH meter

  Alat yang digunakan

  Aquadest Bahan analisa : I 2 , Methilene Blue

  Bahan baku berupa tempurung kemiri Zat aktivator H 2 SO 4 dan HCl

  Bahan yang digunakan

  Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Unit Proses dan Laboratorium Bioproses Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, dan berlangsung sejak bulan November sampai Desember 2009.

  • Pemurnian pelarut

  = 12,693 N 1 – 279,246 N 2 V N 1 = normalitas iodine N 2 = normalitas larutan natrium thiosulfat V = volume larutan natrium thiosulfast (ml) m = massa karbon aktif ( gr ) A = faktor koreksi Absorbsi Methilene Blue

  Harga methilene blue ditentukan sebagai jumlah cm 3 larutan tak berwarna methilene blue standar dengan 0,2 gr karbon aktif. Larutan standar disiapkan dengan melarutkan 1,5 gr methilene blue C bebas dari ditentukan dengan mentitrasi 15 mg karbon aktif bubuk dengan larutan methilene blue ( 1 gr dm 3 ) hingga larutan berhenti menghilangkan warna setelah 5 menit.

  Dimana : a = jumlah iodine terabsorb oleh karbon aktif ( mg )

  I n = ( a / m ) A …… ( 1 )

  Luas permukaan karbon aktif dengan struktur microporous sebagaimana ditentukan metode iodine sangat rendah. Hal ini disebabkan karena iodine terabsorb sedikit pada permukaan, dan porinya lebih besar daripada 1 nm. Dalam metode ini angka iodine ( In ) karbon aktif dihitung dengan menggunakan rumus :

  Proses absorbsi Iodine dan penentuan angka iodine merupakan cara yang sederhana dan cepat untuk menguji luas permukaan spesifik karbon aktif. Angka Iodine diperoleh dari banyaknya milligram iodine terabsorb oleh 1 gr karbon aktif dari satu larutan.

  Pengujian Daya Serap Karbon Aktif Absorbsi Iodine

   Lain-lain

   Pemurnian gas  Pengolahan LNG  Katalisator, digunakan untuk reaksi katalisator atau pengangkut vinil chloride dan vinil acetate.

  Karbon dapat digunakan untuk memurnikan pelarut yang sudah jenuh dengan zat pelarut yaitu dengan cara mengabsorbsi zat terlarutnya.

  Karbon aktif dapat digunakan untuk menurunkan bahan kimia seperti : asam sitrat, asam gallat, asam glutamate, monosodium glutamate, penicillin, natrium benzoate, dan sebagainya.

  b. Penggunaan dalam industri non pangan, antara lain :

  Sampel yang telah didapat kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 200 C. Dinginkan karbon aktif, kemudian dicuci dengan aquadest hingga pH nya 7, kemudian disaring. Keringkan dalam oven pada suhu 150 C.

  Pengujian Karbon Aktif Uji bagian yang hilang di pemanasan 950 C

  S = X m

  pemanasan 950 C dengan zat activator H 2 SO 4 5 10 15 20 25 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M)

  Gambar 1. Grafik uji bagian yang hilang pada

  C. Hasil analisa dari uji bagian yang hilang dapat dilihat pada gambar berikut.

  Pengujian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar bagian yang hilang dari karbon aktif apabila dilakukan pemanasan 950 o

  3. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Bagian yang Hilang pada Pemanasan 950 o C

  Rendemen = berat arang x 100 % berat sample

  Karbon yang telah dikeringkan hingga bobotnya tetap lalu ditimbang. Rendemen arang dapat dihitung dengan persamaan berikut :

  Uji Rendemen Arang

  Timbang karbon aktif 0,5 gr dan campurkan dengan 50 ml larutan Iodium 0,1 N. Kocok dengan alat pengocok selama 15 menit. Setelah itu pindahkan ke dalam tabung sentrifugal sampai karbon aktif turun. Ambil 10 ml cairan itu dan titrasi.

  Uji Daya Serap terhadap Iodium

  = 197 x 10 -20 M = BM absorben MB = 320,5 gr / mol

  X m = banyaknya methilen blue ( MB ) yang terabsorbsi 1gr karbon N = bilangan avogado = 6.02 x 10 23 a = ukuran 1 molekul absorben MB

  Dimana : S = luas permukaan sample absorben (m 2 /gr)

   N a M

  Ditentukan dengan menggunakan data angka methilen blue dengan rumus :

  Karbon aktif dipanaskan sampai suhu 950 C dalam furnace. Setelah suhu tercapai , karbon dibiarkan dingin dalam furnace dengan tidak berhubungan dengan udara luar. Setelah dingin dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang.

  Kadar air dapat dihitung dengan persamaan berikut : Kadar air =

  Bagian yang menguap

  =

  100% x ab a

  Dimana : a = Berat karbon aktif mula-mula (gr) b = Berat karbon aktif setelah dipanaskan (gr)

  Uji Kadar Air

  Timbang karbon aktif seberat 1 gram dan masukkan ke dalam kurs porselen yang telah dikeringkan dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105C selama 1 jam setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang.

  100% x ab a

  Menghitung Luas Permukaan

  Dimana : a = Berat karbon aktif mula-mula (gr) b = Berat karbon aktif setelah dipanaskan (gr)

  Uji Kadar Abu

  Karbon aktif ditimbang seberat 1 gram, masukkan ke dalam kurs porselen yang telah diketahui beratnya, lalu diabukan dalam furnace secara perlahan setelah semua arang hilang. Nyala diperbesar pada suhu 800 C selama 2 jam. Bila seluruh arang telah menjadi abu, dinginkan dalam desikator lalu timbang sampai bobot tetap.

  Kadar abu = berat abu x 100% berat sampel

  Uji Absorbsi Methilen Blue

  Karbon aktif sebanyak 0,015 gram dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian ditambah 50 ml larutan methilen blue 100 ppm, lalu dikocok selama 30 menit setelah itu disaring. Cairan bening dipipet dan diukur daya serapnya pada panjang gelombang maksimum antara 600 – 700 dengan alat UV visible. Kurva kalibrasi atau standar laruitan methilen blue dibuat dengan konsentrasi 1,2,3,4,5 ppm.

  Bag ia n y a n g h il a n g ( % ) (% ) 700C 800C 900C

  Gambar 2.

  Grafik uji bagian yang hilang pada pe manasan 950 C dengan zat activator HCl Dari kedua grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah bagian yang hilang pada pemanasan 950 o C akan meningkat seiring dengan meningkatnya tempratur pembakaran dan konsentrasi zat aktivator.

  Temperatur pembakaran awal sangat mempengaruhi jumlah bagian yang hilang. Hal ini disebabkan karena pada temperatur pembakaran awal yang tinggi (dalam penelitian ini sebesar 900 o

  C) menyebabkan banyaknya komposisi padatan arang yang hilang, sehingga pada proses pemanasan lebih lanjut dengan suhu yang lebih tinggi (950 C), maka akan semakin banyak komposisi bagian yang hilang.

  Uji Kadar Air Gambar 3. Grafik uji kadar air dengan zat

  activator H 2 SO 4 Gambar 4. Grafik uji kadar air dengan zat activator HCl Pengujian kadar air dilakukan mengetahui kandungan air yang tersisa pada karbon, aktif setelah melalui proses pengaktifan dengan zat aktivator. Hasil analisa dari uji kadar air dapat dilihat pada gambar 3 dan 4.

  Banyaknya kadar air yang masih terkandung dalam karbon aktif dapat ditentukan oleh faktor temperatur pembakaran awalnya. Semakin tinggi temperatur pembakaran, maka akan semakin banyak kandungan air yang hilang, sehingga kadar air karbon aktif akan semakin menurun.

  Uji Kadar Abu

  Hasil analisa dari uji kadar abu dapat dilihat pada gambar berikut..

  Gambar 5. Grafik uji kadar abu dengan

  zat activator H 2 SO 4 Gambar 6.

  Grafik uji kadar abu dengan zat activator HCl Dari hasil penelitian di atas, dapat dilihat bahwa kadar abu cenderung meningkat dengan meningkatnya temperatur pembakaran dan konsentrasi zat aktivator.

  Uji Daya Serap terhadap Metilen Blue

  Penentuan daya serap terhadap metilen blue memberikan indikasi kapasitas absorbsi karbon aktif untuk molekul-molekul yang mempunyai dimensi yang mirip dengan metilen blue, yaitu berbentuk linier dengan diameter 1,5 nm. Daya serap terhadap metilen blue 5 10 15 20 25 30 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M) Bag ia n y a n g h il a n g ( % ) (% ) 700C 800C 900C 2 4 6 8 10 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M) Kad a r Air ( % ) (% ) 700C 800C 900C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M) Kad a r Air ( % ) (% ) 700C 800C 900C 2 4 6 8. 10 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M) 700C 800C 900C Kad a r Ab u ( % ) (% ) 2 4 6 8 10 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M) Kad a r a b u ( % ) 700C 800C 900C merupakan parameter untuk melihat kemampuan karbon aktif dalam menyerap molekul-molekul yang berukuran besar.

  Hasil analisa dari pengujian daya serap karbon aktif terhadap metilen Blue dapat dilihat pada gambar berikut.

  Gambar 7. Grafik uji daya serap terhadap

  metilen blue dengan zat activator H 2 SO 4 Gambar 8. Grafik uji daya serap terhadap metilen blue dengan zat activator HCl Dari grafik dapat disimpulkan, daya serap terhadap metilen blue cenderung berkurang seiring dengan peningkatan temperature pembakaran dan kenaikan konsentrasi kecuali pada zat activator H2SO4 pada temperature 900 C

  Penentuan Luas Permukaan

  Luas permukaan dari suatu karbon aktif dapat diperoleh dari angka metilen blue (Xm) yaitu jumlah gram metilen blue yang diserap oleh tiap gram karbon aktif (adsorben) . Semakin besar angka metilen blue semakin besar pula luas permukaan karbon aktif tersebut.

  Hasil analisa dari penetuan luas permukaan karbon aktif dapat dilihat pada gambar berikut.

  

Gambar 9.

  Grafik luas permukaan dengan zat activator H 2 SO 4 (x 1000)

Gambar 10.

  Grafik luas permukaan dengan zat activator HCl (x 1000) Luas permukaan cenderung meningkat seiring meningkatnya konsentrasi. Sebaliknya

  Luas Permukaan cenderung menurun seiring meningkatnya tempertur pembakaran,dapat disimpulkan temperature pembakaran optimal 700 C.

  Pada data penelitian dihasilkan luas permukaan yuang cukup besar namun daya serapnya lebih kecil, hal ini dapat disebabkan karena permukaan dari karbon arang aktif tersebut ada sebagian yang tidak aktif dakam menyerap atau ada sebagian permukaan dari karbon aktif yang bersifat pasif. Akan tetapi, karbon aktif yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang ditetapkan SII No. 0258-88 dimana pada syarat tersebut menyebutkan bahwa luas permukaan karbon aktif berkisar antara 500- 1500.

  Uji Daya Serap terhadap Iodium (I 2 )

  Hasil analisa dari pengujian daya serap karbon aktif terhadap Iodium dapat dilihat pada gambar berikut. 157 158 159 160 161 162 163 164 165 0.1M 0.2 0.3 Konsentrasi (M) Day a S e ra p T e rh a d a p M e til e n T e rh a d a p M e til e n Blu e ( m l/ g ) (m l/ g ) 700C 800C 900C 153.00 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M) Day a S e ra p T e rh a d a p M e til e n M e til e n (M l/ g ) ) 700C 800C 900C 1,10 1,11 1,12 1,13 1,14 1,15 1,16 1,17 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M) L u a s P e rm u k a a n ( x 1 ) m 2 /g r 700C 800C 900C 1,11 1,12 1,13 1,14 1,15 1,16 1,17 1,18 1,19 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M) L u a s P e rm u k a a n ( x 1 ) m 2 /g r 700C 800C 900C

  m 90 iu d 300 ) I o % 80 p

   ( a 250 g 70 d n T a rh e /g ) 200 Ar 700C n a 50 60 700C p g e 40 800C ra (M ) 150 800C m e e 30 900C S 900C m d a d iu 100 20 ) Day Io 50 0.1 0.2 0.3 Ren (% 10 0.1 0.2 0.3 Konsentrasi (M) Konsentrasi (M)

  Gambar 14. Grafik uji rendemen arang dengan Gambar 11.

  Grafik uji daya serap terhadap zat activator HCl iodium dengan zat activator H SO 2 4 I o d iu 400 untuk mengetahui berapa banyak arang yang m 350 Pengujian rendemen arang bertujuan d a p 300 tersisa setelah mengalami beberapa proses, e 250 a rh ) dengan menggunakan berat sampel sebanyak 5 ra p a S m e T /g (M ) 800C Hasil analisa dari uji rendemen arang g d 100 iu 150 200 900C dapat dilihat pada gambar berikut.Rendemen 700C gram. Day Io 50 arang menurun bahkan ada yang tidak memenuhi syarat (65 %) seiring peningkatan 0.1 0.2 0.3 temperature pembakaran. Konsentrasi (M) Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi standar mutu yang ditetapkan SII No. 0258-88 dimana pada syarat tersebut menyebutkan bawa

  

Gambar 12. Grafik uji daya serap terhadap rendemen arang yang dihasilkan minimal 65 %,

o

  iodium dengan zat activator HCl yaitu zat aktivator H 2 SO 4 ( 900 o

  C, 0,2 M ) dan untuk zat aktivator HCl ( 900 C, 0,3M). Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah I 2 yang diserap cenderung mengalami

  4. KESIMPULAN DAN SARAN

  penurunan dengan meningkatnya konsentrasi zat aktivator pada tiap-tiap temperatur Kesimpulan pembakaran, kecuali pada zat aktivator HCl Adapun kesimpulan yang dapat diambil o (temperatur pembakaran 800

  C, 0.2M). Daya dari penelitian yang telah dilakukan adalah serap terhadap iodium cenderung menurun sebagai berikut : seiring peningkatan temperature sehingga 1) Tempurung kemiri dapat dimanfaatkan temperature optimal nya juga 700 C. menjadi karbon aktif.

  2) Karbon aktif yang diperoleh mempunyai

  Uji Rendemen Arang

  mutu yang telah memenuhi semua standar ) atau ketetapan Standar Industri Indonesia g ( % 100 (SII No. 0258-88) kecuali pada saat a n 80 pengujian rendemen arang, terdapat n Ar 700C e 60 beberapa sampel yang tidak memenuhi e m 40 800C syarat mutu yang ditetapkan oleh SII No. d Ren (% ) 900C 0258-88. 20 3) Ditinjau dari segi ekonomi,kondisi operasi yang optimum adalah 700 C 0.1 0.2 0.3 4) Karbon aktif yang paling baik didapat pada o Konsentrasi (M) saat tempratur pembakaran 700 C dengan konsentrasi aktivator HCl 0,1 M dengan jumlah bagian yang hilang pada pemanasan o

  Gambar 13. Grafik uji rendemen arang dengan

  950 C 13,17%, kadar air 5,61 %, kadar abu zat activator H SO 2 4 4,18%. Daya serap terhadap Iodium 304,56 mg/g, daya serap terhadap metilen blue

  162,39 mg/g. luas permukaan 1139,32 m2/gr rendemen arang 72,82%.

  Saran

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan beberapa saran, yaitu : 1) Perlu diteliti lebih lanjut jenis zat aktivator yang dapat memberikan hasil yang lebih baik namun lebih ekonomis. 2) Perlu diteliti lagi bahan dasar lain yang bisa dijadikan karbon aktif yang memiliki kualitas dan nilai ekonomis yang lebih tinggi.

  DAFTAR PUSTAKA Haryono,Sudarmadji dan Sudarmadji.

  1984.Prosesdur Analisa Untuk Bahan Makanan.Yogyakarta. Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi I.

  Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.