PENERAPAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK DALAM PENERBITAN IZIN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR IMPLEMENTATION OF THE GENERAL PRINCIPLES OF GOOD GOVERNANCE IN ISSUING LICENSES IN THE REGENCY OF EAST LOMBOK

PENERAPAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK DALAM PENERBITAN IZIN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR IMPLEMENTATION OF THE GENERAL PRINCIPLES OF GOOD GOVERNANCE IN ISSUING LICENSES IN THE REGENCY OF EAST LOMBOK

Lalu Dhedi Kusmana

Kabag Hukum Sekda Lombok Timur Email: adhedikusmana@yahoo.co.id

Naskah diterima : 29/08/2013; direvisi : 04/09/2013; disetujui : 14/10/2013

A bstrAct

The comparative regulation of general principles of good governance in the laws and licensing related in Indonesia, to identify and assess the general principles of good governance which has been described in the licensing regulations in East Lombok and to analyze court decisions related dispute of application of general principles in good governance in the issuance of permits in eastern Lombok. By using statute approach, conceptual approach, comparative approach and case approach . The regulations of the general principles of good governance in the relevant licensing legislation in Indonesia is regulated in various ways with the terms and details of different . Furthermore, the regulations governing the licensing area in East Lombok has outlined eight general principles of good governance. While the procedures related to the issuance of permits in East Lombok is not yet fully guided by the general principles of good governance.

Keywords : Application, General Principles of Good Governance and Licensing

A bStrAk

Perbandingan pengaturan asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam peraturan perundang-undangan terkait perijinan di Indonesia, dan untuk mengetahui dan mengkaji asas-asas umum pemerintahan yang baik yang telah dijabarkan dalam pengaturan perizinan di Kabupaten Lombok Timur serta menganalisa putusan pengadilan terkait sengketa penerapan asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam penerbitan izin di Kabupaten Lombok Timur. Pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konsep (conceptual approach), pendekatan perbandingan (comparative approach) dan pendekatan kasus (case approach). Pengaturan asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam perundang-undangan terkait perizinan di Indonesia diatur secara beragam dengan istilah dan rincian yang berbeda-beda. Selanjutnya dalam Peraturan Daerah yang mengatur perizinan di Kabupaten Lombok Timur telah menjabarkan 8 (delapan) asas-asas umum pemerintahan yang baik. Sedangkan terkait prosedur dalam penerbitan izin di Kabupaten Lombok Timur belum sepenuhnya berpedoman pada asas-asas umum pemerintahan yang baik.

Kata kunci : Penerapan, Asas Umum Pemerintahan yang Baik dan Perizinan.

PENDAHULUAN

tugas yang sangat luas dan kompleks dalam upaya mensejahterakan rakyat. Pemikiran

P emerintAh dAlAm rAngkA mewujudkan

tentang kesejahteraan rakyat sebenarnya tata pemerintahan yang baik, bersih dan

sudah ada sejak terbentuknya Negara Ke- berwibawa, dihadapkan pada pelaksanaan

satuan Republik Indonesia. Pembukaan

Kajian Hukum dan Keadilan 576 IUS

Lalu Dhedi Kusmana | Penerapan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ................................. Undang-undang Dasar Negara Republik undangan”. 4 Izin dalam arti luas berarti

Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan persetujuan dari penguasa berdasarkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik peraturan perundang-undangan untuk Indonesia antara lain adalah memajukan memperbolehkan melakukan tindakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan atau perbuatan tertentu yang secara umum

kehidupan bangsa. 1 dilarang. 5

Berkenaan dengan pelayanan umum, Setiap kebijakan yang dibuat oleh ad- Pasal 18A ayat (2) UUD 1945 menyebut- ministrasi negara seyogyanya disamping kan bahwa hubungan keuangan, pelayanan memperhatikan asas legalitas, juga harus umum, pemanfaatan sumber daya alam dan memperhatikan aspek hierarkis hukum, sumber daya lainnya, antara pemerintah dan hukum kebiasaan atau aspek moralitas. pusat dan pemerintahan daerah diatur dan Pada aspek terakhir inilah asas-asas umum dilaksanakan secara adil dan selaras ber- pemerintahan yang baik berfungsi sebagai dasarkan undang-undang.

salah satu dasar pertimbangan bagi admin- istrasi negara dalam mengeluarkan ke-

Dengan berlakunya Undang-undang No- bijakannya, sebab bila tidak, akan menjadi

mor 32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah “senjata makan tuan”, artinya kebijakan

diberikan kewenangan untuk mengatur yang menafikan asas-asas umum penyeleng- dan mengurus sendiri urusan pemerintah- garaan pemerintahan yang layak (AAUPL),

an menurut asas otonomi dan tugas pem- justru AAUPL berbalik menjadi alat uji

bantuan. Pemberian otonomi luas kepada untuk membatalkan kebijakan tersebut. 6 daerah diarahkan untuk mem percepat ter-

wujudnya kesejahteraan masya rakat me- Pada mulanya keberadaan asas-asas lalui peningkatan pelayanan, pem ber dayaan umum pemerintahan yang baik ini di Indo- dan peranserta masyarakat. 2 nesia belum diakui secara yuridis sehingga belum memiliki kekuatan hukum formal.

Pada dasarnya penyelenggaraan pe- Namun bukan berarti eksistensinya tidak merintahan mengemban tiga fungsi hakiki, diakui sama sekali, karena ternyata asas

yaitu pelayanan (service), pemberday- ini diterapkan dalam praktek peradilan

aan (empowerment), dan pembangunan

3 (develop ment). terutama di peradilan tata usaha negara, Jadi selain melaksanakan dan seringkali dijadikan alat uji keabsahan

pem bangunan, pemerintah juga memberi- sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh

kan pelayanan publik. pejabat, dan seringkali menjadi batu sand-

Perizinan mempunyai peranan vital, ungan bagi para pejabat daerah dalam me-

karena selain sebagai sumber PAD, per- nerbitkan perizinan dan tidak jarang harus izinan juga sebagai instrumen per lindungan berakhir di Pengadilan. hukum atas kepemilikan atau penyeleng-

Pengaturan asas-asas umum pemerintah- garaan ke giatan. Izin merupakan suatu

an yang baik dalam peraturan perun- persetujuan dari penguasa ber dasarkan dang-undangan yang terkait perizinan di undang-undang atau peraturan pemerintah,

untuk dalam keadaan tertentu menyimpang

4 Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perijinan,

dari ke tentuan-ketentuan larangan per- Yuridika, Surabaya, 1993, hlm. 2.

5 Bagir Manan, Dalam Ridwan HR, Hukum Admin- 1 Alinea keempat Undang-Undang Dasar Negara Re-

istrasi Negara, Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, Ja- publik Indonesia Tahun 1945.

karta, 2010, hlm. 199.

2 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 32 Ta- 6 Jazim Hamidi, Penerapan Asas-asas Umum Penye- hun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

lenggaraan Pemerintahan Yang Layak (AAUPL) di Ling- 3 Ryaas Rasyid, Makna Pemerintahan, Tinjauan Dari

kungan Peradilan Administrasi (Upaya Menuju “Clean Segi Etika dan Kepemimpinan , Mutiara Sumber Widya,

and stable Goverment), Citra Aditya Bakti, Bandung, Jakarta, 2000, hlm. 59

1999, hlm. 27.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 577

J UrnAl IUS | Vol I | Nomor 3 | Desember 2013 | hlm, 576~600

Indonesia dicantumkan secara beragam Lombok Timur Nomor 18 Tahun 2008, baik mengenai istilah, jenis asas maupun juga menjadi keluhan yang dirasakan oleh jumlah asas yang telah dinormakan, dan masyarakat. masih sektoral.Pengaturan yang sektoral

Berdasarkan data, dalam kurun waktu ta- ini me nimbulkan disharmoni dalam pen-

hun 2007-2012, Pemerintah Daerah meng- jabaran nya secara konkrit. hadapi 3 (tiga) sengketa terkait dengan

Selain itu, beberapa peraturan per- penerbitan izinmembangun dan ketiga undang-undangan yang berkaitan dengan kasus tersebut harus diselesaikan melalui perizinan terjadi konflik norma dalam pengadilan, karena masyarakat yang mera- peng aturannya sehingga belum men cermin- sa kepentingannya dirugikan mengajukan kan asas kepastian hukum sebagai salah gugatan melalaui Pengadilan Tata Usaha

satu asas penyelenggaraan pemerintahan Negara. 7 Sengketa-sengketa per izinan terse- dan pelayanan umum.

but memper masalahkan tinda kan Pemerin- tah Daerah baik yang ber bentuk penolakan

Dalam penerbitan izin mendirikan maupun dalam bentuk persetujuan, yang

bangunan, Pemerintah sebenarnya telah dianggap telah melanggar asas-asas umum

mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam pemerintahan yang baik. Dari uraian latar

Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang belakang di atas, maka rumusan masalah Pedoman Tata Cara Penyelenggaran Izin dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Men dirikan Bangunan, dan salah satu am- anat dalam peraturan tersebut adalah agar

1. Bagaimanakah perbandingan pengaturan Bupati/Walikota dalam menyeleng garakan

asas-asas umum pemerintahan yang baik pemberian IMB berdasarkan Peraturan

dalam ketentuan perundang-undangan Daerah tentang Izin Mendirikan Bangunan

terkait perizinandi Indonesia? dan dan Peraturan Daerah tentang Ren-

2. Asas-asas umum pemerintahan yang baik cana Tata Ruang, ironisnya, di Kabupaten

manakah yang telah dijabarkan dalam pen- Lombok Timur belum ada peraturan dae- gaturan perizinan di Kabu paten Lombok rah maupun peraturan bupati yang men-

Timur ?

gatur secara khusus penyeleng garaan izin mendirikan bangunan, sehingga kondisi ini

3. Apakah dalam penerbitan izin di Kabu- belum mencerminkan asas legalitas dalam

paten Lombok Timur telah ber pedoman pengaturan penerbitan izin mendirikan pada asas-asas umum pe merintahan yang

bangunan di Kabupaten Lombok Timur.

baik ?

Disamping itu, pelaksanaan pe nerbit- Untuk menjawab isu hukum di atas, di- an IMB yangmasih mensyaratkan adanya gunakan beberapa landasan teori yaitu teori rekomendasi untuk penerbitan IMB mulai hierarki norma hukum, teori kewenangan

dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan dan teori negara hukum ke sejahteraan. Se- dan Dinas Teknis lainnya juga menjadi dangkan pendetakan yang digunakan dalam contoh nyata berbelitnya prosedur pe- penelitian ini, antara lain: Pendekatan Kon- nerbitan izin mendirikan bangunan. Begitu sep (Conceptual Approach), pendekatan pula adanya keharusan mendapatkan Perundang-undangan (Statute Approach), persetujuan terlebih dahulu dari Bupati pendekatan Perbandingan (Com par ative terhadap persyaratan izin mendirikan Approach ), dan pendekatan Kasus (Case untuk bangunan lantai 2 atau lebih yang Approach ). tercantum dalam Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 10 Tahun 2008 sebagaimana

7 Sumber : Data Bagian Hukum Sekretariat Daerah

telah diubah dengan Peraturan Bupati Kabupaten Lombok Timur 2007-2012. 578 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Lalu Dhedi Kusmana | Penerapan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik .................................

PEMBAHASAN

umum itu, tetapi tidak boleh tidak harus

1. Perbandingan AUPB dalam Per 8 aturan ada. Perundang-undangan Terkait Perizinan

Istilah algemene beginselen van behoorlijk Di Indonesia bestuur atau the general prin ciples of good ad-

a) Istilah, Rincian dan Macam AUPB ministration di kalangan para ahli hukum diterjemahkan secara beragam dengan ber-

Secara doktrin banyak ahli hukum bagai istilah, terutama menyangkut kata yang memberikan definisi tentang asas beginselen dan behoorlijk. Kata beginselen hukum, definisi tersebut saling me lengkapi, ada yang menerjemahkan dengan prinsip- kompilasi definisi asas hukum dilakukan prinsip, dasar-dasar, dan asas-asas. Sedan- oleh Sudikno Mertokusumo dengan me- gkan kata behoorlijk diterjemahkan dengan nge mukakan pendapat para sarjana, dianta- arti yang sebaiknya, yang layak, dan yang ranya adalah :

patut. 9

a. Bellefroid, berpendapat bahwa asas hukum Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia umum adalah norma dasar yang dijabarkan

kata baik berarti elok, teratur (apik, rapi ti-

dari hukum positif dan yang oleh ilmu dak ada celanya). Kata layak berarti wajar, hukum tidak dianggap berasal dari aturan- patut, pantas serta kata patut berarti baik, aturan yang lebih umum. Asas hukum itu layak, senonoh. Dengan mengacu kepada merupakan pe ngendapan hukum positif kata asal berhoorlijk ini, semuanya menun- dalam masyarakat.

jukkan kata sifat dan berarti ada yang disi-

b. van Eikema Hommes, mengatakan bahwa fati, yaitu bestuur, maka penerjemahan

asas hukum umum itu tidak dianggap se- algemene begisnselen van behoorlijk bestuur bagai norma-norma hu kum konkrit, akan menjadi asas-asas umum pe me rintahan tetapi perlu di pandang sebagai dasar umum yang baik kiranya lebih sesuai dari segi ke- atau petunjuk-petunjuk bagi hukum yang bahasaan. berlaku. Pembentukan hukum praktis

Asas-asas umum pemerintahan yang

perlu berorientasi pada asas-asas umum baik sebagai nilai-nilai etik yang hidup dan tersebut. Dengan kata lain asas hukum berkembang dalam pergaulan masyarakat adalah dasar-dasar atau petunjuk arah menyebabkan terjadinya ke ragaman dalam dalam pembentukan hukum positif.

menentukan macam dan pengelompokan

c. van der Velden, mengatakan bahwa asas asas-asas umum pe merintahan yang baik hukum adalah tipe putusan tertentu oleh para sarjana ahli hukum. yang dapat digunakan sebagai tolok ukur

A.M. Donner dan Wiarda sebagai per-

untuk menilai sesuatu yang digunakan intis di bidang ini hanya merinci asas-asas sebagai pe doman berprilaku. Asas hukum umum pemerintahan yang baik ke dalam 5 didasarkan atas suatu nilai atau lebih me- (lima) macam asas yaitu : a) asas kejujuran, nentukan situasi yang bernilai yang harus

b) asas kecermatan, asas kemurnian dalam direalisasi.

tujuan, asas ke seimbangan, asas kepastian

d. Scholten, asas hukum adalah kecende- hukum. 10 rungan yang disyaratkan oleh pandangan

Dalam kepustakaan hukum admin istrasi kesusilaan kita pada hukum, merupakan di Indonesia, rincian asas-asas umum

sifat-sifat umum dengan segala keter- batasannya se bagai pembawaan yang

8 Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2001, hlm. 5

9 Ridwan H.R, op.cit., hlm. 233. 10 Ibid , hlm. 31.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 579

J UrnAl IUS | Vol I | Nomor 3 | Desember 2013 | hlm, 576~600

pemerintahan yang baik di introdusir per- umum pe merintahan yang baik yang dia- tama kali oleh Koentjoro Purbopranoto

tur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun dengan meyebutkan 13 (tiga) belas macam 1986 yang semula dua buah asas yaitu asas asas, dan rincian tersebut sering dijadikan penyalahgunaan wewenang dan larangan rujukan dan dijadikan acuan oleh para sar- bertindak sewenang-wenang, menjadi sem- jana hukum di Indonesia, yaitu : (1) asas bilan asas yaitu asas kepastian hukum, asas kepastian hukum,(2) asas kese imbangan, tertib penyelenggaraan negara, asas kepent- (3) asas kesamaan dalam me ngambil kepu- ingan umum, asas keterbukaan, asas pro- tusan, (4) asas bertindak cermat, (5) asas porsionalitas, asas profesionalitas dan asas motivasi dalam setiap ke putusan, (6) asas akuntabilitas. larangan mencampuradukkan kewenan-

Pengaturan asas-asas umum pe- gan, (7) asas permainan yang layak, (8) asas merintahan yang baik selanjutnya dinor- keadilan atau kewajaran, (9) asas menang- makan dalam Undang-undang Nomor 28 gapi penghargaan yang wajar, (10) asas me- Tahun 1999 tentang Pe nyelenggara Nega- niadakan akibat keputusan yang batal, (11) ra Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi asas per lindungan atas pandangan hidup dan Nepotisme. Di dalam Pasal 1 angka 6 pribadi, (12) asas kebijaksanaan dan (13) ketentuan umum Undang-undang Nomor asas penyelenggaraan kepentingan umum.

28 Tahun 1999 terdapat konsep yuri- b). Perbandingan AUPB dalam beberapa per- dis asas-asas umum pemerintahan yang aturan perundang-undangan

baik yang men definiskan asas-asas umum pemerintah an negara yang baik adalah

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 asas yang menjunjung tinggi norma kesusi- tentang Peradilan Tata Usaha Negara meru- laan, kepatutan, dan norma hukum untuk pakan tonggak awal diakui nya secara for- mewujudkan penyelenggara negara yang mal asas-asas umum pe merintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan baik di Indonesia. Di dalam batang tubuh nepotisme. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986, ti- dak ada ke tentuan yang secara tegas menye-

Selanjutnya Pasal 3 Undang-Undang No- butkan asas-asas umum pe merintahan yang mor 28 Tahun 1999, menentukan asas-asas

baik. Namun di dalam penjelasan Pasal 53 penyelenggaraan negara meliputi: (1) Asas ayat (2) huruf c, se tidak-tidaknya terdapat kepastian hukum, (2) asas tertib penyeleng-

2 (dua) kali penyebutan kata-kata asas-asas garaan negara, (3) asas kepentingan umum, hukum tidak tertulis.

(4) asas keterbukaan, (5) asas Proporsional, (6) asas profesional, (7) asas akuntabilitas.

Rumusan Pasal 53 Undang-undang No- mor 5 Tahun 1986 dan penjelasannya terse-

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 but merupakan penormaan asas larangan tentang Pemerintahan Daerah sebagai

penyalahgunaan wewenang (deternement pengganti Undang-undang Nomor 22 Ta-

de pouvoir ) dan asas larangan bertindak se- hun 1999 tentang Pe merintahan Daerah, wenang-wenang (willekeur) menjadi norma dalam Pasal 20 telah men cantumkan asas- hukum ter tulis. Undang-undang Nomor 5 asas umum dalam penyelenggaraan pemer- Tahun 1986 ini kemudian diubah dengan intahan, me liputi: (1) asas kepastian hu- Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 ten- kum, (2) asas tertib penyelenggaran negara, tang Perubahan Atas Undang-undang No- (3) asas kepentingan umum, (4) sas keter- mor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata bukaan, (5) asas proporsionalitas, (6) asas Usaha Negara, dengan perubahan pada profesionalitas, (7) asas akun tabilitas, (8) beberapa Pasal, salah satunya adalah Pasal asas efisiensi, dan (9) asas efeftivitas.

53 ayat (2) dengan pe nambahan asas-asas 580 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Lalu Dhedi Kusmana | Penerapan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ................................. Berdasarkan uraian asas-asas umum pe-

mor 28 Tahun 2002, ter nyata meng- merintahan yang baik yang terdapat dalam

akomodir asas-asas lainnya sebagai ketiga undang-undang tersebut dapat di-

asas-asas umum penyeleng garaan katakan bahwa asas-asas yang tercantum

bangungan gedung. Asas-asas terse- dalam Undang-undang No mor 5 Tahun

but meliputi asas kepastian hukum, 1986 yang semula ber jumlah 2 (dua) asas

asas keterbukaan dan asas profesion- yaitu asas penyalah gunaan wewenang dan

alitas.

asas willekeur, terjadi penambahan 7 asas Penormaan asas kepastian hukum

yang ter cantum dalam Undang-undang No- dalam Undang-undang Nomor 28 mor 9 Tahun 2004 dan tambah 2 asas baru

Tahun 2002 tentang Bangunan Ge- dalam undang-undang Nomor 32 Tahun

dung tergambarkan dengan di atur nya 2004 yaitu asas efisiensi dan asas efektivi-

mengenai ketentuan sanksi ter hadap tas.

pelanggaran dalam pe nyeleng garaan

c) Perbandingan Pengaturan AUPB dalam bangunan gedung. Pen gaturan men- Peraturan Perundang-undangan terkait

genai sanksi ini tercantum mulai dari Perizinan di Indonesia

Pasal 45 sampai dengan Pasal 47 baik dalam bentuk sanksi administratif mau-

Berikut akan diuraikan beberapa per-

pun sanksi pidana.

aturan perundang-undangan yang ber kaitan Disamping itu adanya jaminan ke-

dengan perizinan yang telah me normalkan asas-asas umum pe me rintahan yang baik di

pastian tetap berlakunya izin bangu- nan yang diperoleh oleh pemilik bangu-

dalamnya, sebagai berikut : nan gedung yang tercantum ketentuan

1) AUPB dalam Undang-undang Nomor peralihan dalam undang-undang ini,

28 Tahun 2002 tentang Bangunan Ge- merupakan konkritisasi dari makna dung.

asas kepastian hukum. Ketentuan Dalam Undang-undang Nomor 28 Ta-

Pasal 48 ayat (2) tersebut di atas, yang hun 2002 telah tercantum asas-asas

telah memberikan jaminan kepastian terhadap izin yang telah ada sebelum-

dalam penyelenggaraan bangunan gedung, yang diatur Pasal 2, yang me-

nya merupakan penormaan dari asas nyebutkan bahwa bangunan gedung

kepastian dan perlindungan hukum. diselenggarakan ber landas kan asas

Hal itu sejalan dengan makna asas kemanfaatan, ke selamatan, keseim-

kepastian hukum yang diungkapkan bangan, serta ke serasian bangunan

Koentjoro Purbopranoto, yang me- gedung dengan lingkungannya.

nyimpulkan asas kepastian hukum Apabila dicermati asas-asas yang di-

adalah asas yang menghendaki di- akomodir di dalam Undang-undang

hormatinya hak yang telah se seorang Nomor 28 Tahun 2002, hanya me-

berdasarkan putusan pe merintah wa- nyebut kan empat asas secara tegas, 11 laupun keputusan itu salah.

sedangkan asas-asas lainnya tidak Prajudi Atmosudirjo, yang me- secara tegas dicantumkan dalam

ngaitkan asas kepastian hukumdengan Pasal 2 Undang-undang tersebut, se -

ke tentuan masa peralihan jika akan hingga menemukan asas-asas lain -

me netapkan peraturan atau per ubahan nya memerlukan penelusuran terha-

status hukum, atas pandangan tersebut dap pemaknaan Pasal-Pasal maupun pen jelasannya. Dalam batang tubuh, 11 Kuntjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara secara tersirat Undang-Undang No- ,

Cetakan IV, Alumni, Bandung, 1985, hlm..30

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 581

J UrnAl IUS | Vol I | Nomor 3 | Desember 2013 | hlm, 576~600

me nurutnya asas kepastian hukum berarti, yang di laksanakan secara profesional, in- bahwa sikap atau keputusan pejabat

dependen dan obyektif. admin istrasi yang manapun tidak boleh

Penjelasan Pasal 39 ayat (2) tersebut menimbulkan kegoncangan hukum atau

12 status hukum. di atas, mempunyai makna yang sama den-

gan asas propefionalitas dalam Undang- Asas umum lainnya yang ter akomodir

undang Nomor 28 Tahun 1999 maupun dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. 2002 yaitu asas keterbukaan yang tergam-

Dari uraian asas-asas tersebut, dapat bar dengan diaturnya peran masyarakat

disimpulkan asas-asas yang telah dinor- dalam penyelenggaraan bangunan gedung

makan dalam Undang-undang Nomor sebagaimaan diatur dalam Pasal 42, yang

28 Tahun 2002 tentang Bangunan Ge- berbunyi sebagai berikut :

dung baik yang dicantumkan secara jelas

1) Peran masyarakat dalam pe nyeleng- dalam batang tubuh maupun penjelasan garaan bangunan gedung meliputi :

Pasal demi Pasal dapat dirangkum sebagai berikut :

a. Memantau dan menjaga keter tiban penyelenggaraan;

2) AUPB dalam Undang-Undang Nomor

b. Memberi masukan kepada Pe-

26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang me rintah dan/atau Pemerintah

Dalam Pasal 2 Undang-Undang No- Daerah dalam penyempurnaan

mor 26 Tahun 2007 me nyebutkan peraturan, pedoman dan standar

bahwa penataan ruang di selenggarakan teknis di bidang bangunan gedung;

berdasarkan asas :

c. Menyampaikan pendapat dan per-

1. Keterpaduan;

2. Keserasian, Keselarasan, dan Kes- berwenang terhadap pe nyusunan

timbangan kepada instansi yang

eimbangan;

rencana tata bangunan dan ling- kungan, rencana teknis bangunan

3. Keberlanjutan; gedung tertentu, dan kegiatan

4. Keberdayagunaan dan Keberhasil penyeleng garaan yang menimbul-

gunaan;

kan dampak penting terhadap ling-

5. Keterbukaan;

kungan;

6. Kebersamaan dan Kemitraan;

d. Melaksanakan gugatan perwaki- lan terhadap bangunan gedung

7. Perlindungan Kepentingan umum; yang mengganggu, me rugikan dan/

8. Kepastian hukum dan Keadilan; atau mem bahayakan ke pentingan

Asas profesionalitas dalam undang- undanga bangunan gedung tersirat dari

Nomor 28 Tahun 2002, pencantuman penjelasan Pasal 39 ayat (2) yang menye-

asas-asas umum pe merintahan yang baik butkan bahwa Pemerintah Daerah mene-

dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun tapkan status status bangunan gedung

2007 tentang Penataan Ruang, dicantum- dapat dibongkar setelah mendapatkan

kan secara lebih tegas dalam batang tubuh hasilpengkajian teknis bangunan gedung

dan hampir sama asas-asas umum peme- rintahan yang baik yang diatur dalam

Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999

12 Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Nega-

ra , Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984, hlm..88

582 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Lalu Dhedi Kusmana | Penerapan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ................................. dan Undang-undang Nomor 32 Tahun

d. Keseimbangan hak dan kewajiban; 2004, yang dijadikan patokan di dalam

e. Keprofesionalan; pe nyelenggaraan pemerintahan.

f. Partisipatif;

3) Pengaturan AUPB dalam Undang-un-

g. Persamaan perlakuan; dang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

h. Keterbukaan;

Pelayanan Publik

i. Akuntabilitas;

Salah satu tujuan Undang-undang Nomor j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, kelompok rentan; adalah terwujudnya sistem penyelengga-

k. Ketepatan waktu; dan raan pelayanan publik yang layak sesuai l. Kecepatan, kemudahan, dan ke-

dengan asas-asas umum pemerintahan dan

terjangkauan.

korporasi yang baik. Unsur atau rincian dalam tabulasi tersebut Menurut Adrian Sutedi, yang di -

bersifat kumulatif, karena terdapat kata maksud dengan asas-asas penyeleng-

dan yang diletakkan dibelakang rincian garaan pelayanan publik adalah prinsip-

terakhir, yang membawa konsekuensi prinsip dasar yang menjadi acuan dalam

kedua belas asas tersebut mutlak dijadi- pengorganisasian, acuan kerja, serta pedo-

kan pedoman dalam penyelenggaraan pe- man penilai an kinerja bagi setiap lembaga

layanan publik.

penyelenggara pelayanan publik. 13 Asas-

asas yang dapat dikategorikan sebagai asas- Lima asas dalam yang dimaksud asas umum adminitrasi publik yang baik

dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 25 (general principles of good administration)

Tahun 2009 tentang Pe layanan Publik, ini harus bersifat umum dan adaptif terha-

sama dengan asas yang terdapat dalam dap keunikan jenis-jenis pelayanan yang

Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 mungkin diselenggarakan secara publik. 14 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepo- Asas-asas umum pemerintahan dan

tisme, dan dalam Undang-undang Nomor korporasi yang baik adalah konsep yuridis

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae- yang digunakan di dalam Undang-Undang

rah, yaitu asas kepentingan umum, asas Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

ke pastian hukum, asas keprofesi onalan, Publik. Parameter terwujudnya sistem

asas keterbukaan, dan asas keterbukaan. pe nyeleng garaan pelayanan publik yang

layak adalah yang sesuai dengan asas-asas Meskipun keseluruhan asas dalam umum pemerintahan dan korporasi yang

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 baik. Dua belas asas dalam penyelengga-

tentang pelayanan publik tidak secara raan pelayanan publik sebagaimana di-

tidak secara tegas mencantum kan maksud dalam Pasal 4 Undang-undang

definisi dua belas asas tersebut, namun Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan

dalam penjelasan Pasal 4 Undang- publik meliputi :

Undang Nomor 25 Tahun 2009, dapat dijadikan pedoman dalam mendefiniskan

a. Kepentingan umum; pengertian asas- asas dimaksud walapun

b. Kepastian hukum; makna yang terkandung dalam penjelas-

c. Kesamaan hak; an nya masih bersifat abstrak yang mem- butuhkan konkritisasi lebih lanjut. Dari

uraian asas-asas umum pemerintah an

Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik , Sinar Grafika, Jakarta, 2010 hlm.82.

yang baik dalam be berapa peraturan per -

14 Ibid

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 583

J UrnAl IUS | Vol I | Nomor 3 | Desember 2013 | hlm, 576~600

undang-undangan tersebut di atas, dapat dalam undang-undang yang terkait iden tifi kasi perbandingan asas-asas umum

perizinan, sebagai berikut: pemerintahan yang baik yang dinormakan

Perbandingan Pengaturan AUPB dalam Peraturan Perundang-undangan Terkait Perizinan

Undang-Undang

Istilah Yang

Rincian Asas

Penempatan

Dipergunakan

Pasal 2, Pasal Tahun 2002 tentang

UU Nomor 28

Asas

Kemanfaatan

39, Pasal 44, Bangunan Gedung

penyelengga-

keselamatan

raan bangunan

keserasian bangunan gedung

Pasal 47

dengan lingkungan. Keterbukaan. Kepastian Hukum.

Pasal 2 2007 tentang Penataan Penyelenggara-

UU Nomor 26 Tahun Asas

Keterpaduan;

Keserasian, kesela-rasan &

Ruang

an Penataan

keseim-bangan;

Ruang

Berkelanjutan; Keberdayagu-naan dan keberhasilgu-naan; Keterbukaan; Kebersamaan; Perlindungan kepentingan umum Kepastian hukum dan keadilan.

UU Nomor 25

Pasal 3 huruf Tahun 2009 tentang

Asas Umum

Kepentinganumum

b Pelayanan Publik.

Pemerintahan

Kepastian hukum;

dan Korporasi

Keseimbangan hak dan

Yang Baik

kewajiban; Keprofesionalan; Partisipatif; Persamaan perla-kuan/tidak diskriminatif; Keterbukaan; Akuntabilitas; Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; Ketepatan waktu; dankecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan

Sumber bahan hukum : diolah.

Keterangan : tersebut, yaitu dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 menggunakan

Berdasarkan tabulasi tersebut di atas, istilah asas-asas penyelenggaraan ban-

perbedaan ketiga perundang-undangan gunan gedung, dengan men catum kan 6

yang mengatur perizinan di Indoensia 584 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Lalu Dhedi Kusmana | Penerapan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ................................. (enam) macam asas. Undang-undang Pengertian asas keselamatan yang terdapat

Nomor 26 Tahun 2007 menggunakan is- dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun tilah asas penyeleng gar aan penataan ru-

2002 yang meng artikan asas ke selamatan ang, dengan mencantumkan 8 (delapan)

di per guanakan sebagai landasan agar ban- macam asas dalam batang tubuh. Sedan-

gunan gedung me me nuhi per syaratan ban- gkan Undang-undang Nomor 25 Tahun

gunan gedung, yaitu persyaratan teknis 2009, menggunakan istilah asas umum

untuk menjamin ke selatanan pemilik pemerintahan dan kor porasi yang baik,

dan pengguna bangu nan gedung, serta dengan mencantumkan 10 (sepuluh) ma-

masya rakat dan lingkungan sekitarnya, cam asas.

di samping persyaratan yang bersifat Sedangkan persamaan ketiga per-

admin istratif, dapat dimaknai sebagai pe- aturan perundang-undangan ter sebut,

normaan asas perlindungan ke pentingan yaitu mencantumkan 6 (enam) macam asas

umum, yang dinormakan dalam Undang- yang sama dalam batang tubuhnya yang

undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pe- meliputi asas keadilan, asas perlindungan

nataan Ruang dan Undang-undang Nomor kepentingan umum, asas kepastian hu-

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. kum, asas ke serasian, dan ke seimbangan

Begitu juga halnya dengan asas keterbu- serta asas keterbukaan.

kaan yang diatur dalam Undang-Undang Meskipun ketiga undang-undang

Nomor 28 Tahun 2002, Undang-undang yang mengatur tentang perizinan meng-

Nomor 26 Tahun 2007 dan Undang- gunakan istilah asas-asas yang ber beda,

Undang Nomor 25 Tahun 2009, walaupun namun mempunyai kesamaan satu dengan

asas keterbukaan dalam Undang-Undang yang lainnya. Dalam penjelasan Pasal 2

Nomor 28 Tahun 2002 tidak disebut kan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2002,

secara tegas dalam rincian asas-asas dalam menyebutkan bahwa asas ke manfa atan di-

penyelenggaraan ba ngunan gedung. Asas artikan sebagai asas yang dipergunakan

keterbukaan ditransformasikan dalam sebagai landasan agar bangunan gedung

Pasal Pasal 42 Undang-Undang Nomor dapat di wujudkan dan diselenggarakan

28 Tahun 2002 yang mengatur mengenai sesuai fungsi yang ditetapkan, serta sebagai

Par tsipisasi Masyarakat. Dengan ada nya wadah kegiatan manusia yang me menuhi

pengaturan bentuk partsipasi masya rakat, nilai-nilai kemanusian yang berkeadilan,

maka mencerminkan adanya keterbukaan termasuk aspek ke patutan dan kepan-

dalam peng aturan me ngenai penyeleng- tasan.

garan bangunan gedung. Pengertian asas yang terkandung dalam

Dengan adanya ketidakseragaman penjelasan Pasal 2 Undang- Undang No-

dalam pernormaan asas-asas umum mor 28 Tahun 2002 ter sebut mempu-

pemerintahan yang baik dalam ketiga un- nyai makna yang sama dengan makna

dang-undang tersebut menimbul kan ter- asas keadilan yang ter dapat dalam

jadinya disharmonisasi dalam peraturan Undang-Undang No mor 26 Tahun 2007

perundang-undangan yang terkait dengan tentang Pe nataan Ruang dan makna asas

perizinan di Indo nesia. Ketidak seragaman persamaan perlakuan/tidak disk ri minatif

istilah asas-asas yang dinormakan dalam yang terdapat dalam Pasal 2 Undang-

undang-undang yang terkait dengan per- undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

izinan ini disebabkan oleh belum adanya Pelayanan Publik.

kodifikasi undang-undang yang mengatur asas-asas umum pe merintahan yang baik sebagai standar acuan di dalam menor-

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 585

J UrnAl IUS | Vol I | Nomor 3 | Desember 2013 | hlm, 576~600

makan asas-asas umum pemerintahan yang secara tegas mencantum kan asas-asas yang baik

dalam penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana halnya yang tercantum

menurut Philipus M. Hadjon, di- dalam Undang-Undang No mor 28 Tahun

sebabkan peraturan perundang-undan- 2002. Namun beberapa asas dalam Per-

gan hukum administrasi di In do nesia aturan Daerah tentang Bangunan Gedung masih bersifat sektoral, sifat sektoral ini secara tersirat di temukan dalam beberapa

menimbulkan aki bat yaitu, tidak ada stan- Pasal dalam batang tubuh. Seperti

dar baku menyangkut istilah di bidang halnya pengaturan mengenai ketentuan

hukum admin istrasi, asas maupun konsep, pemanfaatan yang diatur dalam Pasal 38

tidak terdapat sinkronisasi asas hukum ad- ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten

ministrasi dan tidak ter dapat pemahaman Lom bok Timur Nomor 6 Tahun 2007

yang sama me nyangkut konsep-konsep merupakan bentuk penjabaran dari de- dalam huk um administrasi. 15 finisi makna asas kemanfaatan yang

Oleh karena itu menurut penulis, ke diakomodir dalam Undang-Undang ten- depan diperlukan kodifikasi peraturan

tang Bangunan Gedung, pada intinya perundang-undangan yang terkait dengan

menyebutkan bahwa pemanfaatan ba- perizinan dalam satu undang- undang, se-

ngunan gedung dilakukan oleh pemilik hingga menjadi standar dalam penjabaran

atau pengguna bangunan gedung setelah asas-asas umum pemerintahan yang baik,

bangunan gedung tersebut dinyatakan yang selama ini tersebar dalam beberapa

memenuhi persyaratan laik fungsi. peraturan perundang-undangan.

Begitu pula ketentuan mengenai

2. Penormaan AUPB dalam Peraturan Per- pelestarian yang tercantum dalam Pasal izinan di KabupaSten Lombok Timur

39 ayat (1) yang menyebutkan bangunan gedung dan lingkungannya ditetapkan

Obyek yang diteliti dalam tulisan ini sebagai cagar budaya sesuai peraturan adalah dua buah Peraturan Daerah yang

perundang-undangan harus dilindungi terkait dengan perizinan yaitu Peraturan

dan dilestarikan, mempunyai makna yang Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor

sama dengan pernormaan asas keserasian

6 Tahun 2007 tentang Bangunan Gedung, bangunan gedung dan ling kungannya yang dan Per aturan Daerah Kabupaten Lombok

terdapat dalam undang-undang. Timur Nomor 2 Tahun 2012 tentang Ren-

cana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lom- Belum tercantumnya secara tegas bok Timur Tahun 2012-2032. Berikut akan

asas-asas dalam Peraturan Daerah Nomor digambarkan asas-asas yang ter kandung

6 Tahun 2007 ini, tentu belum mencer- dalam kedua peraturan daerah tersebut di

minkan asas-asas dalam pem bentukan atas.

peraturan perundang-unda ngan. Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 11 Ta-

a. AUPB dalam Peraturan Daerah Ka bupaten hun 2012 tentang Pem bentukan Per- Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2007 ten-

aturan Perundang-unda ngan, disebutkan tang Bangunan Gedung.

asas-asas dalam pem bentukan peraturan Peraturan Daerah Kabupaten Lom-

perundang- undang an, antara lain : bok Timur Nomor 6 Tahun 2007 tentang

1. kejelasan tujuan;

bangunan gedung, tidak terdapat Pasal

2. kelembagaan atau organ pembentuk

Philipus M Hadjon, RUU Administrasi Pemerin- tahan Sebagai Kodifikasi (sebagian) Hukum Administra-

yang tepat;

si (General Rule of Administrative Law ) dan Peradilan Tata Usaha Negara (Makalah ) , Surabaya, 2009.

586 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Lalu Dhedi Kusmana | Penerapan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik .................................

3. kesesuaian antara jenis dengan (2)Setiap pemilik dan/atau pengguna materi muatan;

bangunan gedung yang tidak me-

4. dapat dilaksanakan; menuhi ketentuan dalam undang- undang ini, diancam dengan pidana

5. kedayagunaan dan kehasilgunaan; penjara paling lama 4 (empat) ta-

6. kejelasan rumusan; dan hun dan/atau denda paling banyak

15 % (lima belas per seratus) dari ni-

7. keterbukaan. lai bangunan, jika karenanya meng-

Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 5 akibatkan kecelakaan bagi orang lain Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011,

yang mengakibatkan cacat seumur menekankan bahwa setiap pem bentukan

hidup.

peraturan perundang-unda ngan harus (3)Setiap pemilik dan/atau pengguna mempunyai tujuan yang jelas yang hen- bangunan yang tidak memenuhi ke- dak dicapai. tentaun dalam undang-undang ini,

Disamping tidak dicantumkannya diancam dengan pidana penjara pal- secara tegas asas-asas umum pe nye-

ing lama 5 (lima) tahun dan/atau lenggaraan bangunan gedung dalam

denda paling banyak 20 % (dua pu- batang tubuh, pengaturan sanksi dalam

luh per seratus) dari nilai bangunan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok

gedung, jika karenaya mengakibat- Timur Nomor 6 Tahun 2007 masih ter

kan hilangnya nyawa orang lain. dapat pertentangan dengan ketentuan

Sebaliknya dalam Pasal 53 Peraturan sanksi yang diatur dalam Pasal 46 dan

Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor Pasal 47 Undang-Undang Nomor 28 Tahun

6 Tahun 2007 justru mencantum kan 2002 tentang Bangunan Gedung, justru

sanksi pidana penjara lebih ringan dari menyebabkan ketidakpastian dalam pe-

sanksi pidana yang telah ditetapkan nyelenggaraanya, padahal salah tujuan oleh Undang-Undang. Ketentuan peng-

pengaturan bangunan gedung yang diatur urangan sanksi ini tanpak jelas dalam dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Pasal 53 berikut ini:

2002 adalah me wujudkan kepastian hu- kum dalam pe nyelenggaraan bangunan

(1)Setiap pemilik dan/atau pengguna gedung.

bangunan gedung yang tidak me- menuhi ketentuan dalam Per aturan

Ketentuan Pasal 46 Undang-Undang Daerah ini, diancam dengan pidana Nomor 28 Tahun 2002 mengatur sebagai

penjara paling lama 3 (tiga) bulan berikut :

dan/atau denda paling banyak 40 (1)Setiap pemilik dan/atau pengguna

% dari nilai bangunan jika meng- bangunan gedung yang tidak me-

akibatkan kerugian harta benda menuhi ketentuan dalam undang-

orang lain.

undang ini, diancam dengan pidana (2)Setiap pemilik dan/atau pengguna penjara paling lama 3 (tiga) tahun

bangunan gedung dipidana penjara dan/atau denda paling banyak 10%

paling lama 4 (empat) bulan dan/ (sepuluh perseratus) dari nilai ban-

atau denda paling banyak 15 % dari gunan yang sedang atau telah diban-

nilai bangunan gedung, jika karenan- gun, jika karenanya meng akibatkan

ya mengakibatkan kecelakaan bagi kerugian harta benda orang lain.

orang lain yang mengakibatkan cacat seumur hidup.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 587

J UrnAl IUS | Vol I | Nomor 3 | Desember 2013 | hlm, 576~600

(3)Setiap pemilik dan/atau pengguna memuat ancaman pidana kurungan pal- bangunan gedung dipidana penjara

ing lama 6 (enam) bulan atau denda paling paling lama 5 (lima) bulan dan/atau

banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta denda paling banyak 20 % dari ni-

rupiah). Pembedaan jenis sanksi pidana lai bangunan gedung, jika karenan-

penjara dan pidana kurungan ini sebagai ya meng akibatkan kecelakaan bagi

konsekuensi jenis tindak pidana yang dia- orang lain yang mengakibatkan hi-

tur dalam Kitab Undang-Undang Hukum langnya nyawa orang lain.

Pidana, yaitu kejahatan dan pelanggaran. (4)Dalam proses peradilan atas tinda-

Dalam perumusan sanksi pidana kan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat

dalam sebuah peraturan daerah, harus (3) hakim memperhatikan pertim-

dinyatakan secara tegas jenis pidana yang bangan dari tim ahli bangunan ge-

dikenakan yaitu berupa pelang garan. Hal dung.

ini tersirat dari ketentuan dalam lampi- (5)Pelaksanaan pengenaan sanksi se-

ran poin 121 Undang-Undang Nomor 12 bagai mana dimaksud pada ayat (1),

Tahun 2011, yang meng gariskan bahwa ayat (2), dan ayat (3) sesuai keten-

rumusan ketentuan pidana harus me- tuan peraturan perundang-undangan

nyatakan secara tegas kualifikasi dari yang berlaku.

perbuatan yang diancam dengan pidana itu sebagai pelanggaran atau kejahatan.

Berdasarkan ketentuan di atas, nam- pak Peraturan Daerah Kabupaten Lom-

Dengan demikian, apabila dalam bok Timur Nomor 6 Tahun 2007, men-

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 cantumkan sanksi pidana lebih rendah

telah menetukan jenis hukuman pidana- daripadasanksi pidana yang diatur dalam

nya, maka ketentuan sanksi pidana yang Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002.

diatur dalam Peraturan Daerah tidak boleh Sebaliknya terhadap sanksi pidana den-

bertentangan dengan undang-undang di

da terhadap kerugian harta benda orang

atasnya.

lain, Peraturan Daerah Kabupaten Lom- Di samping itu, pertentangan keten-

bok Timur Nomor 6 Tahun 2007 justru tuan sanksi pidana ini juga nampak an-

mengatur lebih tinggi yaitu sebesar 40 %. tara ketentuan Pasal 47 Undang-undang

Ketentuan sanksi pidana denda ini melam- Nomor 28 Tahun 2002 dengan ketentuan

paui batas maksimal 10% dari ketentuan Pasal 54 Peraturan Daerah Kabupaten

sanksi pidana denda yang diatur dalam Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2007. Undang-undang tentang Bangunan Ge-

dung. Dalam ketentuan Pasal 47 Undang- undang Nomor 28 Tahun 2002 me-

Selain itu, pencantuman sanksi

nyebutkan:

pidana penjara dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Ta-

(1)Setiap orang atau badan yang karena hun 2007, bertentangan dengan Undang-

kelalaiannya melanggar ketentuan Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

undang-undang ini sehingga meng- Pemerintahan Daerah, yang pada prin-

akibatkan bangunan tidak laik fungsi sipnya hanya memperbolehkan sanksi

dapat dipidana kurungan dan/atau pidana kurungan atau denda terhadap

pidana denda.

pelanggaran peraturan daerah. Ketentu- (2)Pidana kurungan dan/atau pidana an ini tertuang dalam Pasal 143 ayat (2) denda sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,

ayat (1) meliputi :

yang menyebutkan bahwa Perda dapat 588 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Lalu Dhedi Kusmana | Penerapan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik .................................

a. Pidana kurungan paling lama 1 (satu) orang lain sehingga menimbulkan tahun dan/atau pidana denda paling

cacat seumur hidup. banyak 1% (satu per seratus) dari

c. Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) nilai bangunan gedung jika karena-

bulan dan/atau pidana denda paling nya meng akibatkan ke rugian harta

banyak 3 % (tiga per seratus) dari benda orang lain;

nilai bangunan gedung jika karena-

b. Pidana kurungan paling lama

nya

meng akibat kan hilangnya

2 (dua) tahun dan/atau pidana nyawa orang lain. denda paling banyak 2 % (dua per

Pertentangan kedua Pasal tersebut di seratus) dari nilai bangunan gedung

atas, membawa konsekuensi Peraturan jika

karenanya meng akibatkan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor kecelakaan bagi orang lain sehingga

6 Tahun 2007 bertentangan dengan menimbulkan cacat seumur hidup.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002,

c. Pidana kurungan paling lama 3 karena terjadi konflik norma secara (tiga) tahun dan/atau pidana denda

vertikal, sehingga belum men cerminkan paling banyak 3 % (tiga per seratus)

asas kepastian hukum sebagai salah satu dari nilai bangunan gedung jika

tujuan dibentuknya peraturan tentang karenanya meng akibatkan hila ng -

bangunan gedung sebagaimana diatur nya nyawa orang lain.

dalam Pasal 3 angka 3 Undang-Undang Sebaliknya ketentuan Pasal 54 Un-

Nomor 28 Tahun 2002. dang-Undang Nomor 6 Tahun 2007 ten-

Mengenai asas kepastian hukum ini, tang Bangunan Gedung, menyebutkan

Jazim Hamidi berpandangan bahwa asas sebagai berikut :

kepastian hukum sudah merupakan ciri pokok dari negara hukum adanya asas

(1)Setiap orang atau badan yang karena kelalaiannya melanggar ketentuan

legalitas, karena itu baik undang-undang yang mengikat penguasa maupun warga

undang-undang ini sehingga meng- masyarakat harus jelas dan pengaturan

akibat kan bangunan tidak laik fungsi itu memang memungkinkan untuk

dapat dipidana kurungan dan/atau diterapkan. pidana denda. 16

(2)Pidana kurungan dan/atau pidana Dalam teori hierarki norma stufen- denda sebagaimana dimaksud dalam

thorie Hans Kelsen, maka apabila terjadi ayat (1) meliputi :

per tentangan antara peraturan perun- dang-undangan secara vertikal, maka

a. Pidana kurungan paling lama 1 berlaku asas hukum lex Superiori derogat (satu) bulan dan/atau pidana denda legi impriori (hukum yang lebih tinggi me-

paling banyak 1 % (satu per seratus) nyampingkan hukum yang lebih rendah).

dari nilai bangunan gedung jika karenanya meng akibatkan kerugian

Dengan adanya pertentangan norma harta benda orang lain;

yang terkandung dalam ketentuan sanksi

b. Pidana kurungan paling lama 2 (dua) yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6

bulan dan/atau pidana denda paling Tahun 2007 dengan ketentuan sanksi yang

banyak 2 % (dua per seratus) dari nilai bangunan gedung jika karena-

terdapat dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002, maka ketentuan sanksi yang

nya meng akibat kan kecelakaan bagi diberlakukan adalah ketentuan sanksi

16 Jazim Hamidi, Op. cit., hlm..36.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 589

J UrnAl IUS | Vol I | Nomor 3 | Desember 2013 | hlm, 576~600

yang terdapat dalam Undang-Undang ruang tersebut di atas, meskipun telah Nomor 28 Tahun 2002, karena kedudukan

dinormakan dalam beberapa Pasal dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002

Peraturan Daerah Kabupaten Lombok dalam hierarki peraturan perundang-

Timur Nomor 2 Tahun 2012, akan tetapi undangan lebih tinggi dari kedudukan

masih terdapat beberapa Pasal yang ma- Peraturan Daerah Kabupaten Lombok

sih menimbulkan ketidakpastian hukum Timur.

dalam penjabarannya. Ketidak pastian initerdapat dalam ketentuan Peralihan

b. AUPB dalam Peraturan Daerah Kabu paten yang mencantumkan adanya diskresi ke-

Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2012 pada Pemerintah Daerah dalam pembata-

Pengaturan terkait perizinan pe- lan izin dan penggantian yang layak akibat nataan ruang di Kabupaten Lombok

pembatalan izin. Diskresi ini tersirat dari Timur, selain mengacu pada Undang-

yang dalam Pasal 58 huruf b angka 3 yang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

menyebutkan :

Penataan Ruang dan Peraturan Daerah Izin pemanfaatan ruang yang telah dikel-

Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 uarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentu-

Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang an Peraturan daerah ini berlaku ketentuan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat bahwa untuk yang sudah dilaksanakan

Tahun 2009-2029, juga mengacu pada pembangunnya dan tidak memungkink-

Peraturan Daerah Kabupaten Lombok an untuk dilakukan penyesuaian dengan Timur Nomor 2 Tahun 2012. fungsi kawasan berdasarkan Peraturan

Di samping itu, dalam batang tubuh Daerah ini, izin yang telah diterbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok

dapat dibatalkan dan terhadap kerugian Timur telah mencantumkan asas-asas

yang timbul sebagai akibat pembatalan umum dalam penataan ruang, dalam ke-

izin tersebut dapat diberikan penggantian tentuan Pasal 2 Peraturan Daerah Kabu-

yang layak.

paten Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2012 Ketentuan Pasal ini tentu saja se-

menyebutkan 9 (sembilan) asas dalam pe- cara hukum akan menimbulkan ketidak-

nataan ruang sebagai berikut: pastian karena menimbulkan ketidak-

a. asas keterpaduan; jelasan dalam pelaksanaanya yang di-

b. asas keserasian, keselarasan dan gantungkan pada kebijakan dari badan/ kese imbangan;

pejabat administrasi.

c. asas keberlanjutan; Disamping itu, dalam Peraturan

d. asas keberdayagunaan dan keber- Daerah Nomor 2 Tahun 2012 ini, tidak hasilgunaan;

mencantumkan ketentuan masa transisi

e. asas keterbukaan; penyesuaian pemanfaatan ruang dalam ke-

f. asas kebersamaan dan kemitraan; tentuan peralihan. Kondisi ini tentu nya bertentangan dengan ketentuan Pasal 77

g. asas perlindungan kepentingan ayat (2) Undang-Undang Nom or 26 Ta-

umum; hun 2007 yang menyatakan bahwa peman-

h. asas kepastian hukum dan keadilan; faatan ruang yang sah menurut rencana dan

tata ruang sebelumnya diberi masa transisi

i. asas akuntabilitas. selama 3 (tiga) tahun untuk penyesusian. Kesembilan asas-asas umum pe-

Dengan tidak ada adanya ketentuan merintahan yang baik dalam penataan

masa penyesauian ini, menurut penu- 590 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Lalu Dhedi Kusmana | Penerapan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ................................. lis Peraturan Daerah Kabupaten Lom-

Dalam rangka tertib penyelenggaraan

bok Timur Nomor 2 Tahun 2012 belum pendirian bangunan sesuai dengan tata ru- sepenuhnya menjabarkan asas kepastian ang, maka Pemerintah melalui Ke menterian hukum meskipun sebagian besar dari asas- Dalam Negeri telah me nerbitkan Peraturan asas umum pemerintahan yang baik telah Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun dinormakan dalam batang tubuh nya.

2010 tentang Pedoman Pemberian Izin Mendirikan Bangunan. Peraturan Meteri

3. AUPB dalam Prosedur Penerbitan Izin di Dalam Negeri ini merupakan peng ganti

Kabupaten Lombok Timur peraturan tentang izin men dirikan bangu-

nan sebelumnya, yaitu Peraturan Menteri

a. Prosedur dan Persyaratan Penerbitan izin

Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1993 ten- tang Izin Mendirikan Bangunan dan Izin

Pada umumnya permohonan izin ha- Gangguan Bagi Perusahaan Industri. rus menempuh prosedur tertentu yang di- tentukan oleh Pemerintah selaku pemberi

Pedoman pemberian izin yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

izin. Di samping harus menempuh prose- dur tertentu, permohonan izin juga harus Nomor 32 Tahun 2010, telah menyebutkan memenuhi persyaratan-persyaratan ter- prinsip-prinsip pemberian izin mendirikan tentu yang ditentukan secara sepihak oleh bangunan, yaitu : Pemerintah atau pemberi izin. Prosedur dan

a. prosedur yang sederhana, mudah dan ap- persyaratan itu berbeda-beda ter gantung je-

likatif;

nis izin dan instansi pemberi izin.

b. pelayanan yang cepat, terjangkau, dan te- Menurut Soehino, syarat-syarat dalam

pat waktu;

izin bersifat konstitutif dan kondisional.

c. keterbukaan informasi bagi masyarakat Bersifat konstitutif, karena ditentukan

dan dunia usaha; dan

suatu perbuatan atau tingkah laku tertentu yang harus (terlebih dahulu) dipenuhi, arti-

d. aspek rencana tata ruang, kepastian status nya dalam hal pemberian izin itu ditentu-

hukum pertanahan, keamanan dan kes- kan suatu perbuatan yang konkret dan bila

Dokumen yang terkait

PERANAN PENYIDIK TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM (Studi di Polresta Bandar Lampung) (Jurnal Skripsi)

0 0 14

ANALISIS PENYELESAIAN PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS DI WILAYAH POLRES WAY KANAN DENGAN TERSANGKA ANAK MELALUI KEARIFAN LOKAL (Studi Laporan Perkara Nomor : LP/08.09/70/A/XI/2016/LL RES WK)

0 0 13

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (Studi Putusan Nomor: 18/Pid.Sus-TPK/2016/PN.Tjk)

0 1 15

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PROYEK PELEBARAN JALAN (Studi Perkara Nomor 15Pid.Sus.TPK2015PN.Tjk.) (Jurnal Skripsi)

0 2 14

PRAKTIK KARTEL DALAM INDUSTRI DAGING AYAM BROILER DI INDONESIA (Studi Putusan KPPU Nomor: 02/KPPU-I/2016)

0 1 13

ABSTRACT JURIDICAL REVIEW ON THE IMPLEMENTATION OF FINANCING PAYMENT WITH FIDUCIARY GUARANTEE AGENCY (A Case Study at PT Federal International Finance (FIF) Bandar Lampung City) By Mutia Marta Hendriani1, Sunaryo,

0 1 12

ABSTRACT IMPLEMENTATION OF CREATING SHARED VALUE (CSV) CONCEPT AS A CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PROGRAM IN ORDER TO IMPROVE STAKEHOLDER WELFARE (Study at PT Nestle Indonesia Panjang Factory)

0 0 14

TECHNICAL BARRIER TO TRADE ROKOK KRETEK INDONESIA DALAM MEASURES AFFECTING THE PRODUCTION AND SALE OF CLOVE CIGARETTES AMERIKA SERIKAT (DS-406) TECHNICAL BARRIER TO TRADE OF INDONESIAN CLOVE CIGARETTES IN THE CONTEXT OF MEASURES AFFECTING THE PRODUCTION A

0 0 10

PENERAPAN KETENTUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN SWASTA THE IMPLEMENTATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) IN PRIVATELY OWNED COMPANIES

0 0 15

MUNCULNYA INTERVENSI ASING TERHADAP PELANGARAN HAM DALAM SUATU KONFLIK BERSENJATA DI SUATU NEGARA THE EMERGENCE OF FOREIGN INTERVENTION AGAINST HUMAN RIGHTS VIOLATIONS IN ARMED CONFLICT IN A STATE

0 1 11