ANALISIS PENYELESAIAN PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS DI WILAYAH POLRES WAY KANAN DENGAN TERSANGKA ANAK MELALUI KEARIFAN LOKAL (Studi Laporan Perkara Nomor : LP/08.09/70/A/XI/2016/LL RES WK)

  ANALISIS PENYELESAIAN PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS DI WILAYAH POLRES WAY KANAN DENGAN TERSANGKA ANAK MELALUI KEARIFAN LOKAL (Studi Laporan Perkara Nomor : LP/08.09/70/A/XI/2016/LL RES WK) (Jurnal) Oleh CAROLLA CAREPANY FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

  

ABSTRAK

ANALISIS PENYELESAIAN PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS

DI WILAYAH POLRES WAY KANAN DENGAN TERSANGKA

ANAK MELALUI KEARIFAN LOKAL

(Studi Laporan Perkara Nomor : LP/08.09/70/A/XI/2016/LL RES WK)

  

Oleh:

Carolla Carepany, Tri Andrisman, Damanhuri Warganegara

Email

  Kasus laka lantas yang melibatkan anak di wilayah Polres Way Kanan yang menyebabkan tewasnya seorang pejalan kaki. Guna menangkal perselisihan kedua belah pihak Penyidik Kepolisian Laka Lantas Polres Way Kanan mengambil tindakan secara preventif dengan mejadi mediator mempertemukan kedua belah pihak. Permasalahan: Penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah Polres Way Kanan dan kedudukan hukum dari penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah Polres Way Kanan.

  Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus, dimana pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah hukum Polres Way Kanan telah dilaksanakan dengan adanya itikad baik serta rasa tanggung jawab tersangka anak dan keluarga dengan mendatangi keluarga korban sebagai upaya penyelesaian perkara kecelakan lalu lintas di luar hukum pidana dengan melibatkan Tokoh masyarakat, Aparat Desa dan Aparat Kepolisian Polres Way Kanan sebagai penengah dan saksi dalam penyelesaian proses perkara tersebut dengan jalan musyawarah damai, dimana adanya pernyataan dari keluarga tersangka memohon maaf atas peristiwa kecelakaan tersebut, kedua menyampaikan rasa turut berdukacita kepada keluarga korban, ketiga memberikan santunan atau biaya kerohiman kepada keluarga korban sebagai bentuk rasa pertanggungjawaban terhadap korban dan keluarga.Kedudukan hukum dari penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah hukumPolres Way Kanan sebaiknya tetap di tegakan meskipun ada peretanggungjawaban keluarga tersangka atau pelaku namun itu hanya untuk meringankan tuntutan pidana tidak menghilangkan atau menghapus unsur pidana tersebut.

  Kata Kunci : Kecelakaan lalu Lintas, Anak, Kearifan Lokal

  

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF CURRENT ACCIDENTS OF ACCIDENTS

  

IN THE POLRES WAY KANAN REGION

CHILDREN THROUGH LOCAL WISDOM

(Case Study Report Number: LP/08.09/70/A/XI/ 2016/LL RES WK)

By

  

Carolla Carepany, Tri Andrisman, Damanhuri Warganegara

Email

Phone : 08972229696

  

The case of a past accident involving a child in Way Kanan Police led to the death

of a pedestrian. To counter the dispute between the two sides of the Traffic Police

Traffic Police investigator Way Kanan takes action in a preventive manner by

being a mediator bringing the two sides together. Problems: The settlement of

traffic matters with a child suspect through local wisdom in the Way Kanan

Police area and The legal status of a traffic accident case settlement with a child

suspect through local wisdom in the Way Kanan Police area.

The approach in this study used a qualitative approach with case study research

type, where data collection through in-depth interviews, observation, and

documentation.

The settlement of traffic incidents with child suspects through local wisdom in the

jurisdiction of Way Kanan Police has been carried out in the presence of good

faith and the sense of responsibility of the children and family by visiting the

victim's family as an effort to solve the case of traffic accident outside the criminal

law involving community leaders, Village Apparatuses and Police Officers of Way

Kanan Police as mediators and witnesses in the settlement of the proceedings by

peaceful deliberation, where the statement from the family of the suspect

apologized for the accident, the two conveyed their sympathy to the victim's

family, the third gave compensation or the cost of the kerohiman to the victim's

family as a form of accountability for the victim and the family.The legal status of

the settlement of traffic matters with the child suspect through local wisdom in the

jurisdiction of Way Kanan Police should remain in the stand despite the

accountability of the suspect family or the perpetrator but only to relieve the

criminal charges does not eliminate or remove the criminal elements.

  Keywords: Traffic Accidents, Children, Local Wisdom

I. PENDAHULUAN

  Hukum yang berlaku di Indonesia saat ini lebih berwarna positivistik yang artinya bahwa dalam paradigma berhukum lebih mengedepankan hukum tertulis saja seperti Undang – Undang, Peraturan Pemerintah, PERDA dan sebagainya, serta dalam penegakannya selalu mendewakan asas legalitas sehingga penegakan hukumnya bersifat kaku serta mengenyampingkan hukum yang tidak tertulis (kearifan lokal).

  Hasil data Lakalantas Polres Way Kanan. selama tahun 2015, terdapat 70 kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) dengan korban meninggal dunia sebanyak 26 orang, luka berat sebanyak 69 orang dan luka ringan sebanyak 34 orang, sedangkan jumlah kerugian material akibat 70 kasus laka lantas tersebut mencapai Rp. 380.400.000.

  Anak yang kurang atau tidak memperoleh perhatian secara fisik, mental maupun sosial seiring berprilaku dan bertindak asosial dan bahkan antisosial yang merugikan dirinya, keluarga, dan masyarakat. Salah satu pertimbangan (consideran)Undang-Undang Nomor

  11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak menyatakan bahwa: “Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi, selaras, dan seimbang”.

  Laden Marpaung menyatakan, Pertanggungjawaban pidana adalah sesuatu perbuatan pidana yang harus dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang dilakukan.

  Pertanggungjawaban pidana seseorang berkaitan dengan kesalahan.

  1 Moeljatno, menyatakan bahwa:

  Pertanggungjawaban pidana hanya dapat terjadi jika sebelumnya seseorang telah melakukan tindak pidana. Moeljatno menyatakan “orang tidak mungkin dipertanggung jawabkan (dijatuhi pidana) kalau dia tidak melakukan perbuatan pidana”. Dengan demikian, pertanggung jawaban pertama-tama tergantung pada dilakukannya tindak pidana. Pertanggung jawaban pidana hanya akan terjadi jika sebelumnya telah ada seseorang yang melakukan tindak pidana. Sebaliknya, eksistensi suatu tindak pidana tidak tergantung apakah ada orang-orang yang pada kenyataannya melakukan tindak pidana tersebut.

  2 Pengaturan tentang tata tertib berlalu

  lintas telah diatur didalam Undang- Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ditambah dengan Peraturan Pemeritah Nomor 41 sampai Nomor

  43 Tahun 1993 yang mengatur masalah lalu lintas, khususnya pada setiap pengemudi kendaraan bermotor, banyak perintah-perintah dan larangan-larangan yang diberikan bertujuan untuk 1 Laden Marpaung, Asas-Asas Teori Praktik

  Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hlm 16.

2 Moeljatno, Asas-Asas hukum Pidana, menyelamatkan lalu lintas dijalan raya terhadap kelalaian tidak menggunakan kemampuan yang dimilikinya ketika kemampuan tersebut harusnya di gunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban yang berakibat orang lain menderita kerugian besar yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu ancaman pidannya layak dikenakan pidana.

  Kejadian tindak pidana lalu lintas oleh anak kebanyakan berakhir di Pengadilan dan jarang dari korban untuk mau menyelesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan. Tentunya hal ini berdampak negatif bagi anak yang mentalnya masih labil. Nashriana yang menyatakan, Keberadaan anak-anak dalam tempat penahanan dan pemenjaraan bersama orang-orang yang lebih dewasa, menempatkan anak-anak pada situasi rawan menjadi korban berbagai tindak kekerasan.

  melibatkan anak di wilayah hukum Polres Way Kanan yang menyebabkan tewasnya seorang pejalan kaki. Guna menangkal perselisihan kedua belah pihak Penyidik Kepolisian Laka Lantas Polres Way Kanan mengambil tindakan secara preventif dengan mejadi mediator mempertemukan kedua belah pihak.

  Adanya perdamaian antara keluarga korban yang meninggal dunia dengan pelaku tindak pidana kecelakaan lalu dapat dijadikan landasan filosofis oleh penyidik untuk menghentikan 3 Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana

  Bagi Anak di Indonesia , RajaGrafindo

  proses hukum terhadap pelaku tindak pidana kecelakaan lalu lintas. Namun disisi lain dengan penghentian poses hukum oleh penyidik apakah dapat diterima oleh keluarga korban yang meninggal dunia.

  Rembug pekon yang merupakan kearifan lokal masyarakat Lampung dimana program tersebut sebenarnya lebih mengutamakan tindakan preventif ketimbang represif. Tidak hanya itu, program rembug pekon yang merupakan kearifan lokal tersebut juga sekaligus mengubah paradigma lama tentang keberhasilan polisi. Jika dahulu suksesnya aparat di lihat dari banyaknya pelaku laka lantas yang diproses hukum terutama anak sebagai pelaku tindak pidana kini paradigma itu diubah lebih mengedepankan musyawarah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: a.

3 Seperti pada kasus laka lantas yang

  Bagaimanakah penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah Polres Way Kanan? b. Bagaimanakah kedudukan hukum dari penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah Polres Way Kanan?

  Pendekatan dalam penelitian tipe penelitian studi kasus, dimana pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Setelah data terkumpul dan diolah, data. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu dengan cara mendeskripsikan data yang diperoleh dalam bentuk penjelasan dan uraian-uraian kalimat. Dan dapat ditarik kesimpulan secara induktif yaitu suatu cara berfikir dari hal-hal yang bersifat umum lalu diambil kesimpulan secara khusus. Dari kesimpulankesimpulan yang telah diambil kemudian disampaikan saran-saran.

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor

  22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang diakibatkan oleh kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas dapat diakibatkan dari situasi-situasi konflik antara pengemudi dengan lingkungan, dimana pengemudi melakukan tindakan menghindari sesuatu atau rintangan sehingga kemungkinan dapat menyebabkan tabrakan atau kecelakaan lalu lintas.

  Hasil wawancara dengan Soeharni selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan, menurut Pasal 1 angka 24 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkut an Jalan (“UU LLAJ”), kecelakaan lalu lintas adalah suatu dan tidak disengaja melibatkan

  Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

  Sebagai contoh kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak di wilayah hukum Polres Way Kanan. Menurut Iptu Soeharni selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan, berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara di Jalan Lintas Sumatera Km 164 TB Kp Gunung Baru Kecamatan Suka Negeri Kabupaten Way Kanan dan berdasarkan keterangan saksi-saksi dan pelaku Penydik Laka Lantas Polres Way Kanan bahwa kecelakaan yang terjadi dengan pelaku An. Riko Satria Bin Hairullah, Umur 16 (enam belas) tahun seorang Pelajar SMA yang mengendarai Sepeda Motor Yamaha R15 warna Biru Nomor Polisi B 8484 NAT yang berjalan dari arah Gunung Labuhan menuju Bukit Kemuning di jalur tikungan menabrak Seorang Pejalan Kaki yang hendak menyeberang dari sebelah kiri ke kanan jalan dari arah Gunung Labuhan menuju Bukit Kemuning sehingga terjadi kecelakaan yang mengakibatkan 1 (satu) orang pejalan kaki yang mengalami luka berat yang di rawat di Rumah Sakit Hi. Kamino Baradatu dan di rujuk ke Rumah Sakit Bandar Lampung dan korban meninggal dunia dalam perjalanan sedangkan kendaraan mengalami kerusakan.

II. HASIL PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perkara Lalu Lintas dengan Tersangka Anak Melalui Kearifan Lokal di Wilayah Polres Way Kanan

  Hasil wawancara dengan Soeharni selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan bahwa, Salah satu solusi yang dapat ditempuh dalam penanganan perkara tersangka anak adalah pendekatan keadilan restoratif , yang dilaksanakan dengan cara diversi. Keadilan restoratif merupakan proses penyelesaian yang dilakukan di luar sistem peradilan pidana dengan melibatkan korban, pelaku, keluarga korban dan keluarga pelaku, masyarakat serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan suatu tindak pidana yang terjadi untuk mencapai kesepakatan dan penyelesaian. Keadilan restoratif dianggap cara berfikir/paradigma baru dalam memandang sebuah tindak kejahatan yang dilakukan oleh seorang.

  Menurut Soeharni selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan bahwa, Melalui otoritas diskresi Polisi dapat menentukan bentuk diversi terhadap suatu perkara anak. Diskresi adalah kewenangan yang dimiliki polisi untuk menghentikan penyidikan perkara dengan membebaskan tersangka anak, ataupun melakukan

  diversi dengan tujuan agar anak

  terhindar dari proses hukum lebih lanjut. Diversi dapat dikatakan sebagai pengalihan tanpa syarat kasus-kasus anak (yang diduga melakukan tindak pidana) dari proses formal. Program diversi merupakan upaya terbaik bagi anak, terutama untuk tindak pidana yang kurang serius. Hal ini tentu melibatkan aparat penegak hukum untuk menyatakan kepada anak, bahwa apa yang diperbuatnya salah dan mengingatkannya untuk tidak mengulangi lagi.

  Hasil wawancara dengan Rutaman selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan restoratif dalam penyelesaian tindak pidana pertama kali disahkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Pengertian dari keadilan restoratif dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal

  1 Ayat (6) dijelaskan bahwa Keadilan Restoratif adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk bersama- sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan. Jenis penyelesaian tindak pidana ini menitikberatkan untuk mengakhiri suatu permasalahan pidana dengan

  Win-Win Solution antara pihak

  korban dan pelaku. Dengan kata lain proses penyelesaian tindak pidana melalui keadilan restoratif terjadi dengan melibatkan berbagai pihak yang terlibat dalam tindak pidana tertentu agar bersama-sama memikirkan dan menyelesaikan masalah tersebut.

  Hasil uraian wawancara di atas dengan Penyidik Lalu Lintas Polres Way Kanan dapat dikatakan bahwa penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal yaitu di wilayah Polres Way Kanan dapat di selesaikan melalui jalur mediasi yang merupakan bagian dari kearifan lokal dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan. Erana Dewi selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung berkaitan dengan penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah Polres Way Kanan yang mengatakatan, perkara lalu lintas adalah di awali dengan timbulnya suatu insiden atau peristiwa kecelekaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan adanya kerugian dari kedua belah pihak yang telah di tangani oleh pihak penegak hukum dalam hal ini Kepolisian. Berkaitan dengan pengertian kecelekaan lalu lintas itu sendiri dapat di lihat dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang tidak kita harapkan bersama karena dengan adanya peristiwa tersebut akan mengganggu jalannya lalu lintas bagi kepentingan umum dan adanya korban baik materi atau jiwa.

  Erna Dewi menyatakan kearifan lokal merupakan suatu kebiasaan, keyakinan cara pandang yang dilakukan seperti hukum adat, yang berlaku lokal, sifatnya tidak geografis tatapi genelogis dimana suku bangsa berada. Misalnya orang Papua yang berada di Lampung, orang Papua tersebut mau menggunakan kearifan lokal Papua tidak apa-apa, begitu juga orang Lampung yang ada di jakarta tidak di batasi geografis.

  Erna Dewi yang menyatakan bahwa kearifan lokal sudah ada dan dipakai dalam adat, bahkan sebelum Lampung mengenal kearifan lokal untuk menyelesaikan perkara dengan cara perdamaian dalam suatu adat, karena di pidana tidak ada istilah

  Hasil uraian wawancara di atas dengan Erna Dewi selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung berkaitan dengan penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah Polres Way Kanan maka dapat dikatakan dapat di lihat dari akibatnya. Jika akibat itu fatal, bila anak umur 14 sampai dengan

  18 tahun tidak harus disesuaikan dengan kearifan lokal boleh dikenakan pidana. Namun itu semua kembali kepada keluarga korban jika kelurga korban menerima penyelesaian dengan jalan perdamaian dimana keluarga pelaku besedia memberi ganti kerugian dan menyabut laporan tersebut dari kepolisian dengan dasar sudah adanya kesepakatan penyelesaian melalui mediasi dan tidak adanya tuntutan hukum pidana terhadap pelaku anak maka hal itu dapat selesai. Amir Toha selaku Tokoh Masyarakat Way Kanan yang menyatakan bahwa, penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas dengan tersangka anak di wilayah Polres Way Kanan bukan hanya liwat tindak pidana hukum atau kurungan pidana kepada anak selaku tersangka atau pelaku. Namun pertanggungjawaban bisa dalam bentuk rasa penyesalan tersangka anak dan rasa peduli keluarga tersangka terhadap keluarga korban kecelakaan lalu lintas. Pada dasarnya yang penting ada niat baik tersangka anak dan keluarga tersangka kepada keluarga korban.

  Amir Toha selaku Tokoh Masyarakat Way Kanan berkaitan dengan penyelesaian perkara lalu lintas kearifan lokal di wilayah hukum Polres Way Kanan yang menyatakan bahwa kasus kecelakaan yang terjadi di jalan Lintas Sumatera Km 164 TB Kp Gunung Baru Kecamatan Suka Negeri Kabupaten Way Kanan, yaitu laka lantas antara kendaraan Sepeda Motor Yamaha yang dikendarai Riko Satria Bin Hairullah, Umur 16 (enam belas) tahun dengan pejalan kaki sudah diselesaikan secara kekeluargaan melalui jalur mediasi antara keluarga korban dan keluarga pelaku. Penyelesaian tersebut disaksikan oleh aparat Kopolisian, tokoh Masyarakat dan Aparat Desa.

  Agus Suryatin Bin Kholid selaku Saksi dan Keluarga Korban yang menyatakan bahwa Keluarga tersangka datang di dampingi Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan beserta tokoh masyarakat dan aparat desa setempat atas permintaan keluarga tersangka. Kami keluarga korban menyambut baik kedatangan tersangka beserta keluarga tersangka hal ini membuktikan adanya pertanggungjawaban tersangka dan keluarganya sebagai bentuk rasa kepeduliannya. Karena sudah adanya itikad baik dari tersangka beserta keluarganya kami keluarga korban mencabut tuntutan dan barkas laporan Kepolisian di Polres Way Kanan dengan alasan adanya penyelesaian kekeluargaan antara pihak tersangka beserta keluarganya terhadap keluarga korban yang di dampingi atau disaksikan oleh Tokoh Masyarakat, Pinyidik Laka Lantas Polres Waykanan dan Aparat Desa.

  Andi selaku keluarga tersangka yang menyatakan bahwa peristiwa laka lantas yang terjadi di di Jalan Lintas

  Baru Kecamatan Suka Negeri Kabupaten Way Kanan yang berhubungan dengan anak kami sudah diselesaikan dengan cara musyawarah dan telah menghasilkan kesepakatan antara kami dan keluarga korban. Kesepakatan tersebut disaksikan oleh aparat Kepolisian Polreas Way Kanan, Tokoh Masyarakat dan Aparat Desa setempat.

  Dimana poin dari kesepakatan tersebut tentunya yang pertama kami sebagai keluarga tersangka memohon maaf atas perbuatan anak kami yang sangat kami tidak kehendaki, yang kedua kami menyampaikan rasa turut berdukacita atas wafatnya salah satu dari keluarga mereka yang di akibatkan peristiwa kecelakaan tersebut. Ketiga kami bersedia memberikan santunan atau biaya kerohiman kepada keluarga korban sebagai bentuk rasa pertanggungjawaban kami terhadap korban dan keluarga.

  Hasil uraian wawancara di atas dapat dikatkan bahwapenyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah Polres Way Kanan telah dilaksanakan dengan adanya itikad baik serta rasa tanggung jawab tersangka anak dan keluarga dengan mendatangi keluarga korban sebagai upaya penyelesaian perkara kecelakan lalu lintas di luar hukum pidana dengan melibatkan Tokoh masyarakat, Aparat Desa dan Aparat Kepolisian Polres Way Kanan sebagai penengah dan saksi dalam penyelesaian proses perkara tersebut dengan jalan musyawarah damai, dimana adanya pernyataan dari atas peristiwa kecelakaan tersebut, kedua menyampaikan rasa turut berdukacita kepada keluarga korban, ketiga memberikan santunan atau biaya kerohiman kepada keluarga korban sebagai bentuk rasa pertanggungjawaban terhadap korban dan keluarga.

  Penegakan hukum merupakan proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

  mengandung asas kesalahan (asas

  Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001, hlm. 23. 6 MoeljatnoAsas-Asas hukum Pidana,

  Soeharni selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang 5 Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan

  Soeharni selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan, Penegakan hukum merupakan proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

  6 Restorative Hasil wawancara dengan

  mengandung makna bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam undang-undang, maka orang tersebut patut mempertanggungjawabkan perbuatan sesuai dengan kesalahannya. Dengan kata lain orang yang melakukan perbuatan pidana akan mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut dengan pidana apabila ia mempunyai kesalahan, seseorang mempunyai kesalahan apabila pada waktu melakukan perbuatan dilihat dari segi masyarakat menunjukan pandangan normatif mengenai kesalahan yang telah dilakukan orang tersebut.

  5 Pertanggungjawaban pidana

  sesuai dengan konsep merupakan salah satu alasan pemaaf sehingga pelaku tidak dipidana kecuali kesesatannya itu patut dipersalahkan kepadanya.

B. Kedudukan Hukum dari Penyelesaian Perkara Kecelakaan Lalu Lintas dengan Tersangka Anak Melalui Kearifan Lokal di Wilayah Polres Way Kanan

4 Pertanggungjawaban pidana

  www.docudesk.com, diakses23Desember menyatakan, Untuk melihat apakah seseorang dapat dipertanggungjawabkan dalam pemeriksaan maka harus ditentukan apakah pelaku tindak pidana melakukan kesalahan dengan sengaja

  keadaannya (error facti) maupun kesesatan mengenai hukumnya 4 JimlyAsshiddiqie, PenegakanHukum,

  (strict liability). Masalah kesesatan (error) baik kesesatan mengenai

  pertanggungjawaban yang ketat

  (vicarious liability) dan

  keseimbangan monodualistik bahwa asas kesalahan yang didasarkan pada nilai keadilan harus disejajarkan berpasangan dengan asas legalitas yang didasarkan pada nilai kepastian. Walaupun Konsep berprinsip bahwa pertanggungjawaban pidana berdasarkan kesalahan, namun dalam beberapa hal tidak menutup kemungkinan adanya pertanggungjawaban pengganti

  culpabilitas ), yang didasarkan pada

  (dolus) atau kelalaian/ kealpaan (culpa). Dalam lapangan hukum

  pidana, unsur kesengajaan atau yang disebut dengan opzet merupakan salah satu unsur yang terpenting. Dalam kaitannya dengan unsur kesengajaan ini, maka apabila didalam suatu rumusan tindak pidana terdapat perbuatan dengan sengaja atau biasa disebut dengan opzettelijk, maka unsur dengan sengaja ini menguasai atau meliputi semua unsur lain yang di tempatkan di belakangnya dan harus dibuktikan. Soeharni selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan, Saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukan kondisi jalan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan keadaan jalan tikungan dengan aspal jalan baik, lebar jalan 700 Cm, bahu jalan kanan dan kiri tidak rata dengan badan jalan kondisi cuaca cerah di pagi hari. Disamping itu Penyidik Lalu Lintas Polres Way Kanan meminta keterangan sementara dari saksi-saksi.

  Soeharni selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan, Guna membuat Laporan Polisi Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan memanggil Tersangka An. Riko Satria Bin Hairullah dan saksi-saksi berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas di Jalan Lintas Sumatera Km 164 TB Kp Gunung Baru Kecamatan Suka Negeri Kabupaten Way Kanan yang seorang pejalan kaki yang hendak menyebrang.

  Berdasarkan kronologi kasus kecelakaan lalu lintas yang telah di jelaskan sebelumnya terdapat adanya petunjuk kasus tindak pidana tersangka Riko Satria Bin Hairullah kerena terpenuhinya unsur-unsur yang di rumuskan dalam Pasal 310 Ayat (1) dan (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Soeharni selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan bahwa, dari kejadian kecelakaan tersebut tersangka Riko Satria Bin Hairullah telah memenuhi ketiga unsur-unsur Pasal 310 Ayat (1) dan Ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Rutaman selaku Penyidik Laka Lantas Polres Way Kanan yang menyatakan bahwa, Menurut Pasal 1 angka 24

  (“UU LLAJ”), kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

  Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia termasuk kecelakaan lalu lintas berat (Pasal 229 Ayat [4] UU LLAJ). Bagi pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas memiliki kewajiban (Pasal 231 Ayat [1] UU a. menghentikan Kendaraan yang dikemudikannya; b. memberikan pertolongan kepada korban; c. melaporkan kecelakaan kepada

  Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat; dan d. memberikan keterangan yang terkait dengan kejadian kecelakaan.

  Setiap pengemudi yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita korban, akan tetapi tanggung jawab ini tidak berlaku apabila (Pasal 234 Ayat [3] UULLAJ): a. adanya keadaan memaksa yang tidak dapat dielakkan atau di luar kemampuan Pengemudi; b. disebabkan oleh perilaku korban sendiri atau pihak ketiga; dan/ atau c. disebabkan gerakan orang dan/ atau hewan walaupun telah diambil tindakan pencegahan

  Ancaman sanksi pidana untuk pengemudi kendaraan bermotor penyebab kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia adalah pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 12.000.000 (Pasal 310 Ayat [4] UU LLAJ).

  Erna Dewi selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang menyatakan, dalam hukum pidana pertanggungjawaban individualistis, jadi si pelaku beratanggungjawab.

  Dalam pelaksanaan bentuk pertanggungjawabannya yaitu dengan ganti kerugian. Berkaitan denngan menghilangkan tuntutan pidana terhadap anak selaku pelaku menyatakan kalau usia 14 tahun tidak menghilangkan tuntutan pidana tersebut hanya untuk meringankan hukuman. Erna Dewi berkaitan dengan kedudukan hukum dari penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah hukumPolres Way Kanan yang menyatakan bahwa kedudukan hukum hanya di jadikan dasar pertimbangan tidak menghapus unsur pidana tersebut. Hasil uraian wawancara di atas dapat dikatakan bahwa kedudukan hukum dari penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah Polres Way Kanan harus tetap di tegakan meskipun ada peretanggungjawaban keluarga tersangka atau pelaku namun itu hanya untuk meringankan tuntutan pidana tidak menghilangkan atau menghapus menghapus unsur pidana tersebut.

  III. PENUTUP

  A. Simpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka pada bagian penutup ini dikemukakan beberapa kesimpulan:

  1) Penyelesaian perkara lalu lintas dengan tersangka anak melalui kearifan lokal di wilayah hukum Polres Way Kanan telah dilaksanakan dengan adanya itikad baik serta rasa tanggung jawab tersangka anak dan keluarga dengan mendatangi keluarga korban sebagai upaya penyelesaian perkara kecelakan lalu lintas di luar hukum pidana dengan melibatkan Tokoh Aparat Kepolisian Polres Way 3.

  Perlunya peningkatan upaya Kanan sebagai penengah dan penyelesaian tindak pidana saksi dalam penyelesaian proses melalui mediasi sebagai budaya perkara tersebut dengan jalan dan kearifan lokal daerah baik musyawarah damai, dimana oleh pemerintah, aparat penegak adanya pernyataan dari keluarga hukum terhadap tindak pidana tersangka memohon maaf atas yang di lakukan anak dalam peristiwa kecelakaan tersebut, upaya mewujudkan keadilan dan kedua menyampaikan rasa turut mengurangi konflik di berdukacita kepada keluarga masyarakat. korban, ketiga memberikan santunan atau biaya kerohiman DAFTAR PUSTAKA kepada keluarga korban sebagai bentuk rasa pertanggungjawaban Barda Nawawi Arief, Masalah terhadap korban dan keluarga.

  Penegakan Hukum dan

  2) hukum dari Kedudukan

  Kebijakan Penanggulangan

  penyelesaian perkara lalu lintas

  Kejahatan, Bandung: PT. Citra

  dengan tersangka anak melalui Aditya Bakti, 2001, kearifan lokal di wilayah hukumPolres Way Kanan harus

  JimlyAsshiddiqie, tetap di tegakan meskipun ada PenegakanHukum, peretanggungjawaban keluarga www.docudesk.com, tersangka atau pelaku namun itu diakses23Desember 2017pukul hanya untuk meringankan tuntutan pidana tidak

  19.15 WIB, menghilangkan atau menghapus Laden Marpaung, Asas-Asas Teori menghapus unsur pidana tersebut.

  Praktik Hukum Pidana, Sinar

B. Saran Grafika, Jakarta, 2005, hlm 16.

  Adapun saran yang dapat diberikan: 1.

  Perlunya pengawasan orang tua Moeljatno, Asas-Asas hukum terhadap anak untuk tidak

  Pidana, Rineka Cipta, Jakarta,

  memberikan izin kepada anak 2002, membawa kendaraan sehingga tidak menimbulkan kecelakaan

  Nashriana, Perlindungan Hukum akibat unsur kelalaian yang

  Pidana Bagi Anak di Indonesia ,

  mengakibatkan adanya korban RajaGrafindo Persada, Jakarta, jiwa dan kerugian materiil.

  2012, hlm 159 2. pertanggungjawaban

  Bentuk pidana melalui upaya No. HP. 0897-222-9696 (Carolla penggantian kerugian pelaku

  Carepany tindak pidana terhadap keluarga korban harus tetap dijalankan sebagai bentuk efek jera terhadap tersangka atau pelaku sehingga pelaku tindak pidana tidak lagi mengulangi perbuatanya.