Manajemen operasional mesin dan peralata

MAKALAH MESIN DAN PERALATAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Operasional

Dosen pengampu:
Lisa Harry Sulistyowati, SE., MM

Disusun Oleh:

Maya Setyo Budi (11320515)
Yovita Jeanny (113020545)
Nurindah S.C.N (113020539)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2015

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, sholawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena atas rahmat dan karuniannya kami dapat
menyelesaikan tugas Mesin dan Peralatan ini. tugas ini dibuat untuk memenuhi salahsatu tugas

Mata kuliah Manajemen Operasional di Universitas Swadaya Gunung Jati.
Sehubungan dengan selesainya tugas ini, kami yakin bahwa tanpa adanya bantuan dari
semua pihak, tugas ini tidak akan terwujud.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, baik kedalaman materi
maupun pembahasannya. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan kami dalam
menyelesaikan tugas ini. Namun demikian, kesadaran akan keterbatasan inilah yang memberikan
dorongan bagi kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya kami memohon kritikan dan saran yang konstruktif demi perbaikan tugas
selanjutnya di waktu yang akan datang.
Kami berharap semoga tugas makalah Manajemen Operasional ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin

Cirebon,

Nopember 2015

Tim Penyusun

DAFTAR ISI


Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi......................................................................................................... ii

BAB I : Pendahuluan....................................................................................... iii

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... iii
1.2. Tujuan Penyusunan Makalah................................................................... iii
1.3. Pembatasan Masalah................................................................................ iii
1.4.Metode Penyusunan .................................................................................. iv

BAB II : Pembahasan...................................................................................... 1
2.1. Sekilas mengenai mesin dan peralatan .................................................. 1
2.2. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan masin atau peralatan ..... 3
2.3. Jenis-jenis mesin ..................................................................................... 4
2.4. Penentuan jenis mesin pada suatu perusahaan pabrik ............................ 7
2.5. Automation ............................................................................................ 9
BAB III : contoh kasus ................................................................................... 14
3.1 Contoh kasus pada perusahaan·····················································14
3.2 Contoh kasus pada perusahaan jasa ··············································16

3.3 Contoh kasus pada perbankan ·····················································17
BAB 1V: Penutup ·········································································19
3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mesin dan peralatan merupakan sebagian dari sejarah peradaban manusia dalam usaha
dari sejarah peradapan manusia dalam usaha peningkatan produktifitas buruh dan memperbanyak
produk baik vaariasi/ragamnya maupun jumlah untuk memenuhi kebutuhan manusia.menjadi
adanya mesin-mesin sangat membantu manusia dalam melakukan proses pengerjaan / produksi
suatu barang, sehingga barang-barang dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih pendek, jumlah
yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. Pada zaman dahulu pengolahan bahan-bahan
baku dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dan sering dengan bantuan peralatanperalatan seperti martil, pisau, dan gergaji. Akan tetapi dengan semakin majunya teknologi,
pengolahan sudah dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis mesin meskipun tetap dengan
memanfaatkan tenaga manusia. Mesin-mesin tersebut digunakan sebagai alat yang membantu
dan tidak pernah menggantikan manusia. Meskipun pengolahan sudah dilakukan dengan mesinmesin berteknologi tinggi yang dapat bekerja sendiri (automatic), tenaga kerja manusia tetap
dibutuhkan sekurang-kurangnya sebagai perencana kegiatan pengolahan. Dalam hal ini setiap
kegiatan pengolahan merupakan penggunaan gabungan dari manusia dan mesin di mana salah

satu putusan yang harus dibuat oleh pemimpin operasi dan produksi adalah putusan tentang
bauran atau perbandingan tingkat penggunaan antara manusia dan mesin tersebut.

1.2 Tujuan Penyusunan Makalah
a. Untuk mengetahui sekilas tentang mesin dan peralatan
b. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan
c. Untuk mengetahui jenis mesin
d. Untuk mengetahui penentuan jenis mesin pada suatu perusahaan pabrik
e. Untuk mengetahui automation

1.3 Pembatasan Makalah
Dalam penyusunan makalah ini, pembatasan makalah hanya terbatas pada:
a. Sekilas tentang mesin dan peralatan
b. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan
c. Jenis mesin
d. Automation

1.4 Metode Penyusunan
Penyusunan makalah ini menggunakan metode observasi dan kepustakaan, observasi
yang di lakukan seperti studi pustaka dengan membaca buku- buku yang berkaitan dengan

judul makalah, dan sumber lainnya melalui informasi medi komunikasi (internet) yang
berhubungan dengan tema makalah.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sekilas mengenai Mesin dan Peralatan
Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan/ tenaga yang di
pergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian produk tertentu.
Apabila perhatian diarahkan pada sisi mesin, sebenarnya terdapat dua hal yang
mempengaruhinya, yaitu waktu dan uang. Mesin adalah barang modal ( capital asset ) yang dibeli
dengan uang. Uang yang digunakan untuk membeli mesin akan tertanam di dalam mesin tersebut
dan nilai uang itu akan menyusut sejalan dengan bertambahnya umur mesin yang bersangkutan.
Pada saat mesin tersebut tidak lagi bermanfaat maka nilai uang yang tertanam di dalamnya akan
menjadi nol. Dalam hal ini perusahaan bersedia menanamkan uangnya untuk membeli mesin
dengan harapan bahwa uang itu akan kembali dalam bentuk peran mesin tersebut dalam
menghasilkan uang dalam kegiatan pengolahan.
Laju penyusutan mesin sangat dipengaruhi oleh tingkat pemeliharaannya. Tingkat
pemeliharaan itu sendiri dipengaruhi atau ditentukan oleh:
1. Sistem pengolahan keseluruhan, yang menyangkut kehematan penggunaan mesin serta
kerugian yang timbul apabila terjadi kerusakan.

2. Jadwal pengolahan, yang menyangkut tingkat penggunaan mesin.
3. Kebijakan perusahaan tentang pemilikan dan penggunaan mesin, yaitu apakah
penggunaan mesin itu masih menghasilkan laba yang cukup untuk membelanjai biaya
pemeliharaan dan perbaikannya.

Satu hal yang juga harus diputuskan dalam kaitannya dengan penggunaan mesin dalam
kegiatan pengolahan adalah tingkat kelenturan (degree of flexibility) dan tingkat ketersesuaikan
(degree of adaptability). Meskipun tidak semua barang membutuhkan perubahan rancangan yang
cukup sering, perubahan selera pemakai dan perubahan teknologi mengakibatkan perubahan

rancangan itu. Semakin tinggi kebutuhan untuk perubahan dan penyesuaian rancangan, semakin
penting pula kelenturan tersebut dipelihara pada sistem pengolahan.
Peralatan atau tools yaitu setiap instrument atau perkakas yang kecil sekali yang di
pergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atu bagian-bagian produk.
Sebagai contoh dari tools ini adalah gergaji, kikir, martil/palu, obeng dan sebagainyayang
sering terdapat pada hamper setiap rumah tangga, dan perusahaan pabrik. Tools sebenernya juga
merupakan instrument atau perkakas dari suatu mesin. Mengenai tools ada yang disebut dengan
machine tools yaitu suatu mesin seperti suatu mesin pelubang / bor (drill press) yang di jalankan
oleh suatu kekuatan / tenaga. Machine tools ini bisa otomatis sebagian dan seluruh nya. Contoh
yang lain adalah mesin bubut (lathe) atau mesin potong. Disamping tools ada lagi yang di sebut

jigs yaitu suatu perlengkapan / peralatan yang digunakan untuk memungkinkan machine tools
dapat bekerja, misalnya suatu peralatan yang digunakan untuk memegang barang ( bahan atau
parts) yang hendak atau sedang dikerjakan. Sebagai contoh dari jigs adalah drill jig yaitu tempat
dimana bang (bahan atau parts) yang di pegang akan dilubangi , adalagi peralatan yang disebut
fixtures yang hamper sama dengan jigs yaitu susatu peralatan / perlengkapan yang mempunyai
suatu bagian sehingga suatu pekerjaan dapat dilakukan.

2.2 Factor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Mesin atau Peralatan
Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan peralatan harus
di pertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi barang atau
jasa yang di hasilkan.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin dan

peralatan adalah:
1. Kapasitas mesin
2. Kecocokan (compatibility)
3. Tersedianya peralatan perlengkapan yang di perlukan
4. Keterandalan dan purna jual
5. Kemudahan persiapan dan instalasi penggunaan dan pemelihaaan

6. Keamanan
7. Penyerahan
8. Keadaan pengembangan
9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada

Factor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi
pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban dan terlalu mahal disbanding dengan
tingkat produksi yang dihasilkan. Selain factor pemilihan mesin juga dipertimbangkan penentuan
jumlah mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki khususnya
operasi mesin pertimbangan lain didasarkan pada ternis dan ekonomis.
Dalam pembelian jumlah mesin perlu di pertimbangkan:
1. Jumlah produksi yang direncanakan
2. Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses produksi
3. Waktu kerja standard setiap unit produk dan jam operasi mesin.

2.3 Jenis Mesin
1. Mesin-mesin yang bersifat umum/ serba guna (general purpose machine).
Merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu
untuk berbagai jenis barang /produk atau bagian dari produk (parts).
Contoh dari mesin ini adalah mesin gergaji pada perusahaan pemotong kayu adalah

merupakan mesin yang serba guna karena dapat digunakan untuk menggeraji berbagai
jenis/macam hasil-hasil kayu. Contoh yang lain adalah mesin bor/ gurdi (drill pres) pada
pabrik atau bengkel-bengkel yang mengerjakan besi-besi baja adalah merupakan mesin
yang serba guna karena dapat digunakan untuk mengebor atau menggurgi bermacammacam bentuk lubang pada berbagai jenis/ macam-macam mesin hasil besi atau bagian
produk

(parts).

Mesin-mesin seperti ini biasanya dipergunakan oleh perusahaan-

perusahaan yang memprodusir sejumlah jenis barang (produk) yang jumlah (volume)nya
kecil, dan bengkel-bengkel untuk merepasi dan pemeliharaan (maintenance).
Sifat-sifat atau ciri-ciri dari mesin yang serba guna (general purpose machine) ialah:
a) Mesin-mesin seperti ini biasanya dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas
dasar untuk pasar (ready stock) dan bukan atas dasar pesanan. Oleh karena mesinmesin ini mempunyai bentuk standar, dan diprodusir dalam jumlah/volume yang
besar (dalam bentuk stock), maka mesin-mesin ini biasanya harganya relative lebih

murah daripada mesin yang bertujuan khusus (special purpose machine), sehingga
investasi alam mesin ini biasanya lebih murah.
b) Mesin-mesin serba guna ini sangat fleksibel penggunaanya , karena dengan

beberapa macam operasi macem ini dapat menghasilkan beberapa macam produk
(dalam suatu variasi yang hampir sama), misalnya mesin bor dapat digunakan
untuk mengebor kayu yang tipis atau tebal, cukup dengan mengganti giginya saja.
c) Oleh karena mesin ini bersifat umum atau serba guna, maka untuk membuat
variasi atau fleksibilitas operasi, dibutuhkan adanya pekerja-pekerja yang terdidik
dan berpengalaman atau mempunyai keahlian (skill) yang tinggi dalam melayani
mesin-mesin tersebut. Di samping itu, karena mesin-mesin ini biasanya tidak
otomatis maka dibituhkan pula adanya keahlian dari orang – orang yang mengecek
hasil pekerjaan/operasi.
d) Dengan adanya kemungkinan untuk menghasilkan beberapa jenis barang/produk
sekaligus, maka diperlukan kegiatan

pemeriksaan atau inspeksi atas apa yang

dikerjakan pada mesin serba guna ini
e) Oleh karena mesin serba guna ini biasnya tidak otomatis, untuk menjalankan
mesin-mesin tersebut dibutuhkan banyak tenaga keja terutama tenaga-tenaga ahli,
maka operasi produk yang menggunakan mesin ini membutuhkan

biaya yang


lebih mahal.
f) Biaya pemeliharaan mesin-mesin serba guna ini lebih murah dan kegiatan
pemeliharaan lebih murah , demikian juga penggantian (replacement) mesin lebih
mudah dilakukan karena bentuk mesin-mesin ini standar. Oleh karena pengunaan
mesin ini serba guna (bersifat umum) maka mesin-messin seperti ini tidak mudah
ketinggalan zaman atau menjadi kuno (tua) seperti mesin-mesin bersifat khusus
(special purpose machine).
2. Mesin-mesin yang khusus (special purpose machine)
Adalah mesin-mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu atau
beberapa jenis kegiatan yang sama. Contoh dari mesin ini adalah mesin pembuat gula
pasir, mesin untuk semen atau mesin pembuat ban, yang merupakan mesin yang
bertujuan khusus untuk melakukan satu macam pekerjaan atau membuat satu macam

hasil/produk. Mesin-mesin seperti ini biasanya ditemui pada perusahaan-persahaan yang
mengadakan produksi massa.
Di dalam paktek kadang –kadang kita temui perusahaan –perusahaan yang kombinasi
kedua jenis mesin ini (general purpose machine dan special purpose machine). Hal ini
terjadi karena perusahaan –perusahaan tersebut yang menghasilkan suatu macam produk
yang jumlahnya terlalu besar dan tidak ekonomis apabila di produsir dengan mesin serba
guna (general purpose machine), dan sebaliknya terlalu kecil apabila perusahaan
membeli dan mempergunakan mesin yang bertujuan khusus (special purpose machine).
Untuk mengatasi persoalan ini maka perusahaan tersebut mengadakan penyesuaian
dengan menambahkan bagian-bagian atau mesin-mesin yang telah distandardisir atau
dengan dan memasang peralatan-peralatan khusus, perkakas-perkakas tertentu dan alatalat mekanis.
Sifat-sifat atau ciri-ciri mesin-mesin yang bertujuan bersifat khusus (special purpose
machine) ialah:
a) Mesin-mesin ini seperti biasanya dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah atau
volume yang kecil (sedikit). Oleh karena itu maka harga mesin-mesin ini biasanya
relative lebih mahal dari pada mesin-mesin seba guna (general purpose machine),
sehingga investasi dalam mesin ini menjadi lebih mahal.
b) Mesin-mesin bersifat khusus ini biasanya agak otomatis, sehingga pekerjaan nya
lebih cepat, dan oleh karena itu dipergunakan dalam pabrik yang menghasilkan
produknya dalam jumlah yang besar (produksi maasa)
c) Oleh karena mesin-mesin ini agak otomatis, maka biasanya tedapat pekerjaan (job)
yang lebih uniform dan jumlahnya lebih sedikit, sehingga dibutuhkan tenaga kerja
yang lebih sedikit.
d) Biaya pemelihaaan dari mesin-mesin ini adalah lebih mahal dari mesin-mesin
serba guna (general purpose machine), karena untuk kegiatan pemeliharaan mesinmesin ini dibutuhkan tenaga-tenaga ahli khusus.
e) Oleh karena mesin-mesin ini dipergunakan untuk produksi massa, maka biaya
produksi/operasi per unit relative lebih rendah.
f) Mesin-mesin seperti ini tidak dapat dipergunakan untuk menghadapi perubahan
dari produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan. Disamping itu mesin-

mesin ini sukar menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena biasanya
tingkat produksi (Rate of production)nya telah tertentu.
g) Oleh karena penggunaan mesin ini untuk bertujuan khusus/tertentu maka mesinmesin seperti ini cepat ketinggalan zaman atau menjadi kuno (tua)

2.4 Penentuan Jenis Mesin Pada Suatu Perusahaan Pabrik
Untuk dapat menentukan jenis pada suatu perusahaan pabrik, maka perlu dilihat atau
diketahui sifat-sifat dari mesin-mesin yang dipergunakan di perusahaan pabrik tersebut. Setelah
itu kita perlu mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri dari mesin-mesin yang berujuan / bersifat
khusus.
Pemilihan antara mesin bermanfaat ganda dengan mesin bermanfaat khusus dilakukan
dengan mempertimbangkan:
1. Biaya pengadaan (initial cost ) yang harus disusutkan selama masa manfaat yang
diperkirakan atas mesin.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost ).
3. Biaya pemasangan dan persiapan.
4. Putusan lainnya yang menyangkut pembelian mesin yang harus dibuat oleh
perusahaan adalah apakah membeli mesin yang dapat bekerja sendiri ( autometic)
atukah membeli mesin yang mengandalkan tenaga kerja manusia. Mesin yang dapat
bekerja sendiri (autometic machine) adalah mesin yang benar-benar tidak
membutuhkan tenaga kerja manusia pada saat sedang mengerjakan suatu pekerjaan.
Manusia dibutuhkan hanya pada saat persiapan mesin itu sendiri. Kemudian mesin
yang tidak dapat bekerja sendiri adalah mesin yang sepanjang waktu selama
mengerjakan pekerjaan harus „didampingi‟ oleh manusia, atau berperan hanya untuk
mendampingi manusia.

Berbagai keuntungan dari penggunaan mesin-mesin yang dapat bekerja sendiri adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Daya hasil mesin yang lebih tinggi.
Mutu barang yang lebih seragam.
Pekerjaan yang lebih aman.
Jadwal pengolahan yang lebih tepat.
Persediaan barang-barang pengerjaan (work in process) yang lebih kecil.

Sementara berbagai kerugian penggunaan mesin-mesin yang dapat bekerja sendiri ini adalah:
1. Harga atau biaya yang lebih tinggi.
2. Kekakuan (inflexibility) kegiataan pengolahan.
3. Waktu berhenti yang lebih lama bila terjadi kerusakan.

2.5 Automation
Walaupun automation merupakan perkataan/istilah yang baru, tetapi prinsip-prinsip
automation ini telah lama dipraktekkan seperti pada pabrik tenun atau pabrik terigu/gandum.
Dengan memakai kekuatan tenaga air, pabrik Evans bekerja secara terus menerus dengan
mengalirnya gandum ke seluruh pabrik melalui ban-ban berjalan dan akhirnya keluarlah terigu
yang sudah siap untuk dipakai atau dimasak. Bila kita berbicara tentang automation, maka
banyak orang akan berfikir tentang pemindahan secara mekanis bahan-bahan atau barang-barang
dari suatu mesin ke mesin yang lain. Walaupun ini merupakan sebagian dari automation, tetapi
prinsip ini belumlah lengkap, karena ini baru merupakan mekanisme dalam pemindahan yang
lebih otomatis dari bahan-bahan atau parts yang sedang dikerjakan dari suatu tingkat proses
(operasi) ke tingkat proses (operasi) yang lain atau dari mesin yang satu ke mesin lain.
Automation adalah perkataan yang beasal dari Delmary S. Harder dari Ford Motor Company
untuk mengatakan suatu perpindahan yang otomatis dan terarah sifatnya dari kegiatan yang satu
ke kegiatan yang lain berikutnya. Adapun inti dari konsep automation adalah adanya prinsip
umpan balik (feed-back). Yaitu kemampuan dari suatu mesin untuk merasa, mangetahui dan
membutuhkan kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan pada waktu hal ini terjadi. Prinsip
inilah yang membedakan antara mechanization dengan automation. Jadi dari keterangan di atas
dapatlah diketahui bahwa automation sebenernya menggambarkan pemindahan bahan dalam
proses atau parts dari suatu mesin ke mesin lain berikutnya secara otomatis yang bersifat selektif
di mana ada system feed back.
Misalnya:
Mesin B yang sebenernya dapat meneruskan bahan dalam proses atau parts ke mesin C
yang berikutnya, akan tetapi apabila terdapat kesalahan maka secara otomatis bahan dalam
proses atau parts tersebut disisikan atau dipikir dan tidak diterus kemesin C.

Prinsip/system feed back dalam automation seperti telah dikatakan membuat mesin
tersebut dapat merasakan, menemukan dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang timbul pada
waktu barang-barang diproses atau dibuat pada mesin itu. Alat feed back ini dipasangkan pada
mesin-mesin yang mekanis sehingga mesin tersebut mengetahui adanya kesalahan dan apa
kesalahan yang ada tersebut.
Contoh automation banyak terdapat pada perusahaan-perusahaan / industri-industri besar
seperti terdapat pada perusahaan yang paling terkenal yaitu Ford Motor Company‟s Clevoland
Engine‟s Plant. Disini mesin-mesin mobil dipasang, diputar, dibor, dan diderek, dipindahpindahkan, diperiksa dan sebagainya, semuanya dilakukan secara otomatis.
Kesalahpahaman

yang timbul mengenai penggunaan automation.

Terdapat banyak

pengertian yang salah mengenai automation ini dalam masyarakat, antara lain adalah:
1.

Adanya

keluhan

para

usahawan

(businessmen)

bahwa

automation membutuhkan

investasi yang cukup besar sehingga biaya produksi menjadi sangat mahal. Dilihat dari
harga mesin-mesin yang otomatis tersebut dapat dihasilkan produk dalam jumlah yang
cukup besar lebih rendah, maka ini berarti menempatkan perusahaan pada suatu tingkat
persaingan yang lebih baik. Mekanisme dan automation harus tetap digunakan oleh
perusahaan

–perusahaan/industy

–industrry

tersebut

dapat

mempertahankan tingkat

persaingan/ kompetisi dan tingkat efisiensinya.
2. Terdapt pendapat yang mengatakan bahwa dengan adanya automation maka akan
menimbulkan pengangguran yang hebat karena setiap perbaikan/kemajuan tegnologi
akan mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan dimana para
pekerja sendiri. Tidak mampu mengerjakannya. Jadi dalam hal ini automation digunakan
sebagai pengganti manusia dimana manusia tidak sanggup. Disamping itu dengan adanya
automation terdapat banyak lapangan pekerjaan baru yang timbul, sehingga ada
pertambahan tenaga kerja yang cukup besar, akibatnya adanya automation.
3. Adanya keluhan bahwa biaya perawatan (maintenance) dari mesin-mesin yang otomatis
sangat mahal, karena untuk kegiatan maintenance disamping di butuhkan tenaga-tenaga
yang ahli dan peralatan yang lengkap, juga harus dilakukan secara teratur yang bersifat
preventif. Walaupun secara keseluruhan /total memang benar, tetapi dari pengalaman
ternyata dengan jumlah produk yang cukup besar, maka biaya maintenance per unit
produksi menjadi lebih murah/ rendah.

4. Pendapat yang menyatakan bahwa automation akan menimbulkan excess capacity yang
dapat mengakibatkan keadaan depresi. Pendapat ini sebenernya tidak benar, karena para
pengusaha akan memprodusir suatu barang apabila barang tersebut dapat terjual atau
akan dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu ia tidak akan memprodusir suatu barang
dalam jumlah besar apabila tidak dapat terjual. Untuk mengatasi keadaan ini, maka
biasanya para pengusaha memprodusir barang-barang hasilnya dengan menggunakan
perencanaan yang di dasarkan atas ramalan penjualan (sales forcasting).
5. Terdapatnya keluhan yang menyatakan bahwa automation dapat menyebabkan turunnya
semangat kerja para pekerjanya,

karena pekerjaan yang dilakukan menjenuhkan

(monotonous). Keluhan ini sebenernya tidak benar, karena mesin-mesin yang otomatis
memberikan lapangan pekerjaan yang baru dan pekerjaan –pekerjaan yang routine sudah
di gantikan dan di lakukan oleh mesin. Dalam hal ini pekerjaan-pekerjaan yang dihadapi
para pekerja/karyawan sebagian besar hanya merupakan pekerjjaan-pekerjaan melayani
instrument/ msin-mesin. Sehingga automation memberikan kemungkinan bagi karyawan
untuk

mendapatkan

banyak

waktu

luang

(istirahat)

unutk

menikmati hasil-hasil

pekerjaanya. Kebaikan atau dampak automation bagi masyarakat atau konsumen pada
umumnya adalah:


Dengan adanya automation, maka kualitas produk menjadi lebih baik, karena
unsure-unsur kesalahan dan kekeliruan yang di lakukan oleh manusia pada waktu
memprodusir dan pemeriksaan/ inspeksi, sudah tidak tedapat lagi dalam proses



produksi.
Automation akan mengurangi pemborosan dan menekan biaya-biaya pengulangan
atau pekerjaan-pekerjaan yang salah, karena teah dikuranginya pengaruh para



pekerja tehadap produk yang dihasilkan.



dalam jumlah yang sangat besar.

Automation

memungkinkan

dihasilkannyaproduk

yang

hampir

uniform

dan

Automation mempertinggi fisiensi produk dan memperbesar kapasitas produksi,
sehingga tingkat kehidupan masyarakat tersebut dapat dengan senang/ mudah



menikmati banyaknya barang-barang yang di hasilkan.
Automation memberikan waktu luang (istirahat) dan rekreasi para pekerja lebih
banyak untuk menikmati hasil-hasil pekerjaanya, sehingga memberikan kepuasan

bekerja

dan

meningkan

moral

serta

menambah

kebahagiaan

para

pekerja/karyawan.
Automation , juga dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi manajemen, yaitu:

1. Tingkat kepastian terhadap pasar yang besar, karena produk yang dihasilkan secara
besar-besaran.
2. Mesin tidak bersifat fleksibel, sehingga manajemen operasi tidak dapat merubah
begitu saja mesin-mesin tanpa adanya penambahan biaya.
3. Diperlukan tenaga ahli yang benar-benar berpengalaman, sehingga mesin-mesin
mampu dioperasikan dengan optimal.

Penggunaan automation memerlukan ketelitian, ketepatan, dan kecermatan dalam pengoperasin
perencanaan dan analisa kemampuan manajemen yang lebih tinggi, karena permasalahan yang
mungkin timbul lebih rumit seta resikonya lebih besar. Oleh karena itu pemilihan penggunaan
automation perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Produk yang dihasilkan cukup besar
2. Aliran bahan cukup besar
3. Persediaan bahan dalam proses cukup rendah melebihi jenis produksi secara terusmenerus
4. Kegiatan perawatan dilakukan secara prefentif.

BAB III
CONTOH KASUS

3.1 Contoh Kasus pada Perusahaan
PT Arthawenasakti Gemilang merupakan salah satu perusahaan manufaktur berlokasi di
Jalan Kertanegara 85 Karangploso, Malang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan
kaleng general seperti kaleng lem, kaleng cat, kaleng oli, dan lain-lain. Untuk memenuhi
permintaan konsumen, perusahaan ini menggunakan sistem make to order dan beroperasi
selama 2 shift atau 16 jam dalam sehari. Proses pembuatan kaleng terdiri dari empat kelompok
proses, yaitu proses printing, pemotongan, pembuatan komponen, dan assembly. Proses
assembly merupakan proses yang paling inti karena dalam proses ini dilakukan perakitan dari
beberapa komponen kaleng untuk menjadi bentuk suatu kaleng yang utuh. Di dalam proses
assembly terdapat beberapa mesin yaitu welding, flanging, seaming bottom, seaming ring, dan
seaming top. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Departemen Quality Control, line 20
merupakan lineyang sering mengalami kerusakan mesin dibandingkan dengan line lainnya.
Rekapan data mengenai jumlah waktu kerusakan mesin yang ada pada proses assembly line20
selama tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.
Data Waktu Kerusakan Mesin ProsesAssembly Selama Tahun 2013

Nama Mesin

Jumlah Waktu Kerusakan
Mesin
(jam:menit:detik)

Welding

63:08:00

Flanging

00:40:00

Seamer Bottom

14:06:00

Seamer Ring

24:27:00

Seamer Top

13:00:00

Berdasarkan Tabel 1, diketahui mesin weldingpada line 20 memiliki jumlah waktu kerusakan
mesin yang paling tinggi diantara mesin lainnya. Selain itu, mesin Welding merupakan mesin
pertama pada line 20 sehingga jika terjadi kerusakan pada mesin welding, maka mesin-mesin
berikutnya juga tidak dapat beroperasi.Dikarenakan dua latar belakang tersebut, penelitian ini
difokuskan pada mesin welding.
Tingginya jumlah waktu kerusakan mesin yang terjadi di PT Arthawenasakti Gemilang
menyebabkan

beberapa

dampak

kerugian

yang harus dialami perusahaan.

Berdasarkan

wawancara dengan Kepala Departemen Quality Control, dampak yang disebabkan karena
terjadinya kerusakan mesin antara lain output berkurang, mundurnya jadwal pengiriman,
overtime, hilangnya jam kerja, kesulitan alokasi manpower, dan defect. Untuk memangani
beberapa dampak tersebut, pihak Production Planning and Control(PPC), yang bertanggung
jawab terhadap penjadwalan produksi harus merubah jadwal setiap kali terjadi kerusakan mesin
agar proses produksi tetap dapat berjalan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak management, hampir setiap hari terjadi perubahan
jadwal produksi dikarenakan terjadinya kerusakan mesin yang menghambat berjalannya proses
produksi. Tingginya frekuensi perubahan jadwal tersebut selain tidak efektif juga membuat pihak
PPC selalu kewalahan untuk mengganti jadwal produksi setiap harinya. Dikarenakan hal
tersebut, PT Arthawenasakti Gemilang membutuhkan suatu strategi perawatan mesin untuk
menurunkan total downtime serta meningkatkan efektivitas mesin pada proses produksi
pembuatan kaleng.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur, mengevaluasi, dan meningkatkan
efektifitas

serta

Maintenance

menentukan

(TPM).

Menurut

strategi perawatan mesin adalah konsep
Corder,

(1996)

TPM

tidak

Total Productive

hanya terfokus bagaimana

mengoptimalkan produktivitas dari peralatan atau material pendukung kegiatan kerja, tetapi juga
memperhatikan bagaimana meningkatkan produktivitas dari para pekerja atau operator yang
nantinya akan memegang kendali pada peralatan dan material tersebut.
Dengan menggunakan konsep TPM, dapat dilakukan identifikasi efektifitas mesin dengan
menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE), serta dapat juga dilakukan identifikasi
Six Big Lossesuntuk mengetahui Losses terbesar yang dialami oleh perusahaan. Pada penelitian
ini juga digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya losses serta mengetahui komponen yang memiliki probabilitas kegagalan paling

tinggi.

Menurut

Foster

(2004),

FTA

menunjukkan

kemungkinan-kemungkinan

penyebab

kegagalan sistem dari beberapa kejadian dan bermacam-macam masalah.
3.2 Contoh Kasus pada perusahaan Jasa
Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat,peningkatan keamanan dalam industri
pengiriman barang sangat diperlukan, selain itu peningkatan efisiensi dalam meningkatkan
keuntungan juga sangat di butuhkan. Maka untuk mengatasi masalah tersebut pada studi kasus
dalam hal ini PT. Arti Duta Aneka Usaha membutuhkan suatu sistem yang terintegrasi dan dapat
digunakan dalam pemantauan jasa pengiriman barang. Pencurian mobil akhir-akhir ini sangat
marak baik intesitas maupun lokasi kejadiannya sehingga membuat PT. Arti Duta Aneka Usaha
menjadi resah untuk melakukan pengiriman barang. Disamping itu pada proses pengiriman
barang sering terjadi ketidaktepatan waktu di dalam pengiriman suatu barang ke tempat tujuan,
ini dikarenakan oleh adanya beberapa faktor misalnya : padatnya volume kendaraan sehingga
terjadi kemacetan dijalan, supir sering kebingungan mencari lokasi tujuan pengiriman, dan dari
pihak perusahaan untuk pengiriman keluar kota tidak dapat mengontrol dengan pasti perjalanan
dari mobilnya yang melakukan pengiriman barang. Maka dari itu PT. Arti Duta Aneka Usaha
membutuhkan suatu alat dan aplikasi yang dapat melakukan pemantauan posisi kendaraan dari
jarak jauh, memberikan rute perjalanan tujuan pengiriman barang kepada supir dan menon
aktifkan mesin mobil dari jarak jauh jika dalam proses pengiriman barang mobil tersebut dalam
keadaan tidak aman. Maka dirancang dan dibangun suatu system securitymobil berbasis Sistem
Informasi

Geografis,

yang

dimana

systemsecuritymobil

ini

dapat

memantau

perjalanan

kendaraan yang sedang beroprasi, dapat menunjukan arah tujuan dari perjalanan ke tempat
pengiriman barang dalam bentuk peta, dan dapat mematikan mesin melalui aplikasi. Sehingga
dapat memberikan rasa aman pada perusahaan terhadap mobil operasionalnya. Sistem ini
berbasis Sistem Informasi Geograsfis dimana sistem yang includesebuah peta untuk mengetahui
keberadaan dari kendaraan tersebut dan memberikan arah tujuan dari pengiriman barang yang
terlihat di dalam peta dengan menggunakan Google Map API

3.3 Contoh Kasus pada Perbankan
Saat ini terjadi pergeseran pola carding. Kalau dulu mereka lebih mengincar barang-barang yang
mahal dan langka, kini uang yang dicari. Misalnya, kini marak carding untuk perdagangan saham
secara online. Pelaku carding dari Indonesia berfungsi sebagai pihak yang membobol kartu
kredit, dan hasilnya digunakan oleh mitranya di luar negeri untuk membeli saham secara online.
Keuntungan transaksi itu kemudian ditransfer ke sebuah rekening penampungan, yang kemudian
dibagi lagi ke rekening anggota sindikat. Setelah isu carding mereda, kini muncul bentuk
kejahatan baru, yakni pembobolan uang nasabah melalui ATM atau cracking sistem mesin ATM
untuk membobol dananya. Kepercayaan terhadap perbankan tidak hanya terkait dengan
keamanan simpanan nasabah di bank tersebut, tetapi juga terhadap keamanan sistem dan
prosedur, pemanfaatan teknologi serta sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan
kepada nasabah. Salah satu aspek risiko yang hingga kini belum banyak diantisipasi adalah
kegagalan transaksi

perbankan melalui teknologi informasi (technology fraud) yang dalam

risiko perbankan masuk kategori sebagai risiko operasional. Secara umum, risiko operasional,
menurut Basel Accord, didefinisikan sebagai kerugian akibat terjadinya kegagalan akibat faktor
manusia, proses, dan teknologi yang menyebabkan terjadinya ketidakpastian pendapatan bank.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, proses operasional sebagian besar bank saat ini
dilakukan selama 24 jam tanpa mengenal batasan jarak, khususnya bagi bank-bank yang telah
dapat melakukan aktivitas operasionalnya melalui delivery channels, misalnya ATM, internet
banking, phone banking, dan jenis transaksi media elektronik banking lainnya. Dengan
demikian, ngendalian dan pengawasan operasio- nal harus dilakukan pula secara 24 jam dan
harus bersifat menyeluruh. Peng-awasan dan pengendalian operasional tidak dapat lagi dilakukan
dengan metode sample semata untuk memastikan bahwa operasional bank telah berjalan dengan
baik. Situs Bank “Aspal” Mengecoh Nasabah. Dunia perbankan dalam negeri juga digegerkan
dengan ulah Steven Haryanto, yang membuat situs asli tetapi palsu layanan perbankan lewat
Internet BCA. Lewat situs-situs “Aspal”, jika nasabah salah mengetik situs asli dan masuk ke
situs-situs tersebut, identitas pengguna (user ID) dan nomor identifikasi personal (PIN) dapat
ditangkap. Tercatat 130 nasabah tercuri data-datanya, namun menurut pengakuan Steven pada
situs Master Web Indonesia, tujuannya membuat situs plesetan adalah agar publik memberi
perhatian pada kesalahan pengetikan alamat situs, bukan mengeruk keuntungan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan/ tenaga yang di
pergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian produk
tertentu. Peralatan atau tools yaitu setiap instrument atau perkakas yang kecil sekali yang di
pergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atu bagian-bagian
produk.
Dalam pembelian jumlah mesin perlu di pertimbangkan: (1) Jumlah produksi yang
direncanakan, (2) Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses produksi, (3) Waktu
kerja standard setiap unit produk dan jam operasi mesin.

Daftar Pustaka

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/06/mesin-dan-peralatan.html
http://repository.wima.ac.id/388/2/BAB%201.pdf
pardede, Pontas M Manajemen operasi dan Produksi-Teori, Model, dan Kebijakan/Pontas M.
Pardede; -Ed. II . – Yogyakarta: ANDI