Lalu Lintas Kereta Api (1)

LALU LINTAS KERETA API

Siti Alfiyah
13.01.027
SITI ALFIYAH
13.01.027

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Landasan Teori..................................................................................................5
C. Maksud Dan Tujuan..........................................................................................6
D. Rumusan Masalah.............................................................................................6
E. Sistematika Penulisan.......................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Prinsip Lalu lintas Kereta Api...........................................................................7
B. Sistem Pengoperasian Kereta Api...................................................................11
D. Gapeka............................................................................................................16

E. Sistem Persinyalan Kereta Api.......................................................................18
F.

Lalu Lintas Kereta Api Angkutan Penumpang...............................................21

G. Lalu lintas Kereta Angkutan Barang...............................................................22
H. Lalu Lintas Angkutan Kereta Api Khusus......................................................23
BAB III..................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................24
A. Kesimpulan.....................................................................................................24
B. Saran...............................................................................................................24

2

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis mandiri “Lalu Lintass
Kereta Api” . Penulisan ini dimaksudkan sebagai satu tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah “Perundang-undangan Transdar II” dan bertujuan untuk

membahas permasalahan transportasi yang kemudian dikaitkan dengan peraturanperaturan yang mengaturnya. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Sahar Andika,MH selaku dosen pembimbing.
2. Teman-teman kelas 3A jurusan DIV Transportasi Darat
3. Semua pihak yang telah membantu penulisan karya tulis ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin
agar memperoleh hasil yang memuaskan, tetapi penulis juga menyadari akan
adanya kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati bila ditemukan banyak kesalahan dan kekurangan, saran serta
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini akan penulis
terima dengan tulus. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan
dapat menambah wawasan mengenai Lalu Lintas Kereta Api.

Bekasi,24 November 2015

Penulis

3

BAB I


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang
memiliki peranan yang penting dan strategis sehingga penyelenggaraannya
dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh pemerintah serta
pengoperasian/pengusahaan prasarana dan sarana kereta api dilakukan
oleh badan usaha yang dibentuk untuk itu. Pembinaan di bidang lalu lintas
dan angkutan kereta api yang meliputi aspek-aspek pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan lalu lintas kereta api dilaksanakan dengan
mengutamakan dan memperhatikan pelayanan kepentingan umum atau
masyarakat.
Kereta Api merupakan moda transportasi darat berbasis jalan rel
yang efisien dan efektif. Hal ini dibuktikan dengan daya angkutnya baik
berupa manusia ataupun barang yang lebih besar dibandingkan dengan
moda transportasi darat lainnya. Begitu juga dengan konsumsi bahan bakar
kereta api relatif lebih hemat dibandingkan dengan moda transportasi darat
lainnya. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, perkeretaapian di Indonesia
seharusnya lebih dimanfaatkan sebagai salah satu alternative solusi dalam

menyelesaikan permasalahan kemacetan. Di Indonesia, peran dari kereta
api dirasakan masih kurang terasa. Salah satu factor penyebabnya adalah
penggunaan teknologi di dalam bidang perkeretaapian yang masih kurang
dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya.

4

B. Landasan Teori

UU No.23 Tahun 2007 menjelaskan bahwa perkeretaapian adalah
satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya
manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk
penyelenggaraan transportasi kereta api. Sedangkan yang dimaksud
dengan kereta api (ka) sendiri adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana
perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel
yang terkait dengan perjalanan kereta api.
Dalam Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2009 pada pasal 2
menjelaskan bahwa Perkeretaapian diselenggarakan untuk memperlancar
perpindahan orang dan/atau barang secara masal dengan (ayat 1). Lalu

lintas kereta api diatur untuk mengoperasikan kereta api agar
penyelenggaraan kereta dapat berjalan selamat, aman, nyaman, cepat,
tepat, tertib, teratur, dan efisien.
Dalam bab X UU 23 tahun 2007 diatur mengenai jaringan
pelayanan kereta api, pengoperasian kereta api, pengangkutan orang dan
barang dengan kereta api, struktur dan golongan tarif, tanggung jawab
pengangkut dan tata cara pengangkutan orang dan barang serta pelayanan
untuk orang cacat dan orang sakit.

5

C. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui lalu llintas
kereta api . Sedangkan tujuan dari penulisan ini antara lain adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah perundang-undangan transdar II mengenai
Perkeretaapian.

D. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diambil dalam paper kali ini adalah :
1. Bagaimana prinsip lalu lintas kereta api?

2.

Bagaimana sistem pengoperasian perjalanan kereta api ?

3. Apakah Gapeka?
4. Bagaimana sistem persinyalan pada kereta api?
5. Bagaimana lalu lintas kereta angkutan penumpang?
6. Bagaimana lalu lintas kereta angkutan barang?
7. Bagaimana lalu lintas kereta khusus?

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini dibagi menjadi tiga bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang penulisan makalah, landasan
teori, rumusan masalah, maksud dan tujuan dan sistematika
penulisan.
Bab II Pembahasan
Berisi tentang prinsip lalu lintas kereta api, sistem
pengoperasian kereta api, gapeka dan sistem persinyalan kereta api,
lalu lintas kereta angkutan penumpang, lalu lintas kereta angkutan

barang dan lalu lintas kereta khusus.
Bab III Penutup
Berisi mengenai kesimpulan dan saran yang dapat diambil
dari penulisan karya tulis mengenai lalu lintas kereta api.

6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Lalu lintas Kereta Api
Pengoperasian kereta api menggunakan prinsip berlalu lintas satu
arah pada jalur tunggal dan jalur ganda atau lebih, dengan ketentuan setiap
jalur pada satu petak blok hanya diizinkan dilewati oleh satu kereta api dan
jalur kanan digunakan oleh kereta api untuk jalur ganda atau lebih.
Pengecualian terhadap ketentuan hanya dapat dilakukan khusus untuk
kereta api yang berfungsi memberikan pertolongan atau pada jalan rel
bergigi. Pengecualian hanya dapat dilakukan apabila terdapat gangguan
operasi kereta api dengan ketentuan kereta api berjalan disebelah kiri

setelah ada perintah tertulis dari petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api
(PPKA); atau terdapat sinyal dari dua arah, masing-masing jalur dapat
dilalui kereta api secara bolak balik.
Kereta api yang berjalan langsung harus dimasukkan ke jalur lurus
kecuali di stasiun persimpangan untuk ke jalur tertentu, atau di stasiun
peralihan dari jalur ganda ke jalur tunggal dan sebaliknya sesuai dengan
Peraturan Pengamanan Setempat. Apabila jalur lurus terhalang untuk
dilewati maka kereta api langsung dilewatkan ke jalur belok dengan
pengamanan khusus dan mengurangi kecepatan.
Persilangan hanya terjadi di jalur tunggal dan dilakukan di stasiun
yang tela ditentukan sesuai dengan Grafik Perjalanan Kereta Api
(GAPEKA) dan Daftar Waktu untuk perjalanan kereta api fakultatif
(Daftar Waktu), Maklumat Perjalanan Kereta api (MALKA) serta
Telegram Maklumat (TEM).

7

Perjalanan kereta api pada malam hari dimulai dari tenggelam
sampai terbitnya matahari, atau perjalanan kereta api pada siang hari
apabila jarak pandang masinis terbatas akibat cuaca buruk, harus

menggunakan tanda (semboyan) malam baik di sarana maupun di
prasarana.
Selama dalam perjalanan kereta api, masinis harus memperhatikan
dan mematuhi :
a. sinyal, tanda (semboyan) dan marka;
b. jalan rel yang akan dilalui.
Apabila kereta api akan melewati jalan rel lereng dan jalan rel
lengkung, masinis harus memperhatikan kondisi tanjakan, turunan
dan/atau lengkungan dan menyesuaikan kecepatan kereta api sesuai tanda
(semboyan) kecepatan. Apabila di jalur kereta api terdapat tanda
(semboyan) pembatas kecepatan, masinis harus menjalankan kereta api
sesuai batas kecepatan maksimum yang ditunjukkan. Pada jalur kereta api
menurun dengan derajat tertentu, kereta api yang akan menuruni harus
berhenti di stasiun terdekat sebelum turunan untuk dilakukan pemeriksaan
sistem pengereman.

8

1. Petak Blok
Petak blok adalah bagian dari petak jalan, merupakan jalan rel di

antara dua sinyal yang berdekatan. Dua buah sinyal tersebut digunakan
sebagai tanda apakah sebuah kereta api boleh masuk atau keluar dari petak
blok yang bersangkutan. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya
tabrakan dua buah kereta api dengan membuat aturan bahwa pada setiap
waktu, hanya terdapat satu kereta api yang menempati petak blok tersebut.
Konflik perjalanan kereta api terjadi jika terdapat dua atau lebih kereta api
yang menggunakan satu petak blok pada waktu yang sama.
Petak jalan adalah bagian dari lintas kereta api antara as stasiun
kereta api dengan as stasiun yang berdekatan atau berurutan yang dibagi
lagi atas petak blok. Pembentukan petak diperlukan untuk mengendalikan
operasi kereta api, khususnya di jalur tunggal, pada jalur ganda
pengaturannya lebih untuk menjaga jarak aman antara kereta dengan
kereta yang didepannya.

9

2. Kecepatan Dan Frekuensi Kereta Api
Penentuan batas kecepatan operasi kereta api harus didasarkan
kelas jalur kereta api dan kemampuan sarana kereta api. Kecepatan
maksimum yang diizinkan ditentukan berdasarkan kecepatan

terendah antara kecepatan kelas jalur dan sarana kereta api .
Kecepatan maksimum yang diizinkan dapat dikecualikan pada
kelandaian tertentu, lengkungan tertentu dan sarana angkutan barang
dan/atau alat berat tertentu, dengan ketentuan kecepatan yang
diizinkan dapat kurang dari batas maksimum pada golongan
kecepatanyang bersangkutan.
Kecepatan merupakan faktor terpenting dalam operasional
kereta api karena kecepatan mempengaruhi durasi waktu perjalanan
dari suatu rangkaian kereta api. Kecepatan rangkaian kereta api
bergantung pada jenis lokomotif. Walaupun kecepatan ini sangat
bergantung pada jenis lokomotif yang digunakan namun pembatasan
terhadap puncak kecepatan juga perlu dilakukan untuk menjamin
keamanan dan kenyamanan pengguna kereta api. Pembatasanpembatasan puncak kecepatan yang dilakukan pada sistem
operasional kereta api adalah :
 Puncak kecepatan pada jalan rel yang diijinkan (maximum
permissible track speed) Puncak kecepatan pada jalan rel disuatu
petak jalan dipengaruhi oleh kondisi jalan, baik mengenai
konstruksi jalan rel, kondisi alam, maupun karena kondisi dari
pemeliharaan.
 Puncak kecepatan dari kendaraan yang diijinkan (maximum
permissible train speed) Puncak kecepatan dari kendaraan yang
dipengaruhi oleh konstruksi kendaraan dan pemeliharaannya.

10

B. Sistem Pengoperasian Kereta Api
Dalam penyelenggaraan urusan perjalanan KA, para operator di
lapangan akan selalu berpedoman pada GAPEKA beserta pendukung
lainnya dan diharapkan pergerakannya dapat terlaksana dengan aman dan
tertib,perjalanan KA dilaksanakan setelah syarat-syarat keamanan
terpenuhi. Prinsip pengoperasian kereta api :




Usahakan angkuta KA berjalan terus dalam keadaan isi
Kecepatan KA mempengaruhi waktu perjalanan
Unit-unit prasarana,sarana,dan operasi saling tergantung antara



satu dengan yang lainnya
Angkutan KA akan menguntungkan untuk angkutan jarak jauh



dengan muatan maksimum
Potensi kapasitas angkut tidak tetap,tergantung metoda atau



strategi yg digunakan
Pengoperasian sarana yg melebihi kebutuhan akan menambah






cost
Waspada terhadap angkutan puncak pada waktu-waktu tertentu
Perencanaan yg realistis dapat mencapai hasil yg baik
Kehandalan dan Kepercayaan adalah Faktor Utama
Pengembangan metoda operasi akan mengurangi cost

Aspek Yang Harus Dipenuhi Dalam Pengoperasian Kereta Api
1. Prasarana &

Laik sesuai dg perencanaan sebagaimana diatur dlm GAPEKA

Sarana
2. SDM
3. Regulasi

Laik dan sesuai dg kualifikasi/keahlian yg dipersyaratkan
Sesuai dg kondisi saat ini (sistem operasi dan teknologi),dimengerti dan

4.GAPEKA

dipatuhi oleh seluruh unsur yg terlibat dlm penyelenggaraan opersai KA
Rencana produksi dan opersi KA disiapkan dan semua aspek terintegrasi dg

5. SIPOKA

baik
Pelaksananan GAPEKAdikendalikan dan dimonitor,serta kemudian dievaluasi

6. Lingkungan

dg baik
Terkondisi dg baik(kondusif),baik di stasiun maupun diluar stasiun

Pengaturan perjalanan kereta api meliputi kegiatan penyusunan
garis besar perjalanan kereta api, pembuatan rencana perjalanan kereta api,
pembuatan

grafik

perjalanan

kereta

api

(GAPEKA),

perubahan,

penambahan dan/atau pengurangan perjalanan kereta api pada GAPEKA,
11

penentuan kereta api yang jalan, pembatalan dan pengumuman perjalanan
kereta api.
Setiap kereta api yang akan dioperasikan harus memiliki nomor
kereta api, jam berangkat, datang atau jam langsung di stasiun, pos dan di
persilangan dan tempat persilangan dan penyusulan. Pengoperasian kereta
api dimuat dalam:
a. GAPEKA, yang memuat :
1) Perjalanan kereta api biasa dan kereta api fakultatif;
2) Keterangan guna melakukan urusan perjalanan kereta api;
3) Tanggal mulai berlakunya ketentuan perjalanan;
b. Maklumat perjalanan kereta api
c. Telegram Maklumat
d. Daftar Waktu yang berisi :
1) nomor atau huruf dan jenis kereta api, jam berangkat dan
datang
2) lama perjalanan dan kecepatan maksimum yang diizinkan;
3) persilangan dan penyusulan;
4) waktu berjalan;
5) tanggal mulai berlakunya.

1. Penilikan Jalur Kereta Api

12

Penilikan jalur kereta api dilakukan untuk mengetahui jalur yang
bersangkutan aman untuk dilalui kereta api. Penilikan jalur kereta api
dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali dalam waktu 24 jam dan disesuaikan
dengan GAPEKA.Penilikan jalur kereta api dilakukan dengan cara
berjalan kaki pada jalan rel oleh petugas penilik jalur yang ditunjuk
dengan membawa peralatan yang telah ditentukan.Penilik jalur kereta api
harus melaporkan kepada PPKA stasiun akhir tugasnya.Apabila penilik
jalur belum melapor pada jam keberangkatan kereta api, maka kereta api
dapat diberangkatkan dengan pengamanan khusus. Masinis disamping
bertugas sebagai awak kereta api
juga berfungsi sebagai penilik jalur
dengan mengamati jalur dari kabin
selama

perjalanan

kereta

api.

Petugas penilik jalur harus memiliki
kualifikasi dan keahlian khusus
untuk itu.
2. Penyiapan Perjalanan Kereta Api
Penyiapan perjalanan kereta api meliputi penyiapan sarana dan
rangkaiannya, penyiapan awak kereta api, penyediaan waktu kereta api di
stasiun awal, tanda (semboyan) yang berfungsi untuk menunjukkan isyarat
yang berkaitan dengan perjalanan kereta api.
Penyiapan sarana dan rangkaiannya meliputi :


menyiapkan lokomotif, lokomotif dan kereta atau gerbong, kereta rel
listrik,kereta rel disel, dan sarana untuk keperluan khusus menurut jadwal
pengoperasian kereta api yang bersangkutan;



merangkai sarana sebagai rangkaian kereta api yang akan berangkat sesuai
persyaratan teknis operasi untuk keselamatan perjalanan kereta api.

13

Penyiapan awak kereta api meliputi Masinis, kondektur dan teknisi untuk
melaksanakan pekerjaan menurut kebutuhan dan waktu yang telah ditetapkan
dalam jadwal kerja.
Penyediaan waktu kereta api di stasiun awal dimaksudkan untuk menjamin
keselamatan dan pelayanan kereta api guna pemeriksaan :


mempersiapkan pemeriksaan rangkaian;



pemeriksaan lengkapnya awak kereta api;



pemeriksaan dan pencatatan hal-hal yang perlu selama perjalanan;



pencocokan jam yang dimiliki masinis dan kondektur dengan jam
induk di stasiun;



naik turun penumpang;



bongkar muat barang bagasi dan hantaran;



pemeriksaan rem dan percobaan pengereman;



pemeriksaan tanda (semboyan) kereta api.

Kelengkapan administrasi untuk perjalanan kereta api meliputi :
a. laporan harian masinis (LHM);
b. tabel kereta api kecuali bagi kereta api luar biasa per petak jalan;
c. laporan perjalanan kereta api (LAPKA);
d. kelengkapan administrasi lainnya yang dibutuhkan.

14

C. Pemberangkatan Kereta Api
Penyiapan rute kereta api berangkat merupakan kegiatan mengatur
kedudukan wesel dan sinyal aman untuk dilalui kereta api yang akan
berangkat. Kesiapan rute harus diyakini kesiapannya setelah dilakukan
pengecekan oleh PPKA/PPKD/PPKT secara fisik dan/atau indikator pada
perangkat

atau

meja

pelayanan

PPKA/PPKD/PPKT.

Kesiapan

pemberangkatan kereta meliputi kesiapan :
a. masinis sudah berada di kabin;
b. kondektur pemimpin (Kdrp) di samping kereta api yang akan
diberangkatkan;
c. penumpang dan / atau barang begasi atau hantaran ada di dalam
kereta atau gerbong menurut syarat-syarat pengangkutan;
d. PAP atau PPKA/PPKD/PPKT siap di tempat.
Pengendalian perjalanan kereta api
Pengendalian perjalanan kereta api dilaksanakan secara langsung dan tidak
langsung. Pengendalian perjalanan kereta api langsung antara dua stasiun
atau lebih dilaksanakan dengan cara :
a. setempat, dilaksanakan oleh PPKA di setiap stasiun;
b. daerah, dilaksanakan oleh PPKD untuk pengendalian dua stasiun atau
lebih;
c. terpusat (PKT) atau Centralized Traffic

15

D. Gapeka
Dalam melakukan perjalanan kereta api diperlukan suatu pedoman
untuk mengatur jadwal perjalanan kereta api tersebut. Pedoman ini
mengatur tentang jam keberangkatan, jam kedatangan, lamanya berhenti di
suatu stasiun/pemberhentian. Pedoman ini ditampilkan dalam bentuk
grafik yang biasa disebut dengan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka).
Bentuk Gapeka adalah berupa suatu grafik 2 dimensi yang terdiri dari
waktu sebagai sumbu X dan tempat pemberhentian sebagai sumbu Y.
Dalam Gapeka, perjalanan dari suatu rangkaian kereta api dimodelkan
sebagai garis linier dengan kemiringan tertentu dan bentuk yang tertentu
untuk setiap perjalanan kereta apinya. Kemiringan ini dipengaruhi oleh
kecepatan dari suatu perjalanan kereta api,semakin besar sudut kemiringan
yang dibentuk menunjukkan bahwa kecepatan kereta api semakin tinggi.
Bentuk umum dari Gapeka dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar Layout dari Grafik Perjalanan Kereta Api

16

Unsur-unsur perubahan gapeka,yaiu :
A.Kecepatan :
1) kecepatan maksimum, adalah kecepatan maksimum yang boleh
dijalankan oleh masinis di lintas atau petak jalan yang
bersangkutan,
2) kecepatan grafik, yaitu puncak kecepatan yang diterapkan dalam
gapeka, untuk gapeka 2010 ditetapkan 90 % (persen) dari
kecepatan maksimum yang terendah di antara prasarana dan sarana,
3) kecepatan operasional, adalah kecepatan ka yang dijalankan
masinis, ia boleh menjalankan puncak kecepatan maksimum yang
berlaku pada saat ka nya mengalami kelambatan.
B. Taspat tetap,
Pembatas kecepatan maksimum yang berlaku lebih dari 6 bulan
sudah diperhitungkan dalam gapeka.
C. Taspat sementara,
Tidak diperhitungkan dalam gapeka, karena bersipat sementara
dan lokasinya tidak bisa diprediksi, pada lintas yang sudah ditentukan
seharusnya tambahan waktu perjalanan akibat taspat ini tidak boleh lebih
dari kantong waktu yang tersedia (lebih kurang15 persen).
Jumlah taspat sementara dalam satu koridor atau lintas kami
berpendapat tidak dibatasi, yang penting tambahan waktu akibat taspat
sementara tidak melebihi cadangan waktu yang disediakan dalam gapeka.
d.

sistem persinyalan.
Setiap ada perubahan system persinyalan, tentu disesuaikan dalam
gapeka, karena ada perubahan mendasar dalam aturan perjalanan ka.

E. Perubahan/tambahan ka.
Apabila sudah terlalu banyak adanya perubahan maupun tambahan
kereta api, baik karena kwalitas maupun kwantitas lebih dari 30 persen,
maka gapeka harus diganti dengan gapeka baru.

17

E. Sistem Persinyalan Kereta Api
Peralatan Persinyalan adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi
untuk memberikan isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya yang
ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan memberikan isyarat dengan
arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol pengoperasian kereta
api.Kata sinyal berasal dari bahasa latin "signum" yang artinya tanda.
Sinyal adalah pembawa berita tentang keadaan jalan bagi kereta api bagi
awak ke reta api .Dilihat dari bentuknya, maka sinyal dapa dibedakan
antara sinyal optis dan sinyalakustis. Sinyal optis berupa gerakan tangan,
gabungan antara posisi lengan padatiang sinyal dan cahaya yang
diperlihatkan. Sinyal akustis berupa pengeras suara, suling, terompet atau
peluit dan lain-lain. Ketika kereta api pertama diluncurkan, hal pertama
yang dipikirkan manusia adalah segi keselamatannya karena seperti alat
transportasi lain maka kereta api juga mempunyai kelemahan - Kelemahan
misalnya kereta api tidak dapat belok untuk menghindar tabrakan jika ada
halangan ditengah jalan atau kereta api tidak dapat berhenti seketika
(seperti mobil) untuk menghindari benturan. Untuk itu manusia
menciptakan tanda (aba-aba) yang kemudian didukung kemajuan
teknologi dan berpikir sekarang ini disebut sinyal. Tanda atau sinyal
sebenarnya adalah pesan atau informasi kepada masinis tentang kondisi
jalan kereta api yang akan dilalui oleh kereta api.

18

Macam-Macam Persinyalan:


INTERLOCKING SYSTEM

LEN Interlocking System (SIL) merupakan produk sistem interlocking berbasis
PLC (Programmable Logic Controller) yang dikembangkan oleh PT. LEN Industri
(Persero). SIL digunakan sebagai prosesor interlocking untuk mengendalikan
pengoperasian peralatan outdoor, seperti lampu signal, track circuit, point
machine, dll. SIL dikembangkan sebagai solusi untuk sistem interlocking
perkeretaapian. SIL menekankan keselamatan, kehandalan, ketersediaan, dan
kemudahan dalam pemeliharaan.



CENTRALIZED TRAFFIC CONTROL

Centralized Traffic Control (CTC) adalah suatu sistem yang didesign untuk
pengendalian stasiun jarak jauh oleh train dispatcher di Operation Center (OC).
Sistem pengendalian jarak jauh merupakan cara yang paling efisien untuk
pengendalian lalu lintas kereta api, karena train dispatcher dapat memonitor secara
menyeluruh sekaligus mengendalikan stasiun-stasiun yang ada di sekitarnya. akan
dapat melihat dari beberapa stasiun yang berbeda dan dapat mengkontrol secara
serempak. Sistem CTC mempunyai beberapa fungsi utama seperti sebagai
19

pengendali, pemantau, pengatur jadwal, dan describer kereta api. Perangkat lunak
yang digunakan pada CTC didesign secara MMI (Man Machine Interface).
Perangkat lunak ini menyediakan menu editing untuk membuat atau memodifikasi
tata letak stasiun serta boolean logic. Menu editing diperlukan untuk
memodifikasi tata letak stasiun jika suatu saat ada modifikasi data interlocking.

C. AUTOMATIC WARNING SYSTEM
Automatic Warning System untuk persimpangan jalan kereta api adalah peralatan
yang dapat beroperasi secara otomatis dan dapat memberikan peringatan kepada
para pengguna jalan yang akan melewati jalur kereta api. Peringatan disampaikan
melalui bunyi sirene maupun lampu signal. Peralatan ini dapat dipasang baik di
jalur kereta api listrik maupun pada jalur kereta api konvensional. Selain itu,
peralatan ini dapat diintegrasikan dengan sistem interlocking yang telah terpasang,
maupun dipasang secara terpisah.

20

F. Lalu Lintas Kereta Api Angkutan Penumpang
Penye1enggaraan kereta api dikuasai oleh negara dan pembinaannya
dilakukan oleh Pemerintah serta pengoperasian/ pengusahaan prasarana dan
sarana kereta api dilakukan oleh badan penyelenggara yang dibentuk khusus
untuk itu. Angkutan orang dengan kereta api dapat dilayani dengan kereta
api penumpang berjadwal dan kereta api penumpang tidak berjadwal.
Pelayanan angkutan orang sebagaimana dimaksud dalam dari
pelayanan ekonomi dan non ekonomi. Menteri menetapkan komposisi
pelayanan angkutan ekonomi dan non ekonomi serta standar pelayanan
ekonomi untuk menjamin kelangsungan pelayanan angkutan ekonomi. Pada
setiap jalur pelayanan kereta api harus tersedia pelayanan angkutan
ekonomi. Badan penyelenggara menetapkan standar pelayanan non ekonomi
dengan memperhatikan kepentingan pelayanan ekonomi dan melaporkan
kepada Menteri dan mengumumkannya kepada masyarakat.
Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib mengangkut orang
yang telah memiliki karcis. Penumpang anak yang berumur kurang dari 3
(tiga) tahun tidak dikenai biaya apabila tidak mengambil tempat duduk.
Pengangkutan orang dengan kereta api harus dilakukan dengan
menggunakan kereta. Dalam keadaan tertentu penyelenggara sarana
perkeretaapian

dapat

melakukan

pengangkutan

orang

dengan

menggunakan gerbong dan/atau kereta bagasi yang bersifat sementara
dengan ketentuan:
a. kereta pada jalur yang bersangkutan tidak tersedia atau tidak
mencukupi;
b. adanya permintaan angkutan yang mendesak; atau
c. keadaan darurat.

21

G. Lalu lintas Kereta Angkutan Barang
Angkutan

barang

dengan

kereta

api

dilakukan

dengan

menggunakan gerbong atau kereta bagasi. Angkutan barang terdiri atas:
a. angkutan barang umum;
b. angkutan barang khusus;
c. angkutan bahan berbahaya dan beracun; dan
d. angkutan limbah bahan berbahaya dan beracun.
Pengangkutan barang dengan kereta api dilaksanakan berdasarkan
perjanjian angkutan antara penyelenggara sarana perkeretaapian dan
pengguna
Kereta

jasa angkutan kereta api.

api

yang

digunakan

untuk

mengangkut bahan berbahaya harus:
 memenuhi

persyaratan

keselamatan sesuai sifat bahan
berbahaya yang diangkut;
 diberi tanda-tanda tertentu
sesuai bahan berbahaya yang
diangkut.
 disertai petugas yang memiliki kualifikasi tertentu sesuai sifat
bahan berbahaya yang diangkut.
Badan penyelenggara mempunyai hak untuk menahan barang yang
diangkut dengan kereta api, apabila pengirim atau penerima tidak
memenuhi kewajiban dalam batas waktu yang telah ditetapkan sesuai
perjanjian angkutan.
Agar tidak mengganggu lalu lintas kereta angkutan penumpang,
biasanya kereta angkutan barang beroperasi pada malam hari. Kereta
Angkutan barang beroperasi sesuai dengan ketentuan perjalanan kereta
yang telah ditetapkan oleh pihak terkait.

22

H. Lalu Lintas Angkutan Kereta Api Khusus
Pelayanan angkutan perkeretaapian khusus hanya digunakan untuk
menunjang kegiatan pokok badan usaha tertentu. Badan usaha wajib
memiliki izin pengadaan atau pembangunan; dan izin operasi.Pelayanan
angkutan perkeretaapian khusus dapat di integrasikan dengan jaringan
pelayanan angkutan perkeretaapian umum dan jaringan pelayanan
angkutan perkeretaapian khusus lainnya. Apabila terjadi integrasi maka
berlaku ketentuan pelayanan perkeretaapian umum. Dalam hal pelayanan
angkutan perkeretaapian khusus di integrasikan dengan jaringan pelayanan
angkutan perkeretaapian umum maka harus mendapat persetujuan dari:
a. Menteri, pada jaringan jalur perkeretaapian nasional;
b. gubernur, pada jaringan jalur perkeretaapian provinsi; atau
c.bupati/walikota,

pada

jaringan

jalur

perkeretaapian

kabupaten/kota
Jalur kereta api khusus dapat disambungkan pada jaringan jalur
kereta api khusus lainnya. Penyambungan jalur ini tenunya harus
mendapatpersetujaun dari pihak yang terlibat. Apabila dilakukan
penyambungan jalur kereta api khusus pada jalu kereta api umum, maka
badan usaha yang terkait memberikan biaya penggunaan rel. biaya yang
dikeluarkan

adalah

besarnya

biaya

yang

dikeluarkan

untuk

mengoperasikan sarana perkeretaapian pada lintas perintis yang dihitung
berdasarkan

asumsi

Perkeretaapian

dan

yang

disepakati

Pemerintah

atau

oleh

Penyelenggara

Pemerintah

Daerah.

Sarana
Biaya

penggunaan prasarana perkeretaapian atau yang dikenal dengan Track
Acces Charge (TAC) adalah biaya yang harus dibayar oleh Penyelenggara
Sarana Perkeretaapian untuk penggunaan prasarana perkeretaapian yang
dioperasikan oleh Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian. Supaya tidak
menganggu perjalanan kereta api penumpang, kereta api ini biasanya
dijalankan saat malam hari.

23

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengoperasian kereta api menggunakan prinsip berlalu lintas satu
arah pada jalur tunggal dan jalur ganda atau lebih, dengan ketentuan setiap
jalur pada satu petak blok hanya diizinkan dilewati oleh satu kereta api dan
jalur kanan digunakan oleh kereta api untuk jalur ganda atau lebih.
Pengecualian terhadap ketentuan hanya dapat dilakukan khusus untuk
kereta api yang berfungsi memberikan pertolongan atau pada jalan rel
bergigi. Pengecualian hanya dapat dilakukan apabila terdapat gangguan
operasi kereta api dengan ketentuan kereta api berjalan disebelah kiri
setelah ada perintah tertulis dari petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api
Dalam pengoperasiannya, lalu lintas antara kereta api penumpang,
kereta api barang dan kereta api angkutan khusus dibedakan jadwal
perjalanan dan syarat ketentuannya. Hal ini dimaksudkan agar antar lalu
lintas satu sama lain tidak megalami gangguan perjalanan. Sebab lalu
lintas kereta api diprioritaskan pada lalu lintas kereta api penumpang bagi
sebagian wilayah.

B. Saran
Pihak penyelenggara sarana diharapkan untuk mengawasi sarana
serta prasarana yang terkait dengan lalu lintas kereta api.
Menteri diharapkan melakukan pembinaan terhadap lalu lintas
dan angkutan kereta api melalui kegiatan pengaturan, pengendalian dan
pengawasan guna meningkatkan peran serta angkutan kereta api dalam
keseluruhan moda transportasi secara terpadu.Kegiatan pengaturan
sebagaimana meliputi kegiatan penetapan kebijaksanaan umum dan
kebijaksanaan teknis bidang perkeretaapian.

24