MATREALITAS dan RESIKO AUDIT. docx

Nama: Nur Damayati Utami
Kelas :3 A1
NIM :2015017005

MATREALITAS dan RESIKO AUDITING
A.

Matrealitas dalam Auditing

Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing,
terutama standar pekerjaan lapangandanstandar
pelaporan.Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan
atau salah saji suatu informasi akuntasi yangdilihat dari keadaan
yang melingkupinya. Dimana hal tersebut dapat mengakibatkan
perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan pihak-pihak
yang berkepentingan. Dari definisi ini, dapat diketahui bahwa
materialitas mengharuskan seorang auditor untuk
memertimbangkan baik keadaan yang berkaitan dengan entitas
dan kebutuhan informasi pihak yang berkepentingan.
Ada dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan
oleh auditor, yaitu konsep materialitas ,Konsep materialitas

menunjukkan seberapa besar salah saji yang dapat diterimaoleh
auditor agar para user laporan keuangan tdak terpengaruh
dengan salah saji tersebut. Sedangkankonsep risiko audit
menunjukkan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah
pendapatnya ataslaporan keuangan walaupun terdapat salah saji
material.

B.

Resiko Audit

Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor,
tanpa disadari, tidak dimodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya, atas sebuah laporan keuangan yang mengandungsalah
saji material. Semakin pasti auditor menyatakan pendapatnya,
semakin rendah risiko audit yang bersedia ditanggung oleh
auditor. Auditor merumuskan suatu pendapat atas laporan
keuangan sebagaikeseluruhan atas dasar bukti yang diperoleh
dengan tujuan untuk membatasi risiko audit pada tingkatsaldo
akun dan risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan

keuangan.
 Risiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Tingkat Saldo
Akun
Terdapat kenyataan bahwa auditor tidak dapat memberikan
jaminan atas kepastian informasi yangdisajikan oleh kliennya
dalam laporan keuangan mengharuskan auditor
mempertimbangakan aspek materialitas maupun risiko auditnya.
 Terdapat tiga unsur risiko audit, yaitu:a.
1) Risiko bawaan, yaitu kerentanan saldo akun atau golongan
transaksi terhadap suatu salah sajimaterial, dengan asumsi
bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian
internyang terkait.
2) Risiko pengendalian, yaitu risiko terjadinya salah saji material
dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian intern suatu entitas.c.
3) Risiko deteksi, yaitu risiko sebagai akibat auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji materialyang terdapat dalam suatu asersi.

C.


Srategi Audit Pendahuluan

Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk sebuah asersi,
auditor menetapkan empat unsur berikut:
a) Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.
b) Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus
diperoleh.
c) Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk
menaksir risiko pengendalian.d.
d) Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk
mengurangi risiko audit ke tingkatyang cukup rendah.Stratergi
audit awal dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Pendekatan terutama substantif
b. Pendekatan risiko pengendalian rendah Perbandingan dari
dua strategi diatas adalah sebagai berikut:
PENDEKATAN TERUTAMA SUBSTANTIF PENDEKATAN
RISIKO PENGENDALIAN RENDAH
Auditor merencanakan taksiran risiko pengendalian pada tingkat
maksimum ataumendekati maksimumAuditor melaksanakan taksiran
risiko pengendalian pada tingkat moderat / rendahAuditor

melaksankan prosedur yang kurangekstensif untuk memeroleh
pemahaman atas pengendalian internAuditor melaksanakan prosedur
yang lebihekstensif untuk memeroleh pemahaman atas pengendalian
internAuditor merencanakan sedikit, jika ada, pengujian
pengendalianAuditor merencanakan pengujian pengendaliansecara
luasAuditor merencanakan akan melakukan pengujian substantif
secara luasAuditor merencanakan akan membatasi pengujian secara
substantif .