MAKALAH PERADABAN YUNANI KUNO dan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai
dari periode Yunani Arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga
berakhirnya Zaman Kuno dan dimulainya Abad Pertengahan Awal.
Perabadan ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang
mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada periode klasik
ini Yunani dipimpin oleh negara kota Athena dan berhasil menghalau
serangan Kekaisaran Persia. Masa keemasan Athena berakhir dengan
takluknya Athena kepada Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun
404 SM. Seiring penaklukan oleh Alexander Agung, kebudayaan Yunani,
yang dikenal sebagai peradaban Hellenistik, berkembang mulai dari Asia
Tengah sampai ujung barat Laut Tengah.

Istilah ‘Yunani Kuno’ diterapkan pada wilayah yang menggunakan
bahasa Yunani pada Zaman Kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada
Semenanjung Yunani modern, tapi juga termasuk wilayah lain yang

didiami orang-orang Yunani.

Oleh sebagian besar sejarawan, peradaban ini dianggap peletak
dasar bagi Peradaban Barat. Budaya Yunani memberi pengaruh kuat
bagi Kekaisaran Romawi, yang selanjutnya meneruskan versinya kebagian
lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga sangat berpengaruh pada
bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong
Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan
Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.

Antikuitas Klasik di Yunani didahului oleh Zaman Kegelapan Yunani
(1100 – 750 SM). Kemudian dilanjutkan oleh periode Oriental, yaitu
pengaruh yang kuat terhadap Yunani dari budaya Suriah-Hittit, Asiria,
Punisia, dan Mesir. Secara tradisional, periode Arkais di Yunani Kuno
dimulai dari kuatnya pengaruh Oriental pada abad ke-8 SM, yang
merupakan salah satu faktor yang menjadikan Yunani memiliki huruf
alfabet sendiri. Dengan alfabet, muncullah karya tulis Yunani Kuno.

Periode bersejarah di Yunani Kuno dianggap unik dalam sejarah
dunia karena merupakan periode pertama yang dibuktikan dengan

adanya historiografi yang layak, juga protosejarah dan sejarah kuno yang
lebih banyak diketahui melalui bukti situasional, misalnya annal, atau
daftar raja, dan epigragfu pragmatis.

1.2

TUJUAN

Laporan ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara rinci mengenai
awal berdirinya peradaban Yunani Kuno, kehidupan sosial pada masa itu,
politik pemerintahan yang dilakukan oleh bangsa Yunani Kuno dalam
menjalankan roda kepemerintahannya, dan juga peninggalan bersejarah
(kebudayaan) Yunani Kuno pada saat itu.

1.3

METODE

Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan tinjauan pustaka
pada buku-buku yang berkaitan dengan ‘Peradaban Yunani Kuno’, dan

juga mengumpulkan informasi melalui internet.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LETAK GEOGRAFIS DAN KONDISI ALAM
YUNANI KUNO
Yunani Kuno terletak
disekitar Laut Tengah yang
sangat strategis dalam pelayaran.
Yunani Kuno terletak di ujung
tenggara di benua Eropa atau
ujung selatan Semenanjung
Balkan. Cakupan wilayahnya
meliputi seluruh wilayah Yunani
daratan, Siprus, Kepulauan Aegia
serta sebagian wilayah Asia
Kecil.

Di sebelah utara berbatasan dengan Yugoslavia, Bulgaria,
Macedonia dan Turki. Tanahnya bergunung-gunung tidak subur, pantainya

berupa teluk-teluk yang menjorok jauh ke daratan sehingga cocok untuk
pelabuhan. Di sebelah timur berbatasan dengan Laut Aegea yang terdiri
atas ratusan pulau kecil yang berhubungan dengan pantai Asia Barat
seperti Turki. Kepulauan ini berfungsi sebagai jembatan alam. Sedangkan
di bagian barat berbatasan dengan Laut Ionia dan bagian selatan
dengan Laut Tengah. Iklimnya subtropis dengan musim panas yang lama
dan kering. Sedangkan musim dinginnya sejuk, singkat, dan banyak
hujan.

Selain dikelilingi laut, di wilayah Yunani terdapat pegunungan kapur
dengan lembah-lembah yang terjal. Sebagian besar wilayah Yunani
bergunung-gunung sehingga antar wilayah terpisah antar satu sama lain.
Tiga puluh prosen daerahnya berupa daratan rendah yang terdapat di

dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Daerah lereng
pegunungan menghasilkan anggur, sedangkan di lembah-lembah yang
rendah menghasilkan gandum.

Kondisi wilayah Yunani yang bergunung-gunung dengan tanah yang
tidak subur menghambat hubungan antara satu kelompok masyarakat dan

kelompok masyarakat lainnya. Pemukiman-pemukiman yang terpisah-pisah
ini lambat laun menjadi negara yang merdeka dan berdiri sendiri, atau
yang lebih populer disebut polis.

2.2

AWAL PERADABAN YUNANI KUNO

Peradaban Yunani berkembang dari peradaban Kreta (Minoa) dan
Peradaban Mikenai. Peradaban Kreta atau Minoa berkembang di pulau
Kreta antara tahun 3000 - 1450 SM. Di pulau terbesar di wilayah Yunani
bagian selatan ini berkembang banyak kota dan pelabuhan dagang
karena kemajuan aktifitas perdagangan, yang berimbas pada dibangunnya
istana istana indah dan megah.

Pulau Kreta sendiri telah dihuni, manusia sejak 7000 SM.
Penduduknya datang dari Anatolia atau Asia Kecil, namun ada juga yang
mengatakan jika penduduknya datang dari wilayah Levant, yaitu wilayah
Mediterania Timur yang sekarang meliputi Lebanon, Suriah, Yordania,
Israel dan Palestina. Pada saat itu mereka telah mengenal tulisan, yang

disebut tulisan Minos. Bangsa Minoa mengikuti agama yang dianut sejak
zaman Neolitikum, yaitu politeisme. Mereka memuja banyak dewa-dewi,
dengan dewi utama Potnia.

Kebudayaan Kreta (Minoa) dikembangkan atas dasar kekuatan
maritim. Penduduknya menghuni desa-desa terbuka; kawasan pesisir
pantai dihuni nelayan, sementara dataran Mesara yang subur
dimanfaatkan untuk pertanian. Hasil pangan di Minoa sangat bervariasi;
seperti, gandum, anggur, zaitun, dan ara. Mereka juga berternak domba,
kambing dan babi, serta menggunakan keledai dan lembu sebagai alat
bajak. Lebah juga diternakkan untuk menghasilkan madu.

Kebudayaan Kreta memiliki
nilai tinggi, banyak peninggalan di
Minoa yang menunjukkan jika
bangsa ini sangat maju. Bangsa
Minoa merupakan perintis awal
dalam hal arsitektur. Kota-kota
mereka dilengkapi dengan jalanjalan yang telah diaspal, selokan,
serta saluran air. Mereka juga

sudah mampu membuat istana
sebagai pusat pemerintahan.

Interior Istana Knossos

Peradaban Kreta mengalami titik balik akibat bencana alam pada
tahun 1450 SM. Peradaban ini lalu berkembang menjadi peradaban baru
yang disebut dengan Peradaban Mikenai. Bangsa Mikenai berkembang
melalui penaklukan harta dan rampasan perang. Belajar dari penaklukan
terhadap bangsa-bangsa lain, orang-orang menekan pentingnya
membangun benteng pertahanan yang kuat. Dinding benteng mereka
biasanya memiliki tinggi 12 sampai 15 meter yang disusun tanpa alat
perekat.

Seni Mikenai
dipengaruhi oleh seni bangsa
Minoa. Seni Mikenai
umumnya berupa tembikar,
patung dan lukisan. Bangsa
Mikenai juga memiliki

kemampuan yang tinggi
dalam hal membuat barangbarang dari perunggu,
misalnya
perisai Banteng’
dan baju pelindung.
Lukisanpedang,
dinding ‘Lompat

Peradaban Mikenai runtuh sekitar tahun 1100 SM akibat invasi
bangsa Doria, salah satu suku bangsa besar yang membentuk
peradaban Yunani Kuno. Sumber lain mengatakan kehancuran itu
disebabkan oleh salah satu hal dari hal berikut:
a) bencana alam dalam bentuk letusan dahsyat gunung merapi
b) bencana kekeringan
c) serbuan orang laut yang bermukim dan menguasai Laut Aegea

Setelah jatuhnya Peradaban Mikenai, tulisan menghilang, istilah
Zaman Kegelapan mengacu kepada minimnya catatan sejarah, bukan
minimnya pencapaian. Tidak ada sumber-sumber tertulis yang dapat
mengungkap kehidupan pada saat itu, karena selama Zaman Kegelapan

berlangsung, kegiatan penulisan tidak menjadi perhatian penting.

Peradaban Mikenai tidak saja menggantikan Kreta tetapi berkembang
ke Yunani daratan dan sekitarnya, sekitar tahun 1600 - 1100 SM. Meski
periode panjang antara peradaban Mikenai dan peradaban Yunani tidak
banyak dikenal, dan karena itu sering disebut periode kegelapan Yunani,
sulit dipungkiri bahwa peradaban Yunani sendiri tidak terlepas dari
pengaruh dua peradaban yang berkembang sebelumnya yakni Kreta dan
Mikenai.

2.3

KONDISI SOSIAL-POLITIK
1. PERIODE ARKAIS (800 – 500 SM)

Peradaban Yunani yang dikembangkan sejak periode Arkais itulah
yang disebut dengan Peradaban Yunani Kuno. Dimulai abad ke-8 SM,
ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman Kegelapan yang ditandai dengan
runtuhnya peradaban Mikenai. Pada periode Arkais, mulai muncul benihbenih awal yang nantinya akan berkembang pesat pada periode Yunani
Klasik. Periode ini ditandai dengan adanya negara kota (polis), koloni

Yunani, filsafat klasik, teater dan sajak tertulis.

Peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara Mikenai telah
dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet Punisia,
memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM
catatan tertulis mulai muncul.

Tidak ada penguasa dominan sebagaimana terjadi pada periode
kemudian. Tiap suku bangsa, komunitas, atau wilayah membentuk
kelompok-kelompok kecil yang independen. Sesuai kondisi geografisnya
yang bergunung-gunung, berbukit-bukit serta berpulau-pulau, kelompokkelompok kecil itu hidup terpisah-pisah serta mengembangkan peradaban
mereka sendiri. Meningkatnya hubungan sosial dan perdagangan antar
komunitas lama-kelamaan melahirkan kebutuhan untuk membentuk serta
mengelola kehidupan bersama yang lebih baik. Akibatnya, lahirlah
organisasi pemerintahan yang sederhana dan pembagian kerja. Hal
tersebutlah yang kelak berkembang menjadi negara kota atau polis.

Negara kota atau polis berkembang sekitar abad ke-7 SM. Sebuah
polis dapat dihuni oleh seribu sampai puluhan ribu warga dengan sistem
pemerintahan yang jauh lebih tertata dengan orang kaya dan

berpengaruh sebagai pemegang kekuasaan di setiap polis-nya. Sejak
abad ke-6 SM, polis merupakan kekuatan yang dominan. Masing-masing
mengembangkan polis-nya dengan menaklukan desa-desa kecil yang ada
disekitarnya. Tiap-tiap polis memiliki ciri khasnya masing-masing. Seperti

Sparta yang berfokus pada pembangunan kekuatan militer dan Athena
yang berfokus pada pertanian, maritim, dan perdagangan.
Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah
memicu perselisihan internal antara kaum kaya dan kaum miskin
dibanyak polis. Di Sparta, Perang Messenia terjadi dan akibatnya
Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak. Penduduk yang
diperbudak kemudian disebut helot, dipaksa untuk bertani dan bekerja
untuk rakyat Sparta. Sementara itu, Lykurgos, pemimpin Sparta
mewajibkan setiap pemuda untuk menjadi prajurit dan masuk kedalam
Pasukan Sparta. Hal tersebut yang menjadikan Sparta negara yang
kuat secara militer. Bahkan orang-orang kaya juga harus hidup dan
berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Hal tersebut
dilakukan untuk mengurangi potensi terjadinya konflik sosial antara
kaum kaya dan miskin.

Sementara itu, Athena tumbuh menjadi polis yang makmur dan kuat
secara ekonomi dengan pertanian dan perdagangan menjadi aktivitas
utama. Tetapi, pada akhir abad ke-7 SM, Athena mengalami krisis tanah
dan pertanian yang memicu perang saudara. Arkhon Drako sempat
membuat beberapa perubahan mendasar terhadap kode hukum Athena
pada 621 SM, namun gagal meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi
yang membuat Athena menjadi negara yang cukup stabil terjadi berkat
Solon pada tahun 594 SM yang memperbanyak tanah untuk orang
miskin namun tetap menempatkan kaum aristokrat sebagai pemegang
kekuasaan.

Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkraman
tirani Peisistratos dan putranya Hippias dan Hipparkhos. Akan tetapi pada
tahun 510 SM, Raja Sparta Kleomenes I membantu rakyat Athena
menggulingkan sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali
saling serang, yang berujung diangkatnya Isagoras yang pro-Sparta
menjadi arkhon Athena. Tokoh non aristokrat, Kleisthenes tidak ingin
Athena menjadi negara boneka Sparta, sehingga ia, menggalang
dukungan rakyat untuk menjatuhkan Isagoras dengan komitmen bahwa
setelah menjadi tiran ia akan menetapkan hak dan politik yang sama
bagi seluruh warga Athena tanpa memandang status. Dengan demikian
Athena pun menjadi negara kota yang pertama di dunia yang mengenal
bentuk pemerintahan yang sangat penting, yaitu demokrasi.

2. PERIODE YUNANI KLASIK (500 – 300 SM)

Periode Yunani Klasik ditandai dengan tiga peristiwa penting, yaitu
Perang Yunani – Persia, Perang Sparta – Athena yang disebut Perang
Peloponnesia, dan bangkitnya negara kota Macedonia dibawah Philippos
II.
Setelah pada tahun 510 SM, Kleisthenes menciptakan bentuk
pemerintahan yang disebut demokrasi, sama seperti aristokrat lainnya
Kleisthenes juga ingin memperoleh lebih banyak kekuasaan. Namun
karena sistem tiran tidak terlalu populer di Athena, Kleisthenes pun
memutuskan untuk member i lebih banyak kuasa kepada rakyat miskin.
Pada 490 SM, Persia menyerang Athena. Orang-orang merasa
bahwa Persia memiliki tentara yang hebat. Beberapa orang berpendapat
bahwa Athena harus kembali menerapkan sistem pemeritahan lamanya
yang dipimpin oleh seorang aristokrat jika demokrasi tak bekerja dengan
baik. Mereka mengatakan bahwa demokrasi membuat pengambilan
keputusan berjalan lambat. Rakyat Athena mengira jika mereka akan

kalah menghadapi Persia. Namun pasukan Athena memiliki dinding

perisai yang lebih unggul dari pada pasukan Persia. Akhirnya pasukan
Athena pun menang.
Pada 480 SM, Xerxes I memimpin Persia menyerang Athena
kembali. Sadar akan kekuatan Persia, dua negara kota yang semula
bersaing, Sparta dan Athena membangun sebuah persekutuan. Gabungan
kekuatan Sparta-Athena, dengan Athena mengerahkan kekuatan
maritimnya dan Sparta kekuatan infantrinya membuat Persia takluk dalam
Pertempuran Plataia ini.
Athena berhasil meyakinkan kota-kota Yunani lainnya untuk
mempertahankan angkatan laut yang kuat untuk berjaga-jaga seandainya
Persia menyerang kembali, kecuali Sparta yang menolak. Athena lalu
menyatakan bahwa, jika mereka tak sanggup mengirimkan kapal atau
tentara, maka mereka boleh menggantinya dengan mengirimkan uang
kepada Athena sehingga Athena dapat membuat kapal. Karena hal
tersebut, Athena pun memperoleh banyak uang.
Akan tetapi, Persia tidak menyerang lagi dalam waktu yang lama
sehingga sejumlah kota ingin berhenti mengirimkan uang kepada Athena.
Tetapi Athena memanfaatkan angkatan lautnya untuk memaksa kota-kota
itu untuk terus mengirimkan
uang Yunani-Persia
kepada Athena. Athena juga
Peta Perang
menggunakan uang yang mereka peroleh untuk membangun kota
mereka, sehingga rakyat Athena tak harus lagi membayar pajak.
Tindakan Athena
membuat kota lainnya di
Yunani marah, sehingga
mereka meminta Sparta
untuk menghentikan
Athena. Disinilah Perang
Peloponnesia dimulai.
Perang ini terjadi sejak
431 SM hingga 404
SM. Pada akhirnya,
dengan bantuan Persia,
Sparta berhasil menang
dan mengalahkan
Athena. Meskipun
demikian, kehancuran
akibat perang ini
menimpa seluruh Yunani sekaligus mengakhiri periode Yunani Klasik.

Pada abad ke-3, Yunani berada dibawah kekuasaan Sparta. Namun,
Sparta memiliki banyak kelemahan sehingga kekuasaannya di Yunani
tidak bertahan lama. Negara-negara kota taklukan Sparta tidak rela terus
Yunani
padaThebe
awal Perang
Peloponnes
berada dibawah kekuasaannya. Athena,
Argos,
dan Korinthos
bersama-sama memerangi Sparta dalam Perang Korinthos yang
berlangsung sejak tahun 395 SM hingga tahun 387 SM. Tetapi, perang
ini berakhir begitu saja.
Sparta mengalami kekalahan ketika melawan negara kota Thebe
dalam Pertempuran Leuktra pada tahun 371 SM. Pada saat yang
bersamaan, negara kota Macedonia tumbuh dan berkembang pesat
dibawah Philippos II. Macedonia mengalahkan tentara gabungan AthenaThebe dalam Pertempuran Khaironeia pada tahun 338 SM. Philippos II
pun memaksa negara kota Yunani untuk bergabung dengan Liga
Korinthos dan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling
menyerang.
Philippos II terbunuh saat menyerang Kekaisaran Achaemenid di
Persia. Putranya yang bernama Alexander Agung pun melanjutkan perang
dan berhasil menghancurkan Kekaisaran Achaemenid sepenuhnya.
Ketika Alexander wafat pada tahun 323 SM, kekuasaan dan
pengaruh Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik,
sosial, dan budaya yang mendasar. Yunani semakin menjauh dari negara
kota dan lebih berkembang menjadi Kebudayaan Hellenistik.

3. PERIODE YUNANI HELLENISTIK (323 – 146 SM)

Selama periode Hellenistik, peran peradaban Yunani tidak terlampau
berkembang karena Alexander Agung melakukan percampuran atau
perpaduan budaya, terutama antara budaya Yunani (Hellas), Mesir dan
Persia. Hasil percampuran ini menghasilkan apa yang disebut
Kebudayaan Hellenistik. Tujuan dari perpaduan itu adalah untuk menjaga
kesetiaan serta memperkuat persatuan antara Yunani dan wilayah-wilayah
yang

didudukinya.

Wilayah kekuasaan Alexander Agung

Alexander wafat pada tahun 323 SM tanpa meninggalkan anak lakilaki dewasa, sehingga kerajaannya dibagi-bagi oleh para jendralnya
menjadi banyak kerajaan yang lebih kecil. Ada tiga wilayah utama hasil
dari pembagian ini, yaitu Mesir yang dipimpin oleh Ptolemaios, Seleukia
yang terdiri atas Israel, Suriah, Irak, Iran, dan Afganistan modern yang

dipimpin oleh Seleukos, Anatolia-Thrakia yang dipimpin oleh Lysimakhos,
dan Yunani-Macedonia yang dipimpin oleh Kassandros.

Periode Hellenistik berakhir setekah Yunani ditaklukan oleh Republik
Romawi pada tahun 146 SM. Pada masa kekuasaan Romawi, bangsa
Romawi tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan
dan budaya Yunani. Kebijakan ini tetap tidak berubah hingga munculnya
agama Kristen yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani.

2.4

SISTEM PEMERINTAHAN

Orang Yunani Kuno memiliki banyak bentuk pemerintahan, karena
ada banyak negara kota di Yunani Kuno, dan masing-masing memiliki
sistem pemerintahan tersendiri. Selain itu, gagasan tentang pemerintahan
yang baik juga terus berubah seiring waktu.

Sebagian besar kota di Yunani pada awalnya menerapkan monarki,
kemudain berganti oligarki, tirani dan demokrasi secara berturut-turut.
Namun, pada tiap periode ada beberapa negara kota yang menggunakan
sistem yang berbeda-beda pula, bahkan ada beberapa yang tidak pernah
menerapkan tirani atau demokrasi sama sekali.

Pada periode Mikenai, semua negara kota Yunani menerapkan
monarki yang dipimpin oleh seorang raja. Setelah Zaman Kegelapan
berakhir, hanya sedikit negara kota Yunani yang masih memiliki raja.
Salah satunya adalah Sparta, yang tidak hanya mempertahankan jabatan
raja, namun juga memiliki dua raja yang berkuasa bersama-sama.
Sebagian besar negara kota pada periode Arkais menerapkan sistem
oligarki, yang mana pemerintahan dipimpin oleh para aristokrat.
Kemudian, sekitar abad ke-5 SM banyak negara kota yang dipimpin oleh
tiran.

Orang Athena memiliki dan menerapkan paham kebebasan didalam
mengembangkan kemampuan di bidang filsafat, seni pahat dan juga seni

teater. Dalam pemerintahan Athena ini sistem pemerintahannya dikelola
oleh seorang negarawan yang bernama Solon. Solon kemudian membuat
undang undang sebagai undang undang pengganti dari Draconia karena
memang Draconia ini mendapatkan pertentangan dari golongan kelas
bawah karena dianggap merugikan bagi kalangan mereka.

Negara kota Athena juga menciptakan pemerintahan demokrasi
pertama yang membuat kekuasaan tertinggi pada saat itu berada
ditangan para dewan eksekutif. Para dewan eksekutif ini juga dikenal
dengan sebutan Archon. Para Archon terdiri atas sembilan orang yang
dianggap sebagai orang yang mewakili rakyat. Dalam menjalankan
tugasnya Archon diawasi dengan ketat oleh dewan pengawas yang
dikenal dengan sebutan Aeropagos. Aeropagos juga mendapatkan
wewenang sebagai ketua pengadilan.

Dengan cepat negara-negara kota Yunani lainnya meniru Athena.
Bahkan negara kota yang bukan Yunani, seperti Romawi mencoba-coba
sistem ini dengan cara memberikan kekuasaan kepada setiap orang
miskin. Namun, demokrasi Athena tidak benar-benar memberi kekuasaan
pada setiap orang. Sebagian besar orang Athena tetap tak dapat
memilih, terutama perempuan, budak, anak-anak, dan orang asing.
Rakyat dari negara kota yang dikuasai Athena juga tidak dapat memilih.

Selain itu juga dimunculkan ide dalam sistem pemerintahan yang
dikenal dengan sistem ostracisme. Sistem ini memuat hak dari setiap
warga Yunani untuk melakukan penggantian dari penguasa yang
dianggap menjalankan kekukasaan mereka dengan hal yang berlebihan.
Kemudian penguasa ini akan diasingkan.

Setelah Yunani ditaklukan oleh raja Philippos dari Macedonia, Yunani
pun mengalami pemerintahan monarki. Secara resmi, Philippos
sebenarnya hanya memimpin sebuah persekutuan negara-negara kota
Yunani, sehingga negara kota di Yunani masih dapat menjalankan
demokrasi dan oligarki-nya masing-masing menyangkut urusan dalam kota
dengan persetujuan raja Macedonia.

Sistem pemerintahan yang ada di Yunani Kuno dengan beberapa
konsep yang ada ini telah melahirkan munculnya para pemikir diberbagai
bidang filsafat, hukum, tatanegara bahkan dibidang ilmu praktis seperti
matematika. Hal ini dikarenakan terjaminnya hak dari
setiap warga negara untuk mengeluarkan pendapatnya
masing-masing.

Dan inilah yang kemudian membuat sistem
pemerintahan peradaban Yunani Kuno menjadi inspirasi
akan bercokolnya sistem pemerintahan demokrasi yang
banyak diterapkan diberbagai negara didunia saat ini.

2.5 SISTEM
KEPERCAYAAN
Sistem kepercayaan bangsa Yunani
Kuno adalah politeisme. Mereka percaya
pada kekuasaan para dewa, menyembah para dewa yang digambarkan
sebagai manusia biasa tetapi lebih sempurna. Dewa tertinggi yaitu Zeus,
dipercaya tinggal dipuncak Gunung Olimpus. Zeus dianggap dewa langit
dan bumi serta bapak semua manusia. Permaisurinya bernama Hera
yang merupakan dewi perkawinan.

Gambaran Dewa

Zeus juga didampingi oleh beberapa dewa-dewi penting lainnya
seperti Apollo yang merupakan dewa penguasa matahari atau dewa
penguasa ilmu pengetahuan dan pelindung kesenian yang tinggal di bukit
Hellikon. Poseidon yaitu dewa penguasa laut, Hermes dewa
perdagangan, Pallas Athena dewi kebijaksanaan dan filsafat, Aphrodite
merupakan dewi kecantikan dan dewi cinta. Sedangkan Hades, dewa
kematian yang tinggal didunia bawah, ia dijaga oleh anjingnya yang
bernama Kerberos.

Gambaran Dewa Poseidon

Selain itu, bangsa Yunani Kuno juga percaya adanya manusia
setengah dewa dan juga ramalan Delphi. Delphi adalah nama sebuah
kota tempat tinggal sejumlah dewa. Jika bangsa Yunani akan melakukan

sesuatu yang besar, mereka datang ke Delphi terlebih dahulu untuk
memperoleh ramalan.

Bangsa Yunani Kuno juga mengenal upacara pengurbanan untuk
menyenangkan para dewa. Kegiatan persembahan yang mereka lakukan
untuk Dewa Zeus adalah pesta olahraga yang diselenggarakan di kaki
Gunung Olimpus setiap empat tahun sekali. Pesta olahraga ini juga
bertujuan untuk mempersatukan polis-polis.

2.6

HASIL KEBUDAYAAN
Gunung Olimpus

1. SISTEM PEMERINTAHAN

Asal-muasal demokrasi yang dipraktikkan diperadaban Barat dan
kemudian menyebar keseluruh dunia saat ini adalah dari Yunani.
Keunggulan demokrasi Athena adalah memberi peluang kepada warga
negara untuk berpartisipasi dalam proses politik. Menurut mereka,
partisipasi dan pengawasan rakyat sangat penting bagi kebaikan
bersama, itulah alasan mereka mengenalkan demokrasi. Jauh sebelum
para pemikir modern mengusung ide kesetaraan hak dalam politik, orangorang Yunani Kuno telah mempraktikkannya.

2. ILMU PENGETAHUAN

Yunani mempengaruhi ilmu pengetahuan Barat dalam banyak hal,
dari ilmu kedokteran sampai astronomi. Ada seorang ahli geometri
matematika yang bernama Thales, ia disebut-sebut sebagai orang yang
berjasa dalam merevisi kalender dan juga
penemu adanya sifat-sifat listrik pada batu
ambar yang disebut elektron.

Selain Thales, ada Pythagoras,
seorang ahli filsuf dan matematikawan
Yunani. Ia mendirikan perkumpulan
Pythagoras sehingga ia dikenal sebagai Bapak Bilangan. Ada juga
Demokritos, seorang filsuf pra-Socrates yang menemukan bahwa semua

materi tersusun atas berbagai unsur yang tidak dapat dibagi-bagi yang
disebut atom.

3. FILSAFAT

Yunani dikenal sebagai negara tempat lahirnya para ahli filsafat
yang biasa disebut filsuf. Para filsuf ini dianggap sebagai peletak dasar
ilmu pengetahuan atau sains modern. Yunani memiliki filsuf terkenal
seperti Plato dan Aristoteles yang melahirkan karya besar dibidang
ketatanegaraan. Ada juga Hipokrates yang dikenal sebagai Bapak Ilmu
Kedokteran yang mengajarkan bahwa cara menyembuhkan penyakit
adalah dengan terlebih dahulu mengetahui sebab-sebab penyakit tersebut.

4. SENI SASTRA

Bangsa Yunani menghasilkan banyak karya tulis. Karya tulis ini
secara tradisional terbagi menjadi beberapa jenis.
a. Epos, adalah puisi panjang yang menceritakan kisah
kepahlawanan. Sekitar 700 SM sastrawan terkenal dari Yunani
yang bernama Homerus menulis dua epos yang saling terkait,
Illiad dan Odysseia yang berkaitan erat dengan kejadian sejarah
yang disebut Perang Troya. Bagi bangsa Yunani, kisah Illiad dan
Odysseia ini menjadi salah satu kebanggaan dan alat pemersatu
bangsa Yunani.
b. Puisi, dua contoh puisi Yunani awal adalah Theogonia dan Ergakai
Hemeria karya Hesiodos yang dibuat sekitar 700 SM.
c. Sandiwara, terbagi menjadi tragedi (kisah sedih) dan komedi
(kisahlucu). Tragedi tertua ditulis oleh Aiskhylos sekitar 500 SM.
d. Sejarah, dua sejarawan besar yang karyanya masih ada hingga
saat ini adalah Herodotus dan Thukydides. Sekitar 450 SM,

Herodotus menukis sejarah Perang Persia. Sedangkan Thukydides
menulis sejarah Perang Peloponnesos sekitar 400 SM.
e. Dialog dan risalah filsafat, filsafat tertulis pertama kali oleh Plato
sekitar 380 SM dalam bentuk dialog. Yang kemudian Plato dan
Aristoteles, muridnya menulis buku filsafat reguler yang berisi prosa
bukan dialog.
f. Pidato politik dan hukum, pidato pertama yang kini masih ada
dibuat sekitar 300-an SM. Tiga penulis pidato yang paling terkenal
antar lain Lysias, Isokrates, dan Demosthenes.

5. SENI BANGUNAN DAN PAHAT

Pada awalnya seni patung atau pahat Yunani menghasilkan patung

seperti patung bangsa Mesir, kemudian dikembangkan menjadi lebih
hidup dengan gaya naturalis. Patung yang diistimewakan dibuat dari
marmer atau perunggu.

Pada masa pemerintahan Perikles, seni bangunan Yunani
berkembang pesat. Peninggalan bangunan Yunani antara lain kuil
pemujaan. Dibukit Acropolis berdiri megah kuil Parthenon dan kuil
Erechteum. Dibukit Olimpus dibangun kuil Altis yang disembahkan untuk
Dewa Zeus. Peninggalan bangunan Yunani lainnya adalah gedung teater
Epidauros.

6. Olimpiade

Teater Epidauros

Kuil Parthenon

Olimpiade adalah peristiwa olahraga empat tahunan yang dilakukan
dengan tujuan penghormatan kepada Dewa Zeus. Selain itu, peristiwa ini
juga dilakukan untuk kepentingan memperkuat pasukan perang atau
kemiliteran. Dengan berolahraga, diharapkan para prajurit akan tangkas
dan sigap dalam bertempur. Hanya laki-laki Yunani yang berhak
mengikuti pertandingan ini, pihak perempuan hanya menonton. Para atlet
bertanding atas nama perorangan, bukan atas nama tim. Cabang
olahraga yang dipertandingkan antara lain, pentathlon, atletik, lompat
jauh, lempar cakram, gulat, tinju, pankration, jalan cepat, dan olahraga
berkuda.

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kita ambil, Peradaban Yunani berawal dari
adanya Peradaban Kreta dan Mikenai. Peradaban Yunani ini berperan
besar dalam berkembangnya Peradaban Modern, karena peradaban ini
meninggalkan banyak hasil kebudayaan yang berperan penting dalam
kehidupan. Seperti huruf alfabet, sistem pemerintahan dan
ketatanegaraan, ilmu filsafat, seni sastra, seni teater, dan penanggalan.

Kondisi alam Yunani melahirkan mental bangsa Yunani yang
memposisikan dirinya untuk tidak bergantung pada alam. Banyaknya
perang di wilayah Yunani menyebabkan pelatihan militer menjadi fokus
pembinaan. Alhasil, terlahir sejumlah filsuf dan pemikiran besar yang
abadi seperti Plato, Aristoteles, Thales, Kleisthenes

Daftar Pustaka













Hapsari, Ratna. 2013. Sejarah Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Erlangga
http://rahmawattii.blogspot.in/2011/10/peradaban-yunani-kuno.html
http://pendidikan4sejarah.blogspot.in/2012/11/peradaban-yunani-kuno.html
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Minoa
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Yunani_Kuno
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Yunani_Arkais
http://id.m.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Sejarah/Zaman_Klasik
http://id.m.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Sejarah/Zaman_Hellenistik
http://id.m.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Pemerintahan
http://id.m.wikibooks.org/wiki/Peradaban_Yunani_Kuno/Kepercayaan
http://id.m.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Sastra
https://rahmatche.wordpress.com/2009/10/31/peninggalan-budaya-yunani/