Pancasila sebagai Idiologi Bangsa dan Ne

Pancasila sebagai Idiologi
Bangsa dan Negara

Tugas
1. Jelaskan asal mula pancasila baik langsung maupun
tidak langsung
2. Jelaskan rincian asal mula langsung Pancasila
menurut Notonagoro
3. Bagaimana rincian asal mula tidak langsung
4. Jelaskan kedudukan dan fungsi pancasila bagi bangsa
Indonesia
5. Jelaskan pengertian idiologi, dan sebutkan ciri-ciri
idiologi negara
6. Jelaskan perbedaan idiologi terbuka dan tertutup
7. Bandingkan idiologi pancasila dengan liberalisme dan
komunisme

Pengertian Asal Mula Pancasila

• Pancasila sebagai dasar flsafat serta ideologi
bangsa dan negara Indonesia, bukan

terbentuk secara mendadak serta tidak
hanya diciptakan oleh seseorang melainkan
terbentuknya melalaui proses yang cukup
panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
• Ditinjau dari kausalitasnya, asal mula
Pancasila dibedakan menjadi dua macam
yaitu: asal mula yang langsung dan asal mula
yang tidak langsung.

Asal Mula yang Langsung

• Asal mula yang langsung tentang
Pancasila adalah asal mula yang
langsung terjadinya Pancasila
sebagai dasar flsafat Negara yaitu
asal mula yang sesudah dan
menjelang proklamasi kemerdekaan.
Adapun rincian asal mula langsung
Pancasila tersebut menurut
Notonagoro (1975) adalah sebagai

berikut:

a. Asal mula bahan (Kausa Materialis)
– Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia
sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan
pandangan hidup. Unsure-unsur Pancasila
tersebut dapat berupa nilai-nilai adat istiadat
kebudayaan serta nilai-nilai religius yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia.

b.Asal mula bentuk (Kausa Formalis)
– Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno
bersama-sama dengan Drs. Moh. Hatta serta
anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan
membahas Pancasila terutama dalam hal
bentuk, rumusan serta nama Pancasila.

c. Asal mula karya (Kausa Efsien)
– Asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan

Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara
yang sah. Adapun asal mula Pancasila adalah PPKI
sebagai pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk
negara yang mengasahkan Pancasila menjadi dasar
negara yang sah, setelah dilakukan pembahasan baik
dalam siding-sidang BPUPKI maupun oleh Panitia
Sembilan.

d. Asal mula tujuan (Kausa Finalis)
– Tujuan dirumuskan dan dibahasnya Pancasila adalah
untuk dijadikan sebagai dasar negara. Adapun asal mula
tujuannya yaitu para anggota BPUPKI dan Panitia
Sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang
menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum
ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang sah

Asal Mula yang Tidak Langsung

• Asal mula tidak langsung Pancasila
adalah asal mula sebelum

proklamasi kemerdekaan yang
terdapat pada kepribadian serta
dalam pandangan hidup sehari-hari
bangsa Indonesia. Adapun rincian
asal mula tidak langsung Pancasila
adalah sebagai berikut:

• A.Nilai-nilai yang menjadi unsur-unsur
Pancasila sebelum secara langsung
dirumuskan menjadi dasar negara yaitu: nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan
telah ada dan tercermin dalam kehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia sebelum
membentuk negara.
• b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara dan dijadikan
pedoman dalam memecahkan problema
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.


• c. Dengan demikian asal mula tidak langsung
Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri
sebagaiKausa Materialis yaitu sebagai asal mula tidak
langsung nilai-nilai Pancasila.
• Berdasarknan tinjauan kausalitas tersebut, pada
hakikatnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia jauh sebelum bangsa Indonesia membentuk
Negara, nila-nilai tersebut telah tercermin dan
teramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
tinjauan tersebut memberikan bukti bahwa
terbentuknya pancasila bukan merupakan hasil
perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang dan bukan hasil pengaruh dari paham-paham
besar dunia, melainkan nilai-nilai Pancasila secara
tidak langsung telah terkandung dalam pandangan
hidup bangsa Indonesia.

B. Kedudukan dan Fungsi
Pancasila

• Kedudukan dan fungsi Pancasila
secara pokok ada dua macam yaitu
sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia dan sebagai Pandangan
Hidup Bangsa Indonesia. Adapun
kedudukan dan fungsi Pancaila dapat
diuraikan sebagai berikut

1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

• Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam
perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa
memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya sebagai suatu
pandangan hidup. Pandangan hidup tersebut berfungsi sebagai
kerangka acuan untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam
interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
• Sebagai makhluk individu dan sosial manusia akan senantiasa hidup
sebagai bagian dari lingkungan sosial yang lebih luas mulai dari
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam
kehidupan bersama tersebut, muncul pandangan hidup dalam

masyarakat yang dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan
hidup bangsa, selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan
dilembagakan menjadi pandangan hidup negara.
• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memberikan pedoman dan
kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk berperilaku luhur dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga dalam
Pancasila terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicitacitakan serta dasar pemikiran dan gagasan mengenai wujud kehidupan
yang dianggap baik (Darmohardjo, 1996).

2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

• Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur penyelenggaraan negara. Akibatnya seluruh pelaksanaan dan
penyelenggaraan Negara terutama peraturan perundang-undangan harus
dijabarkan dan dirumuskan dari nilai-nilai Pancasila. Maka Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukumyang mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum.
• Menurut Kaelan (2004) kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci
sebagai berikut:
• a. Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber

hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Sehingga Pancasila merupakan asas
kerokhanian tertib hukum Indonesia.
• b. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
• c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara baik hukum dasar
tertulis maupun tidak tertulis.
• d.Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung
isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur.
• e. Pancasila sebagai sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi
penyelenggara Negara, dan para pelaksana pemerintahan.
• Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, Ketetapan No. XX/MPRS/1966,
Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/MPR/1978.

3. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia

• Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara
Indonesia maka pancasila pada hakikatnya bukan
hanya merupakan suatu hasil perenungan atau
pemikiran seseorang atau kelompok orang

sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun
pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilainilai budaya serta nilai religious yang terdapat
dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia
sebelum membentuk Negara, dengan kata lain
unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)
pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakan kausa materialis (asal bahan) pancasila.

Pengertian Ideologi
• Istilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti “gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita’ dan ‘lagos’ yang berarti
‘ilmu’. Kata ‘idea’ berasal dari kata bahasa Yunani ‘eidos’
yang berarti ‘bentuk’. Di samping itu ada kata ‘idein’ yang
artinya ‘melihat’. Maka secara harafah, ideologi berarti ilmu
pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari,
‘idea’disamakan artinya dengan ‘cita-cita’. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus
merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada
hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat

merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas
suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula.
Dengan demikian ideologi mencangkup pengertian tentang
idea-idea, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita (Kaelan,
2004).

• Apabila ditelusuri secara historisistilah ideologi
pertama kali dipakai dan dikemukakan oleh seorang
perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796.
Seperti halnya Leibniz, de Tracy mempunyai citacita untuk membangun suatu sistem pengetahuan.
Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai
“one great system of truth”, dimana tergabung
segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah,
maka de Tracy menyebutkan “ideologie”,
yaitu”science of ideas”, suatu program yang
diharapkandapat membawa perubahan institusional
dalam masyarakat perancis. Namun Napoleon
mencemoohkan-nya sebagai suatu khayalan
belaka, yang tidak mempunyai artipraktis. Hal
semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan

menemukan kenyataan. (Pranarka, 1987).

• Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara
atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori
atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan
bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya
merupakan asas kerohaniannyayang antara lain
memiliki ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup
kebangsaan dan kenegaraan.
b. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian,
pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman
hidup,pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan,
diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban

b. Ideologi terbuka dan ideologi tertutup

• Ideologi sebagai suatu sistem pemikiran (system of
thought), maka ideologi terbuka itu merupakan suatu
sistem pemikiran terbuka, sedangkan ideologi tertutup
itu merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Suatu
ideologi tertutup dapat dikenali dari berbagai ciri khas.
Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam
masyarakat, melainkan merupakan cita-cita suatu
kelompok orang yang mendasari suatu program untuk
mengubah dan memperbaharui masyarakat. Dengan
demikian adalah menjadi cita-cita ideologi tertutup,
bahwa atas nama ideologi dibenarkan pengorbananpengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat.

c. Ideologi partikular dan ideologi komprehensif
• Dari segi sosiologis pengetahuan mengenai ideologi
dikembangkan oleh Karl Mannhein yang beraliran
Marx. Mannhein membedakan dua macam kategori
secara sosiologis, yaitu ideologi yang bersifat
partikular dan ideologi yang bersifat komprehensif.
Kategori pertama diartikan sebagai suatu
keyakinan-keyakinan yang tersusun secara
sistematis yang terkait erat dengan suatu kelas
social tertentu dengan masyarakat (Mahendra,
1999). Kategori kedua diartikan sebagai suatu
system pemikiran menyeluruh mengenai semua
aspek kehidupan sosial ideologi dalam kategori
kedua ini bercita-cita melakuakn transformasi sosial
secara besar-besaran.

d. Hubungan antara flsafat dan ideologi
• Filsafat sebagai pandangan hidup dan hakikatnya merupakan
system nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah
diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman hidup manusia
dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa dan negara, tentag makna hidup serta
sebagai dasar pedoman bagi manusia dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan (Abdulgani, 1986).
• Tiap ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang
mendasar dan menyeluruh yang saling menjalin menjadi satu
sistem pemikiran yang logis dan bersumber kepada flsafat.
Dengan kata lain, ideologi sebagai system of trought mencari
nilai, norma dan cita-cita yang bersumber kepada flsafat.
• Jadi flsafat sebagai dasar dan sumber bagi perumusan ideologi
yang menyangkut stategi dan doktrin, telah timbul di dalam
kehidupan bangsa dan Negara, termasuk di dalamnya
menentukan sudut pandang atau flsafat hidup yang merupakan
norma ideal yang melandasi ideologi (Kaelan, 2004).

Makna ideologi bagi bangsa dan
Negara
• Manusia dalam mewujudkan tujuannya untuk
meningkatkan harta dan martabatnya, dan
kenyataannya senantiasa membutuhkan orang
lain. Oleh karena itu manusia membutuhkan
suatu lembaga bersama untuk melindungi
haknya, dalam pengertian inilah manusia
membentuk suatu negara. Negara sebagai
lembaga kemasyarakatan, sebagai organisasi
hidup manusia senantiasa memiliki cita-cita dan
harapan, ide-ide serta pemikiran-pemikiran yang
secara bersama merupakan suatu yang orientasi
yang bersifat dasariah bagi semua tindakan
dalam hidup kenegaraan.

Pancasila sebagai Ideologi yang Reformasi, Dinamis, dan Terbuka

• Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan
tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka.
Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah
bersifat aktual, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan
bahwa ideologi pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
aspiratif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti mengubah
nilai-nilai dasaryang terkandung di dalamnya, naun
mengeksplisitkan wawasannya secara lebih komplit,
sehingga memiliki kemampuan reformatif untuk
memecahkan masalah-masalah actual yang seiring dengan
aspirasi rakyat, perkembangan iptek serta zaman.

Menurut Kaelan berdasarkan pengertian tentang
ideologi terbuka, nilai-nilai yang terkandung
dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka
adalah sebagai berikut :
a. Nilai dasar yaitu : hakikat kelima sila pancasila yaitu
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kesatuan,
kerakyatan dan keadilan.
b. Nilai instrumental yang merupakan arahan,
kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaanya.
c. Nilai praksis yaitu merupakan realisassi nilai-nilai
instrumental dalam suatu realisasi perkembangan
yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (BP-7
Pusat, 1994).

Oleh karena itu pancasila sebagai ideologi
terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi
yaitu:
1. Dimensi idealis, yaitu nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalam pancasilayang bersifat sistematis,
rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu Ketuhanan,
kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
2. Dimensi normatif yaitu nilai yang terkandung dalam
pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma,
sebagaimna terkandung dalam norma-norma
kenegaraan.
3. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu
mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang di
dalam masyarakat.

C. Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan
Paham Ideologi Besar Lainnya Di Dunia
• Ideology Pancasila
• Ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia
berkembang melalui proses yang cukup panjang. Pada awalnya
bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu
dalam adat istiadat, serta dalam agama-agama yang bangsa
Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu
ideologi Pancasila, ada pada kehidupan bangsa terlekat pada
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
• Ideologi Pancasila mendasarkan sifat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, yaitu dalam ideologi Pancasila
mengakui kebebasan individu. Namun dalam hidup bersama juga
harus mengakui hak dan kebebasan orang lain. Selain itu bahwa
manusia menurut Pancasila berkedudukan sebagai makhluk
pribadi dan makhluk Tuhan yang Maha Esa. Dalam hal ini nilai-nilai
ketuhanan senantisa menjiwai kehidupan manusia dalam hidup
bermasyarakat. Hakikat serta pengertiannya sebagai berikut.

Idiologi Liberal
• Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan flsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah
nilai politik yang utama. Liberalisme tumbuh dari konteks
masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat
ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat
terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan
kukuh, dan pola hubungan dalam system ini bersifat statis dan sukar
berubah.
• Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang
bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah
dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private
enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang
transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan
individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi
dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.

Ciri-ciri ideologi liberalisme:

1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh,
termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara
terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat
belajar membuat
keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal
yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu
atau sebagian terbesar individu berbahagia.
6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat
dilanggar oleh kekuasaan manapun.

Ideologi komunis

• Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut
paham ini berasal dari Manifest der
Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx
dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik
yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari
1848 teori mengenai komunis sebuah analisis
pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah
dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang
kemudian pernah menjadi salah satu gerakan
yang paling berpengaruh dalam dunia politik.

Ciri-ciri:

-Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia
-Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat
kekuasaan
-Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran
rakyat secara merata.
-Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya
-komunisme juga disebut anti liberalisme.
-komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama
dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya
dari pemikiran yang rasional dan nyata.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham
kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum
buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih
mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan
selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut
komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan
cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk
menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.